PERATURAN
KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 3/PER-BRSDM/2020
TENTANG
PEDOMAN KERJA
PENYULUH PERIKANAN TAHUN 2020
Pasal 1
Menetapkan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan Tahun 2020, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.
Pasal 2
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Tahun
2020 merupakan petunjuk dan acuan bagi Penyuluh Perikanan dan Unit
Pelaksana Teknis Lingkup Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan
dan Perikanan yang menangani Penyuluhan Perikanan dalam rangka
pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan
perikanan.
Pasal 3
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 24 Maret 2020
KEPALA BADAN RISET DAN
SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN,
ttd
SJARIEF WIDJAJA
Lampiran
Peraturan Kepala Badan Riset
dan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan perikanan
Nomor 3/PER-BRSDM/2020
Tentang Pedoman Kerja Penyuluh
Perikanan Tahun 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Juncto Undang-Undang Nomor
45 Tahun 2009 tentang Perikanan mengamanatkan pengembangan SDM KP
dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perikanan.
BRSDMKP memberikanan peran fungsi penyuluhan pada 3 hal yaitu: a.
Enlightening: yaitu kemampuan Penyuluh memberikanan pencerahan kepada
masyarakat. b. Enrichment: setiap Penyuluh harus dapat memperkaya pelaku
utama/usaha dengan inovasi ilmu dan teknlogi kelautan dan perikanan dan c.
Empowerment: kemampuan Penyuluh dalam memberdayakan masyarakat
kelautan dan perikanan.
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menjadi dasar bagi Penyuluh Perikanan
sebagai subyek kegiatan penyuluhan kepada para pelaku utama dan pelaku
usaha dilokasinya. Sementara itu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan
Petambak Garam juga berkorelasi dengan peran Penyuluh Perikanan dalam
melakukan pendampingan dan penyuluhan untuk pemberdayaan pelaku
utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.
Penyuluhan berorientasi kepada peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih
tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang
tidak mampu menjadi mampu dalam usahanya. Sikap dikatakan meningkat,
bila terjadi perubahandari yang tidak mau menjadi mau dalam memanfaatkan
kesempatan-kesempatan dan peluang usaha yang diciptakan. Pergeseran
orientasi penyuluhan zaman sekarang saat ini sudah mengarah kepada
peningkatan produksi usaha berbasis bisnis perikanan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai instansi pembina
Penyuluh Perikanan berupaya mengembangkan sistem penyuluhan yang
bersinergi dan harmoni antara kepentingan pelaku utama, pelaku usaha dan
stakeholder sektor kelautan dan perikanan dengan kebijakan Kementerian
Kelautan dan Perikanan untuk kesejahteraan masyarakat.
B. Maksud dan Tujuan
Pedoman ini disusun agar Penyuluh Perikanan memiliki pemahaman
yang utuh dan komprehensif tentang tugas dan fungsinya dalam
melaksanakan pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
perikanan.
Tujuan pedoman pelaksanaan kegiatan penyuluhan perikanan adalah:
1. Bagi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan dan UPT BRSDM KP yang
menangani Penyuluhan Perikanan
Sebagai acuan dan arah kebijakan dalam mengukur kinerja Penyuluh
Perikanan.
2. Bagi Penyuluh Perikanan
a) Sebagai acuan dalam pelaksanaan pendampingan kepada pelaku utama
dan pelaku usaha perikanan; dan
b) Sebagai acuan pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan perikanan di
kabupaten/kota.
3. Bagi Dinas yang menangani urusan Perikanan
Sebagai acuan dalam membangun sinergi kegiatan pendampingan dan
pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.
4. Bagi pelaku utama dan pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan
Sebagai acuan dalam pengembangan usaha di bidang kelautan dan
perikanan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman ini meliputi:
1. Tugas Penyuluh Perikanan;
2. Penyusunan Rencana kerja penyuluhan perikanan;
3. Pendampingan kelompok;
4. Penumbuhan kelompok perikanan;
5. Penilaian kelas kelompk;
6. Peningkatan kelas kelompok perikanan;
7. Pembinaan Usaha Mikro dan Kecil Sektor Kelautan dan Perikanan;
8. Pembinaan Koperasi Sektor Kelautan dan Perikanan;
9. Fasilitasi akses permodalan/pembiayaan KP;
10. Fasilitasi akses pasar;
11. Pendampingan akses informasi dan teknologi;
12. Sosialisasi peraturan perundang-undangan terkait kelautan dan
perikanan;
13. Pendampingan bantuan pemerintah;
14. Pengumpulan/Updating data; dan
15. Membuat laporan.
D. Pengertian
1. Penyuluhan Perikanan, yang selanjutnya disebut Penyuluhan adalah
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Penyuluh Perikanan adalah perorangan warga negara Indonesia yang
melakukan kegiatan penyuluhan perikanan baik penyuluh Pegawai Negeri
Sipil, Penyuluh Perikanan Bantu, swadaya, maupun swasta.
3. Penyuluh pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut penyuluh PNS
adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan
organisasi lingkup perikanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
4. Penyuluh Perikanan Bantu, yang selanjutnya disebut sebagai PPB adalah
tenaga teknis yang diberi tugas dan kewenangan oleh pejabat yang
berwenang di pusat untuk melaksanakan tugas Penyuluhan Perikanan
dalam suatu ikatan ke{a selama jangka waktu tertentu.
5. Pelaku Utama Perikanan adalah nelayan, pembudidaya ikan, pengolah
ikan, pemasar hasil perikanan, dan masyarakat yang melakukan usaha
dibidang kelautan dan perikanan beserta keluarga intinya.
6. Pelaku Usaha Perikanan adalah setiap orang perseorangan atau badan
usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai
bidang ekonomi.
7. Kelompok Perikanan adalah kumpulan para pelaku utama yang terdiri dari
nelayan, pembudi daya ikan, dan pengolah ikan yang terikat secara
informal atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta di dalam
lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang ketua kelompok pelaku utama
perikanan.
8. Penumbuhan Kelompok adalah proses inisiasi dan fasilitasi tumbuhnya
suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran pelaku utama dengan
cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan taraf hidupnya
dengan prinsif kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi,
keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antara pelaku
utama, sehingga dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian
kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota kelompok dapat merasa
memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari apa yang ada
dalam kelompok.
9. Peningkatan Kelas Kelompok adalah adalah upaya mewujudkan kelompok
pelaku utama yang dinamis, dimana para pelaku utama mempunyai
disiplin, tanggungjawab dan terampil dalam kerjasama mengelola kegiatan
usahanya, serta dalam upaya meningkatkan skala usaha dan peningkatan
usaha kearah yang lebih besar dan bersifat komersial, kelompok pelaku
utama dikembangkan melalui kerjasama antar kelompok dengan
membentuk gabungan kelompok perikanan (Gapokkan), Asosiasi dan
Korporasi.
10. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan.
11. Pembudidaya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
pembudidayaan ikan.
12. Pengolah Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan usaha
pengolahan ikan.
13. Pemasar Hasil Perikanan adalah orang yang mata pencahariannya
melakukan kegiatan pemasaran ikan dan produk ikan.
14. Petambak Garam adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
kegiatan usaha produksi garam.
BAB II
TUGAS PENYULUH PERIKANAN
TARGET MINIMAL
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA PP PP PP PP PP PP
Lanjutan Penyelia Pertama PPB
Pelaksana Muda Madya
Wil. I Wil. II Wil. III
Menyusun rencana kerja penyuluhan 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
perikanan (dokumen)
Mendampingi kelompok
2 perikanan di wilayah binaan 9 8
10 10 10 10 11 12 10
yang ditetapkan (kelompok)
Menumbuhkan kelompok perikanan di
3
wilayah binaan yang ditetapkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(kelompok)
Menilai Kelas Kelompok kelautan dan
4 perikanan di wilayah binaan yang 9 8
10 10 10 10 10 10 10
ditetapkan (kelompok)
5 Meningkatkan kelas kelompok perikanan
(kelompok) 1 1
1 1 1 1 1 1 1
6 Melakukan pembinaan kepada pelaku
2 2 2 2 3 4 2 2 2
usaha Mikro Kecil Sektor KP (unit)
7 Melakukan pembinaan koperasi sektor
1 1 1 1 1 1 1 1 1
KP (unit)
Memfasilitasi akses permodalan
usaha pelaku utama dan pelaku
8 usaha kelautan dan perikanan dari 1 1 1 1 1 1 1 1 1
perbankan atau non perbankan
(kelompok)
Fasilitasi pelaku utama/pelaku usaha
kelautan dan perikanan dalam
9 1 1
mendapatkan bantuan akses pasar hasil 1 1 1 1 1 1 1
perikanan (kelompok)
Memfasilitasi akses informasi dan
teknologi pelaku utama dan
10 9 9 9 10 10 12 10 9 8
pelaku usaha kelautan dan
perikanan (kelompok)
Mensosialisaskan peraturan terkait
kelautan dan perikanan kepada pelaku
11 1 1
utama dan pelaku usaha kelautan dan 1 1 1 1 1 1 1
perikanan (kelompok)
Mendampingi program prioritas kkp
termasuk bantuan Pemerintah
12 kementerian kelautan dan perikanan 1 1
1 1 1 1 1 1 1
tahun 2020 dan tahun sebelumnya
Melakukan pendataan dan atau
13 Updating data Objek KP 9 9 9 10 11 12 10 9 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6 7
B. Prinsip penilaian
1. Sahih (valid), yaitu kemampuan yang akan diukur harus sesuai dengan
pelaksanaan fungsi kelompok .
2. Objektif, yaitu diukur secara transparan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Keterandalan (reliable), yaitu siapapun, kapanpun, dimanapun
dilakukan penilaian akan memberikan hasil yang sama.
4. Efisien, yaitu dapat dilaksanakan dengan tertib dan teratur sesuai
waktu yang ditetapkan.
C. Tahapan penilaian
D. Indikator penilaian
ttd
SJARIEF WIDJAJA