TUGAS AKHIR
Oleh:
AYUL FIKA
1422050168
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Ayul Fika
KATA PENGANTAR
ALLAHU AKBAR...
Tiada kata yang patut penulis ucapkan kecuali atas kebesaran Allah SWT.
sampai dengan 04 Maret 2017 di PT. Usaha Centraljaya Sakti (UCS), Makassar
Sulawesi Selatan.
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini dengan
1. Kedua orang tuaku Isa dan Jumardin serta sanak saudaraku Ayul Sulfika yang
senantiasa memberikan semangat dan doa serta bantuan moril maupun materi
kepada penulis.
Pangkep.
3. Dr. Nur Alam Kasim, S.Pi., M.Si, selaku Ketua Jurusan Agribisnis Politeknik
4. Abdullah, S.Pi., M.Si dan Nurjannah Bando, SP., M.Si, selaku pembimbing I
5. Yunarti, SP., M.Si dan Arifah, SP., Menv. Sc, selaku penguji I dan penguji II.
6. Yusri Alamsyah selaku Pembimbing Lapangan yang telah memberikan arahan
dan bimbingan pada saat melaksanakan PKPM. serta para staf pegawai dan
memberikan semangat dan doa serta bantuan moril maupun materi kepada
penulis.
9. Afsan yang senantiasa memberikan semangat dan doa serta bantuan moril
Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT, dengan
balasan yang berlipa ganda. Penulis menyadari bahwa mungkin masih banyak
kekurangan yang mendasar pada Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis
Tugas Akhir selanjutnya. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak,
Pangkep, 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Ayul Fika, 1422050168. Penerapan Standar Kemasan Produk Ikan Layur Beku di
PT. Usaha Centraljaya Sakti, Makassar dibawah bimbingan Abdullah dan
Nurjannah Bando.
Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui (1) standar bahan baku kemasan ikan
layur beku tujuan ekspor (2) bentuk dan ukuran kemasan produk ikan layur beku
tujuan ekspor (3) kapasitas kemasan produk ikan layur beku tujuan ekspor di PT.
Usaha Centraljaya Sakti, Jalan KIMA 5 Kav. E No. 3A, Kecamatan Biringkanaya,
Makassar, Sulawesi Selatan. Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Data tersebut dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara
dan penelusuran literatur, yang selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif.
Hasil Tugas Akhir ini yaitu standar bahan baku kemasan yang digunakan dalam
pengemasan produk ikan layur beku didasarkan pada SNI 01-4110.3-2006 Ikan
Beku-Bagian 3: Penanganan dan Pengolahan dan sesuai dengan kesepakatan antara
pihak perusahaan dan buyer. Standar yang sesuai dengan kesepakatan pihak
perusahaan dengan buyer yaitu mengenai bentuk, ukuran dan kapasitas kemasan.
Bentuk kemasan yang digunakan yaitu untuk plastik polyethylene (PE) berbentuk
persegi panjang dan Master Carton (MC) berbentuk balok. Ukuran plastik
polyethylene (PE) yaitu 90×50 cm dengan ketebalan 0,04 mm dan ukuran Master
Carton (MC) 97×51×11 cm dengan ketebalan 3 ply. Kapasitas kemasan yaitu 10
kg/MC.
This final project is aimed to know the standard of raw material of fish packet of
export destination, the shape and size of the packaging of fish layur frozen product
of export destination in PT. Usaha Centraljaya Sakti, KIMA 5 Kav. E No. 3A,
Biringkanaya Districts, Makassar, South Sulawesi. Types of data used are
quantitative data and qualitative data. Data collected by observation methods,
interviews and literatur search, which then analyzed by descriptive analysis. The
result if this final task is the standard packaging material used in packing frozen
fish based on SNI 01-4110.3-2006 Frozen Fish-Section 3: Handling and Processing
and in accordance with the agreement between the compony with the buyer.
Standards in accordance with the agreement between the company with the buyer
is about the shape, size and capacity of the packaging. The form of packaging used
is for rectangular polyethylene (PE) plastic and Master Carton (MC) shape beams.
Plastic polyethylene (PE) size is 90×50 cm with a thickness of 0,04 mm and size
Master Carton (MC) 97×51×11 cm with a thickness 3 ply. Packing capacity 10
kg/MC.
kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Oleh karena itu, perikanan merupakan
satunya adalah ikan layur. Ikan layur (Trichuirus lepturus) adalah ikan perairan laut
yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan rumping. Di Indonesia, ikan
layur menyebar dan dijumpai pada semua perairan pantai Indonesia (Froese dan
Pauly, 2006). Ikan layur pada umumnya dikenal dengan nama ribbon fishes
merupakan salah satu ikan komersial penting, komoditi perikanan yang potensial
dan prospek ekonomi tinggi, serta mulai diperhitungkan sebagai komoditi ekspor.
Permintaan ikan layur untuk tujuan ekspor cenderung meningkat terutama dari
beberapa negara Asia khususnya Cina, Jepang, Taiwan dan Korea (Ambarwati,
2008).
perusahaan memasarkan ikan layur dengan cara dibekukan agar kualitas ikan tetap
bagus sampai ke tangan konsumen. Pembekuan ikan layur ini bermaksud untuk
menghambat kegiatan bakteri dan enzim sehingga daya awet ikan beku lebih besar
Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu kerusakan oleh
sifat alamiah dari produk yang berlangsung secara spontan dan yang kedua adalah
untuk membatasi bahan pangan dengan lingkungan untuk mencegah atau menunda
proses kerusakan sehingga produk mempunyai daya tahan lebih lama untuk
pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk
menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting
dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Adanya
pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi
sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi
(BSNI) dan bentuk, ukuran serta kapasitas kemasan berdasarkan kesepakatan antara
pihak perusahaan dengan buyer. Pengemasan produk tujuan ekspor di PT. Usaha
berdasarkan kesepakatan antara pihak perusahaan dengan buyer. Selain itu, produk
suatu kemasan tersier (pembungkus luar) yang dapat melindungi kemasan sekunder
pengemasan produk di PT. Usaha Centraljaya Sakti yang akan dituangkan dalam
bentuk Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Standar Kemasan Produk Ikan Layur
produk ikan layur beku tujuan ekspor di PT. Usaha Centraljaya Sakti?
2. Bagaimana bentuk dan ukuran kemasan produk ikan layur beku tujuan ekspor
3. Berapa kapasitas kemasan produk ikan layur beku tujuan ekspor di PT. Usaha
Centraljaya Sakti?
1. Standar bahan baku kemasan yang digunakan dalam pengemasan produk ikan
2. Bentuk dan ukuran kemasan produk ikan layur beku tujuan ekspor di PT. Usaha
Centraljaya Sakti.
3. Kapasitas kemasan produk ikan layur beku tujuan ekspor di PT. Usaha
Centraljaya Sakti.
1. Mampu mengetahui standar bahan baku kemasan, bentuk, ukuran dan kapasitas
kemasan produk ikan layur beku tujuan ekspor di PT. Usaha Centraljaya Sakti.
3. Sebagai bahan informasi dan acuan dalam pengemasan produk ikan layur beku
layur beku.
8
Phyllum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Trichiuridae
Genus : Trichiurus
berikut: badan sangat panjang, pipih seperti pita terutama bagian ujung belakang
ekor, dalam bahasa inggris disebut hairtail. Ikan ini memiliki mulut lebar
dilengkapi dengan gigi tangkap yang kuat dan tajam. Rahang bawah lebih besar jika
dibandingkan dengan rahang atas. Sirip punggung memanjang mulai dari atas
kepala sampai pangkal ekor. Memiliki jari-jari lemah berjumlah 105-134. Sirip
dubur tumbuh kurang sempurna dan berjari-jari lemah sejumlah 72-80 berupa
deretan-deretan duri kecil, tidak terdapat sirip perut dan garis rusuk terlihat jauh
Ikan layur dalam keadaan hidup berwarna biru kegelapan, sedangkan dalam
keadaan mati ikan ini berwarna perak keabuan atau sedikit keunguan. Bagian atas
kepala berwarna ungu agak gelap. Sirip-siripnya sedikit kekuningan atau kuning
Komposisi kimia ikan tergantung pada spesies, umur, jenis kelamin dan
lingkungan. Kandungan protein dan mineral daging ikan relatif konstan, tetapi
kadar air dan kadar lemak sangat berfluktuasi. Kandungan lemak pada daging yang
semakin besar akan menyebabkan kandungan air yang semakin kecil dan
sebaliknya. Ikan selain dikenal memiliki kandungan protein yang tinggi juga
memiliki komposisi asam amino yang lengkap serta mengandung lemak yang kaya
akan asam lemak tak jenuh atau PUFA yang berkhasiat bagi kesehatan. Ikan layur
merupakan salah satu contoh ikan laut, sehingga pada umumnya komposisi minyak
35
ikan lebih kompleks dan mengandung asam lemak tak jenuh rantai panjang yang
Ikan ini memiliki 49% bagian yang dapat dimanfaatkan, dengan kata lain rendemen
total ikan layur adalah sebesar 49%. Komposisi kimia ikan layur dalam 100 gr
bagian yang dapat dimakan, yaitu: energi total 82 kkal, kandungan protein 18 gr,
kandungan lemak 1 gr dan kandungan karbohidrat 0,4 gr. Komposisi kimia yang
seperti ini menjadikan ikan layur terpilih sebagai salah satu komoditas ekspor ikan
dari Indonesia. Target pasar luar negeri yang diincar untuk sektor ikan domersal
terutama ikan layur adalah negara China dan Korea. Kedua negara ini sangat
Adapun manfaat dan khasiat ikan layur bagi kesehatan yaitu menambah
lemak jahat, makanan sehat untuk diet, mengurangi resiko terkena diabetes,
dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
Pemilihan bentuk dan jenis kemasan harus disesuaikan dengan produk yang
akan dikemas, sehingga dapat memenuhi fungsi kemasan sebagai wadah produk,
pelindung produk, alat komunikasi dan penambah daya tarik produk (Robertson,
Pengemasan juga dapat melindungi produk dari 3 pengaruh luar yaitu kimia,
cepat oleh pengaruh lingkungan, seperti terpapar gas (oksigen), uap air dan cahaya
pengerat dan hewan lainnya. Perlindungan fisik menjaga produk dari bahaya
mekanik dan menghindari goncangan dan getaran selama pendistribusian (Mars dan
Bugusu, 2007).
dengan kemasan yang digunakan dapat dibagi dalam 2 golongan utama yaitu
37
kerusakan yang disebabkan oleh sifat alamiah dari produk sehingga tidak dapat
serta mikrobiologis) dan kerusakan yang tergantung pada lingkungan dan hampir
perubahan kadar air bahan pangan, absorpsi dan interaksi dengan oksigen,
warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar
produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006). Biasanya fungsi utama dari
kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor
yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010). Kemasan yang
dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan.
Kemasan meliputi 3 hal yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga
konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan
Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik
perhatian konsumen. Ruang lingkup bidang kemasan saat ini juga sudah semakin
luas, mulai dari bahan yang sangat bervariasi hingga bentuk dan teknologi kemasan
yang semakin menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan
kertas, plastik, kayu, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Bentuk dan
teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan berbentuk kubus, limas, tetrapak,
corrugated box, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and
pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007), mengemukakan
1. Fungsi Protektif
39
dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan
protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk
2. Fungsi Promosional
dan penampilan.
Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan
1. Physical Production
2. Barrier Protection
3. Containment or Agglomeration
4. Information Transmission
membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
41
5. Reducing Theft
Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
pencurian.
6. Convenience
kembali.
7. Marketing
Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
Wadah atau bungkus terdiri dari 3 jenis (Hasantua, 2015), yaitu sebagai
berikut:
primer. Kemasan ini adalah merupakan media iklan karena terdapat corak karya
penyimpanan dan identitas terhadap produk. Jenis kemasan ini melindungi kemasan
sekunder dan kemasan primer selama proses distribusi dari produsen ke konsumen.
Bahan yang secara luas dipakai untuk mengemas produk makanan atau
kontak dengan bahan makanan yaitu plastik, logam (stainless steel, pelat timah,
aluminium, campuran timah putih dan timah hitam), kertas dan karton, bahan
1. Plastik
Plastik adalah polimer organik dari berbagai struktur, komposisi kimia dan
sifat-sifat fisik. Kemasan yang dibuat dari plastik dapat berbentuk film (lapisan
tipis), kantong atau bentuk lain. Yang dimaksud dengan film disini adalah suatu
lembaran plastik yang mempunyai ketebalan 0,10 inchi atau lebih tipis lagi. Bahan
yang dapat digunakan untuk membuat plastik adalah selulosa, polietilene, propilen
hidro klorida (pliofilm) dan sebagainya. Berikut ini diuraikan secara singkat
1.1 Poliolefins
a. Polyethylene
Polyethylene (PE) dibuat dengan cara polimerisasi dan gas etilena yang
merupakan hasil samping dari industri minyak atau batu bara. Terdapat dua macam
proses. PEDR adalah bahan yang bersifat kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan
permukaannya terasa agak berlemak. Pada suhu kurang dari 60oC sangat resisten
43
terhadap sebagian besar senyawa kimia. Di atas suhu tersebut polimer ini menjadi
Daya proteksinya terhadap uap air tergolong besar, akan tetapi kurang baik
bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Titik lunaknya rendah, oleh sebab itu tidak
tahan untuk proses sterilisasi dengan uap panas, dan kalau ada senyawa kimia yang
bersifat polar akan mengalami stress cracking (menjadi retak oleh penekanan).
Mudah diubah menjadi film yang sangat ringan yang banyak digunakan untuk
mengemas (pre-pack) produk segar beku, yang sangat cocok untuk keperluan
perekatan dengan panas. Bahan ini juga mudah dilapiskan pada bahan lain seperti
kertas dan aluminium. PEDR banyak dibuat kantung dan dicetak hembus (blow
moulded) menjadi berbagai bentuk kemasan terutama bagi keperluan suhu rendah.
Salah satu keuntungan pemakaian PEDT adalah dapat bertahan pada kondisi
b. Polipropilene
Polipropilene adalah bentuk lain dari anggota kelompok olefin bentuk film
yang diulur menuju ke dua arah, terkenal dengan nama OPP (Oriented
Polipropylene). Lembaran film ditarik ulur menuju kedua arah saling tegak lurus
pada suhu yang sesuai. Film yang dihasilkan bersifat lebih mengkilap dan jernih,
lebih tahan terhadap impak dan lebih sukar ditembus uap air dan oksigen.
Pemakaian yang paling luas dalam industri pangan adalah untuk membungkus
makanan kecil dan biskuit sebagai pengganti dari bahan turunan selulosa.
PVC bersifat keras, kaku namun jernih dan mengkilap, sangat sukar
ditembus air dan permeabilitas gas-nya rendah. Oleh sebab itu, polimer ini cukup
baik untuk kemasan bagi minuman yang mengandung karbon diokasida, air mineral
Bahan ini banyak pula diproduksi dalam bentuk film yang sudah terorientasi
secara biaxial untuk membuat pembungkus susut (shrink film) bagi daging dan
keju. Tahan terhadap semua jenis pelarut kecuali golongan keton siklis,
terhadap minyak dan lemak cukup baik, adanya khlor membuat plastik ini sukar
terbakar. Film dan lembaran PVC banyak dibentuk dengan bantuan panas.
d. Vinilidin Khlorida
Bersifat tidak larut dalam sebagian besar pelarut dan daya serap airnya
sangat rendah. Dapat menghasilkan film yang kuat, jernih dengan permeabilitas
terhadap gas cukup rendah. Sangat sering dimanfaatkan sebagai satu kopolimer
dengan PVC untuk pelapis kertas, produk selilosa polipropilene guna memperbaiki
daya proteksinya.
Bahan ini terdiri atas rantai-rantai yang lurus tidak bercabang. Ikatan-ikatan
F-C dan C-C merupakan ikatan-ikatan kimia yang sangat kuat, hal ini direfleksikan
pada sifatnya yang sangat iner terhadap reaksi-reaksi kimia. Polimer ini bersifat
rendah sehingga menghasilkan permukaan yang tidak mudah lengket serta bertahan
kristalisasi.
molekul polar.
kelarutan.
1.3 Poliester
polietilene terephtalat, suatu produk kondensasi dari etilene glikol dan terephtalat.
Dikenal juga dengan nama dagang Mylar. Mylar adalah polimer tinier kristal
dengan kekuatan dan sifat inert yang istimewa. Mylar telah digunakan secara luas
dalam “lamination” terutama untuk bagian luar, sehingga tahan terhadap kikisan
atau sobekan (sifat abrasi), yang digunakan untuk kantung-kantung makanan yang
1.4 Pliofilm
jenis makanan tertentu. Sifat-sifat pliofilm ditentukan oleh jenis dan jumlah
1.5 Poliamida
molekul asam (di-acid) dan dalam perdagangan dikenal sebagai nilon. Nilon
bersifat inert dan tahan panas serta mempunyai sifat-sifat mekanis yang istimewa.
lain untuk memproduksi bahan-bahan pengemas makanan yang bersifat inert dan
permeabilitasnya rendah.
2. Logam
panas dan dibuat dari “tinplate” yang terdiri dari lembaran dasar baja dilapisi
dengan timah secara “hot dipping” (pencelupan dalam timah cair panas) atau
dengan proses elektrolit. Jumlah lapisan timah tergantung pada prosesnya dan jenis
kaleng.
3. Stainless Steel
Bahan yang kontak dengan makanan haruslah bersih dan steril permukaan
dari peralatan pengolahan makanan harus dapat dibersihkan secara mudah pada
setiap kali prosessing. Banyak diantara bahan pembersih bersifat korosif, oleh
sebab itu diperlukan bahan yang tahan korosif. Stainless steel sesuai dengan
namanya memiliki beberapa sifat yang diinginkan dan bisa tahan terhadap serangan
4. Aluminium
47
a. Beratnya ringan
e. Mudah dikerjakan
tahun1930-an, aluminium foil telah menggeser foil yang terbuat dari bahan dasar
lain yakni timah putih dan timah hitam. Aluminium juga digunakan untuk
5. Aluminium foil
Foil adalah bahan kemas dari logam, berupa lembaran aluminium padat dan
tipis dengan ketebalan kurang dari 0,15 mm. Mempunyai kekerasan yang berbeda-
beda. Ketebalan dari alminium foil menentukan sifat protektifnya. Foil dengan
ketebalan rendah masih dapat dilalui oleh gas dan uap. Biasanya aluminium foil
sebagainya, sedangkan pada ukuran 0,05 untuk tutup botol yang multi trip.
produk-produk makanan tersebut cukup baik dan tahan terhadap aluminium dengan
resiko pengkaratan yang kecil. Reaksi-reaksi yang ditemukan tidak berakibat fatal.
Tetapi jika makanan yang sama dibungkus dengan alminium foil bersentuhan
dengan logam-logam lain (baja, timah, perak) maka akan terjadi reaksi elektrokimia
6. Kertas
mempertahankan posisinya untuk jangka waktu yang lama karena harganya yang
murah, mudah diperoleh dan penggunaanya luas. Sifat-sifat pengemasan dari kertas
yang diberikan. Kekuatan dan sifat mekanis dari kertas tergantung pada perlakuan
mekanis dari serat selulosa dan dan tergantung pada pemberian bahan-bahan
pengisi dan pengikat. Sifat-sifat fisika kimia dari kertas, seperti permeabilitas
terhadap cairan uap dan gas, dapat memodifikasi dengan penjenuhan atau
“laminating”.
Ada dua jenis kertas yang utama digunakan yaitu kertas kasar dan kertas
lunak. Semua kertas yang digunakan untuk kemasan diklasifikasikan sebagai kertas
kasar. Kertas halus yang digunakan sebagai kertas tulis surat obligasi, buku besar
dan kertas sampul. Kertas yang paling banyak digunakan untuk kemasan adalah
yang kita kenal sebagai kertas kraft dengan warna alami. Jenis pengemas yang
Merupakan jenis pengemas yang populer karena sifat praktis dan harganya
yang paling murah, mudah dilipat sehingga hanya memerlukan sedikit tempat
dilakukan untuk meningkatkan penampilan produk. Pemakaian yang luas dari jenis
kemasan ini disebabkan banyaknya variasi dalam hal model, bentuk dan ukuran
Penggunaannya selain itu pengemasan bahan pangan dari pertanian juga untuk
khusus dengan daya lentur yang cukup sehingga saat dilipat tanpa sobek pada garis
menggunakan bahan yang murni. Bahan yang paling banyak digunakan untuk
karton lipat adalah Cylinder board yang terdiri dari beberapa lapisan. Bagian tengah
biasanya terbuat dari kertas-kertas sisa yang telah mengalami daur ulang dengan
dari bentuk-bentuk yang ada. Akan tetapi jenis pengemas kardus mempunyai
dilaminasi oleh kertas putih. Ada bagian-bagian untuk cetakan barang-barang yang
Nama lain dari karton kerdut adalah arn bergelombang dan karton beralir.
bergelombang. Apabila hanya satu lembar datar yang merekat maka disebut karton
kerdut satu muka, sedangkan bila dua lembar yang direkatkan pada karton yang
dinding ganda dan dinding tiga yang mungkin diberi lapisan tambahan. Ada bagian
dalam pengemas karton kerdut bisa dipasang berbagai bentuk untuk jenis pengaman
7. Selofan
suatu plasticizer seperti gliserol atau etilen glikol. “Plasticizer” adalah bahan-bahan
yang biasanya adalah pelarut yang sifat menguapnya rendah, yang ditambahkan
pada plastik untuk mengurangi daya tarik menarik antara rantai-rantai polimer. Hal
ini menghasilkan plastik dengan fleksibilitas yang lebih baik. Selulosa yang diberi
“plasticizer” atau yang disebut selafon ini tidak memiliki proteksi terhadap difusi
uap air. Sifat-sifat pengemasan dari selafon ditentukan terutama oleh sifat dari
selafon akan lebih tahan terhadap air, lebih fleksibel dan dapat ditutup atau
8. Kayu
Kemasan yang terbuat dari kayu digunakan secara luas untuk pengapalan
dan penyimpanan makanan yang sudah dikemas. Kemasan dari kayu jarang
51
digunakan sebagai wadah makanan secara langsung. Terdapat beberapa faktor yang
bagian-bagian serta panjang yang memadai. Jenis kayu yang cocok untuk
pengemasan umumnya adalah kayu lunak (soft wood) seperti pinus sp atau agathis
d. Dimensi kemasan
e. Keseimbangan berat
Bentuk kotak gergajian adalah bentuk box dan case. Desain kotak dengan
beban terendah sebesar 20-50 kg sampai pemuatan beban tinggi 800 kg.
Ada beberapa hal penting yang mendasari penggunaan kotak kayu lapis
antara lain:
kemasan kayu gergajian. Sedangkan kerugian penggunaan kayu lapis antara lain
mengurangi faktor fleksibilitas dan lebih banyak menghasilkan bahan sisa yang
tidak terpakai.
Metode konstruksi kotak ini dipusatkan pada dasar yang dirancang secara
sangat kuat dan berat. Terdapat dua tipe dasar kotak kayu berbingkai yaitu tipe
pelindung ketat seert halnya box, case atau kotak berbingkai besar. Biasanya
mempunyai penguat dengan bentuk diagonal sebagai anti deformasi, bagian atas
Sistem ini dapat diterapkan pada kotak berbingkai besar, dilengkapi dengan
bagian-bagian yang tahan air dan kuat, sehingga kemasan lebih tepat guna dalam
hal kemudahan produk yang dikemas. Asak rasio untuk rat dengan barang berat
Merupakan peti kayu dimana lembaran sisi miring, atas dan dasar digunakan
beberapa tali klawat dan diikat dalam satu rancangan. Terdapat dua tipe kotak
Tipe ini menggunakan pemancang logam pada sisi pinggir kotak, pemakuan
Bahan yang biasa digunakan adalah kayu gergajian, kayu lapis tipis dan
papan keras (hardboard). Kayu berwarna terang lebih baik, karena kayu yang
berwana gelap banyak mengandung tanin, sehingga dapat mengurangi daya awet
Secara umum pelat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pelat yang bersifat
tidak dapat digunakan kembali (expandable pallet) dan pelat yang bersifat
9. Gelas (Kaca)
merupakan media pengemasan yang penting hingga saat ini secara fisik, gelas
adalah suatu cairan dengan viscositas sangat tinggi yang mengalami pendinginan.
Secara kimia, wadah gelas adalah suatu campuran oksida anorganik dari berbagai
jenis komposisi. Sebagian besar wadah gelas adalah dari tipe soda, kapur, silika.
Sifat kimia yang stabil memungkinkan wadah tersebut dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama tanpa kerusakan. Sifat gelas yang tembus pandang sebagai
konsumen, karena calon pembeli dapat melihat dan meneliti bahan pangan sebelum
membeli.
Menurut Kotler dan Keller (2012), kemasan yang baik dapat membangun
Menurut Cahyorini & Rusfian (2013), variabel desain kemasan terdiri dari
1. Desain Grafis
Desain grafis adalah dekorasi visual pada permukaan kemasan dan terdiri
a. Nama Merek
istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang
Keller, 2012).
b. Warna
menyolok mata serta atribut intangibel dari sebuah merek. Hal ini dengan demikian
berarti bahwa warna membawa pesan khusus mengenai merek yang pada akhirnya
c. Tipografi
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan
d. Gambar
56
2. Struktur Desain
Struktur desain berkaitan dengan fitur-fitur fisik kemasan, dan terdiri dari 3
a. Bentuk
menuangkan dan menyimpan. Bentuk yang lebih sederhana lebih menarik dari pada
yang biasanya dan persegi panjang lebih banyak disukai dari pada kotak.
b. Ukuran
Ukuran adalah measurement yaitu cara menilai jumlah objek, waktu atau
c. Material
produk (Smith, 1993). Sedangkan menurut Shimp (2000) menyatakan bahwa bahan
kemasan dapat membangkitkan emosi dan perasaan tertentu, biasanya tanpa orang
tersebut menyadarinya.
3. Informasi Produk
melalui Informasi yang tertera. Informasi produk dapat membantu konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian dengan lebih hati-hati. (Silayoi & Speece, 2005).
57
peranan cukup penting bagi suatu produk. Selain befungsin sebagai pelindung
produk, kemasan juga secara tidak langsung menggambarkan jati diri produk itu
menghasilkan kemasan yang baik dan menarik, karena semakin menarik kemasan
yaitu, dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari
luar, tidak berpengaruh terhadap isi, dibuat dari bahan yang tidak melepaskan
bagian atau unsur yang dapat mengganggu kesehatan atau mempengaruhi mutu
makanan, menjamin keutuhan dan keaslian isinya tahan terhadap perlakuan selama
sebagai berikut:
1. Sebagai tempat
Dengan bungkus yang menarik dapat diharapkan orang akan tertarik untuk
3. Dapat melindungi
58
4. Praktis
Praktis disini adalah mudah dibawah, mudah di buka dan di tutup kembali,
6. Ketepatan ukuran
Ukuran harus pula diperhatikan sebab hal ini erat hubungannya dengan
7. Pengangkutan
penumpukan.
59
3. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi,
informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan
5. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar
memiliki sifat-sifat:
2. Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia)
sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang
dikemas.
plastik yang sama, biasa juga digunakan untuk pendistribusian akhir-akhir ini
pemakaian kayu sudah agak dikurangi. Bak plastik yang lebih higienis, ringan dan
kuat diganti oleh plastik yang terbuat dari Low Density Polyethilene (LDPE), Hight
sifat:
d. Murah harganya
Pada udang dilapisi plastik untuk kemasan 2 kg, lalu udang disusun berbaris
dalam plastik sampai penuh, lalu tambah air untuk membentuk produk sesuai
dengan bentuk pan dan untuk mencegah dehidrasi, lalu dibekukan. Pada master
karton dilapisi plastik polyethylene, lalu blok udang beku dimasukkan secara
bertingkat sesuai dengan berat yang telah ditentukan, lalu plastik dirapikan, master
carton ditutup lalu dilakban dan diikat dengan menggunakan stripping belt.
polyethilene, lalu disusun di pan dengan cara bagian kepala selalu menghadap ke
61
sisi pan, lalu bekukan. Setelah beku, ikan beku diletakkan di inner carton tanpa
dilapisi plastik. Inner carton sudah disesuaikan ukurannya sesuai dengan net weight
product.
Ikan disusun di pan secara serong/agak tidur. Tiap ikan dilapisi plastik biru
agar tidak lengket yang dapat menyebabkan daging ikan rusak. Setelah ikan beku,
polyethilene satu saku. Lalu masukkan ke dalam master carton (MC) yang sudah
dilapisi plastik dengan cara disusun rapi hingga seluruh ikan masuk ke dalam MC
sesuai dengan net weight produk, lalu MC ditutup, dilakban dan diikat dengan
harus memiliki kualitas produk yang baik dan sesuai dengan standar mutu yang
Sertifikat-sertifikat tersebut berisi tentang kualitas suatu produk. Oleh karena itu,
kualitas suatu produk sangat penting bagi perusahaan industri dan menentukan
Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu kerusakan oleh
sifat alamiah dari produk yang berlangsung secara spontan yang kedua adalah
untuk membatasi bahan pangan dengan lingkungan untuk mencegah atau menunda
proses kerusakan sehingga produk mempunyai daya tahan lebih lama untuk
dikonsumsi (Nur, 2009). Sebagai landasan dalam menyusun kerangka pikir, penulis
memerlukan rujukan pemikiran yang berupa teori atau pendapat ahli yang tidak
tanggal 04 Januari-04 Maret 2017 di PT. Usaha Centraljaya Sakti yang beralamat
Selatan.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan (Hasan, 2004). Data
kuantitafif yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu mengenai ukuran
bahan baku kemasan, ukuran long pan, hasil penimbangan I dan penimbangan II
dalam proses pengemasan, ukuran/size produk ikan layur dan kapasitas kemasan
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah yang tidak berbentuk bilangan (Hasan, 2004). Data
kualitatif yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu mengenai standar
bahan baku kemasan dan bentuk kemasan dalam pengemasan produk ikan layur
1. Data Primer
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru (Hasan, 2004).
Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya
2004). Dalam penulisan Tugas Akhir ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu
1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan yang dilakukan di PT. Usaha Centraljaya Sakti yaitu pada saat
2. Wawancara
40
mengenai standar bahan baku kemasan, ukuran, kapasitas dan bahan kemasan yang
3. Penelusuran Literatur
Penelusuran literatur yang dilakukan penulis yaitu bersumber dari buku dan
internet.
Metode analisis data yang digunakan penulis dalam Tugas Akhir ini yaitu
kuantitatif pada data kuantitatif yang diperoleh yaitu untuk ukuran bahan baku
kemasan pada produk ikan layur beku digunakan Master Carton (MC) yang
berukuran 90×50 cm dengan ketebalan 0,04 mm. Ukuran tersebut didasarkan pada
ukuran long pan yang berukuran 70×30×10 cm. Ukuran MC dan long pan jika
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
Keterangan:
p = panjang
l = lebar
t = tinggi
𝐿𝑢𝑎𝑠 = 𝑝 × 𝑙
41
Kapasitas kemasan untuk produk ikan layur beku yaitu 10 kg/MC. Kapasitas
berikut:
𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 = 10 𝑘𝑔
Keterangan:
Netto (berat bersih), yaitu berat suatu barang tidak termasuk kemasannya.
dengan analisis deskriptif mengenai standar bahan baku kemasan dan bentuk
kemasan. Dimana setelah semua data mengenai standar bahan baku dan bentuk
data yang terkumpul tersebut untuk dipahami dan diolah dalam bentuk penjelasan-
panjang tetapi penulis juga menyertakan table dan gambar sehingga dapat
Data yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan Tugas Akhir,
penulis memilih cara yang sesuai dengan validitas data yang diperoleh. Oleh karena
itu, penulis menggunakan cara pengumpuan data dengan validitas yang berupa
42
berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Dalam hal ini tekanannya pada
sumber perbedaan data. Penulis memperoleh data dari narasumber dan dari sumber
lain yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang
1. Pengemasan
ini berfungsi untuk melindungi produk dari lingkungan sekitarnya untuk mencegah
atau menunda kerusakan pada produk. Selain itu, pengemasan juga berfungsi
sebagai daya tarik bagi konsumen dan menjaga keamanan produk selama proses
pendistribusian produk.
2. Standar
Standar adalah suatu batasan atau aturan mengenai sesuatu yang dikerjakan
3. Bentuk
Bentuk adalah hal yang menggambarkan ciri dari objek yang diamati.
4. Ukuran
Ukuran adalah ciri suatu objek dengan menggunakan angka dan telah diukur
5. Kapasitas
43
Kapasitas adalah beban maksimal yang dapat ditangani oleh suatu objek
tertentu.
6. Triangulasi