Anda di halaman 1dari 23

SISTEM INFORMASI AGROINDUSTRI

SIDAT AIR TAWAR

Dosen Pengampu :
Ariesia Ayuning Gemaputri, S.Pi, M.P

Disusun Oleh :
Miranda Rizka Pratista
D41170339/Golongan A

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN AGROINDUSTRI


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
TUGAS SISTEM INFORMASI AGROINDUSTRI
Dosen :Ariesia Ayuning Gemaputri, S.Pi, M.P

SISTEM INFORMASI AGROINDUSTRI SIDAT AIR TAWAR

I. Gambaran Umum
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber
daya alam, tidak terhitung kekayaan yang terdapat di
indonesia ini. Kekayaan itu sampai sekarang belum di
maksimalkan oleh sumber daya manusia yang ada termasuk
dalam dunia perikanan.
Permintaan dan kebutuhan ikan sekarang ini terus
meningkat yang di iringi dengan kesadaran akan pola hidup
sehat dan usaha untuk memenuhi kebutuhan protein untuk
kebutuhan sehari-hari.  Sementara itu ketersediaan ikan
semakin lama semakin menurun dikarenakan masyarakat
hanya berusaha menangkap tanpa berfikir untuk
membudidayakan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
saya akan memberikan informasi mengenai budidaya ikan
sidat agar nantinya ikan sidat ini tidak akan tergerus masa
dan terlupakan begitu saja.
Ikan sidat merupakan ikan asli Indonesia yang
terutama daerah penyebaran di samudra Indonesia. Ikan
sidat mempunyai siklus hidup reproduksi yang unik dan
rumit, di mana ikan sidat dewasa yang telah matang gonad
akan bermigrasi ke laut dan berpijah di kedalaman laut lebih
dari 300m. Maka dari daur ulang yang rumit itu yang jelas
pada fase tumbuh dan berkembang ikan ini di sungai atau
air tawar maka membuat ikan sidat ini membuat suatu
peluang usaha yang berpotensi menghasilkan rupiah dan
dapat memenuhi kebutuhan akan permintaan yang ada
sekarang.
Banyaknya masyarakat di indonesia yang menjadi
petani sidatharus diikuti dengan kemudahan untuk
mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang dapat
meningkatkan Produksi sidat air tawar. Informasi berguna
sebagai aspek pengetahuan dalam usaha untuk
meningkatkan produksi sidat dan memperbaiki sidat yang
dihasilkan.
Pengembangan sistem informasi menjadi tuntutan bagi
para pelaku usaha terutama bagi manajer untuk menunjang
proses pengambilan keputusan. Informasi bisa didapatkan
dari semua sumber informasi, namun masih banyak
informasi yang di dapatkan tidak akurat atau tidak relevan
dengan kebutuhan manajer atau pelaku usaha khususnya di
bidang agroindustri. Adanya pengembangan informasi
tentang produksi sidat yang mudah dan cepat diperoleh
lewat internet, nantinya diharapkan dapat dikeluarkannya
suatu kebijakan dalam usaha untuk meningkatkan produksi
sidat yang baik.

II. Budidaya Sidat Air Tawar


a) Pembuatan kolam
Dalam pembuatan kolam harus diperhatikan faktor-
faktor yang dapat mempercepat terhadap pertumbuhan dari
ikan sidat sendiri diantaranya yaitu suhu, bentuk kolam,
kedalaman kolam, aliran air, ph, intensitas cahaya, dan
daerah disekitar kolam. Dalam pembesaran ikan sidat
diusahakan agar suhu pada media air untuk keangsungan
hidup ika ini sekitar 180c-270, dalam kisaran suhu tersebut
ikan akan memiliki daya tahan yang  bagus dan memiliki
nafsu makan yang tinggi. Selain itu ph juga sangat
berpengaruh untuk pertumbuhan ikan sidat ini. Untuk
mendapat hasil yang terbaik sebaiknya dalam kolam ini
terdapat ph dlam kisaran 6,5-7,5.
Kolam budidaya untuk pembesaran ikan sidat terdapat
bermacam-macam jenisnya yaitu kolam jaring apung, kolam
tanah dan kolam beton yang terbuat dari semen. Air dalam
kolam sebaiknya jernih dan terdapat lumutnya karena ikan
sidat lebih senang untuk bersembunyi dan bisa untuk
sebagai makanan alami untuk ikan sidat ini sendiri.
Pembuatan kolam untuk memelihara harus memenuhi
berbagai persyaratan. Adapun syarat-syarat yang harus
diperhatikan itu antara yang lain: letak tanah,keadaan
tanah, luas kolam, bentuk kolam, dalam kolam, pematang,
dasar kolam, saluran pemasukan air,pintu pengeluaran atau
monik,dan penggalian kolam.

b) Teknik Pembesaran Sidat


 Pendederan
Untuk tahap pendederan diperlukan beberapa tahap,
pada tahap pertama lebih fokus ke adaptasi lingkungan
baru, dimana setiap bibit membutuhkan waktu
beradaptasi dahulu sebelum berkembang. Sedangkan
tahap kedua saat ukuran sidat memasuki angka 2-3
gram per ekor. Dalam proses budidaya sidat kedua ini
pisahkan sidat dengan berat 2-3 gram lalu masuk ke
tahap pembesaran
1. Benih Glass Eel Ikan sidat yang berukuran 0,18 gram
dimasukan kedalam kolam pendederan yang telah
dipersiapkan dengan kepadatan benih Glass Eel 0,5
gram/meter persegi.
2. Wadah pemeliharaan harus selalu bersih, karena ikan
sidat dipelihara di air yang bersih, dan lama
pemeliharaan yaitu selama 2 bulan hingga mencapai
ukuran Elver (2-3 gram).
3. Pakan yang diberikan berupa cacing sutra (Tubifex)
dan pakan buatan (Pelet) dengan kandungan protein
52-54% dan diberikan 3 kali sehari.

 Pembesaran
Proses pembesaran benih sidat yaitu :
1. Benih sidat Elver yang sudah mencapai ukuran (2-3
gram) dipelihara pada kolam pembesaran dengan
kedalaman sekitar 1-1,5 m.
2. Pakan yang diberikan sudah berupa pakan buatan
pellet (fasta) dengan kandungan protein 30-35 %
dan kepadatan tebar berkisar 20-30/meter persegi.
3. Parameter/tolak ukur kualitas air untuk budidaya
diasumsikan dengan kisaran suhu 27-30?C pada
kolam pendederan dan 25-30?C pada kolam
pembesaran. Tingkat kekeruhan maksimal 20-40
oleh plankton, DO minimal 4 ppm, CO2 maksimal 1
ppm, PH keasaman dipertahankan 7-7,5, Amoniak
maksimal 0,1 mg/l, dan Alkalinitas dipertahan
berkisar antara 50-300 mg/L.

c) Pemberian Pakan
Pemberian makanan kepada ikan adalah penting karena
akan menentukan tinggi rendahnya hasil. Selain makanan
alami yang telah tersedia dengan sendirinya, ikan-ikan yang
kita pelihara harus pula diberi makanan tambahan. Jumlah
rangsum harian(makanan harian) adalah jumlah makanan
yang diberikan dalam sehari dibandingkan dengan berat
badan ikan. Secara umum dikatakan bahwa ikan yang
semakin tua akan semakin kurang makanan yang
diperlukannya. Makanan harian ini diberikan 4-6 kali, yang
diberikan mulai pagi dengan selang waktu ±3 jam dan
berakhir sore.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk
pasta dengan kandungan : Protein 47,93%,Lemak
10,03%,Seratkasar 8,00%, BETN 8,32%,Abu 25,71%.
Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi
pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan
diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan
mortalitas 9,64 %.

d) Masa Pemeliharaan dan Pemanenan


Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam jaring apung,
kolam tanah dan kolam beton selama 7 – 8 bulan, dan masa
panen secara bertahap dapat dimulai pada masa
pemeliharaan 4 bulan. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen
dapat mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per
ekor. Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring
apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka
penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba
jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu
diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang
dipergunakan.
Harga ikan sidat sekarang jika ikan sidat utuh, harga per
kilogram hanya Rp 120.000 per kg, sedangkan untuk ikan
sidat yang berukuran lebih dari 1 kg, maka harganya
mencapai Rp 170.000 per ekor.Sebagai gambaran, harga
ikan sidat berbentuk fillet dibanderol Rp 300.000 per
kilogram (kg) untuk pasar lokal. Untuk pasar ekspor
harganya bisa lebih tinggi, mencapai Rp 500.000 per kg
atau naik 66,6%.Bibit sidat bisa dibeli dari harga Rp 1,3 juta
– Rp 2 juta per kilo. Satu kilo bibit bisa mendapatkan hingga
5 ribu ekor sidat. Apabila ikan satu kilo ikan sidat terdiri dari
5-6 ikan, dapat didapatkan uang sekitar Rp 750.000.000,00.
III. Bahan Baku
Bahan baku utama adalah Sidat. Berikut merupakan
penjelasan mengenai Sidat:

Sidat (Anguilla spp.) merupakan ikan konsumsi yang


memiliki nilai ekonomis penting baik untuk pasar lokal
maupun luar negeri. Permintaan pasar akan ikan sidat
sangat tinggi mencapai 500.000 ton per tahun terutama
dari Jepang dan Korea, pemasok utama sidat adalah China
dan Taiwan (Anonim, 2006). Sidat yang dikenal dengan
’unagi’ di Jepang sangat mahal harganya karena memiliki
kandungan protein 16,4% dan vitamin A yang tinggi
sebesar 4700IU (Pratiwi, 1998).
Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip
dengan belut yang biasa dijumpai di areal persawahan.
Salah satu karakter/bagian tubuh sidat yang
membedakannya dari belut adalah keberadaan sirip dada
yang relatif kecil dan terletak tepat di belakang kepala
sehingga mirip seperti daun telinga sehingga dinamakan
pula belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang
seperti ular memudahkan bagi sidat untuk berenang
diantara celah-celah sempit dan lubang di dasar perairan.
Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya
yaitu antara 50-125 cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip
punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu. Selain itu
terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada
sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat
antara lain dari perbandingan antara panjang preanal
(sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip
punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala
dan jumlah tulang belakang.
 Kandungan gizi dan manfaat sidat
Kandungan gizi daging ikan sidat :
 itamin B1 25 kali lipat dari susu sapi
 Vitamin B2 5 kali lipat dari susu sapi
 Vitamin A 45 kali lipat dari susu sapi
 Zinc (emas otak) 9 kali lipat dari susu sapi
 Asam lemak omega 3 tinggi, 10.9 gr/100 gr
 DHA 1337 mg/100 gr
 EPA 742 mg / 100 gr
 Mempunyai rentang salinitas sangat tinggi

Manfaat daging ikan sidat :


 Meningkatnya daya ingat
 Memperbaiki sirkulasi kapiler
 Mempertahankan tekanan darah normal
 Mendorong terbentuknya lemak fosfat dan
perkembangan otak besar
 Meningkatkan daya ingat
 Memperbaiki sirkulasi kapiler
 Mempertahankan tekanan darah normal
 Mengobati pembuluh darah otak, rabun jauh, rabun
dekat, glaukoma dan penyakit mata kering karena
kelelahan.
 Meningkatkan imunitas tubuh sebagai antioksidan
IV. Proses Pengolahan
Tingkat pemanfaatan sidat secara lokal (dalam negeri)
masih sangat rendah, akibat belum banyak dikenalnya ikan
ini, sehingga kebanyakan penduduk Indonesia belum
familiar untuk mengkonsumsi sidat. Demikian pula
pemanfaatan sidat untuk tujuan ekspor masih sangat
terbatas. Agar sumberdaya sidat yang keberadaannya
cukup melimpah ini dapat dimanfaatkan secara optimal,
maka perlu dilakukan langkah-langkah strategis yang
diawali dengan mengenali daerah yang memiliki potensi
sumberdaya sidat (benih dan ukuran konsumsi) dilanjutkan
dengan upaya pemanfaatannya baik untuk konsumsi lokal
maupun untuk tujuan ekspor. Ikan sidat dapat diolah
menjadi produk. Berikut merupakan contoh beberapa
olahan sidat dan proses pengolahannya :
 Sidat Asap
Sidat asap adalah hasil pengawetan sidat secara
tradisional yang pengerjaannya merupakan gabungan
dari penggaraman (perendaman dalam air garam) dan
pengasapan sehingga memberikan rasa khas. Sidat asap
merupakan produk akhir yang siap untuk dimakan
artinya tanpa diolah lagi sudah dapat disantap.
Pengasapan termasuk salah satu cara pengawetan sidat.
Bahan :
– Sidat
– Garam
Cara membuat:
- Sidat hidup disayat mulai dari leher sampai ke bawah
anus dan buang isi perutnya.
- Sidat yang telah disiangi dicuci lalu digarami.
- Gantung sidat dengan posisi kepala di atas berderet
seperti jemuran.
- Masukkan sidat yang telah tergantung dalam oven
yang dibawahnya dibakar kayu yang menimbulkan
asap. Pintu oven dibiarkan terbuka agar asap yang
menimbulkan aroma meresap pada daging sidat.
Prosesnya sekitar 25 menit.
- Pintu oven ditutup, bara disemprot oksigen agar
suhu menjadi lebih panas selama 5 menit dan daging
sidatnya setengah kering.
- Pindahkan sidat dalam oven listrik untuk dikeringkan
sampai tingkat kematangan tertentu.
- Setelah dikeluarkan dari oven, sidat asap diangin-
anginkan dan untuk selanjutnya dikemas.
 Unagi Kabayaki
Masakan yang dikenal dengan istilah unagi adalah
sajian sidat panggang yang menjadi favorit di Jepang.
Bukan hanya karena rasanya yang enak, tapi juga
masakan ini dipercaya mampu membangkitkan vitalitas.
Orang Jepang memakannya biasanya pada musim panas
(akhir bulan Juli) agar memberikan kekuatan dan
vitalitas hingga akhir tahun. Unagi termasuk makanan
yang paling mahal di restoran-restoran Jepang dan
hanya disuguhkan bagi orang-orang penting.
Sidat tanpa tulang diolah menjadi unagi-no-kabayaki
(sidat panggang) yang diberi saus manis kabayaki
(seperti teriyaki). Masyarakat Jepang bagian timur dan
bagian barat memiliki cara yang berbeda dalam
mengolah sidat. Di Jepang bagian timur,
sidat dipanggang, direbus dan kemudian dipanggang lagi
sebelum dimakan, sehingga rasanya menjadi lebih
lunak. Berbeda dengan di Jepang barat, sidat langsung
dipanggang dan dimakan.
Bahan :
- Sidat yang sudah di fillet
- Acar jahe
- Bubuk Sansho
- Saus kabayaki
- Sake
- Kecap jepang
- Gula
Proses Pengolahan :
- Tusukan 2 atau 3 tusuk sate ke fillet sidat sehingga
bentuknya tetap saat di panggang.
- Panggang sidat di atas arang selama 3 menit,
dagingnya menghadap bara api.
- Ulas sidat dengan saus, dan panggang lagi kedua sisi
selama 1 menit, ulangi beberapa kali dengan 1 menit
untuk tiap sisi.
- Tempatkan sidat masak pada tatakan, putar tusuk
sate dan tarik pelan pelan, kemudian potong sidat
sepanjang 4 inchi, dan sajikan di atas nasi.
- Hidangkan sidat panggang hangat dengan timun
jepang, acar jahe dan bubuk sansho.
 Abon Sidat
Salah satu usaha mengubah sidat menjadi produk baru
adalah dengan mengolahnya menjadi abon. Dengan
dibuat produk abon, diharapkan konsumsi masyarakat
terhadap sidat dapat ditingkatkan, apalagi daging sidat
memilki rasa yang khas dan gurih. Berdasarkan SNI 01-
3707-1995, abon merupakan hasil pengolahan yang
berupa pengeringan bahan baku yang telah ditambahkan
bumbu-bumbu untuk meningkatkan cita rasa dan
memperpanjang daya simpan.
Bahan :
- Sidat
- Bawang putih
- Bawang merah
- Minyak
- Kelapa parut
- Gula
- Garam
Proses Pengolahan:
- Sidat dibunuh dengan dipukul kepala, lalu disiangi
dan dicuci
- Sidat direbus dalam panci hingga matang (± 20
menit)
- Setelah dingin, duri dipisahkan dan dagingnya
dihancurkan
- Bumbu ditumis, lalu daging sidat dimasukkan dan
ditambahkan santan kental
- Bahan digoreng sampai berwarna cokelat tua, lalu
segera ditiriskan
- Abon dipres untuk dikeluarkan kelebihan minyaknya,
kemudian didinginkan atau diangin- angikan
- Abon siap dikemas
V. Informasi Pasar
Sidat memiliki potensi yang cukup besar untuk
dikembangkan menjadi komoditi persidatan unggulan
karena permintaan dunia yang sangat tinggi. Pada tahun
1995 permintaan akan sidat mencapai 205.000 ton yang
senilai dengan 3,1 milyar dollar Amerika dan sebagian besar
(92%) dihasilkan dari budidaya (Rovara dkk., 2007).
Sayangnya pasokan benih terus menurun secara drastis
pada beberapa negara yang teknik budidaya sidatnya sudah
maju (Jepang, China, Taiwan, Itali dan Belanda).
Sebaliknya Indonesia yang memiliki sidat dengan jenis
yang cukup beragam belum dimanfaatkan secara optimal.
Kebanyakan sidat yang dipasarkan merupakan hasil
tangkapan dari alam. Sampai saat ini jumlah pembudidaya
sidat masih sangat terbatas, padahal potensi benih sidat
(glass eel) di Indonesia cukup tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa antara jumlah produksi benih yang dihasilkan dari
alam belum sepadan dengan pemanfaatnnya untuk
pembesaran. Dengan demikian perlu diwaspadai karena
kenyataan di lapangan justru permintaan ekspor terhadap
benih sidat (glass eel) semakin meningkat, misalnya dengan
dalih untuk penelitian.
Saat ini pengkonsumsi sidat sidat terbesar adalah
negara Jepang dengan 150 ribu ton pertahun dari total 250
ribu ton konsumsi sidat sidat di seluruh dunia. Namun
produksi negari sakura itu hanya 21 ribu ton per tahun dan
sisanya dipenuhi dengan mengimpor dari negara lain
termasuk Indonesia (sebagian sangat kecil). Negara peng
ekspor sidat terbesar saat ini adalah Tiongkok, namun
itupun masih sangat jauh dari dari total kebutuhan dunia
akan sidat sidat dan ditambah lagi saat ini sidat sidat
produksi Tiongkok mulai dijauhi karena banyak
mengandung bahan kimia. Harga sidat sidat yang mencapai
70 ribu / kg nya dan kebutuhan yang jauh melebihi supplai
tentu menjadsidat bisnis pembesaran sidat sidat ini sebagai
salah satu bidang usaha yang sangat layak untuk dilirik.
Sebagai gambaran sederhana perhitungan bisnis
pembesaran sidat sidat dengan modal awal 15 juta bisa
menghasilkan laba kotor hingga 13 juta dengan lama waktu
3 bulan.
Berdasarkan data sementara Kementerian Kelautan dan
Persidatan (KKP) ekspor sidat (termasuk belut) pada paruh
pertama tahun ini mengalami peningkatan sekitar 25%
dibandingkan tahun lalu. KKP mencatat, ekspor sidat di
semester I mencapai 5.186 ton atau meningkat dari periode
yang sama tahun lalu yang sebesar 4.142 ton. Sidat
tersebut diekspor paling banyak ke China sebanyak 4.354
ton yang disusul oleh Hong Kong sebanyak 703 ton. Sidat
ini pun diekspor ke  Jepang, Thailand, dan negara lainnya
lainnya.
Dari sisi nilai, ekspor sidat di semester I tahun ini
meningkat menjadi US$ 9,49 juta dari semester I tahun lalu
yang mencapai US$ 7,78 juta. Direktur Pemasaran
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan
dan Persidatan (DJPDSKP) KKP Machmud mengatakan,
faktor mengapa ekspor sidat Indonesia meningkat
dikarenakan sidat dari negara pengekspor lain masuk
dalam Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora (CITES).Namun untuk jenis
yang ada di Indonesia tidak masuk dalam CITES. Ini
peluang bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan produksi
budidaya sidat, untuk mengisi pasar global.
Meski permintaan ekspor atas sidat tinggi, tetapi
pasokan sidat di dalam negeri sangat terbatas. Dari sisi
pasokan, sidat hingga saat ini masih merupakan usaha
penangkapan dari perairan umum. Jenis sidat pun belum
dibudidayakan pada tingkat hatchery sehingga benihnya
tergantung dari penangkapan dari alam. Karena itu, KKP
pun melakukan upaya penyusunan kebijakan, aturan dan
upaya pengelolaan agar sumber daya sidat sidat dapat
berkelanjutan.
Untuk melakukan upaya tersebut dibutuhkan data
statistik sebagai bahan analisis. Pendataan benih sidat sidat
menyangkut volume produksi, lokasi, spesies, alat tangkap
yang digunakan dan lainnya. Pendataan benih pun
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan data sidat yang
runtu waktu, konsisten, dan teratur. Pasalnya, sistem
pendataan yang ada selama ini hanya fokus pada pendataan
untuk sidat konsumsi sematan, sedangkan pendataan benih
belum optimal.
VI. Aspek Finansial
Aspek keuangan jangka pendek menguntungkan dan
untuk jangka panjang layak untung dikembangkan. Untuk
modal yang digunakan berasal dari modal sendiri. Jumlah
biaya total yang dibutuhkan berkisar antara Rp 7.406.625
hingga Rp 34.123.625. Penerimaan yang didapat paling kecil
yaitu Rp 8.137.000 dan terbesar Rp 49.000.000. Nilai RC
ratio terkecil sebesar 1,09 dan terbesar 1,44. Nilai BEP
terkecil masing-masing yaitu 27,49 Kg untuk BEP unit dan
Rp 4.810.078 sedangkan nilai BEP terbesar masing-masing
adalah 34,78 Kg untuk BEP unit dan Rp 6.085.696 untuk
BEP sales. Keuntungan yang terkecil didapatkan Rp 686.278
dan terbesar Rp 14.504.466, keuntungan tersebut sudah
dikurangi dengan pengeluaran zakat sebesar 2,5%.
Rentabilitas didapat nilai terkecil 9,47 dan terbesar 43,60.
Analisis keuangan jangka panjang pada NPV (Net Present
Value) didapat nilai terkecil yaitu Rp 2.161.401 dan nilai
terbesar yaitu Rp 159.778.566. Pada Net Benefit Cost Ratio
(Net BC Ratio) didapat nilai terkecil yaitu 0,93 dan nilai
terbesar yaitu 41,78. Pada IRR (Internal Rate of Return)
didapat nilai terkecil yaitu 33% dan nilai terbesar yaitu
sebesar 758%. Untuk nilai PP (Payback Period) didapat nilai
terkecil 0,13 dan nilai terbesar yaitu 1,85 .Nilai kecerdasan
finansial berada diatas 1 yang artinya anggota Kelompok
Budidaya Dunia Air pada pembesaran ikan sidat sudah dapat
dikatakan bebas finansial. Dalam Quadrant Cashflow masuk
ke dalam kuadran “S” karena anggota kelompok pembesaran
budidaya sidat bekerja untuk diri sendiri dan menjadi bos
untuk diri sendiri. untuk kecerdasan spiritual anggota
pembesaran ikan sidat Kelompok Budidaya Dunia Air juga
cerdas secara spiritual jika dilihat dari motivasi usaha, cara
meraih kebebasan finansial, dan juga tujuan/pemggunaan
dari kebebasan finansial yang dimilikinya. Anggota kelompok
budidaya pembesaran ikan sidat sebaiknya meningkatkan
kegiatan promosi untuk meningkatkan permintaan di pasar
lokal dan meminimalisie biaya pemasaran dan juga untuk
memperhatikan aspek pembuangan air limbah agar tidak
mencemari area lingkungan sekitar. Dilihat dari analisis
keuangan jangka pendek dan jangka panjang usaha
pembesaran ikan sidat menguntungkan dan layak untuk
dikembangkan, sehingga usaha pembesaran ikan sidat dapat
menyerap tenaga kerja. Dengan pengembangan usaha
pembesaran ikan sidat tersebut maka dapat meningkatkan
kecerdasan finansial dan juga akan menempatkannya di
Quadran Cashflow pada kuadra “B” yang berarti orang
tersebut bebas secara finansial dan tidak lagi bekerja untuk
uang melainkan membuat sistem yang menghasilkan uang.
VII. Penelitian
Berdasarkan penelitian dari Ayuningtyas Indrawati,
Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Sumberdaya Pantai
Universitas Diponegoro, Judul skripsi “Pemetaan Potensi
Sidat Sidat (Anguilla bicolar bicolor) pada Perairan Sungai di
Kabupaten Purworejo tahun 2016, maka dapat diketahui
bahwa :
Terdapat sumberdaya sidat di Kabupaten Purworejo.
Samudera Hindia diduga menjadi lokasi pemijahan dari sidat
sidat tropis (Aoyama, 2009). Secara teori, perairan muara
sungai di Pulau Jawa yang bermuara ke Samudera Hindia
akan dimasuki oleh larva sidat yang kemudian dimanfaatkan
menjadi benih sidat untuk budidaya. Larva sidat tersebut
beruaya dari lokasi pemijahan yang berada pada perairan
laut dalam (deep sea) menuju ke sungai yang bermuara ke
perairan laut tersebut, termasuk ke Sungai Jali Kabupaten
Purworejo. Jenis sidat yang tertangkap selama penelitian di
lokasi penelitian Pesisir Selatan Kabupaten Purworejo adalah
sidat sidat sirip pendek (Anguilla bicolor bicolor).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sidat
ditinjau dari sebaran tangkapan sidat sidat, jumlah hasil
tangkapan di alam dan variasi ukuran. Pemetaan dilakukan
dengan 2 tahap yakni menentukan beberapa lokasi sungai
yang terdapat hasil tangkapan sidat berdasarkan informasi
masyarakat dan pengambilan sampel sidat pada malam hari
saat fase bulan gelap 28-29 kalender lunar Maret hingga Mei
2015. Alat tangkap yang digunakan anco dan bubu.
Pengukuran parameter fisika kimia perairan dilakukan
bersamaan pada saat sampling sampel sidat meliputi suhu,
salinitas, pH, oksigen terlarut, nitrat dan fosfat.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 lokasi sungai
yang terdapat sumberdaya sidat yakni Muara Sungai Jali,
Sungai Wasiat dan Sungai Pantai Jatimalang dan sidat sidat
yang tertangkap di Kabupaten Purworejo adalah jenis
Anguilla bicolor bicolor dengan rincian masing masing lokasi
sebagai berikut di Muara Sungai Jali sebanyak 1003 ekor
merupakan sidat pada fase larva (glass eel) dengan panjang
4,7 – 8,6 cm dan berat 0,20 – 0,50 gr.
VIII. Aturan Pemerintah
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor Per.19/MEN/2012 tentang larangan pengeluran
benih sidat dari wilayah negara republik indonesia ke lur wilyah
negara republik indonesia dengan:
Menimbang :
a. Bahwa untuk lebih menjaga dan memanfaatkan
keanekaragaman sumber daya ikan dan pemenuhan
kebutuhan benih sidat dalam negeri, maka perlu mengatur
larangan pengeluaran benih sidat (Anguilla spp) dari wilayah
Negara Republik Indonesia ke luar wilayah Negara Republik
Indonesia;
b. Bahwa Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.18/MEN/2009 tentang Larangan Pengeluaran Benih
Sidat (Anguilla spp) Dari Wilayah Negara Republik Indonesia
Ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia belum mampu
memberikan perlindungan dan keberlanjutan kebutuhan
benih sidat dalam negeri;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Larangan
Pengeluaran Benih Sidat (Anguilla spp) Dari Wilayah Negara
Republik Indonesia Ke Luar Wilayah Negara Republik
Indonesia;
Memutuskan:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN


PERIKANAN TENTANG LARANGAN PENGELUARAN BENIH SIDAT
(Anguilla spp) DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE
LUAR WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
Pasal 1
Setiap orang perorangan atau korporasi dilarang mengeluarkan
benih sidat (Anguilla spp) dengan ukuran kurang dari atau sama
dengan 150 (seratus lima puluh) gram per ekor dari wilayah
Negara Republik Indonesia ke luar wilayah Negara Republik
Indonesia.
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 18/MEN/2009 tentang
Larangan Pengeluaran Benih Sidat (Anguilla spp) Dari Wilayah
Negara Republik Indonesia Ke Luar Wilayah Negara Republik
Indonesia, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
IX.
X.
DAFTAR PUSTAKA

Industri kontan. 2019. KKP ekspor Sidat per ton. Diakses di


laman : https://industri.kontan.co.id/news/kkp-ekspor-
sidat-capai-5186-ton-pada-semester-i-2019 pada 22
maret 2020

Si debar. 2012. Semua tentang sidat. Diakses di laman


http://ikansidatbergizi.blogspot.com/2012/11/makalah-
ikan-sidat-universitas-khairun.html pada 22 maret
2020

Zaelani Akbar. 2018. Pengolahan Ikan Sidat. Diakses di


lamanhttps://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.co
m/2018/08/belum-ada-judul.html?m=0 pada 22 maret
2020
LAMPIRAN
I. Budidaya Sidat

*(Gambar Kolam Budidaya Sidat) *(Gambar Sidat)

II. Produk Olahan Sidat

*(Gambar sidat asap) *(Gambar Unagi Kabayaki)

*Gambar (Abon Sidat)

Anda mungkin juga menyukai