Anda di halaman 1dari 10

Kegiatan Ekstramural

FKH 532 Tanggal Pelaksanaan


Kesehatan Hewan Laboratorium (16/08/2021 – 10/09/2021)

MAKALAH PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGGUNAAN ZEBRAFISH SEBAGAI HEWAN LABORATORIUM

Oleh:
KELOMPOK E
PPDH Periode 1 Tahun Ajaran 2020/2021

Septian Dio Perkasa, SKH B0901201042

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Kegiatan Ekstramural
FKH 532 Tanggal Pelaksanaan
Kesehatan Hewan Laboratorium (16/08/2021 – 10/09/2021)
2021

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Penggunaan Zebrafish Sebagai Hewan Laboratorium


Peserta : Septian Dio Perkasa, SKH (B0901201042)

Disetujui oleh

Pembimbing:
Drh Fitriya Nur Annisa Dewi, PhD, Cert. LAM ____________

Diketahui oleh

Koordinator Mata Kuliah


Bagian PKL Kesehatan Hewan Laboratorium
Dr drh Aulia Andi Mustika, MSi ____________
NIP 19821031 201212 1 002

Wakil Dekan FKH IPB


Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Prof drh Ni Wayan Kurniani Karja, MP, PhD ____________
NIP 19690207 199601 2 001

Tanggal Pengesahan:
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zebrafish merupakan hewan vertebrata model yang dianggap penting dalam
membantu perkembangan ilmu pengetahuan seperti perkembangan ilmu genetik,
neurofisiologi, dan biomedis saat ini. Akan tetapi, ekologi dan perilaku alamiahnya
belum banyak diketahui. Menurut Nelson (1994), zebrafish termasuk ke dalam
family Cyprinidae. Zebrafish memiliki 44 spesies yang tersebar di asia tenggara dan
asia selatan dengan biodiversitas tertinggi terdapat di india, bangladesh, dan
Myanmar (Barman 1991). Ciri-ciri biologis zebrafish yakni berukuran kecil (<120
mm) dengan ukuran standar 40 mm, dan di sepanjang tubuhnya yang ditutupi oleh
garis berwarna gelap dan terang menjadi ciri khas tersendiri. Garis yang satu
biasanya berwarna biru dan yang satunya berwarna hitam. Kedua warna ini
menunjukkan adanya dua tipe sel pigmen warna yang berbeda. Jika warna
perpaduannya biru-hitam maka terkandung pigmen warna melanofor dan iodofor .
Jika perpaduan warnanya silver-kuning maka pigmen warnanya xantofil dan
iodofor (Schiling 2002).
Berikut klasifikasi Zebrafish menurut Meyer (1993)
Filum : Chordata
Kelas : Actynopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Brachydanio
Spesies : Brachydanio rerio

Gambar 1 Zebrafish betina (A) Zebrafish jantan (B)

Pada tubuh zebrafish ditutupi oleh garis-garis berwarna putih kekuningan


dan hitam yang berawal dari pangkal ekor sampai operkulum. Garis horizontal ini
memperlihatkan kesan langsing pada ikan jantan. Warna pada ikan jantan terlihat
lebih cerah dan menarik dibandingkan dengan ikan betina. Bentuk tubuh zebrafish
pipih dengan perut sedikit membundar. Pada betina yang sudah matang gonad,
perut akan tampak sangat membundar. Dalam jumlah banyak, zebrafish
membentuk barisan lalu memperlihatkan gerakan serasi dan terlihat menawan. Ikan
ini juga mempunyai kebiasaan untuk tidak berganti pasangan bila memijah,
walaupun pemijahannya secara massal. Pakan yang dikonsumsi oleh zebrafish
jenisnya beragam, khususnya pakan hidup seperti artemia dan cacing sutera (Nagel
2002).
Zebrafish kini menjadi hewan model atau hewan coba yang dipilih oleh para
peneliti. Zebrafish merupakan ordo terendah dalam kingdom animalia. Hal ini
sejalan dengan prinsip 3R (replace), dimana pemilihan hewan coba/ hewan model
yang digunakan jika memungkinkan diturunkan ordonya. Penggunaan zebrafish
sendiri di Indonesia masih terbilang sedikit, disebabkan belum siapnya fasilitas
pemeliharaan dan minimnya pengetahuan tentang fisiologis dan cara perawatan
hewan ini. Proyek sekuensing genom zebrafish strain TuAb yang dilakukan pada
tahun 2001 oleh Sanger Institut menginformasikan bahwa lebih dari 71% gen yang
mengodekan protein pada manusia memiliki setidaknya satu gen ortolog pada
zebrafish (Howe et al. 2013).

Gambar 2 Keanekaragaman pigmen Zebrafish

Kegunaan dan Keunggulan Zebrafish sebagai Hewan


Laboratorium
Zebrafish telah digunakan sebagai hewan coba pada laboratorium selama
beberapa dekade, dan telah terbukti menjadi sistem model vertebrata yang
dipercaya dalam analisis genetik dari perkembangan pathway dan mulai
dimanfaatkan sebagai model dalam penelitian klinis. Zebrafish juga telah
ditemukan dapat mengembangkan hampir semua jenis tumor manusia dengan
struktur morfologi yang mirip dan berdasarkan penelitian ekspresi gen signaling
pathway yang sebanding. Penggunaan zebrafish sebagai model kanker melengkapi
model yang sudah ada dengan sifat dan keuntungan yang spesifik dalam penelitian
(Feitsma et al. 2008 dalam Sari et al. 2014).
Selain itu juga, zebrafish digunakan sebagai hewan model penyakit diabetes
mellitus. Peneliti menggunakan agen diabetogenik seperti streptozotocin dan
alloxan untuk membuat zebrafish menajdi hiperglikemia (Utami 2018). Penelitian
yang dilakukan oleh Seth et al. (2013) mengungkapkan bahwa zebrafish dan
mammalia termasuk manusia memiliki kemiripan dalam perangkat biologis yang
berkaitan dengan gangguan metabolik diabetes mellitus. Organ pankreas pada
zebrafish yang terdiri dari kompartemen eksokrin dan endokrinnya dihubungkan
oleh sistem saluran yang bermuara ke saluran pencernaan sama seperti mamalia.
Embrio yang transparan memungkinkan pengamatan seluruh sel, jaringan,
dan organ secara in vivo dan real time sampai pada tahap perkembangan awal larva.
Embriogenesis yang cepat dan tingginya fekuiditas menyebabkan jumlah embrio
yang dihasilkan sangat besar (Sari et al. 2014). Dalam 24 jam, organ-organ yang
penting sudah mulai terbentuk, jantung sudah berkontraksi dan sirkulasi darah
sudah berjalan. Dalam kondisi optimum zebrafish betina dapat menghasilkan 300
telur/minggu sehingga sangat menguntungkan pada kajian meiosis dan cloning
(Sari et al. 2014). Ukuran zebrafish dewasa hanya sekitar 2-3 cm sehingga tidak
membutuhkan ruang yang besar untuk pemeliharaannya. Karena alasan ini pula,
biaya pemeliharaan zebrafish relatif lebih murah daripada tikus.

Gambar 3 Embrio Zebrafish yang transparan

Keuntungannya secara logistik menjadikan zebrafish sebagai organisme


yang ideal untuk penelitian yang membutuhkan jumlah sampel yang besar seperti
dalam studi screening. Selain itu, salah satu keuntungan utama dari zebrafish dalam
penelitian biomedis adalah tingkat kemiripannya dengan manusia. Informasi
genetik zebrafish menunjukkan bahwa 70% gen manusia terdapat pada zebrafish,
yang berarti bahwa hasil-hasil penemuan dari studi zebrafish kemungkinan besar
dapat diaplikasikan pada manusia. Sistem kardiovaskuler, syaraf, sistem imun, dan
sistem pencernaan zebrafish mirip dengan manusia (Sari et al. 2014). Angka itu
tentu saja lebih kecil dibandingkan dengan kemiripan antara tikus dan manusia yang
sama-sama termasuk golongan mamalia.
Manipulasi dan analisis genetik lebih mudah dilakukan
pada zebrafish daripada tikus karena embrio zebrafish transparan dan
perkembangannya terjadi di luar tubuh induk. Mutan-mutan zebrafish sangat
berguna untuk mendapatkan informasi tentang gen-gen atau proses biologis penting
dalam perkembangan embrionik pada vertebrata. Beberapa zebrafish mutan ini juga
dapat digunakan sebagai model penyakit karena mengalami mutasi gen dan gejala
yang sama dengan penderita penyakit tersebut.

MANAJEMEN PERAWATAN ZEBRAFISH SEBAGAI HEWAN


LABORATORIUM
Sistem Maintenance
Zebrafish dipelihara dalam sistem sirkulasi yang terus menerus menyaring
dan mengaerasi air untuk menjaga kualitas air yang dibutuhkan untuk lingkungan
perairan yang sehat. Sistem sirkulasi juga membantu menyaring kelebihan
makanan dan kotoran ikan. Suhu ruangan atau suhu tangki adalah umumnya
dipertahankan antara 26-28,5°C. Sistem filtrasi ini berguna untuk mencegah dan
mengurangi masuknya kontaminan yang akan berdam677pak buruk terhadap
ikan. Sistem air yang digunakan juga harus dilakukan pengecekan pH air.
Normalnya pH air untuk zebrafish direntang 6.8-7.5.
Tangki yang digunakan dibersihkan secara teratur dengan cara menyedot
bagian bawah tangki minimal seminggu sekali. Melakukan scrubbing pada bagian
dalam tangki untuk menghilangkan alga yang menempel di tangki. Tangki yang
dikosongkan dari ikan perlu dibersihkan dan disterilkan sebelum digunakan
kembali menggunakan kuas dan scrub pad. Bersihkan tangki kosong tadi secara
menyeluruh dengan cairan pemutih yang mengandung klorin , lalu diamkan
semalaman. Keesokan harinya, bilas tangki dengan air keran dan bilas lagi dengan
larutan dH2O. Biarkan tangki benar-benar kering, kemudian tangki bisa diisi air,
tetapi air perlu dibiarkan semalaman sebelum memasukkan ikan ke dalamnya.
Filter yang digunakan terdiri dari 5 macam yakni filter 120-micron, filter
tabung, filter karbon, filter biologis, dan filter UV. Kelima filter ini memiliki
perbedaan dalam penggantian berkalanya. Filter 120-micron diganti setiap hari,
filter tabung diganti setiap seminggu sekali, filter karbon diganti setiap dua
minggu sekali, filter biologis diganti setiap enam bulan sekali, dan filter UV
diganti setiap 9-10 bulan sekali.
Tabel 1 Parameter kualitas air dan batas optimal kandungannya
PARAMETER OPTIMUM RANGE
Alkalinity 50-150 mg/L CaCO3
pH 6.8-7.5
Temperatur 26-28.5oC
Kekerasan 50-100 mg/L CaCO3
Amonia yang tidak terionisasi <0.02 mg/L
Nitrat <50 mg/L
Nitrit <0.1 mg/L
Oksigen terlarut >6.0 mg/L
Salinitas 0.5-1 g/L
Daya konduksi 300-1.500 μS
Pemeliharaan air dan tangki untuk zebrafish juga harus memerhatikan fisik
dan tingkat stress dari hewan itu juga. Seperti cara pemindahan ikan saat tangki
harus dibersihkan harus meminimalkan tingkat stress ikan tersebut. Zebrafish
merupakan ikan yang hidup berkelompok, maka dari itu saat diletakkan di tangki
jumlah ikan yang masuk juga harus minimal 5 ekor. Selain itu juga, pemenuhan
enrichment hewan juga perlu dipenuhi. Berikan enrichment seperti daun-daunan
secukupnya di bagian dasar tangki agar ikan dapat mengekspresikan perilaku
alamiahnya.
Makanan
Menjaga kondisi ikan saat dijadikan hewan model, tidak hanya terfokus
pada manajemen pemeliharaan saja. Pemberian makan yang tepat dan sesuai juga
diperlukan agar nutrisi yang dibutuhkan ikan terpenuhi. Zebrafish dapat diberi
makan dengan makanan kering, ukuran makanan yang diberikan sebesar 100
mikron untuk larva dan bisa sampai 300/400 mikron untuk ikan dewasa. Pemberian
makanan kering saja tidak cukup untuk memenuhi nutrisi zebrafish. Makanan
tambahan bisa diberikan telur udang (artemia sp.) atau bisa juga diberikan brine
shrimp.
Pemberian brine shrimp tidak bisa instant karena perlu menetaskan telur
dari udang ini. Pertama larutkan garam laut dalam aged water kemudian aduk.
Tambahkan telur udang dengan konsentrasi 1.2 sendok makan/liter. Aerasi air
dengan menggunakan pompa udara dan biarkan telur brine shrimp menetas sekitar
48 jam kedepan. Air limbah dari sistem penetasan ditambahkan ke limbah karantina
untuk didesinfeksi dengan pemutih yang mengandung klorin dan dibuang nanti.
Setelah brine shrimp menetas, ambil dengan menggunakan jaring khusus. Berikan
udang ke zebrafish dengan menggunakan pipet. Pemberian makan terhadap
zebrafish tidak boleh sampai berlebihan, hal ini akan menyebabkan meningkatnya
kadar nitrat dalam air yang nantinya akan memengaruhi perkembangbiakan dan
juga akan berdampak negatif pada penelitian.

A B
Gambar 4 Instant brine shrimp (A) Fisiologi brine shrimp (B)

Manajemen Kesehatan
Manajemen kesehatan dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap
fisik ikan. Hal yang perlu diamati meliputi kemampuan berenang, bagian operkulum,
sirip-siripnya, dan mata. Diamati apakah ada kelainan atau luka di area-area tersebut.
Dilakukan pengamatan secara rutin (setiap hari), sehingga dapat dipisahkan ikan yang
diduga mengalami sakit. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah
penyebaran penyakit epidemik. Strategi terbaik adalah dengan meminimalkan kontak
antara ikan yang berada di tangki yang berbeda, sterilkan semua peralatan yang
bersentuhan dengan ikan atau tangki, sterilkan air sebelum menambahkannya ke dalam
tangki. Keluarkan ikan yang diduga sakit dari tangki secepatnya, dan lakukan karantina
ikan yang baru datang. Penyakit paling umum yang menyerang zebrafish adalah velvet
disease dan tuberkulosis.
Velvet disease disebabkan Oodinium pillularis, Parasit ini menempel pada sirip
ikan, terutama sirip bagian dorsal, dan di sekitar operkulum. Parasit ini akan
berkembang di dasar tangki. Ikan yang mengalami penyakit ini dapat diamati gejala
seperti menggosokkan bagian sisi badannya di sudut tangki, ikan terlihat lesu, dan ikan
berhenti memproduksi telur. Ikan yang mengalami penyakit ini diberikan Atabrine
(Quinacrine hydrochloride) selama 3 hari dengan pemberian 3.3 ml per hari per 10
galon air.
Tuberkulosis pada ikan terjadi saat ikan menelan pakan yang tidak
dipasteurisasi atau melalui luka lecet pada kulitnya. Gejala yang dapat diamati yakni
ikan lesu, mengisolasi diri dari ikan yang lainnya, menolak makan, dan perubahan
pigmen. Diagnosa diperoleh dari laboratorium patologi. Tidak ada antibiotik yang
efektif untuk mengobati mikobakteriosis. Beberapa tingkat pengendalian penyakit
dapat dilakukan dengan memisahkan ikan yang sakit, mensterilkan tangki secara rutin
dan semua peralatan yang bersentuhan dengan ikan atau air tangki, dan dengan
mengurangi stres yang disebabkan oleh pemindahan ikan antar tangki atau oleh
perubahan suhu, aliran air, atau pola makan.

Pemeliharaan Larva
Telur yang telah dibuahi disimpan dalam inkubator bersuhu 28.5oC selama
72 jam sampai larva menetas. Setelah 72 jam larva akan keluar dari korion dan
berenang dengan bebas. Larva perlu diberi makan dari 5 hari pasca pembuahan dan
disimpan dalam media yang memiliki sistem air yang baik. Air yang digunakan
harus diganti setiap hari, termasuk mengeluarkan larva yang mati atau sakit. Larva
yang telah menetas dari telur dapat dipindahkan ke dalam tangki utama yang berisi
baffle berukuran kecil. Dilakukan kontrol rutin untuk menyingkirkan larva yang
mati dan memindahkan larva yang sakit. Air diganti dan ditambahkan perlahan
setiap harinya.
Setelah 14 hari, tangki larva dapat dimasukkan ke dalam sistem, dan
disuplai dengan aliran kecil air (1-2 tetes per detik). Hal ini diperlukan untuk
pertumbuhan larva, dan seiring pertumbuhan larva maka baffle juga diganti menjadi
ukuran yang lebih besar. (Chaudary et al. 2012 dan Westerfield 2007).

SIMPULAN
Sistem manajemen dan pemeliharaan Zebrafish (Danio rerio) sangat krusial
untuk menegakkan prinsip 3R dan 5F. Mulai dari sistem pemeliharaan, pemilihan
dan pemberian pakan, serta fasilitas dan perkandangan menjadi aspek-aspek yang
harus diperhatikan secara detail. Pemeliharaan hewan laboratorium juga akan
berdampak bagus terhadap data yang dibutuhkan oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA
Barman RP. 1991. A taxonomic revision of the Indo-Burmese species of Danio
rerio. Record of the Zoological Survey of India Occasional Papers 137(1):
1-91.
Chaudary A, Mondal A, Martin-iverson MT, Rainey-Smith SR. 2012. Regular care
and maintenance of a zebrafish (danio rerio) laboratory: an introduction.
Journal of Visualized Experiments. 69(1): 1-8.
Howe DG, Brdford YM, Conlin T, Eagle AE, Fashena D, Frazer K, Knight J, Mani
P, Martin R, Moxon SAT, Paddock H, Pich C, Ramachandran S, Ruef BJ,
Ruzic L, Schaper K, Shao X, Singer A, Sprunger B, Slyke CEV, Westerfield
M. 2013. ZFIN, the zebrafish model organism database: increased support
for mutants and transgenics. Nucleic Acid Research. 41(1): 854-860.
Meyer A. Biermann CH, and Ortí G. 1993 The phylogenetic position of the
zebrafish (Danio rerio), a model system in developmental biology: an
invitation to the comparative method. Proc. R. Soc. Lond. 252(1):231-236.
Nagel R. 2002 DarT: The embryo test with the Zebrafish Danio rerio: a general
model in ecotoxicology and toxicology. Altex. 19(1):38-48.
Nelson JS. 1994. Fishes of the world. New York (US) : John Wiley & Sons Inc.
Sari DSP, Ridho WM, Lizziyyannida, Sholihah Z, Pratama SHP, Rahmani E,
Riawan W. 2014. YLS-therapy: potensi supernatan yogurt LBA–ST sebagai
antikanker serviks berbasis biomolekuler. Malang(ID).
Schilling TF. 2002. The morphology of larval and adult zebrafish in Nüsslein-
Volhard & Dahm (2002) Zebrafish - A Practical Approach. Oxford (UK) :
Oxford University Press.
Seth A, Stemple DL, Barroso I. 2013. The emerging uses of zebrafish to model
metabolic disease, disease models & mechanism. PubMed. 6(1):1080- 1088.
Utami N. 2018. Zebrafish (danio rerio) sebagai hewan model diabetes mellitus. Bio
Trends. 9(1): 15-19.
Westerfield M. 2007. The Zebrafish Book, 5th Edition: A Guide for The Laboratory
Use of Zebrafish (Danio rerio). Eugene (US). University of Oregon Press.

Anda mungkin juga menyukai