OLEH
ALFIAH SAHRAENI JULIANTI SALAM, S.KH
NIM C024 19 2019
DOSEN
drh. Rasdiyanah, M.Si
2. Berpakaian rapi dan sopan, mengenakan jas praktikum; putih, rapi dan terkancing
serta rambut ditata rapi(masing-masing orang membawa masker dan handskun)
3. Telah membaca dan menguasai pokok bahasan dan materi praktikum yang akan
diberikan (penuntun praktikum dan atlas)
4. Dilarang membuat keributan, merokok, makan dan minum serta keluar dari ruangan
praktikum selama praktikum berlangsung, jika ingin meninggalkan ruangan harap ijin
terlebih dahulu pada dosen pembimbing praktikum.
Tujuan:
Pendahuluan: Telur merupakan bahan pangan yang mempumyai daya pengawet alamiah yang
paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba.
Pertahanan alamiah telur yang termasuk pertahanan fisik berupa kutikula, kerabang
(kulit) telur, dan selaputnya, serta kekenyalan kulit telur. Sedangkan yang termasuk
mekanisme pertahanan kimia adalah berupa factor antImikroba alamiah yaitu albumin
- Telur
- Micrometer
- Control warna
PROSEDUR PRAKTIKUM KUALITAS TELUR
Prosedur :
1. Amati telur berdasarkan jenisnya
2. Amati warna kulit telur (putih/coklat)
3. Timbang berat telur
4. Amati faktor mutu seperti persyaratan sni
Hasil : catat hasil yang diperoleh seperi pada table
2. PEMERIKSAAN SECARA OBJEKTIF
Kegunaan: mahasiswa dapat memberikan penilaian kualitas telur berdasarkan
pemeriksaan secara obyektif dengan menggunakan peralatan laboratorium.
Prinsip:Metode pemeriksaan telur secara obyektif dilakukan dengan cara
memecahkan telur dan menumpahkan isinya pada bidang datar dan licin (biasanya kaca),
kemudian dilakukan pengukuran terhadap parameter indeks kuning telur (yolk index),
indeks putih telur (albumine index), dan Haugh unit.
Indeks kuning telur (IKT) adalah perbandingan tinggi kuning telur dengan garis
tengah kuning telur. Telur segar mempunyai indeks kuning telur 0,33-0,50 dengan rata-
rata IKT 0,42. Semakin tua/lama umur telur (sejak ditelurkan unggas), maka indeks
kuning telur semakin menurun. Hal ini karena terjadinya perubahan ukuran kuning telur
sebagai akibat terjadinya perpindahan air dari putih telur ke kuning telur. Standar untuk
indeks kuning telur adalah sebagai berikut : 0,22 = jelek; 0,39 = rata-rata; dan 0,45=
tinggi.
Indeks putih telur adalah perbandingan tinggi putih telur (albumin) kental dengan
garis tengahnya. Pengukuran dilakukan setalah kuning telur dipisahkan secara hati-hati.
Telur yang baru mempunyai indeks putih telur antara 0,050-0,174, tetapi biasanya berkisar
antar 0,090 dan 0,120.
Prosedur :
1. Pecahkan telur diatas bidang datar dan licin (Kaca)
2. Ukur indeks kuning telur dengan menggunakan alat micrometer atau gauge
3. Pisahkan kuning telur dari putih telur secara hati-hati
4. Hitung indeks putih telurnya.
Hasil : catat hasil pengamatan indeks kuning telur dan indeks putih telur pada kolom
pemeriksaan secara obyektif.
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Rumah Mahasiswa masing-masing.
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
a. Kalkulator
b. Penggaris
c. Piring
d. Sendok
e. Senter
f. Timbangan digital
3.2.2 Bahan
a. Telur ayam ras
b. Telur ayam buras
c. Telur itik
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pemeriksaan Subjektif
1. Amati telur berdasarkan jenisnya
2. Amati warna kulit telur (putih/coklat)
3. Timbang berat telur
4. Amati faktor mutu seperti persyaratan SNI
3.3.3 Penoropongan
1. Ambil telur.
2. Tempatkan dalam ruang gelap kemudian berikan cahaya.
3. Amati perubahan yang terjadi.
A. Hasil
1. Pemeriksaan secara subjektif
c) Telur itik
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan berdasarkan penuntun praktikum
hygiene pangan stase kesehatan veteriner program pendidikan profesi dokter hewan diperoleh
beberapa hasil dan pembahasan sebagai berikut:
1) Pemeriksaan subjektif
Jenis telur
a. Telur ayam ras. Warna kulit telur : Coklat dengan kerabang halus, tidak terdapat noda,
berbentuk sedikit oval, tebal, dan utuh. Berat telur : +/- 70 gram
b. Telur ayam buras. Warna kulit telur : Putih gading dengan kerabang halus tanpa noda
(bersih), berbentuk sedikit lonjong, tipis, dan utuh. Berat telur : +/- 40 gram
c. Telur itik. Warna kulit telur : Hijau toska tapi sedikit ada kebiruan muda, berbentuk
bulat dengan kerabang halus, terdapat sedikit noda, tebal dan utuh. Berat telur : +/- 80
gram
Ketiga telur memiliki berat yang cukup dimana dengan massa tersebut tergolong telur
dengan ukuran jumbo. Persyaratan tingkatan mutu meliputi bentuk, kehalusan, ketebalan,
keutuhan dan kebersihan ketiga telur tersebut dapat dikategorikan ke dalam Mutu I.
2) Pemeriksaan objektif
Dilakukan dengan pengukuran indeks putih telur dan kuning telur sebagai berikut :
a. Telur Ayam Ras
Indeks kuning telur : tinggi/diameter
: 0,8 cm / 4,3 cm
: 8/43 : 0,18 mm
Indeks putih telur : tinggi/diameter
: 0.4 cm / 14,5 cm
: 4/145: 0,03 mm
Kondisi kuning telur yang memiliki bentuk bulat, bersih, penampakan batas yang agak
jelas dan sedikit bergeser dari tengah sehingga dapat dikategorikan mutu II. Sedangkan
kondisi putih telur bersih dan sedikit encer lainnya sehingga dapat dikategorikan mutu II.
b. Telur Ayam Buras
Indeks kuning telur : tinggi/diameter
: 0,7 cm / 4 cm
: 7/40: 0,17 mm
Indeks putih telur : tinggi/diameter
: 0.5 cm / 14 cm
: 5/140: 0,36 mm
Kondisi kuning telur yang memiliki bentuk bulat, bersih, penampakan batas yang agak
jelas dan sedikit bergeser dari tengah sehingga dapat dikategorikan mutu II.. Sedangkan
kondisi putih telur bersih dan sedikit encer sehingga dapat dikategorikan mutu II.
c. Telur Itik
Indeks kuning telur : tinggi/diameter
: 0,5 cm / 4 cm
: 5/40 : 0,12 mm
Indeks putih telur : tinggi/diameter
: 0.3 / 14 cm
: 3/140 : 0,21 mm
Kondisi kuning telur yang memiliki bentuk bulat, posisi agak ke pinggir, penampakan
batas yang agak jelas dan terdapat adanyak sedikit benda asing (memungkinkan bercak
daging/darah) sehingga dapat dikategorikan mutu III. Sedangkan kondisi putih telur bersih
bebas bercak darah atau benda asing lainnya dan kental sehingga dapat dikategorikan mutu I.
3) Peneropongan
Berdasarkan hasil peneropongan yang telah dilakukan telur ayam ras dan telur ayam
buras layak untuk dikonsumsi karena tidak di temukan adanya bercak darah, benda asing
serta tidak terbentuk gelembung udara. Hasil peneropongan telur ayam ras dan telur ayam
buras yang diamati yaitu berpori besar, kedalaman kantong udara (< 0,5 cm), kuning telur
berada ditengah, kalaza masih ada sehingga dapat dikategorikan menjadi mutu I dan mutu II.
Sedangkan untuk telur itik dapat dikonsumsi namun dengan syarat bahwa benda asing harus
dipisahkan dari telur kemudian dibuang, memiliki kedalaman kantong udara (< 0,5 cm - 0,9
cm) dan sulit di candling, karena kerabang agak tebal serta kuning telur bergerak ketika telur
di gerakkan sehingga dapat dikategorikan menjadi mutu II.
4) Uji apung
Berdasarkan hasil praktikum ini, telur ayam ras, telur ayam buras dan telur itik dan telur
ayam buras yang diamati tenggelam sampai ke dasar air sehingga dapat dikatakan bahwa
telur masih baru (<10-14 hari). Hal ini sesuai dengan teori yang diberikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa uji yang dilakukan
untuk menentukan kualitas telur yaitu uji subjektif, uji apung, uji peneropongan/candling/ dan
uji objektif. Berdasarkan pembagian kualitas telur dibagi menjadi 3 menurut BSN yaitu mutu
I, mutu II, dan mutu III. Dari ketiga jenis telur yang diujikan, kedua telur yakni telur ayam ras
dan telur ayam buras memenuhi syarat tingkat mutu dan aman serta layak untuk dikonsumsi.
Hal ini berdasarkan penimbangan, peneropongan, pengamatan subjektif dan objektif,
perhitungan indeks kuning telur dan putih telur dan juga uji apung (uji lamanya umur telur).
Sedangkan telur itik dapat dikonsumsi namun bagian yang rusak harus dibuang agar aman
dan memenuhi syarat.