CIPTA RANCANG MANDIRI DED SDN PAKU JAYA 02 KOTA TANGERANG SELATAN
BAB II
KETENTUAN TEKNIS DAN BAHAN
PASAL 1
RENCANA KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN
3. Pemeriksaan Bersama
a. Pada tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-sama dengan
penyedia barang/jasa melakukan pemeriksaan bersama.
b. Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia peneliti pelaksanaan
kontrak.
PASAL 2
ORGANISASI PELAKSANA LAPANGAN
1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/ kontrak, penyedia
barang/jasa harus membuat organisasi pelaksana lapangan, dengan pemberian tugas, fungsi, dan
wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-masing.
2. Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing-masing,
sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi perusahaan penyedia barang/jasa yang
bersangkutan.
3. Untuk Pelaksanaan Pekerjaan/Proyek penyedia barang/jasa menunjuk penanggung jawab lapangan (Kepala
Proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
4. Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para
penanggung jawab lapangan, di luar pekerjaan/proyek yang bersangkutan.
5. Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab lapangan harus berada di lapangan
pekerjaan kecuali berhalangan/sakit dan Penyedia barang/jasa harus menunjuk/menempatkan penggantinya
apabila yang bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, maka
Pengguna Anggaran berhak memerintahkan kepada Penyedia barang/jasa supaya segera mengganti
dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.
PASAL 3
TENAGA KERJA LAPANGAN
1. Penyedia barang/jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja trampil dan berpengalaman, sesuai keahliannya
dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana memadai.
3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak mengganggu lingkungan,
untuk para tenaga kerja yang tinggal sesmentara di lokasi pekerjaan/proyek.
4. Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk daftar tenaga kerja
yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.
PASAL 4
TENAGA AHLI PELAKSANA DILAPANGAN
1. Daftar Personil
Pesonil Inti untuk Pekerjaan Tersebut Diatas Sekurang-kurangnya Terdiri dari:
B. Terampil
1 Pelaksana Gedung 2 STM SKT 6
2 Pelaksana Mesin 1 STM SKT 4
3 Pelaksana Listrik 1 STM SKT 4
4 Pelaksana Plumbing 2 STM SKT 4
5 Drafter 2 STM / SMU SKT 3
C. Tenaga LAin
1 Sekertasris Proyek 1 D3 Ijazah, Ktp 4
2 Adm Proyek 1 SMU Ijazah, Ktp 3
3 Komputer 1 S1 Informatika Ijazah, Ktp 2
PASAL 5
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Latar Belakang
1. Selama masa pekerjaan,kontraktor/ pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan di lokasi
pekerjaan,setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan disuatu tempat yang
sudah ditentukan.
2. Kontraktor/pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,sehat dan cukup
ditempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
3. Kontraktor/pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor/pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,bahan dan peralatan
teknis serta konstruksi yang diserahkan kepada pemberi tugas.
5. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan,maka kontraktor/ pemborong harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
6. Selama pembangunan berlangsung,kontraktor/ pemborong wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
atau alat keselamatan kerja (Peralatan K3) bagi para pekerja,guna mengurangi resiko kecelakaan pada
saat kerja.
7. Apabila terjadi kecelakaan, kontraktor/ pemborong secepat mungkin memberitahukan kepada
konsultan pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
8. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor/pemborong wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (Fire Extinguiser) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang- kurangnya 4
(empat) buah tabung.Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
9. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor
30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men 1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 bagi tenaga kerja borongan Harian Lepas pada kontraktor maupun
induk maupun sub kontraktor yang melaksanakan proyek, pihak kontraktor/ pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada PEMBERI TUGAS
10. Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung potensi bahaya, sehingga dalam
memberi perlindungan keselamatan kerja kepad pekerja diperlukan syarat-syarat keslamatan dan
kesehatan kerja yang sangat tinggi. Tahapan dalam konstruksi bangunan berhubungan dengan seluruh
tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Diantara tahapan yang ada yakitu pekerjaan penggalian,
pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja, dan pembongkaran.
Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja pekerja dapat jatuh dari
ketinggian tertentu dari permukaan tanah, terperosok, tertimpa material bangunan.
Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran bangunan adalah pekerja dapat tertimpa
atau runtuhnya bangunan, terperosok dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah.
2. Dasar Hukum
a. Undang-undang Dasar 1945
b. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan
d. Surat keputusan besama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No
Kep174/Men/1986 dan No 104/Kpts/1986 tentang K3 Tempat Kegiatan Kontruksi
Bangunan
3. Pengertian/Istilah
Istilah-istilah tentang K3 kontruksi dan sarana bangunan:
a. Kontruksi bangunan
b. Tempat kerja kegiatan kontruksi bangunan
c. Sarana bangunan
d. Perancah bangunan
e. Kontraktor
f. Sub Kontraktor
g. Pekerja Kontruksi beton
h. Tahapan pekerjaan kontruksi bangunan, yang mengunakan bahan bangunan
i. Pekerjaan konstruksi baja
j. Pekerja penggali
k. Pekerja Pondasi
l. Wajib lapor pekerja konstruksi bangunan
m. Kepala proyek
n. Scaffolder adalah pekerja pemasang, penguna dan pembongkar perancah
o. Safety officer adalah pekerja yang melaksanakan K3 di bidang konstrusi bangunan
p. Ahli K3 kontruksi
q. Instalasi: lift orang, lift barang, listrik, penyalur petir, plambing, tata udara Penanganan
bahan
• Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, tali penyelamat dan alat- alat
pernapasan
• Ventilasi mekanis harus disediakan
• Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi runtuhnya bangunan
Persyaratan K3 pada pekerjaan penggalian :
• Tepi penggalian atau saluran harus dibuat dengan kemiringan tertentu, biasanya 45 derajat
• Penggalian diatas 1,2 m harus dipasang perancah bai yang terbuat dari kayu
• Penggalian tidak boleh dilakuakn pada batas bangunan atau suatu struktur.
• Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari pinggir galian
• Tanah hasil galian atau sampah galian tidak diletakkan di tepi galian
• Meletakkan Stopblock di lokasi tempat kendaraan menurunkan material ke dalam galian
• Tersedia penerangan yang cukup
• Pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang prosedur penggalian
• Menggunakan pelindung kepala dan kaki saat penggalian berlangsung
• Melakukan koordinasi dengan instansi lain mengenai instalansi llistrik, gas, air dsb
• Tidak menggunakan alat penggalian mesin (excavator) pada jarak 50 cm dari pipa gas
2. Pekerjaan Pondasi
Persyaratan Umum:
• Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang kuat, diberi tali atau rantai penguat
secukupnya dan tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik
• Lantai kerja dan tempat kerja operator harus terlindungi dari cuaca
• Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja atau semacamnya
3. Pengerjaan Beton
Persyaratan Umum
• Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas lainnya
harus didasarkan pada gambar rencana
• Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari mengenai kemajuan
pembangunan, termasuk data yang mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya.
• Kerangka baja yang sedang dipasang harus disangga dan dikopel secukupnya
6. Perancah
Perancah adalah pelataran kerja atau platform yang dibuat sementara dan digunakan sebagai
b. Pengesahan
Setiap perancah yang digunakan harus memiliki pengesahan penggunaan perancah dari Kantor
Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota/Kabupaten setempat, tetapi sebelumnya harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian:
1. Pemeriksaan pertama
Terdiri dari pemeriksaan dokumen teknik dan pemeriksaan lapangan
2. Pemeriksaan berkala
7. Plambing/Pemipaan
a. Fungsi instalansi plambing:
1. penyediaan air bersih
2. membuang air kotor
b. Jenis-jenis plambing
1. Instalansi plambing air bersih
2. Instalansi plambing air kotor
3. Instalansi plambing air hujan
c. Pemeriksaan dan pengujian
Objek pemeriksaan dan pengujian adalah instalansi pipa penyalur, tangki, hydrostos, alat- alat
perlengkapan dan pengaman
d. Pengesahan
Sebelum instalansi plambing dipakai, pemilik mengajukan permohonan pengesahan penggunaan
kepada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota. Sebelum dikeluarkan pengesahan, harus dilakukan
pemeriksaan dan pengujian pertama.
8. Penanganan Bahan
Ada beberapa jenis untuk menangani bahan baik dalam mengangkut, mengangkat, memindahkan
maupun menyimpan bahan. Penanganan bahan dapat berjalan dengan aman dan selamat jika
dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku, termasuk juga cara penyimpanannya.
Cara menyimpan atau menempatkan material tersebut harus disesuaikan dengan jenis material
dan tanda-tanda khusus yang diperlukan harus dipasang.
9. Peralatan Bangunan
1. Instalansi lift barang
2. Instalansi lift orang
3. Instalansi listrik
4. Instalansi penyalur petir
PASAL 6
BAHAN DAN PERALATAN
1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat
perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan oleh penyedia barang/jasa.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari lokasi/lapangan
proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum atau telah mendapat persetujuan,
ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, maka penyedia barang/jasa
wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi di pasaran, maka penyedia
barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan
tertulis dari pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) di atas tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan pekerjaan.
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan proyek, adalah menjadi tanggung
jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan cara penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu
mobilisasi kerja di lapangan.
PASAL 7
PERALATAN PELAKSANA DILAPANGAN
1. Daftar Peralatan
Peralatan Utama Yang harus Disediakan Untuk Pekerjaan Ini Sekurang-kurangnya
PASAL 8
MOBILISASI
1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
d. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.
2. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
diterbitkan SPMK.
PASAL 9
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Penyedia barang/jasa wajib membuat jadual pelaksanaan pekerjaan secara rinci,yang terdiri dari:
a. Time schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan bobot untuk setiap
minggunya.
b. Pada time schedule dilengkapi pula dengan kurva “S”.
c. Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek yang memiliki kompleksitas tinggi harus dilengkapi dengan network
planning.
2. Jangka waktu jadual pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat perjanjian/kontrak.
3. Jadual pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan realisasinya.
4. Jadual pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah
penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk dapat diperiksa/disetujui oleh pengawas teknis dan
disahkan oleh pengguna barang/jasa.
5. Jadual pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan salah satunya ditempel di ruangan rapat proyek.
PASAL 10
LAPORAN HASIL PEKERJAAN
1. Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktifitas kegiatan
pekerjaan di lapangan dicatat di dalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan
berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.
c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan disi oleh penyedia barang/jasa, dan diperiksa oleh
pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap
perlu dan disetujui oleh pengguna barang/jasa.
d. Penyedia barang/jasa harus mentaati dan melaksanakan selaku pelaksana proyek, terhadap instruksi,
arahan dan petunjuk yang diberikan Pengawas Teknis dalam Buku Harian Lapangan (BHL).
e. Jika Penyedia barang/jasa tidak dapat menerima / menyetujui pendapat / perintah pengawas harus
mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
f. Penyedia barang/jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri atau yang
diperintahkan oleh pengawas teknis maupun Pemimpin Proyek.
2. Laporan minggguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hal
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
3. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hal kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
PASAL 11
FOTO PROYEK
1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, pengguna barang/jasa dengan menugaskan kepada
penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
2. Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas Teknis, disusun dalam 4 (empat)
tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan,
yaitu sebagai berikut :
3. Foto proyek tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat pengambilan angsuran
sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing adalah untuk :
a. Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh konsultan :
1) Satu set untuk Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman Pemerintah Daerah Kota Tangerang
Selatan.
2) Satu set untuk Pengguna Anggaran.
3) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
4) Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis.
b. Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman Pemerintah
Daerah Kota Administrasi yang bersangkutan :
1) Satu set untuk Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman Pemerintah Daerah Kota Tangerang
Selatan.
2) Satu set untuk Pengguna Anggaran.
3) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
4) Satu set untuk Kepala Unit/Satuan Kerja yang bersangkutan.
4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk Pengawas
Teknis atau Pengguna Anggaran.
5. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan penempatan dalam
album disahkan oleh Pengguna Anggaran, untuk teknis penempelan/penempatan dalam album ditentukan
oleh Pengawas Teknis.
6. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3 (tiga) kali.
PASAL 12
PERBEDAAN UKURAN
1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan skala, maka
ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau Perencana.
PASAL 13
SARANA PENUNJANG PROYEK
1. Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan sementara seperti, los kerja
bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan. Penyedia barang/jasa juga harus
menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis, dengan jumlah sesuai
kebutuhan.
2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya oleh penyedia barang/jasa,
serta terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
3. Sarana penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara pagar pengaman dan perlengkapannya serta
pompa kerja, adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang
dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
4. Pada prinsipnya penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan kerja pembantu yaitu : air, aliran listrik,
pompa air, beton molen, vibrator, alat-alat pemadam kebakaran, dll.
5. Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak disebut dan
dinyatakan dalam peraturan dan syarat-syarat (RKS) maupun dalam gambar tetap menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
6. Untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, tanah dan halaman akan diserahkan kepada penyedia barang/jasa
dalam keadaan sedemikian rupa, dengan ketentuan jika pelaksanaan pekerjaan telah selesai, segala
kerusakan yang terjadi di atas tanah/halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran/got, tanaman
dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia barang/jasa
yang bersangkutan.
7. Setelah penyedia barang/jasa mendapat batas-batas daerah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
pasal ini, maka penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di
daerahnya meliputi :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja maupun tidak
disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah/keliru.
c. Kehilangan-kehilangan.
8. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas penyedia barang/jasa diizinkan untuk mengadakan
pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam
hari dan sebagainya.
9. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas-bekas
bongkaran dan alat-alat lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis/Pengguna
Anggaran.
PASAL 14
PAPAN NAMA PROYEK
1. Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini dipancangkan di lokasi proyek pada
tempat yang mudah dilihat umum.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan dicabut
kembali setelah mendapat persetujuan Pengguna Anggaran.
3. Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran, isi dan warnanya diatur dalam peraturan pemerintah daerah
yang berlaku.
4. Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama proyek dibuat multiplek tbl. 9 mm dengan ukuran 60x90 cm (finish digital printing).
b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan kondisi lapangan.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam..
90 cm