Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN TAMAN WISATA CURUG CIPEUTEUY DI

RESORT BANTARAGUNG
SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN)WILAYAH II
MAJALENGKA TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

Oleh:
Yudha Sujadmoko Saputra1) ,Tun Susdiyanti2), Bambang Supriono2)

Yudha Sujadmoko Saputra ,Tun Susdiyanti, Bambang Supriono. 2012


DEVELOPMENT PARKIN THE RESORT BANTAR AGUNG WATTER VALL
CIPEUTEUY NATIONAL PARK MANAGEMENT SECTION (SPTN) AREA II
MAJALENGKA MOUNTAIN NATIONAL PARK, CIREMAI
Journal Nusa Sylva Volume 12 No. 2 Desember 2012: 47-60

ABSTRAK
Taman Wisata Curug Cipeuteuy merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di Resort Bantaragung Seksi
Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah II Kabupaten Majalengka yang memiliki sumberdaya alam berupa air terjun,
hutan, sumber air dan panorama yang indah. Penelitian dilaksanakan di Curug Cipeuteuy Resort Bantaragung Seksi
Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Majalengka Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Propinsi Jawa
Barat. Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan ini adalah : 1) Menggali potensi Taman Wisata Curug Cipeuteuy sebagai
objek wisata dan sarana pendidikan. 2) Mengetahui peningkatan dan pengembangan serta pengelolaan Taman Wisata Curug
Cipeuteuy di Resort Bantaragung Taman Nasional Gunung Ciremai.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data
penelitian yaitu berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, observasi,
kuesioner (angket) dan wawancara. Teknik pengambilan sampel pengunjung dilakukan secara sistematis dengan purposive
sampling, pengambilan sampel untuk pengelola Curug Cipeuteuy dilakukan dengan sampling jenuh (sensus) dan
pengambilan sampel untuk masyarakat dilakukan dengan random sampling. Metode yang digunakan untuk menganalisa data
adalah metode analisis deskriptif dan analisis SWOT
Alternatif strategi dari kombinasi faktor kekuatan dan faktor peluang yaitu: 1) Menjaga koordinasi dan kerjasama
yang baik antara Resort Bantaragung dengan Kelurahan untuk bersama-sama memberdayakan masyarakat, 2) Mengajak
masyarakat yang belum aktif dalam kegiatan pengelolaan agar ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut, 3) Meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana pariwisata yang ada, dan 4) Meningkatkan citra tempat wisata yang bersih dan nyaman.
Kombinasi faktor kelemahan dan faktor peluang yaitu : 1) Mencari dukungan sponsor, menjalin kerjasama yang baik dengan
kelembagaan, 2) Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah, 3) Melakukan kegiatan pelatihan SDM secara intensif, 4)
Menambah sarana dan prasarana yang masih kurang, 5) Mengembangkan sistem promosi pariwisata yang efektif.
Kombinasi faktor kekuatan dan faktor ancaman yaitu : 1) Mengembangkan strategi pemasaran jasa pariwisata yang efektif,
2) Menambah personil dan fasilitas kebersihan di sekitar kawasan wisata, 3) Menumbuhkan minat cinta budaya lokal dan
mengembangkan kearifan lokal dalam pembelajaran kebudayaan masyarat setempat, 4) Mengadakan dan memperbanyak
program pelatihan kepada pengelola kawasan, dan 5) Meningkatkan peran serta masyarakat dan pemerintah. Kombinasi
faktor kelemahan dan faktor ancaman yaitu : 1) Meningkatkan peran LSM dalam mendukung pengembangan program taman
wisata Curug Cipeuteuy serta kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Kata Kunci : pengembangan, SWOT, Curug Cipeuteuy, Taman Nasional Gunung Ciremai

ABSTRACK

Yosemite waterfall Cipeuteuy Tourism is one of the attractions that are in Resort Bantaragung National Park
Management Section ( SPTN ) Majalengka II region that have natural resources in the form of waterfalls , forests , water
resources and beautiful scenery . The experiment was conducted at the waterfall Cipeuteuy Resort Bantaragung National
Park Management Section ( SPTN ) Region II Majalengka Ciremai Mountain National Park ( TNGC ) of West Java
Province . The purpose of this research was conducted : 1 ) Exploring the potential tourist park Cipeuteuy waterfall as a
tourist attraction and educational facility . 2 ) Knowing the improvement and the development and management of tourist
park at Waterfall Resort Cipeuteuy Bantaragung Ciremai Mountain National Park . Research using descriptive method with
qualitative and quantitative approaches . Visitors sampling technique is done systematically with purposive sampling ,

1) Alumni, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa


2) Dosen, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 48

sampling for managers waterfall Cipeuteuy done with saturated sampling ( census ) and sampling to the public is done with
random sampling.
The method used to analyze the data is descriptive analysis method and SWOT analysis.
Alternative strategy of a combination of factors , namely the power and opportunity factors : 1 ) Maintain good
coordination and cooperation between the Village Resort Bantaragung to empower people together , 2 ) Invite
people who have not been active in the management activities to participate in these activities , 3 ) Improving
the quality of tourism facilities and infrastructure that exist , and 4 ) Enhance the image of a tourist spot clean
and comfortable . Combination of factors , namely the weakness and opportunity factors : 1) Looking for
sponsor support , a good cooperation with institutions , 2) Cooperating with local governments , 3) To conduct
intensive training of human resources , 4) Adding infrastructure is still lacking , 5) develop effective tourism
promotion system .Combination of factors , namely the power and threat factors : 1) Develop a marketing
strategy effective tourism services , 2) Adding personnel and facility cleanliness around the tourist areas , 3)
Growing interest in local culture and develop a love of local knowledge in local masyarat cultural learning , 4)
Hold and expand training programs to area managers , and 5) Increase public participation and government .
Combination of factors , namely the weakness and threat factors : 1) Increase the role of NGOs in supporting the
development of programs and garden tours waterfall Cipeuteuy community development activities.

Keywords : development , SWOT , waterfall Cipeuteuy , Ciremai Mountain National Park

PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
A. Latar Belakang Berdasarkan latar belakang diatas
Indonesia memiliki kekayaan yang dapat dirumuskan pemasalahan sebagai
melimpah berupa sumber daya yang terdiri berikut:
atas sumber daya manusia, sumber daya alam 1. Mengetahui potensi Taman Wisata
hayati, sumber daya alam nonhayati, dan Curug Cipeuteuy di Majalengka.
sumber daya buatan. Sumber daya alam dan 2. Bagaimana strategi pengembangan
buatan yang dapat dijadikan objek dan daya Taman Wisata Curug Cipeuteuy?
tarik wisata berupa keadaan alam, flora dan
C. Tujuan Penelitian
fauna, hasil karya manusia, serta peninggalan
Tujuan dari penelitian yang
sejarah dan budaya yang merupakan modal dilaksanakan ini adalah :
bagi pengembangan dan peningkatan 1. Mengetahui peningkatan
kepariwisataan di Indonesia. potensiTaman Wisata Curug
Cipeuteuy sebagai objek wisata dan
Perubahan status kawasan hutan dari
sarana pendidikan alam.
produksi menjadi konservasi merupakan salah
2. Mengetahui peningkatan dan
satu dorongan pengelola TNGC dan
pengembangan serta pengelolaan
masyarakat dalam mengembangkan obyek
Taman Wisata Curug Cipeuteuy di
wisata alam Curug Cipeuteuy. Budaya
Resort Bantaragung Taman Nasional
masyarakat yang dulu berkebun di kawasan
Gunung Ciremai.
hutan melalui model tumpang sari oleh
Perusahaan umum Perusahaan Hutan Negara
Indonesia (PERUM PERHUTANI), saat ini D. Manfaat Penelitian
perlahan harus dihentikan. Oleh sebab itu, Manfaat yang didapat dari hasil
obyek wisata alam Curug Cipeuteuy penelitian yang dilaksanakan diantaranya :
merupakan salah satu alternatif yang 1. Memberikan gambaran potensi Taman
dikembangkan oleh pengelola TNGC dan Wisata Curug Cipeuteuy dan
masyarakat untuk dijadikan sebagai sumber memberikan masukan pada pihak
pencaharian masyarakat sekitar hutan, pengelola dalam pengelolaan TNGC
khususnya di Desa Bantaragung, Kecamatan bersama masyarakat untuk
Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Selain meningkatkan pendapatan.
dilatarbelakangi oleh desakan kebijakan 2. Lebih mengembangkan potensi Taman
tersebut, hal yang menjadi dasar Wisata Curug Cipeuteuy yang terdapat
pengembangan obyek wisata alam Curug di Resort Bantaragung dan sebagai
Cipeuteuy karena keindahan alam, udara yang bahan pertimbangan dalam
segar dan sejuk, air yang jernih dan pengelolaan TNGC, sesuai azas
keanekaragaman flora dan fauna. manfaat.

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 49

E. Kerangka Pemikiran Taman Wisata Curug Cipeuteuy

Salah satu potensi lingkungan di


kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai
yaitu Taman Wisata Curug Cipeuteuy. Taman
Identifikasi Lingkungan
Wisata Curug Cipeuteuy merupakan salah satu Wisata Alam Curug
obyek wisata yang memiliki keindahan, Cipeuteuy
keunikan dan keberagaman pesona pariwisata.
Persaingan dalam industri pariwisata yang
semakin ketat menawarkan berbagai atraksi
wisata maupun fasilitas yang menarik minat
pengunjung. Melihat hal tersebut maka Karakteristik Karakteri Faktor Faktor
pengelolaan Taman Wisata Curug Cipeuteuy Pengunjung stik Internal : Eksternal :
memerlukan strategi pengembangan yang : Persepsi, Pengelola Kekuatan Peluang
Motivasi, Kelemahan Ancaman
bijak dan relevan agar Taman Wisata Curug dan
Cipeuteuy dapat berkembang dan memiliki Aktivitas
potensi daerah yang cukup baik di masa yang
akan datang. Analisis SWOT
Dari beberapa faktor yang
mempengaruhi pengembangan Taman Wisata Analisis
Formulasi
Deskriptif
Curug Cipeuteuy diuraikan dengan melakukan Strategi
analisis SWOT. Hasil analisis tersebut x Analisis EFAS
x Analisis IFAS
memberikan sketsa yang dijadikan x Matrik SWOT
rekomendasi dalam penyusunan
pengembangan Taman Wisata Curug
Cipeuteuy di Resort Bantaragung SPTN II
Majalengka. Kerangka pemikiran disajikan Alternatif Strategi
pada Gambar 1. Pengembangan Taman
Wisata Curug Cipeuteuy

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI di lapangan. Sedangkan objek penelitian


adalah pengunjung dan pengelola objek
A. Lokasi dan Waktu Penelitian wisataCurug Cipeuteuy Resort Bantaragung
Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN)
Penelitian dilaksanakan di Curug Wilayah II Majalengka.
Cipeuteuy Resort Bantaragung Seksi C. Metode Penelitian
Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah Metode pada penelitian ini
II Majalengka Taman Nasional Gunung menggunakan metode deskriptif dengan
Ciremai (TNGC) Propinsi Jawa Barat pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
(Lampiran 1) yaitu pada bulan April sampai Instrumen yang digunakan berupa observasi,
Juli 2013. Penentuan lokasi penelitian studi literatur, wawancara dan penyebaran
dilakukan secara sengaja (purposive) kuesioner. Data yang di dapat kemudian diolah
dikarenakan karakteristik yang sesuai dengan dengan cara tabulasi data dan dianalisis
penelitian. dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan kuantitatif.
B. Alat dan Obyek Penelitian
D. Jenis Data yang Diperlukan
Untuk memperoleh data yang
Alat yang dipergunakan meliputi peta,
diperlukan, digunakan teknik pengumpulan
alat tulis, kuesioner, panduan wawancara, alat
data berupa data primer dan data sekunder
perekam dan kamera sebagai alat untuk
sebagai berikut :
mendokumentasikan data-data yang diperoleh

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 50

1. Data Primer N
Pengumpulan data primer dilakukan n
(1 Ne 2 )
dengan menggunakan kuesioner kepada
pengunjung, pengelola Curug Cipeuteuy serta dimana :
mengumpulkan data dari pihak manajemen/ J= jumlah sampel
pengelola Taman Nasional Gunung Ciremai 0= jumlah rata-rata pengunjung pertahun
(Resort Bantaragung) dengan mengadakan A= persentase kelonggaran ketidaktelitian
interview atau wawancara. Data primer ini karena kesalahan sampel yang masih
meliputi : bisa ditolerir 10%
a. Daya tarik dan potensi objek wisata, Intensitas sampling yang digunakan
meliputi flora dan fauna, fenomena dalam penelitian ini sebesar 10% dari jumlah
alam, sosial ekonomi dan budaya rata-rata pengunjung pertahun sebanyak 99
masyarakat sekitar. sampel.
b. Persepsi, motivasi dan aktivitas 1. Untuk pengunjung, pengambilan
pengunjung tentang pengembangan sampel dilakukan dengan purposive
Taman Wisata Curug Cipeuteuy sampling
Resort Bantaragung Seksi Pengelolaan 2. Untuk pengelola Resort Bantaragung
Taman Nasional (SPTN) Wilayah II dan pengelola Curug Cipeuteuy,
Majalengka. pengambilan sampel dilakukan dengan
c. Sarana dan prasarana, yang metode sensus.
menunjang kegiatan konservasi. G. Metode Pengolahan dan Analisis Data
seperti : bangunan, penunjuk arah dan Data-data yang telah diperoleh
lokasi, toilet dan air bersih, serta selanjutnya dianalisis. Analisis data yang
tempat pembuangan sampah. digunakan dalam penelitian inimeliputi
d. Data jumlah pengunjung dua tahun analisis deskripsi kualitatif dan kuantatif serta
terakhir. analisis SWOT.
2. Data Sekunder 1. Analisis Deskriptif
Data sekunder dalam penelitian ini A. Analisis Deskriptif Kualitatif
diperoleh melalui studi literatur. Selain itu Analisis deskriptif menjelaskan
juga dilakukan telaah dokumen meliputi tentang kegiatan operasional, sumberdaya
peraturan perundang-undangan yang berkaitan manusia, kondisi riil perusahaan, ragam dan
dengan kehutanan dan konservasi sumber daya potensi kawasan objek wisata alam,
alam hayati dan ekosistemnya. karakteristik pengunjung serta pengembangan
Data sekunder tersebut meliputi: sosial wisata
ekonomi masyarakat sekitar objek wisata, B. Analisis Deskriptif Kuantitatif
meliputi jumlah desa dan penduduk sekitar Khusus untuk persepsi pengunjung
objek wisata, komposisi penduduk, jenis mata analisis data secara deskriptif dalam bentuk
pencaharian penduduk, tingkat pendidikan, tabel, presentase dan skoring untuk
dan kebiasaan/budaya setempat. mengetahui angka penafsirannya. Dalam
E. Metode Pengumpulan Data penelitian ini menggunakan Jenjang 5 untuk
1. Studi Literatur kepentingan analisis secara kuantitatif, maka
2. Observasi jawaban dapat diberi skor (Sugiono, 1998).
3. Kuesioner (angket) Dengan pemberian skor tersebut, maka akan
4. Wawancara diperoleh variasi jawaban yang bergerak 1-5,
a. Pihak manajemen/pengelola Resort menurut rumus Sugiono (1998) :
Bantaragung S = Nn ± No
b. Pengelola/masyarakat Curug
Cipeuteuy Fx
c. Pengunjung
Dimana S= Interval
F. Teknik Pengambilan Sampel
Nn= Nilai tertinggi
Untuk menentukan jumlah sampel
No= Nilai terendah
dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus
Fx= banyaknya alternatif jawaban
Slovin dalam Umar (2005), yaitu :

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 51

Perhitungan ditampilkan sebagai pengaruh yang besar bagi


berikut : perkembangan Curug Cipeuteuy,
Nn ± No = 5 ± 1 = 0,8 diberi nilai +4.
Fx5 - Apabila masyarakat tergantug dan
Dari ketentuan diatas, maka tingkat mempunyai kemampuan pada aspek
kategori jawaban yang diperoleh untuk tersebut, mempunyai pengaruh yang
penelitian ini dapat di hitung dan kriteria besar bagi perkembangan Curug
penafsiran persepsi pengunjung Curug Cipeuteuy, diberi nilai +3.
Cipeuteuy disajikan pada Tabel 1. - Apabila masyarakat tergantung dan
mempunyai kemampuan pada aspek
tersebut, mempunyai pengaruh cukup
Tabel 1. Kriteria Penafsiran Persepsi besar bagi perkembangan Curug
Pengunjung Curug Cipeuteuy Cipeuteuy, diberi nilai +2.
Interval Nilai - Apabila aspek tersebut dianggap tidak
Kriteria
Sangat Buruk 1,00 - 1,80 penting bagi masyarakat tetapi penting
Buruk 1,81 - 2,61 dipertimbangkan, maka diberi nilai +1.
Biasa 2,62 - 3,42
Baik 3,43 - 4,23
b) Kelemahan dan Ancaman
Sangat Baik 4,24 - 5,04 - Apabila aspek tersebut dianggap tidak
2. Analisis SWOT berpengaruh bagi mayarakat, tetapi
Langkah-langkah analisis data dalam penting dipertimbangkan, maka diberi
analisis SWOT sebagai berikut : nilai - 1.
1) Melakukan pengklasifikasian data, faktor - Apabila masyarakat tergantung pada aspek
apa saja yang menjadi kekuatan dan tersebut dan mempunyai pengaruh cukup
kelemahan sebagai faktor internal besar terhadap perkembangan Curug
organisasi, peluang dan ancaman sebagai Cipeuteuy, maka diberi nilai - 2.
faktor eksternal organisasi. - Apabila masyarakat tergantung pada aspek
Pengklasifikasian ini menghasilkan tabel tersebut dan mempunyai pengaruh yang
informasi SWOT. besar terhadap perkembangan Curug
2) Dari hasil analisis kemudian Cipeuteuy, maka diberi nilai - 3.
diinterpretasikan dan dikembangkan - Apabila masyarakat sangat tergantung
menjadi keputusan pemilihan strategi yang pada aspek tersebut, mempunyai pengaruh
memungkinkan untuk dilaksanakan. yang sangat besar bagi perkembangan
Strategi yang dipilih biasanya hasil yang Curug Cipeuteuy maka diberi nilai - 4.
paling memungkinkan (paling positif) Selanjutnya kriteria pembobotan
dengan resiko dan ancaman yang paling didasarkan pada kontribusi yang diberikan
kecil. masing-masing faktor tersebut terhadap
1) Analisa SWOT untuk Penentuan masyarakat atau berdasarkan pengaruh faktor-
Strategi Pengembangan Taman faktor terebut pada posisi strategis masyarakat.
Wisata Curug Cipeuteuy di Resort Pemberian bobot pada masing-masing faktor
Bantaragung terebut dapat ditentukan oleh pihak
Kriteria penilaian terhadap faktor masyarakat (Witarsa, 2005). Kriteria
eksternal dan internal disajikan pada Tabel 2. pembobotan faktor internal dan eksternal
Tabel 2. Kriteria Penilaian Faktor disajikan pada Tabel 3.
Eksternal dan Internal
No.
Penilaian Kekuatan/ Penilaian Kelemahan/ Tabel 3. Kriteria Pembobotan Faktor
Peluang Ancaman
Internal dan Eksternal
Nilai (+) Keterangan Nilai (-) Keterangan Bobot Kriteria
No.
1. 4 Sangat Besar 4 Sangat 1. 0,05 Aspek ini berpengaruh
Besar 2. 0,10 Aspek ini berpengaruh dan penting untuk
2. 3 Besar 3 Besar diperhatikan
3. 2 Cukup Besar 2 Cukup 3. 0,15 Aspek ini sangat berpengaruh dan sangat
Besar penting diperhatikan
4. 1 Kecil 1 Kecil 4. 0,20 Aspek ini sangat dominan
a) Kekuatan dan Peluang 2) Pembuatan Matriks Faktor
- Apabila masyarakat sangat tergantung Strategi Internal (IFAS)
pada aspek tersebut dan mempunyai

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 52

1) Menentukan faktor-faktor yang memiliki 4) Kalikan bobot pada kolom 3 dengan rating
indikasi kekuatan dan kelemahan terhadap pada kolom 4, untuk memperoleh faktor
pengelolaan Taman Wisata Curug pembobotan dalam kolom 5, Hasilnya
Cipeuteuy dan mencantumkannya dalam berupa skor pembobotan untuk masing-
kolom 2 (Tabel 4) berikut. masing faktor yang nilainya bervariasi
2) Pada kolom 3 beri bobot masing-masing mulai dari 4,0 (outstanding) sampai
faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 dengan 1,0 (poor).
(paling penting) sampai 0,0 (tidak 5) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom
penting), berdasarkan pengaruh faktor- 5), untuk memperoleh total pembobotan
faktor tersebut terhadap posisi strategis bagi pengelolaan Taman Wisata Curug
pengelolaan Taman Wisata Curug Cipeuteuy. Nilai total ini menunjukkan
Cipeuteuy. (Semua bobot tersebut bagaimana pengelolaan Taman Wisata
jumlahnya tidak boleh melebihi total Curug Cipeuteuy tersebut bereaksi
1,00). terhadap faktor-faktor strategis
3) Hitung rating (dalam kolom 4) untuk eksternalnya.
masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 4) Pembuatan Matriks SWOT
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh Setelah selesai menyusun matriks
faktor tersebut terhadap kondisi IFAS dan EFAS, langkah selanjutnya
pengelolaan Taman Wisata Curug adalah membuat matriks SWOT, dimana
Cipeuteuy. Variabel yang bersifat positif setiap unsur SWOT yang ada dihubungkan
(semua variabel yang masuk kategori untuk memperoleh alternatif strategi.
kekuatan), diberi nilai mulai +1 sampai +4
(sangat baik). Sedangkan variabel yang HASIL DAN PEMBAHASAN
bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya A. Analisis Data Deskriptif
jika kelemahan pengelolaan Taman Wisata Analisis data tentang pengunjung,
Curug Cipeuteuy besar sekali, nilainya yaitu karakteristik, motivasi, persepsi dan
adalah 1, sedangkan jika kelemahan aktivitas pengunjung. Jawaban sampel
pengelolaan Taman Wisata Curug dikumpulkan dan dianalisis secara
Cipeuteuy di bawah rata-rata, nilainya deskriptif dalam bentuk tabel, persentase
adalah 4. serta uraian. Data karakteristik pengunjung
3) Analisa dan pembuatan matriks disajikan pada Tabel 4.
faktor strategi eksternal(EFAS)
1) Menentukan faktor-faktor yang memiliki Tabel 4. Karakteristik Pengunjung Curug
indikasi peluang dan ancaman terhadap Cipeuteuy
pengelolaan dan mencantumkannya dalam
No Parameter Jumlah Persentase
kolom 2 (Tabel 7) berikut. . (orang)
2) Memberi bobot pada masing-masing
faktor dan mencantumkannya dalam 1. Jenis Kelamin
kolom 3, mulai dari 1,0 (sangat penting) a) Laki-Laki 63 60%
b) Perempuan 36 40%
sampai dengan 0,0 (tidak penting).
3) Hitung rating (kolom 4) untuk masing- 2. Umur
masing faktor dengan memberikan skala a) 17-20 tahun 59 64%
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan b) 20-51 tahun 40 36%
1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor 3. Pendidikan
tersebut terhadap kondisi pengelolaan Tertinggi
Taman Wisata Curug Cipeuteuy. a) SD - -
Pemberian nilai rating untuk faktor b) SMP 10 10%
peluang bersifat positif (peluang yang c) SMA 65 66%
semakin besar diberi rating +4, tetapi jika d) Perguruan 21 21%
Tinggi
peluang kecil, diberi rating +1). Pemberian
e) Dan lain-lain 3 3%
nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya jika nilai ancaman sangat besar, 4. Status Perkawinan
ratingnya adalah 1, sebaliknya jika a) Menikah 10 28%
ancamannya sedikit ratingnya 4.

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 53

b) Belum Menikah 89 72% a) Ya 96 97%


b) Tidak 3 3%
5. Pekerjaan/Profesi
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013
a) 37 38%
Pelajar/Mahasiswa
b) TNI/POLRI 3 3% C. Aktivitas Pengunjung
c) 18 18% Tabel 6. Aktivitas Pengunjung Curug
Wiraswasta/Pengu
Cipeuteuy
saha No Parameter Jumlah Persentase
d) Pegawai Negeri 2 2% (orang)
Sipil 1. Kegiatan yang
e) Pegawai Swasta 28 28% dilakukan pengunjung
a) Melihat 74 75%
f) Dan lain-lain 11 11% Pemandangan Alam
6. Penghasilan per b) Pengamatan Flora 3 3%
dan Fauna
Bulan c) Belajar/ Pendidikan/ - -
a) < Rp 500.000,00 36 37% Penelitian
b) Rp 500.000,00 - 33 33% d) Fotografi 22 22%
Rp 1.500.000,00 e) Camping - -
2. Perlengkapan yang
c) Rp 1.500.000,00 17 17% dibawa pengunjung
- Rp 2.500.000,00 a) Kamera 73 74%
d) > Rp 13 13% b) Teropong - -
2.500.000,00 c) Perlengkapan 2 2%
Camping
7. Asal/Tempat d) Lainnya 24 24%
Tinggal 3. Durasi Kunjungan
a) Cirebon 73 74% a) 1-3 jam 81 82%
b) Kuningan 1 1% b) 4-6 jam 18 18%
c) 24 jam - -
c) Majalengka 20 20% d) Lebih dari 1 hari - -
d) Dan lain-lain 5 5% Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013
B. Motivasi Pengunjung D. Persepsi Pengunjung
Tabel 5. Motivasi Pengunjung Curug Persepsi pengunjung terhadap aspek
Cipeuteuy Objek Wisata Alam Curug Cipeuteuyperlu
ditelaah guna mengetahui pandangan
No. Parameter Jumlah Persentase
(orang) pengunjung terhadap aspek yang dimiliki
kawasan tersebut. Persepsi pengunjung
1. Dengan Siapa
Datang Ke tersebut meliputi persepsi terhadap
Kawasan sumberdaya wisata, kondisi sarana dan
a) Sendiri 1 1%
b) Teman 59 60%
prasarana serta kondisi aksesibilitas menuju
c) Keluarga 8 8% kawasan. Nilai rataan total ketiga unsur
d) Rombongan 31 31% tersebut merupakan nilai dari aspek yang
2. Sumber Informasi dimiliki Objek Wisata Alam Curug Cipeuteuy.
Mengenai Kawasan
a) Media Massa 3 3%
b) Papan Reklame 6 6% a. Persepsi terhadap sumberdaya wisata
c) Pihak lain 87 88% Sumberdaya wisata Objek Wisata
d) Biro Jasa 3 3%
Alam Curug Cipeuteuy yang dinilai terdiri dari
3. Tujuan Berkunjung tumbuhan, satwaliar dan suasana. Paramater
a) Ketertarikan Info 25 25%
b) Belum pernah 24 24% yang dinilai untuk sumberdaya wisata
berkunjung tumbuhan dan satwaliar adalah
c) Mudah di capai 7 7% keanekaragaman jenis, ketersediaan dan
d) Fasilitas menarik 43 44%
dan lengkap keunikan. Paramater suasana adalah kesejukan
4. Alat Transportasi udara dan kebersihan. Penilaian pengunjung
Yang Digunakan
a) Kendaraan 90 91%
terhadap kondisi sumberdaya wisata disajikan
Pribadi pada Tabel 7.
b) Angkutan Umum - -
c) Carteran - -
d) Sepeda/ Jalan 9 9%
kaki
5. Keinginan kembali
untuk berkunjung

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 54

Tabel 7. Penilaian Pengunjung Terhadap Hasil penilaian tersebut disajikan pada Tabel
Kondisi Sumberdaya Wisata 8.
No Persepsi Jmlh Persentase Angka Tabel 8. Penilaian Pengunjung Terhadap
. Pengunjung (%) Penaksiran
1. Tumbuhan Kondisi Sarana dan Prasarana
A. No. Persepsi Jmlh Persentase Angka
Keanekaraga Pengunjung (%) Penaksiran
man Jenis 1. Toilet
a. Sangat Baik 23 23.23 a. Sangat Baik 20 20.20
b. Baik 54 54.54 b. Baik 46 46.46
c. Cukup 21 21.21 4.01 c. Cukup 30 30.30 3.84
d. Buruk 1 1.01 d. Buruk 3 3.03
e. Sangat Buruk e. Sangat Buruk -
B. Keunikan 2. Pondok
a. Sangat Baik 18 18.18 a. Sangat Baik 19 19.19
b. Baik 49 49.49 b. Baik 55 55.55
c. Cukup 31 31.31 3.84 c. Cukup 23 23.23 3.91
d. Buruk 1 1.01 d. Buruk 2 2.02
e. Sangat Buruk - e. Sangat Buruk - -
2Fauna 3. Musholah
A. a. Sangat Baik 24 24.24
Keanekaragaman b. Baik 52 52.52
Jenis c. Cukup 20 20.20 3.97
a. Sangat Baik 11 11.11 d. Buruk 3 3.03
b. Baik 49 49.49 e. Sangat Buruk - -
c. Cukup 39 39.39 3.71 4. Tempat
d. Buruk - Sampah
e. Sangat Buruk - a. Sangat Baik 9 9.09
B.Keunikan b. Baik 48 48.48
a. Sangat Baik 49 49.49 c. Cukup 32 32.32 3.56
b. Baik 39 39.39 d. Buruk 10 10.10
c. Cukup 3.69 e. Sangat Buruk - -
d. Buruk 5. Jalur
e. Sangat Buruk Interpretasi
3. Suasana a. Sangat Baik 5 5.05
A. Kesejukan b. Baik 51 51.51
Udara c. Cukup 33 33.33 3.48
a. Sangat Baik 56 56.56 d. Buruk 7 7.07
b. Baik 36 36.36 e. Sangat Buruk 3 3.03
c. Cukup 7 7.07 4.49 6. Papan
d. Buruk - - Interpretasi
e. Sangat Buruk - - a. Sangat Baik 12 12.12
B.Kebersihan b. Baik 50 50.50
Kawasan c. Cukup 33 33.33 3.7
a. Sangat Baik 41 41.42 d. Buruk 4 4.04
b. Baik 43 43.43 e. Sangat Buruk - -
c. Cukup 14 14.14 4.25 Jumlah 22.46
d. Buruk 1 1,01 Rata-rata 3.74
e. Sangat Buruk - - Kategori Baik
Jumlah 23.99 Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013
Rata-rata 4
Kategori Baik
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013 c. Persepsi terhadap sarana dan
prasarana aksesibilitas Curug
b. Persepsi terhadap sarana dan Cipeuteuy
prasarana Aksesibilitas menuju Objek Wisata
Keberadaan sarana dan prasarana Alam Curug Cipeuteuy merupakan unsur yang
merupakan salah satu faktor yang mendukung juga perlu diperhatikan oleh pengelola. Baik-
aktivitas pengunjung di Objek Wisata Alam buruknya kondisi aksesibilitas dapat
Curug Cipeuteuy. Semakin baik sarana dan mempengaruhi keinginan pengunjung untuk
prasarana yang disediakan maka akan semakin datang ke kawasan tersebut. Pada Tabel 9.
memberikan kenyamanan bagi pengunjung disajikan hasil penilaian pengunjung terhadap
dalam berwisata. Oleh karena itu, untuk unsur aksesibilitas menuju kawasan. Paramater
mengetahui kondisi sarana dan prasarana yang dinilai meliputi kondisi jalan yang
Objek Wisata Alam Curug Cipeuteuy maka dilalui, kemudahan mencapai kawasan, jarak
pengunjung diminta untuk menilai kondisi tempuh, rambu penunjuk jalan dan biaya
enam jenis sarana dan prasarana yang tersedia. transportasi.

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 55

Tabel 9. Persepsi Pengunjung Tentang E.1 Faktor Internal


Aksesibilitas Curug Cipeuteuy Pemilihan faktor-faktor strategis
No. Persepsi Pengunjung Jum Persentase Angka internal dilakukan berdasarkan kekuatan dan
lah Penaksiran
(%)
kelemahan yang dimiliki oleh
1. Kondisi Jalan
a. Sangat Baik 7 7.07 masyarakat/pengelola Curug Cipeuteuy
b. Baik

c. Cukup
31

18
31.31

18.18
disajikan pada Tabel 10.
2.87
d. Buruk 28 28.28

e. Sangat Buruk 15 15.15 Tabel 10. Faktor Internal (Internal


2. Kemudahan
pencapaian kawasan
a. Sangat Baik 6 6.06
Factor Analysis Summary)
Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot
b. Baik 29 29.29
Internal x
c. Cukup 37 37.37 3.04
Rating
d. Buruk 17 17.17
(1) (2) (3) (4) (5)
e. Sangat Buruk 10 10.10

3. Jarak
Kekuatan :
a. Sangat Baik 4 4.04 1. Keunikan/ kekhasan 0.20 +4 0,8
b. Baik 26 26.26 budaya serta
c. Cukup 48 48.48
3.15 kepedulian masyarakat
d. Buruk 15 15.15 menjaga sumber
e. Sangat Buruk 6 6.06 kawasan
4. Rambu penunjuk 2. Jumlah pengunjung 0.15 +3 0,45
jalan
yang terus meningkat
a. Sangat Baik 12 12.12
3. Suasana nyaman dan 0.10 +2 0,2
b. Baik 48 48.48
keindahan alam yang
c. Cukup 28 28.28 3.58
alamiah
d. Buruk 8 8.08
4. Akses jalan yang baik 0.10 +2 0,2
e. Sangat Buruk 3 3.03
5. Adanya kelembagaan 0.15 +2 0,3
5. Biaya transportasi
dan kepengurusan
a. Sangat Baik 15 15.15
pengelolaan Curug
b. Baik 34 34.34
Cipeuteuy
c. Cukup 39 39.39
Kelemahan :
d. Buruk 7 7.07 3.5
1. Keterbatasan dana 0.05 -2 -0,1
e. Sangat Buruk 4 4.04
2. Dukungan pemerintah 0,10 -2 -0,2
Jumlah 16.14
daerah yang masih
Rata-rata 3.23
kurang
Kategori Biasa
3. Lemahnya SDM 0.05 -1 -0,05
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013 dalam pengelolaan
wisata
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai 4. Fasilitas sarana dan 0.05 -1 -0,05
prasarana masih
rata-rata total aksesibilitas menuju kawasan kurang
adalah sebesar 3.23 dengan kategori biasa. 5. Sarana promosi yang 0.05 -2 -0,1
Terdapat tiga parameter yang masuk kategori masih kurang
JUMLAH 1,00 1,45
biasa, yaitu kondisi jalan (2.87), kemudahan
pencapaian kawasan (3,04) dan jarak (3,15).
E.2 Faktor Eksternal (EFAS)
Terdapat dua parameter yang masuk kategori Pemilihan faktor-faktor strategis
baik, yaitu rambu penunjuk jalan (3.58) dan eksternal dilakukan berdasarkan peluang dan
biaya trasportasi (3.5). Hasil kuesioner ancaman diluar disajikan pada Tabel 11.
menunjukkan bahwa sebagian besar
pengunjung berasal dari Kota Cirebon (74%)
Tabel 11. Faktor Eksternal (External
dimana kendaraan yang paling banyak
Factory Analysis Summary)
digunakan adalah sepeda motor . Objek Wisata Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot
Alam Curug Cipeuteuy dapat ditempuh selama Eksternal x
± 1 jam dari Kota Cirebon. Menurut Rating
(1) (2) (3) (4) (5)
pengunjung, jarak tempuh relatif cukup dekat Peluang :
dan biaya pun tergolong murah/terjangkau. 1. Wisata Alam kedepan 0,20 4 0,8
Jalan yang dapat diakses untuk menjadi alternatif
rekreasi.
menuju Arboretum Objek Wisata Alam Curug 2. Akan dibukanya bandara 0,10 2 0,2
Cipeuteuy adalah jalan yang berada didalam dan pelabuhan di Cirebon
3. Tingginya dukungan 0,15 3 0,45
kawasan Objek Wisata Alam Curug masyarakat sekitar
Cipeuteuy. Jalan ini merupakan satu satu jalan 4. Dekat dengan jalan 0,10 3 0,3
alternatif untuk menuju kawasan. propinsi
5. Adanya kepedulian 0,10 3 0,3
masyarakat dalam
E. Analisa Pengembangan pengelolaan

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 56

Ancaman :
1. Adanya tempat rekreasi 0,05 -2 -0,1
lain yang kegiatannya
relatif lebih bervariasi Matrik SWOT menggambarkan secara jelas
2. Adanya kecenderungan 0,05 -2 -0,1 bagaimana peluang dan ancaman eksternal
perilaku pengunjung
yang dapat merusak yang dihadapi dapat disesuaikan dengan
keindahan tempat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari
rekreasi analisa SWOT tersebut muncul empat strategi,
3. Kurangnya minat 0,10 -2 -0,2
masyarakat terhadap yaitu strategi SO, ST, WO, dan WT.
budaya dan perilaku Kemudian langkah selanjutnya yaitu
yang dapat merubah
pribadi masyarakat menentukan prioritas strategi mana yang lebih
sekitar. diutamakan. Caranya dengan menjumlahkan
4. Kurangnya program 0,05 -2 -0,1 nilai kode pembobotan (hasil perkalian bobot
pelatihan dalam
pengelolaan taman dengan rating) dari tiap strategi yang telah
wisata. ditentukan dalam matrik SWOT. Total skor
5. Kurangnya integrasi 0,10 -3 -0,3
masyarakat dan
yang terbesar menjadi prioritas strategi yang
pemerintah daerah dalam paling utama dan urutan strategi selanjutnya
pengelolaan. berdasarkan urutan total skor.
JUMLAH 1,00 1,25
Untuk mengetahui strategi mana yang
menjadi prioritas untuk dilaksanakan maka
disusun alternatif strategi dalam analisis
E.3 Strategi SWOT SWOT seperti pada Tabel 14. Analisis SWOT
Penentuan strategi yang tepat dan pengembangan taman wisata Curug Cipeuteuy
sesuai bagi pengembangan taman wisata di Resort Bantaragung dengan menjumlahkan
Curug Cipeuteuy dapat dilihat dengan semua kode pembobotan yang terangkum
menggunakan diagram analisis SWOT, yaitu dalam satu strategi pengelolaan. Alternatif
menggabungkan kedua nilai tertimbang dari strategi dalam analisis SWOT disajikan pada
nilai yang diperoleh dari analisis faktor Tabel 12.
internal (IFAS) untuk sumbu horizontal dan
analisis faktor eksternal untuk sumbu vertikal
(EFAS). Pengembangan taman wisata Curug
Cipeuteuy berdasarkan diagram analisis
SWOT dapat dilihat pada Gambar 2.

BERBAGAI PELUANG

3. Mendukung 1. Mendukung strategi


strategi turn- agresif
around

KELEMAHAN
INTERNAL KEKUATAN
INTERNAL

4. Mendukung 2. Mendukung
strategi defensif strategi
diversifikasi

BERBAGAI ANCAMAN

Gambar 2. Diagram Analisis SWOT Pengembangan

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 57

Tabel 12. MatrikSWOT Pengembangan Curug Cipeuteuy

Faktor Internal Kekuatan/Strengths (S) Kelemahan/Weaknesses (W)


Faktor-faktor kekuatan internal : Faktor-faktor kelemahan internal :
1. Keunikan/kekhasan budaya serta 1. Keterbatasan dana
kepedulian masyarakat menjaga 2. Dukungan pemerintah daerah
sumber kawasan yang masih kurang
2. Jumlah pengunjung yang terus 3. Lemahnya SDM dalam
meningkat pengelolaan wisata
3. Suasana nyaman dan keindahan 4. Fasilitas sarana dan prasarana
alam yang alamiah masih kurang
4. Akses jalan yang baik 5. Sarana promosi yang masih
Faktor Eksternal 5. Adanya kelembagaan dan kurang
kepengurusan pengelolaan Curug
Cipeuteuy
Peluang/Opportunities (O) Strategi SO : Strategi WO :
Faktor peluang eksternal : 1. Menjaga koordinasi dan kerjasama 1. Mencari dukungan sponsor,
1. Wisata alam kedepan menjadi yang baik antara Resort Bantaragung menjalin kerjasama yang baik
alternatif rekreasi. dengan pengelola curug cipeuteuy dengan kelembagaan (W1, W4,
2. Akan dibukanya bandara dan untuk bersama-sama member- O1,O2,O4)
pelabuhan di Cirebon dayakan masyarakat (S1, S5, O3, 2. Melakukan kerjasama dengan
3. Tingginya dukungan masyarakat O5) pemerintah daerah (W2,
sekitar 2. Mengajak masyarakat yang belum O1,O3,O5)
4. Dekat dengan jalan propinsi aktif dalam kegiatan pengelolaan 3. Melakukan kegiatan pelatihan
5. Adanya kepedulian masyarakat agar ikut berperan serta dalam SDM secara intensif (W3,O5,O1)
dalam pengelolaan kegiatan tersebut (S1, S5, O3, O5) 4. Menambah sarana dan prasarana
3. Meningkatkan kualitas sarana dan yang masih kurang ( W4,O1,O5)
prasarana pariwisata yang ada (S2, 5. Mengembangkan sistem promosi
S4, O1, O2, O4) pariwisata yang efektif
4. Meningkatkan citra tempat wisata (W5,O3,O5)
yang bersih dan nyaman (S1, S3,
O1)
Ancaman/Threats (T) Strategi ST : Strategi WT :
Faktor ancaman eksternal : 1. Mengembangkan strategi pemasaran 1. Meningkatkan peran Pemerintah
1. Adanya tempat rekreasi lain jasa pariwisata yang efektif (S1, S2, daerah dalam mendukung
yang kegiatannya relatif lebih S3, T1)
pengembangan program taman
bervariasi 2. Menambah personil dan fasilitas
2. Adanya kecenderungan perilaku kebersihan di sekitar kawasan wisata wisata Curug Cipeuteuy serta
pengunjung yang dapat merusak (S2, T2) kegiatan pemberdayaan
keindahan tempat rekreasi 3. Menumbuhkan minat cinta budaya masyarakat
3. Kurangnya minat masyarakat lokal dan mengembangkan kearifan (W3, T4)
terhadap budaya dan perilaku lokal dalam pembelajaran
yang dapat merubah pribadi kebudayaan masyarat setempat (S1,
masyarakat sekitar. T3)
4. Kurangnya program pelatihan 4. Mengadakan dan memperbanyak
dalam pengelolaan taman wisata. program pelatihan kepada pengelola
5. Kurangnya integrasi masyarakat kawasan (S5, T4)i
dan pemerintah daerah dalam 5. Meningkatkan peran serta
pengelolaan. masyarakat dan pemerintah (S5, T5)

E.4 Alternatif Strategi awal pegellaan suatu kawasan yang akan di


Penentuan proritas alternatif strategi yang realisasikan dengan program-program
akan dijadikan sebagai pengembangan dalam penunjang.
pengelolaan Obyek Wisata Curug Cipeuteuy,
dilakukan dengan penjumlahan nilai dari Tabel 13. Alternatif Strategi
faktor SWOT yang saling berkaitan, kemudian Unsur SWOT Keterta Jumlah Ranking
N
rikan Skor
di tentukan rangking (Tabel 13). Alternatif o.
Strategi SO
strategi dengan jumlah skor tertinggi Menjaga S1, S5, 0,8 +
merupakan prioritas utama, jumlah skor kedua koordinasi dan O3, O5 0,2 +
1. kerjasama yang 0,45 + 3
tertinggi menjadi prioritas kedua, dan baik antara 0,3 =
seterusnya. Strategi yang dihasilkan menjadi Resort 1,75

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 58

Bantaragung Mengadakan dan S4, 0,2 + (-


dengan memperbanyak T4 0,1) =
Kelurahan program 0,1
4. 12
untuk bersama- pelatihan kepada
sama pengelola
memberdayaka kawasan.
n masyarakat. Meningkatkan S5, 0,3 +
Mengajak S1, S5, 0,8 + peran serta T5 0,3 = 0
5. 14
masyarakat O3, O5 0,3 + masyarakat dan
yang belum 0,45+ pemerintah.
aktif dalam 0,3=1,8 Strategi WO
kegiatan 5 Meningkatkan W3,
2. 1
pengelolaan peran Pemerintah T4
agar ikut daerah dalam
berperan serta
dalam kegiatan mendukung
tersebut. pengembangan
-0,05 +
Meningkatkan S1, T3 0,8 + (- program taman
1. (-0,1) = - 15
kualitas sarana 0,2)=0, wisata Curug 0,15
3. dan prasarana 6 10 Cipeuteuy serta
pariwisata yang kegiatan
ada. pemberdayaan
Meningkatkan S1, S3, 0,8 +
masyarakat
citra tempat O1 0,2 +
4. wisata yang 0,8 = 2
bersih dan 1,8
nyaman. Berdasarkan jumlah skor dari nilai setiap
Strategi WO
Mencari W1, (-0,1) alternatif strategi. Maka urutan yang dapat
dukungan W4,O1 +(- djadikan sebagai rencana strategi dalam
sponsor, ,O3,O2 0,05) + pengembangan Objek Wisata Alam Curug
1. menjalin 0,8 6
kerjasama yang +0,45 Cipeuteuy adalah :
baik dengan +0,2 1. Mengajak masyarakat yang belum
kelembagaan. =1,3
Melakukan W2,O1 (-0,2) +
aktif dalam kegiatan pengelolaan agar
kerjasama ,O3,O5 0,8+0,5 ikut berperan serta dalam kegiatan
2. dengan +0,3= 4 tersebut.
pemerintah 1,4
daerah. 2. Meningkatkan citra tempat wisata
Melakukan W3, (-0,05) yang bersih dan nyaman.
kegiatan O5,O1 + 0,3 + 3. Menjaga koordinasi dan kerjasama
3. 7
pelatihan SDM 0,8
secara intensif. =10,5 yang baik antara Resort Bantaragung
Menambah W4,O1 (-0,05) dengan Kelurahan untuk bersama-
sarana dan ,O5 + 0,8 + sama memberdayakan masyarakat.
4. 8
prasarana yang 0,3=
masih kurang. 10,5 4. Melakukan kerjasama dengan
Mengembangka W5, (-0,1) pemerintah daerah.
n sistem O3,O5 +0,45+ 5. Mengembangkan strategi pemasaran
5. promosi 0,3= 9
pariwisata yang 0,65 jasa pariwisata yang efektif.
efektif. 6. Mencari dukungan sponsor, menjalin
Strategi ST
Mengembangkan S1, 0,8 +
kerjasama yang baik dengan
strategi S2, 0,45 + kelembagaan.
1. pemasaran jasa S3, 0,2 + (- 5 7. Melakukan kegiatan pelatihan SDM
pariwisata yang T1 0,1) =
efektif. 1,35 secara intensif.
Menambah S2, 0,45 + (- 8. Menambah sarana dan prasarana yang
personil dan T2 0,1) = masih kurang.
fasilitas 0,35
2.
kebersihan di
13 9. Mengembangkan sistem promosi
sekitar kawasan pariwisata yang efektif.
wisata. 10. Meningkatkan kualitas sarana dan
Menumbuhkan S1, 0,8 + (-
minat cinta T3 0,2) = prasarana pariwisata yang ada.
budaya lokal dan 0,6 11. Melakukan kerjasama dengan
mengembangkan
kearifan lokal
pemerintah daerah.
3. 11 12. Mengadakan dan memperbanyak
dalam
pembelajaran program pelatihan kepada pengelola
kebudayaan
masyarat kawasan.
setempat.

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 59

13. Menambah personil dan fasilitas jalur sepeda, dan juga flying fox sebagai
kebersihan di sekitar kawasan wisata. sarana objek wisata.
14. Meningkatkan peran serta masyarakat 2. Taman Wisata Curug Cipeuteuy
dan pemerintah. sebagai taman wisata yang baru 4 tahun
15. Meningkatkan peran Pemerintah berdiri telah meningkat dan
daerah dalam mendukung pengembangannya cukup luas dengan
pengembangan program taman wisata kenaikan jumlah pengunjung yang terus
Curug Cipeuteuy serta kegiatan meningkat, untuk pengembangan
pemberdayaan masyarakat. selanjutnya perlunya dana yang cukup
Tahapan berikutanya adalah besar dan juga SDM yang mampu
menentukan tiga strategi yang menjadi mengelola kawasan wisata tersebut.
prioritas utama yaitu:
Strategi pertama, Mengajak B. SARAN
masyarakat yang belum aktif dalam kegiatan 1. Masih minimnya SDM dalam
pengelolaan agar ikut berperan serta dalam pengelolaanya sehingga banyak potensi
kegiatan tersebut. Masyarakat merupakan yang telah ada tidak dapat
element terpenting dalam pembangunan, dikembangkan secara maksimal,
dengan adanya dukungan dan juga kepedulian sehingga kedepannya perlu adanya
masyarakat sekitar kawasan, maka diharapkan penambahan SDM, terutama
masyarakat merasa memiliki sehingga dapat pengelolaan Arboretum yang kurang
ikut serta menjaga kawasan dan kelestarian terawat, karena arboretum merupakan
TNGC. salah satu aset yang bisa dimanfaatkan
Strategi kedua, Meningkatkan citra sebagai alternatif wisata pendidikan
tempat wisata yang bersih dan nyaman. Suatu alam bagi pengunjung.
kawsana wisata alam yang bersih dan nyaman 2. Atraksi wisata seperti outbond ataupun
dapat menciptakan ketenangan sehingga dapat flying fox merupakan pilihan tepat
membuat pengunjung yang datang merasa untuk dikembangakan lebih lanjut
puas dan nyaman, sehingga di harapkan berdasarkan pada jumlah pengunjung
pengunung kembali datang dan secara tidak yang didominasi oleh remaja yang suka
langsung diharapkan melakukan promosi tidak dengan petualangan dan tantangan.
langusung kepada teman ataupun keluarganya. 3. Tingkat pengetahuan masyarakat
Strategi ketiga, Menjaga koordinasi Kuningan dan majalengka akan Curug
dan kerjasama yang baik antara Resort Cipeuteuy yang kurang yang di tandai
Bantaragung dengan Kelurahan untuk dengan jumlah pengunjung yang
bersama-sama memberdayakan masyarakat. datang di dominasi dari Cirebon
Resort Bantaragun selaku pengawas dan juga (74%), sehingga perlunya suatu
pembimbing membantu masyarakat pengelola promosi yang efektif dan terencana,
Curug Cipeuteuy dalam pengelolaannya dan agar tidak hanya pengunjung dari
juga menyalurkan aspirasi dan inspirasi Cirebon saja tapi juga dari Majalengka
masyarakat untuk pengembangan Curug atapun Kuningan bahkan dari luar
Cipeuteuy sesuai dengan kebijakan kehutanan daerah Jawa Barat.
berdasarkan azas manfaat dan kelestarian. 4. Terbatasnya parkiran terutama untuk
kendaraan ronda empat menyebabkan
pengunjung yang berkeluarga jarang
KESIMPULAN DAN SARAN untuk berkunjung, sehingga di
perlukanya suatu areal khusus untuk
A. KESIMPULAN kendaraan ronda empat, yang di
1. Taman Wisata Curug Cipeteuy sebagai harapakan kedepannya jumlah
taman wisata memilik potensi berupa pengunjung yang berkeluarga
fasilitas yang lengkap, saat ini kawasan meningkat.
tersebut mempunyai arboretum dan 5. Untuk mengurangi terjadinya
dapat dijadikan tempat animal watching gangguan pengunjung terutama
sebagai sarana pendidikan alam, selain vandalisme maka perlunya pengelola
itu kawasan ini memili hiking track, membuat papan peraturan, yang
kemudian melakukan sosialisasi

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 60

terhadap penunjung serta melakukan Pedoman Pengembangan Ekowisata di


pengawasan pengunjung yang akan Daerah, Jakarta
melakukan aktivitas di Curug Peraturan Menteri Kehutanan. 2006.
Cipeuteuy. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :
P.56/Menhut-II/2006 Tentang Zonasi
Taman Nasional Menteri Kehutanan,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta
Putong, Iskandar. 2003. Teknik
Balai Taman Nasional Gunung Ciremai. Pemanfaatan Analisis SWOT Tanpa
2006. Rencana Pengelolaan Taman Skala Industri. (A-SWOT-TSI). Jurnal
Nasional Gunung Ciremai. Ekonomi dan Bisnis No. 2 Jilid 8,
Departemen Kehutanan, Kabupaten Tahun 2003
Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik
Universitas Winaya Mukti. Kuningan, Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.
Jawa Barat Gramedia Pustaka Utama
Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Soekadijo RG. 2000. Anatomi Pariwisata :
Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta Memahami Pariwisata Sebagai
Marpaung, H, dan Bahar, H. 2002. ³System Linkage´ -DNDUWD 37
Pengantar Pariwisata. Bandung: Gramedia Pustaka Utama
Alfabeta Witarsa, Caca. 2005. Analisis SWOT
Megan Epler Wood. Ecotourism Dalam Menentukan Strategi
:Principles, Practices and Policies Pengembangan Usaha Lebah Madu
For Sustainability. (Apis cerana). Skripsi. Fakultas
http://www.unep.fr/shared/publication Kehutanan. Universitas Nusa Bangsa
s/other /WEBx0137xPA/part-one.pdf. Bogor.
[13 Maret 2012]
Merg, Mike. 2007. Defining Ecoutourism.
http://untamedpath.com/Ecotourism
/defining.html [19 Maret 2013]
Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Pakpahan, Hombar. Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan dan
Ekowisata.
http://pengertiandaninfo.blogspot.com/
2013/02/pembangunan-pariwisata-
berkelanjutan.html [19 Maret 2013]
Pemerintah Republik Indonesia. 1990.
Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun
1990 Tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
Jakarta.
---------------------------------------. 1990.
Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun
1990 Tentang Kepariwisataan, Jakarta.
---------------------------------------. 1999.
Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun
1990 Tentang Kehutanan, Jakarta.
---------------------------------------. 2009.
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun
2009 Tentang Kepariwisataan, Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri. 2009.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 33 Tahun 2009 Tentang

Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2

Anda mungkin juga menyukai