RESORT BANTARAGUNG
SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN)WILAYAH II
MAJALENGKA TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI
Oleh:
Yudha Sujadmoko Saputra1) ,Tun Susdiyanti2), Bambang Supriono2)
ABSTRAK
Taman Wisata Curug Cipeuteuy merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di Resort Bantaragung Seksi
Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah II Kabupaten Majalengka yang memiliki sumberdaya alam berupa air terjun,
hutan, sumber air dan panorama yang indah. Penelitian dilaksanakan di Curug Cipeuteuy Resort Bantaragung Seksi
Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Majalengka Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Propinsi Jawa
Barat. Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan ini adalah : 1) Menggali potensi Taman Wisata Curug Cipeuteuy sebagai
objek wisata dan sarana pendidikan. 2) Mengetahui peningkatan dan pengembangan serta pengelolaan Taman Wisata Curug
Cipeuteuy di Resort Bantaragung Taman Nasional Gunung Ciremai.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data
penelitian yaitu berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, observasi,
kuesioner (angket) dan wawancara. Teknik pengambilan sampel pengunjung dilakukan secara sistematis dengan purposive
sampling, pengambilan sampel untuk pengelola Curug Cipeuteuy dilakukan dengan sampling jenuh (sensus) dan
pengambilan sampel untuk masyarakat dilakukan dengan random sampling. Metode yang digunakan untuk menganalisa data
adalah metode analisis deskriptif dan analisis SWOT
Alternatif strategi dari kombinasi faktor kekuatan dan faktor peluang yaitu: 1) Menjaga koordinasi dan kerjasama
yang baik antara Resort Bantaragung dengan Kelurahan untuk bersama-sama memberdayakan masyarakat, 2) Mengajak
masyarakat yang belum aktif dalam kegiatan pengelolaan agar ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut, 3) Meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana pariwisata yang ada, dan 4) Meningkatkan citra tempat wisata yang bersih dan nyaman.
Kombinasi faktor kelemahan dan faktor peluang yaitu : 1) Mencari dukungan sponsor, menjalin kerjasama yang baik dengan
kelembagaan, 2) Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah, 3) Melakukan kegiatan pelatihan SDM secara intensif, 4)
Menambah sarana dan prasarana yang masih kurang, 5) Mengembangkan sistem promosi pariwisata yang efektif.
Kombinasi faktor kekuatan dan faktor ancaman yaitu : 1) Mengembangkan strategi pemasaran jasa pariwisata yang efektif,
2) Menambah personil dan fasilitas kebersihan di sekitar kawasan wisata, 3) Menumbuhkan minat cinta budaya lokal dan
mengembangkan kearifan lokal dalam pembelajaran kebudayaan masyarat setempat, 4) Mengadakan dan memperbanyak
program pelatihan kepada pengelola kawasan, dan 5) Meningkatkan peran serta masyarakat dan pemerintah. Kombinasi
faktor kelemahan dan faktor ancaman yaitu : 1) Meningkatkan peran LSM dalam mendukung pengembangan program taman
wisata Curug Cipeuteuy serta kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Kata Kunci : pengembangan, SWOT, Curug Cipeuteuy, Taman Nasional Gunung Ciremai
ABSTRACK
Yosemite waterfall Cipeuteuy Tourism is one of the attractions that are in Resort Bantaragung National Park
Management Section ( SPTN ) Majalengka II region that have natural resources in the form of waterfalls , forests , water
resources and beautiful scenery . The experiment was conducted at the waterfall Cipeuteuy Resort Bantaragung National
Park Management Section ( SPTN ) Region II Majalengka Ciremai Mountain National Park ( TNGC ) of West Java
Province . The purpose of this research was conducted : 1 ) Exploring the potential tourist park Cipeuteuy waterfall as a
tourist attraction and educational facility . 2 ) Knowing the improvement and the development and management of tourist
park at Waterfall Resort Cipeuteuy Bantaragung Ciremai Mountain National Park . Research using descriptive method with
qualitative and quantitative approaches . Visitors sampling technique is done systematically with purposive sampling ,
sampling for managers waterfall Cipeuteuy done with saturated sampling ( census ) and sampling to the public is done with
random sampling.
The method used to analyze the data is descriptive analysis method and SWOT analysis.
Alternative strategy of a combination of factors , namely the power and opportunity factors : 1 ) Maintain good
coordination and cooperation between the Village Resort Bantaragung to empower people together , 2 ) Invite
people who have not been active in the management activities to participate in these activities , 3 ) Improving
the quality of tourism facilities and infrastructure that exist , and 4 ) Enhance the image of a tourist spot clean
and comfortable . Combination of factors , namely the weakness and opportunity factors : 1) Looking for
sponsor support , a good cooperation with institutions , 2) Cooperating with local governments , 3) To conduct
intensive training of human resources , 4) Adding infrastructure is still lacking , 5) develop effective tourism
promotion system .Combination of factors , namely the power and threat factors : 1) Develop a marketing
strategy effective tourism services , 2) Adding personnel and facility cleanliness around the tourist areas , 3)
Growing interest in local culture and develop a love of local knowledge in local masyarat cultural learning , 4)
Hold and expand training programs to area managers , and 5) Increase public participation and government .
Combination of factors , namely the weakness and threat factors : 1) Increase the role of NGOs in supporting the
development of programs and garden tours waterfall Cipeuteuy community development activities.
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
A. Latar Belakang Berdasarkan latar belakang diatas
Indonesia memiliki kekayaan yang dapat dirumuskan pemasalahan sebagai
melimpah berupa sumber daya yang terdiri berikut:
atas sumber daya manusia, sumber daya alam 1. Mengetahui potensi Taman Wisata
hayati, sumber daya alam nonhayati, dan Curug Cipeuteuy di Majalengka.
sumber daya buatan. Sumber daya alam dan 2. Bagaimana strategi pengembangan
buatan yang dapat dijadikan objek dan daya Taman Wisata Curug Cipeuteuy?
tarik wisata berupa keadaan alam, flora dan
C. Tujuan Penelitian
fauna, hasil karya manusia, serta peninggalan
Tujuan dari penelitian yang
sejarah dan budaya yang merupakan modal dilaksanakan ini adalah :
bagi pengembangan dan peningkatan 1. Mengetahui peningkatan
kepariwisataan di Indonesia. potensiTaman Wisata Curug
Cipeuteuy sebagai objek wisata dan
Perubahan status kawasan hutan dari
sarana pendidikan alam.
produksi menjadi konservasi merupakan salah
2. Mengetahui peningkatan dan
satu dorongan pengelola TNGC dan
pengembangan serta pengelolaan
masyarakat dalam mengembangkan obyek
Taman Wisata Curug Cipeuteuy di
wisata alam Curug Cipeuteuy. Budaya
Resort Bantaragung Taman Nasional
masyarakat yang dulu berkebun di kawasan
Gunung Ciremai.
hutan melalui model tumpang sari oleh
Perusahaan umum Perusahaan Hutan Negara
Indonesia (PERUM PERHUTANI), saat ini D. Manfaat Penelitian
perlahan harus dihentikan. Oleh sebab itu, Manfaat yang didapat dari hasil
obyek wisata alam Curug Cipeuteuy penelitian yang dilaksanakan diantaranya :
merupakan salah satu alternatif yang 1. Memberikan gambaran potensi Taman
dikembangkan oleh pengelola TNGC dan Wisata Curug Cipeuteuy dan
masyarakat untuk dijadikan sebagai sumber memberikan masukan pada pihak
pencaharian masyarakat sekitar hutan, pengelola dalam pengelolaan TNGC
khususnya di Desa Bantaragung, Kecamatan bersama masyarakat untuk
Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Selain meningkatkan pendapatan.
dilatarbelakangi oleh desakan kebijakan 2. Lebih mengembangkan potensi Taman
tersebut, hal yang menjadi dasar Wisata Curug Cipeuteuy yang terdapat
pengembangan obyek wisata alam Curug di Resort Bantaragung dan sebagai
Cipeuteuy karena keindahan alam, udara yang bahan pertimbangan dalam
segar dan sejuk, air yang jernih dan pengelolaan TNGC, sesuai azas
keanekaragaman flora dan fauna. manfaat.
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 49
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 50
1. Data Primer N
Pengumpulan data primer dilakukan n
(1 Ne 2 )
dengan menggunakan kuesioner kepada
pengunjung, pengelola Curug Cipeuteuy serta dimana :
mengumpulkan data dari pihak manajemen/ J= jumlah sampel
pengelola Taman Nasional Gunung Ciremai 0= jumlah rata-rata pengunjung pertahun
(Resort Bantaragung) dengan mengadakan A= persentase kelonggaran ketidaktelitian
interview atau wawancara. Data primer ini karena kesalahan sampel yang masih
meliputi : bisa ditolerir 10%
a. Daya tarik dan potensi objek wisata, Intensitas sampling yang digunakan
meliputi flora dan fauna, fenomena dalam penelitian ini sebesar 10% dari jumlah
alam, sosial ekonomi dan budaya rata-rata pengunjung pertahun sebanyak 99
masyarakat sekitar. sampel.
b. Persepsi, motivasi dan aktivitas 1. Untuk pengunjung, pengambilan
pengunjung tentang pengembangan sampel dilakukan dengan purposive
Taman Wisata Curug Cipeuteuy sampling
Resort Bantaragung Seksi Pengelolaan 2. Untuk pengelola Resort Bantaragung
Taman Nasional (SPTN) Wilayah II dan pengelola Curug Cipeuteuy,
Majalengka. pengambilan sampel dilakukan dengan
c. Sarana dan prasarana, yang metode sensus.
menunjang kegiatan konservasi. G. Metode Pengolahan dan Analisis Data
seperti : bangunan, penunjuk arah dan Data-data yang telah diperoleh
lokasi, toilet dan air bersih, serta selanjutnya dianalisis. Analisis data yang
tempat pembuangan sampah. digunakan dalam penelitian inimeliputi
d. Data jumlah pengunjung dua tahun analisis deskripsi kualitatif dan kuantatif serta
terakhir. analisis SWOT.
2. Data Sekunder 1. Analisis Deskriptif
Data sekunder dalam penelitian ini A. Analisis Deskriptif Kualitatif
diperoleh melalui studi literatur. Selain itu Analisis deskriptif menjelaskan
juga dilakukan telaah dokumen meliputi tentang kegiatan operasional, sumberdaya
peraturan perundang-undangan yang berkaitan manusia, kondisi riil perusahaan, ragam dan
dengan kehutanan dan konservasi sumber daya potensi kawasan objek wisata alam,
alam hayati dan ekosistemnya. karakteristik pengunjung serta pengembangan
Data sekunder tersebut meliputi: sosial wisata
ekonomi masyarakat sekitar objek wisata, B. Analisis Deskriptif Kuantitatif
meliputi jumlah desa dan penduduk sekitar Khusus untuk persepsi pengunjung
objek wisata, komposisi penduduk, jenis mata analisis data secara deskriptif dalam bentuk
pencaharian penduduk, tingkat pendidikan, tabel, presentase dan skoring untuk
dan kebiasaan/budaya setempat. mengetahui angka penafsirannya. Dalam
E. Metode Pengumpulan Data penelitian ini menggunakan Jenjang 5 untuk
1. Studi Literatur kepentingan analisis secara kuantitatif, maka
2. Observasi jawaban dapat diberi skor (Sugiono, 1998).
3. Kuesioner (angket) Dengan pemberian skor tersebut, maka akan
4. Wawancara diperoleh variasi jawaban yang bergerak 1-5,
a. Pihak manajemen/pengelola Resort menurut rumus Sugiono (1998) :
Bantaragung S = Nn ± No
b. Pengelola/masyarakat Curug
Cipeuteuy Fx
c. Pengunjung
Dimana S= Interval
F. Teknik Pengambilan Sampel
Nn= Nilai tertinggi
Untuk menentukan jumlah sampel
No= Nilai terendah
dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus
Fx= banyaknya alternatif jawaban
Slovin dalam Umar (2005), yaitu :
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 51
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 52
1) Menentukan faktor-faktor yang memiliki 4) Kalikan bobot pada kolom 3 dengan rating
indikasi kekuatan dan kelemahan terhadap pada kolom 4, untuk memperoleh faktor
pengelolaan Taman Wisata Curug pembobotan dalam kolom 5, Hasilnya
Cipeuteuy dan mencantumkannya dalam berupa skor pembobotan untuk masing-
kolom 2 (Tabel 4) berikut. masing faktor yang nilainya bervariasi
2) Pada kolom 3 beri bobot masing-masing mulai dari 4,0 (outstanding) sampai
faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 dengan 1,0 (poor).
(paling penting) sampai 0,0 (tidak 5) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom
penting), berdasarkan pengaruh faktor- 5), untuk memperoleh total pembobotan
faktor tersebut terhadap posisi strategis bagi pengelolaan Taman Wisata Curug
pengelolaan Taman Wisata Curug Cipeuteuy. Nilai total ini menunjukkan
Cipeuteuy. (Semua bobot tersebut bagaimana pengelolaan Taman Wisata
jumlahnya tidak boleh melebihi total Curug Cipeuteuy tersebut bereaksi
1,00). terhadap faktor-faktor strategis
3) Hitung rating (dalam kolom 4) untuk eksternalnya.
masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 4) Pembuatan Matriks SWOT
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh Setelah selesai menyusun matriks
faktor tersebut terhadap kondisi IFAS dan EFAS, langkah selanjutnya
pengelolaan Taman Wisata Curug adalah membuat matriks SWOT, dimana
Cipeuteuy. Variabel yang bersifat positif setiap unsur SWOT yang ada dihubungkan
(semua variabel yang masuk kategori untuk memperoleh alternatif strategi.
kekuatan), diberi nilai mulai +1 sampai +4
(sangat baik). Sedangkan variabel yang HASIL DAN PEMBAHASAN
bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya A. Analisis Data Deskriptif
jika kelemahan pengelolaan Taman Wisata Analisis data tentang pengunjung,
Curug Cipeuteuy besar sekali, nilainya yaitu karakteristik, motivasi, persepsi dan
adalah 1, sedangkan jika kelemahan aktivitas pengunjung. Jawaban sampel
pengelolaan Taman Wisata Curug dikumpulkan dan dianalisis secara
Cipeuteuy di bawah rata-rata, nilainya deskriptif dalam bentuk tabel, persentase
adalah 4. serta uraian. Data karakteristik pengunjung
3) Analisa dan pembuatan matriks disajikan pada Tabel 4.
faktor strategi eksternal(EFAS)
1) Menentukan faktor-faktor yang memiliki Tabel 4. Karakteristik Pengunjung Curug
indikasi peluang dan ancaman terhadap Cipeuteuy
pengelolaan dan mencantumkannya dalam
No Parameter Jumlah Persentase
kolom 2 (Tabel 7) berikut. . (orang)
2) Memberi bobot pada masing-masing
faktor dan mencantumkannya dalam 1. Jenis Kelamin
kolom 3, mulai dari 1,0 (sangat penting) a) Laki-Laki 63 60%
b) Perempuan 36 40%
sampai dengan 0,0 (tidak penting).
3) Hitung rating (kolom 4) untuk masing- 2. Umur
masing faktor dengan memberikan skala a) 17-20 tahun 59 64%
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan b) 20-51 tahun 40 36%
1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor 3. Pendidikan
tersebut terhadap kondisi pengelolaan Tertinggi
Taman Wisata Curug Cipeuteuy. a) SD - -
Pemberian nilai rating untuk faktor b) SMP 10 10%
peluang bersifat positif (peluang yang c) SMA 65 66%
semakin besar diberi rating +4, tetapi jika d) Perguruan 21 21%
Tinggi
peluang kecil, diberi rating +1). Pemberian
e) Dan lain-lain 3 3%
nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya jika nilai ancaman sangat besar, 4. Status Perkawinan
ratingnya adalah 1, sebaliknya jika a) Menikah 10 28%
ancamannya sedikit ratingnya 4.
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 53
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 54
Tabel 7. Penilaian Pengunjung Terhadap Hasil penilaian tersebut disajikan pada Tabel
Kondisi Sumberdaya Wisata 8.
No Persepsi Jmlh Persentase Angka Tabel 8. Penilaian Pengunjung Terhadap
. Pengunjung (%) Penaksiran
1. Tumbuhan Kondisi Sarana dan Prasarana
A. No. Persepsi Jmlh Persentase Angka
Keanekaraga Pengunjung (%) Penaksiran
man Jenis 1. Toilet
a. Sangat Baik 23 23.23 a. Sangat Baik 20 20.20
b. Baik 54 54.54 b. Baik 46 46.46
c. Cukup 21 21.21 4.01 c. Cukup 30 30.30 3.84
d. Buruk 1 1.01 d. Buruk 3 3.03
e. Sangat Buruk e. Sangat Buruk -
B. Keunikan 2. Pondok
a. Sangat Baik 18 18.18 a. Sangat Baik 19 19.19
b. Baik 49 49.49 b. Baik 55 55.55
c. Cukup 31 31.31 3.84 c. Cukup 23 23.23 3.91
d. Buruk 1 1.01 d. Buruk 2 2.02
e. Sangat Buruk - e. Sangat Buruk - -
2Fauna 3. Musholah
A. a. Sangat Baik 24 24.24
Keanekaragaman b. Baik 52 52.52
Jenis c. Cukup 20 20.20 3.97
a. Sangat Baik 11 11.11 d. Buruk 3 3.03
b. Baik 49 49.49 e. Sangat Buruk - -
c. Cukup 39 39.39 3.71 4. Tempat
d. Buruk - Sampah
e. Sangat Buruk - a. Sangat Baik 9 9.09
B.Keunikan b. Baik 48 48.48
a. Sangat Baik 49 49.49 c. Cukup 32 32.32 3.56
b. Baik 39 39.39 d. Buruk 10 10.10
c. Cukup 3.69 e. Sangat Buruk - -
d. Buruk 5. Jalur
e. Sangat Buruk Interpretasi
3. Suasana a. Sangat Baik 5 5.05
A. Kesejukan b. Baik 51 51.51
Udara c. Cukup 33 33.33 3.48
a. Sangat Baik 56 56.56 d. Buruk 7 7.07
b. Baik 36 36.36 e. Sangat Buruk 3 3.03
c. Cukup 7 7.07 4.49 6. Papan
d. Buruk - - Interpretasi
e. Sangat Buruk - - a. Sangat Baik 12 12.12
B.Kebersihan b. Baik 50 50.50
Kawasan c. Cukup 33 33.33 3.7
a. Sangat Baik 41 41.42 d. Buruk 4 4.04
b. Baik 43 43.43 e. Sangat Buruk - -
c. Cukup 14 14.14 4.25 Jumlah 22.46
d. Buruk 1 1,01 Rata-rata 3.74
e. Sangat Buruk - - Kategori Baik
Jumlah 23.99 Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013
Rata-rata 4
Kategori Baik
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013 c. Persepsi terhadap sarana dan
prasarana aksesibilitas Curug
b. Persepsi terhadap sarana dan Cipeuteuy
prasarana Aksesibilitas menuju Objek Wisata
Keberadaan sarana dan prasarana Alam Curug Cipeuteuy merupakan unsur yang
merupakan salah satu faktor yang mendukung juga perlu diperhatikan oleh pengelola. Baik-
aktivitas pengunjung di Objek Wisata Alam buruknya kondisi aksesibilitas dapat
Curug Cipeuteuy. Semakin baik sarana dan mempengaruhi keinginan pengunjung untuk
prasarana yang disediakan maka akan semakin datang ke kawasan tersebut. Pada Tabel 9.
memberikan kenyamanan bagi pengunjung disajikan hasil penilaian pengunjung terhadap
dalam berwisata. Oleh karena itu, untuk unsur aksesibilitas menuju kawasan. Paramater
mengetahui kondisi sarana dan prasarana yang dinilai meliputi kondisi jalan yang
Objek Wisata Alam Curug Cipeuteuy maka dilalui, kemudahan mencapai kawasan, jarak
pengunjung diminta untuk menilai kondisi tempuh, rambu penunjuk jalan dan biaya
enam jenis sarana dan prasarana yang tersedia. transportasi.
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 55
c. Cukup
31
18
31.31
18.18
disajikan pada Tabel 10.
2.87
d. Buruk 28 28.28
3. Jarak
Kekuatan :
a. Sangat Baik 4 4.04 1. Keunikan/ kekhasan 0.20 +4 0,8
b. Baik 26 26.26 budaya serta
c. Cukup 48 48.48
3.15 kepedulian masyarakat
d. Buruk 15 15.15 menjaga sumber
e. Sangat Buruk 6 6.06 kawasan
4. Rambu penunjuk 2. Jumlah pengunjung 0.15 +3 0,45
jalan
yang terus meningkat
a. Sangat Baik 12 12.12
3. Suasana nyaman dan 0.10 +2 0,2
b. Baik 48 48.48
keindahan alam yang
c. Cukup 28 28.28 3.58
alamiah
d. Buruk 8 8.08
4. Akses jalan yang baik 0.10 +2 0,2
e. Sangat Buruk 3 3.03
5. Adanya kelembagaan 0.15 +2 0,3
5. Biaya transportasi
dan kepengurusan
a. Sangat Baik 15 15.15
pengelolaan Curug
b. Baik 34 34.34
Cipeuteuy
c. Cukup 39 39.39
Kelemahan :
d. Buruk 7 7.07 3.5
1. Keterbatasan dana 0.05 -2 -0,1
e. Sangat Buruk 4 4.04
2. Dukungan pemerintah 0,10 -2 -0,2
Jumlah 16.14
daerah yang masih
Rata-rata 3.23
kurang
Kategori Biasa
3. Lemahnya SDM 0.05 -1 -0,05
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2013 dalam pengelolaan
wisata
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai 4. Fasilitas sarana dan 0.05 -1 -0,05
prasarana masih
rata-rata total aksesibilitas menuju kawasan kurang
adalah sebesar 3.23 dengan kategori biasa. 5. Sarana promosi yang 0.05 -2 -0,1
Terdapat tiga parameter yang masuk kategori masih kurang
JUMLAH 1,00 1,45
biasa, yaitu kondisi jalan (2.87), kemudahan
pencapaian kawasan (3,04) dan jarak (3,15).
E.2 Faktor Eksternal (EFAS)
Terdapat dua parameter yang masuk kategori Pemilihan faktor-faktor strategis
baik, yaitu rambu penunjuk jalan (3.58) dan eksternal dilakukan berdasarkan peluang dan
biaya trasportasi (3.5). Hasil kuesioner ancaman diluar disajikan pada Tabel 11.
menunjukkan bahwa sebagian besar
pengunjung berasal dari Kota Cirebon (74%)
Tabel 11. Faktor Eksternal (External
dimana kendaraan yang paling banyak
Factory Analysis Summary)
digunakan adalah sepeda motor . Objek Wisata Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot
Alam Curug Cipeuteuy dapat ditempuh selama Eksternal x
± 1 jam dari Kota Cirebon. Menurut Rating
(1) (2) (3) (4) (5)
pengunjung, jarak tempuh relatif cukup dekat Peluang :
dan biaya pun tergolong murah/terjangkau. 1. Wisata Alam kedepan 0,20 4 0,8
Jalan yang dapat diakses untuk menjadi alternatif
rekreasi.
menuju Arboretum Objek Wisata Alam Curug 2. Akan dibukanya bandara 0,10 2 0,2
Cipeuteuy adalah jalan yang berada didalam dan pelabuhan di Cirebon
3. Tingginya dukungan 0,15 3 0,45
kawasan Objek Wisata Alam Curug masyarakat sekitar
Cipeuteuy. Jalan ini merupakan satu satu jalan 4. Dekat dengan jalan 0,10 3 0,3
alternatif untuk menuju kawasan. propinsi
5. Adanya kepedulian 0,10 3 0,3
masyarakat dalam
E. Analisa Pengembangan pengelolaan
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 56
Ancaman :
1. Adanya tempat rekreasi 0,05 -2 -0,1
lain yang kegiatannya
relatif lebih bervariasi Matrik SWOT menggambarkan secara jelas
2. Adanya kecenderungan 0,05 -2 -0,1 bagaimana peluang dan ancaman eksternal
perilaku pengunjung
yang dapat merusak yang dihadapi dapat disesuaikan dengan
keindahan tempat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari
rekreasi analisa SWOT tersebut muncul empat strategi,
3. Kurangnya minat 0,10 -2 -0,2
masyarakat terhadap yaitu strategi SO, ST, WO, dan WT.
budaya dan perilaku Kemudian langkah selanjutnya yaitu
yang dapat merubah
pribadi masyarakat menentukan prioritas strategi mana yang lebih
sekitar. diutamakan. Caranya dengan menjumlahkan
4. Kurangnya program 0,05 -2 -0,1 nilai kode pembobotan (hasil perkalian bobot
pelatihan dalam
pengelolaan taman dengan rating) dari tiap strategi yang telah
wisata. ditentukan dalam matrik SWOT. Total skor
5. Kurangnya integrasi 0,10 -3 -0,3
masyarakat dan
yang terbesar menjadi prioritas strategi yang
pemerintah daerah dalam paling utama dan urutan strategi selanjutnya
pengelolaan. berdasarkan urutan total skor.
JUMLAH 1,00 1,25
Untuk mengetahui strategi mana yang
menjadi prioritas untuk dilaksanakan maka
disusun alternatif strategi dalam analisis
E.3 Strategi SWOT SWOT seperti pada Tabel 14. Analisis SWOT
Penentuan strategi yang tepat dan pengembangan taman wisata Curug Cipeuteuy
sesuai bagi pengembangan taman wisata di Resort Bantaragung dengan menjumlahkan
Curug Cipeuteuy dapat dilihat dengan semua kode pembobotan yang terangkum
menggunakan diagram analisis SWOT, yaitu dalam satu strategi pengelolaan. Alternatif
menggabungkan kedua nilai tertimbang dari strategi dalam analisis SWOT disajikan pada
nilai yang diperoleh dari analisis faktor Tabel 12.
internal (IFAS) untuk sumbu horizontal dan
analisis faktor eksternal untuk sumbu vertikal
(EFAS). Pengembangan taman wisata Curug
Cipeuteuy berdasarkan diagram analisis
SWOT dapat dilihat pada Gambar 2.
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN
INTERNAL KEKUATAN
INTERNAL
4. Mendukung 2. Mendukung
strategi defensif strategi
diversifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 57
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 58
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 59
13. Menambah personil dan fasilitas jalur sepeda, dan juga flying fox sebagai
kebersihan di sekitar kawasan wisata. sarana objek wisata.
14. Meningkatkan peran serta masyarakat 2. Taman Wisata Curug Cipeuteuy
dan pemerintah. sebagai taman wisata yang baru 4 tahun
15. Meningkatkan peran Pemerintah berdiri telah meningkat dan
daerah dalam mendukung pengembangannya cukup luas dengan
pengembangan program taman wisata kenaikan jumlah pengunjung yang terus
Curug Cipeuteuy serta kegiatan meningkat, untuk pengembangan
pemberdayaan masyarakat. selanjutnya perlunya dana yang cukup
Tahapan berikutanya adalah besar dan juga SDM yang mampu
menentukan tiga strategi yang menjadi mengelola kawasan wisata tersebut.
prioritas utama yaitu:
Strategi pertama, Mengajak B. SARAN
masyarakat yang belum aktif dalam kegiatan 1. Masih minimnya SDM dalam
pengelolaan agar ikut berperan serta dalam pengelolaanya sehingga banyak potensi
kegiatan tersebut. Masyarakat merupakan yang telah ada tidak dapat
element terpenting dalam pembangunan, dikembangkan secara maksimal,
dengan adanya dukungan dan juga kepedulian sehingga kedepannya perlu adanya
masyarakat sekitar kawasan, maka diharapkan penambahan SDM, terutama
masyarakat merasa memiliki sehingga dapat pengelolaan Arboretum yang kurang
ikut serta menjaga kawasan dan kelestarian terawat, karena arboretum merupakan
TNGC. salah satu aset yang bisa dimanfaatkan
Strategi kedua, Meningkatkan citra sebagai alternatif wisata pendidikan
tempat wisata yang bersih dan nyaman. Suatu alam bagi pengunjung.
kawsana wisata alam yang bersih dan nyaman 2. Atraksi wisata seperti outbond ataupun
dapat menciptakan ketenangan sehingga dapat flying fox merupakan pilihan tepat
membuat pengunjung yang datang merasa untuk dikembangakan lebih lanjut
puas dan nyaman, sehingga di harapkan berdasarkan pada jumlah pengunjung
pengunung kembali datang dan secara tidak yang didominasi oleh remaja yang suka
langsung diharapkan melakukan promosi tidak dengan petualangan dan tantangan.
langusung kepada teman ataupun keluarganya. 3. Tingkat pengetahuan masyarakat
Strategi ketiga, Menjaga koordinasi Kuningan dan majalengka akan Curug
dan kerjasama yang baik antara Resort Cipeuteuy yang kurang yang di tandai
Bantaragung dengan Kelurahan untuk dengan jumlah pengunjung yang
bersama-sama memberdayakan masyarakat. datang di dominasi dari Cirebon
Resort Bantaragun selaku pengawas dan juga (74%), sehingga perlunya suatu
pembimbing membantu masyarakat pengelola promosi yang efektif dan terencana,
Curug Cipeuteuy dalam pengelolaannya dan agar tidak hanya pengunjung dari
juga menyalurkan aspirasi dan inspirasi Cirebon saja tapi juga dari Majalengka
masyarakat untuk pengembangan Curug atapun Kuningan bahkan dari luar
Cipeuteuy sesuai dengan kebijakan kehutanan daerah Jawa Barat.
berdasarkan azas manfaat dan kelestarian. 4. Terbatasnya parkiran terutama untuk
kendaraan ronda empat menyebabkan
pengunjung yang berkeluarga jarang
KESIMPULAN DAN SARAN untuk berkunjung, sehingga di
perlukanya suatu areal khusus untuk
A. KESIMPULAN kendaraan ronda empat, yang di
1. Taman Wisata Curug Cipeteuy sebagai harapakan kedepannya jumlah
taman wisata memilik potensi berupa pengunjung yang berkeluarga
fasilitas yang lengkap, saat ini kawasan meningkat.
tersebut mempunyai arboretum dan 5. Untuk mengurangi terjadinya
dapat dijadikan tempat animal watching gangguan pengunjung terutama
sebagai sarana pendidikan alam, selain vandalisme maka perlunya pengelola
itu kawasan ini memili hiking track, membuat papan peraturan, yang
kemudian melakukan sosialisasi
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2
3HQJHPEDQJDQ 7DPDQ :LVDWD &XUXJ &LSHXWHX\ ««««««««««««««««««««««««« 60
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 12 No. 2