Anda di halaman 1dari 16

PT.

CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

BAB II
KETENTUAN TEKNIS DAN BAHAN

PASAL 1
RENCANA KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-sama dengan penyedia barang/jasa,
perencana, pengawas teknis, suku dinas teknis dan instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun
rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian/kontrak.
b. Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan, adalah :
1) Organisasi kerja.
2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil.
5) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan.
6) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja.
7) Penyusunan program mutu proyek.

2. Penggunaan Program Mutu


a. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan disepakati
pengguna barang/jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lapangan.
b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
1) Informasi pengadaan barang/jasa.
2) Organisasi Proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang.jasa.
3) Jadwal pelaksanaan.
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
5) Prosedur instruksi kerja.
6) Pelaksana kerja.

3. Pemeriksaan Bersama
a. Pada tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-sama dengan
penyedia barang/jasa melakukan pemeriksaan bersama.
b. Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia peneliti pelaksanaan
kontrak.

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 6


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

PASAL 2
ORGANISASI PELAKSANA LAPANGAN

1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/ kontrak, penyedia
barang/jasa harus membuat organisasi pelaksana lapangan, dengan pemberian tugas, fungsi, dan
wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-masing.
2. Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing-masing,
sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi perusahaan penyedia barang/jasa yang
bersangkutan.
3. Untuk Pelaksanaan Pekerjaan/Proyek penyedia barang/jasa menunjuk penanggung jawab lapangan (Kepala
Proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
4. Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para
penanggung jawab lapangan, di luar pekerjaan/proyek yang bersangkutan.

5. Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab lapangan harus berada di lapangan
pekerjaan kecuali berhalangan/sakit dan Penyedia barang/jasa harus menunjuk/menempatkan penggantinya
apabila yang bersangkutan berhalangan.

6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, maka
Pengguna Anggaran berhak memerintahkan kepada Penyedia barang/jasa supaya segera mengganti
dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.

PASAL 3
TENAGA KERJA LAPANGAN

1. Penyedia barang/jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja trampil dan berpengalaman, sesuai keahliannya
dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana memadai.
3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak mengganggu lingkungan,
untuk para tenaga kerja yang tinggal sesmentara di lokasi pekerjaan/proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk daftar tenaga kerja
yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 7


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

PASAL 4
TENAGA AHLI PELAKSANA DILAPANGAN

1. Daftar Personil
Pesonil Inti untuk Pekerjaan Tersebut Diatas Sekurang-kurangnya Terdiri dari:

NO JABATAN JUMLAH PENDIDIDKAN SKA/SKT PENGALAMAN


PERSONIL MINIMUM MINIMUM MINIMUM
A. Tenaga Ahli
1 Project Manager 1 S1 Arsitek / Sipil SKA MADYA 10
2 Site Manager ARS/SIPIL 1 S1 Arsitek / Sipil SKA MADYA 8
3 Site Manager ME 1 S1 Mesin / Listrik SKA MADYA 8
4 TA. Arsitek 1 S1 Arsitek SKA MUDA 4
5 TA. Sipil 1 S1 Sipil SKA MUDA 4
6 TA. Mekanikal 1 S1 Mesin SKA MUDA 4
7 TA. Elektrikal 1 S1 Listrik SKA MUDA 4
8 K3 1 S1 Sertifikat K3 3

B. Terampil
1 Pelaksana Gedung 2 STM SKT 6
2 Pelaksana Mesin 1 STM SKT 4
3 Pelaksana Listrik 1 STM SKT 4
4 Pelaksana Plumbing 2 STM SKT 4
5 Drafter 2 STM / SMU SKT 3

C. Tenaga LAin
1 Sekertasris Proyek 1 D3 Ijazah, Ktp 4
2 Adm Proyek 1 SMU Ijazah, Ktp 3
3 Komputer 1 S1 Informatika Ijazah, Ktp 2

PASAL 5
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Latar Belakang
1. Selama masa pekerjaan,kontraktor/ pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan di lokasi
pekerjaan,setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan disuatu tempat yang
sudah ditentukan.
2. Kontraktor/pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,sehat dan cukup
ditempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
3. Kontraktor/pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor/pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,bahan dan peralatan
teknis serta konstruksi yang diserahkan kepada pemberi tugas.

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 8


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

5. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan,maka kontraktor/ pemborong harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
6. Selama pembangunan berlangsung,kontraktor/ pemborong wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
atau alat keselamatan kerja (Peralatan K3) bagi para pekerja,guna mengurangi resiko kecelakaan pada
saat kerja.
7. Apabila terjadi kecelakaan, kontraktor/ pemborong secepat mungkin memberitahukan kepada
konsultan pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
8. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor/pemborong wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (Fire Extinguiser) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang- kurangnya 4
(empat) buah tabung.Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
9. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor
30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men 1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 bagi tenaga kerja borongan Harian Lepas pada kontraktor maupun
induk maupun sub kontraktor yang melaksanakan proyek, pihak kontraktor/ pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada PEMBERI TUGAS
10. Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung potensi bahaya, sehingga dalam
memberi perlindungan keselamatan kerja kepad pekerja diperlukan syarat-syarat keslamatan dan
kesehatan kerja yang sangat tinggi. Tahapan dalam konstruksi bangunan berhubungan dengan seluruh
tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Diantara tahapan yang ada yakitu pekerjaan penggalian,
pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja, dan pembongkaran.
Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja pekerja dapat jatuh dari
ketinggian tertentu dari permukaan tanah, terperosok, tertimpa material bangunan.
Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran bangunan adalah pekerja dapat tertimpa
atau runtuhnya bangunan, terperosok dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah.

2. Dasar Hukum
a. Undang-undang Dasar 1945
b. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan
d. Surat keputusan besama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No
Kep174/Men/1986 dan No 104/Kpts/1986 tentang K3 Tempat Kegiatan Kontruksi
Bangunan

3. Pengertian/Istilah
Istilah-istilah tentang K3 kontruksi dan sarana bangunan:
a. Kontruksi bangunan
b. Tempat kerja kegiatan kontruksi bangunan
c. Sarana bangunan

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 9


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

d. Perancah bangunan
e. Kontraktor
f. Sub Kontraktor
g. Pekerja Kontruksi beton
h. Tahapan pekerjaan kontruksi bangunan, yang mengunakan bahan bangunan
i. Pekerjaan konstruksi baja
j. Pekerja penggali
k. Pekerja Pondasi
l. Wajib lapor pekerja konstruksi bangunan
m. Kepala proyek
n. Scaffolder adalah pekerja pemasang, penguna dan pembongkar perancah
o. Safety officer adalah pekerja yang melaksanakan K3 di bidang konstrusi bangunan
p. Ahli K3 kontruksi
q. Instalasi: lift orang, lift barang, listrik, penyalur petir, plambing, tata udara Penanganan
bahan

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan


Dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja pada tempat proyek atau konstruksi, para pelaksana
konstruksi wajib melaksanakan syarat-syarat teknis keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi


1. Pekerjaan penggalian
Ketentuan Umum:
• Stabilitas tanah harus diuji dahulu sebelum dilakukan penggalian
• Melakukan pemeriksaan atas segala instalansi bawah tanah
• Prasarana umum harus dimatikan atau diputuskan alirannya, apabila tidak bisa maka
prasarana tersebut harus dipagari, ditarik ke atas atau dilindungi
• Tanah harus dibersihkan dari pohon, batu besar dan rintangan lain
• Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah pekerjaan terputus melebihi
1 hari, setelah setiap peledakan, ada longsoran, ada kerusakan pada konstruksi
penyangga dan hujan lebat.
• Jalan keluar masuk yang aman
• Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu terjal
• Harus ada konstruksi penyangga yang cukup
• Ada penerangan yang cukup
• Galian bebas dari air
• Ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri
• Tidak ada yang diizinkan masuk ruang bawah tanah yang belum diuji bebas gas

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 10


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

• Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali penyelamat dan alat- alat
pernapasan
• Ventilasi mekanis harus disediakan
• Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi runtuhnya bangunan
Persyaratan K3 pada pekerjaan penggalian :
• Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan kemiringan tertentu, biasanya 45 derajat
• Penggalian diatas 1,2 m harus dipasang perancah bai yang terbuat dari kayu

• Penggalian tidak boleh dilakuakn pada batas bangunan atau suatu struktur.
• Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari pinggir galian
• Tanah hasil galian atau sampah galian tidak diletakkan di tepi galian
• Meletakkan Stopblock di lokasi tempat kendaraan menurunkan material ke dalam galian
• Tersedia penerangan yang cukup
• Pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang prosedur penggalian
• Menggunakan pelindung kepala dan kaki saat penggalian berlangsung
• Melakukan koordinasi dengan instansi lain mengenai instalansi llistrik, gas, air dsb

• Tidak menggunakan alat penggalian mesin (excavator) pada jarak 50 cm dari pipa gas

2. Pekerjaan Pondasi
Persyaratan Umum:
• Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang kuat, diberi tali atau rantai penguat
secukupnya dan tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik
• Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca

• Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau semacamnya

3. Pengerjaan Beton
Persyaratan Umum
• Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas lainnya
harus didasarkan pada gambar rencana
• Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan
pembangunan, termasuk data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya.

4. Pekerjaan Konstruksi Baja


Persyaratan umum
• Penjaminan keselamatan pekerja dengan penyediaan dan pemakaian tangga, gang,
peralatan kerja tetap, pelataran kerja, tali pengaman dan sabuk pengaman serta jaring
pengaman

• Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan dikopel secukupnya

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 11


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana Bangunan


1. Perancah
Peraturan umum
• Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak bias dikerjakan secara
aman dalam ketinggian
• Perancah hanya dapat dibuat dan dirubah oleh pengawas yang ahli.
2. Pelataran Tempat Kerja
Peraturan umum
• Semua perancah harus dilengkapi dengan platform untuk bekerja
• Pelataran paling sedikit dari tepi luarnya berjarak 60 cm dari sisi dinding bangunan
• Penyediaan tempat yang bebas dari rintangan dan timbunan
• Pelataran bekerja harus menggunakan papan pengaman kakai berukuran tebal min
2,5 cm dan lebar min 15 cm

• Harus benar-benar berkonstruksi kuat

5. Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan


a. Wajib Lapor Pekerjaan/Proyek Konstruksi Bangunan
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada
direktur atau pejabat yang ditunjuk
b. Akte Pengawasan Ketenagakerjaan Proyek Konstruksi Bangunan
1. Pengertian
Terdiri dari: data pelaksana konstruksi/pengawas-perencana konstruksi, data teknis proyek,
berita acara pemeriksaan, kartu pemeriksaan dan lembaran pemeriksaan.
2. Batasan
Tempat kerja/pekerjaan konstruksi bangunan dengan waktu proyek 6 bulan atau lebih harus
diterbitkan akte ini dan akte harus diserahkan Pelaksana Konstruksi kepada Pemberi
Tugas/Pemilik setelah proyek selesai
3. Pengesahan Akte
1. Setelah meneliti wajib lapor pekerjaan proyek/konstruksi bangunan
2. Melakukan pemeriksaan K3 proyek oleh pengawas spesialis K3 konstruksi
3. Menerbitkan akte pengawasan
4. Melakukan pemeriksaan berkala, sampai proyek selesai.

6. Perancah
Perancah adalah pelataran kerja atau platform yang dibuat sementara dan digunakan sebagai

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 12


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

penyangga tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan kerja.


Jenis-jenis perancah:
1. Perancah frame
2. Perancah kayu bulat
3. Perancah pipa
4. Perancah tiang tunggal dengan lantai kerja menggunakan plat
5. Perancah tiang tunggal dengan bracket
6. Perancah bergerak
7. Perancah kuda-kuda
8. Perancah persegi
9. Perancah gantung
10. Perancah tupang sudut
11. Perancah mekanik

Yang harus diperhatikan dalam keselamatan kerja perancah:


a. Pemeriksaan dan pengujian
Merupakan proses riksa dan uji secara sistematis terhadap keadaan fisik dari suatu objek
konstruksi bangunan perancah, yang bertujuan untuk menilai kelayakan kondisi perancah.

b. Pengesahan
Setiap perancah yang digunakan harus memiliki pengesahan penggunaan perancah dari Kantor
Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota/Kabupaten setempat, tetapi sebelumnya harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian:
1. Pemeriksaan pertama
Terdiri dari pemeriksaan dokumen teknik dan pemeriksaan lapangan
2. Pemeriksaan berkala

7. Plambing/Pemipaan
a. Fungsi instalansi plambing:
1. penyediaan air bersih
2. membuang air kotor
b. Jenis-jenis plambing
1. Instalansi plambing air bersih
2. Instalansi plambing air kotor
3. Instalansi plambing air hujan
c. Pemeriksaan dan pengujian
Objek pemeriksaan dan pengujian adalah instalansi pipa penyalur, tangki, hydrostos, alat- alat
perlengkapan dan pengaman

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 13


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

d. Pengesahan
Sebelum instalansi plambing dipakai, pemilik mengajukan permohonan pengesahan penggunaan
kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota. Sebelum dikeluarkan pengesahan, harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian pertama.

8. Penanganan Bahan
Ada beberapa jenis untuk menangani bahan baik dalam mengangkut, mengangkat, memindahkan
maupun menyimpan bahan. Penanganan bahan dapat berjalan dengan aman dan selamat jika
dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku, termasuk juga cara penyimpanannya.
Cara menyimpan atau menempatkan material tersebut harus disesuaikan dengan jenis material
dan tanda-tanda khusus yang diperlukan harus dipasang.

9. Peralatan Bangunan
1. Instalansi lift barang
2. Instalansi lift orang
3. Instalansi listrik
4. Instalansi penyalur petir

5. Instalansi tata udara

PASAL 6
BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat
perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan oleh penyedia barang/jasa.

2. Bahan/Material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :


a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, RKS, gambar dan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan tersebut
untuk mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
d. Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan peralatan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang ditetapkan.

3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari lokasi/lapangan
proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 14


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum atau telah mendapat persetujuan,
ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, maka penyedia barang/jasa
wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.

5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi di pasaran, maka penyedia
barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan
tertulis dari pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.

6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) di atas tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan pekerjaan.

7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan proyek, adalah menjadi tanggung
jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan cara penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu
mobilisasi kerja di lapangan.

PASAL 7
PERALATAN PELAKSANA DILAPANGAN

1. Daftar Peralatan
Peralatan Utama Yang harus Disediakan Untuk Pekerjaan Ini Sekurang-kurangnya

NO NAMA PERALATAN VOLUME KAPASITAS


MINIMUM
A.
1 Genset 1 unit 50 KVA
3 Truck 1 unit 3 m³
4 Pick up 1 unit 1 m³
5 Mesin Bored Pile 2 unit 25 m¹
6 Bar Cutter 1 unit 250 watt
7 Bar Bender 1 unit 250 watt
8 Pompa Air Jet Pump 2 unit 250 watt
9 Submersibel Pump 2 unit 5 hp
10 Mesin Las 1 unit 500 watt
11 Theodolite 1 unit
12 Stamper 1 unit 300 Mpa
13 Scafolding 1500 set
14 Molen / Mixser 2 unit 1 m³
15 Perlatan K3 100 set 100 set
16 Pipe Stell Cutter 2 unit 250 watt
17 Compresor 1 unit
18 Vibrater 2 unit
19 Jaring Pengaman 1000 m²

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 15


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

PASAL 8
MOBILISASI
1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
d. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.

2. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
diterbitkan SPMK.

PASAL 9
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Penyedia barang/jasa wajib membuat jadual pelaksanaan pekerjaan secara rinci,yang terdiri dari:
a. Time schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan bobot untuk setiap
minggunya.
b. Pada time schedule dilengkapi pula dengan kurva “S”.
c. Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek yang memiliki kompleksitas tinggi harus dilengkapi dengan network
planning.

2. Jangka waktu jadual pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat perjanjian/kontrak.

3. Jadual pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan realisasinya.

4. Jadual pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah
penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk dapat diperiksa/disetujui oleh pengawas teknis dan
disahkan oleh pengguna barang/jasa.

5. Jadual pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan salah satunya ditempel di ruangan rapat proyek.

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 16


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

PASAL 10
LAPORAN HASIL PEKERJAAN

1. Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktifitas kegiatan
pekerjaan di lapangan dicatat di dalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan
berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.

b. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :


1) Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan.
2) Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.
3) Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan.
4) Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
5) Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.
6) Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan disi oleh penyedia barang/jasa, dan diperiksa oleh
pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap
perlu dan disetujui oleh pengguna barang/jasa.
d. Penyedia barang/jasa harus mentaati dan melaksanakan selaku pelaksana proyek, terhadap instruksi,
arahan dan petunjuk yang diberikan Pengawas Teknis dalam Buku Harian Lapangan (BHL).
e. Jika Penyedia barang/jasa tidak dapat menerima / menyetujui pendapat / perintah pengawas harus
mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
f. Penyedia barang/jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri atau yang
diperintahkan oleh pengawas teknis maupun Pemimpin Proyek.

2. Laporan minggguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hal
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.

3. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hal kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 17


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

PASAL 11
FOTO PROYEK

1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, pengguna barang/jasa dengan menugaskan kepada
penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.

2. Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas Teknis, disusun dalam 4 (empat)
tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan,
yaitu sebagai berikut :

Bobot Papan nama proyek, keadaan lokasi, galian pondasi


Tahap I
0% - 25% dan pasangan pondasi
Bobot
Tahap II Pekerjaan Struktur/Konstruksi
25% - 50%
Bobot
Tahap III Pekerjaan Atap/Finishing
50% - 75%
Bobot
Tahap IV Pekerjaan Finishing/Detail/Seluruh Pekerjaan Selesai
75% - 100%

3. Foto proyek tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat pengambilan angsuran
sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing adalah untuk :
a. Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh konsultan :
1) Satu set untuk Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman Pemerintah Daerah Kota Tangerang
Selatan.
2) Satu set untuk Pengguna Anggaran.
3) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
4) Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis.

b. Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman Pemerintah
Daerah Kota Administrasi yang bersangkutan :
1) Satu set untuk Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman Pemerintah Daerah Kota Tangerang
Selatan.
2) Satu set untuk Pengguna Anggaran.
3) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
4) Satu set untuk Kepala Unit/Satuan Kerja yang bersangkutan.

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 18


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk Pengawas
Teknis atau Pengguna Anggaran.
5. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan penempatan dalam
album disahkan oleh Pengguna Anggaran, untuk teknis penempelan/penempatan dalam album ditentukan
oleh Pengawas Teknis.
6. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3 (tiga) kali.

PASAL 12
PERBEDAAN UKURAN

1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan skala, maka
ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.

2. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau Perencana.

PASAL 13
SARANA PENUNJANG PROYEK

1. Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan sementara seperti, los kerja
bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan. Penyedia barang/jasa juga harus
menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis, dengan jumlah sesuai
kebutuhan.

2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya oleh penyedia barang/jasa,
serta terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.

3. Sarana penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara pagar pengaman dan perlengkapannya serta
pompa kerja, adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang
dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.

4. Pada prinsipnya penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan kerja pembantu yaitu : air, aliran listrik,
pompa air, beton molen, vibrator, alat-alat pemadam kebakaran, dll.

5. Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak disebut dan
dinyatakan dalam peraturan dan syarat-syarat (RKS) maupun dalam gambar tetap menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa.

6. Untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, tanah dan halaman akan diserahkan kepada penyedia barang/jasa
dalam keadaan sedemikian rupa, dengan ketentuan jika pelaksanaan pekerjaan telah selesai, segala

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 19


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

kerusakan yang terjadi di atas tanah/halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran/got, tanaman
dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia barang/jasa
yang bersangkutan.

7. Setelah penyedia barang/jasa mendapat batas-batas daerah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
pasal ini, maka penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di
daerahnya meliputi :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja maupun tidak
disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah/keliru.
c. Kehilangan-kehilangan.

8. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas penyedia barang/jasa diizinkan untuk mengadakan
pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam
hari dan sebagainya.

9. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas-bekas
bongkaran dan alat-alat lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis/Pengguna
Anggaran.

PASAL 14
PAPAN NAMA PROYEK

1. Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini dipancangkan di lokasi proyek pada
tempat yang mudah dilihat umum.

2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan dicabut
kembali setelah mendapat persetujuan Pengguna Anggaran.

3. Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran, isi dan warnanya diatur dalam peraturan pemerintah daerah
yang berlaku.

4. Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama proyek dibuat multiplek tbl. 9 mm dengan ukuran 60x90 cm (finish digital printing).
b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan kondisi lapangan.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam..

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 20


PT. CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN

Logo PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Logo


Pemda Unit :…………………………………………. unit
TANGSEL
Nama : ………………………………………..
Kegiatan : ……………………………………….. Perencana : …………….
Kode : ……………………………………….. Pengawas :……………..
Rekening : ………………………………………..
Tahun : ………………………………………..
Spesipikasi Umum Proyek :
Anggaran : ………………………………………..
………………………………
Volume : ………………………………………..
Biaya : ………………………………………..
No SPMK : ………………………………………..
60 cm Pelaksana Mulai :…………………
PT/CV : ……………………………………….. Selesai :…………………
NOMOR : ………………………………………..
TDR : ………………………………………..
Kualifikasi : ………………………………………..
Alamat : ………………………………………..
Masayarakat dapat Menyampaikan Informasi
Direksi :…..……………
Kepada : ……………………………………….. Telp/Fax :………………..
Telp/fax : ………………………………………..

90 cm

(RKS) Syarat dan Ketentuan Teknis dan Bahan BAB II - 21

Anda mungkin juga menyukai