Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sarana dan prasarana pariwisata yang lengkap merupakan salah satu


indikator perkembangan pariwisata. Sarana wisata merupakan kelengkapan
daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan
dalam menikmati perjalanan wisatanya. Suwantoro (2004:22). Prasarana
wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dibutuhkan
oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan,
listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Suwantoro
(2004:21).
Seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan ke Taman Nasional Ujung
Kulon (TNUK), peningkatan sarana dan prasarana penunjang sangatlah
diperlukan. Melalui Penyusunan Feasibility Study Pengembangan Sarana dan
Prasarana Wisata Alam di P. Handeuleum dan Legon Pakis diharapkan
pengembangan kawasan wisata TNUK dapat selaras dengan konsep
kelestarian lingkungan dan dapat menjadi daya tarik pengembangan
pariwisata alam.

Pada tanggal 26 Februari 1992, Ujung Kulon ditetapkan menjadi Taman


Nasional dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 284/Kpts-II/1992.
Penetapan Ujung Kulon menjadi sebuah Taman Nasional disebabkan karena:
a. Cagar alam Gunung Honje, Cagar Alam Pulau Panaitan, Cagar Alam Pulau
Peucang dan Cagar Alam Ujung Kulon memiliki potensi yang cukup tinggi
baik tumbuhan maupun satwa, khususnya satwa langka seperti Badak
bercula satu (Rhinoceros sondaicus) serta berbagai jenis satwa lainnya
seperti Banteng (Bos javanicus) dan Harimau (Panthera tigris) yang perlu
dipertahankan dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan serta untuk menunjang rekreasi dan Wisata,
serta telah memenuhi kriteria untuk ditunjuk sebagai Taman Nasional.

Feasibility Study Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata Alam di P. Handeulem dan Legon Pakis 1
b. Perairan laut di sekitar Cagar alam Gunung Honje, Cagar Alam Pulau
Panaitan, Cagar Alam Pulau Peucang dan Cagar Alam Ujung Kulon seluas
44.337 hektar memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dikembangkan
sebagai obyek wisata bahari, penelitian, ilmu pengetahuan dan
pendidikan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari kegiatan Penyusunan Feasibility Study Pengembangan Sarana


dan Prasarana Wisata Alam di P. Handeuleum dan Legon Pakis adalah
melakukan kajian sebagai masukan konsep dan rekomendasi rencana
Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata Alam di P. Handeuleum dan
Legon Pakis. mengkaji kelayakan untuk menjawab pertanyaan layak tidaknya
suatu gagasan atau usulan dapat diwujudkan menjadi kenyataan.

1.2.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah
1. Memperoleh gambaran mengenai kondisi
pengembangan Wisata Alam di P. Handeuleum dan Legon Pakis.
2. Mempelajari usulan proyek/kegiatan dari segala segi secara
profesional agar setelah usulan proyek/kegiatan tersebut diterima
dan dilaksanakan, serta betul-betul dapat mencapai hasil sesuai
dengan yang direncanakan.

1.3 Sasaran

Untuk mencapai tujuan pekerjaan, beberapa sasaran yang diharapkan


tercapai dari pekerjaan ini adalah :
a. Menunjang peningkatan akses dan kualitas pengembangan sarana dan
prasarana Wisata Alam di P. Handeuleum dan Legon Pakis
b. Tersusunnya dokumen kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan
Sarana dan Prasarana Wisata Alam di Pulau Handeuleum dan Legon
Pakis, Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten.

Feasibility Study Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata Alam di P. Handeulem dan Legon Pakis 2
c. Diperoleh rekomendasi kelayakan secara teknis, ekonomis,
finansial, dan lingkungan.

1.4 Kriteria Kelayakan

Kriteria Kelayakan adalah sampai sejauh mana usulan/gagasan memberikan


dampak dalam pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan juga
mengurangi tekanan masyarakat terhadap kawasan.

1.5 Aspek Pengkajian

Aspek Pengkajian adalah keefektifan biaya (Cost Effectiveness) yang


dikeluarkan oleh Pemerintah untuk dapat memberikan dampak positif bagi
masyarakat sekitar lokasi.

1.6 ReferensiHukum

a. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2012 tentang Perubahan


Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.48/Menhut-II/2010 tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Hutan Raya dan Taman Wisata Alam
b. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Wisata
Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman
Wisata Alam;
c. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
d. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang diubah
dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
menjadi Undang-undang;

Feasibility Study Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata Alam di P. Handeulem dan Legon Pakis 3
e. Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
f. Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2007 Jo. Peraturan Pemerintah RI
Nomor 3 Tahun 2008tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan;
g. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2011 Jo. Peraturan Pemerintah RI
Nomor 108 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam;
h. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Pelaksanaaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
i. Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019

1.7 LingkupKegiatan

Lingkup kegiatan Penyusunan Feasibility Study Pengembangan Sarana Dan Prasarana


Wisata Alam di P. Handeuleum Dan Legon Pakis meliputi :
a. Analisis mengenai existing condition Pengembangan Sarana Dan Prasarana
Wisata Alam di P. Handeuleum Dan Legon Pakis, meliputi :

1) Identifikasi potensi wisata alam pengembangan


2) Identifikasi sarana prasarana yang telah ada dan kebutuhan sarana
prasarana dalam pengembangan Sarana Dan Prasarana Wisata Alam di P.
Handeuleum Dan Legon Pakis.
b. Analisis Kelayakan rencana pembangunan, meliputi:
1) Analisa penentuan lokasi dengan mempertimbangkan aksesibilitas,
lokasi sarana prasarana yang telah ada, kondisi topografi dan lingkungan
sekitar.
2) Analisis pembiayaan (finansial) dengan mempertimbangkan perkiraan
kebutuhan dana investasi pembangunan.
c. Rekomendasi Kelayakan, meliputi:
1) Rekomendasi Lokasi
2) Rekomendasi Kelayakan Teknis Pembangunan
3) Rekomendasi finansial

Feasibility Study Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata Alam di P. Handeulem dan Legon Pakis 4
1.8 Keluaran

Keluaran dari pekerjaan ini adalah Tersedianya Dokumen Studi Kelayakan


pengembangan Sarana Dan Prasarana Wisata Alam di P. Handeuleum Dan Legon
Pakis.

Feasibility Study Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata Alam di P. Handeulem dan Legon Pakis 5

Anda mungkin juga menyukai