OLEH:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
Dr. Hajrawati, S.Pt., M.Si Dr. Ir. Hikmah M.Ali, S.Pt., M.Si, IPU, ASEAN Eng.
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla, karena
atas berkat rahmat dan taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah seminar
1. Ibu Dr. Hajrawati. S.Pt., M.Si selaku pembimbing utama dan selaku
2. Kedua orang tua dan saudara yang selalu memberi dukungan, motivasi dan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
tersedia. Penulis menyadari bahwa makala usulan penelitian ini masih jauh
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
PENDAHULUAN...................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
METODE PENELITIAN.......................................................................................12
iv
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Standar Mutu Dendeng …………………………………………………….. 6
2. Formulasi bahan Pembuatan Dendeng..........................................................15
v
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Diagram Alir Pembuatan Dendeng.............................................................. 17
vi
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai penyedia sumber gizi bagi manusia. Sebagian besar daging ayam
dihasilkan oleh ayam broiler, namun ayam petelur afkir juga berperan penting
dalam penghasil daging. Produksi daging ayam ras petelur di Indonesia pada
tahun 2022 diperkirakan hanya mencapai 170 ton angka ini sangat jauh dibawah
produksi daging ayam ras pedaging yang mecapai 3.765 ton (BPS., 2023).
Ayam petelur afkir yaitu ayam petelur yang sudah tidak produktif pada
akhir masa produksi telur (umur 72 hingga 80 minggu), sehingga pada umur ayam
tersebut diafkir. Ayam yang telah diafkir dapat dimanfaatkan sebagai penghasil
daging, akan tetapi daging yang dihasilkan lebih alot dan tekstur yang kasar.
(Suningsih, dkk 2021; Rasyaf, 2010). Pemanfaatan daging ayam afkir hingga saat
ini masih kurang erat kaitannya dengan karakteristik daging yang alot. Oleh
sebab itu salah satu inovasi yang dapat dilakukan yakni mengolah daging tersebut
Moisture Food (IMF) dengan kandungan air sebesar 10-40% dan Water activity
(AW) sebesar 0,65- 0,90 bersifat plastis dan tidak kering (Harry dkk., 2019). Di
dalam pengolahan dendeng giling digunakan bahan tambahan, baik berupa bahan
pengisi ataupun bahan pengikat. Penambahan bahan pengisi pada produk olahan
Bahan pengisi yang dapat digunakan dapat berupa pati atau serat.
1
Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian untuk
mengetahui sifat fisik dan aktivasi antioksidan pada dendeng daging ayam petelur
ayam petelur afkir ini adalah rasa yang dihasilkan kurang menarik karena rasanya
menjadi lebih dibandingkan dengan dendeng daging lainnya. Oleh karena itu
memperbaiki sifat fisik dan mutu sensori dendeng ayam petelur afkir.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui aktivasi antioksidan dan sifat fisik
bagaimana cara mengolah daging ayam afkir yang alot menjadi dendeng dengan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam petelur merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki potensi
untuk dipelihara secara komersil. Tujuan utama pemeliharaan ayam petelur adalah
untuk menghasilkan telur, selain itu ayam petelur juga dapat menghasilkan daging
setelah masa produksinya habis atau produski telur yang dihasilkan mengalami
Ayam afkir terdiri atas otot merah dan otot putih dengan persentase
51,61% dan 48,39%. Ayam petelur afkir dimanfaatkan sebagai penghasil daging.
Namun demikian, daging ayam petelur afkir memiliki beberapa kelemahan yaitu
mempunyai kualitas daging lebih rendah dibanding ayam broiler karena memiliki
aroma yang kurang disukai dan tekstur daging yang kasar serta alot. Hal ini
tentunya akan menyebabkan harga jual daging ayam afkir lebih rendah daripada
ayam pedaging lainnya. Oleh sebab itu maka diperlukan teknologi pengolahan
daging ayam ras petelur afkir sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari
daging ayam petelur afkir perlu pengolahan dan pengawetan. Pengolahan dan
banyak daging diawetkan dan diolah yaitu bakso, sate, sosis, dendeng dan lainnya.
pemotongan dilakukan pada umur yang relatif tua sehingga keempukan dagingnya
lebih rendah dan kurang disukai oleh masyarakat. Oleh karena itu, untuk
3
dilakukan perlakuan yang dapat memperbaiki keempukan daging tersebut. Salah
satu cara untuk mengempukkan daging ayam petelur afkir adalah dengan
petelur afkir memiliki kelebihan diantaranya adalah tinggi protein dan rendah
lemak. Daging petelur afkir mengandung protein sebesar 25,4%, air 56%, dan
2.2. Dendeng
simpan dan untuk meningkatkan cita rasa yang sesuai dengan selera konsumen
rantai pemasaran daging olahan tersebut salah satu cara pengolahan dan
irisan daging atau daging giling kemudian di tambahkan bumbu dan dikeringkan.
Dendeng dapat dibuat dari berbagai macam daging, seperti daging sapi, kerbau,
kuda, kambing, domba, babi, dan ayam. Proses pembuatan dendeng meliputi
pengawetan yang sangat umum digunakan dalam bahan makanan dan kualitas
produk akhir sangat tergantung pada teknik dan variabel yang digunakan
Pengeringan juga mengubah sifat fisik, biologis, dan kimia makanan lainnya
(Jamhari, et al.,2018).
persiapannya yang mudah, ringan, kandungan nutrisi yang tinggi, dan stabilitas
4
tanpa pendinginan, dendeng sangat diminati sebagai makanan ringan dan tersedia
secara luas untuk konsumen, Pada produk dendeng, tekstur merupakan salah satu
mutu sensori yang paling penting (Kim, dkk., 2010). Pembuatan dendeng
food), yaitu bahan pangan yang mempunyai kadar air tidak terlalu tinggi dan juga
tidak terlalu rendah, yaitu antara 15-50% . Istilah dendeng sering digunakan pada
“dry cured meat” yang mempunyai ciri bahan pangan dengan kelembaban rendah
dan kadar protein tinggi. Penurunan kadar air tersebut dapat dicapai dengan
pada Tabel 1.
dendeng berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau gilingan daging segar
yang telah diberi bumbu dan dikeringkan. Proses pembuatan dendeng sapi dengan
cara digiling pada dasarnya sama dengan proses pembuatan dendeng sapi dengan
5
cara diiris. Dendeng dengan cara digiling lebih meresap karena bumbu dicampur
bersama daging dan serat pada daging giling tidak terlihat jelas sehingga tekstur
lebih halus. Dendeng yang bermutu baik harus memenuhi spesifikasi persyaratan
mutu seperti pada dendeng sapi, sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima
033 tahun 2012 adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Berbagai tujuan aplikasi BTP antara lain
Bahan tambahan pangan juga untuk mempertahankan kualitas daya simpan dan
dkk.,2021). Bumbu yang digunakan dalam pembuatan dendeng yaitu garam, gula
Garam merupakan bahan pemberi cita rasa dan pengawet pada makanan
garam berfungsi sebagai peningkat cita rasa dan juga sebagai pengawet. Garam
melembutkan produk, menurunkan aktivitas air, yaitu air yang dapat digunakan
6
untuk tumbuhnya jasad renik, memberikan rasa dan aroma, juga akan
pembuatan dendeng sebanyak 15% dan penelitian kasanah, dkk (2016) sebanyak
40%.
penambah flavor masakan. Rimpang yang mudah dan segar dapat dimaanfaatkan
untuk mengawetkan dan memperbaiki cita rasa masakan (Muhaenah dan yeni.,
pada pembuatan dendeng sebanyak 15% (Purnamasari, dkk (2013) dan sebanyak
masakan. Buah asam jawa mengandung flavonoid, tanin, glikosida, dan saponin
yang merupakan zat fitokimia yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga baik
fosfor, magnesium, kalsium, besi, dan natrium. Selain itu, asam jawa juga
7
Ketumbar (Coriandrum sativum L.) merupakan salah satu tanaman rempah
yang telah banyak dimanfaatkan sebagai penyedap dalam makanan, parfum, dan
obat tradisional (Hijriah dkk., 2022). Ketumbar dapat menimbulkan bau sedap dan
rasa pedas yang gurih, sehingga bau tidak sedap pada dendeng dapat dihilangkan
Lada digunakan sebagai bumbu masakan yang berfungsi untuk memberi rasa
pedas pada dendeng karena memiliki aroma dan rasa yang khas. Lada
mengandung selulosa, pati dan mineral (Thalib,2019). Hal ini dilihat pada
penelitian Harry, dkk (2013) penggunaan lada pada pembuatan dendeng sebanyak
Nilai pH daging sekitar 7,0-7,2 (pH netral). Penurunan nilai pH akan terjadi
setelah hewan ternak disembelih (post-mortem) yaitu pada saat jantung berhenti
memompa darah, sehingga jaringan otot dan jaringan lainnya tidak mendapat
suplai darah (suwiti dkk, 2017). Standar Nasional Indonesia (SNI) No.01-6366-
2000 menyatakan bahwa batas maksimal pH akhir dendeng yaitu Ph rendah (5,1-
dendeng.
8
2.6.2. Susut Masak
Susut masakk adalah salah satu indikator nilai nutrisi terhadap produk olahan
pangan, semakin rendah nilai susut masak maka kualitas produk semakin baik
begitupun sebaliknya semakin tinggi nilai susut masak maka kualitas suatu produk
akan lebih rendah ( Rosita, dkk., 2015). Susut masak dendeng bervariasi antara
1,5% sampai 54,5% dengan kisaran 15% sampai 40%. Lawrie (2003) menyatakan
pengeringan.
2.7.1. Warna
menentukan. Suatu bahan yang bergizi, enak dan teksturnya sangat baik, tidak
dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau tidak menarik
yang memberikan kesan yang menyimpang dari warna seharusnya. Shankar dkk
beberapa cita rasa. Ketika warna dibuat tidak sesuai dengan objek, maka individu
Warna dendeng pada umumnya coklat tua sampai coklat agak terang,
warna pada produk dendeng dapat dipengaruhi oleh suhu yang digunakan pada
proses pengeringan. Warna dendeng yang coklat gelap diakibatkan adanya reaksi
pencoklatan antara gula dengan protein daging yang digunakan pada pembuatan
2.7.2. Tekstur
Tekstur merupakan ukuran dan susunan (jaringan) bagian dari suatu benda
9
atau makanan. Tekstur dapat dilihat secara langsung menggunakan Indera
penglihatan yaitu keras, lunak, halus, kasar, utuh, paadat, cair, kenyak, empuk dan
renyah ( Sakti,2018). Tekstur merupakan salah satu yang bisa di amati melalui jari
karena jari ini akan melakukan perabaan terhadap makanan (Kartika dan
Bambang, 1988).
Tekstur dendeng giling yang baik yaitu lembut atau lunak. Tekstur
dendeng dapat dipengaruhi oleh jenis daging yang digunakan, metode pengolahan
dendeng yang digiling akan lebih halus dibanding dendeng yang disayat
disebabkan karena pada proses penggilingan jaringan ikat yang ada pada daging
rusak sehingga partikel dan serat daging menjadi kecil (Prayitno, dkk.,2012).
2.7.3. Aroma
yang mampu mengenali makanan yang belum nampak namun sudah dicium oleh
Dendeng yang baik yaitu memiliki aroma khas yang sedap sampai tidak
membantu dalam mengurangi bau tengik dan bahkan memberikan aroma yang
khas pada dendeng. Aroma yang dihasilkan pada dendeng berasal dari senyawa
volatil yang ada pada daging ayam dan bumbu rempah-rempah (Nugraha, dkk.,
2021).
2.8. Hipotesis
10
yang dapat di uji pada penelitian ini yaitu:
H0 = Penambahan tepung ubi jalar ungu pada dendeng giling ayam afkir tidak
H1 = Penambahan tepung ubi jalar ungu pada dendeng giling ayam afkir
11
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah baskom, meat grinder
(mesin penggiling daging), pisau, oven, label, cetakan polipropilen 3mm, piring,
plastik glove, timbangan analitik, plastik klip, saringan, sendok, talang, talenan,
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daging ayam afkir giling,
tepung ubi jalar ungu, bawang putih, asam jawa, gula merah, lengkuas, merica,
ketumbar, dan garam. Komposisi dendeng ayam dengan penambahan tepung ubi
Tabel 2. Komposisi dendeng ayam dengan penambahan tepung ubi jalar ungu
Bahan Persentase Level Penambahan Tepung Ubi Jalar
% Ungu (%)
0% 5% 10% 15%
Cabai Keriting (g) 0 12,5 25 37,5
Daging Ayam Afkir (g) 250 237,5 225 212,5
Gula Merah (g) 30 75 75 75 75
Lengkuas (g) 0,3 0,75 0,75 0,75 0,75
Ketumbar (g) 2,5 6,25 6,25 6,25 6,25
Bawang Putih (g) 1,5 3,75 3,75 3,75 3,75
Merica(g) 0,3 0,75 0,75 0,75 0,75
Asam jawa(g) 0,1 0,25 0,25 0,25 0,25
Garam (g) 3 7,5 7,5 7,5 7,5
Total (g) 344,25 344,25 344,25 344,25
Sumber : Suharyanto (2009) yang telah dimodifikasi pada penambahan tepung ubi
jalar ungu
13
3.3. Rancangan Penelitian
Pembuatan dendeng giiling dimulai dari persiapan alat dan bahan yang
akan digunakan, kemudian memisahkan daging ayam dengan tulang dan kulit.
tepung ubi jalar ungu sesuai level yaitu 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat daging.
cetakan dengan ketebalan 3mm, dan dikeringkan dengan food dryer pada suhu
dendeng dengan menempatkan elektroda pada sampel dan nilai pH tertera pada
layer.
2. Susut Masak
Susut masak % = berat sampel sebelum di masak- berat setelah di masak ×100%
Berat sampel sebelum di masak
15