Oleh :
Format : penulisan :
Kertas : A4
Margin : 4x4x3x3
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun proposal yang berjudul “Pemanfaatan Ekstrak
Rumput Laut coklat (Sargassum crassifolium) terhadap performa ayam petelur. sebagai salah satu
syarat dalam melaksanakan tugas akhir proposal. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.Ir.F.R. Wolayan, MP Ir.Youdhie S.
Kowel,M.SI selaku dosen pembimbing yang telah membantu dalam penyusunan proposal
penelitian ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa dari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan makalah ini.
Manado,
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA............................................................. 13
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya.
Ayam asli Indonesia secara umum berasal dari ayam hutan yang ditangkap dan
dipelihara untuk diambil telurnya. Ayam petelur kondisi ini dilakukan berdasarkan
karakter- karakter dari ayam yang sudah ada di dunia termasuk Indonesia. Perbaikan-
perbaikan genetic terus diupayakan agar mencapai performance yang optimal, sehingga
dapat memproduksi telur dalam jumlah yang banyak. Ayam petelur yang baik akan
dapat berproduksi dengan optimal pada umur 24-26 minggu
hanya ukuran dan berat tapi diharapkan juga mempengaruhi jumlah produksi
telur. Pakan juga mempengaruhi keberhasilan suatu usaha peternakan, pakan yang
berkualitas baik tentunya disusun dengan bahan pakan yang berkualitas baik pula,
pakan yang berkualitas baik biasanya didapat dengan harga yang mahal. Pakan yang
harus tersedia secara terus menerus bagi sebagian peternak terutama peternakan dengan
skala kecil harus meminimalisir harga pakan yang tinggi dengan menggunakan pakanl
yang bisa mencukupi kebutuhan pakan yang baik dan juga memiliki gizi untuk di
konsumsi masyarakat. Rumput laut menjadi salah satu bahan yang bisa digunakan
pakan alternatif lokal karena belum banyak di manfaatkan.
Dalam pemeliharaan ayam petelur faktor pakan menjadi faktor pakan menjadi
faktor utama karena pertumbuhan ayam sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan
pemberian pakan dan juga perubahan kondisi lingkungan.
Mengkonsumsi sampai 70% atau 275 butir per tahun dan rataan telur tergantung pada
1
Berdasarkan latar belakang apakah dengan adanya pemberian ekstrak rumput laut
coklat (S. crassifolium) akan berpengaruh terhadap performa ayam petelur.
Sebagai informasi pengaruh pemberian ekstrak rumput laut dalam air minum
ayam petelur terhadap performa ayam petelur.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Tabel 1. Klasifikasi Telur Berdasarkan Berat
5
2.2 Rumput Laut Coklat (Sargassum Crassifolium)
Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan yang kaya nutrisi dan
senyawa bioaktif potensial untuk kesehatan (Brown dkk, 2014). Produksi rumput laut
tahun 2016 mencapai 11 juta ton dan tahun 2017 naik menjadi 13,4 juta ton. Rumput
laut berdasarkan pigmen yang dikandungnya dibagi dalam 3 kelompok yaitu rumput
laut hijau, rumput laut merah, dan rumput laut coklat (Manteu dkk, 2018). Rumput
laut coklat (Sargassum Crassifolium) adalah komoditas dalam bidang kelautan yang
banyak dikembangkan di Indonesia.
6
Sargassum merupakan salah satu marga yang termasuk dalam kelas
Phaeophyceae. Beberapa jenis Sargassum yang ada di perairan Indonesia yaitu dari
jenis Sargassum binderi, Sargassum cinereum, Sargassum duplicatum (S.
cristaefolium), Sargassum plagyophyllum, Sargassum echinocarpum (S. oly gocystum),
Sargassum polycytum, dan Sargassum crassifolium. (Triasti, dkk. 2011).
Ciri umum dari Sargassum crassifolium adalah berwarna coklat karena dominasi
pigmen fikosantin yang menutupi pigmen klorofil sehingga ganggang ini terlihat
berwarna coklat. Percabangan thallus pada Sargassum crassifolium membentuk formasi
dua-dua tidak beraturan yang berlawanan pada sisi sepanjang thallus utama yang
disebut (pinnate alternate). Thallus yang menyerupai daun (blade) tumbuh melebar dan
bergerigi dengan permukaan yang licin. Daun pada ganggang ini berbentuk oval dengan
ukuran panjang sekitar 40 mm dan lebar 10 mm (Castro, dkk 2004).
Sargassum crassifolium memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder.
Kandungan metabolit primer seperti vitamin, mineral, serat, alginate, keraginan, dan
agar di manfaatkan sebagai bahan kosmetik. Sedangkan kandungan metabolit sekunder
dari Sargassum crassifolium berpotensi sebagai produser metabolit bioaktif yang
beragam dengan aktivitas yang sangat luas yaitu sebagai antibakteri, antivirus, dan
antijamur (Triasti, dkk 2015). Sargassum crassifolium mengandung polisakarida,
polyphenol dan carotenoid. Kandungan polisakarida berperan dalam menurunkan kadar
lipid di dalam darah, tingkat kolesterol, memperlancar pencernaan makanan,
antitrombotik, antikanker, antiproliferatif (antipembelahan sel secara tak terkendali),
antiinflamatori, antikoagulan, antivirus, antioksidan, antibakteri. Sargassum
crassifolium mengandung senyawa kimia antara lain, alginat, protein, vitamin C,
yodium, dan fenol (obat gondok, anti bakteri dan tumor) (Kereh, 2017). Rumput laut
coklat (Sargassum crassifolium) mempunyai komponen utama yaitu gula, sulfat dan
asam uronik yang terbukti memiliki peran sebagai antiviral dan antibakteri (Mandal et
al. 2007). Kegunaan struktur molekul polisakarida dalam aktivitas imunomodulator
telah diketahui dari beberapa penelitian. Polisakarida dari jenis rumput laut dapat
menstimulasi respiratory burst dari fagosit turbot, yaitu proses yang berperan penting
dalam membunuh mikroba (Castro dkk., 2006). Menurut Fujiwara Arasaki dkk dalam
Fleurence (1999) kadar protein rumput laut coklat adalah 3-15% dari berat kering.
Sedangkan menurut Burtin (2003) rumput laut coklat mengandung protein 3-9% dari
berat basah. Rumput laut dapat digunakan sebagai bahan pakan bahwa rumput laut
adalah suatu yang sangat penting untuk dipertimbangkan sebagai suplemen makanan
7
pada abad 21 ini sebagai sumber protein, lemak, polisakarida, mineral, vitamin dan
enzim (Rimber, 2007). Rumput laut berpotensi sebagai suplemen kesehatan baik bagi
manusia maupun hewan. Seperti contoh, Chlosolah vulgaris mengandung senyawa
naftalen yang antioksidannnya telah diujikan pada serum liver dan ginjal tikus
(Vijayavel et al. 2007).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk
mengambil zat pelarut ke pelarut yang lain. Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik
komponen-komponen kimia yang terdapat dalam bahan alam.
8
BAB III
Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum pada pagi (06.00 WITA) dan
sore hari (15.00 WITA). Kandang yang digunakan adalah kandang individu system
batteray (ukuran 30x40 cm) terbuat dari kawat yang dilengkapi dengan tempat pakan,
tempat air minum dan lampu. Pada ayam tersebut dilakukan adaptasi pakan selama 2
minggu dan adaptasi pemberian air minum selama 1 minggu sebelum perlakuan
dimulai. Rumput laut yang sudah di ekstrak akan dicampurkan pada air putih biasa
dengan takaran 7200ml setiap ember dengan level 2.5 ; 5.0 ; 7.5 dan 10.0%.
Pemeliharaan ayam pada penelitian ini dilakukan selama 15 minggu.
Kualitas telur ayam dilakukan pengambilan sampel 7 kali selama penelitian,
yang dimulai pada umur ayam 26 minggu, 28 minggu, 30 minggu, 32 minggu, 34
9
minggu, 36 minggu, dan 38 minggu. Masing-masing ulangan di ambil satu butir telur.
Perubahan yang diama ti adalah (1) berat telur (2) warna kuning telur (roche egg yolk
colour fan) (3) berat kuning telur (4) tinggi putih telur.
Yij = µ + τi + εij
Keterangan :
Yij : nilai pengamatan pada perlakuan ke-i (level eksrak rumput laut coklat) dan
ulangan ke-j ( ulangan).
µ : nilai rataan umum.
τi : pengaruh perlakuan ke-i (i= 1, 2, 3,4,5).
εij : pengaruh galat percobaan.
10
1. Perlakuan ditempatkan dalam satuan percobaan dengan ketentuan setiap ulangan
harus mengandung semua perlakuan.
2. Setiap ulangan tidak boleh ada perlakuan yang sama.
Keterangan :
R = Perlakuan
U = Ulangan
R4 R2 R1 R3 R0 R4
U3 U5 U5 U5 U5 U5 X X
R1 R2 R0 R3 R1 R3 R0 R4
U3 U3 U3 U3 U4 U4 U4 U4
R2 R3 R2 R4 R1 R0 R3 R2 G
a U6 U6 U2 U2 U2 U2 U2 U4 m
ba r
2. R4 R0 R1 R0 R3 R2 R1 R4
U6 U6 U6 U1 U1 U1 U1 U1
11
Variabel yang diamati dalam peneltian ini adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi pakan (gram) diperoleh dari selisih antara jumlah pakan yang diberikan
dengan pakan sisa setiap hari.
2. Pertambahan bobot badan (gram) yaitu diperoleh dari selisi bobot badan awal dengan
bobot badan akhir penimbangan.
3. Konversi pakan yaitu perbandingan antara konsumsi pakan rata-rata per ekor per hari
dengan pertambahan berat badan rata-rata per ekor per hari selama periode penelitian
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Rifaid. 2018. Kualitas Produksi Telur Berdasarkan Umur dan Pakan yang digunakan.
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Makasar
Rimber, I.I. 2007. Why seawees. Degree Diss., Sam Ratulangi University, Manado,
Indonesia.
Sahara, E. 2011. Peningkatan Indeks Warna Kuning Telur dengan Pemberian Tepung
Daun Kaliandra (Caliandra Calothyrsus) dan Kepala Udang dalam Pakan Itik. Jurnal
Sains Peternakan Indonesia Vol. 5 No.1
Sakroni, T. Kartini, K. Nova. 2015. Perbandingan Tebal Kerabang,Penurunan Berat
Telur,dan Nilai Haugh Unit Telur Ayam Ras Umur Simpan Sepuluh Hari dari Strain
Ayam Berbeda.Ed November. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol. 3(4):217-220
Shindy Hamindah Manteu, Nurjanah, Tati Nurhayati. 2018. Karakteristik Rumput Laut
Coklat (Sargassum policystum dan Padina Minor) dari Perairan Pohuwato Provinsi
Gorontalo. JPHPI Vol. 21(3) 396-405
Suharyanto. 2007. Age and Weigh of Layer Eggs Distributed in Bengkulu. JSPI 2(1) 22-
26. Bengkulu
Triastinurmiatiningsih, Ismanto, dan Ertina. 2011. Variasi Morfologi Anatom Sargassum
spp. Di Pantai Bayah Banten. Edisi Oktober. Ekologia, Vol. 11(2) 1-10
Triastinurmiatiningsih, Rina Yulianti, Dewi Sugiharti. 2015. Uji Aktivitas Sargassum
crassifolium sebagai Antifungi Candida albicans. Edisi April. Ekologia Vol. 15(1) 22-
28
Vijayavel, K. Anbuselvam, C. and Balasubramanian, M.P. 2007. Antioxidant Effect of the
Marine Algae Chlorella Vulgaris Against Naphthalene-induced Oxidative Stress in the
Albino rats. Molecular and cellular Biochemestry Vol. 303 (1-2).
Vivekananda Mandal, Yogesh Mohan, S. Hemalatha. 2007. Mikrowave Assisted
Extraction- An Innovative and Promising Extraction Tool for Medical Plant Research.
Edisi Jan-May. Pharmacognosy Reviews Vol. 1(1) 7-18
Winarno, F. G. and S. Koswara. 2002. Telur: Komposisi, Penanganan, dan
Pengolahannya. M-Brio Press. Bogor
14