Anda di halaman 1dari 10

KOMUNITAS PETERNAK LELE

PABUARAN SUBANG
Jumat, 27 Maret 2015
Belajar Pemijahan Lele dan Merawat Larva

Bagaimana Lele Berkembang Biak


Pada habitat aslinya, ikan lele merupakan ikan yang berkembang biak di musim penghujan.
Sungai yang merupakan tempat yang digemari oleh ikan lele karena air yang mengalir
membawa segala macam jasad renik dan mikroorganisme dari tanah yang notabene adalah
makanan alami lele. Selain itu disaat musim kemarau, tanah yang kering membuat banyak
makhluk kecil beraktivitas disana. Nah, saat musim hujan datang, air mengalir membawa
segala macam bekas aktivitas banyak organisme kecil tadi dan akan timbul bau tanah yang
sangat menyengat setelah tersiram air hujan. Bau tanah atau bau ampo inilah yang memancing
ikan lele menjadi matang dan siap memijah. Lele berkembang biak secara ovipar, jadi
pembuahan telur terjadi di luar tubuhnya. Di alam bebas, ikan lele jantan / induk jantan memilih
sendiri pasangannya. Dan setelah mendapatkan induk lele betina yang cocok, kedua indukan
lele tersebut akan memijah, dan selanjutnya cenderung setia. Setelah memijah biasanya akan
ada telur yang bakal menjadi burayak, dan kedua indukan akan terus menjaga telur tersebut
sampai menetas.
Mengenal Berbagai Teknik Pemijahan Lele
Beternak Lele Itu Mudah Asal Tahu Tekniknya

Oke, sudah tahu kan mengenai cara berkembang biak ikan lele di alam?. Sekarang kita
beranjak lebih dalam untuk mengetahui berbagai teknik memijahkan lele yang sudah
dipraktekkan oleh para petani dalam beternak lele. Pada dasarnya pembiakan lele / pemijahan
lele dibagi menjadi dua. Yang pertama, pemijahan lele secara alami / tradisional, dan yang
kedua adalah pemijahan lele buatan, biasanya disebut semi-intensif. Dahulu memang cara
alami yang banyak digunakan, namun lama - kelamaan seiring dengan perkembangan zaman,
para ahli mulai menemukan dan mencoba pembiakan lele buatan dan berhasil. Berikut ini
beberapa teknik pemijahan lele yang umum digunakan.
Pemijahan Lele Secara Alami
Asas yang digunakan dalam pemijahan lele alami adalah bahwa semua makhluk hidup akan
berkembang biak dan tugas kita hanya memberikan sarana dan prasarana sehingga terjadilah
proses perkembang biakan tersebut. Artinya, teknik yang digunakan sama seperti yang ada di
alam, ikan lele yang sudah matang gonad dan siap induk kita pasangkan dengan lele betina
yang sudah matang gonad pula. Nantinya kedua indukan akan kawin dan proses pemijahan
akan terjadi secara alami.
Para peternak lele masih banyak yang menggunakan cara ini dalam memijahkan lele mereka.
Mereka sangat yakin bahwa proses perkawinan lele secara alami tanpa bantuan zat - zat kimia
tertentu akan menghasilkan bibit yang lebih bagus dan unggul daripada bibit hasil pemijahan
buatan. Jika kita nalar memang begitu, karena telur yang keluar bukan merupakan hasil
paksaan zat kimia dan perangsang. Tetapi murni karena ikan lele tersebut sudah benar - benar
matang sebagai induk.
Pemijahan Lele Buatan
Kemajuan ilmu pengetahuan mengenai makhluk hidup telah membawa kita pada banyak cara
yang lebih praktis dan mudah dalam berbagai hal. Termasuk tentang cara pemijahan ikan lele.
Pemijahan lele buatan / intensif adalah pemijahan lele yang dilakukan melalui penyuntikan zat
dan hormon tertentu pada induk lele sehingga indukan tersebut dapat mencapai puncak
kematangan gonad. Tujuan utama nya adalah produksi telur dan prosentase hidupnya lebih
besar daripada proses pemijahan alami.

Pemijahan lele buatan yang paling sering digunakan adalah dengan menyuntikkan hormon
yang merangsang indukan matang gonad. Jenis yang umum dipakai adalah ovaprim, karena
terbukti tidak ada mengandung resiko. Penyuntikan dilakukan pada indukan jantan dan betina
pada bagian punggung kanan dan kiri. Setelah disuntik nanti, pembuahan tetap dilakukan
secara ovipar atau di luar tubuh sang induk sama seperti cara alami.
Pemijahan Lele Buatan dengan Suntik Hormon

Ada pula pemijahan buatan dengan cara pemberian suntikan hipofisa. Cara ini sedikit rumit
karena membutuhkan ikan lain sebagai obyek untuk diambil kelenjar hipofisanya. Prinsipnya
sama seperti suntikan perangsang, agar sel telur lebih cepat matang dan tumbuh lebih cepat.
Ikan yang diambil kelenjar hipofisanya biasa disebut sebagai ikan donor. Bobotnya pun harus
sama dengan ikan yang akan kita suntik hipofisa. Proses pengambilannya juga membutuhkan
ketelitian dan takarannya harus sesuai dengan ikan yang akan disuntik.

Selain dua cara diatas ada cara lain dengan cara in vitro. Yaitu pembuahan telur dilakukan oleh
manusia sebelum terjadinya pemijahan. Syaratnya kedua indukan harus matang gonad.
Pemijahan in vitro dilakukan dengan memaksa keluar sel telur dari induk betina dan induk
jantan dibunuh untuk diambil kantung sperma-nya untuk kemudia dicampurkan dalam sebuah
wadah. Tujuannya adalah jumlah telur yang dibuahi lebih maksimal.

Ketiga cara pemijahan lele buatan tadi sudah dibuktikan dan membuahkan hasil yang
maksimal. Walaupun resiko tetap ada dan butuh ketelitian dan pengetahuan lebih mengenai
ikan lele.
Memilih Indukan Lele Yang Bagus Untuk Pemijahan
Penting sekali bagi kita untuk dapat mengerti grade / nilai dari suatu indukan. Jika kita bertujuan
untuk menciptakan bibit dan benih lele yang unggul, maka dalam pemasangan indukan tidak
boleh asal - asalan. Kedua indukan harus sama - sama berkualitas unggul dan telah matang
gonad. Untuk sobat yang masih belum mengerti cara membedakan kelamin ikan lele. Silahkan
sobat lihat pada gambar di bawah ini. Pada lele jantan ada tonjolan kecil memanjang, yaitu
lubang kelamin di dekat sirip bawah. Sedangkan pada lele betina tidak ada tonjolan.
Perbedaan Lele Jantan dan Betina

Ingat sobat, kesalahan dalam setting indukan akan berakibat pada pertumbuhan anakannya
yang tidak maksimal dan jumlah produksi yang rendah. Karena biasanya dalam sekali
pemijahan lele dumbo betina dapat menghasilkan sekitar 50.000 sampai 100.000 telur. Sayang
sekali jika jumlah sebanyak itu bukan berasal dari indukan yang bagus. Oke, berikut ini ciri - ciri
indukan lele yang unggul :
1. Umur sudah mencapai 1 sampai 2 tahun
2. Bobot hampir mencapai 1kg atau bahkan lebih.
3. Lincah dan tidak banyak diam.
4. Badannya merah mengkilap dan gemuk tanda ikan sehat.
5. Tidak ada cacat pada mata, sirip dan kulitnya.
6. Pertumbuhan tidak terlambat dari saudara - saudaranya.
Untuk ciri indukan lele yang sudah siap dan matang kelamin / matang gonad adalah sbb :
1. Lele jantan alat kelamin akan membesar/bengkak dan berwarna kemerahan ada bintik
berwarna putih.
2. Lele betina lubang kelaminnya akan memerah dan membesar.
3. Lele betina akan keluar telur jika diurut dari perut ke anus.
4. Lele betina perutnya membesar dan cenderung lembek.
Indukan ikan lele yang bagus juga berasal dari nenek moyangnya yang bagus. Jadi pastikan
bahwa peternak lele tempat kita membeli ikan lele sudah jelas genetik dan asal - usulnya. Untuk
info peternak, bisa coba kita cari di Balai Benih Ikan setempat. Sekarang kita masuk
pembahasan utama, tentang cara pemijahan / mengawinkan indukan lele.
Cara Pemijahan Indukan Lele
Cara pemijahan yang akan kita gunakan sekarang adalah cara pemijahan alami atau biasa
diebut tradisional. Selain mudah dan aman, bahan - bahan yang akan kita gunakan juga
tidaklah mahal. Dikarenakan biayanya yang dapat ditekan, cara pemijahan ini banyak sekali
digunakan oleh para kaum pedesaan untuk merintis usaha ternak lele. Hanya berbekal lahan
sempit kita sudah dapat membuat kolam untuk pemijahan. Untuk mengawinkan ikan lele, step-
by-step yang harus kita lakukan adalah :
Mengkondisikan dan Merawat Indukan Lele
Sebelum kita mulai memijahkan kedua indukan, patut diketahui bahwa indukan lele jantan
maupun betina harus kita kondisikan terlebih dahulu. Jangan sampai kita mengalami kegagalan
dalam pemijahan karena indukan tidak terawat atau bahkan sakit. Caranya simpel sekali,
Indukan jantan dan betina wajib kita pisahkan terlebih dahulu. Jadi kita membutuhkan dua buah
kolam untuk indukan. Yang mana padat tebarnya adalah maksimal 2kg /m, lebih kurang lebih
bagus.

Indukan Lele Betina Yang Matang Telur

Pastikan indukan selalu fit dengan membuat sirkulasi air yang baik di kolam induk. Ada air yang
masuk, dan ada air yang keluar. Untuk air yang masuk kita bisa menggunakan air sisa limbah
rumah tangga maupun air dari sungai. Karena induk lele biasanya sudah sangat tahan dengan
berbagai kondisi air. Ada baiknya juga kolam tidak ditutup total, agar air hujan dapat masuk
langsung ke kolam indukan.

Berikan pakan yang bergizi pada indukan sehari sekali atau dua kali. Memang untuk indukan
lele, pemberian pelet dirasa terlalu berat jika jumlah indukan sangat banyak. Caranya bisa kita
akali dengan pemberian sisa makanan di rumah yang tidak habis, bisa kita masukkan ke dalam
kolam. Ada juga beberapa petani yang memasukkan ayam tiren / ayam mati sebagai makanan
utama lele. Untuk indukan lele kita tidak perlu terlalu selektif dalam pemberian pakan, makhluk
kecil apapun yang ada di sekitar kita dapat dijadikan makanan alami.
Setting Pembuatan Kolam Pemijahan dan Penetasan Lele
Oke, sekarang kita mulai dengan pembuatan kolam pemijahan terlebih dahulu. Berbeda dengan
kolam penampungan indukan, kolam pemijahan tidak harus sebesar kolam indukan. Hanya
dengan ukuran 2 m sudah cukup untuk dibuat kolam pemijahan lele. Jenis kolam yang paling
mudah dan hemat biaya adalah dengan sistem lele kolam terpal. Dimana kita tinggal menyusun
batubata maupun bambu/kayu sebagai tanggul kolam yang berbentuk persegi dan kita tutupi
dengan terpal. Untuk kolam pemijahan, tinggi air yang diperlukan hanya sekitar 60cm. Namun
jangan lupa sebelum kita isi air, kolam kita keringkan selama beberapa hari sehingga bersih dan
dapat birahi indukan bisa maksimal.
Kolam Pemijahan Lele

Setelah kolam siap, tepatnya sebelum diisi air, kita perlu memasangkan kakaban di kolam
pemijahan. Kakaban ini adalah tempat menempelnya telur yang akan menetas nantinya.
Biasanya para petani menggunakan ijuk yang diapit dengan bambu. Panjangnya bisa
disesuaikan dengan ukuran kolam pemijahan yangkita buat. Untuk satu kolam kita perlu
menggunakan tiga atau empat kakaban agar telur yang nantinya keluar tidak berserakan. Untuk
membuat kakaban itu tenggelam, kita bisa menindihnya dengan batu bata. Ingat, kakaban
harus bersih dan tenggelam terus, karena telur lele nanti akan menempel disitu. Jika tidak,
dikhawatirkan telur tidak menetas / mati.

Kakaban dari ijuk harus tenggelam di dasar kolam

Selain menggunakan ijuk, ada pula petani yang menggunakan paranet sebagai kakaban di
kolam pemijahan lele. Ada yang bilang kakaban dari ijuk gampang rusak dan susah
dibersihkan. Oleh karena itu penggunaan paranet sebagai kakaban banyak diuji coba dan
hasilnya juga maksimal. Selain itu penataan pada kolam juga menjadi lebih rapi, semua jengkal
dasar kolam bisa tertutupi oleh paranet. Untuk pembuatannya tidak jauh beda dengan ijuk,
paranet dipotong persegi panjang menyesuaikan lebar kolam. Biasanya ukuran 1 meter x 1/2
meter lalu digapit dengan kayu / bambu.
Kakaban dari paranet

Setelah kolam pemijahan sudah bersih dan kering, kita bisa mulai membuat kolam penetasan
telur. Kenapa perlu kita buatkan juga kolam untuk penetasan telur? Karena nantinya indukan
dan telur kita pisahkan dan telur yang sangat banyak nanti juga butuh tempat yang luas. Telur
lele yang menetas akan menjadi larva/burayak lele. Pada fase inilah kita dituntut untuk teliti
agar larva bisa hidup sampai dewasa.

Ukuran yang baik untuk kolam penetasan adalah 3 x 2 meter dengan tinggi sekitar 30cm. Jika
tidak ada kolam semen, struktur dan bentuk kolam bisa kita buat dari batubata maupun kayu
yang kita lapis dengan terpal. Prinsipnya sama seperti kolam pemijahan. Penempatan yang
paling bagus untuk kolam penetasan adalah di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari
langsung) dan tidak banyak terjadi perubahan suhu secara signifikan. Benih lele masih sangat
lemah dan rentan dengan perubahan suhu, ada baiknya jika kolam berada di dekat rumah atau
di dalam kandang. Usahakan kolam bersih dan steril dari kotoran sebelum kita isi air.
Melepas & Mengawinkan Indukan Lele di Kolam Pemijahan
Setelah kolam pemijahan bersih dan kakaban terpasang rapi, kita isi kolam pemijahan dengan
air bersih. Air yang baik biasanya adalah air sumur karena tidak mengandung bahan kimia dan
sesuai dengan habitat ikan lele. Untuk proses pemindahan indukan lele dari kolam indukan ke
kolam pemijahan juga harus dilakukan dengan hati - hati. Jika biasanya kita menggunakan
saringan yang besar dan kasar untuk memindahkan ikan lele, maka untuk pemindahan indukan
sebisa mungkin menggunakan saringan halus atau digiring menggunakan wadah yang besar.
Tujuannya adalah mengatasi tingkat stress indukan sebelum proses perkawinan dimulai.

Untuk jumlah indukan dalam satu kolam, sebaiknya kita gunakan cara alami saja, satu kolam
untuk satu pasang indukan. Karena jika kita memasukkan lebih dari satu pasang, resiko
indukan akan saling bertarung dan hasil akhirnya indukan menjadi lemah dan rusak. Jangan
lupa indukan harus benar - benar matang dan siap untuk dikawinkan. Jangan sampai usianya
terlalu muda ataupun telah afkir.
Waktu pelepasan indukan lele sebaiknya berada diantar pagi dan siang. Agar suhu air tidak
terlalu dingin dan tidak terlalu panas, berikan waktu pada indukan untuk beradaptasi dengan
suhu air yang normal. Kita bisa memasukkan lele ke kolam pemijahan pada pukul 9 - 10 pagi.
Sehingga suhu air tidak terlalu ekstrim. Untuk mencegah indukan meloncat keluar, kolam bisa
kita tutup dengan triplek maupun jaring kawat. Asalkan tidak mengganggu proses perkawinan
lele.

Indukan lele biasanya akan kawin / memijah pada malam hari, lebih tepatnya dini hari sampai
waktu shubuh. Proses yang terjadi ketika pemijahan adalah indukan lele betina nantinya
melepaskan telur yang jatuh menempel pada kakaban yang telah kita buat. Sedangkan si induk
jantan bertugas membuahi telur yang keluar dengan mengeluarkan sperma secara bersamaan.
Seluruh pembuahan atau fertilisasi terjadi diluar. Namun tidak semuanya telur yang keluar
berhasil dibuahi. Telur yang gagal dibuahi tersebut dapat dipastikan tidak akan menetas.

Proses Pemijahan Ikan Lele

Biasanya pemijahan terjadi selama satu malam saja. Kita bisa mencoba mengecek apakah
terjadi pemijahan atau tidak di pagi hari. Jika ada telur yang menempel di kakaban. Sebisa
mungkin kita angkat kedua indukan dan kita karantina ke dalam bak. Tujuan pemisahan
indukan dan telur adalah mencegah jika sewaktu - waktu indukan memakan telurnya sendiri.
Hal ini rawan terjadi jika indukan sedang stress atau sudah keturunan genetik yang suka
memakan telurnya sendiri.

Beberapa kelemahan dari pemijahan lele alami yang kita bahas ini adalah kadang kala masih
ada ketidakcocokan dalam pasangan. Ini bisa kita minimalisir apabila kita jeli dalam mendeteksi
kematangan suatu indukan dan cepat tanggap saat indukan tersebut sudah minta dikawinkan.
Selain faktor tersebut, faktor lingkungan pemijahan juga sangat berpengaruh. Jika terjadi
kegagalan dalam pemijahan biasanya sampai beberapa hari tidak ada telur yang keluar.
Sebaiknya indukan segera kita angkat dan kita kondisikan kembali. Sekarang kita masuk
segmen terakhir yaitu penetasan telur yang sudah dibuahi.
Penetasan Telur & Perawatan Larva Lele
Pada fase penetasan ini, telur yang sudah dibuahi dan menempel pada kakaban harus kita
angkat dari kolam pemijahan. Kita pindahkan ke dalam kolam penetasan. Dalam mengangkat
kakaban kita harus sangat berhati - hati jangan sampai telur berserakan dan rusak. Air pada
kolam penetasan juga sebisa mungkin memiliki parameter yang relatif sama dengan air pada
proses pemijahan. Setelah air pada kolam penetasan siap, kakaban beserta telur kita
masukkan ke dalam. Pastikan seluruh telur dan kakaban tenggelam.

Telur lele biasanya akan menetas antara 22 - 36 jam. Oleh karenanya secepat mungkin kita
pindahkan pada pagi hari setelah pemijahan selesai. Untuk supply oksigen bagi telur dan larva
nantinya, kolam penetasan bisa kita beri sirkulasi air yang halus dan aerator. Setelah telur
menetas, akan banyak sekali larva lele yang berkumpul di dasar kolam. Ini menandakan bahwa
telur tersebut berhasil menetas dan kita berhasil memijahkan lele.

Proses Perkembangan Telur Lele Menjadi Bibit

Setelah kita pastikan bahwa semua telur yang dibuahi telah menetas. Kita angkat kakaban
perlahan agar telur yang tidak menetas/dibuahi tidak membusuk dan mengotori kolam
penetasan. Burayak lele yang telah menetas kita biarkan sampai 3 hari. Mereka masih
mendapatkan asupan makanan dari sisa telur yang ada di tubuh mereka. Barulah selepas 3
hari kita beri mereka pakan alami seperti kutu air maupun cacing sutra. Berikan pakan secara
teratur dan tidak terlalu banyak. Karena sisa pakan yang tidak dimakan akan menjadi kotoran
dan meracuni burayak.
Telur Lele Menempel pada Kakaban

Larva / Burayak Lele

Penggantian air juga perlu untuk menunjang kebersihan kolam, lakukan sifon kotoran dan
seperempat air kolam kita gantikan dengan air yang baru. Pemeliharaan larva lele pada kolam
penetasan akan berlangsung selama dua hingga tiga minggu. Baru setelah itu larva tersebut
sudah bisa kita sebut bibit lele dan siap kita pindahkan ke kolam pendederan. Bisa kita simak
selengkapnya pada artikel kami mengenai cara merawat bibit lele unggul.

Demikian tadi sobat, cara pemijahan / mengawinkan ikan lele mulai dari persiapan sampai
perawatan bibit yang telah menetas. Cara ini bisa kita buat dalam skala kecil maupun skala
besar. Kita sesuaikan dengan skala produksi dan lahan yang kita miliki. Praktek pemijahan ini
dapat kita gunakan pada pemijahan lele sangkuriang maupun lele dumbo. Sah - sah saja jika
anda menggunakan cara pemijahan lele buatan maupun alami. Itu semua demi kemajuan
industri perikanan nasional dan ekonomi kerakyatan di negara kita. Salam Sukses, Salam
Ternak.

Anda mungkin juga menyukai