Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

“KAMPUS MERDEKA”

“PETERNAKAN AYAM PETELUR ”


Milik Bapak Fragky Palit
Desa Tetey,Kecamatan Dimembe,Kabupaten Minahasa utara

OLEH :

NAMA : LISA TOANI


NIM :18041104048

PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenan-Nya sehingga
pelaksanaan KAMPUS MERDEKA ( Magang ) gelombang Kedua dapat dilaksanakan
sebagai mana waktu yang ditentukan, sekaligus penyusunan laporan yang dapat
terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Judul laporan ini yaitu PETERNAKAN AYAM PETELUR yang dilaksanakan di Desa
Tetey, kecamatan dimembe, kabupaten Minahasa utara.

Dengan selesainya Magang dan laporan ini, penulis mnyampaikan terima kasih kepada:

- Dosen selaku pembimbing dalam pembuatan laporan Kampus merdeka.


- Bapak Frangky Pallit, Selaku pemilik Peternakan ayam petelur.
Secara khusus tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada orang tua yang
telah memberikan dorongan serta doa guna keberhasilan penulis.
Penulis sendiri menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih ada banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritikan untuk
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memperkaya pengalaman belajar
penulis

Buha,Juni 2021
Lisa Toani

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar belakang.............................................................................................. 2
B. Tujuan magang............................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4
A. Ayam ras petelur.......................................................................................... 4
B. Pakan ayam ................................................................................................. 5
C. Perkandangan .............................................................................................. 6
D. Kesehatan ayam .......................................................................................... 6
III. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 8
A. Waktu dan tempat pelaksanaan.................................................................... 8
B. Aspek yang di kaji........................................................................................ 8
C. Pelaksanaan kegiatan magang di peternakan............................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 9
A. Kondisi umum peternakan........................................................................... 9
1. Letak geografis .......................................................................................... 9
2. Sejarah perusahaan..................................................................................... 9
B. Ayam Petelur ............................................................................................... 8
C. Perkandangan ..............................................................................................10
D. Pakan dan minum ........................................................................................ 12
E. Produksi ....................................................................................................... 15
F. Kesehatan Ternak......................................................................................... 16
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 19
A. Kesimpulan ................................................................................................. 19
B. Saran............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam skala lokal, konsumsi protein hewani dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, setelah pada tahun 1998 mengalami penurunan yang
tajam akibat dari krisis moneter. Besarnya peluang pasar ayam petelur ini
merupakan kesempatan yang sangat potensial untuk mengembangkan
peternakan ayam petelur. Bagi seorang peternak kesalahan pemeliharaan
ayam akan menghasilkan pertumbuhan ayam yang buruk sehingga
mengakibatkan hasil produksi menurun.
Ayam petelur dijadikan pilihan dalam beternak karena dirasa ayam
tersebut mampu untuk menghasilkan telur dalam jumlah yang cukup dengan
waktu yang cepat. Telur pertama dihasilkan pada saat berumur 6 bulan dan
akan terus menghasilkan telur sampai umurnya mencapai 2 tahun. Dengan
total produksi telurnya antara 250 sampai 280 butir per tahun. Teknik
manajemen pemeliharaan ayam ras petelur yang sesuai sangat diperlukan
untuk mencapai hasil produksi yang optimal.
Dalam beternak dan mendapatkan hasil yang sesuai, kita perlu
memperhatikan manajemen dalam pemeliharaan yaitu mulai dari pakan,
kandang, penyakit serta pengobatannya, sifat genetikanya, asal usulnya
ternak, vaksinasi dan sebagainya. Pemeliharaan ayam petelur membutuhkan
penanganan khusus dan sangat penting untuk diperhatian. Kunci utama untuk
mencapai produksi yang optimal yaitu manajemen yang baik, yaitu persiapan
awal, terutama pada fase persiapan kandang, fase starter, grower dan layer
serta didukung dengan manajemen sistem recording baik.
Perkembangan ternak unggas berkembang sangat pesat di bandingkan
dengan ternak yang lainnya dan salah satunya adalah ayam petelur. Produksi

1
utamanya adalah telur. Telur merupakan hasil ternak unggas yang mempunyai
nilai gizi yang tinggi, lengkap dan mudah di cerna. Telur merupakan sumber
protein hewani di samping daging, ikan dan susu (Sudaryani dan Santoso,
1996)

B.Tujuan magang

Tujuan umum dari kegiatan magang adalah untuk:

1. Memperoleh pengalaman yang memadai dengan cara mengenali


kegiatankegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang peternakan.

2. Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan


penerapannya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat
menjadikan bekal ilmu yang lebih luas dalam terjun ke masyarakat.

3. Memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis yakni


langsung dapat menjumpai, merumuskan serta memecahkan
permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang peternakan,

Tujuan khusus, antara lain :

1. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang


manajemen pemeliharaan ayam petelur.

2. Memperoleh pengalaman dan ketrampilan secara langsung dalam


bidang manajemen ayam petelur.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Ayam  Ras Petelur


Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus
untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan
itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak.
Pengembangan usaha ternak unggas jenis ras layer (ayam petelur) di Indonesia masih
memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Ini
dikaitkan dengan perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun
ke tahu terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam
kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus
meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi
bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup (Anonim, 2012).
Sesuai dengan kebutuhan terhadap angka kecukupan energi rata-rata
penduduk Indonesia pada tingkat konsumsi sebesar 2200 Kkal/orang/hari dengan
tingkat ketersediaan energi sebesar 2550 Kkal/orang/hari, dengan angka kecukupan
protein rata-rata sebesar 50 gram/orang/hari pada tingkat konsumsi dan 55
gram/orang/hari pada tingkat ketersediaan, sedangkan Angka kecukupan konsumsi
lemak minimum setara dengan 10 % dari total energi dan maksimum 25 % dari total
energi, dengan konsumsi yang bersumber dari lemak rata-rata sebesar 20 % (Deptan,
2013). Hal itu berarti target konsumsi protein hewani sekitar 11 g/hari/perkapita.
Namun yang terjadi, konsumsi protein hewani penduduk Indonesia baru memenuhi
4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih rendah dibanding Malaysia, Thailand dan
Filipina (Gallu, 2007).

Ayam petelur adalah ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil
telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang
ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam
hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar Ayam itu sendiri
terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging dan ayam jenis petelur. Ayam
3
jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena untuk dihasilkan daging dalam jumlah
yang banyak dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam petelur juga dibudidaya
untuk menghasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan kualitas yang
baik (Anonim, 2012).
B. Jenis ayam petelur ras terbagi menjadi dua

a.    Tipe ayam petelur ringan


Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini
mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar.
Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari
galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan
komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.
Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual
ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur
lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe
ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya
diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam
petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini
mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga
bila kepanasan.
b.    Tipe ayam petelur medium
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di
antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini
disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga
tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan
daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena
warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat
yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga.

4
Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur
putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat
daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang
berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada
telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan
produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging
dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging
dengan rasa yang enak.

C. Pakan ayam 

Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan


nutrien,  meskipun energi terpenuhi tetapi apabila kebutuhan nutrien
lainnya belum  terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka efisiensi
penggunaan pakan rendah.  Untuk membuat formulasi ransum harus
memperhatikan kandungan energi  dan lain – lainya (Suprijatno dan
Atmomarsono, 2005). 
Pengaruh konsumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam 
petelur sangat penting. Selain tipe ayam, suhu lingkungan juga sangat 
berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Suhu lingkungan yang tinggi akan 
menyebabkan ayam banyak minum dan menguranggi konsumsi pakan.
Akibat  dari hal tersebut protein yang masuk ke dalam tubuh ayam hanya
sedikit.  Untuk mengatasi hal tersebut maka ransum ayam petelur di
indonesia harus  mengandung protein yang tinggi (Rasyaf, 1994).  
Ayam membutuhkan setidaknnya 40 senyawa kimia esensial yang
harus  ada dalam ransum ayam. Senyawa kimia tersebut harus dalam
jumlah yang  cukup dalam perbandingan optimum satu terhadap lainnya
dan dalam bentuk yang mudah di dapat untuk merangsang pertumbuhan
laju maksimum,  produksi telur. Apabila hal tersebut kurang di perhatikan
oleh peternak maka  pertumbuhan ayam, produksi akan turun dan ayam
akan mudah terserang  penyakit (Anggrodi, 1985). 
5
Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam 
kandang, dan sebaliknya. Oleh karena itu atap harus sesuai dengan 
penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam. Kandang yang
mempunyai  tipe atap A, ruangan kandang dalam lebih panas dari pada
kandang tipe  monitor. Kandang tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam
fase starter yang  butuh keadaan lebih hangat (Sudarmono, 2003).

D. Perkandangan  
Secara makro kandang befungsi sebagai tempat tinggal ternak agar 
terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas dan angin), hewan buas 
dan pencurian. Secara mikro kandang berfungsi sebagai tempat untuk 
menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stress sehingga 
kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal  (Suprijatno
dan Atmomarsono, 2005). 
Prinsip dasar pembuatan kandang ayam petelur harus di perhatikan 
untuk menghadapi beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa 
prinsip dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang
cukup  sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar matahari
sepanjang masa,  permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di
bangun dengan sistim  terbuka agar hembusan angin dapat memberikan
kesegaran di dalam kandang  (Rasyaf, 1994). 

F. Kesehatan ayam 
Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat di 
kelompokkan menjadi beberapa macam yaitu di sebabkan karena stres 
(cekaman), defisiensi zat makanan, parasit penyakit karena protozoa,
penyakit  karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena
cendawan  (Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).
Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres (cekaman). Stres
di sebabkan karena beberapa vaktor dari lingkungan dan dari manajemen 
pemeliharaan yang kurang baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu 

6
kedinginan, ventilasi yang buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup pakan
dan  minum dan pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor tersebut bisa
di  minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil (Akoso, 1993). 
Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non kontagius. Penyakit 
kontagius adalah penyakit yang langsung di transmisi dari individu atau
flock  kepada individu atau flock lain. Penyakit infeksius adalah penyakit
yang di  sebabkan oleh organisme hidup. Sebagian besar penyakit infeksi
unggas  adalah kontagius, seperti penyakit karena virus, bakteri, riketsia dan
fungi.  Sementara beberapa penyakit infeksi tidak kontagius seperti
aspergilosis (Sujiono hadi dan Setiawan, 2002).

7
BAB III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan tempat pelaksanaan 

Kegiatan Magang Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur 


dilaksanakan pada tanggal 19 April 2021 sampai 10 Mei 20. Pemeliharaan 
ayam petelur berlokasi di peternakan ayam petelur milik bapak frangky
pallit di desa tetey, kecamatan dimembe, Kabupaten minahasa utara. 

B. Aspek yang di kaji 

1. Pengamatan secara umum mengkaji keadaan umum di perusahaan di 


antaranya yaitu sejarah perusahaan, kondisi perusahaan yang ada dalam
peternakan. 
2. Pengamatan secara khusus mengkaji tentang pemeliharaan ayam fase 
starter, grower dan layer 

C. Pelaksanaan kegiatan magang di peternakan 

1. Kegiatan pemeliharaan ayam fase starter, grower dan layer.

2. Kegitan mencampur ransum, pemberian pakan dan minum.

3. Pembersihan kandang dan vaksinasi. 


4. Pengambilan telur, seleksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 


8
A. Kondisi umum peternakan 
1. Letak geografis 

Perusahaan peternakan ayam petelur terletak di Desa Tetey,Kecamatan


Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara. Letak peternakan ayam petelur sangat
strategis untuk  peternakan ayam petelur,
2. Sejarah peternakan  

Peternakan ayam petelur merupakan perusahaan peternakan  ayam petelur


mulai dari Day Old Chick ( DOC ) sampai layer. peternakan ayam petelur ini
merupakan perusahaan milik perorangan didirikan pada  tahun 1997 oleh bapak
Frangky Palit yang berasal dari tateli. Sebelum  mendirikan peternakan ayam
petelur di tetey beliau dulu membuat perusahaan kayu di bitung dan akhirnya
beliau memutuskan untuk peternak ayam petelur . Peternakan ayam petelur di
daerah ini merupakan daerah yang strategis untuk peternakan ayam karena
terletak di pinggir jalan , ketersediaan air melimpah dan tidak di tengah
pemukiman penduduk.  
Awal usaha bapak Frangky memelihara ayam petelur 5000 ekor dengan
disiplin yang tinggi dan keuletan dalam usahanya  peternakan ini pun
mengalami peningkatan yang cukup baik tiap tahunnya dan populasi ayam pada
tanggal 23 april 2021 mencapai 48.818 ekor.yang terdiri dari starter 5.200 ekor
dan Layer 43.618 
B..      Ayam Petelur
Ayam layer atau ayam petelur adalah ayam yang diternakkan khusus untuk
menghasilkan telur konsumsi. Jenis ayam petelur dibagi menjadi tipe ayam petelur
ringan dan medium. Tipe ayam petelur ringan mempunyai badan yang ramping dan
kecil, bulu berwarna putih bersih, dan berjengger merah, berasal dari galur
murni (white leghorn) mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen
house. Ayam petelur ringan sensitif terhadap cuaca panas dan keributan, responnya
yaitu produksi akan menurun. Tipe ayam petelur medium memiliki bobot tubuh yang

9
cukup berat, tidak terlalu gemuk, kerabang telur berwarna coklat,dan bersifat
dwiguna (Bappenas, 2010).
Ayam petelur tubuhnya relatif lebih kecil jika dibandingkan ayam tipe
pedaging. Produksi telurnya antara 250 sampai 280 butir per tahun. Telur pertama
dihasilkan pada umur 5 bulan. Umumnya, produksi telur yang terbaik akan diperoleh
pada tahun pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun berikutnya
cenderung akan terus menurun.
Ayam petelur di peternakan bapak Frangky pallit adalah strain layer dengan
warna kerabang telur coklat. Menurut Wahyu (1985), ayam petelur ini mulai bertelur
pada umur sekitar 22 minggu. Produksi telur terus meningkat  dan mencapai puncak
produksi pada umur sekitar 32 sampai 36 minggu. Setelah mencapai puncak,
kemudian produksi mulai berkurang secara perlahan-lahan sampai sekitar 55% pada
umur 82 minggu. Umur ayam di peternakan dipeternakan ini sangat beragam.
Umurnya dikelompokkan menjadi starter, grower, dan layer. umur yang berbeda akan
membuat perlakuan terhadap ayam juga berbeda. Ayam yang usianya lebih muda
tentunya perihal mengenai jumlah konsumsi pakan juga berbeda.
C.      Perkandangan
Kandang merupakan sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak,
sehingga kandang harus bisa memberi jaminan hidup yang sehat dan nyaman sesuai
dengan tuntutan hidup ternak. Kandang berfungsi untuk melindungi ternak ayam dari
pengaruh buruk iklim, seperti hujan, panas matahari, atau gangguan-gangguan
lainnya. Kandang yang nyaman dan memenuhi syarat-syarat perkandangan akan
memberikan dampak positif karena ternak menjadi tenang dan tidak stress. Dampak
positif yang diinginkan seperti tingginya produktifitas juga akan terpenuhi.
Kandang yang berada dipeternakan ayam petelur milik bapak
Frangky menggunakan 3 kandang sesuai umur ayam untuk ayam starter
menggunakan kandang tipe tertutup semi permanen selama 45 hari,untuk ayam fase
grower mengunakan kandang bateray dengan ukuran panjang 60cm x lebar 30cm x
tinggi 30cm untuk 7 ekor ayam grower selama 2 bulan dan untuk ayam fase layer
mengunakan kandang baterai dengan ukuran 30cm x 30 cm x 30 cm untuk 2 ekor
ayam layer dari umur 95 hari sampai afkir. Atap sebagian besar menggunakan

10
seng .Dari segi kontruksinya kandang disini cukup kuat untuk menampung lebih dari
lima ribu ayam petelur.
Luas lahan pada peternakan ayam petelur milik bapak Frangky pallit adalah 
sekitar 5 Ha.
1. Tipe kandang starter

2. Tipe kandang Grower

11
3.Tipe kandang Layer

Peralatan Kandang
Peralatan yang terdapat di dalam kandang ada tempat makan, tempat
minum, ceker, alat untuk memberi makan, egg tray dan alat kebersihan. Peralatan
tersebut memiliki fungsi berbeda-beda tergantung kegunaannya. Peralatan ini juga
mempermudah operator kandang dalam melakukan pekerjaannya. Peralatan pada
peternakan ini kalau dilihat dari segi ekonomi sangat sederhana dengan harga yang
murah, namun kegunaanya sangat mendukung dari kandang. Ukuran alat yang
tidak terlalu besar dan juga ringan membuat operator kandang tidak kesulitan
dalam pengelolaan pakan.
D.      Pakan dan minum
1. Pemberian Ransum dan Minum ayam Starter

DOC yang baru datang pertama kali pada hari pertama di beri  air
minum dengan di campur dengan air gula. Pemberian gula dan untuk
selanjutnya air di berikan secara ad libitum di setiap galon. Pemberian air
minum di berikan setiap  pagi.  Fase starter peternakan ayam ini

12
menggunakan  pakan jadi E 200 super dari PT. Sreeya sewu Indonesia tbk.
Ayam yang baru  datang sampai umur 45 hari .
Tabel 1 Kandungan nutrisi Ayam Starter
Kadar air (maks) 13,00%
Abu (maks) 8,00%
Protein Kasar (min) 22.00%
Lemak Kasar (min) 3,00%
Serat Kasar (maks) 6,00%
Kalsium (Ca) 0,80-1,20%
Fosfor (P)-Dengan Enzim
0,50%
fitase > 400 FTU/Kg (maks)
sumber : PT
Sreeya Sewu Indonesia Tbk.
Pemberian ransum di lakukan dengan cara menaburkan pakan  pada
tempat pakan yang sudah di sediakan dalam brooder.

2. Pemberian ransum dan minum Grower

Pemberian pakan ayam grower di lakukan 2 kali dalam sehari  yaitu


pada jam 07.00 dan jam 14.00. Teknik pemberian pakan yaitu  dengan
memasukkan pakan dalam pipa paralon yang telah dibelah menjadi dua
bagian setelah di masukkan rel  di dorong di perkirakan pakan dapat di bagi
rata dan ayam dapat makan  semua secara bersamaan. Ransum ayam grower
merupakan ransum setengah jadi yang di campur sendiri dengan mixer
selama 15 menit,  pakan tersebut berasal dari PT. Sreeya sewu Indonesia
tbk..

Tabel 2 Nutrien ransum ayam Grower


Kadar Air (maks) 12,00%
Abu (maks) 15,00%
Protein Kasar (min) 28,00%
Lemak Kasar (maks) 2,00%
Serat Kasar (maks) 8,00%
Kalsium (Ca) 2.30-3.50 %
Fosfor (P) – Dengan Enzim 0,50%
fitase >1140 FTU/Kg (min)
Urea ND
13
Aflatoksin total (maks) 40 ug/kg
*Asam Amino
Lisin (min) 1,40%
Metionin (min) 0,52%
Metionin + Sistin (min) 1,10%
Treonin (min) 0,75%
Triptofan (min) 0,32
sumber : PT Sreeya sewu Indonesia Tbk.
Untuk pakan ayam petelur fase grower untuk pertama kali pindah
diberikan pakan E200 super dalam bentuk Crumble menjaga agar supaya
ayam tidak stres pada saat pindah kandng kurang lebih 1 Minggu untuk
pemberiannya, kemudian diganti pakannya dengan pakan campur dengan
formulah ransum Jagung 55%,kosentrat K202 40% dan 5% dedak padi
diberikan kurang lebi 1 bulan kemudian diganti lagi pakannya dengan
formulah pakan 40 % konsentrat K202,  50 % jagung dan 10 % Dedak
padi diberikan sampai ayam umur 95 hari.  Pemberian air di lakukan
secara ad libitum sejak pagi setelah  pemberian ransum selesai petugas
kandang membersihkan tempat  minum dengan kain dan mengalirkan air
sampai penuh.  

3. Pemberian ransum dan minum 

Pemberian pakan ayam layer di lakukan 2 kali dalam sehari  yaitu pagi
jam 07.00 dan siang jam 12.00. Teknik pemberian pakan  dengan
mengunakan tangan  biasa.pakan diletakan di atas pipa paralon yang sudah
dibagi menjadi dua bagian Pemberian ransum selesai baru petugas
membersihkan tempat  minum ayam dengan kain pel dan mengalirinya
sampai penuh.
Ransum layer yang di gunakan di peternakan ini adalah  pakan campur
yaitu produk pakan dari PT.Sreeya Sewu Indonesia Tbk.  yang berbentuk
kosentrat yang di campur sendiri dengan jagung dan Dedak Padi
pencampuran pakan sesuai dengan ketentuan.

14
Tabel 3. Nutrien ransum ayam layer 
Kadar Air (maks) 12,00%
Abu (maks) 35,00%
Protein Kasar (min) 34%
LemakKasar (min) 2,00%
Serat Kasar (maks) 9,00%
Kalsium (Ca) 9,00-12,00%
Fosfor (P) – Dengan enzimf fitase > 0,50%
400 FTU/kg (min)

Sumber : medion
Persentase campuran ransum untuk 1 ton yaitu 35 % konsentrat K204-
36, 50  % jagung dan 15 % Dedak Padi dan ditamba Miko 50 kg
E. Produksi
1. Pengambilan telur 
Proses pengambilan telur di peternakan ayam ini sehari di 
lakukan sebanyak 2 kali yaitu pada pukul 11.00 dan 15.00.
Produksi telur maksimal terdapat pada pagi hari  
setiap hari kurang lebih sebanyak 860 bak telur. Pengambilan
telur di  lakukan secara manual oleh pekerja kandang dengan
menggunakan  eggs tray. Telur yang terkumpul di samping kandang
lalu di bersikan dari kotoran yang melengket ditelur sementara telur
dibersikan dilakukan seleksi telur berdasarkan perdana, kampur, super
dan di angkat  dengan gerobak dorong ada juga dengan cara dipikul
untuk di bawa ke gudang telur.ketika telur suda digudang akan didata

15
telur setiap kandng.  Setelah penyeleksian telur selesai, telur di
tempatkan di peti dan di eggs  tray, dan siap dijual

2. . Pemasaran  
Produksi dari peternakan ayam petelur melik bapak Frangky
Pallit berupa telur dan ayam  afkir. Pemasaran telur di peternakan ini
ada banyak tempat yaitu di Supermarket,pasar,sanger,talaud dan
masi banyak lagi. Upaya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
telur  di sulawesi utara. Telur  yang di kirim ke pelanggan harus
benar benar berkualitas baik .
Telur yang sudah diseleksi ( Perdana,Campur dan Super ) akan
dipisakan dan kemudian dikirim ke pelanggan sesuai permintaan
pelanggan . Telur  yang pecah dijual ke pelanggan pembuat kue
dengan harga Rp 20.000.00 / Bak dan Untuk perhari peternakan
ayam petelur milik bapak Frangky pallit mencapai 860 bak telur
super yang terdiri 100 bak telur super ,50 bak telur perdana dan 710
bak telur campur dan untuk harga telur super Rp 59.000.00/bak. 100
x 59.000.00 = 5,900.000 ,untuk harga telur perdana Rp
40.000.00/bak. 50 x 40.000.00 = 2.000.000 , dan untuk harga telur
campur Rp 49.000.00. 710 x 49.000.00 = 34.790.000 jadi
penghasilan perhari peternakan ayam petelur milik bapak Frangky
pallit ± Rp 42.690.000 .Ayam afkir di peternakan ayam ini berumur 2
tahun . dengan harga per ekor ayam afkir Rp 40.000 per ekor

3. Permasalahan yang timbul dipeternakan

Hampir setiap hari ada kejadian ayam yang mati setiap


kandang hal ini dikarenakan kanibalisme hingga salah satu ayam
mati . kemudian ada juga penyakit yang mnyerang bagian mata ayam
hingga menjadi bengkak ( Snot ) dan terakhir ada juga permasalahan
cangkang telur muda retak ( Tipis).

F. Kesehatan Ternak
16
1. Penanganan kesehatan ayam Starter 
Manajemen kesehatan ayam petelur fase starter sangat
memperhatikan sekali suhu lingkungan brooder dengan mencatat
suhu kandang  setiap hari. Suhu brooder rata – rata berkisar antara
310 C 
Koran yang kotor selalu di ganti dengan koran  pengganti untuk
mengguranggi kadar amonia di dalam kandang.  Pemberian vitamin
dan anti biotik selalu di lakukan untuk menjaga  kesehatan ayam
Langkah yang di lakukan oleh peternak untuk mencegah  timbulnya
penyakit yang di sebabkan virus peternakan mengadakan  program vaksinasi
yang ketat
Tabel 4 Program pemberian Vaksin
N Nama Vaksin Penggunaan Umur
o
1 Medivac ND-IB 1 x Tetes dimata Pada ayam umur 4 hari
2 Medivac ND-AI 0,2 ml Pada ayam umur 4 hari
3 Medivac Gumboro
1 x Tetes dimulut Pada ayam umur 7 hari
A
4 Medivac Gumboro
1 x Tetes dimulut Pada ayam umur 14 hari
A
5 Medivac ND-IB 1 x Tetes dimata Pada ayam umur 21 hari
6 Medivac Gumboro
1 x Tetes dimulut Pada ayam umur 28 hari
A
7 Medivac Coriza Q 0,5 ml Pada ayam umur 42 hari

Sumber medion
Tabel 5 Program pemberian obat dan vitamin 
No Nama obat dan vitamin Penggunaan Umur
1 Gingertol +Doctril Campur diair Pada ayam umur 3 hari
2 Gingertol +Doctril Campur diair Pada ayam umur 6 hari
3 Rofotyl + Kumavit Campur diair Pada ayam umur 12 hari
4 Trimezyn + Respitoran Campur diair Pada ayam umur 19 hari
5 Doctril + Respitoran Campur diair Pada ayam umur 24 hari
6 Toltradex Campur diair Pada ayam umur 26 hari
7 Rofotyl + Respitoran Campur diair Pada ayam umur 31 hari
8 Vermixon sirop Campur diair Pada ayam umur 31 hari

17
9 Vita strong + Kumavit Campur diair Pada ayam umur 40 hari
Sumber : medion

2. penangan kesehatan  ayam grower

Manajemen kesehatan yang di lakukan pada ayam grower yaitu 


selalu mengadakan pergantian vitamin dan antibiotik sesuai dengan 
situasi dan selalu mengadakan penimbangan ayam seminggu sekali dan
program vaksinasi dilakukan sebanyak 4 .

Tabel 6 Vaksinasi ayam Grower


N Nama Vaksin
Dosis Hari
o
1 Medivac ND-AI
0,5 ml Pada ayam umur 56 hari
2 Medivac ILT
1 x Tetes hidung Pada ayam umur 70 hari
3 Medivac Pox
1 x tusuk sayap Pada ayam umur 77 hari
4 Medivac ND T – IB Emolsion
0,5 ml Pada ayam umur 84 hari

Sumber : medion
3. penangan kesehatan  ayam Layer
Manajemen kesehatan ayam layer yang di lakukan setiap hari yaitu selalu
mengadakan kontrol terhadap kandang. Pengontrolan kandang di lakukan
dengan cara mengelilingi kandang dan mengecek  feses ayam, feses yang encer
dan berwarna kehijauan di beri antibiotik  dengan dosis pengobatan.
Penyemprotan kandang dengan desinfektan  di lakukan berkala. Selain dari
pada itu untuk menjaga  ayam agar selalu dalam kedaan sehat pemberian
vitamin dan antibiotik  dosis pencegahan selalu di berikan secara bergantian. 
Langkah yang di ambil agar ayam terhindar dari penyakit yang  di
sebabkan virus maka program vaksinasi selalu di lakukan sesuai  dengan
jadwal yang di tentukan oleh perusahaan. Jadwal program  vaksinasi .
Tabel 7 Vaksinasi Ayam Layer
No Nama Vaksin Dosis Umur
1 Medivac ND T – IB Emolsion 0,5 ml Pada ayam umur 84 hari
2 Medivac ND T – IB Emolsion 0,5 ml Pada ayam umur 112 hari
18
3 Medivac AI T-DC Emolsion 0,5 ml Pada auam umur 119 hari
14 Medivac Coriza Q Emulsion 0,5 ml Pada ayam umur 126 hari
15 Medivac ND T – IB Emolsion 0,5 ml Pada ayam umur 147 hari
16 Medivac ND T-AI T 0,5 ml Pada ayam umur 196 hari
17 Revaksinasi Campur diair Pada ayam umur 238 hari

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Awal usaha bapak Frangky memelihara ayam petelur 5000 ekor dengan
disiplin yang tinggi dan keuletan dalam usahanya  peternakan ini pun
mengalami peningkatan yang cukup baik tiap tahunnya dan populasi ayam pada
tanggal 23 april 2021 mencapai 48.818 ekor.yang terdiri dari starter 5.200 ekor
dan Layer 43.618 
Perkembangan ternak unggas berkembang sangat pesat di bandingkan dengan
ternak yang lainnya dan salah satunya adalah ayam petelur. Produksi utamanya
adalah telur. Telur merupakan hasil ternak unggas yang mempunyai nilai gizi yang
tinggi, lengkap dan mudah di cerna. Telur merupakan sumber protein hewani di
samping daging, ikan dan susu (Sudaryani dan Santoso, 1996)

B. Saran

Hendaknya membersikan saluran air dengan baik Hendaknya


meningkatkan pengetahuan karyawan dengan sering di adakan penyuluhan

19
DAFTAR PUSTAKA

Akoso, 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.


Anggrodi, R., 1985. Kemajuan Mutahir Dalam Ilmu Makanan Ternak
Indonesia. UUI Pres. Jakarta.
Mulyantono dan Isman, 2008 Bertahan Dalam Krisis. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Murtado, 1992. Pedoman Berternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta.
______, 1994. Beternak Ayam Petelur . Penebar Swadaya . Jakarta.
______, 1995. Pengelolaan Produksi Telur. Kanisius. Yogyakarta.
Rasyaf, 1993. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius.
Yogyakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai