Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS

PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK


PENDAHULUAN

PENDEKATAN KONSEPTUAL

3.1. KONSEP OTONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN DAERAH

Lahimya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Pertama dalam UU No. 02
Tahun 2015 dan Perubahan dalam UU No. 09 Tahun 2015) menandai
suatu babak baru kebijakan otonomi dan relasi Pusat-Daerah. Penataan
ulang urusan, penguatan kedudukan Gubernur dan pemerintahan
Propinsi, hingga pengenalan konsep manajemen transisi berupa status
daerah persiapan dalam pemekaran wilayah hanyalah sebagian contoh
yang bisa disitir sebagai butki perubahan. Tentu, dalam pola dan
warna relasi pemerintah pusat dengan daerah, berbagai perubahan yang
ada sedikit-banyak membawa dinamika baru dalam pengelolaan otonomi
dan penyelenggaraan pemerintahan daerah ke depan.

3.1.1. Konsep Otonomi Daerah

Menurut Rondinelli dalam Cheema dan Rondinelli dalam buku


Indra Bastian yang dimaksud dengan desentralisasi adalah sebagai berikut:
“Desentralisasi sebagai perpindahan kewenangan atau pembagian
kekuasaan dalam perencanaan pemerintah, manajemen dan pengambilan
keputusan dari tingkat nasional ke tingkat daerah”. (2006:331)

Menurut Indra Bastian (2006) mengemukakan bahwa desentralisasi


sering di maknai sebagai kepemilikan kekuasaan untuk menentukan nasib

Halaman | 3 - 1
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
sendiri dan mengelolanya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
bersama. Pemaknaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
merupakan prinsip utama otonomi daerah. Dengan kata lain, salah satu
makna yang selalu melekat dalam otonomi daerah adalah pembagian
kekuasaan di antara berbagai level pemerintahan.

Dalam prakteknya, pemahaman desentralisasi sangat bervariasi. Warga


di daerah pada umumnya memahami prinsip-prinsip otonomi daerah
dengan interpretasi yang berbeda-beda. Perbedaan pengertian otonomi ini
ditentukan, baik di jajaran pemerintah yang setingkat maupun berbeda
tingkat. Ragam pemahaman konsep otonomi daerah sangat tergantung
pada kemajuan implementasi desentralisasi itu sendiri. Kemajuan penerapan
konsep desentralisasi ini juga sangat terkait dengan kemajuan pembangunan
ekonomi dan pengalaman praktik-praktik demokrasi dari Negara tersebut.
Ketimpangan yang sering dimanifestasikan ke dalam bentuk ketimpangan
antara pusat dan daerah disebabkan oleh model pertumbuhan ekonomi
selama Orde Baru yang cenderung menguntungkan pusat. Kemajuan
pembangunan ekonomi tidak terlepas dari sistem pemerintahan yang sangat
sentralistis. Oleh karena itu, banyak pemerintah kabupaten/kota berharap
menguasai sumber-sumber daya potensial yang menyumbang pada
pendapatan daerah. Pemaknaan sumber daya cenderung mendorong
daerah untuk lebih menggali sumber pendapatannya. (Indra Bastian, 2006).

Variasi pemahaman otonomi daerah terkait dengan pemaknaan


terhadap asal-usul otonomi daerah. Otonomi daerah adalah hak yang dimiliki
dan melekat sejak berdirinya daerah tersebut. Pemaknaan ini dapat membuat
daerah bertindak semaunya tanpa kontrol sama sekali dari pusat. Pemaknaan
ini berlawanan dengan pemahaman yang menyatakan bahwa daerah tidak
memiliki hak otonom karena hak tersebut sesungguhnya baru muncul
setelah pusat mendesentralisasikan sebagian kewenangannya kepada

Halaman | 3 - 2
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
daerah. Dengan kata lain, otonomi daerah adalah pemberian pemerintah pusat
melalui asas desentralisasi. (Indra Bastian, 2006).

3.1.2. Kebijakan Daerah

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Dye tersebut


kebijakan publik maksudnya adalah apapun yang pemerintah pilih untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Pendapat yang senada dengan
Dye adalah pendapat Edward III dan Sharkansky mengemukakan kebijakan
publik adalah :

“What government say and do, or not todo. It is the goals or purpose of
government programs. ( apa yang dikatakan dan dilakukan, atau tidak
dilakukan. Kebijakan merupakan serangkaian tujuan dan sasaran dari
program-program pemerintah)” (Edward III dan Sharkansky dalam
Widodo, 2001:190).

Pendapat Edward III dan Sharkansky juga mengisyaratkan adanya apa


yang dilakukan atau tidak dilakukan. Hal ini berkaitan dengan tujuan dan
sasaran yang termuat dalam program-program yang telah dibuat oleh
pemerintah. Solichin Abdul Wahab dalam bukunya yang berjudul Analisis
Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara
mengutip pendapat Friedrich mengartikan kebijakan:

“Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang


diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam
lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-
hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan
atau mewujudkan sasaran yang diinginkan” (Friedrich dalam Wahab,
1997:3).

Halaman | 3 - 3
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
Kebijakan mengandung suatu unsur tindakan untuk mencapai tujuan.
Umumnya tujuan tersebut ingin dicapai oleh seseorang, kelompok ataupun
pemerintah. Kebijakan tentu mempu nyai hambatan-hambatan tetapi harus
mencari peluang-peluang untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Robert T.
Nakamura dan Frank Smallwood mengemukakan pengertian kebijakan publik
yaitu A set of instruction from policy makers to policy implementers that spell
out both goals ang the mean for achieving those goals ( Nakamura, 1980:31).

Berdasarkan pengertian di atas, kebijakan publik merupakan


serangkaian instruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana kebijakan
yang mengupayakan baik tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Kebijakan publik ini dipengaruhi oleh beberapa lingkungan yaitu
lingkungan pembuatan, lingkungan implementasi, dan lingkungan evaluasi.
Kartasasmita juga mengemu kakan pengertian kebijakan merupakan upaya
untuk memahami dan mengartikan:

1. apa yang dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh pemerintah mengenai


suatu masalah.
2. apa yang menyebabkan atau yang mempengaruhinya.
3. apa pengaruh dan dampak dari kebijakan tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, kebijakan bukan hanya mengenai apa


yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah, melainkan juga apa yang
menyebabkan atau yang mempengaruhinya sampai suatu kebijakan timbul.
Kebijakan lahir untuk memecahkan masalah atau isu yang berkembang di
masyarakat, sehingga dapat diketahui pengaruh dan dampaknya dari kebijakan
tersebut. Miriam Budiardjo mengemukakan pengertian kebijakan ( policy)
adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau
oleh kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk
mencapai tujuan itu (Budiardjo, 2000:56).

Halaman | 3 - 4
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
Berdasarkan pengertian di atas kebijakan merupakan suatu
kumpulan keputusan. Keputusan tersebut diambil oleh seorang pelaku atau
oleh kelompok politik yaitu dalam hal ini pemerintah, yaitu berusaha untuk
memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dahlan Thaib
dan Jazim Hamidi dalam bukunya Teori dan Hukum Konstitusi,
mengemukakan pengertian kebijakan adalah segala tindakan atau perilaku
seseorang maupun penguasa dalam ketatanegaraan (Thaib, 2001:77).

Inu Kencana Syafie dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu


Pemerintahan mengutip pendapat Harold Laswell, kebijakan adalah:

“Tugas intelektual pembuatan keputusan meliputi penjelasan tujuan,


penguraian kecenderungan, penganalisaan keadaan, proyeksi
pengembangan masa depan dan penelitian, penilaian dan penelitian, serta
penilaian dan pemilihan kemungkinan” (Laswell dalam Syafie, 1992:35)

Menurut pendapat Harold Laswell tersebut, kebijakan diartikannya sebagai


tugas intelektual pembuatan keputusan yang meliputi berbagai hal yaitu:
penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai dari suatu kebijakan yang
telah dibuat, penguraian kecenderungan untuk memilih beberapa tujuan yang
sesuai dengan keadaan, pengembangan dampak dan kinerja kebijakan di masa
depan, melakukan penelitian dan evaluasi. Anderson mengartikan kebijakan
publik sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang
diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan
masalah tertentu (Anderson dalam Widodo, 2001:190).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditemukan elemen yang


terkandung dalam kebijakan publik sebagaimana apa yang dikemukakan
oleh Anderson dalam buku Joko Widodo yang berjudul Good Governance
telaah dari Dimensi: Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi
dan Otonomi Daerah. Elemen tersebut antara lain mencakup:

Halaman | 3 - 5
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
1. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu.
2. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.
3. Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah,
dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan.
4. Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah mengenai
sesuatu masalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pejabat
pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu).
5. Kebijakan publik (positif), selalu berdasarkan pada peraturan perundangan
tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif).

Berdasarkan pengertian dan elemen yang terkandung dalam


kebijakan sebagaimana disebutkan di atas, maka kebijakan publik dibuat dalam
kerangka untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan dan sasaran
tertentu yang diinginkan. Kebijakan publik ini berkaitan dengan apa yang
senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin
dilakukan.

Suatu negara memerlukan suatu kebijakan untuk mengarahkan


tindakan-tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Solichin Abdul Wahab dalam
bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara.

“Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang


diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam
lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan -
hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan
atau mewujudkan sasaran yang diinginkan” (Wahab, 1997:3)

Kebijakan mengandung suatu unsur tindakan untuk mencapai tujuan.


Umumnya tujuan tersebut ingin dicapai oleh seseorang, kelompok ataupun

Halaman | 3 - 6
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
pemerintah. Kebijakan tentu mempu nyai hambatan-hambatan tetapi harus
mencari peluang-peluang untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan . M.Irfan
Islamy juga mengemukakan pengertian kebijakan dalam bukunya yang
berjudul Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Kebijakan adalah
suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan tindakan-tindakan yang
terarah (Islamy, 1997:14).

Berdasarkan pengertian di atas suatu kebijakan berisi suatu program


untuk mencapai tujuan, nilai-nilai yang dilakukan melalui tindakan-
tindakan yang terarah. Wiliiam N. Dunn menyebut istilah kebijakan publik
dalam bukunya yang berjudul Analisis Kebijakan Publik, pengertiannya sebagai
berikut:

“Kebijakan Publik (Public Policy) adalah Pola ketergantungan yang


kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung,
termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh
badan atau kantor pemerintah” (Dunn, 2003:132)

Kebijakan diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat untuk mencapai


tujuan yang telah disepakati bersama. Menurut Fredrickson dan Hart kebijakan
adalah:

“Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh


seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu sambil
mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan / mewujudkan sasaran
yang diinginkan” (Fredrickson dan Hart dalam Tangkilisan, 2003:12)

Adapun menurut Woll kebijakan merupakan aktivitas pemerintah untuk


memecahkan masalah di masyarakat baik secara langsung maupun melalui
berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat (Woll dalam
Tangkilisan, 2003:2). Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

Halaman | 3 - 7
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
kebijakan merupakan tindakan-tindakan atau keputusan yang dibuat oleh
pemerintah, dimana tindakan atau keputusan dimaksud memiliki pengaruh
terhadap masyarakatnya.

Kebijakan sebenarnya telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-


hari, istilah kebijakan seringkali disamakan dengan istilah kebijaksanaan.
Jika diuraikan terdapat perbedaan antara kebijakan dengan kebijaksanaan.
Adapun pengertian kebijaksanaan lebih ditekankan kepada pertimbangan
dan kearifan seseorang yang berkaitan dengan dengan aturan-aturan yang ada.
Sedangkan kebijakan mencakup seluruh bagian aturan-aturan yang ada
termasuk konteks politik, karena pada dasarnya proses pembuatan kebijakan
sesungguhnya merupakan suatu proses politik. Menurut M. Irafan Islamy
berpendapat bahwa:

“Kebijaksanaan memerlu kan pertimbangan-pertimbangan yang lebih jauh


lagi (lebih menekankan kepada kearifan seseorang), sedangkan kebijakan
mencakup aturan-aturan yang ada di dalamnya sehingga policy lebih
tepat diartikan sebagai kebijakan, sedangkan kebijaksanaan
merupakan pengertian dari kata wisdom”. (Islamy, 1997:5).

Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan pada dasarnya suatu tindakan


yang mengarah kepada tujuan tertentu dan bukan hanya sekedar keputusan
untuk melakukan sesuatu. Kebijakan seyogyanya diarahkan pada apa yang
senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin
dilakukan oleh pemerintah. Menurut Brian W. Hogwood and Lewis A. Gunn
secara umum kebijakan dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

1. Proses pembuatan kebijakan merupakan kegiatan perumusan hingga


dibuatnya suatu kebijakan.
2. Proses implementasi merupakan pelaksanaan kebijakan yang sudah
dirumuskan.

Halaman | 3 - 8
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
3. Proses evaluasi kebijakan merupakan proses mengkaji kembali implementasi
yang sudah dilaksanakan atau dengan kata lain mencari jawaban apa yang
terjadi akibat implementasi kebijakan tertentu dan membahas antara cara yang
digunakan dengan hasil yang dicapai (Lewis A. Gunn dalam Tang kilisan,
2003:5).

Dengan adanya pengelompokan tersebut, maka akan


memudahkan untuk membuat suatu kebijakan dan meneliti kekurangan apa
yang terjadi. Adapun menurut Woll terdapat tingkatan pengaruh dalam
pelaksanaan kebijakan yaitu:

1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan dari tindakan pemerintah


yang bertujuan untuk mempengaruhi kehidupan rakyat.
2. Adanya output kebijakan dimana kebijakan yang diterapkan untuk melaku kan
pengaturan/penganggaran, pembentu kan person il dan membuat regulasi
dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan rakyat.
3. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang
mempengaruhi masyarakat. (Woll dalam Tangkilisan, 2003:2).

Halaman | 3 - 9
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN

3.2. KONSEPSI TENTANG PAJAK


3.2.1. Pengertian Pajak
Menurut rochmat sumitro (1988:12)
”Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-
Undang (yang dapat di paksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra
prestasi) yang langsung dapat di tunjukkan dan yang di gunakan untuk
membayar pengeluaran umum”.“Dapat di paksakan” mempunyai arti, apabila
utang pajak tidak di bayar,utang tersebut di tagih dengan kekerasan, seperti
surat paksa, sita, lelang dan sandera. dengan demikian, ciri-ciri yang melekat
pada pengertian pajak adalah sebagai berikut.

1. Pajak di pungut berdasarkan Undang-Undang


2. Jasa timbal tidak di tunjukkan secara langsung
3. Pajak dipungut oleh pemerintah,baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
4. Dapat di paksakan (bersifat yuridis)

 Menurut Brotodiharjo,R (1982:2) :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada negara (yang dapat di paksakan) yang
terutang oleh wajib pajak membayarnya berdasarkan peraturan-
peraturan,dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat di
tunjuk dan yang dapat di gunakan untuk membiayai pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah”.

 Pajak Daerah
Menurut Tony Marsyahrul (2004:5) :
“Pajak daerah adalah pajak yang di kelolah oleh pemerintah daerah (baik
pemerintah daerah TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil di

Halaman | 3 - 10
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
pergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah
(APBD)”.

Menurut Mardiasmo, (2002:5) : “Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan


oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di gunakan untuk membiayai penyelenggarakan pemerintah
daerah dan pembangunan daerah”.

Pajak daerah menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang


Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3.2.2. Jenis-Jenis Pajak Daerah


1. Jenis-Jenis Pajak Daerah
 Berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang pajak daerah,
jenis-jenis pajak daerah adalah sebagai berikut :
a) Pajak Hotel.
b) Pajak Restoran.
c) Pajak Hiburan.
d) Pajak Reklame.
e) Pajak Penerangan Jalan.
f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.
g) Pajak Parkir.
h) Pajak Air Tanah.
i) Pajak Sarang Burung Walet.

Halaman | 3 - 11
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

3.2.3. Karakteristik Pajak Daerah


1. Pajak Hotel“
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.”.
Hotel adalah : “Bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat
menginap/istirahat, memperoleh pelayanan atau fasilitas lainnya dengan di
pungut bayaran, termasuk bangunan yang lainnya yang mengatur,di kelolah
dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan
perkantoran”.
Pengusaha hotel ialah : “Perorangan atau badan yang menyelenggarakan
usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama
pihak lain yang menjadi tanggungannya”.
Objek pajak adalah : “Setiap pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di hotel, Objek pajak berupa :
a. Fasilitas penginapan seperti gubuk pariwisata (cottage), Hotel, wisma,
losmen dan rumah penginapan termasuk rumah kost dengan jumlah
kamar 15 atau lebih menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan.
b. Pelayanan penunjang antara lain : Telepon, faksimilie, teleks, foto copy,
layanan cuci, setrika, taksi dan pengangkut lainnya disediakan atau
dikelolah hotel.
c. Fasilitas Olahraga dan hiburan
 
Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran atas pelayanan hotel. Wajib pajak hotel adalah : “Pengusaha
hotel”. Dasar pengenaan adalah : “Jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada hotel dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10%, Masa pajak I (satu)
bulan takwim, jangka waktu lamanya pajak terutang dalam masa pajak
pada saat pelayanan di hotel.

Halaman | 3 - 12
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN

2. Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran
Objek Pajak yaitu setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di
restoran. Subjek pajak orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran atas pelayanan restoran, Wajib pajak rastoran yaitu Pengusaha
restoran dan tarif pajak di tetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
3. Pajak Hiburan
Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.
Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan dan/atau
keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.
4. Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame
Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang bentuk dan corak
ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,
menganjurkan, mempromosikan dan untuk menarik perhatian umum
terhadap barang, jasa, orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca,
didengar, dirasakan dan/atau dinikmati oleh umum.
5. Pajak Penerangan Jalan
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik
yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di
dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.
Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan
sebagaimana dimaksud di dalam peraturan perundang-undangan di bidang
mineral dan batubara.

Halaman | 3 - 13
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
7. Pajak Parkir
Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan
jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor.
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara.
8. Pajak Air Tanah
Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah.
Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah.
9. Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan
dan/atau pengusahaan sarang burung walet.
Burung Walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia
fuchliap haga, collocalia maxina, collocalia esculanta dan collocalia linchi.
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh
orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan
usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan.
Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman
serta laut wilayah kabupaten/kota.
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut.
Nilai Jual Objek Pajak yang selanjutnya disingkat NJOP adalah harga rata-
rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan
bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui

Halaman | 3 - 14
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN
perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis atau nilai perolehan
baru atau NJOP pengganti.

3.3. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK


Sistem pemungutan pajak yang dilakukan oleh daerah saat ini dibagi
atas 3, yaitu sebagai berikut: (1). Sistem Official Assesment; Pemungutan yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.
Sistem ini dilakukan dengan memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk
menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD); (2). Sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak terutang atau tetapkan oleh Kepala Daerah.
Dalam sistem ini pajak dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu
ditetapkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk. Ciri-cirinya sebagai
berikut : (a). Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri, (b). Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor
dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, (c). Fiskus tidak campur dan
hanya mengawasi; (3). Sistem With Holding; Sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak
yang berangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak. Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak atau
dipungut oleh pemungut pajak. Dalam sistem ini pengenaan pajak dipungut
oleh pemungut pajak pada sumbernya.

Halaman | 3 - 15
LAPORAN PENILAIAN INDIVIDU OBJEK KHUSUS
PT. CEMINDO GEMILANG KABUPATEN LEBAK
PENDAHULUAN

3.4. PENILAIAN INDIVIDUAL OBJEK KHUSUS


Penilaian Individual Objek Khusus Pajak Adalah suatu penaksiran dan
pendapat atas nilai dasar suatu harta/kekayaan oleh seorang penilai yang
didasari interprestasi dari fakta-fakta dan keyakinan pada waktu atau tanggal
tertentu.
Teori penilaian adalah suatu proses estimasi dari harga suatu properti
yang paling mungkin terjadi yang akan dibayar berdasarkan suatu kondisi pasar
tertentu sesuai dengan tanggal penilaian. Lebih lanjut DR. Murray menyatakan
bahwa penilaian adalah seni menghubungkan harga barang-barang dan jasa-
jasa yang memperlihatkan karakteristik masing-masing.
Agar supaya dapat membuat estimasi searah dengan perkembangan
ekonomi makro dan ekonomi mikro, maka penilaian yang dilakukan harus
dengan mempertimbangkan aspek makro dan aspek mikro yang mempengaruhi
pasar tertentu serta parameter atau faktor yang secara signifikan
mempengaruhi nilai yang diwujudkan oleh analisis faktor secara formal. Namun
dalam praktek hal tersebut tidak terlalu dipertimbangkan, karena proses
estimasi harga pasar merupakan bagian yang tersulit dalam prosedur penilaian
yang benar. Padahal dengan digunakannya harga pasar maka nilai yang
dihasilkan benar-benar sesuai dengan mekanisme pasar, yaitu permintaan dan
penawaran sehingga terhindar dari nilai properti yang direkayasa seperti
window dressing. Dalam hal penilaian dengan tujuan untuk pengenaan PBB,
maka ditentukan terlebih dahulu Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

Halaman | 3 - 16

Anda mungkin juga menyukai