Anda di halaman 1dari 15

PENATAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN TAMAN WISATA

ALAM BANING DI KOTA SINTANG

Kayetanus 1)
kayetanus_tycho@yahoo.com

Abstrak

Salah satu ciri Kota Sintang yang membedakannya dengan kota lain adalah keberadaan
Hutan Wisata yang terletak di tengah kota. Dengan adanya Hutan Wisata ini sangat
mempengaruhi lingkungan bagaimana manfaat dari hutan wisata tersebut sebagai daerah
konservasi, daerah serapan karbon dan tidak kalah pentingnya sebagai tempat wisata
alam. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kawasan mana saja yang boleh dibangun
untuk menunjang pengembangan kawasan Taman Wisata Alam Baning dan menentukan
jenis-jenis infrastruktur yang dibangun dalam menunjang penataan kawasan wisata yang
ekologis. Dari penilaian Kualitas Biofisik Kawasan dapat diklasifikasikan tidak peka, hasil
penilaian Objek dan Atraksi Wisata bahwa objek dan atraksi wisata Taman Wisata Alam
Baning memiliki peringkat sangat potensial, dengan klasifikasi sangat sesuai untuk
dikembangkan. Penilaian akseptibilitas masyarakat memiliki preferensi diklasifikasi
dengan skor Tinggi (T) dan kategori sangat sesuai. Hasil analisis SWOT ada beberapa
strategi yang diperoleh yaitu : Mengembangkan wisata minat, khususnya olah raga seperti
lari (jogging track), wisata outbound, sarana permainan paintball, sarana edukasi
tanaman, taman bermain, kolam tandon/pemancingan, gazebo, penggunaan pagar keliling,
information center, lahan parkir yang memadai, loket, mess jaga, dan klinik kecil dan lain-
lain, membangun jaringan kerjasama dengan obyek-obyek lain yang ada di sekitar
kawasan Taman Wisata Alam Baning, seperti kawasan bersejarah, penangkaran
orangutan, penangkaran burung enggang, dan lain-lain, bekerjasama dengan agen-agen
perjalanan, meningkatkan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah dan membuat
website khusus kawasan Taman Wisata Alam Baning. Konsep pengembangan dan penataan
infrastruktur wisata di Taman Wisata Alam Baning adalah ekowisata yang mengedepankan
pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya yang bertanggungjawab terhadap
kelestariannya. Perlu adanya pembangunan infrastruktur penunjang dalam pengelolaan
Taman Wisata Alam Baning sebagai tujuan wisata ekologi.

Kata kunci : Taman Wisata Alam Baning, infrastruktur wisata, potensi Taman Wisata
Alam, objek dan daya tarik wisata, kualitas biofisik lahan, akseptibilitas masyarakat.

1. PENDAHULUAN bersama bahwa di banyak negara,


pariwisata memegang peranan utama
1.1. Latar Belakang dalam penetapan dan perlindungan
kawasan lindung, termasuk di
Pemanfaatan sumber daya hutan dalamnya hutan (Hardiwinoto dalam
untuk pengembangan usaha Fandeli, 1995), maka kepariwisataan
kepariwisataan alam sejalan dengan alam merupakan salah satu usaha
paradigma pengelolaan sumber daya kehutanan yang perlu dikembangkan.
hutan guna mendukung Sustainable Salah satu dari kekayaan sumberdaya
Development dan paradigma hutan untuk wisata ini berada di
Sustainable Forest Management yang Kabupaten Sintang Propinsi
salah satunya mensyaratkan adanya Kalimantan Barat yaitu taman wisata
pengembangan wisata yang alam baning. Potensi wisata ini belum
berbasiskan sumber daya hutan yang sepenuhnya tereksploitasi secara
dapat mengkonservasi hutan, optimal namun memungkinkan untuk
memberdayakan masyarakat, dan dikembangkan, akan tetapi harus
meningkatkan pendapatan direncanakan dengan seksama
masyarakat. Sebagaimana diketahui disertai pemahaman sepenuhnya

1
1. Alumni Prodi Magister Teknik Sipil FT. UNTAN
mengenai kondisi objek dan 2. Pengembangannya masih belum
pengetahuan tentang hubungan antara optimal dan belum memperhatikan
objek wisata tersebut dengan potensi dan keberlanjutan obyek
lingkungan sekitarnya. Hal ini serta kawasannya.
penting karena jika kawasan tersebut 3. Pariwisata yang baik ialah
terganggu secara negatif maka akan pariwisata yang secara fisik
berdampak pada keseimbangan menjadikan lingkungan dan
lingkungan sekitarnya. Selanjutnya kawasannya berkelanjutan, serta
dapat menghilangkan jumlah dan budaya masyarakat lokal tetap
kualitas objek-objek wisata tersebut terjaga kualitas dan kelestariannya
dan menurunkan kunjungan wisata. sehingga perlu perencanaan
Prasarana dan sarana kepariwisataan kawasan yang sebaik mungkin.
sesungguhnya merupakan kebutuhan 4. Masyarakat di sekitar kawasan
wisatawan yang perlu disiapkan atau memiliki peran penting dalam
disediakan dalam mengembangkan pemanfaatan kawasan, karena itu
industri pariwisata. Prasarana secara sosial ekonomi pariwisata
(infrastruktur) adalah semua fasilitas harus dapat memberikan
yang memungkinkan proses kesempatan bagi masyarakat lokal
perekonomian dapat berjalan dengan untuk ikut serta mendukung
lancar sedemikian rupa, sehingga keberlanjutan wisata.
dapat memudahkan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Jadi 1.3. Kerangka Pemikiran
fungsinya adalah melengkapi sarana
Untuk mengoptimalkan penataan
kepariwisataan, sehingga dapat
memberikan pelayanan sebagaimana infrastruktur kawasan wisata tersebut
mestinya (Yoeti, 2006). Kepuasan perlu dilakukan identifikasi berbagai
wisatawan tidak hanya diperoleh dari potensi wisata yang ada di kawasan
atraksi yang mereka lihat, melainkan Taman Wista Alam Baning Sintang
juga dari fasilitas wisata yang agar diperoleh berbagai data yang
dimiliki obyek wisata tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam
(Binarwan, 2007). pengembangannya. Berbagai potensi
wisata yang ada selanjutnya
1.2. Perumusan Masalah diidentifikasi untuk memperoleh
potensi yang menjadi fokus dalam
Dalam mengembangkan berbagai pengembangan kepariwisataan
potensi wisata di Kabupaten Sintang dengan tidak mengabaikan potensi
terdapat beberapa permasalahan dasar lainnya. Penataan infrastruktur
yang perlu mendapat perhatian kawasan dilakukan untuk
diantaranya : mengoptimalkan pemanfaatannya dan
1. Kabupaten Sintang memiliki meminimumkan dampak negatif yang
potensi obyek dan atraksi wisata terjadi akibat pengembangan dan
yang tinggi tetapi belum pembangunan wisata, sehingga dapat
dimanfaatkan secara optimal diperoleh rencana penataan
sebagai tempat wisata.
infrastruktur yang bermanfaat dan

2
tidak menggangu potensi wisata pengairan, drainase, bangunan-
lainnya serta menjaga budaya lokal, bangunan gedung dan fasilitas publik
memperhatikan ketersediaan objek yang lain yang dibutuhkan untuk
wisata yang ada, dan mendapat memenuhi kebutuhan dasar manusia
dukungan masyarakat di sekitar dalam lingkup sosial dan ekonomi
kawasan, yang selanjutnya (Grigg, 1988).
diharapkan dapat memberikan Sistem infrastruktur merupakan
kontribusi bagi pembangunan di pendukung utama fungsi-fungsi
Kabupaten Sintang. sistem sosial dan ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat.
1.4. Tujuan Penelitian Sistem infrastruktur dapat
didefinisikan sebagai fasilitas-
Tujuan penelitian ini adalah : fasilitas atau struktur-struktur dasar,
1. Mengembangkan obyek dan peralatan-peralatan, instalasi-instalasi
atraksi wisata Taman Wisata yang dibangun dan yang dibutuhkan
Alam Baning sebagai potensi untuk berfungsinya sistem sosial dan
wisata yang berkelanjutan. sistem ekonomi masyarakat (Grigg,
2. Memetakan kawasan mana saja 2000).
yang boleh dibangun untuk
menunjang pengembangan
kawasan Taman Wisata Alam
Baning.
3. Menentukan jenis-jenis
infrastruktur yang dibangun dalam
menunjang penataan kawasan Gambar 2.1. Hubungan antara
wisata yang ekologis. sistem sosial, ekonomi, infrastruktur
dan lingkungan alam (Grigg, 1988)
1.5. Pembatasan Masalah

Rencana wilayah penelitian yang Definisi teknik juga memberikan


akan dilakukan yaitu kawasan Taman spesifikasi apa yang dilakukan sistem
Wisata Alam Baning di Kota Sintang, infrastruktur dan mengatakan bahwa
yang ditunjuk oleh Pemerintah infrastruktur adalah aset fisik yang
sebagai kawasan Taman Wisata dirancang dalam sistem sehingga
memberikan pelayanan publik yang
Alam. Dimana sampai saat ini belum
penting (Kodoatie, 2005).
tersedia infrastruktur yang memadai
didalam menunjang Taman Wisata 2.2. Hutan Wisata
Alam Baning sebagai tujuan wisata.
Hutan Wisata adalah kawasan hutan
2. TINJAUAN PUSTAKA diperuntukan secara khusus, dibina
dan dipelihara guna kepentingan
2.1. Infrastruktur pariwisata dan wisata buru, yaitu
hutan wisata yang memiliki
Infrastruktur merujuk pada sistem keindahan alam dan ciri khas
fisik yang menyediakan transportasi, tersendiri sehingga dapat

3
dimanfaatkan bagi kepentingan 2.4. Aspek Biofisik dalam
rekreasi dan budaya. Kebutuhan Perencanaan Kawasan
masyarakat akan wisata alam saat ini
merupakan daya tarik tersendiri Kondisi biofisik yang seimbang dan
dimana keberadaan hutan wisata alam unik memegang peranan penting
sudah sangat sulit dilihat. Ini dalam konservasi dan tata guna lahan.
disebabkan karena alih fungsi lahan Lingkungan adalah kombinasi antara
saat ini untuk kebutuhan kondisi fisik yang mencakup keadaan
pembangunan perkembangannya sumber daya alam seperti tanah, air,
sangat cepat. Keberadaan hutan alam energi surya, mineral, serta flora dan
sudah semakin jauh dari daerah fauna yang tumbuh di atas tanah
permukiman dan kalaupun ada maupun di dalam lautan, dengan
jaraknya sudah puluhan hingga kelembagaan yang meliputi ciptaan
ratusan kilometer. manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik
2.3. Analisis SWOT tersebut (Suparmoko, 1989).
Analisis SWOT adalah suatu metode 2.5. Partisipasi Masyarakat dalam
perencanaan strategis yang digunakan Mendukung Wisata
untuk mengevaluasi Strenghts
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Masyarakat disekitar lokasi wisata
Oppurtunities (peluang), dan Threats berperan penting tidak hanya dalam
(ancaman) dalam sebuah proyek proses pelaksanaan wisata secara
tertentu atau spekulasi bisnis. langsung tetapi juga dalam
Keempat faktor inilah yang pengelolaan kawasan wisata tersebut
merupakan faktor utama dari analisis nantinya. Keikutsertaan masyarakat
ini dan membentuk akronim yang dalam pariwisata memacu
selama ini kita kenal, yaitu SWOT perkembangan pariwisata kearah
(strengths, weakness, opportunities, yang lebih baik. Keikutsertaan
dan threats). masyarakat tersebut dapat berupa
Teknik analisis ini dibuat oleh keikutsertaan secara sosial budaya
seorang pemimpin proyek riset di dan ekonomi.
Universitas Stanford yang bernama Oleh karena itu, kegiatan usaha
Albert Humphrey. Pembuatan masyarakat diharapkan akan dapat
dilakukan sekitar tahun 1960an dan menciptakan suasana ikut memiliki
1970an dengan menggunakan data tempat mata pencaharian/tempat
dari perusahaan-perusahaan Fortune usaha yang pada akhirnya akan
500. Ada tiga tahapan umum dalam mendorong masyarakat untuk ikut
analisis SWOT ini yaitu tahap berperan dalam wisata dan dalam
pengumpulan data, tahap analisis, dan menjaga kelestarian lingkungannya
tahap pengambilan keputusan dari misalnya pengamanan kawasan,
hasil analisis. ketertiban dan kebersihan kawasan,
penyediaan sarana dan prasarana,
termasuk kebutuhan akomodasi
(Suwantoro, 2004).

4
Sintang, Taman Wisata Alam Baning
Sintang dengan luas 213 Ha
2.6. Sistem Informasi Geografi
merupakan satu-satunya hutan tropis
Menurut Paryono (1994), sistem alami di Indonesia yang berada di
informasi geografi memerlukan data tengah-tengah kota. Kawasan ini
masukan agar dapat berfungsi dan ditumbuhi oleh beribu-ribu pohon
memberikan informasi hasil besar dan kaya dengan aneka flora
analisisnya. Data masukan tersebut dan fauna langkanya. Sehingga,
dapat diperoleh dari berbagai sumber, selain sebagai tempat wisata yang
antara lain yaitu : data lapangan, menarik, kawasan ini juga dapat
GPS, peta analog dan citra dijadikan tempat penelitian tentang
penginderaan jauh. kekayaan hayati bagi ilmuan,
Untuk keperluan analisis keruangan mahasiswa, pelajar, dan bahkan
(spasial), sistem informasi geografi masyarakat umum.
mempunyai kemampuan analisis 3.2Alat dan Data Penelitian
spasial yang utama termasuk: analisis
tumpang tindih (overlay) untuk Alat dan bahan yang digunakan
mengetahui daerah yang diliput oleh dalam penelitian ini adalah perangkat
dua karakteristik dari tema yang keras dan perangkat lunak komputer
berbeda dan untuk mengetahui dan berbagai macam data yang
perubahan batas dari waktu ke waktu; disajikan dalam Tabel 3.1.
analisis sebaran/distribusi dari suatu
obyek untuk mengetahui variasi pola Tabel 3.1 Alat dan Bahan Penelitian
dan jumlah atribut terhadap ruang;
Alat Bahan Fungsi
analisis aliran (flow) di dalam suatu Komputer Pengolahan Data,
jaringan untuk menganalisis pola Pelaporan
ArcGIS 10.5 Analisis spasial
aliran lalu lintas misalnya, dan PCI Geomatica 10 Analisis spasial
analisis tiga dimensi (Karsidi, 2004). DEM (Digital Analisis spasial
Elevation Mode)
Peta digital Sumber untuk membuat
3. METODE PENELITIAN Administrasi peta tematik
Kabupaten Sintang
Citra Satelit Resolusi Sumber informasi
3.1 Lokasi Penelitian Tinggi World View penutupan lahan
2 tahun 2016 (Dinas
Pertanahan dan
Penelitian ini dilakukan pada Penataan Ruang
kawasan perkotaan di Sintang. Kota Kab. Sintang)
GPS Pengambilan titik
Sintang merupakan ibukota (Garmin) koordinat di lapangan
Kabupaten Sintang yang terletak Kamera Dokumentasi objek dan
kurang lebih 395 km dari Ibukota Digital kawasan
SWOT Analisis strategi penataan
Propinsi Kalimantan Barat. Kota ini Kuisioner Pengumpulan data dari
dilalui dua sungai besar yaitu Sungai responden

Kapuas dan Sungai Melawi.


Lokasi penelitian merupakan Taman
Wisata Alam Baning Sintang, yang
terletak di tengah-tengah Kota

5
Tahap 3. Analisis Objek dan Atraksi
3.3 Tahapan Penelitian Wisata
Penilaian terhadap objek dan atraksi
Tahap 1. Analisis Potensi Kawasan wisata dilakukan dengan metode
Taman Wisata Alam skoring berdasarkan kriteria
Baning MacKinon et al. (1986) dengan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi beberapa modifikasi yang disesuaikan
potensi wisata berupa potensi wisata dengan tujuan penelitian.
alam, budaya, artefak bersejarah dan Penilaian objek dan atraksi wisata
flora dan fauna yang ada di kawasan dilakukan dengan skoring,. Nilai skor
tersebut. Identifikasi dilakukan ditentukan dengan nilai 1 sampai 4.
dengan mengumpulkan data sekunder Dengan klasifikasi 4 untuk kriteria
dari berbagai instansi terkait, dan sangat baik, 3 untuk kriteria baik, 2
mengumpulkan data dengan untuk kriteria buruk, 1 untuk kriteria
observasi lapangan. sangat buruk. Selanjutnya dilakukan
penjumlahan nilai skor pada masing-
Tahap 2. Analisis Kualitas Biofisik
masing kriteria. Nilai skor dimasukan
Lahan ke dalam kriteria potensi mulai dari
Penilaian kualitas biofisik kawasan di
yang sangat potensial sampai yang
dasarkan pada kesuaian biofisik
tidak potensial. Penentuan kelas
untuk wisata. Penilaian dilakukan potensial sebagai berikut :
dengan skoring dan pembobotan
dengan Nilai skor ditentukan dengan
Penghitungan penilaian terhadap
nilai 1 sampai 4. Penentuan kelas
objek dan atraksi wisata adalah :
kualitas di tentukan sebagai berikut :
= ∑ 10 Fljr + ∑20 Fek + ∑ 30 Fatr
+ ∑10 Ffp + ∑ 15 Fkab + ∑ 15 Fta
Kualitas Biofisik Kawasan = ∑15Kl Keterangan :
+ ∑10Kt + ∑15Pl +∑10CH
Keterangan : Fljr = Letak dari jalan raya;
Fek = Estetika dan keaslian;
Kl = Kemiringan lahan
Fatr = Atraksi;
Kt = Kepekaan Tanah Ffp = Fasilitas pendukung;
Pl = Penutupan lahan Fkab = Ketersediaan air bersih
CH = Curah hujan Fta =Transportasi dan
Penilaian akhir diklasifikasikan Aksesibilitas
menjadi tiga nilai total yaitu : >150 Dari hasil penilaian suatu objek,
tidak peka (TP) : >100 - 150 peka (P) maka skor, >300 sangat potensial
: 50 - 100 sangat peka (SP). (SP); >200 – ≤ 300 potensial (P); 100
Selanjutnya klasifikasi tersebut – 200 kurang potensial (KP).
dikumulatifkan, untuk memperolah Selanjutnya klasifikasi tersebut
kategori kesesuaian wisata dengan dikumulatifkan, untuk memperoleh
klasifikasi sangat sesuai (S1), sesuai kategori kesesuaian wisata dengan
(S2), tidak sesuai (S3). klasifikasi sangat sesuai (S1), sesuai
(S2), tidak sesuai (S3).

6
Tahap 4. Analisis Akseptibilitas (kesempatan) dan Threat
Masyarakat (ancaman) yang menyangkut tugas,
Akseptibilitas masyarakat didasarkan individu dan organisasi.
pada jawaban responden (3 Dari permasalahan yang ada dapat
responden) yang dipilih acak. dipetakan faktor internal berupa
Penilaian diklasifikasikan menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor
bersedia, kurang bersedia, tidak eksternal peluang dan ancaman,
bersedia dan tidak tahu. Penilaian kemudian dari hasil analisis ini dibuat
tingkat akseptibilitas masyarakat. suatu Matrix SWOT yang
menggambarkan secara jelas
Akseptibilitas Masyarakat = bagaimana peluang dan ancaman
∑Pdtw + ∑Ppkw + ∑Ppmp + yang dihadapi dapat diatasi dengan
∑Pkkw + ∑Pkw kekuatan dan kesempatan yang
dimiliki.
Keterangan :
Tahap 6. Penataan Infrastruktur
Pdtw = Pengembangan kawasan
Taman Wisata Alam
sebagai daerah tujuan wisata
Baning
Ppkw = Pengelolaan kawasan
Rencana penataan kawasan wisata
wisata oleh masyarakat
berdasarkan zona kesesuaian wisata,
Ppmp = Peran aktif masyarakat yang kemudian dilakukan
dalam pariwisata pengembangan dan penataan kawasan
Pkkw = Keuntungan kegiatan wisata. Penataan infrastruktur
wisata kawasan Taman Wisata Alam Baning
Pkw = Keberadaan wisatawan sebagai tempat tujuan wisata dalam
Skor preferensi pada tiap objek bentuk:
diklasifikasikan dengan ketentuan a. Konsep pengembangan dan
Tinggi (T) dengan nilai >45, Sedang penataan yang akan dilaksanakan
(S) dengan nilai >30 – 45, Rendah adalah kawasan wisata
(R) dengan nilai 15 – 30. Skor berkelanjutan dengan
preferensi kumulatif selanjutnya memperhatikan tersedianya
diklasifikasikan untuk memperolah fasilitas pendukung.
kategori kesesuaian wisata dengan b. Untuk mendukung keberlanjutan
klasifikasi sangat sesuai (S1), sesuai kawasan tersebut perlu disusun
(S2), tidak sesuai (S3). program secara teknis yang
ditujukan untuk menjaga kualitas
Tahap 5. Analisis SWOT Kawasan lingkungan, meningkatkan
Taman Wisata Alam kesejahteraan masyarakat serta
Baning untuk pelestarian kebudayaan
Penelitian ini akan menggunakan lokal.
pendekatan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Threat). Analisis SWOT mencakup
Strength (kekuatan), Weakness 4.1. Gambaran Umum Lokasi
(kelemahan), Opportunity Penelitian

7
tanah podsolik merah kuning.
Selain areal yang diperuntukan Sementara pada Taman Wisata Alam
sebagai tempat wisata, Taman Wisata Baning di dominasi oleh tanah rawa
Alam Baning berdasarkan Keputusan gambut yang selalu basah sepanjang
Menteri Kehutanan dan Perkebunan tahunnya.
Nomor 405/Kpts-II/1999 pada
tanggal 14 Juni 1999 dengan luas 213 4.3. Kondisi Sosial
Ha. Taman Wisata Alam Baning
berdasarkan wilayah administrasi Penduduk Kota Sintang pada tahun
sebelah utara berbatasan dengan 2016 telah mencapai angka 72.513
kelurahan Tanjung Puri, sebelah jiwa, dengan kepadatan penduduk
selatan berbatasan dengan Desa 262 per Km².
Baning Kota, sebelah timur Penduduk Kabupaten Sintang terdiri
berbatasan dengan Kelurahan Sungai dari beragam etnik dan suku bangsa,
Ana dan sebelah barat berbatasan tidak hanya di dominasi oleh suku
dengan kelurahan Tanjung Puri. asli saja (Dayak) melainkan dari
berbagai etnik yang ada di seluruh
4.2. Kondisi Fisik Kota Sintang nusantara. Berdasarkan data BPS
tahun 2015 mayoritas penduduk
Dilihat dari aspek topografi, Kota Kabupaten Sintang beragama Islam
Sintang berada pada ketinggian antara yakni 143.501 jiwa (41,37%), Katolik
15 sampai 50 meter di atas 106.831 (30,80%), Protestan 83.572
permukaan laut dengan kemiringan (24.09%). Hindu 1.876 (0,54%),
antara 0–15%. Budha 11.077 (3,19%).
Taman Wisata Alam Baning
merupakan kawasan hutan yang
4.4. Analisis Potensi Taman Wisata
memiliki ekosistem rawa gambut
Alam Baning
dengan bentuk topografi datar pada
daratan rendah dan tidak berbukit- Dari identifikasi potensi wisata yang
bukit. Daerah sekitar jalan lingkar ada di Taman Wisata Alam Baning,
baning memiliki topografi yang lebih diperoleh gambaran bahwa pada
rendah dan selanjutnya kearah timur umumnya objek dan daya tarik wisata
topografinya menunjukkan di dominasi oleh objek dan atraksi
kecenderungan semakin tinggi. wisata alam berupa hutan tropis rawa
Kawasan Taman Wisata Alam gambut, pepohonan yang dilindungi
Baning tersebut berada pada dan yang tidak dilindungi, satwa
ketinggian antara 19,45 – 24,30 m dilindungi dan yang tidak dilindungi,
dari permukaan laut. dan berbagai flora endemik di
Rerata curah hujan setiap bulannya lindungi. Berdasarkan data Balai
262,9 mm/bln, Kelembaban udara Konservasi Sumber Daya Alam
relatif sebesar 85,2%. Temperatur Kalimantan Barat Tahun 2017, flora
udara rata-rata 27,°C . yang terdapat di Taman Wisata Alam
Tanah Kota Sintang umumnya berupa Baning terdiri dari 50 family dan 137
tanah aluvial, tanah gambut, dan species. Dari 137 species tersebut ada

8
yang tidak dilindungi, dilindungi,
belum teridentifikasi, berpotensi 4.6. Analisis Objek dan Atraksi
terancam, berisiko rendah, rentan, Wisata
langka, dan sangat terancam punah.
Potensi objek dan daya tarik wisata Hasil Analisis Kriteria Penilaian
tersebut perlu mendapat perhatian Objek dan Atraksi Wisata Taman
Pemerintah Daerah. Selain itu dengan Wisata Alam Baning, diperoleh nilai
pengembangan pariwisata maka akan sebagai berikut :
tersedia infrastruktur dan berbagai Dari hasil Penilaian Objek dan
fasilitas pendukung wisata lainnya. Atraksi Wisata tersebut diperoleh
Penyediaan infrastruktur pariwisata nilai sebesar 380, dapat disimpulkan
tersebut tentu saja akan mendorong bahwa objek dan atraksi wisata
tumbuh dan berkembangnya sektor- Taman Wisata Alam Baning
sektor lain yang akan berimplikasi memiliki peringkat sangat potensial
pada peningkatan kesejahteraan dengan klasifikasi sangat sesuai yaitu
masyarakat. dengan skor ˃ 300.
Dalam rangka untuk meningkatkan
4.5. Analisis Kualitas Biofisik Lahan jumlah kunjungan wisatawan maka
perlu dilakukan penataan kawasan
Dari Penilaian Kualitas Biofisik agar lingkungan akan tampak lebih
Kawasan dengan skoring dan alami, menarik, dan menyenangkan.
pembobotan maka diperoleh Kualitas Penambahan infrastruktur wisata
Biofisik Kawasan Taman Wisata harus ditempatkan pada tapak yang
Alam Baning sebagai berikut : sesuai dan memperhatikan daya
Dari penilaian Kualitas Biofisik dukung kawasan. Untuk itu,
Kawasan Taman Wisata Baning pengadaan sarana kepariwisataan
tersebut diperoleh nilai 160. Dapat yang dapat menimbulkan daya tarik
disimpulkan bahwa Kualitas Biofisik bagi wisatawan harus memenuhi
Kawasan dapat diklasifikasikan tidak syarat nyaman, aman, bersih
peka yaitu ˃150. sehat,dan indah dengan pelayanan
Taman Wisata Alam Baning yang baik, karena wisatawan datang
memiliki kemiringan lereng yang ke suatu daerah wisata tertentu untuk
hampir sama mulai dari 0 sampai 8%. mendapatkan pengalaman baru yang
Pada tanah yang datar atau landai ini berbeda dengan tempat lain dan
kecepatan aliran air lebih kecil belum pernah di saksikannya (Yoeti,
dibandingkan dengan tanah yang 2006).
miring (Suripin 2004). Lahan dengan
topografi landai atau datar 4.7. Analisis Akseptibilitas
memungkinkan untuk pengembangan Masyarakat
berbagai fasilitas, infrastruktur dan
kegiatan wisata. Pada kondisi lahan Hasil Analisis Akseptibilitas
seperti ini maka perlakuan terhadap Masyarakat terhadap Taman Wisata
lahan semakin minimum sehingga Alam Baning diperoleh nilai sebagai
tidak akan mengganggu bentukan berikut :
lahan.

9
Skor preferensi dari tiap objek yaitu memperhatikan dan melibatkan
57, diklasifikasikan dengan skor masyarakat setempat.
Tinggi (T) yaitu ˃45 dan kategori
sangat sesuai (S1). 4.8. Analisis SWOT Kawasan Taman
Masyarakat disekitar Taman Wisata Wisata Alam Baning
Alam Baning memberikan tanggapan
yang positif terhadap pengembangan Dari gambaran umum lokasi
infrastruktur pariwisata di wilayah penelitian di atas, Strategi
mereka. Pada umumnya masyarakat pengembangan kawasan Taman
sangat antusias jika daerahnya Wisata Alam Baning diarahkan
dikembangkan dan dijadikan daerah berdasarkan Analisis SWOT.
tujuan wisata, dengan demikian maka Berikut akan diuraikan analisis
akan lebih banyak pembangunan terhadap kondisi yang dihadapi dalam
yang dilaksanakan di kawasan mengembangkan pariwisata di Taman
tersebut. Akan tetapi masyarakat juga Wisata Alam Baning yang meliputi
berharap bahwa pembangunan yang analisis kondisi internal dan analisis
dilaksanakan nantinya akan banyak kondisi eksternal.
Tabel 4.1. Strategi Analisis SWOT
Kondisi Internal
Strength (S) Weakness (W)
1. Memiliki keragaman flora dan 1. Pusat informasi wisata yang belum
fauna yang sangat menarik. optimal.
2. Kawasan Taman Wisata Alam 2. Kesadaran sebagian besar masyarakat
Baning merupakan kawasan yang akan lingkungan yang kurang.
dilindungi. 3. Belum memiliki kemampuan
3. Letak kawasan yang sangat sumberdaya manusia dan modal yang
Kondisi Eksternal
strategis cukup dalam pengembangan
4. Sifat keterbukaan masyarakat pariwisata.
terhadap orang asing. 4. Infrastruktur pendukung wisata belum
5. Besarnya minat dari tersedia secara memadai.
masyarakat untuk pengembangan
kawasan wisata berdasarkan
potensi yang ada.

Oppurtunities (O) SO WO
1. Tingginya potensi 1. Mengembangkan wisata 1. Membuat pusat informasi
dan minat minat khususnya olah wisata untuk mempermudah
wisatawan. raga seperti lari (jogging track), wisatawan dalam hal
2. Adanya yayasan photografi, dll. informasi wisata.
yang berpatisipasi 2. Membangun jaringan 2. Meningkatkan kemampuan
untuk dengan objek-objek lain sumberdaya manusia.
pengembangan yang ada disekitarnya 3. Mendatangkan investor.
kawasan Taman seperti kawasan bersejarah, galeri 4. Menyediakan serta
Wisata Alam tenun ikat Kobus melengkapi infrastruktur
Baning. dan pusat penangkaran orangutan. sarana dan prasarana fasilitas
3. Perhatian serius 3. Mengoptimalkan peran pariwisata guna menunjang aktivitas
pemerintah terhadap strategis dan bandara wisatawan.
kawasan hutan. udara Perintis Susilo
4. Perkembangan Kota Sintang dengan
teknologi dan bekerjasama dengan
informasi yang kuat. agen-agen perjalanan
baik di dalam maupun
luar negeri.

10
4. Meningkatkan kerjasama antar
pemerintah pusat dan
daerah dan pihak swasta dalam hal
pengembangan kawasan Taman
Wisata Alam Baning.

5. Membuat website
khusus kawasan Taman Wisata
Alam Baning.

Threats (T) ST WT
1. Masih adanya 1. Mempertahankan keragaman & 1. Meningkatkan kesadaran
wisatawan yang menambah keragaman objek dan masyarakat akan
beranggapan kondisi atraksi wisata. pentingnya lingkungan &
keamanan nasional 2. Mempertahankan image kawasan. wisata berkelanjutan.
kurang kondusif. 3. Meningkatkan pemahaman 2. Membangun kerjasama
2. Intrusi budaya asing masyarakat akan manfaat dengan pemerintah pusat
ke masyarakat. ketahanan sosial budaya. untuk memelihara
3. Adanya perusakan keamanan.
lingkungan di sekitar 3. Melakukan penataan infrastruktur
Taman Wisata Alam wisata yang lebih menarik dan
Baning. membuat pengunjung nyaman.
4. Salah satu Hutan
Kota Ketapang yang
hampir serupa
dengan Taman
Wisata Alam
Baning.
kerjasama, promosi dapat
Dari analisa SWOT maka dapat di dilakukan pada bandara udara dan
peroleh strategi tersebut adalah pelabuhan darat sebagai pintu
adalah : masuk perjalanan para wisatawan.
1. Mengembangkan wisata minat, 3. Bekerjasama dengan agen-agen
khususnya olah raga seperti lari perjalanan baik yang ada di
(jogging track), wisata outbound, Indonesia maupun luar negeri.
sarana perkemahan, sarana 4. Meningkatkan kerjasama antara
permainan paintball, sarana pemerintah pusat dan daerah.
edukasi tanaman, taman bermain, Kebijakan pemerintah pusat
kolam tandon/pemancingan, merupakan peluang bagi daerah
gazebo, penggunaan pagar dalam meningkatkan
keliling, information center, lahan kinerja dan berharap ada timbal
parkir yang memadai, loket, mess balik yang diperoleh, misalnya
jaga, dan klinik kecil dan lain-lain. dalam hal
2. Membangun jaringan kerjasama kemudahan dalam
dengan obyek-obyek lain yang ada mengembangkan potensi.
di sekitar kawasan Taman Wisata 5. Membuat website khusus kawasan
Alam Baning, seperti Kawasan Taman Wisata Alam Baning
bersejarah, penangkaran sebagai sarana promosi melalui
orangutan, penangkaran burung media elektronik khususnya
enggang, dll. Selain itu dengan internet mampu memberikan

11
peluang yang lebih baik tipe penutupan lahan di daerah
dibandingkan dengan promosi penelitian sebagai acuan dalam proses
melalui media lainnya. klasifikasi. Berdasarkan hasil
interpretasi visual dan pengecekan
4.9. Penataan Infrastruktur Taman lapangan diperoleh kelas-kelas
Wisata Alam Baning penutupan lahan yaitu lahan
bervegetasi (hutan, semak belukar
a. Kondisi Eksisting Infrastruktur dan air). Dari hasil pengamatan pada
Taman Wisata Alam Baning Taman Wisata Alam Baning terdapat
Pengecekan lapangan (ground check) beberapa infrsatruktur yang ada
dilakukan untuk memperoleh sebagian besar sudah tidak bisa
informasi mengenai kondisi dimanfaatkan dan dalam kondisi
infrastruktur yang ada, keadaan tipe- sudah rusak.

Gambar 4.1. Gambaran infrastruktur yang tersedia pada kawasan


Taman Wisata Alam Baning

Dari infrastruktur yang berada Orangutan Sintang (Sintang


didalam kawasan Taman Wisata Orangutan Rahabilitation Center).
Alam Baning tersebut, Taman Wisata
Alam Baning juga didukung oleh b. Konsep Penataan Infrastruktur
beberapa objek dan daya tarik wisata Taman Wisata Alam Baning
yang secara langsung berbatasan
dengan kawasan tersebut seperti Dari hasil overlay peta kelerengan,
Rumah Betang Kobus yang curah hujan, jenis tanah dan curah
merupakan galeri kerajinan tenun ikat hujan didapat peta indikasi blok
dayak dan pusat Rehabilitasi pengelolaan Taman Wisata Alam

12
Baning terbagi atas 3 klasifikasi Wisata outbound, sarana perkemahan,
yaitu: blok perlindungan, blok jogging track, sarana permainan
pemanfaatan untuk tujuan ecotourism paintball, sarana edukasi tanaman,
dan tujuan penelitian, pendidikan dan taman bermain, kolam
pengembangan plasma nutfah, dan tandon/pemancingan, gazebo,
blok rehabilitasi. penggunaan pagar keliling,
Adapun infrastruktur yang akan information center, lahan parkir yang
dirancang dan diperbaiki pada Taman memadai, loket, mess jaga, klinik
Wisata Alam Baning tersebut kecil.
diantaranya :

Gambar 4.2. Konsep perancangan kawasan Taman Wisata Alam Baning

5. KESIMPULAN DAN SARAN  Mengembangkan wisata minat,


khususnya olah raga seperti
5.1. Kesimpulan lari (jogging track), wisata
outbound, sarana perkemahan,
Berdasarkan analisis dan sarana permainan paintball,
pembahasan, maka dapat sarana edukasi tanaman, taman
disimpulkan sebagai berikut : bermain, kolam
1. Berdasarkan analisis SWOT ada tandon/pemancingan, gazebo,
beberapa strategi dalam penggunaan pagar keliling,
pengembangan Taman Wisata information center, lahan
Alam Baning yaitu : parkir yang memadai, loket,

13
mess jaga, dan klinik kecil dan 5. Konsep pengembangan dan
lain-lain. penataan infrastruktur wisata di
 Membangun jaringan Taman Wisata Alam Baning
kerjasama dengan obyek- adalah ekowisata yang
obyek lain yang ada di sekitar mengedepankan pemanfaatan
kawasan Taman Wisata Alam sumberdaya alam dan budaya
Baning. yang bertanggungjawab terhadap
 Bekerjasama dengan agen- kelestariannya.
agen perjalanan baik yang ada 6. Program pengembangan dibuat
di Indonesia untuk menjaga keberlanjutan
maupun luar negeri. kawasan dengan cara
 Meningkatkan kerjasama mempertahankan kualitas biofisik,
antara pemerintah pusat dan seperti pembangunan fasilitas
daerah. wisata yang ramah lingkungan
 Membuat website khusus dengan menerapkan prinsip
kawasan Taman Wisata Alam efisiensi energi serta melakukan
Baning sebagai sarana pelestarian nilai-nilai budaya
promosi. lokal.
2. Hasil analisis kawasan, bahwa
Taman Wisata Alam Baning 5.2. Saran
diklasifikasi tidak peka, sangat
potensial untuk dikembangkan Adapun saran dari penulisan tesis ini
dan mendapat dukungan dari adalah :
masyarakat sekitar 1. Perlu adanya pembangunan
3. Model pengembangan ekowisata infrastruktur penunjang dalam
di Taman Wisata Alam Baning di pengelolaan Taman Wisata Alam
bagi kedalam 3 (tiga) blok, yaitu Baning sebagai tujuan wisata
blok perlindungan, blok pusat ekologi.
pengembangan ekowisata dan 2. Perlu lebih meningkatkan
zona pemanfaatan tujuan keterlibatan masyarakat mulai
penelitian, pendidikan dan dari proses perencanaan sampai
pengembangan plasma nutfah pelaksanaan program yang
pendukung pengembangan berpihak kepada masyarakat
ekowisata dan blok rehabilitasi. lokal.
4. Jenis-jenis infrastruktur yang 3. Pemerintah daerah diharapkan
dibangun untuk menunjang lebih meningkatkan perannya
Taman Wisata Alam Baning untuk mengembangkan Taman
diantaranya : wisata outbound, Wisata Alam Baning sebagai
sarana perkemahan, jogging track, daerah tujuan wisata di Kota
sarana permainan paintball, sarana Sintang.
edukasi tanaman, taman bermain, 4. Agar disusun rencana detail
kolam tandon/pemancingan, penataan infrastruktur kawasan
gazebo, penggunaan pagar Taman Wisata Alam Baning di
keliling, information center, lahan Kota Sintang.
parkir yang memadai, loket, mess
jaga, dan klinik kecil.

14
Infrastructure Management”.
Daftar Pustaka Civil Engineering Departmen
Anonim. 1999. Surat Keputusan Diponegoro University.
Menteri Kehutanan Nomor Karsidi, A. 2004. Menata Ruang Laut
405/Kpts-II/1999 tentang Terpadu : Analisis Perubahan
Penetapan Kawasan Hutan Penggunaan Lahan Dinamis
Baning, Gunung Kelam, Batang Dengan Sistem Informasi
Rentap, dan Batang Luit seluas Geografis Berbasis Markov
2.455 (Dua Ribu Empat Ratus Cellular Automata. Jakarta. PT.
Lima Puluh Lima) Hektar di Pradnya Paramita.
Kabupaten Daerah Tingkat II Kodoatie, Robert J. 2005. Pengantar
Sintang Provinsi Daerah Tingkat Manajemen Infrastruktur.
I Kalimantan Barat sebagai Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kawasan Hutan. Jakarta. MacKinnon J.K, MacKinnon G, G.
Binarwan, Robby. 2007. Child dan J. Thorsell. 1986.
Pengembangan Fasilitas Wisata Pengelolaan Kawasan yang
di Taman Kawah Gunung Dilindungi di Daerah Tropika
Tangkuban Perahu, Kabupaten (terjemahan). Yogyakarta.
Bandung, Jawa Barat. Jurnal Gadjah Mada University Press.
Kepariwisataan Indonesia No. 1 Paryono P. 1994. Sistem Informasi
Vol 2. Jakarta. Geospasial. Yogyakarta. Andi
Bappeda Kabupaten Sintang dan Offset.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Suparmoko M. 1989. Ekonomi
Sintang. 2016. Kabupaten Sumberdaya Alam dan
Sintang Dalam Angka Tahun Lingkungan. Yogyakarta : Pusat
2011-2015. Kabupaten Sintang: Antar Universitas-Studi
Bappeda. Ekonomi Universitas
Bappeda Kabupaten Sintang dan Gadjahmada Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Suripin. 2004. Pelestarian Sumber
Sintang. 2016. Kecamatan Daya Tanah dan Air.
Sintang Dalam Angka Tahun Yogyakarta. Andi.
2016. Kabupaten Sintang: Suwantoro G. 2004. Dasar-dasar
Bappeda. Pariwisata. Yogyakarta : Andi.
Chafid Fandeli. 1995. Dasar- Yoeti HOA et al. 2006. Pariwisata
dasar Manajemen Budaya Masalah dan Solusinya.
Kepariwisataan Alam. Jakarta: Pradnya Paramita.
Liberty. Yogyakarta.
Grigg, Neill. 1988. Infrastructure
Engineering and Management.
John Wiley and Sons.
Grigg, Neil, and Fontane G. Darell.
2000. Infrastructure Systems
Management and Optimization.
International Seminar
“Paradigm and Strategy of

15

Anda mungkin juga menyukai