Disusun Oleh :
1. Nasya Shapira H (XII MIPA 2)
2. Fahira Na’arah Sekar Baiti (XII MIPA 5)
3. Gendhis Anjani Putri (XI MIPA 3)
4. Salsabila Wita Aurellia (XI MIPA 3)
5. Nabila Bunga Maulana (XI MIPA 6)
6. Nazwa Salsabila (XI MIPA 6)
7. Zalfa Abyrnada (XI MIPA 6)
8. Nayla Tiara Putri (XI MIPA 7)
9. Nur Ihda Maula (XI MIPA 7)
A. Latar Belakang
Biosensor atau sensor hayati adalah perangkat analisis yang menggabungkan komponen
hayati dengan pendeteksi fisikokimia untuk mendeteksi zat kimia tertentu, sehingga
menghasilkan luaran yang terukur. Secara garis besar, biosensor terdiri atas elemen biologis
yang sensitif, transduser, dan alat pembaca biosensor. Elemen biologis yang sensitif, seperti
jaringan, mikroorganisme, organel, reseptor sel, enzim, antibodi, asam nukleat, dan
sebagainya, adalah materi biologis atau komponen biomimetika yang berinteraksi dengan,
mengikat, atau mengenali analit (komponen) yang diteliti. Elemen sensitif tersebut juga bisa
dibuat dengan rekayasa biologis. Transduser bekerja secara fisikokimia (optik, piezoelektrik,
elektrokimia, elektrokemiluminesensi, dan sebagainya), yang berfungsi mengubah satu
bentuk sinyal (energi) menjadi bentuk lainnya sebagai hasil interaksi antara analit dengan
elemen biologis sehingga hasil tersebut bisa diukur dengan mudah. Sementara alat pembaca
biosensor terhubung dengan elektronika terkait atau pemroses sinyal yang bertanggung jawab
untuk menampilkan hasil yang mudah dibaca.
Di Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di
Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu
“ikan mas punten” dan “ikan mas majalaya” merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai
saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya. Masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan ikan air tawar ini. Ada yang
memeliharanya sebagai ikan hias, tapi ada juga yang mengomsumsinya sebagai santapan
yang lezat.
Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam
dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup
baik di daerah dengan ketinggian 150–600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada
suhu 25-30 °C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di
perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%. Ikan mas
tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik
yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah
tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Pakan merupakan faktor tumbuh terpenting karena merupakan sumber energi yang menjaga
pertumbuhan, serta perkembangbiakan. Nutrisi yang terkandung dalam pakan harus benar-
benar terkontrol dan memenuhi kebutuhan ikan tersebut. Kualitas dari pakan ditentukan oleh
kandungan yang lengkap mencakup protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Pakan
merupakan sumber energi dan materi bagi kehidupan ikan (Rebegnatar & Tahapari, 2002
dalam Rollis, 2013)
Ketersediaan pakan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
Jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan setiap harinya berhubungan erat dengan ukuran
berat dan umurnya. Tetapi persentase jumlah pakan yang dibutuhkan semakin berkurang
dengan bertambahnya ukuran dan umur ikan (Djarijah, 1996).
Pakan ikan adalah campuran dari berbagai bahan pangan (biasa disebut bahan mentah), baik
nabati maupun hewani yang diungan sedemikian rupa sehingga mudah dimakan dan dicerna
sekaligus merupakan sumber nutrisi bagi ikan yang dapat menghasilkan energi untuk
aktivitas hidup. Kelebihan energi yang dihasilkan akan disimpan dalam bentuk daging yang
dipergunakan untuk pertumbuhan (Djarijah, 1996).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi penggunaan biodetektor alat pakan otomatis pada Ikan Mas?
Apa tujuan dibuatnya biodetektor alat pakan otomatis pada Ikan Mas?
Bagaimana cara pembuatan biodetektor alat pakan otomatis untuk Ikan Mas?
C. Tujuan
Untuk mengetahui cara kerja biodetektor alat pakan otomatis pada Ikan Mas.
Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dibuatnya biodetektor alat pakan otomatis pada
Ikan Mas.
Untuk mengetahui cara pembuatan biodetektor alat pakan otomatis pada Ikan Mas.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis
yang berkaitan dengan suatu fenomena. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatempiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial, dari fisika dan
biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk
meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan
dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah metode pengukuran data kuantitatif dan statistika objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta
menjawab sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase
tanggapan mereka.
Contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada
diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut
ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat
diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. Pengambilan data ini
adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif. Ciri penelitian kuantitatif
antara lain : Instrumen yang digunakan telah ditentukan sebelumnya dan tertata dengan
baik.Instrumen yang biasa dipakai adalah angket (kuesioner), Tidak banyak memberi peluang
bagi fleksibilitas, masukan imajinatif dan refleksitas, Masalah kuantitatif lebih umum
memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks, serta Pembahasan lebih pada
permukaan atau tidak mendalam.
Penelitian Kuantitatif biasanya menggunakan desain eksplanasi, di mana objek telaahan
penelitian eksplanasi (explanatory research) adalah untuk menguji hubungan antar-variabel
yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, hipotesis yang akan diuji kebenarannya.
Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel; untuk
mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya; atau
apakah sesuatu variabel disebabkan/dipengaruhi ataukah tidak oleh variabel lainnya. Desain
Eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan generalisasi sampel terhadap populasinya atau
menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh dari satu variabel terhadap veriabel yang
lain.
Aku
PEMBAHASAN
Hasil Dan Analisis Perancanangan, Pembuatan, dan Pengujian
Dalam hal ini, bentuk balok memiliki variasi yang banyak sekali untuk panjang (p),
lebar (1), dan tinggi (h) yang diinginkan sebagaimana pada Tabel 4.4. Karena massa
jenisnya jauh lebih kecil dari massa jenis air (1 gram/cc), maka dapat dipastikan
dudukan detektor mengapung di air.
Balok merupakan contoh bentuk yang memenuhi dalam hal ini. Begitu
juga dengan bentuk lain seperti tabung dan yang memenuhi persamaan
differensial linier berikut:
mx + pgpl x = Fo cos wt (untuk balok)
mx+pgar²x = Fo cos wt (untuk tabung berjari-jari r)
Bentuk yang tidak memenuhi persamaan di atas contohnya adalah bola, karena bola
yang tercelup sebagian maka memindahkan berat air sebanyak
Fstorage PgVhal-hal yang tertangkap (1/3πx²(3r-x))
yang merupakan bentuk persamaan differensial tidak linier yang akan menyulitkan
dalam mencari frekuensi pribadi. Oleh karena itu, bentuk yang menghasilkan
persamaan differensial linier dapat dipakai. Sedangkan untuk menentukan dimensi
(panjang, lebar, tinggi, atau jari-jari) dapat dipilih berapapun namun dibatasi oleh
DRO, massa tidak boleh lebih dari 10 gram dan volume tidak boleh lebih dari 1000
cc.