Anda di halaman 1dari 9

CARA PEMIJAHAN IKAN PATIN SECARA ALAMI DAN BUATAN UNTUK BISNIS

PEMBIBITAN

Tingginya permintaan ikan patin yang kini memiliki nilai ekonomis dan banyak digemari
oleh banyak orang. Tentu mendatangkan potensi peluang budidaya pemijahan ikan patin
dikalangan pemula agribisnis maupun yang sudah terjun lama.
Tentu saja meningkatknya tingkat budidaya, sejalan dengan permintaan bibit ikan patin yang
semakin banyak dibutuhkan.
Bisnis pembibitan ikan patin sangat potensial, namun ada beberapa hal yang dipenuhi seperti
adanya syarat Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) dalam bentuk sertifikasi yang
menjamin mutu serta kualitas bibit ikan baik.
Lalu dari segi keuntungan bisnis pemijahan ikan patin seperti apa? Pembenihan ikan patin
yang tepat dan menghasilkan bibit yang berkualitas. Inilah yang tentu dapat menjadi peluang
bagus untuk memulai bisnis pembibitan ikan patin, berikut keuntungan yang bisa Anda
rasakan:

Keuntungan Bisnis Pembibitan Ikan Patin


Ikan patin menjadi salah satu ikan budidaya yang saat ini banyak dibutuhkan dipasaran,
selain jumlah permintaannya yang semakin meningkat dan memiliki skala ekonomis yang
bagus setiap harinya.
Tidak hanya bisnis pembesaran ikan patin yang potensial, untuk Anda yang ingin fokus pada
bisnis pembibitan ikan patin tentu menjadi hal yang mudah dan bagus untuk dikembangkan.
Jumlah permintaan bibit ikan patin yang meningkat dari hari ke hari, untuk jumlah
pembudidaya pemula saja dibutuhkan >100 ekor bibit.
Belum lagi untuk skala budidaya besar, tentu >1000 bibit ikan patin yang siap ditebar atau
dikembangbiakan oleh pembudidaya pembesaran ikan patin.
Tentu dalam membudidayakan bibit ikan patin haruslah memenuhi CPIB yang sesuai dengan
anjuran KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan).
Dengan begitu Anda bisa menghasilkan mutu bibit ikan patin yang memiliki grade dan
kualitas pertumbuhan yang bagus.
Selain memenuhi syarat sertifikasi CPIB, tentu ada hal penting yang dilakukan yaitu
memastikan teknis dan tahapan budidaya yang sesuai.
Maka ada beberapa tahapan penting untuk pembenihan ikan patin yang tepat, Apa tips dan
cara memijahkan ikan patin agar bisa menghasilkan anakan dalam jumlah banyak? Berikut
tahapannya:

Tahapan Pemijahan Ikan Patin


Apakah benar pemijahan ikan patin secara buatan lebih produktif dari pada pemijahan ikan
patin secara alami?
Nah, agar proses pemijahan patin dapat optimal, yuk simak penjelasan berikut:

1. Syarat Teknis Pemijahan Ikan Patin


Jika Anda membuka usaha penjualan bibit ikan patin, maka Anda sudah harus memenuhi
persyaratan teknis yang dibutuhkan oleh ikan patin. Ada beberapa syarat yang harus Anda
penuhi sebelum melakukan pemijahan ikan patin, diantaranya adalah:
a. Sumber Air
Sumber air yang digunakan dalam proses pemijahan ikan patin haruslah bersih, bebas dari
cemaran/polusi, dan tidak mengandung bibit penyakit. Anda bisa menggunakan sumber air
yang berasal dari saluran irigasi teknis, sungai atau air tanah. Selain itu, Anda juga bisa
menggunakan air dari sumber air sumur biasa atau pompa.
b. Kolam
Kolam merupakan wadah yang dibutuhkan untuk proses pemijahan ikan patin, mulai dari
pengelolaan induk hingga pendederan. Berikut ini adalah kolam yang Anda butuhkan:
1. Anda membutuhkan kolam untuk pengelolaan induk yang berukuran 200-400
m2 dengan kedalaman 1-1,5 m.  Pastikan kolam tersebut memiliki saluran
pengeluaran dan pemasukan air. Didalam kolam tersebut, Anda harus
menggunakan air berkualitas baik seperti yang disarankan diatas dan memiliki
pH air 6,0-8,5, suhu antara 25-30oC, dan mengandung oksigen terlarut >4 mg/l.
2. Selain kolam untuk indukan, Anda juga membutuhkan akuarium corong
penetasan untuk larva ikan patin dengan ukuran 15-20 liter. Sistem kerja corong
indukan ini adalah memanfaatkan sistem resirkulasi, sehingga air mengalir
melalui pipa paralon dan masuk kedalam corong inkubasi melalui bagian bawah
corong. Pastikan juga suhu dalam corong tidak jauh berbeda dari angka 29-
30oC.
3. Setelah itu, Anda membutuhkan bak pendederan berukuran 2 X 1 X 0,6 atau
disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Setelah proses pendederan dan pemeliharaan selama beberapa waktu,
selanjutnya dilakukan pendederan bibit ikan patin di kolam pendederan, yang
berukuran 100-300 m2. Anda bisa menggunakan kolam terpal ataupun kolam
semen/tembok untuk usaha pembibitan ikan patin ini.
c. Hatchery
 Berbeda dengan kolam yang bisa menggunakan kolam terpal, Anda disarankan
membuat hatchery dari bangunan tertutup permanen atau semi permanen.
 Ini dikarenakan bangunan hatchery prinsipnya harus bisa memanfaatkan panas
alami dan bisa dipasangi pemanasan buatan.
Setelah memahami syarat teknis pemijahan patin, selanjutnya Anda bisa mulai melakukan
pemeliharaan indukan.

2. Seleksi Indukan Ikan Patin


Seleksi indukan harus dilakukan secara hati-hati agar indukan yang didapatkan memiliki
kualitas baik. Lakukan seleksi indukan dengan melihat karakteristik eksternak.
Anda harus memahami kematangan gonad dari indukan yang dipilih. Agar indukan yang
dipilih berkualitas baik, lakukan dengan cara berikut:

1. Lakukan pemuasaan selama 2 hari sebelum peyeleksian indukan.


2. Pemuasaan bertujuan untuk mempermudah mengenali mana indukan yang
perutnya sudah terisi telur.
3. Tangkap indukan dengan jaring secara hati-hati untuk menghindari stress.
4. Lakukan penimbangan berat dan ukuran panjang tubuh.
5. Pilih indukan betina berumur 3 tahun dan indukan jantan berumur 2 tahun.
6. Berat indukan betina dan jantan  yang disarankan adalah antara 1,5-2 kg.
7. Indukan betina memiliki tampilan perut yang membesar ke arah anus.
8. Indukan jantan memiliki tampilan perut yang lebih tipis dan lembek.
9. Indukan betina memiliki kloaka yang tampak membengkan dan berwarna
merah tua, dengan kulit pada bagian perut terasa lembek dan tipis. Jika perut
ditekan, akan keluar beberapa butir telur yang siap dibuahi.
10. Indukan jantan jika perutnya diurut akan keluar cairan sperma berwarna putih.
Setelah membeli indukan dari pihak penjual indukan berkualitas/bersertifikat, selanjutnya
lakukan pemeliharaan indukan.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam pemeliharaan indukan, diantaranya
adalah:

3. Pemeliharaan Indukan Ikan Patin


Setelah melakukan seleksi indukan, selanjutnya indukan dipeliharan di kolam indukan yang
sudah dibuat dengan ketentuan diatas. Maka ada beberapa tahapan untuk pemelihaaraan
seperti:
1. Padat tebar indukan yang disarankan adalah sebanyak 3-5 ekor/m2. 
2. Didalam kolam tersebut, indukan diberi pakan pelet dengan kandungan protein
tinggi (35-38%). Berikan pakan tersebut dengan dosis 1% dari biomassa ikan.
Anda bisa memberikan pakan tersebut dalam 1-2 kali pemberian.
3. Untuk mempercepat kematangan gonad ikan patin, Anda disarankan untuk
mengaplikasikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan.

Penggunaan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan mengandung bakteri baik,


multivitamin serta mineral essensial dan non essensial. Semakin baik kondisi kesehatan
indukan patin, maka kematangan gonadnya akan semakin cepat.
Cara pengaplikasian Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan untuk mempercepat
kematangan gonad adalah dengan cara:
1. Mencampurkan 0,6 ml Suplemen Organik Cair GDM Spesialis
Perikanan kedalam air bersih 1 liter, lalu aduk hingga merata.
2. Kocorkan larutan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan tersebut ke
kolam pemeliharaan indukan. 
3. Ulangi pengaplikasian Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan ini
setiap 1 minggu sekali.
Untuk Anda yang ingin membudidayakan indukan patina tau melakukan bisnis pembesaran
ikan patin secara tepat, berikut artikel Cara Budidaya Ikan Patin Maksimal Hasil
Panennya.

4. Cara Pemijahan Indukan Ikan Patin


Cara pemijahan ikan patin dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara buatan ataupun
dengan cara alami. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasannya:

a. Cara Pemijahan Ikan Patin Secara Buatan


Pemijahan ikan patin secara buatan dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Berikut ini adalah panduannya:
1. Lakukan seleksi indukan pada pagi hari.
2. Lakukan penyuntikan pertama pada malam hari, atau sekitar pukul 21.00 pada
bagian intramuskular.
3. Lakukan penyuntikan untuk pregnyl yang pertama dengan kandungan Ovaprim
dengan dosis 500 iu/kg pada induk betina.
4. Lakukan penyuntikan kedua dengan hormon Ovaprim, dosis yang dianjurkan
0,5/kg pada indukan betina. Jarak antara penyuntikan ke 1 dan ke 2 adalah 8-12
jam.
5. Lakukan penyuntikan pada indukan jantan dengan hormon Ovaprim, dosis yang
disarankan 0,3/kg. 
6. Lakukan pengecekan ovulasi indukan dengan cara mengurut perlahan bagian
dekat urogenital. Jika sudah ada sedikit telur yang keluar, maka ovulasi sudah
tercapai. Ini bertujuan untuk menentukan saat pengeluaran telur untuk proses
pembuahan.
7. Jika sudah masuk masa ovulasi, lakukan pengurutan perut untuk proses
pengeluaran telur pada indukan betina. Tampung pada wadah steril.
8. Jika indukan jantan juga sudah siap, lakukan pengurutan perut untuk proses
pengeluaran sperma pada indukan jantan. Proses pengurutan sperma harus cepat
agar kualitas sperma tetap terjaga.
9. Tampung sperma indukan jantan kedalam wadah steril. Encerkan dengan
larutan NaCl 0,9% atau menggunakan larutan ringer dengan perbandingan
1:100.
10. Tambahkan sperma pada telur yang sudah ditampung.
11. Aduk secara perlahan telur dan sperma tersebut agar proses pembuahan berjalan
lancar.
12. Setelah proses pembuahan, masukkan campuran sperma dan telur tersebut ke
larutan tanah liat untuk mengurangi daya rekat telur.
13. Masukkan kedalam corong inkubasi (MacDonald jar) dengan kpadatan 500-750
cc/corong.
14. Pastikan dalam satu corong berasal dari indukan yang sama.
15. Atur aliran air yang masuk kedalam corong tersebut, agar telur dapat teraduk
secara merata. Selama proses inkubasi tersebut, telur-telur yang terbuahi akan
terus berkembang hingga menetas menjadi larva. Suhu yang dibutuhkan untuk
proses penetasan telur adalah adalah 29-30oC, dengan lama masa inkubasi
adalah 18-24 jam.
Itu adalah panduan cara pembenihan ikan patin hingga penetasan telur ikan patin secara
buatan. Selain secara buatan, Anda juga bisa melakukan pemijahan ikan patin secara alami
dengan cara berikut:

b. Cara Pemijahan Ikan Patin Secara Alami


1. Setelah melakukan seleksi indukan, pelihara ikan patin selama beberapa hari.
2. Masukkan indukan betina dan jantan kedalam satu kolam.
3. Biarkan indukan betina dan jantan untuk melakukan perkawinan, sebagai cara
mengawinkan ikan patin secara alami.
4. Lakukan perawatan indukan yang menjalani proses perkawinan tersebut hingga
proses pemijahan selesai, dengan cara pemberian pakan, pemberian suplemen,
dan pemantauan perkembangan.
5. Proses pemijahan selesai ketika telur sudah menetas menetas menjadi larva.
Itu adalah panduan cara pemijahan ikan patin secara alami. Setelah larva tampak menetas,
selanjutnya lakukan pemeliharaan larva dengan cara berikut:

5. Pemeliharaan Larva Ikan Patin


Setelah proses pemijahan dan telur menetas menjadi larva, maka Anda bisa melakukan
pemanenan larva patin. Dalam pemanenan larva patin, ada beberapa hal yang harus Anda
lakukan agar hasil larva ikan patin yang dipanen dapat bertahan hidup.
Berikut ini adalah panduan cara penen larva ikan patin:
1. Lakukan pemanenan larva patin secara hati-hati menggunakan serok halus.
2. Tampung larva patin pada bak berbahan fiber glass bervolume 100 lt.
3. Lakukan penghitungan larva dengan cara sampling larva volumetrik.
4. Letakkan wadah pemeliharaan (akuarium, bak fiber atau bak terpal) di dalam
ruangan.
5. Lakukan penebaran larva pada wadah pemeliharaan dengan padat tebar 80-100
ekor/liter.
Setelah memanen larva ikan patin, selanjutnya lakukan pemeliharaan larva ikan patin tersebut
agar nantinya bisa menjadi benih ikan patin yang berkualitas.

Berikut ini adalah cara pemeliharaan larva ikan patin:


1. Lama pemeliharaan larva ikan patin adalah selama 21 hari.
2. Untuk menghindari kanibalisme, lakukan pemberian pakan pada 24 jam setelah
menetas.
3. Pakan terbaik untuk larva ikan patin adalah nauplii artemia.
4. Ulangi pemberian pakan pada 4-5 jam sekali, secara ad libitum (secukupnya)
berdasarkan nafsu makan larva ikan.
5. Jangan berikan pakan terlalu banyak/sedikit, agar tidak mengganggu proses
pertumbuhannya.
6. Pastikan suhu air dalam bak pemliharaan cukup hangat, yaitu 29-30oC.
7. Setelah larva berumur 21 hari, maka sudah bisa digunakan sebagai bibit ikan
patin. Anda juga bisa menjual bibit ikan patin ke pihak pembesaran ikan patin.

Nah, itu adalah panduan cara pembibitan ikan patin. Mudah bukan? Jadi, Anda mau
melakukan pembibitan dengan cara buatan atau alami?

Yang manapun pilihan Anda, pastikan Anda menerapkan teknis pembibitan ikan patin
dengan benar.

(Sumber: https://gdm.id/pemijahan-ikan-patin/)

Anda mungkin juga menyukai