PROPOSAL PENELITIAN
ERPIANI
L1A117115
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Erpiani
NIM : L1A1 17 115
Jurusan : Peternakan
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Peternakan,
Tanggal disetujui :
KATA PENGANTAR
pemberian kulit ari biji kedelai (Glycine max) terfermentasi terhadap fertilitas,
daya hidup embrio,daya tetas, dan bobot tetas ayam ras petelur yang dikawin
penelitian ini. Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
penulisan, proposal ini tidak luput dari kekurangan.Oleh sebab itu, saya menerima
saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki proposal penelitian ini.
Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat bermafaat bagi semua pihak
Penulis
DAFTAR ISI
Nomor Halaman
Nomor Halaman
hingga perdesaan adalah ayam lokal. Pengembangan ayam lokal merupakan cara
yang tepat untuk meningkatkan pendapatan petani. Salah satu ayam lokal yang
lama dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia adalah ayam bangkok.
keistimewaan dan sifat – sifat unggul yaitu memiliki bentuk tubuh yang ramping,
i adaptasi lingkungan yang baik dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat
sehingga tidak mudah terkena penyakit. Disamping itu ayam bangkok mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila peternak
kebanggaan.
Ayam ras petelur adalah salah satu jenis ayam ras penghasil telur yang
banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Ayam ras petelur cukup potensial untuk
produktivitas telur cukup tinggi yaitu 60-70%, laju pertumbuhannya sangat pesat
yaitu pada umur 4,5-5,0 bulan, konversi terhadap penggunaan ransum cukup
bagus, dan periode ayam ras petelur lebih panjang karena tidak adanya periode
mengeram.
telur yang dihasilkan dibuahi atau fertil. Namun demikian tidak semua fertil akan
menetas dengan baik, banyak faktor yang berpengaruh di dalamnya. Sehubungan
dengan hal ini maka untuk memperoleh daya tetas yang baik dalam penetasan.
menghasilkan keturunan yang membawa sifat baik dari kedua tetua yang berbeda
yakni kombinasi sifat dari pejantan dan betina. Persilangan ayam bangkok dan
keturunan yang menghasilkan keturunan yang baik kedua tetuanya yaitu ayam
suatu usaha peternakan unggas, karena pakan mempunyai kontribusi sebesar 70-
80% terhadap keseluruhan biaya produksi. Selain itu pakan juga dapat menjadi
bahan baku (pakan) dengan harga yang layak tidak tersedia sepanjang waktu.
Salah satu cara untuk mencari sumber bahan baku (pakan) alternatif untuk
namun dilihat kandungan nutrisi limbah industri relatif rendah dan terdapat zat
anti nutrisi seperti yang berasal dari limbah agroindustri adalah kulit ari biji
kedelai. Salah satu bahan pakan alternatif yang dapat digunakan dan cukup besar
Kulit ari biji kedelai merupakan limbah industri hasil pembuatan tempe
yang diperoleh setelah melalui proses perebusan dan perendaman kacang kedelai.
Kulit ari biji kedelai ini sangat potensial dimanfaatkan sebagai pakan ternak
mengingat kandungan protein dan energinya yang cukup tinggi. Menurut Iriyani
(2001) bahwa kulit ari biji kedelai ini mengandung protein kasar 17,98 %, lemak
kasar 5,5 %, serat kasar 24,84 % dan energi metabolis 2898 kkal/kg, dan
dengan vitamin dan beberapa zat gizi lainnya dalam biji kedelai yang membentuk
erat dengan kualitas nutrisi yang dikonsumsi dan faktor genetik. Berbagai sumber
daya fertilitas yang tinggi dapat diperoleh baik dalam bentuk pakan jadi maupun
bahan pakan. Menurut Astuti (2001), sSalah satu unsur nutrisi yang berpengaruh
terhadap kualitas spermatozoa adalah zink (Zn). Unsur Zn telah tersedia dalam
bentuk sintetis tetapi banyak juga terdapat pada buah-buahan dan sayuran.
Penetasan telur unggas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penetasan
alami dan penetasan buatan. Penetasan alami yaitu menetaskan telur dengan
menggunakan induknya atau jenis unggas lain, sedangkan penetasan buatan yaitu
menetaskan telur karena satu induk hanya bisa mengerami sekitar 10 butir telur,
(Kartasudjana, 2001).
diharapkan dapat meningkatkan populasi ayam dalam waktu yang relatif cepat
dan menjamin kontinuitas ketersediaan bibit. Hal ini disebabkan karena mesin
tetas berfungsi sebagai pengganti induk dalam penetasan telur untuk
tetas adalah menghilangkan periode mengeram pada induk, sehingga induk lebih
produktif dan mampu menghasilkan telur lebih banyak selama hidupnya. Selain
itu anak ayam (DOC) dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak pada waktu
yang bersamaan dan kapasitas penetasan dapat diperbanyak sesuai dengan jumlah
pengaruh pemberian kulit ari biji kedelai (Glycine max) terfermentasi terhadap
fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, dan bobot tetas ayam ras petelur yang
pengaruh pemberian kulit ari biji kedelai (Glycine max) terfermentasi terhadap
fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, dan bobot tetas ayam ras petelur yang di
ari biji kedelai (Glycine max) terfermentasi terhadap fertilitas, daya hidup embrio,
daya tetas, dan bobot tetas ayam ras petelur yang dikawin silangkan dengan ayam
bangkok.
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi
peternak terkait dalam penggunaan kulit ari biji kedelai dalam pakan ayam ras
petelur yang dikawin silangkan dengan ayam bangkok . Selain itu, hasil penelitian
menghasilkan keturunan yang membawa sifat unggul dari kedua tetua yakni
kombinasi sifat unggul dari pejantan (ayam bangkok) dan betina (ayam ras
perbaikan kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan. Salah satu bahan pakan
alternatif berupa kulit ari biji kedelai (Glycine max). Menurut Rahmawati (2005),
kulit ari biji kedelai mengandung polisakarida yaitu sebesar 86%, serta beberapa
vitamin dan mineral seperti besi (Fe), seng (Zn), dan magnesium (Mg) yang mana
ikatan sejumlah asam amino dengan vitamin dan beberapa zat gizi lainnya dalam
kulit ari biji kedelai yang membentuk flavonoid. Isoflavon pada hewan ternak
Koleksi telur
Penetasan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemberian kulit ari biji kedelai pada
pakan dapat meningkatkan fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, dan bobot
tetas ayam ras petelur yang dikawin silangkan dengan ayam bangkok.
II. TINJAUAN PUSTAKA
hingga perdesaan adalah ayam lokal. Ayam bangkok sudah termasuk menjadi
ayam lokal karena telah lama dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat
berbagai keistimewaan yaitu adalah bentuk tubuh yang ramping dan memiliki
daya tahan berlaga yang tinggi. Disamping itu ayam Bangkok mempunyai nilai
Thailand tetapi telah lama berkembang biak di Indonesia. Keistimewaan ayam ini
adalah bentuk tubuh yang ramping dan memiliki daya tahan beradu yang tinggi,
disamping itu ayam bangkok juga mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga
banyak masyarakat yang memelihara untuk keperluan hobi dan kepentingan bisnis
(Sudradjat, 1994)
persilangan pejantan ayam bangkok dan betina ayam ras petelur yang hingga
saat ini hasil keturunannya disebut ayam kampung super (Kholik dkk., 2016).
Pemeliharaan ayam bangkok masih dalam skala kecil hal ini dikarenakan
keterbatasan bibit dan jarak pemeliharaan yang cukup lama. Selain itu, banyak
masyarakat yang menjadikan usaha ayam bangkok ini sebagai usaha sampingan
(Nova dkk., 2018). Gambar ayam bangkok dapat disajikan pada Gambar 2
Kelebihan dari ayam bangkok adalah memiliki postur badan yang bulat,
padat, badan agak memanjang yang di isi oleh otot serat yang kuat dengan
struktur daging yang alot dan keras. Selain itu, ayam bangkok juga memiliki
kelebihan lain seperti memiliki bentuk pertulangan yang besar, serta memiliki
kapabilitas yang baik dari ayam lainnya. Ayam bangkok juga memiliki leher
yang besar dan kuat serta memiliki bulu yang lebat untuk mengantisipasi
karena memiliki berbagai keistimewaan yaitu bentuk tubuh yang ramping dan
memiliki daya tahan berlaga yang tinggi. Selain itu ayam bangkok memiliki nilai
ekonomi yang tinggi (Pagala dkk., 2018). Dikatakan juga bahwa untuk
mendapatkan telur tetas yang seragam dalam jumlah banyak sulit diperoleh, hal
Ayam ras petelur adalah ayam ras final stock yang dihasilkan dari ayam
ras bibit parent stock (Rahayu et al.,2011). Ayam ras petelur merupakan jenis
ayam yang memiliki laju pertumbuhan sangat pesat dan kemampuan berproduksi
telur yang tinggi. Sifat-sifat unggul yang dimiliki ayam ras petelur antara lain
laju pertumbuhan ayam ras petelur sangat pesat pada umur 4,5-5,0 bulan,
kemampuan produksi telur ayam ras petelur cukup tinggi yaitu antara 250 -280
menghasilkan 1 kg telur, dan periode ayam ras petelur lebih panjang karena
tidak adanya periode mengeram (Sudarmono, 2003). Gambar ayam ras petelur
medium (sedang). Ayam ras petelur tipe ringan memiliki ciri-ciri badan ramping
dan postur tubuhnya kecil sehingga telur yang dihasilkan berukuran lebih kecil
dari tipe medium dan berwarna putih. Ayam ras petelur tipe medium (sedang)
memiliki postur tubuh yang cukup besar dan menghasilkan telur yang umumnya
berwarna cokelat. Ayam ras petelur tipe medium ini juga dikenal sebagai ayam
dwiguna atau ayam petelur cokelat yang memiliki berat badan antara ayam tipe
petelur tipe medium daripada tipe ringan karena tipe medium lebih
menguntungkan jika dipelihara (Abidin, 2003). Kelemahan dari ayam ras petelur
yaitu sangat peka terhadap lingkungan sehingga lebih mudah mengalami stress,
pakan dengan kualitas yang baik serta air minum yang cukup
2.3. Kulit ari biji kedelai
Kulit ari biji kedelai merupakan limbah industri hasil pembuatan tempe
yang diperoleh setelah melalui proses perebusan dan perendaman kacang kedelai.
Setelah melalui kedua proses ini kulit ari dipisahkan dengan melakukan
penginjakan atau dengan mesin pembelah biji sekaligus pemisah kulit, kemudian
kulit biji akan mengapung dan dibuang begitu saja. Kulit ari kedelai ini masih
dan energinya yang cukup tinggi. Menurut Iriyani (2001) bahwa kulit ari biji
kedelai ini mengandung protein kasar 17,98 %, lemak kasar 5,5 %, serat kasar
Limbah kulit ari biji kedelai mengandung protein yang cukup tinggi dan
bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk. Menurut Hisna (2012)
disebutkan bahwa kandungan gizi pada kedelai meliputi protein (40%), lemak
(20%), karbohidrat (35%), dan air (8%). Kandungan protein yang tinggi pada
kedelai tidak hanya pada bagian bijinya, namun juga terdapat pada kulit arinya.
Pada proses perebusan, kulit ari yang terpisah akan mengandung protein yang
sangat tinggi karena struktur protein tersebut berubah (Adawiah, 2007). Kulit ari
biji kedelai juga mengandung berbagai macam asam amino seperti glisin, asam
aspartat, asam glutamat, lisin, serin, leusin, prolin, tirosin, valin, arginin, alanin,
isoleusin, fenil alanin, histidin dan metionin (Harris dan Karmas, 1989).
Kulit ari biji kedelai merupakan limbah yang berpotensi untuk bahan
campuran ransum ternak unggas dan pakan ikan (Yefri, 2006). Kulit ari biji
bahwa kulit ari biji kedelai memiliki kandungan protein kasar 16%, lemak
bahwa Kandungan kimiawi kulit ari biji kedelai yaitu polisakarida sekitar 86%,
serta vitamin E , dan mineral seperti besi (Fe), kalsium (Ca), kalium, dan
Magnesium ( Mg).
adalah :
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminoseae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L)
Gambar Kulit ari biji kedelai (Glycine max) dapat disajikan pada
Gambar 4.
secara normal dari rectum permulaan pembentukan telur sampai dengan telurakan
Fertilitas adalah persentase telur yang fertil dari seluruh telur yang
digunakan dalam suatu penetasan. Nuryati dkk. (2000) menyatakan bahwa agar
telur dapat menetas menjadi anak ayam maka telur tersebut harus dalam keadaan
fertil atau disebut dengan telur tetas. Telur tetas merupakan telur hasil perkawinan
ayam jantan dan betina yang telah dibuahi oleh sperma sel jantan. Lanjut
kesuburan telur dalam menentukan jumlah telur yang fertil untuk terus ditetaskan
sedangkan yang tidak fertil atau tidak bertunas dikeluarkan dan tidak ditetaskan
betina, pakan induk, umur penjantan yang digunakan dan umur telur. Selain itu
Ferilitas berpengaruh terhadap daya tetas telur, semakin tinggi fertilitas maka daya
Daya hidup embrio (DHE) adalah persentase telur-telur tetas yang fertil
dari umur 7 hari penetasan sampai pada umur 14 hari penetasan setelah telur
berada dalam mesin tetas. Untuk mengetahui daya hidup embrio dilakukan
melalui peneropongan telur (candling) telur yang masih hidup ditandai dengan
sedangkan telur yang mati ditandai dengan adanya bintik dan benang darah
Daya hidup embrio adalah kemampuan embrio untuk bertahan hidup pada
umur 14 hari setelah telur berada dalam mesin tetas. Telur yang embrionya masih
hidup ditandai dengan bertambahnya jumlah dan ukuran akar-akar serabut pada
telur, sedangkan telur yang embrionya mati ditandai dengan tidak adanya bintik
atau benang darah merah yang mengelilingi telur (Indrawati et al., 2015).
dalam waktu lama dan kapasitas sperma yang rendah fertilitasnya. Faktor
lingkungan antara lain temperature, kelembaban dan kosentrasi gas yang terdapat
disebabkan karena beberapa faktor salah satunya adalah temperatur mesin tetas
yang tidak diatur dengan benar. Baik terlalu tinggi atau terlalu rendah maupun
akibat listrik yang sering padam sehingga embrio tidak dapat berkembang
dengan baik (Salombe, 2012). Selain itu dilaporkan juga oleh Tullet (1990)
frekuensi pemutaran telur, ventilasi dan kebersihan telur. Faktor lainnya juga
adalah kondisi suhu dalam mesin tetas yang tidak merata kemugkinan dapat
menimbulkan kematian pada calon anak ayam (Iswanto, 2005). Lebih lanjut
3 x sehari yakni pagi, siang dan di malam hari bila menggunakan mesin tetas
manual dan diatur selama pemutaran 1 kali untuk 3 jam bila menggunakan mesin
tetas otomatis.
Daya tetas telur yaitu banyaknya telur yang menetas dibandingkan dengan
banyaknya telur yang fertil dan dinyatakan dalam persen. Daya tetas dipengaruhi
oleh penyimpanan telur, faktor genetik, suhu dan kelembaban, umur induk,
kebersihan telur, ukuran telur, nutrisi dan fertilitas telur. Penyimpanan telur sangat
mempengaruhi daya tetas.Tingginya daya tetas telur ayam kampung pada umur 3
hari disebabkan karena pada telur umur 3 hari masih dalam keadaan segar. Telur
yang masih segar memiliki pori-pori kerabang telur yang lebih kecil dibandingkan
memilih telur tetas atau seleksi telur tetas (bentuk telur, bobot telur, keadaan
kerabang, ruang udara di dalam telur, dan lama penyimpanan) dan teknis
fertilitas telur maka daya tetas akan relatif menjadi tinggi begitu pula sebaliknya.
Daya tetas dan kualitas telur tetas dipengaruhi oleh cara penyimpanan, lama
Selain itu terdapat juga faktor penyimpanan telur dimana daya tetas juga
akan menurun apabila telur disimpan terlalu lama. Telur-telur yang disimpan
daya tetasnya akan menurun sekitar 3% tiap tambahan sehari. Solusi untuk
dibandingkan telur yang tidak disimpan dalam plastik PVC. Biasanya telur yang
disimpan dalam kantong plastik ini daya tetasnya juga lebih tinggi dari pada
untuk mendapatkan berat tetas yang baik, perlu dilakukan seleksi telur dengan
baik seperti memilih telur dari induk yang sehat. Anak yang dihasilkan dari
penetasan telur sangat dipengaruhi oleh berat telur karena telur mengandung
nutrisi seperti vitamin, mineral dan air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
selama pengeraman. Nutrisi ini juga berfungsi sebagai cadangan makanan untuk
sedang akan menetas lebih baik dari pada telur yang berbobot kecil atau terlalu
besar. Hal ini disebabkan adanya penguapan cairan dari dalam telur, sehingga
bobot telur menjadi turun.Hal ini karena telur-telur yang lebih besar memerlukan
waktu yang lebih lama untuk menetas dibandingkan dengan telur-telur yang lebih
kecil.telur yang bobotnya kecil akan menghasilkan anak ayam yang kecil pula
pada saat menetas dibandingkan dengan telur yang bobotnya berat. Telur yang
berat akan mengandung nutrisi yang lebih banyak dibandingkan dengan telur yang
kecil. Penguapan yang tinggi terjadi apabila telur ditetaskan pada suhu yang tinggi
dan sebaliknya apabila suhu mesin tetas rendah maka penguapan yang terjadi
rendah.Penguapan air dan gas yang terjadi menyebabkan bobot telur tetas
menyusut, dan penyusutan ini dapat memengaruhi bobot tetas yang dihasilkan
yaitu dengan adanya pertukaran gas vital oksigen dan karbon dioksida serta
fertilitas dan daya tetas telur. Hasil penelitian suharyati menyatakan bahwa
fertilitas telur pada penggunaan semen dari pejantan yang diberi vitamin E dan
bersamaan memberikan kualitas semen, fertilitas dan daya tetas telur kalkun lokal
yang terbaik.
ras hasil persilangan ayam bangkok dengan ayam ras petelur, dengan metode
jantan sebanyak 3 ekor, ayam ras petelur jantan sebanyak 2 ekor dan ayam ras
petelur betina 15 ekor. Hasil Penelitian menyatakan bahwa Fertilitas, daya tetas
dan mortalitas embrio yang baik pada ayam BP (Persilangan ayam Bangkok
jantan dengan ayam Ras petelur betina) salah satunya dipengaruhi oleh faktor
nutrisi. Hal ini didukung dengan pernyataan Rahayu dkk. (2005) bahwa faktor-
fakor yang mempengaruhi daya tetas ayam ras petelur salah satunya asupan
nutrisi. Asupan nutrisi yang baik pada ransum ayam petelur hasil persilangan
dapat dipenuhi dengan penembahan kulit ari biji kedelai terfermentasi sebagai
bahan pakan. Kulit ari biji kedelai memiliki kandungan protein 17,98% yang
dapat dijadikan sebagai pakan ayam ras petelur, namun memiliki serat kasar
Materi penelitian ini adalah semen ayam bangkok yang diperoleh dari 4
ekor ayam bangkok jantan dengan rataan berat ±1,7 kg dan umur 1 tahun sampai
1,5 tahun dengan sex rasio perbandingan 1 : 7 ekor. Selain itu, juga digunakan
ayam ras petelur fase layer sebanyak 20 ekor dengan rataan berat ±2,1 kg. Pakan
yang diberikan kepada ayam jantan dan betina percobaan adalah pakan campuran
sdedak, jagung, konsentrat RK-24, dan kulit ari biji kedelai. Pada uji fertilitas
telur, digunakan alat candling yang terpasang pada mesin penetas otomatis. Untuk
mendapatkan telur tetas, maka ayam betina diinseminasi dengan semen dari
pejantan menggunakan spoit 1ml dan mikrotube sebagai wadah semen saat
ditampung.
Kulit ari biji kedelai terlebih dahulu terpisah dari isinya (kedelai) dan
menggunakan EM4 yang di peroleh dari Toko tani di Kendari dan di jemur di
bawah sinar matahari sampai kulit ari biji kedelai kering. Setelah kering maka
kulit biji ari kedelai digiling menggunakan mesin penggiling kemudian ditimbang
Difermentasi
dengan
Dikeringkan
Digiling
35x35x35 (cm) sebanyak 20 kotak untuk ayam ras petelur serta kandang untuk
ayam bangkok jantan sebanyak 4 kotak dengan ukuran 40x40x40 (cm) yang
dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Peralatan lain yang digunakan
patogen.
3.3.3. Pemeliharaan
selama 1 minggu dan waktu pemungutannya pada pagi hari selama 2 minggu.
Pemberiaan pakan dan air minum dilakukan secara adlibithum, pakan yang
diberikan adalah campuran dari beberapa jenis pakan. Pakan diberikan dua kali
sehari yaitu pada pagi hari pukul 07:00 dan sore hari pada pukul 16:00.
Kandungan nutrisi bahan penyusun ransum disajikan pada Tabel 3.1. Sedangkan
ransum betina ayam ras petelur fase layer, ransum jantan ayam bangkok dewasa,
dan komposisi bahan pakan pada masing perlakuan ayam bangkok dan ayam ras
petelur dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.2, dan 3.3.
(2010) untuk ayam ras petelur fase layer membutuhkan Protein kasar 17-18 %;
Lemak kasar 7%; Serat kasar <7%; Calcium 4 dan Phosphor Dengan Energi
memerlukan Protein Kasar 16 - 18%; Serat Kasar 7%; Lemak Kasar 2,5 - 7%
sekitarnya. Proses inseminasi buatan dilakukan oleh dua orang, orang pertama
memegang ayam betina dan orang kedua memasukan alat suntik yang sudah berisi
dilakukan setiap hari, diberi kode, dan dikumpulkan pada egg tray kemudian
tetas, telur terlebih dahulu dibersihkan dengan kain lap. Penetasan dilakukan
untuk mengetahui fertilitas dan pada hari ke- 14 peneropongan dilakukan untuk
kali sehari yaitu pada jam 06.00 WITA, jam 12.00 WITA, jam 18.00 WITA
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini terdiri
atas:
sebagai berikut:
Yij = µ + άi + εij
Keterangan :
Yij = Respon perlakuan kulit ari biji kedelai ke i (i = 1,2,3,4) dan ulangan
ke-j (j = 1,2,3,4,5)
µ = Rataan umum
3.5.1. Fertilitas
fertil ditandai dengan adanya tunas berupa pembuluh darah yang bercabang-
cabang, sedangkan telur infertil ditandai dengan titik atau lingkaran berwarna
kehitaman. Fertilitas diamati pada umur penetasan 7 hari dan persentase fertilitas
Daya hidup embrio (DHE) adalah persentase telur-telur yang fertil dari
umur 7 hari - 14 hari penetasan. Daya hidup embrio dihitung dengan rumus North
Daya tetas adalah persentase telur-telsur yang menetas dari jumlah embrio
telur fertil yang dihitung dengan rumus North and Bell (1990).
Bobot tetas (g) diketahui dengan menimbang Day Old Chicken (DOC)
saat pulling (pengeluaran DOC dari mesin tetas setelah bulunya kering) dengan
maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Gaspersz, 1991).
DAFTAR PUSTAKA
Agustira R, dan Yisnah Y.K. 2017. Lama penyimpanan dan temperatur penetasan
terhadap daya tetas telur ayam kampung.Universitas Almuslim. Jurnal
Ilmiah Peternakan, 5(2):95-101
Badaruddin, R.,Syamsudin. Fuji, A., dan M. A. Pagala. 2017. Performa penetasan
telur ayam hasil persilangan ayam bangkok dengan ayam ras petelur.
Jitro, Vol.4 No.2. Hal (1-4)
Fitasari E, K Reo, N Niswi. 2016. Penggunaan Kadar Protein Berbeda Pada
Ayam Kampung Terhadap Penampilan Produksi dan Kecernaan
Protein. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 26(2):73-83.
Fuji Auza A,. Rusli Badaruddin, dan Rahim Aka. 2017. Peningkatan nilai nutrisi
kulit ari biji kedelai yang difermentasi dengan menggunakan teknologi
efektivitas mikroorganisme (em-4) dan waktu inkubasi yang berbeda.
Jurnal Scietific Pinisi. Vol 3.No 2 Hal (128-143)
Hamiyanti, A. A., Achmanu, A., Muharlien, M., dan Putra, A. P. 2011.Pengaruh
jumlah telur terhadap bobot telur, lama mengeram, fertilitas serta daya
tetas telur burung kenari. Ternak Tropika Journal of Tropical Animal
Production, 12(1):95-101.
Helendra, Imanidar, R Sumarmin. 2011. Fertilitas dan Daya Tetas Telur Ayam
Kampung (Gallus Domestica) Dari Kota Padang. Eksakta. 1:1-9.
Hernawati. 2006. Teknik Analisis Nutrisi Pakan dan Evaluasi Energi Pada
Ternak. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung
Indrawati E, T Saili, S Rahadi, L Nafiu, 2015. Fertilitas, Daya Hidup Embrio,
Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Ras Hasil Inseminasi Buatan
Dengan Ayam Tolaki. Jitro. 2(2):1-10.
Iriyani, N. 2001. Pengaruh penggunaan kulit biji kedelai sebagai pengganti
jagung dalam ransum terhadap kecernaan energi, protein dan kinerja
domba. Animal Production. Journal Produksi Ternak. Vol. 2. Fakultas
Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Semarang.
Iswanto H. 2005. Ayam Kampung Pedaging. PT Agromedia Pustaka. Jakarta
(ID).
Khatifah. 2017. Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur Ayam Buras Hasil
Penambahan Asam Amino Glutamin secara In Ovo pada Periode
Inkubasi. [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.
Makassar (ID).
Kholik A, E Sujana, I Setiawan. 2016. Performa Ayam Hasil Persilangan
Pejantan Bangkok Dengan Betina Ras Petelur Strain Lohman.
[Skripsi]. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung (ID).
Lesson DJ dan Summers MC. 2005. Poultry Feeds and Nutrision. The AVI
Publishing Co. Inc. Westport, Conecticut (US).
Mairizal. 2005. Upaya peningkatan kualitas kulit ari biji kedelai melalui
fermentasi Dengan kapang Aspergillus niger. Laporan Hasil
Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi.
Nafiu LD, M Rusdin, AS Aku. 2014. Daya Tetas dan Lama Menetas Telur
Ayam Tolaki Pada Mesin Tetas Dengan Sumber Panas Yang Berbeda.
Jitro. 1(1):1-13.
Nafiu, L. O., Rusdin, M., dan Selamet, A. A. 2014.Daya tetas dan lama menetas
telur ayam tolaki pada mesin tetas dengan sumber panas yang
berbeda.Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo. JITRO,1(1):32-44
Napirah, A., Badaruddin, R., Bain, A., dan Saili, T. 2017.Tingkat pengetahuan
peternak ayam kampung tentang teknologi inseminasi buatan (ib) dan
penetasan di desa Wajo, Kabupaten Buton Tengah, sulawesi tenggara.
Prosiding Seminar Nasional Peternakan, Kendari, 8 April 2017
Tullett SG. 1990. Science dan The Art Of Incubation. Pult. Sci. 69:1-15.
Wahyudi TF, D Sudrajat, B Malik. 2017. Energi Metabolis Ransum Komersil
dan Jagung Pada Ayam Broiler. Jurnal Peternakan Nusantara. (1):1-
11. ISSN 2442-2542.
Wati Y.P., DjunaidiI.H dan Sudjarwo E. 2016. Pengaruh panambahan tepung kulit
manggis (garcinia mangostana.l) dalam pakan terhadap tingkat fertilitas,
daya tetas, dan bobot tetas itikMojosari. Universitas Brawijaya. Malang.
Jurnal peternakan, 3(1):1-9
Wicaksono, D., Kurtini, T., dan Nova, K. 2013.Perbandingan fertilitas serta susut,
daya dan bobot tetas ayam kampung pada penetasan kombinasi. Jurnal
Ilmiah Peternakan Terpadu, 1(2):1-8