Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIOLOGI REPRODUKSI IKAN

“TEKNIK PEMBENIHAN IKAN PATIN”

Diampu oleh:
Dr. Ir. Hj. Hasnidar Yasin, M.Si

Oleh :

A. Reza Ardela
07120220041

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat-Nya
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Teknik Pembenihan Ikan Patin”. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Fisiologi Reproduksi Ikan yang telah memberikan
tugas pengganti final test kepada penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dan
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
penulis. Maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi saya [ada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya

Makassar, 19 Juni 2023

A.Reza Ardela
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………. iii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………………………….. 2
II. PENANGANAN INDUK…………………………………………………………………………… 3
2.1 Seleksi Indukan Ikan Patin………………………………………………………………. 3
III. PEMIJAHAN DAN PENETASAN……………………………………………………………… 5
3.1 Proses Pemijahan…………………………………………………………………………… 5
3.2 Penetasan Telur Ikan Patin……………………………………………………………... 6
3.3 Pemeliharaan Larva Ikan Patin …………………………………………………… 6
IV. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………. 8
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………… 8
4.2 Saran……………………………………………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan patin adalah ikan perairan tawar yang termsuk ke dalam
family Pangasidae dengan nama umum adalah catfish. Permintaan benih ikan
patin semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan ikan patin
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan ikan patin konsumsi.
Letersediaan benih ikan patin harus mendukung terlaksananya kegiatan
budidaya ikan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Selain ketersediaan
benih dalam kuantitas, kualitas benih yang dihasilkan juga merupakan faktor
yang dalam meningkatkan keberhasilan usaha budidaya.
Di Indonesia benih ikan patin mencapai lebih dari 1 Milyar ekor benih
pada tahun 2014 (Budiarti dkk., 2014). Berdasarkan hal tersebut, banyak
pengusaha benih ikan patin melakukan kegiatan perbanyakan benih tebar ikan
patin bermutu baik dalam pertumbuhan dan layak edar. Kegiatan tersebut
dilakukan dengan menerapkan dan memantapkan prosedur kerja produksi benih
melalui pengembangan teknologi budidaya untuk peningkatan produksi benih
ikan patin. Salah satunya adalah dengan perbaikan dan pemantapan teknologi
pendederan larva ikan patin. Kelebihan pendederan didalam akuarium yaitu
mengamati proses pertumbuhan benih ikan patin akan lebih mudah dan
pengontrolan benih ikan yang terkena penyakit akan lebih efisien.
Pendederan merupakan tahap penting dalam pembenihan. Pada tahap ini
sering terjadi kematian akibat perubahan lingkungan yang ekstrim. Potensi
budidaya ikan patin yang besar dengan diikuti peningkatan permintaan
konsumsi, secara tidak langsung terjadi peningkatan produksi agar permintaan
konsumsi dapat terpenuhi. Benih \yang ditebar untuk tahap pembesaran harus
memiliki daya tahan tubuh yang baik dengan ukuran tertentu yang seragam
untuk meningkatkan niulai kelulusan hidup di tahap pembesaran
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui proses
pendederan benih ikan patin dimulai dari persiapan induk sampai dengan
pemeliharaan larva
BAB II
PENANGANAN INDUK

2.1 Seleksi Indukan Ikan Patin


Seleksi indukan harus dilakukan secara hati-hati agar indukan yang
didapatkan memiliki kualitas baik. Induk yang digunakan yaitu induk yang berasal
dari kolam pemeliharaan dan pengelolaan induk yang sebelumnya telah
disiapkan. Biasanya induk ditangkap dengan menggunakan jaring. Serta
melakukan seleksi indukan dengan melihat karakteristik eksternal. Memahami
kematangan gonad dari indukan yang dipilih. Agar indukan yang dipilih
berkualitas baik, lakukan dengan cara berikut
1. Lakukan pemuasaan selama 2 hari sebelum penyeleksian indukan.
2. Pemuasaan bertujuan untuk mempermudah mengenali mana indukan
yang perutnya sudah terisi telur
3. Tangkap indukan dengan jaring secara hati-hati untuk menghindari stress.
4. Lakukan penimbangan berat dan ukuran panjang tubuh.
5. Pilih indukan betina berumur 3 tahun dan indukan jantan berumur 2
tahun.
6. Berat indukan betina dan jantan yang disarankan adalah antara 1,5-2 kg.
7. Indukan betina memiliki tampilan perut yang membesar ke arah anus
8. Indukan jantan memiliki tampilan perut yang lebih tipis dan lembek.
9. Indukan betina memiliki kloaka yang tampak membengkan dan berwarna
merah tua, dengan kulit pada bagian perut ditekan, akan keluar beberapa
butir telur yang siap dibuahi.
10. Indukan jantan jika perutnya diurut maka akan keluar cairan sperma
berwarna putih.

Setelah melakukan seleksi indukan, selanjutnya indukan dipelihara dikolam


indukan yang sudah dibuat dengan ketentuan diatas. Maka ada beberapa
tahapan untuk pemeliharaan seperti
1. Padat tebar indukan yang disarankan adalah sebanyak 3-5 ekor.
2. Didalam kolam tersebut, indukan diberi pakan pellet dengan kandungan
protein tinggi (35-38%). Berikan pakan tersebut dengan dosis 1% dari
biomassa ikan. Anda bisa memberikan pakan tersebut dalam 1-2 kali
pemberian.
3. Untuk mempercepat kematangan gonad ikan patin. Dapat diberikan
suplemen organic cair GDM Spesialis Perikanan yang mengandung bakteri
baik, multivitamin serta mineral essensial. Semakin baik kondisi
kesehatan indukan patin, maka kematangan gonadnya akan semakin
cepat.
BAB III
PEMIJAHAN DAN PENETASAN

3.1 Proses Pemijahan


Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan betina untuk
menghasilkan telur. Ikan patin menghasilkan telur dan proses pemijahan
dilakukan secara buatan untuk mendapatkan benih ikan patin. Pada saat
melakukan pemijahan induk ikan patin diperlukan bahan dan alat pada saat
proses pemijahan. Bahan yang diperlukan cukup berupa hormon Ovaprin sebagai
perangsang dan larutan infus Natrium Clorida 0,9% untuk pengencer sperma
serta telur artemia untuk pakan larva benih patin. Sedangkan perallatan yang
diperlukan diantaranya berupa spuit dan jarum suntik 3-5 ml untuk menyuntik
induk, spuit besar (60 ml) tanpa jarum untuk menyedot dan menampung
sperma, bulu ayam untuk pengaduk telur, mangkuk plastic untuk mencampur
telur dan sperma, heater (pemanas), bak untuk penampung induk dan akuarium
untuk penetasan telur.
Pemeliharaan induk ikan yang akan dipijahkan, dalam 6 hari pertama
diberi pakan dengan kandungan protein tinggi. Pada hari ke 7 ikan disuntik
dengan ekstra kelenjar hipofisa dan diletakkan dalam kolam pembenihan selama
8-12 jam. Setelah proses suntikan kedua, ikan diambil dengan kain dan siapkan
wadah. Meskipun sudah disuntik, masih harus dibantu dengan pengurutan mulai
dari dada kearah belakang hingga telur keluar. Telur yang sudah keluar dicampur
dengan sperma jantan dan diaduk dengan bulu ayam secara halus selama 30
detik, jika sudah masukkan air bersih dan aduk secara halus selama 2 menit.
Kemudian buang air dan ganti dengan air baru serta bilas hingga sperma dan
gelembung minyak pada telur berkurang

3.2 Penetasan Telur Ikan Patin


Siapkan kolam penetasan dan pasang kain hapa dan diisi air dengan
aerator lalu berikan larutan penghambat pertumbuhan jamur. Sebar telur secara
merata dengan bulu ayam dan hindari penumpukan yang akan menyebabkan
telur membusuk. Telur ikan patin dibiarkan hingga telur menetas menjadi larva.
Larva sangat rentan sehingga harus dirawat secara hati-hati. Dengan pemberian
pakan yang teoat dan manajemen kualitas air. Tentunya akan membuat larva
ikan dapat bertahan hidup.

3.3 Pemeliharaan Larva Ikan Patin


Setelah proses pemijahan dan telur menetas menjadi larva, maka
dilakukan pemanenan larva patin. Dalam pemanenan larva patin, ada beberapa
hal yang harus dilakukan agar hasil larva ikan patin yang dipanen dapat bertahan
hidup. Berikut ini cara panen larva ikan patin dengan baik:
1. Lakukan pemanenan larva patin secara hati-hati menggunakan serok
halus.
2. Tampung larva patin pada bak berbahan fiber glass bervolume 100 lt.
3. Lakukan perhitungan larva dengan cara sampling larva volumentrik.
4. Letakkan wadah pemeliharaan (akuarium, bak fiber atau bak terpal)
didalam ruangan.
5. Lakukan penebaran larva pada wadah pemeliharaan dengan padat tebar
80-100 ekor/liter
Setelah memanen larva ikan patin, selanjutnya lakukan pemeliharaan
larva ikan patin dengan baik agar menjadi benih ikan patin yang berkualitas.
Berikut ini adalah cara pemeliharaan larva ikan patin:
1. Lama pemeliharaan larva ikan patin adalah selama 21 hari.
2. Untuk menghindari kanibalisme, lakukan pemberian pakan pada 24 jam
setelah menetas.
3. Pakan terbaik untuk larva ikan patin adalah naupli artemia.
4. Ulangi pemberian pakan pada 4-5 jam sekali, secara ad libitum
(secukupnya) berdasarkan nafsu makan larva ikan.
5. Jangan berikan pakan terlalu banyak/sedikit, agar tidak mengganggu
proses pertumbuhannya.
6. Pastikan suhu air didalam bak pemeliharaan cukup hangat, yaitu 29-30⁰C.
7. Setelah larva berumur 21 hari, maka sudah bisa digunakan sebagai bibit
ikan patin. Dan juga bisa menjual bibit ikan patin ke pihak pembesaran
ikan patin.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Adapun tahap-tahap proses Pembenihan Ikan Patin yaitu seleksi induk,
proses pemijahan, penetasan telur ikan patin, dan pemeliharaan larva ikan patin.
Untuk menghasilkan benih yang baik. Proses pemijahan harus diperhatikan
dengan baik agar dapat menghasilkan benih yang unggul dan berkualitas.
Sehingga permintaan pasar tidak sedikit dan agar banyaknya permintaan
konsumen karena saat ini ikan patin.

4.2 Saran
Makalah ini memang belum sempurna dan perlu ditingkatkan untuk
kefektivitasan. Penulis juga menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Amri dan Khairuman. 2002. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia. Jakarta
Amri, K., Kanna I. 2008. Budidaya Udang Vaname Secara Intensif, Semi Intensif, Semi
Intensif dan Tradisional. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. 161 hlm.
Andriyanto, S., E. Tahapari, dan I, Insan.2012. Pendederan Ikan Patin Siam di Kolam
Outdoor untuk Menghasilkan Benih Siap Teabra di Waduk Mahalayu, Brobes,
Jawa Tengah. Media Akuakultur, 7 (1) : 20-25.
B.Setyono. 2009. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Bahan Pada Pengenceran Sperma
Ikan “Skim Kuning Telur” Terhadap Laju Fertilisasi, Laju Penetasan, dan
Sintasan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Jurnal Gamma. 5(!):1-12.
Carman,O., dan Sucipto, A.2013. Pembesaran Patin 2,5 Bulan. Jakarta : Penebar
Swadaya, 100 hlm.
Google 2023

Anda mungkin juga menyukai