Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BIOLOGI PERIKANAN
PEMIJAHAN IKAN GABUS (Chanaa striata)

Disusun Oleh
FIRMANSYAH
(G21010030)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS MADAKO
TOLITOLI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang “Pemijan
ikan gabus”. Makalah ini disusun sebagai tambahan pengetahuan pada mata
kuliah biologi perikanan. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah wawasan
kita.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu di
harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-
teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Aamiin.

Tolitoli, Rabu 24 Mei, 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULLUA.......................................................................................3

1.1 Latar Belakang...................................................................................................3

1.2 Tujuan................................................................................................................3

1.3 Manfaat..............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Pra Pemijahan....................................................................................................4

2.2 Pemijahan.................................................................................................,,........6

2.3 Pasca Pemijahan........................................................................................,........6

BAB III PENUTUP................................................................................................8

3.1 Kesimpulan........................................................................................................8

3.2 Saran...................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan gabus (Chanaa striata) merupakan salah satu komoditas air tawar yang

mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan ini memiliki bentuk kepala menyerupai

ular sehingga disebut Snakehead dan juga dikenal dengan nama lokal ikan delak

atau ikan arun. Ikan gabus menjadi komoditas budidaya ekonomis penting, karena

ikan ini memiliki nilai jual tinggi, selain itu daging ikan gabus juga mengandung

albumin. Albumin bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan jaringan sel

yang terbelah, akibat luka atau pasca operasi.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini bertujuan agar kiranya menambah

wawasan bagi penulis maupun pembaca tentang pemijahan ikan gabus.

1.3 Manfaat

Manfaat dari mempelajari teknik pemijhan ialah kita mahasiswa perikanan

dapat mengetahui tahap-tahap dalam pemijahan mulai dari penyiapan wadah

sampai pemanenan benih ikan khususnya ikan gabus.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pra Pemijahan Ikan gabus

2.1.1 Persiapan media

Persiapan media pemijahan dimulai dengan membersihkan kolam bak drum

fiber yang berukuran 1x1x1 m3 dan bak fiber denga ukuran diameter 50 cm dan

tinggi 70 cmdilengkapi dengan saluran pembuangan air. lalumemasang waring di

bak drum plastik, kemudian dilakukan pemberian label danmengisi air dengan

ketinggian 30 cm. Pengisiankiambang sebanyak 50% dari permukaan air media

pemijahan.Sedangkan wadah untuk pemeliharaan larva menggunakan media

aquarium berukuran 65x40x45 cm.

2.1.2 Persiapan induk

Induk yang digunakan pada saat kegiatanpenelitian merupakan ikan hasil

budidaya.Pembesaran calon induk ikan gabus dilakukanselama 5-6 bulan di kolam

jaring apung (KJA)dengan berat awal rata – rata 4,3 gram dan beratakhir rata rata

300 gram. Dapat dikatakan ikanyang di pelihara di kolam jaring apung dalam

kondisi gemuk.

2.1.3 Seleksi induk

4
Seleksi induk dilakukan dengan cara memilih satu persatu calon induk

berdasarkan bobot tubuh dan matang gonad. Ikan gabus yangakan digunakan

sebanyak 7 ekor jantandan 7ekor betina dengan jumlah keseluruhan 14 ekor.

2.1.4 Adaptasi dan pemeliharaan induk

Indukan ikan gabus dari hasil seleksidiadaptasikan dengan cara

memasukkan ikan gabus secara perlahan ke dalam kolam dandipelihara selama 1

minggu. Jumlah induk yang dimasukkan ke dalam kolam terpal HDPE

sesuaidengan perlakuan, yaitu dengan perbandingan 1jantan : 1 betina.

Pemeliharaan selama adaptasi, induk gabus diberi pakan berupa pakan buatan

berupa pelet dengan frekuensi 2 kali sehari yaitu pagi (08.00-09.00 WIB) dan sore

(15.00-16.00 WIB).

2.1.5 Penyuntikan

Sebelum dilaksanakan proses penyuntikan,terlebih dahulu menyiapkan alat

dan bahan yangdigunakan seperti timbangan analitik, kalkulator, kain, alat Spuit

suntik, aquades dan hormon ovaprim. Selanjutnya, dilakukan pengukuran bobot

tubuh induk ikan gabus untukmenghitung kebutuhan hormon sesuai dengan dosis.

Penyuntikan induk betina dan induk jantan dilakukan secara bersamaan.

Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung dengan kemiringan jarum suntik 30

– 40o dan dimasukan sedalam 1,5 cm. Hal ini ditujukan agar ovaprim benar-benar

masuk ke bagian organ target. Menurut Saputra et al, (2015) Untuk merangsang

pemijahan ikan gabus dapat dilakukan penyuntikan hormon ovaprim dengan dosis

5
terbaik 0.4 ml/kg ikan. Maka dari itu penimbangan bobot indukan perlu dilakukan

supaya dosis penyuntikan sesuai dengan berat yang sudah diukur agar bisa

mendapatkan hasil telur yang terbaik. Rata-rata dosis penyuntikan 0.2 ml/kg untuk

bobot rata-rata 100-200g keatas dan 0.4ml/kg untuk bobot rata-rata 300 400g

keatas. Ukuran induk ikan gabus baik jantan maupun betina yang baik untuk

dijadikan induk sudah diatas 250 gram/ekor (Muslim., 2016).

2.2 Pemijahan

Pemijahan ikan Gabus

Setelah dilakukan penyuntikan, jumlah induk dimasukkan ke dalam media

pemijahan secara bersamaan, yaitu dengan perbandingan 1 jantan : 1 betina

didalam satu wadah. Setelah induk dimasukan tutup bak dengan waring dan papan

triplek agar ikan tidak melompat keluar selama proses pemijahan. Cahaya

penerangan di lokasi indoor dimatikan agar memperlancar proses pemijahan ikan

gabus, Sebab ikan gabus akan kesulitan melakukan proses pemijahan ditempat

yang terang atau rawan cahaya.

2.3 Paska Pemijahan

Penanganan larva

Cepat lambatnya penetasan dipengaruhi oleh suhu air. Hal ini disebabkan

karena semakin tingginya suhu air, semakin cepat waktu penetasan, Sebaliknya

semakin rendah suhu air maka semakin lambat waktu penetasan. Perlakuan dan

penanganan larva ikan dilakukan secara seksama dan hati-hati dikarenakan pada

6
tahap ini larva ikan dapat mudah terserang penyakit, hama serta keterbatasan

pakan yang cocok. solusi terbaik untuk menangani masalah ini adalah

menggunakan pakan alami. Pada harike 3-4 setelah masa penetasan, larva sudah

bisa diberikan pakan berupa pakan alami. Pakanyang diberikan ke larva pada

umur 4 – 14 hari selama masa pemeliharaan berupa pakan alami yakni Artemia sp.

Frekuensi pemberian pakan yaitu 3 jam sekali pada minggu pertama. Pengurangan

waktu pemberian pakan dilakukan pada minggu kedua yaitu 5 jam sekali.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada saat akan melakukan pemijahan, pemilihan dan seleksi induk sangat

penting diperhatikan, karena bobot dan panjang serta kematangan gonad dari

tubuh indukan akan sangat berpengaruh terhadap kesiapan ikan tersebut

melakukan pemijahan dan kualitas serta kuantitas telur yang akan dihasilkan

nantinya. Perawatan larva ikan juga perlu memperhatikan pakan yang diberikan.

Adapun solusi yang diberikan adalah pemberian pakan alami seperti Artemia sp.

karena selain gizi yang baik untuk larva, nafsu makan pun menjadi meningkat

karena rangsangan naluri alaminya. Frekuensi pemberian pakan untuk larva ikan

gabus sebaiknya diberikan setiap 3 jam sekali pada minggu pertama. Pengurangan

waktu pemberian pakan dilakukan pada minggu kedua yaitu 5 jam sekali dengan

pemberian pakan yang sama (Artemia Sp.).

3.2 Saran

Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan terkait dengan pemijahan ikan gabus.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muslim, Yusianan Y, Yulisman. 2016.Pemeliharaan larva ikan gabus (Channa

striata) pada suhu air media berbeda. Makalah seminar hasil penelitian

Universitas Sriwijaya. Indralaya.

Anda mungkin juga menyukai