Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah selama

satu bulan dari bulan April sampai Mei 2015. Pengambilan sampel dilakukan di dua

wadah pendederan benih yang berbeda yaitu, dikolam budidaya BBI Lukup Badak dan

Akuarium di Hatchery. Pemeriksaan parasit dilakukan di Laboratorium Balai Benih

Lukup Badak Aceh Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Alat dan bahan

No. Alat Kegunaan

1. DO meter Untuk mengukur kadar oksigen terlarut di

perairan

2. Thermometer Untuk mengukur suhu di perairan

3. pH meter Untuk mengukur kadar pH di perairan

4. Jaring Untuk mengambil ikan

5. Timbangan digital Menimbang berat ikan

6. Jangka sorong Untuk mengukur panjang ikan

7. Ember Sebagai wadah untuk ikan yang akan di


identifikasi

8. Akuarium Sebagai wadah ikan uji

9. Alat bedah Untuk membedah sampel ikan

10. Mikroskop Untuk mengamati parasit yang berukuran

mikroskopik

11. Cawan petri Sebagai tempat untuk meletakkan organ-organ

yang akan diamati

12. Object glass Untuk meletakkan preparat saat diamati dibawah

mikroskop

13. Cover glass Untuk menutup sampel

Bahan

1. Ikan peres Sebagai objek penelitian

2. Larutan fisiologis Untuk membius ikan

3. Safranin Sebagai pewarna

4. Entellan Sebagai perekat

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode diskriptif analitik

dimana pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan acak terstratifikasi.


Dimana dilakukan pembagian lokasi penyamplingan berdasarkan ciri-ciri yang ada.

Kelompok pertama yaitu ikan yang didederkan di kolam dan kelompok kedua ikan yang

didederkan di akuarium.

3.3.1 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengambilan ikan uji

Dibawa ke Laboratorium

Ditimbang dan diukur ikan uji

Pengambilan organ target

Pembuatan preparat parasit

Pengambilan gambar parasit

Pengawetan Parasit

Pengamatan di Mikroskop

Identifikasi Parasit

Analisa Data
Gambar 3.1 Prosedur kerja pengamatan ektoparsit dan endoparasit

3.3.2 Pengambilan sampel

Pengambilan ikan sampel diperoleh dari kolam penederan dan akuarium benih

ikan peres di BBI Lukup Badak. Sampel diambil secara acak masing-masing wadah.

Kolam pendederan sampling secara acak 50 ekor dan di akuarium 50 ekor. Proses

pengambilan ikan dimulai dengan pengukuran parameter fisika-kimia perairan dilokasi

penelitian yang meliputi DO meter, pH, salinitas, dan suhu. Ikan yang sudah ditangkap

baik dari kolam budidaya maupun akurium dimasukkan kedalam kantong plastik dan

diberikan oksigen agar ikan tidak stres saat di bawa ke laboratorium untuk di

identifikasi.

3.3.3 Identifikasi Parasit

Pengamatan parasit pada ikan peres dilakukan di laboratorium BBI Lukup

Badak, Aceh Tengah. Sebelum di amati ikan sampel dipingsankan terlebih dahulu

dengan menggunakan jarum suntik yang ditancapkan di otak ikan. Selanjutnya diukur

panjang total (cm) dan ditimbang berat ikan (gr).

Pemeriksaan terhadap ektoparasit dilakukan secara makroskopis dengan melihat

jenis ektoparsit dan mengidentifikasi secara mikroskopis dengan metode preparat ulas.

Pengerikan dilakukan dari ujung anterior kepala hingga posterior sirip ekor, pengerikan

juga dilakukan pada kedua sisi tubuh ikan dan juga semua bagian sirip. Selanjutnya

dilakukan pengamatan dibawah mikroskop setelah di diteteskan safranin.


Pemeriksaan endoparasit dilakukan dengan cara menggunting bagian bawah

perut ikan dari anus hingga ke bawah sirip dada. Isi perut dipindahkan kedalam cawan

petri atau gelas objek yang telah diteteskan safranin dan kemudian diamati

menggunakan mikroskop. Antara lambung dan usus dipisahkan, lambung dibuka

menggunakan gunting secara memanjang dengan perlahan bagian dalam lambung dan

dioleskan pada gelas objek yang telah ditetesi safranin, kemudian diamati menggunakan

mikroskop. Usus digunting memanjang, diletakkan pada gelas objek, dibuat sayatan tipis

dan kemudian diamati menggunakan mikroskop. Ektoparasit dan endoparasit yang

teramati diidentifkasi berdasarkan Levine (1994).

3.4. Parameter Penelitian

3.4.1. Parameter Utama

Parameter utama yang diamati adalah intensitas ektoparasit dan endoparasit serta

prevalensi ektoparasit dan endoparasit yang menyerang ikan peres (Osteochilus sp.).

3.4.2. Parameter yang Diamati

Jenis dan jumlah parasit yang menyerang dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut (Dogiel et.a.l, 1970 dalam Amirullah et.al., 2012) :

∑ ikan yang terserang penyakit


Prevalensi(% )= x 100 %
∑ ikan yang diperiksa

∑ parasit A yang dite mukan


Intensitas= x 100 %
∑ ikan yang terinfeksi A

3.4.3. Parameter Penunjang


Parameter penunjang meliputi kualitas air antara lain suhu, pH, dan , DO, diukur

selama penelitian.

3.5. Analisa Data

Data yang didapat ditampilkan dengan menggunakan gambar dan tabel

berdasarkan ukuran dan waktu.Untuk mengetahui rata-rata intensitas dan prevelensi

parasit pada kolam dan akuarium digunakan uji T (Nazir, 2011) dengan rumus sebagai

berikut:

Sx1 – x2 =
√ SS 1+ SS 2 1 1
+ +
n1+n −2 n1 n2
2

Dimana: SS1 = sumsquare dari sampel 1


SS2 = sumsquare dari sampel 2
n1 = besar sampel 1
n2 = besar sampel 2
sx1-x2= standar error dari beda

Sumsquare tidak lain dari:

( ∑ X i)
2

SS1 = ∑ X 21−
n

Di mana:
Xi = pengamatan variable ke-1
n = besar sampel
SS = sumsquare
Dalam menggunakan uji-t, perlu diperhatikan bentuk hipotesis yang dirumuskan

tentang kedua meanyang ingin dibandingkan. Ada tiga cara untuk merumuskan

hipotesis, yaitu:

HO : u1 = u2, dengan hipotesis alternative HA : u1 ≠ u2


HO : u1 > u2, dengan HA : u1 ≤ u2

HO : u1 < u2, dengan HA : u1 ≥ u2

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto,.Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan. Kanisius,


Yogyakarta.

Amri, K., Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia,
Jakarta.

Anshary, H. 2010. Infeksi dan Patologi Parasit Actinocleidus sp. (Monogodenea) Pada
Insang Ikan Lele Dumbo, Clarias gariepenus. Jurnal Perikanan (Journal of
Fisheries Sciences), 12 (2):79-85.

Azmi, H., Dyah, R., Nana, Kariada. 2013. Identifikasi ektoparasit Pada ikan Koi
(Cyprinus carpio L) Di Pasar Ikan Hias Jurnatan Semarang. Unnes Journal of
Life Science, 2(2):64-70.

Bahrudin, A.S. 1994.Ektoparasit pada ikan seribu Poecilia reticulatus Peters, dari kolam
dan sungai di desa Hegarmanah, KecamatanCikeruh, Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat. 5(1):81-90.

Bhakti, S. 2011. Prevalensi dan Identifikasi Ektoparasit pada Ikan Koi (Cyprinus carpio)
di Beberapa Lokasi Budidaya Ikan Hias di Jawa Timur. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.
Bunga, M. 2008. Prevalensi dan Intensitas Serangan Parasit Diplectanum sp. Pada Ikan
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus, Forsskal) diKeramba Jaring Apung.
Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin 18 (3) : 204-210.

Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius, Yogyakarta.

Cahyono, P. M., Dini, S. M, Eni, R. 2006. Identifikasi Ektoparasit Protozoa Pada Benih
Ikan Tawes (puntius javanicus) Di Balai Benih Ikan Sidabowa Kabupaten
Banyumas dan Balai Benih Ikan Kutasari Kabupaten Purbalingga. Fakultas
Peternakan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2(13):181-187.

Djuhanda, T. 1981. Anatomi dari Empat Species Hewan vertebrata. Armico, Bandung.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.

Djuhanda, T. 1985. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Jilid I. Armico,


Bandung.

Effendie, M.I. 1979. Biologi Perikanan Cetakan I. Yayasan Dewi Sri, Bogor.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan, Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Penerbit


RinekaCipta, Jakarta.

Hadiroseyani, Y. Hariyadi, P. Nuryati, S. Parasit Lele Dumbo (Clarias sp.) di Daerah


Bogor. 2006. Jurnal Akuakultur Indonesia. 5(2) : 166-177.

Handayani,R., W. P. Bambang. 1999. Dinamika Pertumbuhan Parasit. Balai


Pengembangan Budidaya Air Payau. Jepara. 10 hal.

Handayani, R., Y. T., Adiputra, Wardiyanto. 2014. Identifikasi dan Keragaman Parasit
Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Berasal Dari Lampung dan Luar
Lampung. Aquasains (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan, 149-
155.
Hardjamulia, A. 1979. Budidaya Perikanan : Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio L.),
Ikan Tawes (Puntius javanicus), Ikan Nilem (Ostheochilus hasselti). Badan
Pendidikan,Latihan dan Penyuluhan Pertanian, Bandung.

Herlina, R. 2002. Pembesaran Ikan Mas dan Ikan Nilem Di Kolam Air Tawar.
Agromedia Pustaka, Jakarta.

Hilma, P., F. Sri, S. Kismiyati. 2012. Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan
Bandeng (Chanos chanos) yang Dipelihara Pada Keramba Apung UPBL
Situbondo dan Ditambak Desa Bangun Rejo Kecamatan Jabon Sidoarjo. Journal
Of Marine and Coastal Science, 1(2) : 91-122.

Irawan. 2004. Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.

Kabata, Z. 1985. Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. Taylor and

Francis. London. 263 hal.

Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid II. Erlangga, Jakarta.

Levine, N, D. 1994. Textbook of Veterinary Parasitology. Burgess.

Manoppo, H. 1995. Parasit dan Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan Unsrat, Manado.

Musida. 2008. Siklus Reproduksi Ikan, Feromon Sex dan Kebutuhan Lingkungan untuk
Memijah. Artikel Penelitian Biologi.PBIAT

Prasetya, N. Sri, S. Kismiyati. 2013. Prevalensi Ektoparasit yang Menyerang Benih Ikan
Mas Koi (Cyprinus carpio) di Bursa ikan Hias Surabaya. Jurnal Ilmiah
Perikanan Dan Kelautan, 5(1) : 113-116.

Prawirohartono, H. 1989. Budidaya Ikan Air Tawar Di Kolam. Erlangga, Jakarta.

Purwaningsih, I. 2013. Identifikasi Ektoparasit Protozoa Pada Benih Ikan Mas


(Cyprinus carpio Linnaeus, 1758) di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UKBAT)
Cangkringan Sleman DIY. Yogyakarta (ID): UIN Sunan Kalijaga.
Riko, Y. A., Rosidah, Titin, H. 2012. Intensitas dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan
Bnadeng (Chanos chanos) Dalam Keramba Jaring Apung (KJA) Di Waduk
Cirata Kabupaten Cianjur Jawa Barat.Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(4):231-
241.

Robin. 2007. Inventarisasi Parasit Pada Ikan Hias Botia (Botia macracantus) Di Sungai
Kelekar, Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Sumberdaya
Perairan, 2(1):1-7.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi Ikan Vol. I dan II. Bina Cipta,
Bandung.

Sjafei, D.S., Rahardjo, M.F., Affandi, R dan Sulistiono. 1989. Ikhtiologi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sumantadinata, K. 1981. Perkembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan Indonesia.


FakultasPerikanan, Bogor.

Susanto, H. 2001. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Susanto,H. 2006. Budidaya Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya, Bandung.

Sutisna, D.H. dan R. Sutarmanto. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius,
Yogyakarta.

Wijayanti, D.R. 2002. Pengaruh Aromatase Inhibitor Terhadap Nisbah Kelamin Ikan
Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) Hasil Ginogenesis. Skripsi. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.

Winaruddin.Eliawardani.2007. Inventarisasi Ektoparasit yang Menyerang Ikan Mas


yang Dibudidaya Dalam Jaring Apung di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh
Tengah.Jurnal Kedokteran Hewan, 1(2):66-69.

Yuasa, K. 2003. Panduan Diagnosa Penyakit Ikan dan Teknik Diagnosa Penyakit Ikan.
Budidaya Air Tawar di Indonesia. Balai Budidaya Air Tawar Jambi, Jambi.

Anda mungkin juga menyukai