PENDAHULAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
pembangunan yang berkesinambungan sebagai upaya sadar dan berencana dalam
menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijak untuk meningkatkan mutu
hidup, maka setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup perlu dikaji agar diambil langkah-langkah pencegahan,
pengelolaan dan pemantauan sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup.
Daerah ubud sangat terkenal sebagai daerah wisata yang ada di Bali . banyak
wisatawan mancanegara yang berkunjung hingga tinggal dan menginvestasikan dana
mereka untuk membuat villa , hotel, resort karena merupakan tempat yang masih
sangat kental dengan alamnya yang natural, disamping itu ubud adalah daerah yang
mempunyai nilai seni yang tinggi yang dapat menarik banyak wisatawan untuk
mengunjunginya.
Dengan demikian dalam pelaksanaan pembangunan terutama daerah pariwisata
didukung teknologi, dengan suatu perencanaan yang teratur dan mendapat suatu
pemantauan
agar
benar-benar
mencapai
tujuan
yang
direncanakan.Setiap
Kajian Lingkungan
Pertama Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1996
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali
5. Keputusan Gubernur Bali Nomor 515 Tahun 2000 tanggal 27 Nopember tentang
Standar Baku Mutu Lingkungan.
6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan RI Nomor Kep-056
Tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
1.3. Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Pembangunan merupakan upaya sadar untuk mengelola sumberdaya alam
meningkatkan mutu kehidupan rakyat. Kita ketahui bahwa sumberdaya alam
bukanlah merupakan sesuatu yang tidak terbatas, baik dalam jumlah maupun
kualitasnya. Disisi lain kebutuhan manusia terhadap sumberdaya alam semakin
meningkat sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya
kebutuhan hidup. Sejalan dengan hal tersebut daya dukung lingkungan dapat
terganggu dan kualitas lingkungan dapat menurun.
2
Kajian Lingkungan
pelaksanaan
dari
Undang-Undang
tersebut
dikeluarkan
Peraturan
Kajian Lingkungan
Kajian Lingkungan
BAB II Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
Peningkatan
: Mr. Chen .
Alamat
: Surabaya
Telepon
b. Penanggung Jawab
Nama
: Heru
Alamat
Telepon
Alamat
Telepon
: 0366 21336
Kajian Lingkungan
Peningkatan Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
: 4400 m2
Luas lahan
Luas Bangunan
: 4100 m2
- Tempat Pendidikan
: 750 m
: 600 m
: 3 km
: 10 km
- Jalan Umum
: 0,5-1 km
- SPBU
: 5 km
Kajian Lingkungan
BAB III Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
Peningkatan
RONA LINGKUNGAN
3.1. Komponen Geofisik-kimia
Komponen iklim yang dikaji dalam penelitian ini meliputi tipe iklim, suhu
udara, kelembaban, curah hujan dan hari hujan, kecepatan angin, kualitas udara dan
pola iklim mikro.
1. Tipe Iklim
Sama halnya dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali, perbedaan iklim di
Kabupaten Gianyar tidak terlalu nyata. Dari unsur-unsur iklim yang ada, perbedaan
iklim hanya bisa dilihat dari curah hujan. Curah hujan ini merupakan unsur iklim yang
utama yang berpengaruh bagi kehidupan masyarakat di Kabupaten Gianyar, juga
Daerah lain di Bali.
Keadaan iklim Kabupaten Gianyar adalah iklim laut Tropis. Kabupaten Gianyar
yang merupakan bagian dari Pulau Bali terletak diantara 2 (dua) Benua dan 2 (dua)
Samudra sehingga memiliki 2 (dua) musim yaitu Musim Kemarau yang jatuh pada
bulan April sampai dengan Oktober, dan Musim hujan yang jatuh pada bulan Oktober
sampai dengan April tahun berikutnya. Diantara dua musim tersebut diselingi oleh
musim Pancaroba, yaitu musim peralihan yang terdapat pada saat pergantian musim
dari Musim Kemarau ke Musim Hujan dan sebaliknya.
Kajian Lingkungan
BAB IV
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI
Kajian Lingkungan
Sumber dampak
b. Jenis dampak
c. Besaran dampak
Adanya keresahan pemilik lahan dan masyarakat walaupun kecil dan lokal, namun
bila terjadi secara akumulatif, maka pengaruhnya cukup besar.
d. Keterangan
Timbulnya keresahan masyarakat sekitar akan terjadi bila penetapan tata letak
Ubud Wanna Resort menyimpang dari batas kepemilikan tanah dan melanggar
hukum yang berlaku.
Kecemburuan sosial akan timbul sebagai akibat persaingan ekonomi dan usaha
yang sama di sekitar wilayah rencana proyek.
2. Tahap Konstruksi
a. Sumber dampak
Mobilisasi Material
Kajian Lingkungan
Pengadaan Material
Pematangan Lahan
Pekerjaan konstruksi
Perilaku buruh atau tenaga kerja proyek tidak mendukung kebersihan dan
keamanan lingkungan sehingga mengurangi estetika lingkungan sekitarnya
b. Jenis dampak
c. Besaran dampak
Besarnya dampak penurunan nilai estetika tergolong kecil, karena hanya terjadi
pada areal proyek.
Besarnya dampak kerusakan badan jalan akibat mobilisasi alat berat dan material
yang menimbulkan kersehan dan ketidaknyamanan masyarakat lokal dan
mancanegara.
Dampak gangguan lalu lintas yang akan terjadi pada saat mobilisasi material tidak
terlalu besar mengingat jalan raya yang dilalui merupakan jalan pedesaan dan
situasinya tidak ramai.
10
d. Keterangan
Kajian Lingkungan
Peningkatan Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
Keresahan masyarakat lokal akan terjadi, bila tenaga kerja bukan orang lokal yang
mengerti adat istiadat pada daerah tersebut.
Kebisingan dan debu perlu dikelola dengan baik, karena jarak lokasi kegiatan ada
yang cukup dekat dengan pemukiman penduduk.
3. Tahap Operasional
a. Sumber dampak
Penanganan limbah
b. Jenis dampak
c. Besaran dampak
Dampak terhadap keresahan penduduk lokal akibat perekrutan tenaga kerja, cukup
kecil karena akan diutamakan tenaga kerja lokal sesuai kualifikasi kebutuhan.
Dampak terhadap kenyamanan penduduk sekitar cukup besar, Karena setiap saat
akan adanya pengunjung yang datang ke resort baik pagi, siang maupun dimalam
hari.
Dampak terhadap keresahan masyarakat cukup kecil dan terhadap ekosistem juga
cukup kecil karena sudah disediakan tempat penampungan sisa sisa buangan
limbah.
d. Keterangan
11
Kajian Lingkungan
Timbulnya ketidaknyamanan perlu dicermati dan dikaji lebih dalam serta ditekan
sekecil mungkin
Jenis Dampak
Besaran
Dampak
Keterangan
Tahap Prakonstruksi
Perijinan
Keresahan
Kecemburuan sosial.
Kecil
Sosialisasi
Tahap Konstruksi
Mobilisasi materiil dan alat
Kerusakan
badan
Kecil
jalan.
Pekerjaan konstruksi
Besar
berat,
jarak
Keresahan penduduk
lokal.
12
Kecil
Kajian Lingkungan
Peningkatan Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
BAB V
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
5.1. Tahap Pra Konstruksi
1. Sumber dampak
a. Kelengkapan perijinan yang dimiliki pemrakarsa
b. Penetapan tata letak Ubud Wanna Resort
c. Sosialisasi rencana usaha
2. Jenis dampak
a. Kelengkapan perijinan yang dimiliki pemrakarsa kurang lengkap
b. Keresahan masyarakat sekitar
c. Timbulnya cemburu sosial
3. Upaya pengelolaan dampak
a. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perijinan yang
diwajibkan terhadap LPM Ubud.
b. Mengikut sertakan penyading dalam pengukuran atau penetapan batas-batas
dan tata letak Resort.
c. Mensosialisasikan atau paling tidak memberitahukan rencana kegiatan
pembangunan Ubud Wanna Resort tersebut kepada Kepala Desa setempat dan
khususnya kepada warga masyarakat desa setempat yang rumah atau tanahnya
dilintasi Ubud Wanna Resort.
5.2. Tahap Konstruksi
1. Sumber dampak
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
b. Mobilisasi Material
c. Mobiliasisi dan Demobilisasi Alat Berat
13
d. Pematangan Lahan
Kajian Lingkungan
Peningkatan Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
2. Jenis dampak
a. Keresahan penduduk lokal dan mancanegara
b. Konflik Adat istiadat
c. kerusakan badan jalan
d. Timbulnya debu dan kebisingan
e. Terganggunya lalu lintas
f. Merusak estetika daerah tersebut
14
Kajian Lingkungan
Peningkatan Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
Jenis
Kegiatan
1.
Tahap
Prakonstruksi
Jenis Dampak
Keresahan
masyarakat
sekitar.
Timbulnya
cemburu sosial
Indikator
Dampak
Adanya keresahan
masyarakat lokal
akibat tidak adanya
sosialisasi
atau
pemberitahuan
tentang
rencana
pembangunan
Ubud
Wanna
Resort
khusunya
kepada
warga
masyarakat
desa
setempat.
Pengelolaan
Lingkungan
Mensosialisasikan
paling
tidak
memberitahukan rencana
kegiatan
Ubud
pembangunan
Wanna
Resort
setempat
dan
15
atau
desa
Kajian Lingkungan
yang rumah
Peningkatan Dan Pemanfaatansetempat
Mata Air Rendang-Payungan
2.
Tahap
Konstruksi
Keresahan
Keresahan
penduduk
masyarakat
lokal
Penyediaan
tenaga
lokal SATPAM
untuk
mancanegara
perilaku
kerja
di
adat barak/proyek.
kerusakan
badan
badan jalan
jalan
akibat
Meyakinkan
setempat
penduduk
bahwa
dilakukan
jalan
akan
perbaikan
oleh
pihak
kontraktor
Timbulnya
debu
kebisingan.
waktu
dilakukan
penggunaan
berat.
debu
alat untuk
mengurangi
intensitas
bisingdilakukan
dengan
penjadwalan penggunaan
peralatan
Terganggunya
lalu lintas
saat
material
dengan
cara
16
Kajian Lingkungan
Peningkatan Dan Pemanfaatan(malam
Mata Airhari).
Rendang-Payungan
Merusak
estetika
daerah dapat
diatasi
dengan
pagar-pagar
tersebut
di
pembatas
sekitar
proyek.
3.
Tahap
Operasional
Kesempatan
kerja dan
berusaha
Keresahan
masyarakat
Kesehatan dan
keselamatan
kerja
17
Mengutamakan tenaga
kerja lokal
Sosialisasi pada
masyarakat
Membuat kesepakatan
dan kontribusi dengan
pihak masyarakat
lingkungan sekitar.
UMR sesuai aturan.
Jam kerja mengikuti
aturan Disnaker.
Tersedianya kotak P3K.
Peralatan kerja yang
memadai.
Tunjangan
kesehatan/BPJS
Ikut JAMSOSTEK.
Baik sehat untuk
lingkungan kerja.
Adanya tenaga
pengatur lalu lintas
keluar masuk.
Kajian Lingkungan
BAB VI Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
Peningkatan
tenaga
kerja,
tidak
dan
mendukung
keamanan
18
Kajian Lingkungan
19
Kajian Lingkungan
Jenis Dampak
Pemantauan
Lingkungan
Indikator Dampak
Kesempatan
kerja dan
terserap.
yang terserap.
berusaha
Usaha sampingan
masyarakat.
sampingan masyarakat.
20
Institusi Pemantau
Pemrakarsa
Tim UKL dan UPL
Gianyar
Terlibatnya
Keresahan
masyarakat
Kajian Lingkungan
Terlibatnya
pengusaha
Peningkatan
Dan Pemanfaatan
Mata Air Rendang-Payungan
pengusaha lokal.
lokal.
Koordinasi dengan
Koordinasi dengan
pihak Dusun
Keresahan
pihak Dusun.
Ada tidaknya surat
masyarakat.
persetujuan/sosialisasi
dengan masyarakat.
masyarakat.
Gangguan
masyarakat.
kamtibmas.
Kesehatan dan
Kejadian kecelakaan
Keselamatan
kerja.
Karyawan
Kesehatan karyawan.
Kondisi peralatan
kerja.
Pemrakarsa
Tim UKL dan UPL
Gianyar
Pemrakarsa
Keresahan
Ada tidaknya
masyarakat.
koordinasi dengan
lingkungan/dusun.
Ketertiban dan
karyawan.
Ada tidaknya
keamanan
Protes masyarakat.
demonstrasi karyawan.
Gangguan
Gianyar
kamtibmas.
kriminalitas.
21
Pemrakarsa
Kajian Lingkungan
BAB VIIDan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan
Peningkatan
PELAPORAN
Hasil pelaksanaan UKL dan UPL akan dilaporkan kepada instansi terkait sebagai berikut:
7.1. Intansi yang dilapori:
a. Dinas Lingkungan Hidup Desa Ubud
b. Dinas Tenaga Kerja Desa Ubud
c. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Desa Ubud
d. Desa Ubud daerah Nyuh Kuning
e. Desa Adat Ubud
7.2. Materi Pelaporan
Materi laporan yang dimaksud adalah laporan mengenai pemantauan lingkungan yang
berisi:
a. Pelaksanaan pemantauan lingkungan
b. Waktu dan frekwensi pemantauan
c. Metode dan peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemantauan
d. Hasil analisis atau hasil kajian sosial antara lain gangguan lalu lintas, fasum dan
fasos, keresahan masyarakat dan gangguan kamtibmas.
7.3. Frekwensi Waktu Laporan
Pelaporan terhadap pemantauan lingkungan dilaksanakan pada tahap operasional.
Waktu pelaporan dilakukan 6 bulan sekali (sudah diterima oleh instansi-instansi yang
dilapori/dituju).
22