Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

WISATA ALAM HUTAN PINUS GLAMPING

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Ekologi dan Amdal

Dosen Pengampu:
Artono Raharjo, S.T., M.T.

Oleh:
Kelompok 3
Dafit Prasetyo 22001052047
Alditya Sebastian M 22001052051
Luckas Virmanda S 22001052084
Rohulloh A. Syah 22001052098

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS


TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM MALANG TAHUN
2023
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang dimana merupakan suatu wilayah
negara yang memiliki banyak pulau dan keberagaman suku, adat istiadat,
kebudayaan, dan keanekaragaman flora dan fauna yang berada dalam suatu
wilayah yaitu negara itu sendiri. Negara kepulauan merupakan hasil keputusan
dari konvensi perserikatan bangsa-bangsa yang berarti negara yang seluruhnya
terdiri dari suatu gugus besar atau lebih kepulauan yang bisa mencakup pulau-
pulau lain.1
Negara kepulauan yang berada di Indonesia memiliki banyak kekayaan
alam yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, seperti yang kita ketahui flora
dan fauna sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni, dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan
sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan dan modal pembangunan
kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Negara Republik Indonesia 1945, Negara juga wajib mengelola kekayaan alam
tersebut agar dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
dan dengan pengelolaan tersebut diharapkan pemerintah dapat mensejahterakan
kehidupan masyarakat, dan pengelolaan kekayaan alam di kelola oleh pemerintah
daerah, dimana terdapat potensi yang dapat dijadikan objek wisata.
Suatu tempat wisata akan dapat menarik wisatawan untuk datang
berkunjung apabila tempat wisata tersebut memiliki suatu keunikan, sesuatu yang
menarik/menghibur, tempat yang aman dan nyaman, serta menawarkan
fasilitasfasilitas yang sesuai dengan keinginan para wisatawan. Salah satu fasilitas
yang banyak dibutuhkan wisatawan dan sangat berkembang saat ini adalah
kebutuhan akan hotel atau penginapan. Suatu daerah wisata yang banyak
dikunjungi wisatawan wajib menyediakan fasilitas hotel atau penginapan. Hotel
yang ditawarkan pun sangat beragam dan pada umumnya hotel yang berada di
sekitar tempat wisata disebut resort. Sehingga keberadaan resort di suatu tempat

1 Gurupintar.com/thereads/apa-yang-dimaksud-dengan-negara-kepulauan.178 Diakses Pada


Tanggal 26 Juli 2018, Pukul 15:00 Wib.
wisata akan sangat mendukung dan memenuhi kebutuhan wisatawan yang
berkunjung.
Secara umum terdapat banyak kajian mengenai pengertian resort sebagai
berikut :
a. Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi
seorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan atara lain untuk
mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui
sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan
dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta
keperluan usaha lainnya2
b. Resort adalah sebuah kawasan yang terencana, tidak hanya sekedar
untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi (Chuck, 1988)
c. Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi
seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk
mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui
sesuatu
(Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988)
d. Hotel Resort adalah hotel yang biasanya terletak di luar kota, di
pegunungan, di tepi pantai, di tepi danau atau di daerah tempat berlibur
dalam jangka waktu relatif lama. Fasilitas yang disediakan agak beragam,
lebih rileks, informal dan menyenangkan.3

Karakteristik resort yang memiliki kesamaan dari pengertian diatas


meliputi:
a. Umumnya resort berlokasi di tempat berpemandangan indah,
pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh
keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “hutan beton”
dan polusi perkotaan. Pada resort, kedekatan degan atraksi utama
dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan
utama terhadap pasar dan berpengaruh terhadap harganya.

2 Dirjen Pariwisata, 1988, Pariwisata Tanah Air Indonesia, hlm 13.


3 R.S Damardjati, Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta, Pradnya Paramita, 2001, hlm 26
b. Motifasi pengunjung untuk bersenang-senang dan mengisi waktu
luang menuntut ketersediaan fasilitas pokok adalah ruang tidur
sebagai area prifasi. Fasilitas rekreasi outdoor, meliputi kolam
renang, lapangan tennis, dan penataan landscape.
c. Wisatawan yang berkunjung cenderung mencari
akomodasi arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan resort
lainya. Wisatawan pengguna resort cenderung memilih suasana yang
nyamandengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan
tidak meninggalkan citra yang bernuasa etnik.
d. Sasaran yang ingin dicapai adalah wisatawan yang akan
berkunjung, berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan
alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainya yang memiliki
panorama indah.

Dalam rumusan diatas, maka resort yang berada dikawasan wisata


khususnya di wilayah Kepulauan Mentawai Sumatera Barat harus mempuyai izin
dari pemerintahan, apabila kita tinjau dalam tujuan pemberian izin. Secara umum,
tujuan dan fungsi dari perizinan adalah untuk pengendalian dari pada aktifitas
pemerintah dalam hal-hal tertentu dimana ketentuannya berisi pedoman-pedoman
yang harus dilaksanakan baik oleh yang berkepentingan maupun oleh pejabat
yang berwenang. Selain itu tujuan dari perizinan dapat dilihat dari dua sisi yaitu:4
1. Dari sisi pemerintah
Tujuan pemberian izin itu adalah sebagai berikut:
a. Untuk melaksanakan peraturan
b. Sebagai sumber pendapatan daerah
2. Dari sisi masyarakat
Tujuan pemberian izin adalah sebagai berikut :
a. Untuk adanya kepastian hukum
b. Untuk adanya kepastian hak
c. Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas

4 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan, Jakarta, Sinar Grafika, 2011, hlm 200.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan perizinan resort di Kepulauan Mentawai
Sumatera Barat ?
2. Apa saja kendala dalam pelaksanaan perizinan resort di Kepulauan
Mentawai Sumatera Barat dan solusinya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pelaksanaan perizinan resort di Kepulauan
Mentawai Sumatera Barat
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan perizinan
resort di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat dan solusinya
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
a. Melatih kemampuan dan keterampilan penelitian ilmiah
sekaligus setelah itu dapat menjabarkan dalam hasil berbentuk
skripsi.
b. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis sendiri,
terutama untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang
dikemukakan dalam perumusan masalah diatas.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat terutama
kepada masyarakat kota Padang, selain itu dapat dimanfaatkan
sebagai masukanmasukan dan menambah pengetahuan para
pembaca yang membaca hasil penelitian ini.
b. Untuk memberi pengetahuan bagi pihak lain mengenai
proses perizinan resort di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat
BAB II

PEMBAHASAN

Rencana usaha atau kegiatan secara garis besar adalah pembangunan


glamping sebagai tempat penginapan wisatawan; wisata alam berupa camping,
tracking, fotografi; serta wisata konservasi berupa : taman nasional, taman hutan
raya, suaka margastwa dan cagar alam Pembangunan glamping ini dilakukan di
puncak bukit atau di tengah" Lembah antara bukit.Dalam hal ini, kegiatan-
kegiatan yang perlu ditelaah oleh karena menimbulkan dampak penting
lingkungan akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pra Konstruksi
Pada tahap ini, kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan
adalah: survey dan perizinan, pematokan kawasan pembangunan,
pembelian lahan, mobilisasi peralatan, rekruitment tenaga kerja.
2. Kegiatan Konstruksi
Pada tahap ini, kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan
adalah: mobilisasi material, peningkatan jalan akses, pembangunan
tenda,barak,gazebo, pondok kecil, penimbunan lahan, penanaman bunga
seperti mawar, melati dan lain lain.
3. Kegiatan Pasca Konstruksi
Pada tahap ini, kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap
lingkunganadalah: demobilisasi alat dan bahan, pelepasan tenaga kerja,
pemeliharaan tanaman seperti bunga dan tanaman hias lainnya, serta
pembersihan lahan kerja.

2.1 Kondisi Rona Lingkungan Hidup yang Terkena Dampak


Rona lingkungan yang terkena dampak akibat kegiatan pembangunan
tenda, gazebo,barak,stan jualan dan pondok kecil di kawasan hutan pinus
ngantang.
Kondisi kualitas udara di lokasi studi relatif baik. Hal ini ditujukkan
dengan tidak adanya parameter kualitas udara yang melampaui nilai batas ambang
atau baku mutu Lingkungan yang diterapkan seperti NO 2, CO, SO2, HC, TSP, Pb
sampai pada kebisingan masih menunjukkan nilai di bawah baku mutu lingkungan
(PP no. 41 Tahun 1999)
Sedangkan untuk kualitas air sumur, air sungai dan air laut di sekitar lokasi
proyek mempunyai kualitas yang cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hal ini
dilihat dari parameter fisika serta kandungan logam berat yang mulai mendekati
baku mutu lingkungan yang diterapkan. Wisata alam hutan pinus ngantang lebih
diarahkan pada pembangunan di bidang wisata alam, fotografi,stan jualan
makanan dan oleh-oleh, hal ini ditandai dengan banyaknya pedagang dan
wisatawan diwilayah tersebut. Mata pencaharian penduduk di sekitar bukit atau
lembah ngantang didominasi oleh penjual dan penjaga lokasi teraebut. Secara
umum vegetasi di lokasi proyek berupa tanaman khas hutan yang masih terjaga.
Sedangkan jenis-jenis fauna yang umum ditemui adalah monyet, ular dan burung.

2.2 Jenis-jenis Kegiatan yang Ada Disekitar Rencana Lokasi


Jenis-jenis kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi proyek
pembangunan glamping adalah: meneliti tumbuhan, out bond, camping, api
unggun, tracking dan masih banyak lainnya

2.3 Aspek-aspek yang Diteliti


Aspek lingkungan yang akan diteliti pada studi ANDAL ini meliputi tiga
aspek pokok lingkungan yang terdiri dari aspek fisika-kimia, biologi, sosial-
budaya dan ekonomi-budaya dengan komponen lingkungan yang diperkirakan
karena dampak dari kegiatan pembangunan glamping.
1. Komponen Fisika-KimiaMeliputi iklim, kualitas udara, kebisingan,
kualitas air (pH, BOD, COD,kecerahan, kekeruhan), gangguan jalan,
ruang, tanah dan lahan.
2. Komponen Biologi Meliputi flora dan fauna dengan menginventarisasi
tipe dan jenisnya.
3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Meliputi gangguan lalu lintas
darat, aktivitas petani, kesempatan kerja, pendapatan, estetika, sanitasi
lingkungan, serta kesehatan, persepsi dan sikap masyarakat.

2.4 Wilayah Studi


1. Batas Proyek
Batas proyek merupakan lokasi daerah proyek dengan rencana
kegiatan yang meliputi kawasan hutan pinus ngantang seperti
konservasi tanaman hutan atau tanaman langka.
2. Batas Ekologi
Batas ekologi meliputi ekosistem hutan dan permungkiman
warga sekitar yang ditentukan berdasarkan kegiatan yang berdampak
terhadap ekosistem tersebut.
3. Batas Sosial
Batas sosial studi AMDAL ini ditentukan berdasarkan latar
belakang sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di wilayah proyek
dan sekitarnya yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan baik
pada tahap prakonstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi. Dengan
memperhatikan keragaman sosial,ekonomi dan budaya masyarakat
sekitar proyek, maka batas-batas sosial studi meliputi desa-desa sekitar
hutan pinus ngantang .

BAB III METODE STUDI

3.1 Metode pengumpulan dan analisis data


1. Sanitasi
Sanitasi adalah sebuah perilaku yang disengaja untuk
membudayakan hidup dengan bersih dan bermaksud untuk mencegah
manusia bersentuhan secara langsung dengan bahan- bahan kotor dan
berbahaya yang mana perilaku ini menjadi usaha yang diharapkan bisa
menjaga serta meningkatkan kesehatan manusia
2. Tps dan Pengolahannya
Yaitu tempat pengumpulan sampah yang nantinya akan di pilah
mana yang bisa di olah dan mana yang akan di setorkan ke pihak dinas
pengelola sampah terdekat
3. Pencemaran Udara
Melarang untuk membawa flare atau yang sejenis yang bisa
membuat pencemaran udara dan tidak baik untuk lingkungan alam, dan
melarang membawa bahan bakar untuk pembuatan api unggun yang
berupa ban bekas, plastik dan lain lain yang sekiranya bisa mencemari
lingkungan.
4. Keamanan Terhadap Lingkungan
Karena di hutan kita tidak tau bahaya apa yang akan datang kita
sebisanya berhati-hati dan tidak bertingkah berlebihan karna itu akan
mengusik penghuni hutan seperti hewan buas.
5. Lahan Parkir
Sangat di butuhkan tetapi tidak berada di lokasi glamping
melainkan di wilayah warga sekitar karena bisa jadi untuk usaha lahan
parkir dan tentunya aman untuk penjagaan dan hutan pun tidak
tercemari polusi udara.
6. Tempat Usaha Berjualan
Cocok untuk umkm warga sekitar karena wisatawan bila sudah
berada di lokasi tidak mungkin untuk membeli di luar seperti makanan
ringan, minum"an hangat ataupun bisa kerajinan tangan.
7. Posko Kesehatan
Posko kesehatan sangatlah penting di karenakan posisi
glamping yang di hutan agak jauh dari puskesmas maka akan di
adakan posko kesehatan biar lebih mudah dan efisien.

BAB IV KESIMPULAN

Rona lingkungan yang terkena dampak akibat kegiatan pembangunan


tenda, gazebo,barak,stan jualan dan pondok kecil di kawasan hutan pinus
ngantang.
Kondisi kualitas udara di lokasi studi relatif baik. Hal ini ditujukkan dengan tidak
adanya parameter kualitas udara yang melampaui nilai batas ambang atau baku
mutu Lingkungan yang diterapkan seperti NO2, CO, SO2, HC, TSP, Pb sampai
pada kebisingan masih menunjukkan nilai di bawah baku mutu lingkungan (PP
no. Secara umum vegetasi di lokasi proyek berupa tanaman khas hutan yang
masih terjaga. Sedangkan jenis-jenis fauna yang umum ditemui adalah monyet,
ular dan burung. Batas sosial studi AMDAL ini ditentukan berdasarkan latar
belakang sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di wilayah proyek dan
sekitarnya yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan baik pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai