berhasil mengisolasi Green Fluoresccent Protein pada ubur ubur, Gen ini
mengkode protein yang mampu berpendar dan memancarkan warna hijau jika
dieksitasi dengan sinar ultraviolet.
GFP dapat dikembangkan, kemampuan GFP Ubur-ubur yang dapat
memancarkan warna hijau jika dieksitasi menggunakan sinar ulraviolet Hal ini
membuat GFP dapat dimanfaatkan sebagai gen pelapor yang bersifat non-
destruktif dan dapat digunakan untuk mendeteksi ekspresi gen target secara
langsung. Sifat-sifat unggul ini menjadikan GFP sering digunakan dalam
penelitian biologi sel dan molekuler dengan memanfaatkan GFP, diharapkan
mampu meningkatkan penelitian tentang cara mengamati proses dalam tubuh
untuk berbagai kepentingan IPTEK dan medis.
Penelitian dilakukan oleh Osamu Shimomura (Marine Biological
Laboratory, Woods Hole), Martin Chalfie (Colombia University, New York) dan
Roger Tsien (The University of California, San Diego). Yang menghasilkan GFP
dengan menggunakan pengisolasian, sehinnga extra protein tersebut dapat masuk
kedalam jaringan.
Manfaat dari tulisan ini untuk memberikan informasi kepada pembaca
bahwa dibalik mengerikannya ubur ubur , ubur ubur memiliki protein yang
berharga, dan juga untuk para ilmuwan muda agar mengembangkan Green
Fluoresceent Protein menjadi sesuatu yang ebih kompleks.
Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang pengertian GFP secara umum,
secara teori kimia, dan Penemu GFP yang akan dijelaskan sebagai berikut.
GFP secara umum merupakan singkatan dari Green Fluorescent Protein
(Biokimia) Setiap kelas protein yang diproduksi oleh ubur-ubur bercahaya dari
genus Aequorea, yang digunakan dalam penelitian biologi untuk melacak
biosintesis dan gerakan protein dalam organisme hidup.
GFP secara teori kimia adalah protein yang terdiri dari 238 residu asam
amino (26,9kDa) yang menunjukkan fluoresesi hijau terang saat terpapar cahaya
biru ultraviolet. Meskipun banyak organisme laut lainnya memiliki protein
3
fluoresen hijau yang serupa, namun agaen ini yang paling bagus sinarnya (Alford,
S.C et al 2013)
GFP terdapat pada beberapa jenis ubur-ubur. Gen ini mengkode protein
yang mampu berpendar memancarkan warna hijau jika dieksitasi dengan sinar
ultraviolet. (Tanjung Z.A, 2010)
GFP merupakan hasil penemuan Dr. Frank Johnson dan rekanlabnya,
terhadap ubur-ubur saat Dr. Frank Johnson mempelajari bioluminescence yang
dilakukan pada tahun 1961, penelitian dilakukan di pulaukecil di Laboratorium
Friday Harbor University of Washington, dekat Victoria, British Columbia,
Kanada( Tsien R.T, 2013).
PENGENALAN UBUR-UBUR
PEMANFAATAN GFP
Profesor Norman Maitland dari Inggris beserta ilmuwan lain terus mempelajari
protein dalam ubur-ubur yang mampu berpendar ini. Dalam uji coba, ia
memasukkan protein tersebut ke dalam sel kanker manusia. Jika dilihat melalui
kamera khusus, protein itu tampak memancarkan cahaya saat berinteraksi dengan
sel-sel normal, sehingga letak tumor yang tersembunyi dapat dideteksi.
Penelitian untuk bidang penelian sanagat berguna dalam bidang
peneliatian khususnya untuk pada ilmuwandan saintist muda, yang ingin
mengembangkan GFP menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat untuk
kehidupan manusia maupun seluruh makhluk hidup di bumi.
Pada bab ini ada beberapa langkah langkah dalam mengisolasi protein
dalam ubur ubur, yang pertama ada tahap persiapan, pada tahap persiapan ada
pencaria,penangkapan dan pamilihan, pada tahap selanjutnya ada pembuatan pada
proses pembuatan ada beberapa langkah yaitu isolasi, pengecekan,
penidentifikasi, dan pengekrasi, tahap berikutnya ada pengaplikasi yang terdiri
dari fusi translasi, trnskripsi, flip dan frap, fret fret.
Persiapan
Pada tahap persiapan ada tiga hal yang harus diperhatikan yang pertama
merupakan pencarian ubur ubur di laut, karena tidak semua ditinggali oleh ubur
ubur, yang kedua penangkapan pada tahap ini dalam penangkapan ubur ubur
harus sesuai etika penangkapan, yang ketiga pemilihan ubur ubur, karena tidak
semua ubur ubur mengandung Gen GFP
Pencarian
pada tahap pencarian kita dapat mencarinya di laut yang terdapat ubur-
ubur salah satunya di Indonesia ubur ubur banyak ditemukan di daerah pantai
Kijing Kecamatan Sungai Kunyit Kalimantan Barat. Di pantai ini ubur-ubu rdapat
ditangkap padakedalaman kurag lebih 20-30 meter, habitat ubur-ubur di pantai ini
banyak terkenasinar matahari (Wibowo W.S,2013)
Penangkapan
6
Pengektrasi
Tahap berikutnya yaitu pengektrasi merupakan tahap dimana dicampurkan
reaksi PCR yang terdiri dari DNA genom PCR, serta primer spesifik untuk gen
GFP PCR yang dilakukan dengan Thermalcycler menggunakan program
predeneturasi 94ºC seama empat menit sebanyak siklus denaturasi 94ºC dengan
anneaing suhu bervariasi dan relongasi 72ºC masing-masing selama satu menit
sebanyak tiga puluh sikus serta tahap terakhir relongasi 72ºC. Pada reaksi PCR
digunakan plasmida pCambia yang membawa gen GFP sebagai kontrol positif.
Pengaplikasian
jenis ubur-ubur tetapi belum pernah ada penelitian mengenai keberadaan gen GFP
pada ubur-ubur lokal. Di Pantai Marina Semarang, didapatkan informasi dari
nelayan setempat bahwa banyak terdapat ubur-ubur yang mampu berpendar pada
malam hari sehingga diduga memiliki gen GFP.
Kelas Hydrozoa
Hydrozoa. (Hydro=air, zoa=hewan) adalah kelas dari anggota hewan tak
bertulang belakang yang termasuk dalam filum Cnidaria Sebagian besar dari
hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut, Hydrozoa dapat hidup soliter
yang pada umumya berbentuk polip, dan berkoloni dengan bentuk polip dan
medusa.
Genus Aequorea
Diameter bel hingga 10 inci (25 cm), tapi biasanya tidak lebih dari 3 inci
(8 cm) banyak ditemukan di Monterey Bay
habitat perairan terbukadi lepas pantai barat Amerika Utara dari California tengah
sampai Vancouver, terutama di dekat Washington dan British Columbia
tubuhnya cantik dan hampir transparan, genus ini memiliki tentakel panjang dan
rumit. Mereka bisa melebarkan mulut saat memberi makan melebihi setengah
ukurannya. Saat diganggu, mereka mengeluarkan sinar biru hijau di bawah
pencahayaan khusus karena lebih dari 100 organ kecil yang memproduksi cahaya
di sekitar bel terluar mereka. Mereka dipanen untuk aequorin luminescent mereka,
digunakan dalam percobaan neurologis dan biologi untuk mendeteksi kalsium.
Genus ini perpindah menggunakan arus, berenang sedikit, mengikuti arah arus
membawa mereka.
Ubur ubur kristal adalah jeli yang terang bercahaya, dengan titik-titik bercahaya
di sekitar pinggiran payung. Komponen yang dibutuhkan untuk bioluminescence
termasuk Calcium ++ activated photoprotein, yang disebut aequorin, yang
memancarkan cahaya biru-hijau, dan protein fluoresensi hijau aksesori (GFP),
yang menerima energi dari aequorin dan memancarkannya kembali sebagai lampu
hijau. Genus ini yang di gunakan oleh banyak ilmuwan.
Genus Mitrocoma
Diameter sekitar 4 inci (10 cm) hidupnya di perairan dekat Samudera
Pasifik dari Alaska ke California tengah, genus ini biasa terlihat di Monterey Bay
10
selama musim semi dan musim panas, terkadang dalam kelompok besar. Tumbuh
berdiameter sekitar empat inci, lonceng jeli silang dilapisi dengan ratusan tentakel
putih halus dan bersifat bioluminescent. Empat kanal putih yang terlihat di bawah
bel transparan membentuk pola "X" yang jelas. populasi alami ubur ubur ini
pasang surut dan mengalir. Para ilmuwan sekarang bertanya-tanya apakah dampak
manusia seperti penangkapan berlebih, polusi dan kemungkinan perubahan iklim
juga dapat mempengaruhi populasi ubur ubur.
Studi terbaru oleh Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI)
menunjukkan bahwa ubur ubur silang (dan mungkin spesies ubur ubur lainnya)
dapat "mencium" makanan di dalam air, yang mengindikasikan bahwa ia mungkin
benar-benar mengejar mangsa daripada mengandalkan kesempatan pertemuan. Ini
mungkin menjelaskan mengapa jeli silang sering terlihat dalam kelompok besar di
sekitar konsentrasi mangsa.
Genus Obelia
Obelia Genus ini berada dalam filum Cnidaria, yang semuanya akuatik
dan terutama hidup di laut yang strukturnya relatif sederhana. Obelia memiliki
distribusi di seluruh dunia kecuali laut high-arctic dan Antartika.Tahap medusa
spesies Obelia umum dalam plankton di pesisir dan lepas pantai di seluruh
dunia.Obelia biasanya ditemukan tidak lebih dari 200 meter (660 ft) dari
permukaan air, tumbuh di kolam batu intertidal dan pada air rendah ekstrim pada
pasang musim semi.
PENUTUP
Selama ini digunakan gen GFP yang berasal dari Aequorea victoria yang
dikemas dalam bentuk plasmid misalnya plasmid pCambia yang harganya mahal.
Oleh karena itu, utnuk mengurangi biaya penelitian, diperlukan adanya alternatif
baru, misalnya sumber gen GFP yang berasal dari ubur-ubur asli Indonesia.
Sehingga dapat menekan biaya penelitian GFP khususnya di Indonesia.
11
DAFTAR RUJUKAN
Alford, S.C., Wu, J., Zhao, Y., Campbell, R.E. &Knöpfel, T., Biol. Cell 105
(2013), p. 14.
Zhao, Y. et al, Science 333 (2011), p. 1888.
Wu, J. et al, ACS Chem. Neurosci. 4 (2013), p. 963.
The authors acknowledge funding from Alberta Innovates, NSERC, and
CIHR.Chalfie, M. and S.R. Kain. 2006.
GFPProperties, Applications, andProtocols. John Wiley and Sons,
Inc. New Jersey, pp. 4, 40. Chalfie, M., T. Y. Euskirchen,W.W. Ward, and
D.C.Prasher. 1994.
GFPasa Marker for Gene Expression.Science 263: 802-805.
Hajra, S. 2008.
Use of LivingColors in Biology. University Of Texas, p. 2.Watkins,J.N. and A.K.
Campbell.1995. GFP gene; green-fluorescentprotein.
Daubert GP. Cnidaria Envenomation. Med J Aust. 2008; 62: 291-295.
Calder, D.R. 2008. An Illustrated key to Cubozoan andScyphozoan jellyfish of the
South AtlanticBight. Southeastern Regional TaxonomicCent e r (SERTC) ,
South Ca rol ina
Nationa Geograpic Indonesia
Ruppert, EE. Fox R.S and Barnes R.D. 2004. Invertebrate Zoology (ed 7)
Unwelcome in New England. Connecticut Sea Grant. 2006.
Theresa H. Ward Immunology Unit, Department of Infectious and Tropical
Diseases, London School of Hygiene and Tropical Medicine, London
WC1E 7HT, United Kingdom
William W. Ward Department of Biochemistry and Microbiology, Rutgers
University, Cook College, New Brunswick, NJ 08901
David A. Zacharias The Whitney Laboratory for Marine Bioscience, University
ofFlorida, Department of Neuroscience, St. Augustine, FL
Ward, W. W., and Seliger, H. H. (1974b). Properties of mnemiopsin and berovin,
calcium-activated photoproteins. Biochemistry 13:1500–1510.
12