TUGAS AKHIR
Oleh :
RAMADHAN
1422050573
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Ramadhan
5
KATA PENGANTAR
menyelesaikan tugas akhir ini. tugas akhir ini disusun sebagai persyaratan untuk
Negeri Pangkep.
merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi. Namun, dapat
tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Selain itu saya sangat berterimah
kasih kepada kedua orang tua karena telah mendukung dan memberi dorongan
kepada penulis dari segi moral dan finansial. Oleh karena itu dengan segala
pula kepada :
Pangkep.
2. Dr. Nur Alam Kasim, S.Pi., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis.
4. Ilham, SE., M.Si penguji I dan Ilyas, S.Kom., M.Si selaku penguji II.
6
Mutiara.
lain.
banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan
miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak
menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat
Penulis
7
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xii
INTISARI.........................................................................................................xiii
ABSTRACT......................................................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
10
DAFTAR TABEL
Hal.
DAFTAR GAMBAR
Hal.
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
a. Pemasangan Jangkar......................................................................................41
b. Jangkar............................................................................................................41
c. Pembersihan Kerang Mutiara.........................................................................41
d. Pisau...............................................................................................................41
e. Poket atau Net................................................................................................41
f. Keranjang.......................................................................................................41
g. Kerang Mutiara Bersih...................................................................................42
h. Kaos Tangan...................................................................................................42
i. Alat Pembakaran............................................................................................42
j. Lis Batang Utuh..............................................................................................42
k. As Batang Utuh..............................................................................................42
l. Cincin Rakit....................................................................................................42
m. Paket Tali Bahan Jangkar...............................................................................42
n. Spaik...............................................................................................................42
o. Pengikatan Barel.............................................................................................43
p. Barel Siap Pakai.............................................................................................43
q. Penjahitan Barel.............................................................................................43
r. Benang Penjahit Barel....................................................................................43
s. Penerimaan Kiriman Kerang..........................................................................43
t. Pelampung Kecil/Bola-bola...........................................................................43
1
3
INTISARI
Budidaya dapat berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai jika pengetahuan teknik budidaya atau pemeliharaan Kerang mutiara
(Pinctada maxima) dapat diterapkan dengan baik.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui teknik budidaya kerang
mutiara (Pinctada maxima), sedangkan kegunaannya adalah sebagai referensi
informasi tentang teknik budidaya kerang (Pinctada maxima) dan untuk
meningkatkan pengetahuan serta bahan informasi kepada semua pihak yang akan
mengembangkan usaha budidaya khususnya budidaya kerang mutiara (Pinctada
maxima).
Budidaya kerang mutiara bisa dilakukan dengan berbagai cara. Metode
yang umum digunakan saat ini adalah metode rakit apung dan metode metode
longline. Keuntungan dari metode rakit apung adalah lebih mudah melakukan
perawatan kerang karena tidak memerlukan alat khusus. Pada budidaya sistem
longline salah satu media yang cocok digunakan di PT. Timor Otsuki Mutiara
karena lebih tahan terhadap pengaruh angin, arus kuat, dan ombak besar. Longline
adalah media yang digunakan untuk memelihara kerang mutiara sebelum dan
sesudah operasi.
Hasil yang diperoleh adalah penerapan teknik budidaya metode rakit
apung pada kerang mutiara (Pinctada maxima) di PT. Timor Otsuki mutiara,
kabupaten Barru telah diimplementasikan namun dalam kegiatan dilapangan perlu
ditingkatkan, terutama dalam hal pembagian kerja dalam penanganan kerang
mutiara (Pinctada maxima).
ABSTRACT
BAB I. PENDAHULUAN
daya laut yang berpotensi ekonomi tinggi tetapi persediaanya dari alam tidak
populasi kerang mutiara makin menipis dan harganya pun terus meningkat.
budidaya. Hasil budidya kerang mutiara bagi Indonesia merupakan salah satu
perikanan.
Saat ini daerah usaha budidaya kerang mutiara tidak hanya dapat
Penggunaan metode dasar ini diilhami oleh habitat alami kerang yang
Metode yang lain yaitu metode rak, metode tongkat atau bambu
tancap, selain itu dapat pula dilakukan dengan metode palang tegak silang
yang merupakan metode sederhana karena hanya dibuat dari bahan kayu atau
Metode yang umunya digunakan pada saat sekarang ini adalah metode rakit
terapung (Floating raft methode) dan metode tali rentang (Longline methode).
kerang mutiara sistem jalur longline. Teknik longline sangat cocok dilakukan
diperairan yang terbuka karena lebih tahan terhadap arus yang kuat, tidak
sangat kecil disamping itu pengontrolan dan penanganan kerang mutiara lebih
ditarik.
Filum : Moluska
Kelas : Bivalvia
Sub kelas : Lamellabrancia
Ordo : Anysomyaria
Sub ordo : Pteriidae
Genus : Pinctade
Spesies : Pinctada maxima
dan Pteria penguin. Dibeberapa daerah Pinctada fucata dikenal juga sebagai
kerang (Shell / cangkang) yang tidak sama bentuknya, kulit sebelah kanan
agak pipih, sedangkan kulit sebelah kiri agak cembung. Spesies ini
sehingga bentuknya agak bundar. Bagian dorsal bentuk datar dan panjang
19
semacam engsel berwarna hitam yang befungsi untuk membuka dan menutup
Cangkang tersusun dari zat kapur yang dikeluarkan oleh epithel luar.
Sel epitel luar ini juga menghasilkan kristal kalsium karbonat (CaCO3) dalam
bentuk kristal argonit yang lebih dikenal sebagai nacre dan kristal
cangkang.
Tubuh kerang mutiara terbagi atas tiga bagian yaitu : Bagian kaki,
mentel, dan organ dalam. Kaki merupakan salah satu bagian tubuh yang
bersifat elastis terdiri dari susunan jaringan otot yang dapat merenggang /
memanjang sampai tiga kali dari keadaan normal. Kaki ini berfungsi sebagai
alat bergerak hanya pada masa mudanya sebelum hidup menetap pada
substrat (Mulyanto, 1997) dan juga sebagai alat pembersih. Pada bagian kaki
terdapat bysus, yaitu suatu bagian tubuh yang bentuknya seperti rambut atau
serat, berwarna hitam dan berfungsi sebagai alat untuk menempel pada suatu
substrat yang disukai. Sutaman (1993), bahwa kerang mutiara terdiri dari tiga
1. Kaki merupakan salah satu bagian tubuh yang bersifat elastis, terdiri dari
susunan jaringan otot, dapat merenggang atau memanjang sampai tiga kali
dari keadaan normal. Menurut Winanto 1992, kaki berfungsi sebagai alat
gerak sewaktu muda sampai saat menemukan tempat yang cocok untuk
mantel tergantung seperti tirai pada kedua sisi organ tubuh, terletak antara
20
3. Organ dalam adalah bagian yang tersembunyi setelah bagian mantel dan
terdiri daro otot, insang, mulut, lambung, usus, jantung, susunan syaraf,
temperatur yang hangat, berat jenis air laut 1,02 - 1,20 pH 7,8 - 8,6 salinitas
70 m sangat ideal. Salinitas optimal antara 32-35 ppt karena kualitas mutiara
yang dihasilkan akan baik dan waktu pemeliharaan tidak terlalu lama. Pada
oleh makanan. Makanan kerang pada waktu larva berbeda dengan yang telah
berdinding keras tidak dicernanya. Pada kerang dewasa yang ditandai oleh
bermacam-macam protozoa.
22
Jumlah makanan yang tersedia, suhu air yang rendah, dan pencemaran
bila jumlah makanan kurang maka tingkat pengambilan makanan lebih cepat.
Demikian pula suhu air turun atau terjadi pencemaran dan kekeringan
makanan terhenti.
tergantung pada makanan alami dan perairan sekitarnya atau terbawa arus air
ini dan biasa ditemukan dalam perut kerang adalah sisa bagan organik
mutiara lain adalah embrio dan larva berbagai hewan, filamentum alga,
23
alcyonarians jamur dan sedikit butiran pasir tapi kadang-kadang yang jumlah
banyak.
pakan alami memegang peranan yang sangat penting, pakan alami itu sendiri
pada bivalvia dipengaruh salah satunya adalah suplai makanan. Tanpa adanya
suplai makanan maka tidak akan terjadi proses pertumbuhan yang baik. Oleh
karena itu, pada kondisi perairan yang kurang subur, kurang mendukung
kerang. Hama yang lain berupa hewan predator seperti gurita dan ikan sidat.
adalah virus herpes. Upaya untuk mengurangi serangan penyakit pada kerang
b. Menjaga agar fluktuasi suhu air tidak terlalu tinggi, seperti pemeliharaan
Penggunaan metode dasar ini diilhami oleh habitat alami kerang yang
Metode yang lain yaitu metode rak, metode tongkat atau bambu
tancap, selain itu dapat pula dilakukan dengan metode palang tegak silang
yang merupakan metode sederhana karena hanya dibuat dari bahan kayu atau
Metode yang umunya digunakan pada saat sekarang ini adalah metode
rakit terapung (Floating raft methode) dan metode tali rentang (Longline
bahan rakit sedangkan untuk memberikan daya apung pada rakit digunakan
pelampung dari bahan styrofoam, fibre glass, drum minyak atau drum plastik
(Mulyanto, 1997, Sutaman, 1993 dan Winanto, 1998). Menurut kafuku dan
ikenoeu (1993), bahwa rakit dibuat dari bahan yang mempunyai sifat kuat dan
tahan terhadap pengaruh cuaca dan kondisi lingkungan seperti suhu dan
pergerakan air.
Untuk metode tali rentang digunakan tali dari bahan poliyethilene atau
sejenisnya, pelampung dari bahan styrofoam, plastik dan fibre glass serta
Gervis dan Sims (1992) yaitu lebih mudah untuk melakukan perawatan
terhadap kerang karena tidak memerlukan alat khusus seperti alat selam yang
26
diperlukan pada metode dasar, sehingga metode rakit terapung ini dianggap
lebih praktis dan ekonomis. Selain itu rakit dapat pula dimanfaatkan sebagai
landasan rumah apung. Metode ini cocok diterapkan pada perairan yang
mudah (Gervis dan Sims, 1992). Menurut Kafuku dan ikenoue (1993) bahwa
metode tali rentang dapat diterapkan pada perairan yang dalam dan dasar
perairan yang agak keras. Menurut laporan bahwa metode ini merupakan
produksi terbesar yang kedua setelah metode rakit di Jepang. Lebih lanjut
tahun terdapat angin, arus dan ombak sehingga daerahnya dapat diperluas.
metode tali rentang tersebut diatas maka terdapat pula kelemahan dari kedua
dan rapuh, hal ini disebabkan oleh pertumbuhan daging yang relatif lebih
mutiara (Pinctada maxima) dengan metode longline dapat dilihat pada Tabel
3.4.1 Pembersihan
organisme penempel dari kerang mutiara serta mengecek poket / net sebagai
wadah kerang.
dirakit longline dilakukan dengan cara merapatkan speed boat ditali rakit
29
dengan pompa air yang telah dinyalakan. Kemudian poket / Net yang masih
disemprot dengan tekanan air yang tinggi sehingga kerang mutiara bebas dari
teritip masih tetap ada di cangkang kerang mutiara dan poket net sehingga
penyemprotan yang dilakukan pada longline dapat dilihat pada Gambar 3.1.
3.4.2 Pengecekan
/ net yang rusak karena hewan pemangsa tetap dilakukan. pada jaring poket /
3.4.3 Jangkar
Jangkar tersebut dari karung diisi pasir + berat 50 kg. Setelah itu
kemudian dibawa kerakit apung guna mengencangkan tali rakit yang putus.
Gambar 3.2.
adalah kondisi rakit yang tetap stabil dari goncangan arus yang kuat. Kegiatan
ini hampir setiap harinya dilakukan karena melihat kondisi perairan yang
tidak menentu dan banyaknya kotoran atau sampah yang dapat menimbulkan
inti berlangsung kurang lebih satu sampai dua bulan setelah penanganan
Kualitas air
Survival Rate.
𝑆𝑅 = Nt
x 100% dan MR = 100% x SR
No
Keterangan :
MR = Mortalitas Rate
SR = Survival Rate
32
a. Pengendalian
b. Hama
c. Antibiotik
menghancurkan bakteri.
d. Poket / net
e. Kolektor
Kolektor adalah tali yang dililit sebagai tempat menempelnya spat / benih
f. Longline
PT. Timor Otsuki Mutiara adalah salah satu perusahaan yang bergerak
Sulawesi Selatan.
PT. Timor Otsuki Mutiara masuk ke Desa Kupa pada Juni 2010 melalui
September 2010 perusahaan ini mulai melakukan pengiriman barang dari Jakarta
Pada Januari 2011 PT. Timur Otsuki Mutiara di resmikan oleh pemerintah
dengan jumlah 15 orang. Seiring perkembangan waktu PT. Timur Otsuki Mutiara
34
PT. Timor Otsuki Mutiara berada di kampung Labuange, Desa Kupa, Kec.
Mallusetasi, Kab. Barru, Sulawesi Selatan. Terletak di sebelah kiri jalan poros
Perairan laut Desa Kupa, Kec. Mallusetasi, Kab. Barru pada Koordinat :
dan prasaran merupakan faktor penting yang harus di perhatikan sehingga bisa
mencapai suatu keberhasilan usaha. Fasilitas yang terdapat di PT. Timur Otsuki
1. Laboratorium
2. Rumah Terapung
3. Ruang Operasi
4. Kantor
5. Gudang
6. Ponton
35
7. Speed boat
9. Mesin X-Ray
13. Basecamp
15. Aula
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa
DIREKTUR
JENDERAL MANAJER
FACTORI MANAJER
ASSITEN MANAJER
MANAJER OPERASIONAL
MANDOR LAUT
a. Direktur
b. Jenderal Manajer
c. Factori Manajer
d. Assisten Manajer
e. Manajer Operasional
f. Bendahara
perusahaan.
g. Koordinator Mandor
h. Mandor Operasi
dilakukan pada saat operasi pemasangan inti mutiara dan operasi panen.
i. Mandor Darat
dilakukan didarat.
j. Mandor Lab
k. Mandor Laut
dilakukan dilaut.
l. Karyawan
salah satu media yang cocok digunakan di PT. Timor Otsuki Mutiara karena
lebih tahan terhadap pengaruh angin, arus yang kuat, dan gelombang yang
besar. Jalur longline adalah media yang digunakan untuk memelihara kerang
mutiara sebelum dan sesudah operasi sampai panen. Pada penempatan jalur
a. Keadaan Arus
arah arus. Hal ini dilakukan agar semua kerang mendapatkan makanan
b. Kedalaman
panjang tali jangkar dan jenis jangkar yang digunakan. Kedalaman yang
Perairan, dasar perairan berpasir sangat cocok untuk jenis jangkar karung
perairan.
c. Pengaruh Angin
pemeliharaan.
39
d. Bobot jangkar
Perbandingan antara bobot jangkar dan bobot yang ditahannya yang terdiri
berat jalur, berat kerang dan kecepatan arus yang seimbang. Hal ini
bertujuan agar jalur longline yang telah dipasang tetap dalam keadaan
maka budidaya dapat dilakukan dengan sistem (1) Sistem Rakit Apung
(Floating raft methode) dan (2) Sistem Tali Rentang (Longline methode).
Di PT. Timor Otsuki Mutiara, budidaya dilakukan dengan sistem tali rentang
(Longline methode). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.1.
mempunyai mortalitas sangat tinggi karena selain spat masih sangat lemah
laut seperti kepiting kecil, cacing, cumi-cumi, dan beberapa jenis ikan.
pelampung utama dan pelampung sekunder dapat dilihat pada Gambar 5.2.
a b
ukuran spat sampai ukuran siap operasi dan pemanenan. Berikut ini adalah
kerang sebelum operasi maupun pasca operasi. Dalam satu unit rakit
41
berisi 8 ekor kerang. Sehingga dalam satu rakit sebanyak 960 atau 12.480
antara pelampung dapat diikat 22 buah tali gantung kantong kerang, jarak
antara tali gantungan poket / net 3 m. Sehingga setiap satu tali rentang
dapat menampung 120 buah poket net dan setiap poket / net berisi 8
kerang mutiara. Jadi setiap tali rentang dapat memuat 960 ekor kerang atau
satu unit tali rentang dapat memuat 12.480 ekor kerang mutiara. Adapun
gambar tali rentang yang terdapat pada longline dilihat pada Gambar 5.3.
yang 8 kamar digunakan untuk kerang mutiara yang berukuran 4-7 cm.
b. Waring
setiap bulannya.
6). Pompa
Speed boat terdiri dari dua buah unit, terbuat dari bahan fiberglass
1. Rumah rakit
Rumah rakit terdiri dari dua buah bangunan terapung (Floating raft
ini terbuat dari kayu yang tahan terhadap arus air dan pelampung
2. Laboratorium operasi
mutiara.
3. Gudang
mutiara. Sarana yang ada di PT. Timor Otsuki Mutiara antara lain adalah
sarana tali rentang (Longline), sarana rakit apung, rumah untuk operasi,
perahu atau speed boat sebagai sarana transportasi, serta mesin pembersih
harus selalu dalam keadaan baik, apabila prasarana ini terjadi kerusakan
maka segera diperbaiki oleh para tenaga kerja. Pekerjaan sarana budidaya
kerang mutiara ini diperbaiki secara rutin setiap minggu atau sesuai
Tabel 5.1.
hidup kerang mutiara pra-cek muntah adalah rata-rata 2.210 ekor (91,22%).
pra-cek muntah atau pasca operasi dan merangsang terbentuknya inti mutiara.
(recovery) kerang mutiara pasca operasi. Selain itu untuk meningkatkan daya
(budidaya).
pemeliharaan kerang mutiara pada lokasi budidaya masih dalam batas optimal
untuk budidaya kerang mutiara. Jika lebih jauh ditelusuri faktor kualitas air
terutama faktor suhu perairan mulai dari kedalaman 1 meter hingga 15 meter
antara 27-30o C. Hal ini sesuai yang dikemukakan Sutaman (1993), yaitu suhu
yang optimal untuk pembesara kerang mutiara adalah 28-30o C. Apabila suhu
dibawah 26o C maka kerang mutiara akan mengalami stres yang ditandai
itu, suhu dibawah 26o C, nafsu makan pun ikut menurun sehingga
produk biji mutiara yang dihasilkan. Efek penurunan nafsu makan kerang
mengalami kematian.
parameter kualitas air lainya. Jadi, apabila kisaran suhu dilokasi pemeliharaan
relatif stabil dan berada pada kisaran optimal untuk kelangsungan hidup
47
kerang mutiara maka dapat disimpulkan bahwa parameter kualitas air lainya
seperti salinitas, oksigen terlarut (DO), pH, amoniak (NH3) dan kecerahan
relatif stabil dan berada pada kisaran optimal serta mempengaruhi keberadaan
a. Teritip
pada pH tinggi (pH 8,1). Hal ini dikarenakan energi yang biasa digunakan
kerang mutiara dengan cara menempel pada cangkang, alat budidaya yang
dipakai seperti, jalur longline, bola apung, kantong jaring dan lain-lain.
b. Polikaeta
polikaeta yang membuat lubang pada cangkang hingga lapisan nacre pada
sederhana pada permukaan benda yang tenggelam dalam air selama satu
tersebut mempengaruhi jumlah dan komposisi mikro alga serta aliran arus
yang melewati kerang mutiara sehingga terjadi kompetisi ruang dan makanan
(Gervis dan Sims, 1992). Jika kondisi ini berlangsung lama akan
menyebabkan kematian.
pada kerang muda pada tahap kolektor, yaitu tempat melekatnya kerang muda
penyeleksian terhadap kerang yang masih hidup ataupun yang sudah mati.
a. Suhu
Suhu air pada kisaran 28o – 30o C juga dianggap layak umtuk kerang
51
(Sutaman, 1993).
b. Salinitas
salinitas yang tinggi. Kerang mutiara dapat hidup pada salinitas 34 ppt dan
50 ppt untuk jangka waktu yang pendek, yaitu 2-3 hari (Sutaman, 1993).
disebabkan oleh adanya pengaruh air hujan atau pemasukan air tawar yang
c. Kedalaman
besar terhadap kualitas mutiara. Semakin dalam letak kerang mutiara yang
d. pH
pH air yang telah dianalisa atau diamati yaitu 7.13 – 7.17. Kisaran
ini layak untuk budidaya pembesaran kerang mutiara karena dilihat dari
6.1 Kesimpulan
Mutiara maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 10 - 13 jalur long line (tali
utama) dengan panjang tali + 200 meter. Metode pemeliharaan yaitu metode
longline, satu jalur longline dengan tujuh pelampung utama dan 55-66
kedalaman tali gantung poket / net + 5 meter dari permukaan laut. Kegiatan
menggunakan sarana tali rentang (long line) dan rakit apung. Dalam satu unit
tali rentang dapat menampung 120 buah poket / net atau 960 ekor kerang
mutiara. Sedangkan dalam satu rakit apung sebanyak 1.560 poket / net atau
12.480 ekor kerang mutiara dalam satu unit rakit apung. Pengendalian
6.2 Saran
pengukur kualitas air dan juga perlu adanya pelatihan tentang penangan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
56
Lampiran 1.
LAMPIRAN
60
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ramadhan
NIM 1422050573
Jurusan : Agribisnis
(HIMAGRI)
2. Seminar Islami
Telepon 085233707515
E-Mail : ramadhan.politani@gmail.com
ramadhan.khaes@gmail.com
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.
Ramadhan