Latar Belakang
Lebih kurang tiga perempat bagian dari permukaan bumi tertutup oleh air.
Dari segi ekosistem kita dapat membedakan air tawar, air laut dan air payau.
Seperti yang terdapat dimuara sungai yang besar. Dari tiga ekosistem perairan
tersebut, air laut dan air payau merupakan bagian yang terbesa, yaitu lebih dari
97%. Sisahnya adalah air tawar yang justru dibutuhkan oleh manusia dan banyak
jasad hidup lainnya untuk keperluan hidupnya (Hughes and Shaelton, 2014).
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat
poikilotermis, karena suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Gerakan
keseimbangan badannya menggunakan sirip, umumnya bernafas dengan insang.
Ikan sebagian besar hidup di perairan laut dan selebihnya hidup diperairan darat
atau tawar dan payau (Lagler, 1977).
Ikan berasal dari gabungan dua kata yunani yaitu ichthyes yang artinya
ikan ikan dan logos artinya ilmu. Dengan demikian ikhtiologi ialah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Ikan di
definisikan sebagai binatang vertebrata yang berdarah dingin atau poikilotermis,
hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan keseimbangan badannya terutama
menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan menggunakan insang
(Nugroho, dkk., 2011).
Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang
tidak dimilki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan
organ organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Misalnya, sebagai hean
yang hidup di air, baik itu di perairan tawar maupun di perairan laut yang
menyebabkan ikan harus dapat mengetahui kekuatan maupun arah arus,
karenanya ikan di lengkapi dengan organ yang di kenal sebagai linea lateralis.
Organ ini tidak ditemukan pada hewan darat (Fujaya, 2002).
Proses penetasan telur ikan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
berasal dari dalam maupun dari luar telur. Faktor dalam yang berpengaruh
meliputi hormon dan volume kuning telur, Dalam perkembangan awal ikan,
kandungan kuning telur merupakan sumber energi dan nutrient utama bagi
1
perkembangan embrio dan penetasan larva. Sedangkan faktor luar yang dapat
mempengaruhi antara lain suhu, oksigen terlarut, pH, salinitas dan intesitas
cahaya. Tahap awal perkembangan merupakan pase yang sangat sensitive dalam
siklus hidup sebuah organisme dan untuk memaksimalkan tingkat kelulushidupan
larva mesti diciptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi organism tersebut
(Heltonika, 2014).
Perkembangan
larva
setelah
menetas
umumnya
lebih
bersifat
TINJAUAN PUSTAKA
Awal Daur Hidup Ikan
Larvalogi adalah bidang ilmu yang mempelajari perihal larva. Jenis-jenis
larva biota laut antara lain larva hewan tak bertulang punggung (Avertebrata) yang
kebanyakan hidup di dasar laut maupun hewan bertulang punggung (Vertebrata)
yang berupa ikan. Larva yang hidup sebagai plankton ini merupakan bagian atau
fase dari daur hidup hewan-hewan yang disebut meroplankton atau plankton
sementara (Romimohtarto dan Juwana, 2004).
Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu
stadia larva dan juvenile. Ikan-ikan pada stadia telur dan larva ikan dapat
digolongkan sebagai plankton, yaitu sebagian dari siklus hidupnya merupakan
plankton sementara atau meroplankton. Bentuk- bentuk dasar larva, pada
kelompok pertama banyak digunakan tanda kaki, bulu dan ruas badan untuk
membedakan jenisnya. Pada kelompok kedua yaitu bentuk tubuh, bintik pigmen,
vertebra. Pada telur dan larva ikan yaitu gelembung minyak dan kuning telur
(Odum, 1998).
Pada vertebrata (ikan) menurut awal daur hidup ikan meliputi stadia telur
dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil, perkembangan larva dalam
garis besarnya dibagi dalam
dibedakan, demikian juga dengan sirip ekor sudah mulai ada bentuknya.
Berenangnya sudah mulai aktif dan kadang-kadang memperlihatkan sifat
bergerombol walaupun tidak selamanya demikian (Effendie, 1997).
Penilaian terhadap aspek reproduksi dan dapat dilakukan melalui
pengamatan ukuran panjang dan berat tubuh, tingkat kedewasaan dan waktu serta
tempat ikan memijah. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengamatan
aspek reproduksi ikan antara lain, pengamatan secara visual dan pengamatan
langsung terhadap gonad yang meliputi tingkat kematangan gonad, indeks
kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur pada ikan betina.
Fase
kematangan gonad dapat ditentukan dari panjang dan berat gonad serta warna
pada lapisan luar gonad yang memberikan ciri-ciri pada fase kematangan
tertentu(Jabarsyah, dkk., 2006).
Upaya domestikasi ikan-ikan liar atau asli dari perairan umum
pada
awalnya masih belum memuaskan karena tingkat kematian yang tinggi pada saat
stadia perkembangan larva. Kematian ikan yang cukup tinggi biasanya terjadi
pada fase awal kehidupan, salah satu diantaranya adalah fase perkembangan. Fase
ini disebut juga dengan fase kritis. Kematian larva yang tinggi dikarenakan pada
fase kritis stadia larva, terjadi peralihan pemanfaatan makanan dari kuning telur
(endogenous feeding) kepemanfaatan pakan dari luar (exogenous feeding).
Apabila terjadi kesenjangan pemanfaatan energi dari endogenous feeding ke
exogenous feeding maka akan menyebabkan kematian larva. Kesenjangan
diartikan pada saat kuning telur larva habis, larva belum melakukan proses
organogenesis secara sempurna seperti pembentukan bintik mata, bukaan mulut
dan
lainnya.
memanfaatkan
Ketidaksempurnaan
energi
dari
dalam
endogenous
proses
feeding
organogenesis
akan
dengan
mengakibatkan
telur habis, (2) fase prefleksion yaitu dimulai dari kuning telur habis terserap
sampai terbentuk spin, (3) fase fleksion yaitu dimulai dari terbentuknya spin,
calon sirip ekor, perut dan punggug sampai hilangnya spina, (4) fase pasca
fleksion yaitu dimulai dari hilang atau tereduksinya spina sampai menjadi juvenil.
Oleh karena perkembangan morfologis dari masing-masing spesies ikan kerapu
berbeda-beda, maka perlu dikaji perkembangan morphologis larva ikan humpback
grouper yang dipelihara secara terkontrol selama proses penyerapan kuning telur
(Usman dkk., 2003).
Perkembangan larva yang diamati berupa pigmentasi mata dan tubuh serta
pembentukkan gelembung renang. Timbulnya pigmen mata ditandai warna hitam
yang terdapat pada mata, sedangkan pigmentasi pada tubuh berupa bintik-bintik
hitam pada bagian belakang anus. Gelembung renang larva ditandai dengan
adanya udara yang mengisi dan biasanya berwarna hitam. Pada saat laju
penyerapan
kuning
telur
yang
besar
ini,
proses
organogenesis
dan
telur
yang
terbesar
di
dalam
cytoplasma.
Telur telolecithalyaitutelur dari golongan ini terdapat sejumlah kuning telur yang
berkumpul pada salah satu kutubnya. Ikan ganoid mempunyai telur yang
macamnya
sama
dengan
macam
telur
amphibia
yang
tidak
berkaki
1. Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia
larva dan juvenile.
2. Berdasarkan kepada jumlah deutoplasma (kuning telur, dan sebagainya) yang
terdapat di dalam cytoplasma, dapat dibagi dua yaitu, Telur homolecithal
(isolecithal) dan Telur telolecithal
3. Perkembangan larva terdiri dari dua tahap yaitu prolarva dan post larva.
Prolarva adalah larva yang masih mempunyai kuning telur dan tubuh
transparan. Post larva adalah larva yang kuning telurnya telah habis dan organorgan tubuhnya telah terbentuk sampai larva tersebut memiliki bentuk
Saran
Sebaiknya organisme akuatik terutama ikan pada stadi larva masik rantan
terhadap faktor
DAFTAR PUSTAKA
10