Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dengan baik. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Asyariah Mandar.
proposal ini, terutama kepada yang terhormat Ibu Andi Tenri Bau Astuti M, S.Pt.,
M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Santi. S.Pt., M.Si selaku pembimbing II, yang
ini.
proposal ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.
Olehnya itu dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritikan dan saran
i
2019206013
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………….………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN……….….………...…………………………………..1
A. Latar Belakang…………...…………………..……………………...1
B. Hipotesis Penelitian…......………..………...………………………..3
C. Rumusan Masalah..…...…………………...………………………...3
…………………………………………….3
…………………………………...4
C. Ampas Sagu…….....………...………………………………………9
D. Fermentasi…..………..……..……………………………………...10
……………………………………...13
ii
D. Variabel Penelitian …….…….……………………………………..15
E. Rancangan Penelitian………….…………………..………………..16
F. Kegiatan Penelitian………….……………………………………...17
Daftar Pustaka……………………………………………………………………19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ayam kampung adalah sumberdaya domestik rakyat Indonesia yang
umum dipelihara. Jumlah populasi ayam kampung dalam 5 tahun terakhir telah
meningkat yaitu dari 299,7 juta ekor pada tahun 2017 meningkat menjadi 317,1
juta ekor pada tahun 2021 (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian, 2021) Ada beberapa alasan para peternak lebih memilih
beternak ayam kampung antara lain: Ayam kampung lebih tahan terhadap
baru dan tidak mudah stress,dalam hal pakan ayam kampung tidak memilih-milih
antara lain yaitu: daging ayam kampung kualitasnya jauh lebih baik, lebih padat,
rasanya lebih gurih, kandungan lemak atau kolesterolnya rendah dan kandungan
akan adanya residu antibiotic atau bahan kimia dalam tubuh ayam broiler
itu orang cenderung mengkonsumsi telur ayam kampung dari pada ayam ras
1
yang lebih tinggi daripada ayam broiler. Pemeliharaan ayam kampung dari tahun
Biaya pakan yang tinggi disebabkan sebagian besar dari bahan pakan
tersebut masih merupakan bahan impor seperti jagung dan konsentrat yang
kandungan gizi, mudah di dapat, harga relatif murah dan aman di konsumsi oleh
ternak seperti limbah sagu. Limbah sagu memiliki potensi yang baik untuk
digunakan sebagai bahan makanan yang berfungsi sebagai sumber energi untuk
manggantikan sebagian jagung atau biji - bijian lain dalam ransum unggas
(Nuraini, 2018).
pakan ternak ruminansia dan unggas (Suebu, Tanjung and Suharno, 2020). Ampas
sagu mengandung 65,7% pati, 14,8% serat kasar, 1,0% protein kasar, dan 4,1%
dapat di berikan secara langsung karena memiliki kandungan serat kasar yang
tinggi sekitar 12-20% dan protein kasar rendah yaitu 0,1-3,1% (Usman & Tirajoh,
sangat terbatas. Oleh karena itu, pemamfaatan ampas sagu sebagai pakan ternak
2
kandungan nutrisinya. Salah satunya adalah teknologi bio fermentasi
menggunakan probion.
serat tinggi menjadi lebih rendah. Bahan pakan alternatif untuk ternak yang
berasal dari ampas sagu masih terbatas penggunaanya, khususnya sebagai bahan
penyusunan ransum ternak karena adanya serat kasar yang tinggi dan nilai protein
B. Hipotesis Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
sebagai berikut :
3
2. Mengetahui dosis pemberian pakan ampas sagu fermentasi yang terbaik untuk
E. Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kindom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphyum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Ayam kampung merupakam istilah ilmiah dari Gallus domesticus yang memiliki
daya produksi daging dan telur yang bervariasi, mempunyai keunggulan tertentu,
seperti produksi telur, mempunyai suara merdu, warna bulu yang menarik, dan
lain sebagainya. Ayam kampung juga merupakan ayam asli Indonesia yang
memiliki ciri khas tersendiri dari tekstur dan rasa dagingnya sehingga banyak
disukai oleh konsumen. Hal ini membuat usaha ternak ayam memiliki prospek
5
Karakteristik Ayam Kampung
Ayam kampung atau yang biasa dikenal sebutan ayam bukan ras (buras)
kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta cuaca setempat. Bentuk jari kaki
kuat dan ramping, memiliki kuku yang tajam dan sangat kuat mengais tanah.
Secara umum ayam kampung mempunyai warna bulu yang beragam (hitam,
putih, cokelat, kuning dan kombinasinya), kaki cenderung panjang dan berwarna
hitam, putih, atau kuning serta bentuk tubuh ramping. Beberapa jenis ayam
kampung asli Indonesia yang dikenal masyarakat antara lain ayam pelung, ayam
kedu, ayam merawang, dan ayam sentul (Iskandar, 2010). Terbentuknya berbagai
macam-macam tipe ayam ini merupakan akibat dari proses budidaya dan
Ada juga peternak yang memberikan dedak padi tetapi tidak secara teratur.
mencapai 56% terutama pada anak ayam sampai umur 6 minggu, produksi
6
b. Sistem pemeliharaan secara semi-intensif ayam kampung dilakukan dengan
cara memisahkan anak ayam yang baru menetas dari induknya. Selama
pemisahan ini, anak ayam diberi pakan yang baik (komersial atau buatan
tingkat kematian ayam dapat mencapai 34% terutama pada anak ayam sampai
Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat krusial pada pemeliharaan
ternak, termasuk ternak ayam kampung. Hal ini disebabkan pakan merupakan
sumber gizi dan energi sehingga ternak dapat hidup, tumbuh dan bereproduksi
7
a. Kebutuhan nutrisi fase starter
Kebutuhan protein pada ayam kampung yang sedang tumbuh adalah 17% dan
memerlukan energi sebanyak 2.600 kkal (kilo kalori. Pakan yang diberikan
Pada fase grower ayam tidak terlalu menuntut kualitas pakan yang baik
sebagaimana fase starter. Hal ini disebabkan nutrisi dari pakan tidak terlalu
digunakan untuk tumbuh dan ayam pun belum bereproduksi. Pada fase ini
pakannya perlu karbohidrat tinggi yaitu 2.600 kkal/kg dengan kadar protein yang
dibutuhkan yaitu 14%. Kandungan asam amino terpenting pada fase ini adalah
kebutuhan basalnya juga untuk memenuhi kebutuhan produksi telur. Kadar energi
dalam pakan sebesar 2.400 - 2.700 kkal/kg. kadar protein dalam ransum sebanyak
14% sudah dapat menunjang produksi telur. Asam amino yang penting untuk
produksi telur adalah methionin (kira-kira 0,22%) dan lisin (kira-kira 0,68%).
8
Tabel : Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung Berdasarkan Umur
(mulyono, 2004)
C. Ampas Sagu
Limbah ampas sagu masih sangat jarang digunakan untuk kebutuhan
pakan ternak belum optimal karena mempunyai kendala ialah tingginya kadar
serat kasar yang di milikinya yakni 4.99% sedangkan rendahnya kadar protein
yakni 1.79%, untuk menurunkan kadar serat kasar yang tinggi didalam ampas
Pengunann ampas sagu untuk ternak ruminansia dapat bisa digunakan secara
langsung atau diolah dalam bentuk wafer (Adelina et al., 2020), Namun jika
diberikan pada ternak unggas tidak dapat diberikan secara langsung, dibutuhkan
9
Tabel: Hasil Uji Laboratorium Komposisi Kandungan Nutrisi Ampas Sagu
Sumber: Sudarto, 2020. (Hasil uji Lab. Jurusan Nutrisi dan Makanan
D. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses perubahan kimia dari zat organik makanan
dan bahan makanan yang mengalami fermentasi biasanya memiliki gizi yang
lebih tinggi dibandingkan bahan asalnya (Nuraini, 2018). Hal ini disebabkan
10
menguntungkan seperti perbaikan mutu bahan pangan baik dari aspek gizi
E. Konsumsi Pakan
yang terdapat di dalam ransum yang telah tersusun dari berbagai bahan makanan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam (Rasyaf, 1994). Menurut Wahyu (1992)
konsumsi pakan merupakan jumlah dari pakan yang diberikan dikurangi dengan
perbedaan ini harus disusun ransum yang tepat berdasarkan kebutuhan tiap jenis
kelebihan ini akan dapat menimbulkan kondisi yang terlampau gemuk dan
yang temperaturnya tinggi harus diberi ransum dengan kadar protein dan energi
tinggi disertai dengan meningkatkan kadar zat-zat makanan lainnya, vitamin serta
mineral. Jumlah ransum yang diberikan kepada setiap ekor ayam per hari
11
Tabel : kebutuhan ransum/ekor/hari/sesuai dengan umur
(g)
9 50 350
10 52 360
11 53 370
12 55 390
(Rukmana, 2003)
dengan bobot badan akhir selama waktu tertentu (Rasyaf, 2006). Menurut Hafez
badan adalah pengukuran berat badan pada unggas yang biasanya dilakukan
pertumbuhan respon ternak terhadap berbagai jenis pakan, lingkungan serta tata
jika pakan mengandung nutrisi yang tinggi maka ternak akan dapat mencapai
berat tertentu pada umur yang lebih muda. Persentase kenaikan bobot badan dari
12
pertumbuhan bobot badannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian
13
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
seperangkat alat untuk pembuatan ransum yang terdiri dari terpal sebagai alas,
pengaduk, ember, ayakan, tempat pakan dan minuman dari plastik, penimbang
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam kampung 45 ekor
C. Prosedur Penelitian
Pembuatan Ransum
diayak untuk memisahkan elasagu dari serat kasar atau pun benda
asing.
14
3. Tepung ampas sagu kering yang telah diayak kemudian di timbang dan
4. Ampas sagu yang telah diberi EM4/ragi tape tadi ditempatkan dalam
wadah yang bersih, bebas air dan minyak, di tutup sampai rapat selama
ciri yaitu :aroma khas/aroma buah atau beraroma seperti tape ketan,
warna agak kemerahan, tekstur lembut dan rasanya agak manis. Hasil
Persiapan Kandang
ekor ayam.
Pemberian Pakan
D. Variabel Penelitian
15
Konsumsi Pakan (g/ekor/minggu)
dikurangi sisa pakan setiap hari menggunakan timbangan digital, kemudian total
diberikan dikurangi sisa air minum setiap hari menggunakan gelas ukur kemudian
Bobot badan diukur sebelum dan sesudah perlakuan serta setiap sekali
dalam satu minggu sampai akhir penelitian. Penimbangan bobot badan dilakukan
dihitung berdasarkan bobot badan akhir dikurangi dengan bobot badan awal
menjadi unit satuan bobot badan yang dihitung setiap minggu selama penelitian.
16
Mortalitas
E. Rancangan Penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 (tiga ) perlakuan dan setiap perlakuan
Analisis Data
Pada penelitian ini, analisis data mengunakan metode RAL atau rancangan
acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Atau dalam model matematika
sebagai berikut :
Yij=μ+I+ϵij
Keterangan :
μ = Rata-rata pengamatan
ϵij = Pengaruh sisa terhadap sisa terhadap perlakuan ke-i dan ke-j
17
F. Kegiatan Penelitian
badan
18
Diagram Alur Penelitian
Manajemen Pemeliharaan
45 Ekor Ayam
Pemeliharaan 6 Minggu
1. Konsumsi pakan
2. Konsumsi Air
3. PBB
4. Konversi Pakan
5. Bobot Badan
6. Mortalitas
19
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, T., Mucra, D. A., Harahap, A. E., & Syarbini, M. (2020). Pengaruh
https://doi,org/10.35900/jjas.v3i1,7167
Indrayati, S., Nur, Y. M., Periadnadi, P., & Nurmiati, N. (2017). Pemanfaatan
Bogor, 78.
20
Performance Ayam Kampung. Skripsi. Universitas Brawijaya Fakultas
Peternakan: Malang
Latif, S. A., Nuraini, Mirzah, & Djulardi, A. (2011). Penggunaan Ampas Sagu
Swadaya. Jakarta
News.Ge.
Nucifera L.) Oleh Ragi Tempe Sebagai Campuran Pakan Terhadap Bobot,
Rasio Pakan, Dan Income Over Feed Cost Ayam Kampung (Gallus gallus
https://repository.usd.ac.id/12117/2/131434037_full.pdf
Kanisius.
21
Sudarto, A.-, Datau, F., & Fathan, S. (2021). Penambahan Ampas Sagu
https://app.dimensions.ai/details/publication/pub.1145584313
https://doi.org/10.21082/fae.v20n1.2002.40-49
Uhi, H. T. (2007). Peningkatan nilai nutrisi ampas sagu (Metroxylon sp.) melalui
http://repository.pertanian.go.id/handele/123456789/8925
22