Anda di halaman 1dari 47

HOTEL RESORT BINTANG TIGA DI NANGABA

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

Oleh :
KORNELIUS SAMBI PATI / 2018320217

PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakan

Pariwisata adalah istilah yang di berikan apabila seorang wisatawan

melakukan perjalanan itu sendiri, ataupun dengan kata lain aktivitas dan

kejadian yang terjadi ketika seorang pengunjug melakukan pejalanan.

Sutrisno,(Fatri, F. (2018).

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap

pembangunanya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah

satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang

berimbang. Melalui industri ini di harapkan pemasukan devisa dapat

bertambah. Pendi, 2002. (Ardian, M. A. (2021, September). Pariwisata di

Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun

2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa

setelah komoditi minyak dan gasbumi serta minyak kelapa sawit. Saat ini,

sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4%dari total

perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin

meningkatkan angka ini duakali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target

yang ambisius, yang mengimplikasikan bahwa dalamwaktu 4 tahun

mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi

kira-kira 20juta. Dalam rangka mencapai target ini, Pemerintah akan

berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur

1
teknologi informasi dan komunikasi),akses, kesehatan &kebersihan dan

juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri.

Pemerintahjuga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 untuk

menarik lebih banyak turis asing.

Nusa Tenggara Timur memiliki Potensi-potensi wisata seperti pulau

Komodo di Kabupaten Manggarai Barat dan Danau Tiga Warna Kelimutu

di Kabupaten Ende. Dari arah barat Pulau Flores, objek wisata itu adalah

sebagai berikut: Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Danau

Ranamese dan Pemandangan Indah di Gunung Anak Ranaka Kabupaten

Manggarai Timur, Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau di Riung

Kabupaten Ngada, Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende,

Taman Wisata Alam Gugus Pulau Teluk Maumere di Kabupaten Sikka,

Devosi Prosesi Jumad Agung atau Semana Santa di Kabupaten Flores

Timur, dan Atraksi Langka Perburuan Ikan Paus Nelayan Lamalera di

Kabupaten Lembata. ( Josef Alfonsius Gadi Djou.,2013).

Kabupaten Ende memiliki objek wisata yang jadi favorit wisatawan

domestik maupun asing. Objek wisata yang bisa di kunjungi saat berada

di kota Ende antara lain: wisata museum Bahari, taman renungan Bung

Karno, situs Bung Karno, wisata pantai Penggajawa, wisata pantai Batu

cincin dan wisata yang tidak kalah menarik adalah Pantai Raba yang

terletak di kecamatan Ende Desa Wajakea Jaya yang perlu

dikembangkan di sektor pariwisat tersebut berupa perhotelan.

2
Jumlah pengunjung yang berkunjung ke Kabupaten Ende dari tahun 2017

sampa dengan tahun 2018 mengalami peningkatan,

tahun Wisatawan Wisatawan jumlah

domestik asing

2017 21.918 6.882 =28.800

2018 38.047 19.690 =57.737

Tabel 1.1 Kunjungan Wisata Kabupaten Ende


Sumber: https://endekab.go.id
Lokasi perencanaan hotel resort berjarak kurang lebih 4 km dari pusat

kota Ende dengan jarak tempuh 20 menit dengan menggunakan

kendaraan roda dua dan roda empat,yang merupakan daerah yang

strategis karena merupakan lintas jalan trans Ende-Bajawa-Mbai-

Manggarai-dll.Hal ini menyebabkan pantai raba disinggahi oleh para

wisatawan.

Pantai Raba atau yang dikenal dengan Raba Beach memiliki ciri

khas pasir pantai berwarna hitam mengkilat yang nampak kontras dengan

laut yang membiru jernih. Tak hanya menawarkan keindahan pantai yang

berpasir hitam mengkilat dan deburan ombak, pengunjung yang hobi foto

baik itu swa foto maupun foto bersama, yang akan dimanjakan dengan

pemandangan seperti melihat sunset dan sunrise di panatai Raba,

menikmati indahnya pulau Ende di waktu sunset. Sayangnya

perkembangan objek wisata ini sangat lambat, bahkan cenderung kurang

terpelihara, mulai dari kurangnya sarana pendukung, fasilitas yang kurang

3
memadai. Hal ini di sebabkan dari dampak pandemi covid 19 sehingga,

objek wisata pantai raba mengalami penurunan jumlah kunjungan. Jumlah

kunjungan pantai raba dari bulan juni sampai dengan bualn agustus

mengalami penurunan.

Tahun bulan wisatawan


juni 2015
2020 juli 2314
agustus 20

Tabel 1.2 Kunjungan Wisata Pantai Raba


Sumer:analisis penulis

Hotel resort di identifikasikan sebagai hotel yang terletak di kawasan

wisata menyediakan fasilitas untuk berlibur,rekreasi dan

olahraga.Umumnya diperuntukan bagi tamu yang yang ingin beristirahat

pada hari hari libur untuk long-stay atau yang yang sedang tatang untuk

berekreasi dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari dan

terletak cukup jauh dari pusat kota. Raba membutuhkan sarana

akomodasi penginapan hotel resort yang representive,mampu

menyediakan fasilitas berlibur, rekreasi memberikan rasa nyaman dan

keluar dari rutinitas, memanfaatkan potensi sumber daya alam dan

mampu menjukan ciri khas daerah itu sendiri sehingga penulis tertarik

menerapakan tema arsitektur hijau, karena kriteria perancangan

berdasrkan tema arsitektur hijau sangat sesuai dengan apa yang di

terapkan penulis terhadap perancangan hotel resort tersebut. Kriteria

perancangan yang di maksud adalah aplikasi konsep pada bentuk masa,

4
memanfaatkan view alami dari lingkungan sekitar, desain banguna

responsif terhadap lingkungan sekitar serta penggunan material material

ekolgis.

1.2 Identifikasi Masalah

Perancangan hotel resort berdasarkan latar belakang di atas maka

dapat di rumuskan hal-hal yang menjadi permasalahan mendasar di

1. Berdasarkan data banyaknya jumlah kunjungan wisatawan ke

kabupaten Ende yang terus meningkat tiap tahunya, untuk itu perlu

adanya pengembangan sarana akomodasi di kabupaten Ende

asekaligus mewadahi dan menampung jumlah wisatawan yang

berkunjung ke kabupaten Ende.

2. Belum adanya sarana pendukung di pantai Raba seperti fasilitas

penginapan berupa hotel resort bintang 3 di kawasan pantai,

khusunya wisatawan yang berkunjung di nangaba sebelum

mengeksplore obyek wisata yang ada di kabupaten ende.

3. Belum adanya perencanaan dan pengembangan obyek wisata di

Raba dengan baik sehingga belum memberikan nilai tambah

secara ekonomis terhadap masyarakat setempat dan sekitarnya

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang diatas, maka dapat di susun

rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana mendesain hotel resort sebagai fasilitas penginapan dan

tempat rekreasi bagi wisatawan di nangaba dengan tema Arsitektur hijau?

5
1.4 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin di capai dari perancangan tersebut yaitu:

Menyediakan fasilitas penginapan hotel resort yang representatif,serta

mampu menyediakan fasilitas berlibur dan rekreasi kepada setiap

wisatawan di nangaba dan sekitarya

1.5 Sasaran

Penelitian ini di gunakan sebagai langkah langkah dasar proses

perancanaan dan perancangaan hotel resort di nangaba dengan

penerapan arsitektur hijau sebagai acuan dan penekanan pada bentuk,

orientasi, dan penggunaan material

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Memberikan gambaran tentang perancangan hotel resort

dengan penerapan tema arsitektur hijau berdasarkan teori-teori

yang telah di pelajari

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat diambil dari hasil pengamatan ini

adalah sebagai bahan masukan bagi pihak pengelolah kawasan

Hotel Resort Bintang 3,dalam pembangunan perhotelan bintang

3 kedepannya.

6
1.7 Batasasn penelitian

1.7.1 Batasan lokasi

Lokasi site perencanaan dan perancangan Hotel resort bintang 3

ini berada di Nangaba,desa Wajakea Jaya, kecamatan Ende,

kabupaten Ende tepatnya di atas jalan trans Ende Bajawa

1.7.2 Batasan materi

Pembahas difokuskan untuk membangunkan sarana dan

prasarana pada kawasan perancangan Hotel Resort Bintang 3,

di Raba dengan menggunakan tema pendekatan arsitektur hijau

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam

penyusunan proposal ini maka perlu ditentukan sistematika penulisan

yang baik.Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB1 PENDAHULUAN

Merupakan penjelasan umum latar belakang pemilihan judul

berdasarkan aktualita lapangan dan urgensinya, permasalahan umum dan

khusus, penetapan tujuan dan sasaran serta lingkup pembahasan,

metode pembahasan laporan,dan penjabaran umum mengenai

sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7
Berisi tentang teori yang berkaitan dengan tema, penjelasan umum

mengenai pengertian Hotel Resort, serta pembahasan tentang

perencanaan dan perancangan Hotel Resort. Sebagai studi kasus, diambil

beberapa contoh hotel resort yang sudah ada dan di anggap baik.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan metode yang digunakan

dalam penelitian.

8
1.9 KERANGKA PEMIKIRAN

LATAR BELAKANG

aktualitas
 Kawasan perhotelan resort memiliki site yang ketinngian 50m dari permukaan laut
 Kawasan ini memiliki potensi sangat bagus untuk perencanaan perancangan hotel resort
bintang tiga yang memberikan suasana yang nyaman dan aman dan jauh dari kebisingan
Urgensi
 Perbaikan kondisi fisik tempat wisata yang sesuai dengan tujuan yang ingin di capai
dalam kegiatan perhotelan
 Penataan kawasan hotel resort bintang 3,yaitu di buat berdasarkan kebutuhan
masyarakat setempat serta para pengunjung
Originals
 Merencanakan perhotelan dengan tema arsitektur hijau

IDENTIFIKASI MASALAH

 Bagaimana mengelola site memberikan keleluasan altenatif pilih penggunaan fungsui


serta memberikan kemudahan kegiatan di dalamnya
 Mengelompokan fasilitas dan utilitas dalam rancangan kawasan hotel resort sehigga
menciptakan suasana berlibur dan rekreasi yang aman
 Bagai mana mendesain hoterl resort sesuai dengan konsep tema arsitektur hijau

RUMUSAN MASALAH

 Mengelompokan fasilitas dan utilitas dalam rancangan kawasan hotel resort sehigga
menciptakan suasana berlibur dan rekreasi yang aman
 Bagai mana mendesain hoterl resort sesuai dengan konsep tema arsitektur hijau

TUJUAN

Menciptakan sebuah konsep rancangan sebuah bangunan hotel resort bintang 3 sesuai tempat
kawasan wisata dengan fasilitas pendukung lainya guna memberikan pelayanan optimal
kepada setiap pengunjung yang berlibur atau berekreasi yang beerorientasi pada arsitektur
hijau

9
SASARAN

SASARAN FUNGSIONAL SASARAN FISIK

 Merencanakan masa bangunan Lokasi perencanaan hotel resort berada di


dan zoning di kawasan wilayah Nangaba desa Wajakea Jaya,
perencanaan yang baik kecamatan Ende, kabupaten Ende.
 Merencanakan fasilitas
umum,khusus,penunjansarana
utilitas

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Judul yaitu:Desain Hotel Resort Bintang 3 di Nangaba Desa:Wajakea

Jaya,Kecamatan Ende Utara,Kabupaten Ende Tema rancangan:arsitektur

hijau(green arsitekture).

1. Desain : kegiatan kreatif untuk merencanakan dan merancang

sesuatu yang umumnya fungsional dan tidak ada sebelumnya dalam

rangka menyelesaikan suatu masalah tertentu agar memiliki nilai

lebih dan menjadi bermanfaat bagi penggunanya.

2. Hotel : salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian

atau seluruh bangunan yang menyediakan jasa pelayanan

penginapan,makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum,

yang dikelolah secara komersial.Menurut Dirjen Pariwisat-

Depparpostel https://id.m.wikipedia.org

3. Resort : sebuah kawasan yangb terencana dan tidak hanya

sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istrahat dan

rekreasi.Chuck Y. Gee

4. Hotel bintang 3 : hotel menawarkan pelayanan yang lebih baik dari

pada hotel bintang 2 dengan fasilitas lebih lengkap.

5. Raba salah satu tempat yang berada di desa Wajakea Jaya.

11
6. Wajakea Jaya : sebuah tempat atau Desa yang berada di

Kecamatan Ende,Kabupaten Ende,Nusa Tenggara Timur.

7. Arsitektur hijau hijau di sebut juga arsitektur ekologis atau arsitektur

ramah lingkungan, adalah suatu pendekatan desain dan

pembangunan yang di dasrkan atas prinsip prinsip ekologis dan

konsetvasi lingkungan, yang akan menghasikan suatu karya

bangunan yang mempunyai kualitas lingkungan dan menciptakan

kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Desain Hotel

Resort Bintang 3 tersebut merupakan suatu bentuk upaya untuk

menyediakan sarana perhotelan sebagai kegiatan penunjang untuk

pengunjung di kawasan hotel resort bintang 3.

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Pengertian Hotel

Hotel adalah suatu jenis usaha akomodasi yang menyediakan

fasilitas kamar untuk menginap dengan perhitungan pembayaran

harian serta menyediakan berbagai jenis fasilitas pelayanan,

seperti fasilitas penyediaan makanan dan minuman, fasilitas

konvensi dan pameran, fasilitas rekreasi dan hiburan, fasilitas

olahraga dan kebugaran, fasilitas jasa layanan bisnis dan

perkantoran, fasilitas jasa layaanan keuangan, fasilitas

perbelanjaan, serta pengembangan fasilitas penunjang lainnya

yang diperlukan untuk aktivitas tamu dan pengunjung.

10
Pengertian hotel menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 65 Tahun 2001 tanggal 31 September 2001 yaitu

“Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk

dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dana tau

fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan

lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama

kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.

Pengertian hotel menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan

Telekomunikasi No. KM 37/PW. 340/MPPT-86 dalam Sulastiyono

(2011:6), adalah "Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan

sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa

penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang

lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

Hotel merupakan usaha penyediaan akomodasi yang paling

utama sebagaimana yang dikemukakan oleh R.G. Soekadijo

bahwa diantara bermacam-macam bentuk jasa kepariwisataan

yang terpenting dan terlengkap sering disebut hotel.

Dikatakan terpenting dan terlengkap karena pada hotel

menyediakan fasilitas terlengkap untuk konsumen, fasilitas itu

meliputi:

1) Tempat untuk istirahat dan kamar tidur

2) Ruangan untuk makan dan minum

3) Toilet dan kamar mandi

11
4) Fasilitas untuk bersantai seperti: kolam renang dan

amusement centre

5) Pelayanan umum untuk memenuhi segala macam kebutuhan

para tamu, seperti: fasilitas telekomunikasi, fasilitas cendera

mata dan fasilitas

6) penjualan tiket perjalanan.

2.3 Klasifikasi Hotel Resort

Klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu sistem

pengelompokkan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan,

berdasarkan ukuran penilaian tertentu.

Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut

kebutuhannya, namun ada beberapa kriteria yang dianggap paling lazim

digunakan. Sistem klasifikasi atau penggolongan hotel di dunia berbeda

antara negara yang satu dengan negara yang lainnya.

1) Hotel Bintang Satu

Jenis hotel ini sering menjadi pilihan pertama bagi millennial yang

hanya ingin beribur dan membutuhkan tempat tidur saja tentu

memilih hotel jenis ini. Selain murah, tempatnya juga biasanya

tidak jauh dari tempat wisata yang ada dan di kelola oleh

pemiliknya langsung. 

Ciri-ciri hotel ini biasanya:

a) Memiliki sekitar 15 kamar dengan tipe standard

12
b) Kamar mandi dalam

c) Luas kamar 20 m2

2) Hotel Bintang Dua

Jenis hotel yang sedikit mahal, namun masih ramah dikantor

pelancong. Untuk lokasinya sendiri, hotel ini biasanya berlokasi

di sekitar tempat wisata atau di kota  yang spesifik dilokasi

bebas polusi. Untuk fasilitasnya sendiri pastinya lebih lengkap

dan nyaman untuk menginap.

Ciri-cirinya:

a) Ada minimum 1 kamar type suit

b) Memiliki kurang lebih 20 kamar type standard

c) Ada telfon, AC, TV kabel sebagai fasilitas kamar standard

d) Ada fasilitas olahrga seperti gym

e) Luas kamar sekitar 22m2 untuk type standard, lalu

44m2 untuk type suit

f) Ada juga bar untuk dinikmati tamu

3) Hotel Bintang Tiga

Fasilitas yang lengkap dan layak memilih hotel berbintang 3

sebagai pilihan akomodasi.  hotel ini terletak di lokasi yang

cukup strategist, hiburan di suatu kota dan dekorasinya cukup

kekinian.

Ciri-cirinya:

a) Punya 30 kamar standard dan 2 kamar suit

13
b) Didalam kamar terdapat AC, WIFI, TV kamar mandi dan

toilet terpisah

c) Ada playground dan tempat gym 24 jam

d) Luas kamar 24m2 untuk tipe standard dan 48m2 untuk type

suit room

e) Ada valet Parking

f) Restaurant

2.3.1 Persyaratan Hotel Bintang 3

Menurut Marlina, Endi (2008:74), klasifikasi Hotel Resort

bintang 3 mempunyai persyaratan sebagai berikut:

a) Umum

Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby,

restoran, kamar tidur, dan function room.

b) Bedroom

 Minimum mempunyai 20 kamar dengan luasan 22

m2/kamar

 Minimum terdapat 2 kamar suite dengan luasan 44

m2/kamar

 Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai

c) Dining room

Bila tidak berdampingan dengan lobby maka harus

dilengkapi dengan kamar mandi/wc sendiri.

14
d) Bar

 Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi

dengan pengatur udara mekanik (AC) dengan suhu

24oC

 Lebar ruang kerja bar tender setidaknya 1 m

e) Lobby

 Mempunyai luasan minimum 30 m2

 Dilengkapi dengan lounge

 Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan

 Lebar koridor minimum 1,6 m

f) Drug Store

 Minimum terdapat drug store, bank, money changer,

biro perjalanan, air line agent, souvenir shop,

perkantoran, butik dan salon.

 Tersedia poliklinik

 Tersedia paramedik

g) Sarana olahraga dan rekreasi

 Minimum 1 buah dengan alternatif pilihan : tenis, golf,

fitness, sauna, billiard, jogging,diskotik, atau taman

bermain anak.

 Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan

kolam renang anak.

15
 Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari

alternatif berperahu, menyelam, selancar, atau ski air.

 Sarana rekreasi untuk hotel di gunung dapat dipilih

dari alternatif hiking, berkuda, atau berburu.

h) Utilitas penunjang

 Terdapat transportsi vertikal yang bersifat mekanis

 Ketersediaan air minimum 500 liter/orang/hari

 Daya listrik mencukupi

 Dilengkapi dengan telepon local dan interlokal

 Tersedia PABX

 Dilengkapi dengan sentral video/TV

 Terdapat alat deteksi kebakaran awal pada tiap ruang,

fire extinguisher, fire hydrant, pintu kamar tahan api.

2.3.2 Tujuan Hotel Resort

Sesuai dengan tujuan dari resort yaitu sebagai sarana rekreasi.

Oleh sebab itu timbulnya kegiatan rekreasi muncul disebabkan

oleh faktor-faktor berikut :

1. Berkurangnya waktu untuk beristirahat

Bagi masyarakat kota khususnya kota Makassar kesibukan

mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk

dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

16
2. Kebutuhan Manusia akan rekreasi

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi

untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang

diakibatkan oleh aktivitas mereka.

2.4 Tinjauan Tema Perancangan

2.4.1 Pendekatan arsitekrur hijau (green architecture)

Arsitektur hijau atau green architecture merupakan salah

satu tema arsitektur yang sedang berkembang untuk

menanggapi suatu isu mengenai dampak pemasana global

(global warming) serta konservasi energi,keberlanjutan pada

suatu perancangan bangunan. Beberapa pendapat tentang

definisi green architecture:

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau

adalah arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya alam,

termasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan

dampak negatif bagi lingkungan. (Karyono, 2010)

Menurut Siregar (2012), green architecture adalah gerakan

untuk pelestarian alam dan lingkungan dengan mengutamakan

efisiensi energi/ arsitektur ramah lingkungan.

Menurut Pradono (2008), green (hijau) dapat

diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earth

friendly (ramah lingkungan), dan high performance building

17
(bangunan dengan performa sangat baik). Konsep green

building yang telah lama berkembang di negara maju dapat

diterapkan untuk mengurangi polusi udara di lingkungan

perkotaan.

2.4.2 Karakteristik Tema Arsitektur Hijau

Menurut kriteria yang dikeluarkan oleh lembaga GBCI

(Green Building Council Indonesia) terdapat 6 kategori yang

menjadi parameter acuan, yaitu antara lain :

a. Appropriate Site Development (ASD) atau tepat guna lahan,

mempunyai ketepatan dalam penggunaan, pemilihan dan

pengolahan lahan dengan aspek area dasar hijau dan

optimalisasi kedekatan tapak dengan sarana

dan prasarana publik.

b. Energy Efficiency & Consevation (EEC) atau efesiensi dan

konservasienergy, sebuah bangunan yang didirikan untuk

seminimal mungkin menggunakan bahan bakar fosil dalam

pengoperasiannya.

c. Water Conservation (WAC) atau konservasi air, upaya

pelestarian air

dan mendaur ulang air agar dapat bermanfaat sehingga

tidak

menimbulkan dampak negatif.

18
d. Material Resources & Cycle (MRC) atau sumber dan siklus

material,

Meminimalkan penggunaan material yang dapat

membahayakan

lingkungan dan ruangan serta memperhatikan penggunaan

material lokal

dan material yang dapat di daur ulang.

e. Indoor Air Health & Comfort (IHC) atau kualitas udara dan

kenyamanan udara dalam ruang, pentingnya kenyamanan

dan

kesehatan penghuni menjadi faktor penting dalam desain,

dimana kriteria penggunaan materialnya pun

diperhitungkan,,

missal mengandung racun atau tidak dan lain-lain.

f. Buildin & Environment Management (BEM) atau manajemen

lingkunganba ngunan, keterkaitan seluruh aspek kriteria

dengan

manajemen lingkungan dalam bangunan.

Kriteria bangunan hijau disini dititik bertakan kepada

penggunaan

material alami yang tidak jauh dari tapak yang dibangun dan

menggunakan konstruksi material sederhana. Bangunan

dengan

19
material alam ini dimaksudkan berangkat dari konsep

bangunan

yang mengambil material dari lokal setempat, yang dikenal

dengan natural building (Ardiani, Y.Mila, 2015)

2.4.3Strategi Desain Arsitektur Hijau

Pendekatan arsitektur hijau memiliki beberapa strategi desain

yang penerapannya dalam bangunan. Dalam Greenship

memberikan beberapa langkah strategi arsitektur hijau, yaitu

1) Pemanfaatan Air

a. Pemanfaat air bekas dan air hujan

b. Pasang sanitary fixtures yang hemat air.

c. Gunakan material paving.

d. Material dan Sumber Daya

e. Gunakan 30%-50% flyash pada concrete.

f. Gunakan Engineered wood untuk headers, joint dan

sheating.

g. Gunakan material hasil daur ulang pada isolasi, drywall dan

karpet.

2) Pemanfaatan Energi

a. Memaksimalkan cahaya matahari untuk penerangan

gedung.

b. Memasang panel surya pada bangunan

c. Pasang screen atau penghalang panas matahari.

20
d. Pasang kipas angin atau ceiling fan.

e. Memperkecil atau mengurangi penggunaan air conditioning

3) Pemanfaatan Air

a. Pemanfaat air bekas dan air hujan

b. Pasang sanitary fixtures yang hemat air.

c. Gunakan material paving.

4) Material dan Sumber Daya

a. Gunakan 30%-50% flyash pada concrete.

b. Gunakan Engineered wood untuk headers, joint dan

sheating.

c. Gunakan material hasil daur ulang pada isolasi, drywall dan

karpet.

5) Kualitas Udara Ruangan

a. Hindari atau minimalkan penggunaan cat voc.

b. Arahkan ventilasi dapur keluar.

c. Pasang sensor karbon dioksida.

Contoh Bangunan Arsitektur Hijau di Indonesia

Di Indonesia sudah banyak contoh bangunan yang

mengadaptasi arsitektur hijau melalui sistem penilaian Greenship.

Penilaian ini terdiri dari enam kategori, yaitu konservasi air, tepat

guna lahan, efisiensi dan konservasi energi, sumber dan siklus

material, kualitas udara dan kenyamanan udara dalam ruang serta

manajemen lingkungan bangunan.

21
Berikut ini beberapa contoh arsitektur hijau yang memenuhi penilaian dari

Menara BCA Jakarta

Gambar 2.1. Menara BCA Jakarta


Sumber: https://www.pinhome.id

Ternyata bangunan hijau tidak harus menampilkan serba hijau

pada bangunannya. Hal inilah yang tercermin dari Menara BCA

Jakarta. Meskipun hanya sedikit unsur hijau, bangunan ini telah

mengantongi sertifikat Greenship EB Platinum, yang merupakan

kategori paling prestisius.

Pemberian sertifikat ini karena Menara BCA berhasil

menghemat listrik sampai 35 persen meskipun memiliki 57 lantai.

Sequis Center

22
Gambar: 2.2. Sequis Tower
Sumber: https://www.pinhome.id
Contoh bangunan arsitektur hijau berikutnya yaitu Sequis

Center yang berlokasi di Sudirman. Sequis Tower meraih predikat

Gold Greenship Existing Building 1.0 dari Green Building Council

Indonesia.

Bangunan ini terbukti menghemat pemakaian listrik sampai

28,12 persen dan menghemat penggunaan air sebesar 28,26

persen dari baseline.

Wisma Subiyanto

Gambar: 2.3.EDGE Building


Sumber: https://www.pinhome.id
Bangunan ini dibuat oleh PT. PP Persero (Pembangunan

Perumahan) sebagai green building di Indonesia. Buktinya hedung

23
ini berhasil memperoleh sertifikat Greenship Silver untuk kategori

bangunan baru atau New Building di tahun 2015.

Gedung ini terdiri dari lima lantai dengan luas 4.950 m2

periode desain dan implementasi selama 12 bulan (selesai pada

tahun 2013). Persentase green area yang cukup besar, yang

tanaman nya juga berasal dari budidaya lokal menjadikan

keunggulan dari bangunan ini.

Gedung DUSASPUN

Gamar: 2.4. GBC Indonesia


Sumber: https://www.pinhome.id
Contoh bangunan green architecture berikutnya gedung

DUSASPUN yang berada Gunung Putri. Gedung DUSASPUN

meraih peringkat platinum untuk kategori New Building.

Hal ini terlihat dari pemanfaatan cahaya alami, batu bata

bertulang, dan roof gardennya dibuat dengan menggunakan double

glass yang mampu menahan panas.

2.5 Studi Banding

Studi banding merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap

objek perancangan yang telah dibangun dengan tujuan sebagai bahan

24
pembelajaran dan pengalaman ruang, yang diharapkan dapat menjadi

referensi dan memudahkan dalam kegiatan perancangan.

2.5.1 Pantai Indah Resort & Hotel 


Pantai Indah Resort & Hotel Pangandaran memiliki dua lokasi

strategis di kawasan Kota Wisata Pantai Pangandaran. Hotel Pantai Indah

Timur  menghadap ke Pantai Timur Pangandaran dan Hotel Pantai Indah

Barat terletak diantara jalan utama dan pesisir Pantai Barat Pangandaran.

Kedua hotel memiliki nuansa tersendiri dengan berbagai tipe kamar dan

fasilitas yang menarik untuk kebutuhan para tamu. Baik berlibur bersama

keluarga atau teman,atau beraktivitas untuk keperluan kantor, Pantai

Indah Resort & Hotel terletak di Jl. Kidang Pananjung 151, Pangandaran,

Jawa Barat, Indonesia

Fasilitas yang tersedia:

A. Pantai indah timur

 kolam renang

 lapangan tenis

 tempat bermain dan jalur beach-walklokasi

B. Pantai Indah Barat

 Rumah makan

 Ruang pertemuan

 Kolam renang

C. Tipe kamar tidur

25
 Grand Deluxe

Luas ruangan +/- 32-36 m2 & terletak di lantai dasar untuk kapasitas

maksimal 4 pax.Dari kamar dapat melihat pemandangan kolam renang,

atau taman.

Gambar:2.5 Grand Deluxe


Sumber: https://pantaiindah.com/
Executive

Luas ruangan +/- 32m2 & terletak di Gedung  C untuk kapasitas maksimal

2 pax.Dari balkon kamar dapat menikmati pemandangan laut atau taman.

Gambar:2.6 Executive
Sumber: https://pantaiindah.com/

Suite

Luas ruangan +/- 120 m2 terdiri dari 2 kamar tidur dengan kamar mandi

privat, dan 1 ruang keluarga.untuk kapasitas maksimal 8 pax dengan

pemandangan laut atau kota dari lantai 2.

26
Gambar:2.7 Suite
Sumber: https://pantaiindah.com/

2.5 .2Surya Pesona Beach Hotel

Terletak di Jl. Pamugaran Bulak Laut, Pantai Barat Pangandaran.

Gambar 2.8. Surya Pesona Hotel

Sumber data: www.google.com. 01-04- 2010.

Fasilitas yang tersedia:

 Deluxe and Suite Rooms

 Room Service

 Restaurant

 Swimming Pool

27
 Meeting Rooms

 Children Playground

 Outdoor Barbeque

 Parking Area

Nama lokasi objek Tema

28
2.5 Kerangka Teori

PENGERTIAN JUDUL

Desain Hotel Resort Bintang 3 Nangaba,Desa Wajakea

Jaya,Kecamatan Ende,Kabupaten Ende

29
KONSEP TEMA

Penataan kawasan Hotel dengan Tema Pendekatan

Arsitektur Hijau.

LANDASAN TEORI

Pengertian hotel menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65

Tahun 2001 tanggal 31 September 2001 yaitu “Hotel adalah bangunan yang

khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat,

memperoleh pelayanan dana tau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran,

termasuk bangunan lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak

yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.

STUDI BANDING

Objek studi banding

Gambar 2.9 Kerangka Teori


Sumber: Google search, 2020
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi

3.1.1. Orientasi Wilayah (Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan)

30
Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa

Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Flores

di sebelah utara, Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Sawu, Sebelah

timur berbatasan dengan Kabupaten Sikka, dan Sebelah batas

berbatasan dengan Kabupaten Ngada.

Kabupaten Ende terdiri dari 21 Kecamatan, 23 Kelurahan, dan

255 Desa. Luas Kabupaten ini mencakup 2,067,75 km dan

populasi 282.154 Jiwa, kabupaten Ende terletak pada 8°26’24,71”

LS – 8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT – 122°1’33,3” BT.

Wilayah dengan Ibukota Kota Ende. Kabupaten Ende terkenal

oleh potensi pariwisatanya dengan pemandangan yang indah dan

berada pada lintasan tujuan wisata utama Bali-Lombok- Flores,

dengan focal point keberadaan Danau Tiga Warna Kelimutu

sebagai salah satu destinasi Pariwisata Flores.

31
Gambar 3.1. peta Kabupaten Ende.

Desa Wajakea Jaya merupakan merupakan salah satu desa

yang teletak di Kecamatan Ende. Desa ini memiliki luas 4,41 km

yang terbagi dalam 4 dusun dengan populasi penduduk 2571 orang

berdasarkan data BPS 2019.

Gambar 3.2. peta Kecamatan Ende Timur

3.1.2. Orientasi Lokasi Penelitian (Site)

Lokasi penelitian yang dipilih berada di Jl.Trans ende Bajawa,

Desa Wajakea Jaya, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, Nusa

Tenggara Timur, dengan batasan sebagai berikut: Batas-batasnya :

1. Utara : Dengan Kecamatan Detusoko

2. Selatan : Dengan Laut Sawu

3. Timur : Dengan Kecamatan Ndona

32
4. Barat : Dengan Kecamatan Nangapanda

Gambar 3.3. peta Lokasi Site

3.2. Karakter Tapak (Site)

1. Topografi

Keadaan topografi Kabupaten Ende sangat bervariasi antara datar,

landai, agak curam, curam dan sangat curam/ terjal. Topografi pada

site perancangan terletak di j l . T r a n s E n d e - B a j a w a memiliki site

perbukitan yang miring sehingga perlu dilakukan fut and fill pada lokasi

tersebut supaya dapat didirikan sebuah bangunan.

2. Vegetasi

Terdapat berbagai jenis vegetasi yang terdapat pada lokasi

perencanaan kebanyakan lokasi ditutupi oleh semak – semak dan

33
ada beberapa pohon antara lain pohon kelapa, jambu, pisang dan

beberapa jenis vegetasi lainya.

3.2.1. Batas Dan Dimensi Site

1. Batas – batas site

Batas site perancangan hotel resort berdasarkan data

dilapangan adalah sebagai berikut :

 Timur : Berbabatasan dengan toko bangunan

 Barat : Berbatasan dengan pabrik roti

 Utara : Berbatasan dengan perbukitan.

 Selatan :Berbatasan pantai raba

2. Dimensi site

Site direncanakan terletak di jl. Trans Ende-Bajawa, Desa Wajakea

Jaya, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende dengan panjang 320m

dan lebar 92 m. dengan total luas keseluruhan = 29,440 M2.

3.2.2. Potensi Dan Masalah Tapak

Site yang dipilih terdapat beberapa potensi sebagai berikut :

1. Site berada di pinggiran Kota serta dekat dengan pusat kota

seingga mudah dijangkau masyarakat.

34
2. Kondisi sarana pencapaian ke kawasan yang baik dan

mudah di tempuh dalam waktu yang relativ, singkat serta

memiliki kemudahan akses oleh pengguna yang dapat

dicapai dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan

umum.

3. Tersedianya jaringan infrasruktur yang mendukung seperti

jaringan air bersih, jaringan listrik, dan jaringan telekomunikasi.

3.2.3. Regulasi Tapak

Peraturan tata bangunan Kabupaten Ende :

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60%

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 2-3

Koefisien Dasar Hijau (KDH) : 52%

Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) : 40%

Garis semampadan bangunan : 14 m

Garis sempada dan samping bangunan : 8 m

3.2.4. Penggunaan Lahan Sekitar Tapak

Letak lokasi yang stratgis serta berada dekat dengan pusat kota

ende membuat site yang dipilih dapat dengan mudah dijangkau

masyarakat luas, lokasi yang dipilih juga berseelahan dengan

perumahan warga dan memiliki pemandangan alam yang indah

disekitar tapak.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

35
Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

pengelompokannya terbagi atas dua jenis,yaitu data primer dan data

sekunder.Data primer merupakan proses pengamatan langsung di lokasi

perencanaan,sedangkan data sekunder terdiri atas studi banding.

1. Data Primer

Data primer, yaitu data yang didapat langsung dari lapangan

melalui penelitian dan informasi yang relevan, yakni data

Karakteristik Tapak atau Lokasi site. Data primer terbagi menjadi

tiga yaitu:

a. Observasi (pengamatan)

Data dilakukan pengamatan secara langsung pada lokasi

perencanaan dan berkaitan dengan lokasi dan kondisi site

dari lokasi yang telah direncanakan.Melakukan observasi

secara langsung di lokasi site yang berada di Pantai Raba

Desa.Wajakea Jaya,Kec.Ende,Kab.Ende.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data gambar atau foto,video maupun sketsa

yang anggap perlu terkait obyek dan tema yang berupa

data eksisting site

c. Wawancara

36
Mengumpulkan data dengan cara tatap muka atau tanya

jawab dengan orang atau pihak pemerintah desa setempat

yang berkaitan dengan obyek perancangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang yang dapat

penunjang yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan

baru mengenai obyek perancangan.Data sekunder digunakan

untuk mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan obyek dan

tema perancangan Hotel Resort Bintang 3.

a. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan

melakukan studi literature yang berkaitan dengan

obyek,tema dan konsep perancangan yang digunakan

dalam rancangan.Metode pengumpulan data ini dilakukan

dengan memanfaatkan literature dari buku,jurnal,internet

dan hasil studi banding yang berhubungan Hotel Resort

Bintang 3.

b. Studi Banding

Studi banding merupakan data yang digunakan untuk

mendapatkan data terkait obyek perancangan Hotel Resort

Bintang 3.Dari studi banding tersebut dapat diambil

kelebihan ataupun keunggulan yang akan diterapkan dalam

37
perancangan Hotel Resort Bintang 3 dengan tema

pendekatan Arsitektur Hijau.

3.3.2 Metode Pengolahan Data

Dalam proses perancangan yang dilakukan,melalui beberapa

tahapan dengan lebih dahulu berbagai analisa yang berhubungan

langsung dengan obyek rancangan.

Metode analisa data dapat dilakukan dengan beberapa langkah,yaitu:

a) Secara Kuantitaf

Anlisa kuantitaf dilakukan dengan cara perhitungan tertentu

berdasarkan standar kebutuhan ruang dan standar

aksebilitas Hotel Resort Bintang 3.

b) Secara Kualitatif

Analisa kualitatif berkaitan dengan penciptaan suasan dan

karakter bangunan seperti proprsi

bangunan,warna,tekstur,dan elemen dekorasi tampilan

bangunan berdasarkan tema pendekatan Arsitektur Hijau.

3.4 Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan dalam perancangan

Hotel Resort Bintang 3 dengan tema pendekatan Arsitektur hijau

menggunakan literature dan juga pengumpulan data dari survey

lapangan.

38
1. Analisa site atau tapak

Tahap awal dalam menganalisa site ialah dengan

mengidentifikasi tapak terhadap hubungan bangunan yang

didesain dengan kondisi disekitarnya. Analisa tapak pada

desain Hotel Resort Bintang 3 ini berkaitan dengan fungsi dan

fasilitas yang akan diwadahi. Analisa ini meliputi topografi,

klimatologi, orientasi, aksebilitas dan sirkulasi, kebisingan,

vegetasi, dan penzoningan dalam tapak.

2. Analisa kebutuhan ruang

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui volume atau kapasitas

bangunan. Analisa ini meliputi pelaku kegiatan, aktivitas pelaku,

fungsi ruangan, dan besaran ruangan.

3. Analisa Bentuk

Analisa bentuk massa bangunan merupakan obyek utama

sebagai wadah aktivitas pelaku kegiatan dan menjadi unsur

fisik yang utama. Untuk menciptakan bentuk bangunan yang

ada perlu dilakukan analisa terhadap beberapa faktor seperti

unsur penerapan tema desain dan kondisi tapak.

4. Analisa sistem bangunan

a. Analisa struktur

Berkaitan dengan sistem struktur yang digunakan serta

material yang digunankan.

b. Analisa Utilitas

39
Analisa utilitas mencakup sistem jaringan air bersih, sistem

drainase, sistem pembuangan sampah, sistem

pencahayaan dan peghawaan, sistem jaringan listrik dan

jaringan telekomunikasi, sistem keamanan, dan sistem

penangkal petir.

5. Analisa regulasi daerah

Analisa ini mengenai peraturan daerah setempat yang

ditetapkan berdasarkan tata guna lahan. Analisa ini

berhubungan dengan KDB (Koefisien Dasar Bangunan), KLB

(Koefisien Lantai Bangunan), dan GSB (Garis Sempadan

Bangunan).

3.5 DAFTAR PUSTAKA

Fatri, F. 2018. Pelaksanaan Sosialisasi Objek Wisata Pantai

Tenggayun Oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Bengkalis (Doctoral dissertation,

Universitas Islam Riau).

Ardian, M. A. (2021, September). Destinasi Wisata Sastra dalam

Cerita Rakyat Provinsi Jawa Barat: Kajian Sastra Pariwisata.

40
In Seminar Nasional SAGA# 3 (Sastra, Pedagogik, dan

Bahasa) (Vol. 3, No. 1, pp. 206-212).

Djou, J. A. G. (2013). Pengembangan 24 Destinasi Wisata Bahari

Kabupaten Ende. Jurnal Kawistara, 3(1)

3.5 .1 Diagram Penelitian

PERSIAPAN

ADMINISTRASI TEKNISI
41
PENGAMBILAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

PENGELOLAHAN DAN
ANALISA DATA

PENULISAN

KONSULTASI

PENULISAN HASIL

UJIAN
Diagaram alur penelitian
sumber:analisa penulis 2023

3.6 Time Schedule

Table 3.1 Table Time Schedule

Bulan

42
Februari
o kegiatan Oktober November Desember

1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul √

2 Pengesahan √

judul

3 Pembagian √

dosen

pembimbing

4 Konsultasi bab √

5 Konsultasi bab √

II


6 Konsultasi bab

III

43

7 Konsultasi bab I,

bab II dan bab III

(sumber:analisa penulis 2023)

44

Anda mungkin juga menyukai