Anda di halaman 1dari 25

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAGIAN 1
UMUM

1. Peraturan-peraturan Teknis

Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat- Syarat
(RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan- peraturan di bawah ini, termasuk segala
perubahan dan tambahannya, yaitu :
1.1. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan ;
1.2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan ;
1.3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Lembaga ;
1.4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Lembaga ;
1.5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015
tentang tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi ;
1.6 Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor : 02/ SE/ Db/ 2018 Tentang Spesifikasi Umum 2018 untuk
Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
1.7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
tentang tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia ;
1.8. Peraturan-Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat,
yang berkaitan dengan pelaksanaan bangunan.

2. Penjelasan Gambar Bestek Dan RKS.


2.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu:
2.1.1. Gambar Bestek, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
2.1.2. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).
2.1.3. Berita Acara Penunjukan.
2.1.4. Surat Keputusan Pimpinan Unit tentang Penunjukan Pelaksana Pekerjaan.
2.1.5. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
2.1.6. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
2.1.7. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
2.2. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana anggaran biaya
(RAB), gambar bestek dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk
penambahan/pengurangan atau perubahan yang tercantum dalam berita acara
Aanwijzing.
2.3. Bila terdapat perselisihan antara RAB, rencana gambar bestek dengan rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat-syarat.
2.4. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar bestek yang satu dengan rencana
gambar bestek yang lainnya, maka diambil rencana gambar bestek yang ukuran
skalanya lebih besar.
2.5. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan, sehingga
menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera
dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana dan
keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.
BAGIAN II
PENDAHULUAN

1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Kegiatan : Rekonstruksi Jalan

Sub Kegiatan : Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota

Paket : Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan Sp.

Cihideunggirang – Cihirup (DAK Reguler)

Lokasi : Kalimanggis, Cidahu dan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

2. Mulai Kegiatan
2.1. Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani dan dikeluarkan kegiatan
pekerjaan Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan Sp. Cihideunggirang –
Cihirup (DAK Reguler) harus sudah dimulai,
2.3. Kontraktor diharuskan membuat papan nama proyek sesuai dengan persyaratan yang
berlaku dan harus dipasang paling lambat 7 hari setelah dimulai pekerjaan.

3. Bangsal Konsultan Pengawas dan Bangsal Kerja / Gudang

3.1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas dengan menggunakan


bahan-bahan sederhana seperti usuk, lantai papan, dinding papan/plywood, atap seng
dan pintu yang harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan
ventilasi/penerangan. Bangsal tersebut tidak menyatu dengan bangsal atau gudang
kontraktor.
3.2. Bangsal Konsultan Pengawas tersebut harus diperlengkapi dengan:
3.2.1. Dua buah meja tulis ukuran 80 cm x 120 cm.
3.2.2. Dua buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis.
3.2.3. Satu set meja kursi tamu.
3.2.4. Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm.
3.2.5. Sebuah meja besar yang berukuran 120 cm x 240 cm, untuk keperluan
pertemuan/rapat di lapangan.
3.2.6. Pada meja besar harus dilengkapi dengan kursi panjang yang sesuai dengan
kebutuhan rapat/pertemuan di lapangan.
3.2.7. Sebuah ruang toilet dan dapur kecil sederhana dengan cukup persediaan air
bersih.
3.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerja dan gudang untuk menyimpan
bahan-bahan/material dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci
yang baik/kuat untuk keamanan bahan/perlengkapan.
3.4. Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang, akan
ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
3.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap di lokasi
bangunan, sebelum pekerjaan dimulai atau 10 hari sesudah SPMK diterima. Setelah
selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan perlengkapannya menjadi milik Pemberi
Tugas.
3.6. Pembongkaran bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi
Tugas.

4. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedulle)


4.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot
pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan
bahan/material dan tenaga kerja.
4.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, maka Pelaksana Kontraktor
mempunyai kewajiban:
- membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui/disetujui
oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
- membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang yang harus
diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
- membuat daftar yang memuat pemasukan bahan/material yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan bangunan pada pasal 1.
4.3. Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas.
4.4. Rencana Kerja (Time Sehedule), harus sudah selesai dibuat oleh Kontraktor, paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima.
4.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak 4
(empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada
dinding bangsal kerja.
4.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana
kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan.
5. Tenaga Kerja Lapangan Kontraktor

Pengalaman
Tingkat
Porsenil yang kerja Profesi
No Pendidikan
dibutuhkan profesional Keahlian
/ Ijazah
(Tahun)
Ahli
Manager
Manajemen
1 S1 Sipil Proyek 4 Tahun
Proyek
(1 Orang)
(602)
Manager Ahli Teknik
S1 teknik
2 Pelaksanaan 4 Tahun Jalan
Sipil
(1 Orang) (202)

Manager
S1/D3 /
3 Keuangan 2 Tahun -
Sederajat
(1 Orang)

Sertifikat
4 S1 Ahli K3 3 Tahun
Ahli K3

Bila dikemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Proyek dan
Konsultan Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu
melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut
dan harus memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi
kelancaran pekerjaan.

6. Bahan / peralatan
6.1. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan antara
lain :
Unit
Nama Peralatan Spesifikasi (Jumlah)
Generator Set 350 KVA 1 Unit
Compressor 5000 CPM (L/M) 1 Unit
Asphalt Finisher 10 ton 1 Unit
Tandem Roller 8 -10 Ton / 74 HP 1 Unit
P. Tyre Roller 8 -10 Ton / 91 HP 1 Unit
Truck Mixer 5 m3 3 Unit

6.1.1 Sebelum berkontrak, Rekanan diwajibkan melakukan pembuktian fisik


peralatan yang dilampirkan pada dokumen penawaran
6.1.2 Sebelum peralatan didatangkan ke lokasi Proyek, maka Pelaksana harus
memeriksa kelayakan/uji mesin dari peralatan yang digunakan tersebut, bila
layak dan sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
Lapangan maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah menurut keperluan
Proyek.
6.1.3 Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan
bangunan agar supaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu
yang disediakan. Alat-alat tersebut berupa Theodolit, waterpass, Peralatan
Tukang dan alat-alat berat/ringan lainmya yang sangat diperlukan.
6.1.4. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat
digunakan, maka harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek.
6.1.5. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi
lampu merah yang cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalu-
lintas/menimbulkan kecelakaan, atau alat lainnya menurut petunjuk
Konsultan Pengawas.
6.2. Daftar Bahan/material yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan antara lain :
Nama Bahan/Material Satuan
Beton Ready mix M3
Pasir Pasang M3
Pasir Beton M3
Semen PC Zak
Agregat Kasar M3
Agregat Kls A M3
Hotmix AC-BC Ton
Hotmix AC-WC Ton

6.2.1 Sebelum bahan/material didatangkan ke lokasi Proyek, maka Pelaksana harus


memberikan contoh bahan/material kepada Konsultan Pengawas Lapangan
dan bila sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
Lapangan maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang besar menurut
keperluan Proyek. Mengenai jumlah contoh bahan/material yang diberikan
dapat dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas.
6.2.2 Mendatangkan bahan/material untuk pelaksanaan Proyek, harus tepat pada
waktunya dan kwalitasnya harus sesuai dengan yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
6.2.3 Bahan/material yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh
Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling
lambat 24 jam sesudah surat pernyataan penolakan dikeluarkan.
6.2.4 Bahan/material yang berada dilokasi Proyek dan akan digunakan untuk
pelaksanaan bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.

7. Keamanan Proyek
7.1. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan.
7.2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
7.3. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
kebakaran yang siap digunakan dan ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis
dan mudah dicapai.
8. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
8.1. Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi
dalam pelaksanaan paket pekerjaan ini adalah
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun
2020 tentang tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui
Penyedia
8.2 Membuat Prarencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak

PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN


.................................
KERJA KONTRAK
Logo & Nama Perusahaan
(PRA – RK3K)

1. KEBIJAKAN K3
(Berupa pernyataan Direktur Utama atas nama perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dalam melaksanakan kegiatan konstruksi)

2. PERENCANAAN
1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya
Jenis/Type Identifikasi Jenis Bahaya &
No. Pengendalian
Pekerjaan Risiko K3
1 2 3 4

1 Pekerjaan 1. Kecelakaan dan gangguan Pengendalian Risiko K3


Mobilisasi dan kesehatan tenaga kerja akibat a) Menyediakan kantor
Demobilisasi tempat kerja kurang lapangan dan tempat tinggal
memenuhi syarat; pekerja yang memenuhi
2. Kecelakaan dan gangguan syarat;
kesehatan pekerja akibat b) Menyediakan lahan, gudang
penyimpanan peralatan dan dan bengkel yang memenuhi
bahan atau material kurang syarat;
memenuhi syarat; c) Pelaksanaan pembongkaran
3. Kecelakaan dan gangguan bangunan, instalasi serta
kesehatan pekerja akibat pembersihan tempat kerja
penyimpanan peralatan dan dan pengembalian kondisi
bahan atau material kurang harus memenuhi syarat.
memenuhi syarat kecelakaan
atau gangguan kesehatan
akibat kegiatan
pembongkaran tempat kerja,
peralatan dan perlengkapan,
pembersihan dan
pengembalian kondisi yang
kurang baik.

2. Pekerjaan 1. Bahaya akibat tidak tersedia Pengendalian Risiko K3


pengaturan lalu jalan masuk bagi penduduk di a) Penyediaan jalan masuk
lintas permukiman sepanjang sementara ke permukiman
danyang berdekatan dengan yang aman dan nyaman;
lokasi pekerjaan; b) Bangunan sementara dan
2. Kecelakaan akibat bangunan rambu-rambu harus
sementara dan rambu-rambu terpelihara agar tetap aman
rusak dan tidak berfungsi; dan dalamkondisi pelayanan
3. Bahaya akibat bahan dan yang memenuhi persyaratan;
kotoran yang tidak terpakai c) Pembersihan atas bahan-
berceceran sehingga lalu bahan yang tidak terpakai
lintastidak aman
2 Pekerjaan 1. Kecelakaan terkena alat gali Pengendalian Risiko K3
pasangan batu (cangkul, balencong dll.) a) Jarak antara penggali harus
dengan mortar akibat jarak antar penggali dijaga agar selalu pada jarak
untuk selokan dan terlaludekat; yang aman;
saluran air 2. Bahaya akibat lereng galian b) Bila penggalian dilakukan
longsor. pada malam hari harus
3. Luka terkena mortar dan batu menggunakan lampu
jatuh, penerangan yangcukup;
4. Luka terkena pecahan batu, c) Membuat dan
5. Kecelakaan akibat mempertahankan kemiringan
penempatan stok material yang stabil.
terutama batu yang tidak d) Metode pelaksanaan harus
tepat sesuai dengan persyaratan,
e) Tidak dengan sengaja
melakukan kontak langsung
dengan mortar,
f) Menempatkan batu pada
jarak yang sesuai untuk kerja,
g) Metode pemecahan dan
pembentukan permukaan
batu sesuai dengan
persyaratan,
h) Stok material harus
ditempatkan pada tempat
yang aman dan tidak
mengganggu lalulintas kerja.
3 Pekerjaan 1. Kecelakaan terkena alat gali Pengendalian Risiko K3
pasangan batu (cangkul, balencong dll.) a) Jarak antara penggali harus
untuk TPT akibat jarak antar penggali dijaga agar selalu pada jarak
terlaludekat; yang aman;
2. Bahaya akibat lereng galian b) Bila penggalian dilakukan
longsor. pada malam hari harus
3. Luka terkena mortar dan batu menggunakan lampu
jatuh, penerangan yangcukup;
4. Luka terkena pecahan batu, c) Membuat dan
5. Kecelakaan akibat mempertahankan kemiringan
penempatan stok material yang stabil.
terutama batu yang tidak d) Metode pelaksanaan harus
tepat sesuai dengan persyaratan,
e) Tidak dengan sengaja
melakukan kontak langsung
dengan mortar,
f) Menempatkan batu pada
jarak yang sesuai untuk kerja,
g) Metode pemecahan dan
pembentukan permukaan
batu sesuai dengan
persyaratan,
f) Stok material harus
ditempatkan pada tempat
yang aman dan tidak
mengganggu lalulintas kerja.
4 Pembetonan Persiapan pengecoran Pengendalian Risiko K3
1. Terjadi iritasi pada kulit, Persiapan Pengecoran
mata dan paru-paru akibat a) Terjadi iritasi pada kulit,
debu semen yang terhisap mata dan paru-paru akibat
oleh parapekerja yang debu semen yang terhisap
mengerjakan semen dan oleh parapekerja yang
beton, mengerjakan semen dan
2. Terluka oleh alat-alat beton,
pengecoran (kerekan, b) Terluka oleh alat-alat
peluncur muatan, dll), pengecoran (kerekan,
3. Kecelakaan atau terluka peluncur muatan, dll),
akibat jarak antara pekerja c) Kecelakaan atau terluka
yang satu dan lainnya tidak akibat jarak antara pekerja
dalam jarak yang aman
yang satu dan lainnya tidak
dalam jarak yang aman
Pemasangan bekisting Pemasangan bekisting
1. Luka terkena paku, kayu dan a) Para pekerja yang mengerjakan
peralatan kerja lainnya, pemasangan bekisting harus
2. Terluka oleh alat penggeser memakai sarung tangan,helm,
bekisting, sepatu boot yang sesuai dengan
3. Terjadi kecelakaan oleh standar,
pengoperasian mesin b) Apabila menggunakan
penghampar, bekisting yang bergeser maka
4. Terjadi gangguan lalu lintas harus diperhatikan alat-
alattersebut terpasang dengan
baik,
c) Operator mesin penghampar
harus sudah berpengalaman
dibidangnya,
d) Pemasangan rambu-rambu lalu
lintas serta mengatur lalu lintas
agar lalu lintas tetapberjalan
dengan lancar dengan cara
mengerjakan pekerjaan ½
bagian terlebih dahulu
Pengecoran Pengecoran
1. Terjadi gangguan fisik akibat a) Pekerja harus memakai baju
pekerja tidak memakai kerja, sarung tangan, helm,
pakaian dan peralatan topi baja, kaca matapengaman
yangsesuai dengan standar, dan sepatu yang sesuai dengan
2. Terjadi iritasi pada kulit dan standar, bila perlu untuk
mata akibat percikan adukan mencegah bahayaterhadap
yang mengandung semen, gangguan paru-paru maka
3. Terluka atau kecelakaan pekerja harus memakai alat
akibat papan acuan pengatur
pengecoran tidak kuat atau pernafasan(respirator) tutup
rusak, mulut (masker)
4. Terluka akibat terkena b) Pencampuran bahan-bahan
percikan beton pada saat kering dari beton harus
penuangan beton dari bak dilakukan pada ruang
muatan, yangtertutup, debu yang
5. Kecelakaan oleh ambruknya ditimbulkan harus dapat
beton yang sedang mengeras terbuang keluar, bila debu
akibat getaran, bahan tidak dapatterbuang keluar,
kimiaatau pembebanan, maka para pekerja harus
menggunakan alat pernapasan
yang sesuaidengan standar,
6. Terjadi kecelakaan atau c) Selama pengecoran papan
terluka oleh mesin penggetar acuan dan penumpunya harus
ketika pengecoran dilakukan, kuat dan dicegah
7. Kecelakaan ataupun terluka darikerusakan,
oleh mesin pemompa beton, d) Bila beton sedang dituang dari
8. Terjadi kecelakaan oleh bak muatan, maka pekerja
mesin penghampar dan harus berada pada jarakyang
pengaduk beton, aman terhadap setiap percikan
9. Terluka oleh mesin beton,
10. Water Tanker, e) Bila beton mulai mengeras
11. Terjadi kecelakaan pada maka harus dilindungi
orang luar /bukan pekerja terhadap arus air yang
dan penduduk yang mengalirkanbahan-bahan
sedangmelintas, kimia, dan getaran serta tidak
12. Terjadi kecelakaan pekerja boleh meletakkan beban di atas
yang melakukan pekerjaan betonyang sedang mengeras,
pada kondisi gelap atau f) Pelaksanaan penggetaran
malamhari, adukan beton harus dilakukan
13. Kecelakaan akibat papan oleh pekerja yang ahli
lantai kerja sementara roboh, dibidangnya serta menjaga
14. Kecelakaan akibat pipa agar tidak ada orang luar
penyalur beton terlepas, maupun pekerja lain yang tidak
15. Kecelakaan akibat ahliberada di tempat dimana
pembersihan pipa pemompa dilakukan pengecoran,
beton g) Operator mesin pompa beton
harus sudah berpengalaman
dan ahli dibidangnya
sertasenantiasa menjaga agar
tidak ada orang luar maupun
pekerja lain yang tidak
ahliberada di tempat dimana
dilakukan pengecoran,
h) Pengadukan dan
penghamparan beton harus
dilakukan oleh tenaga
yangberpengalaman dan ahli
dibidangnya serta selalu
menjaga agar tidak ada orang
luar maupun pekerja lain yang
tidak ahli berada di tempat
dimana dilakukan pengecoran,
i) Operator Water Tanker harus
berpengalaman dan ahli
dibidangnya serta selalu
menjagaagar tidak ada orang
luar maupun pekerja lain yang
tidak ahli berada di tempat
dimanadilakukan pengecoran,
j) Membatasi daerah pekerjaan
yang akan dilakukan
pengecoran dengan pagar
ataurambu yang informatif,
menyiapkan jalan sementara
bagi penduduk sekitar
untukmelintasi jalan,
k) Menyiapkan penerangan yang
memenuhi syarat apabila harus
bekerja pada malam hari,
l) Lantai kerja sementara yang
menahan pipa pemompa beton
harus kuat untuk
menumpupipa yang sedang
berisi dan semua pekerjaan
sekaligus pada waktu yang
bersamaan,dan mempunyai
faktor pengaman sedikitnya 4,
m) Pipa penyalur beton pompaan
harus diangker pada ujung dan
lengkung-lengkungnya,
diujung atas diberi keran
penyalur udara, terikat kuat
dengan ujung mulut
penyemprotdengan
menggunakan kerah terpakau
atau dengan cara lain dengan
kekuatan yangsebanding,
n) Bila pipa pemompa beton
sedang dibersihkan dengan air
atau udara bertekanan
tinggi,tidak boleh disambung
atau dalam keadaan terlepas.
Bila pipa pemompa
sedangdisemprot dengan udara
bertekanan tinggi maka
pekerja-pekerja yang
tidakberkepentingan harus
berada di tempat yang aman
Pelepasan bekisting Pelepasan Bekisting
1. Gangguan kesehatan dan a) Pekerja harus memakai
gangguan fisik lainnya akibat perlengkapan yang
pekerja tidak memenuhi syarat bila perlu
memakaiperlengkapan kerja untukmengatasi gangguan
yang memenuhi syarat, terhadap paru-paru pekerja
2. Luka karena tertimpa kayu, harus alat
3. Terjadi kecelakaan atau pengaturernafasan(respirator)
pekerja tertabrak oleh tutup mulut (masker),
kendaraan yang berlalu b) Pelepasan paku, baut dan
lalang, lainnya harus dilakukan
4. Terjadi gangguan lalu lintas dengan cara yang benar

5 Pekerjaan lapis Pembakaran Pengendalian Risiko K3


resap pengikat dan 1. Terluka oleh percikan aspal Pembakaran
lapis perekat panas, a) Petugas pembakar harus
2. Terluka oleh api mengenakan pakaian dan
pembakaran, perlengkapan (sepatu boot,
3. Terjadi kebakaran, sarungtangan dan masker)
4. Terjadi iritasi terhadap mata, yang sesuai dengan standar,
kulit dan paru-paru akibat b) Petugas pembakar harus
asap dan panas dari berpengalaman dan trampil
apipembakaran dan aspal, dibidangnya,
5. Terjadi kerusakan pada c) Melakukan pembakaran pada
pohon, struktur atau lokasi yang aman dari bahaya
bangunan yang berdekatan kebakaran dan
dengan lokasipembakaran, menghindaripembakaran
6. Kecelakaan atau terluka dekat dengan bahan-bahan
akibat kayu pengaduk terlalu yang mudah terbakar serta
pendek menyediakansejumlah alat
pemadam kebakaran harus
selalu disiapkan di tempat
pekerjaan,termasuk paling
sedikit dua buah ditempatkan
pada spreader
d) Menggunakan kacamata dan
masker untuk mencegah iritasi
mata dan paru-paru akibatasap
dan panas dari api pembakaran
dan aspal,
e) Menjaga api tidak terlalu besar
dan menghindari penggunaan
bahan bakar yang
mudahmeledak,
f) Pengadukan menggunakan
kayu yang panjang.
Penyemprotan Penyemprotan
1. Terluka oleh percikan aspal a) Petugas pembakar harus
panas, mengenakan pakaian dan
2. Terjadi iritasi terhadap mata, perlengkapan (sepatu boot,
kulit dan paru-paru akibat sarungtangan dan masker)
uap dan panas dari aspal, yang sesuai dengan standar,
3. Kerusakan pada pohon, b) Menggunakan kacamata dan
struktur atau bangunan yang masker untuk mencegah iritasi
berdekatan dengan lokasi mata dan paru-paru akibatasap
daripercikan aspal, dan panas dari api
4. Terluka oleh pipa alat-alat pembakaran dan aspal,
penyemprot yang panas. c) Menghindari kerusakan pada
Terluka oleh mesin pompa pohon, struktur atau bangunan
aspal.Terluka oleh tangki yang berdekatan denganlokasi
aspal, dari percikan aspal dengan
5. Terjadi gangguan lalu lintas menjaga api tidak terlalu besar
kendaraan, dan menghindaripenggunaan
6. Terjadi kecelakaan atau bahan bakar yang mudah
terluka akibat jarak antara meledak,
pekerja terlalu dekat. d) Pekerja harus terampil dan
berpengalaman dibidangnya
serta menjaga agar tidak
adaorang luar maupun pekerja
lain berada di tempat
penyemprotan sewaktu
mesinpenyemprotan dari
pompa aspal (aspal sprayer)
bekerja menyiram aspal pada
agregat dilokasi pekerjaan,
e) Memasang rambu-rambu
sementara dan mengatur lalu
lintas agar tetap berjalan
denganlancar dengan cara
mengerjakan pekerjaan ½
bagian terlebih dahulu,
f) Senantiasa menjaga jarak
yang aman antara pekerja
yang satu dengan yang lainnya
6 Pekerjaan lataston Pembersihan permukaan Pengendalian Risiko K3
lapis aus (AC-WC) perkerasan lama Pembersihan permukaan
dan (AC-BC) dan perkerasan lama
perbaikan
campuran aspal 1. Terjadi iritasi pada kulit, a) Pekerja harus memakai
panas mata dan paru-paru akibat pakaian dan perlengkapan
debu yang kering, (sepatu, kacamata dan masker)
2. Terluka oleh yangsesuai dengan standar,
3. Compressor b) Pekerja atau operator
4. waktu menyapu perkerasan Compressor harus terampil
lama, dan berpengalaman
5. Gangguan pendengaran dibidangnya,
akibat timbulnya kebisingan, c) Pekerja harus memakai tutup
6. Terjadi gangguan terhadap telinga untuk menghindari
lalu lintas kendaraan gangguan pendengaran,
d) Memasang rambu-rambu
sementara dan mengatur lalu
lintas agar tetap berjalan
denganlancar dengan cara
mengerjakan pekerjaan ½
bagian terlebih dahulu
Penyemprotan Penyemprotan
1. Terluka oleh percikan aspal a) Petugas pembakar harus
panas, mengenakan pakaian dan
2. Terjadi iritasi terhadap mata, perlengkapan (sepatu boot,
kulit dan paru-paru akibat sarungtangan dan masker)
uap dan panas dari aspal, yang sesuai dengan standar,
3. Kerusakan pada pohon, b) Menggunakan kacamata dan
struktur atau bangunan yang masker untuk mencegah iritasi
berdekatan dengan lokasi mata dan paru-paru akibatasap
daripercikan aspal, dan panas dari api
4. Terluka oleh pipa alat-alat pembakaran dan aspal,
penyemprot yang panas. c) Menghindari kerusakan pada
Terluka oleh mesin pompa pohon, struktur atau bangunan
aspal.Terluka oleh tangki yang berdekatan denganlokasi
aspal, dari percikan aspal dengan
5. Terjadi gangguan lalu lintas menjaga api tidak terlalu besar
kendaraan, dan menghindaripenggunaan
6. Terjadi kecelakaan atau bahan bakar yang mudah
terluka akibat jarak antara meledak,
pekerja terlalu dekat d) Pekerja harus terampil dan
berpengalaman dibidangnya
serta menjaga agar tidak
adaorang luar maupun pekerja
lain berada di tempat
penyemprotan sewaktu
mesinpenyemprotan dari
pompa aspal (aspal sprayer)
bekerja menyiram aspal pada
agregat dilokasi pekerjaan,
e) Memasang rambu-rambu
sementara dan mengatur lalu
lintas agar tetap berjalan
denganlancar dengan cara
mengerjakan pekerjaan ½
bagian terlebih dahulu,
f) Senantiasa menjaga jarak
yang aman antara pekerja
yang satu dengan yang lainnya
Penghamparan Penghamparan
1. Terluka oleh percikan aspal a) Petugas pembakar harus
panas,
mengenakan pakaian dan
2. Terjadi iritasi terhadap mata,
kulit dan paru-paru akibat perlengkapan (sepatu boot,
uap dan panas dari aspal,
sarungtangan dan masker)
3. Terluka oleh mesin
penghampar aspal (Finisher), yang sesuai dengan standar,
4. Terluka oleh Dump Truck
b) Menggunakan kacamata dan
sewaktu menuangkan Hotmix
ke dalam Finisher, masker untuk mencegah iritasi
5. Terjadi gangguan lalu lintas,
mata dan paru-paru akibatasap
6. Terjadi kecelakaan atau
terluka akibat jarak antar dan panas dari api pembakaran
pekerja terlalu dekat
dan aspal,
c) Menjaga agar tidak ada orang
luar maupun pekerja lain
berada di tempat
penghamparanketika mesin
penghampar aspal (Finisher)
bekerja menghampar Hotmix
di lokasipekerjaan,
d) Menjaga agar tidak ada orang
luar maupun pekerja lain
berada di tempat dimana
DumpTruck sedang
menuangkan Hotmix ke
dalam Finisher di lokasi
pekerjaan,
e) Memasang rambu-rambu
sementara dan mengatur lalu
lintas agar tetap berjalan
denganlancar dengan cara
mengerjakan pekerjaan ½
bagian terlebih dahulu,
f) Menjaga dan
mempertahankan jarak yang
aman antara pekerja yang satu
denganyang lain
Pemadatan Pemadatan
1. Terluka oleh percikan aspal a) Petugas pembakar harus
panas, mengenakan pakaian dan
2. Terjadi iritasi terhadap mata, perlengkapan (sepatu boot,
kulit dan paru-paru akibat sarungtangan dan masker)
uap dan panas dari aspal, yang sesuai dengan standar,
3. Terluka oleh mesin pemadat b) Menggunakan kacamata dan
aspal (Tandem Roller dan masker untuk mencegah iritasi
Pneumatic Tire Roller), mata dan paru-paru akibatasap
4. Terjadi kecelakaan atau dan panas dari api pembakaran
terluka akibat jarak antar dan aspal,
pekerja terlalu dekat, c) Menjaga agar tidak ada orang
5. Terjadi gangguan lalu lintas luar maupun pekerja lain
berada di tempat
pemadatanketika mesin
pemadat aspal (Tandem)
bekerja memadatkan Hotmix
di lokasi pekerjaan,
d) Mempertahankan jarak yang
aman antara pekerja yang satu
dengan yang lain,
e) Memasang rambu-rambu
sementara dan mengatur lalu
lintas agar tetap berjalan
denganlancar dengan cara
mengerjakan pekerjaan ½
bagian terlebih dahulu
7 Pekerjaan Lapis Pengupasan Pengendalian Risiko K3
Fondasi Agregat 1. Kecelakaan terperosok ke Pengupasan
Kelas A dan Kelas lubang galian, a) Memasang pengaman dan
B 2. Terjadi gangguan lalu lintas membatasi daerah galian
penduduk sekitar, dengan pagar pengaman,
3. Terjadi kecelakaan oleh sisa- b) Menyiapkan jalan sementara
sisa pengupasan akibat bagi penduduk sekitar,
pembuangan atau c) Truck pengangkut material
pembersihantempat buangan harus dalam keadaan
pengupasan tidak dilakukan tertutup,
dengan benar, d) Diadakan pengujian stabilitas
4. Terjadi longsoran tanah terutama pada tanah bagian
bagian pinggir, pinggir,
e) Tanah yang akan dikupas
harus bersih dari batu-batu
5. Kecelakaan oleh karena besar, pohon-pohon dan
batu/pohon besar yang rintanganlainnya,
merintangi pengupasan, f) Senantiasa menjaga jarak
6. Terluka oleh peralatan akibat aman antar pekerja satu dan
pekerja terlalu berdekatan, pekerja lainnya,
7. Terluka karena g) Sebelum digunakan alat berat
pengoperasian alat berat harus dicek kelayakannya,
tidak dilakukan dengan operator harus terampil
benar, danberpengalaman dan
8. Terjadi kecelakaan akibat metode pengoperasian alat
pengupasan mengenai kabel harus sesuai dengan
listrik bawah tanah ketentuan,
ataumengenai pipa gas yang h) Sebelum dilakukan
beracun, penggalian, instalasi gas, air,
9. Terjadi kerusakan pada listrik dibawah tanah harus
sarana dan prasarana utilitas dimatikanterlebih dulu, bila
umum, tidak dapat dimatikan maka
10. Terjadi gangguan lalu lintas instalasi tersebut harus
kendaraan, dipagari ataudilindungi
11. Kecelakaan akibat lubang dengan aman,
galian terisi air yang i) Sebelum dilakukan
menggenang penggalian harus dilakukan
pemeriksaan utilitas umum di
bawahtanah terlebih dahulu,
j) Dipasang rambu-rambu lalu-
lintas sementara dan
dilakukan pengaturan lalu-
lintas,
k) Menjaga agar bekas galian
selalu dalam kondisi kering
Penghamparan Penghamparan
1. Terjadi iritasi pada kulit dan a) Diadakan penyiraman
paru-paru akibat debu terhadap agregat yang telah
agregat yang kering, dihampar sebelum ditutup,
2. Terjadi kecelakaan pada saat b) Pengoperasian dump truck
dump truck menurunkan harus dilakukan oleh tenaga
agregat, terampil dan
3. Terluka oleh mesin berpengalaman,dan dijaga
penghampar (Grader) karena agar tidak ada orang lain yang
pengoperasian tidak benar, tidak berkepentingan berada
4. Terjadi kecelakaan akibat di dekat dumptruck yang
tertabrak lalu lintas sedang menurunkan agregat,
kendaraan, c) Operator mesin penghampar
harus terampil dan
5. Terjadi kecelakaan akibat berpengalaman dan
penimbunan material pengoperasian grader harus
sementara, sebelum dilakukan dengan metode
dihampar, yang benar,
6. Kecelakaan akibat tanah di d) Pemasangan rambu-rambu
pinggir bahu jalan tidak dan petugas pengatur lalu
stabil, lintas,
7. Gangguan lalu lintas e) Penimbunan material harus di
penduduk sekitar, tempat yang aman atau
8. Terjadi kecelakaan akibat material agar segera dihampar,
pengupasan mengenai kabel f) Dilakukan pemeriksaan
listrik bawah tanah stabilitas tanah terutama pada
ataumengenai pipa gas yang pinggir bahu jalan,
beracun, g) Penyediaan jalan sementara
9. Terjadi kerusakan pada bagi penduduk sekitar,
sarana dan prasarana utilitas h) Pipa bawah tanah, konduktor,
umum, dan sebagainya yang tidak
10.Terluka oleh peralatan kerja dapat dipindahkan
akibat jarak antar pekerja ataudiputuskan alirannya,
terlalu dekat harus dipagari, ditarik ke atas,
atau dilindungi,
i) Sebelum dilakukan
penggalian harus dilakukan
pemeriksaan utilitas umum di
bawahtanah terlebih dahulu,
j) Senantiasa menjaga jarak
aman antara pekerja satu dan
pekerja lainnya
Pemadatan Pemadatan
1. Terjadi iritasi pada kulit dan a) Harus dilakukan penyiraman
paru-paru oleh debu pada hamparan sebelum
pemadatan yang kering dipadatkan,
2. Terjadi gangguan lalu lintas b) Pemasangan rambu-rambu
kendaraan, lalu lintas serta penugasan
3. Terjadi gangguan lalu lintas petugas bendera pengatur
penduduk sekitar, lalulintas,
4. Kecelakaan akibat tanah c) Pembuatan jalan sementara
bagian pinggir jalan tidak bagi penduduk sekitar,
stabil, d) Dilakukan pemeriksaan
5. Terluka akibat pengoperasian stabilitas tanah terutama
mesin pemadat (grader) tidak dibagian pinggir jalan, bila
benar, perludiadakan pengujian,
e) Dilakukan pengecekan
kelayakan mesin pemadat,
6. Terjadi kerusakan pada operator harus tenaga terampil
sarana dan prasarana Utilitas danberpengalaman dan
umum, pengoperasian alat pemadat
7. Terluka oleh alat kerja akibat harus benar,
jarak antar pekerja terlalu f) Sebelum dilakukan
dekat penggalian harus dilakukan
pemeriksaan utilitas umum di
bawahtanah terlebih dahulu,
g) Senantiasa menjaga jarak
aman antara pekerja satu
dengan pekerja lainnya
Penyiraman Penyiraman
1. Terjadi gangguan kesehatan a) Air yang digunakan untuk
karena air yang digunakan menyiram harus sesuai
penyiraman tidak sehat, ketentuan (tidak berbau busuk
2. Terjadi kecelakaan dalam dll),
pengoperasian alat penyiram b) Mesin penyiram harus dalam
(Water Tanker) kondisi layak, operator harus
berpengalaman
danoperasional mesin harus
benar
11 Pekerjaan marka Pengukuran Pengendalian Risiko K3
jalan 1. Terluka akibat penggunaan Pengupasan
meteran baja tidak benar, a) Pekerja harus terampil dan
2. Kecelakaan atau tertabrak berpengalaman dibidangnya.
oleh kendaraan yang Pekerja harus
melintas, memakaipakaian dan
3. Terjadi gangguan terhadap perlengkapan seperti sarung
lalu lintas kendaraan tangan, sepatu boot dan Helm
yang sesuaidengan standar,
b) Palu yang dipakai harus
sesuai/proposional, tidak
terlalu berat maupun panjang
untukmenghindari terjadinya
kecelakaan. Menggunakan
meteran yang sesuai dengan
standar.Senantiasa selalu
menjaga jarak aman antara
pekerja satu dengan lainnya,
c) Memasang rambu-rambu pada
lokasi pekerjaan untuk
melindungi personel yang
bekerjadari kendaraan yang
melintasi proyek dan
menempatkan petugas
bendera disemuatempat
kegiatan pelaksanaan
Pembersihan permukaan Pembersihan permukaan
1. Terjadi iritasi pada kulit, a) Pekerja harus memakai
mata dan paru-paru akibat pakaian dan perlengkapan
debu dari (sepatu boot, sarung tangan,
pembersihan/penyemprotan helmdll.) yang memenuhi
permukaan standar,
perkerasan/permukaan b) Penggunaan alat-alat
jalan, pembersih permukaan
2. Terluka oleh perkerasan dilakukan oleh
Compressor/sikat mekanis orang yang ahlidan
pada waktu membersihkan berpengalaman dibidangnya.
perkerasan /permukaan Pekerja harus menggunakan
jalan, tutup telinga,
3. Kecelakaan akibat lalu c) Memasang rambu-rambu pada
lintas kendaraan, lokasi pekerjaan untuk
4. Kecelakaan akibat jarak melindungi personel yang
antar pekerja terlalu dekat bekerjadari kendaraan yang
melintasi proyek dan
menempatkan petugas
bendera disemuatempat
kegiatan pelaksanaan,
d) Selalu menjaga jarak yang
aman antara pekerja satu
dengan lainnya
Penyemprotan Penyemprotan
1. Terjadi iritasi pada kulit, a) Petugas harus mengenakan
mata dan paru-paru, pakaian dan perlengkapan
2. Terjadi luka/gatal/noda seperti, sepatu boot,
pada tangan/kaki, sarungtangan, helm, masker,
3. Kecelakaan akibat lalu kacamata dan lain-lain yang
lintas kendaraan, sesuai dengan standar,
4. Kecelakaan akibat b) Memasang rambu-rambu pada
penerangan kurang, lokasi pekerjaan untuk
5. Kecelakaan akibat melindungi personel yang
kebakaran, bekerjadari kendaraan yang
6. Terluka akibat alat melintasi proyek dan
penyemprotan/alat mekanis menempatkan petugas
pengecatan bendera disemuatempat
kegiatan pelaksanaan,
c) Jika penyemprotan dilakukan
malam hari maka harus
mempunyai penerangan
danpengamanan yang cukup,
d) Alat pemadam api harus selalu
tersedia di tempat-tempat
penyimpanan, atau di tempat-
tempat yang menggunakan cat
yang mudah terbakar,
e) Alat-alat pengecatan/
penyemprot harus
dioperasikan oleh orang yang
terampil danberpengalaman
dibidangnya

2) Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam
pelaksanaan paket pekerjaan ini adalah
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
c. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
Kep. 1974/MEN/1986 No. 104/KPTS/1986 Tentang K3 di Tempat Kegiatan
Konstruksi
d. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
e. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
tentang tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia.
3. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3
(sasaran dan Program K3 yang akan dilaksanakan, harus disusun berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan
penetapan pengendalian risiko. Sasaran harus terukur secara kualitatif maupun kuantitatif)
Sasaran K3 :
a. Tidak ada kecelakaaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-
masing
Program K3
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu,
Spanduk, Poster, pagar pengaman, jaring pengaman, dsb) secara konsisten.
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya.
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
Organisasi K3
Menyediakan petugas K3 sesuai dengan struktur organisasi yang diusulkan
Contoh :

Penanggung Jawab K3

Emergency/
P3K Kebakaran
Kedaruratan

8.2 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, Kontraktor
harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu Kontraktor
harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK) sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
8.3. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka Kontraktor
harus menyediakan sabuk pengaman kepada pekerja tersebut.
8.4. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor
harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap
digunakan apabila diperlukan.
8.5. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit
yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
8.6. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
9. Keadaan lapangan / Pengukuran Situasi
10.1. Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas pekerjaan bersama-sama dengan Kontraktor
Pelaksana. Apabila tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar, maka Kontraktor segera menyampaikan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian lebih
lanjut.
10.2. Untuk menentukan ketepatan titik awal jalan dipergunakan alat ukur theodolite
dan/atau water pas.
10.3. Untuk menentukan titik per stasiun dengan jarak per 50 m harus dipasang patok-
patok dari kayu, yang ditanamkan sedemikian rupa sehingga tidak bergerak dengan
diberi cat merah.
10.4. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengukuran situasi ini, harus diketahui
dan disetujui Unsur Bagian Proyek, Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan
Pengawas.
10. Persyaratan Tambahan Lainnya yang telah mendapat persetujuan dari Kepala
SKPD yang membidangi Konstruksi dan APIP Kabupaten Kuningan

Persyaratan Kualifikasi :
1) Surat Pernyataan bahwa akan mengikutsertakan/ memberdayakan tenaga
lokal setempat;
2) Surat Penyataan Sanggup Membayar iuran Jaminan BPJS Ketenagakerjaan
dan Bukti Bayar 3 (tiga) Bulan Terakhir, Bermaterai 10.000,-;
3) Surat Penyataan untuk tidak menuntut jika ditunjuk sebagai penyedia barang
dan atau jasa (telah berkontrak) apabila anggaran tahun berjalan atau
berikutnya tidak tersedia, Bermaterai 10.000,-;
4) Surat Pernyataan Bagi perusahaan luar Kuningan wajib memiliki NPWP
daerah yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Kuningan apabila sudah ditetapkan sebagai pemegang kontrak;
5) Melampirkan hasil evaluasi kinerja penyedia yang telah dibuat Pemberi
Pekerjaan pada Pemerintah (PPK) dengan prestasi minimal BAIK, 3 (tiga)
tahun terakhir bagi peserta yang telah berdiri lebih dari tahun;
6) Melampirkan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh kantor Akuntan
Publik tahun 2020.

2. Dan persyaratan lainnya sesuai dengan dokumen pengadaan


Melampirkan Dukungan Bahan Material berisi kesanggupan menyediakan bahan
sesuai kebutuhan, serta dilampirkan dengan legalitas / ijin usaha perusahaan
pendukung disertai dengan melampirkan SIUP perusahaan pendukung sesuai
bidang usaha
SPESIFIKASI TEKNIS

(Lampiran Spesifikasi Teknis Bina Marga Tahun 2018)

Anda mungkin juga menyukai