PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan
industri
yang
semakin
ketat
menuntut
perusahaan
untuk
yang baik terhadap karyawan, baik yang sudah ada maupun untuk masa yang akan
datang.
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat perhatian yang sungguh
sungguh dari manajer. Karena jika pemeliharaan karyawan ini kurang mendapat
perhatian, akibatnya semangat kerja, sikap dan loyalitas karyawan menurun. Absensi dan
turn over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan,
kompensasi dan pengintegrasian yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar
kurang berarti untuk menunjang tujuan perusahaan. Supaya karyawan bersemangat kerja,
berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi
pemeliharaan ini mutlak mendapat perhatian manajer. Tidak mungkin karyawan
bersemangat kerja dan berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaannya, jika kesejahteraan
mereka tidak diperhatikan dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pemeliharaan
Manusia merupakan unsur paling penting dalam proses-proses organisasi ataupun
proses kerja. Dalam hal ini manusialah yang dapat menentukan maju mundurnya sebuah
organisasi, dan pada intinya manusialah yang menjadi sumber daya yang perlu terus
dipelihara. Pemeliharaan ataupun perawatan SDM merupakan salah satu tindakan penting
untuk terus menghasilkan kualitas manusia yang unggul serta memiliki dedikasi tinggi.
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara, mempertahankan
atau meningkatkan kondisi fisik, mental, sikap karyawan dan loyalitas karyawan, agar
mereka bekerja sama sampai pensiun dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya
tujuan
perusahaan.
Pengertian
pemeliharaan
(maintenance)
menurut
Hasibuan
(2000;176), adalah usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental,
dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman
kepada internal dan eksternal konsistensi.
2.2 Tujuan Pemeliharaan
Adapun yang menjadi tujuan dari pemeliharaan antara lain:
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
c. Jenis-jenis Insentif
1. Insentif positif
Adalah daya perangsang dengan memberikan hadiah material atau nonmaterial
kepada karyawan yang prestasi kerjanya di atas prestasi standar.
2. Insentif negatif
Insentif negatif adalah daya perangsang dengan memberikan ancaman
hukuman kepada karyawan yang prestasi kerjanya, dibawah prestasi standar.
d. Bentuk-bentuk Insentif
1. Nonmaterial insentif
Adalah
daya
perangsang
yang
diberikan
kepada
karyawan
berbentuk
berupa
fasilitas
dan
kesempatan
untuk
mengembangkan
turnover meningkat. Jenis kesejahterahaan yang akan diberikan harus selektif dan
efektif mendorong terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan beserta keluarganya.
Jadi penentuan jenis kesejahteraan harus hati-hati, bukan emosional.
Program Kesejahteraan
Ada tiga bentuk program kesejahteraan (pelayanan) karyawan, yaitu:
1. Program Kesejahteraan Ekonomi Karyawan
Program ini dirancang dan diselenggarakan untuk melindungi keamanan
ekonomi para karyawan. Jenis-jenis program ini antara lain:
a. Pensiun
Pensiun diberikan bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan untuk
masa tertentu. pensiun merupakan salah satu program perusahaan dalam
rangka memberikan jaminan keamanan financial bagi karyawan yang
sudak tidak produktif.
b. Asuransi
Perusahaan melakukan kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk
menanggung asuransi karyawannya. Program asuransi bisa berbentuk
asuransi jiwa, kesehatan atau asuransi kecelakaan.
c. Pemberian Kredit
Perusahaan memberikan kredit kepada karyawan yang membutuhkannya,
misalnya: mendirikan koperasi simpan pinjam.
2. Program Rekreasi dan Hiburan
Program rekreasi sangat perlu bagi karyawan, karena para karyawan tersebut
sudah bekerja secara rutin untuk mengatasi ketegangan atau stress maka perlu
karyawan tersebut menenangkan pikiran. Program rekreasi yang sering
dilakukan adalah kemping dan piknik.
3. Pemberian Fasilitas
Biasanya perusahaan memberikan fasilitas kepada karyawan untuk membantu
keluhan karyawan dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari. Pemberian
fasilitas bisa dalam bentuk antara lain:
a. Penyediaan cafeteria
b. Perumahan
c. Fasilitas Pembelian
d. Fasilitas Kesehatan
e. Pendidikan
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur (Sulaksmono dalam
Santoso, 2004). Menurut Sugeng (2005), kecelakaan kerja adalah suatu
kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap
manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1) Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang terjadi
di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident) yaitu kecelakaan
yang terjadi diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya
hubungan kerja.
Kecelakaan terjadi tanpa diduga dan tidak diharapkan tetapi kecelakaan
kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan pencegahan ini menurut Bennett
NBS dalam Santoso (2004) merupakan tanggung jawab para manajer lini,
penyelia, mandor, kepala dan juga kepala urusan.
2. Faktor-Faktor Kecelakaan
Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan
gangguan kesehatan pegawai diantaranya yaitu :
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang
kurang diperhitungkan keamanannya.
b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik.
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b) Ruang kerja yang kurang cahaya.
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b) Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a) Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil.
b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh,
cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja
rendah, sikap pegawai yang ceroboh dan kurang pengetahuan dalam
penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa
resiko bahaya.
5. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan keselamatan dan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial dan psikologis.
2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan
seefektif mungkin.
3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja menurut adalah sebagai berikut :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.
2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang bekerja pada
lingkungan yang berbahaya.
3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penerangan yang cukup dan
keselamatan
kerja
bertujuan
untuk
mengingatkan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemampaan makalah ini kami dapat menyimpulkn bahwa proteksi atau
perlindungan perusahan terhadapt karyawan sangat penting dilakukan proteksi atau
perlindungan ini akan semakin mengingkatkan kesejahtraan, kesehatan dan terutama
keselamatan kerja karyawan.
Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi kondisi fisiologis-fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan tindakan keselamatan yang
efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerja hal ini akan lebih
mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga berimbas pada hasil hasil
produksi perusahaan ini. Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan
kerja merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang
merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampi dangan pelaksanaannya.
4.2 Saran
Perusahaan dalam hal ini manajer SDM harus merencanakan atau membuat
program yang berkesinambungan mengenai keselamatan kerja karyawan. Perusahaan
hendaknya tidak tinggal diam apabila ditemukan terjadi kecelakaan pada saat karyawan
bekerja.
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari
pekerjaan, untuk itu perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan proteksi
atau perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung
maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh perusahaan kepada pekrja. Proteksi atau
perlindungan pekerja merupakan keharusan bagi sebuah perushaan.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ilham. 2002. Analisis Hubungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kerja
Karyawan di PT. Good Year Indonesia. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Mangkunegara, A.A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosda
Karya, Bandung.
Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Prestasi Pustaka, Jakarta.
Sugeng, A.M., dkk. 2005. Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.