Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TANGKAHAN

UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

Firmansyah Ahzome1 Josua Parningotan P2 Tengku MHD Haikal3


Politeknik Pariwisata Medan
Email: 1firmansyahahzome@gmail.com 2aldiofrans2002@gmail.com 3Muhammadhaikal@gmail.com

Abstrak

Objek wisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser merupakan objek wisata yang
memiliki potensi dan daya tarik yang besar, dimana objek wisata Tangkaahan terkenal dengan
sejumlah atraksi wisata diantaranya menjelajahi hutan, memandikan gajah serta river tubing.
Berbicara tentang potensi yang dimiliki objek wisata Tangkahan, masih perlu dilakukan
pengembangan agar menjadi daerah tujuan wisata utama yang paling diminati di Kabupaten
Langkat. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengembangan objek wisata yang benar-benar disusun
secara matang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan strategi pengembangan
objek wisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser sebagai daerah tujuan wisata Kabupaten
Langkat dengan menggunakan analisis SWOT. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif dengan pendekatan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dengan tiga cara, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan
melakukan reduksi data (reduction data), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan
(concluting drawing). Tangkahan, sebuah destinasi ekowisata yang tersembunyi di pedalaman hutan
Sumatera Utara, menawarkan keindahan alam yang memikat, termasuk hutan tropis yang subur,
sungai yang jernih, dan panorama pegunungan yang menakjubkan. Namun, potensi ekowisata yang
luar biasa ini belum sepenuhnya dimanfaatkan, dengan kunjungan wisatawan yang masih relatif
rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan
ekowisata Tangkahan yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Metode penelitian
yang digunakan adalah studi kualitatif yang melibatkan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats) untuk mengevaluasi keadaan saat ini dan menentukan arah strategis
pengembangan ekowisata Tangkahan. Melalui wawancara dengan pemangku kepentingan lokal,
survei wisatawan, dan analisis data sekunder, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor internal
dan eksternal yang memengaruhi pengembangan ekowisata di Tangkahan. Hasil analisis SWOT
mengungkapkan bahwa Tangkahan memiliki kekuatan potensial dalam keanekaragaman alamnya,
upaya konservasi yang kuat, dan keterlibatan masyarakat lokal. Namun, terdapat kelemahan terkait
dengan infrastruktur terbatas, kurangnya promosi, dan kekurangan dalam kapasitas pengelolaan. Di
sisi lain, terdapat peluang yang signifikan dalam meningkatnya kesadaran lingkungan, pengembangan
infrastruktur, dan kemitraan dengan lembaga konservasi internasional. Namun, ekowisata Tangkahan
juga dihadapkan pada ancaman seperti perubahan iklim, persaingan destinasi, dan kegiatan ilegal.
Berdasarkan analisis tersebut, disusunlah serangkaian strategi pengembangan ekowisata Tangkahan,
termasuk peningkatan promosi dan pemasaran, pengembangan infrastruktur pariwisata, pelatihan
dan kapasitasi masyarakat lokal, serta pengawasan terhadap kegiatan ilegal. Dengan menerapkan
strategi ini secara holistik dan berkelanjutan, diharapkan Tangkahan dapat menjadi destinasi
ekowisata yang berkelanjutan dan menarik bagi para wisatawan yang mencari pengalaman alam yang
autentik.

Kata Kunci: Ekowisata, Pengembangan Destinasi, SWOT Analysis, Tangkahan, Sumatera Utara.
3

I. PENDAHULUAN

Tangkahan, sebuah destinasi pariwisata yang weakness, 0pp0rtunities dan threats. untuk mencari
tersembunyi di pedalaman hutan Sumatera Utara, strategi yang akan di lakukan analisis SWOT
memiliki potensi luar biasa untuk pengembangan Adalah Strategi Pengembangan Ekowisata
ekowisata yang berkelanjutan. Dengan kekayaan Tangkahan.
alamnya yang memukau, termasuk hutan tropis
yang lebat, sungai yang jernih, dan beragam a. Kekuatan (Strengths)
kehidupan liar, Tangkahan telah menjadi daya tarik Tangkahan terkenal dengan keindahan alamnya,
bagi para pencinta alam dan petualang. termasuk hutan tropis yang subur, sungai yang
Pengembangan ekowisata di Tangkahan bukanlah jernih, dan panorama pegunungan yang
sekadar kebutuhan akan pertumbuhan industri menakjubkan, yang menarik para wisatawan yang
pariwisata, tetapi juga merupakan upaya untuk mencari pengalaman alam yang autentik.
melindungi lingkungan alaminya yang rapuh dan Destinasi ini menyediakan habitat bagi berbagai
memperkuat ekonomi lokal. Dengan spesies flora dan fauna, termasuk gajah Sumatera
menggabungkan upaya konservasi alam dan yang langka, yang dapat menjadi daya tarik utama
pemberdayaan masyarakat lokal, strategi bagi ekowisata. Masyarakat setempat yang ramah
pengembangan ekowisata di Tangkahan memiliki dan budaya yang kaya memberikan pengalaman
potensi untuk menjadi model yang berkelanjutan budaya yang otentik bagi para pengunjung,
dalam manajemen destinasi pariwisata. termasuk kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan
Dalam konteks ini, pendahuluan ini bertujuan tradisional.
untuk merangkum kebutuhan mendesak akan
strategi pengembangan ekowisata di Tangkahan, b. Kelemahan (Weakness)
dengan fokus pada peningkatan kunjungan Faktor kebersihan yang kurang di pedulikan oleh
wisatawan. Analisis mendalam akan dilakukan pengelolah dan pengunjung sehingga masih banyak
untuk mengidentifikasi potensi, tantangan, dan di temukan sampah dan dapat mengurangi ke
peluang yang terkait dengan pengembangan indahan alam Tangkahan. Akses transportasi yang
ekowisata di kawasan ini. Tujuan akhirnya adalah terbatas dan kurangnya fasilitas pariwisata yang
menyusun strategi yang berbasis pada prinsip- memadai dapat menjadi hambatan bagi
prinsip pembangunan berkelanjutan, dengan pengembangan destinasi tangkahan. Kurangnya
memperhitungkan kepentingan ekologi, sosial, dan promosi dan pemasaran destinasi ini secara luas
ekonomi. Melalui pendekatan kolaboratif yang dapat membatasi jumlah pengunjung potensial yang
melibatkan pemerintah, masyarakat lokal, dan dapat menikmati keindahan dan keanekaragaman
pemangku kepentingan lainnya, diharapkan Tangkahan.
strategi ini dapat menciptakan dampak positif yang
signifikan bagi Tangkahan dan wilayah sekitarnya. c. Peluang (Opportunities)
Dengan memperhatikan keberlanjutan, partisipasi Program-program pendidikan dan kesadaran
masyarakat, dan pengelolaan yang bijaksana, lingkungan yang diselenggarakan oleh pemerintah
pengembangan ekowisata di Tangkahan memiliki dan LSM dapat membantu meningkatkan
potensi untuk memberikan manfaat jangka panjang pemahaman tentang pentingnya pelestarian alam di
bagi lingkungan, ekonomi, dan budaya lokal. kalangan masyarakat lokal dan pengunjung.
Dalam pembahasan berikutnya, akan dianalisis Dukungan dari pemerintah dan organisasi non-
secara rinci tantangan dan peluang yang dihadapi pemerintah untuk pengembangan ekowisata di
Tangkahan dalam pengembangan ekowisata, serta Destinasi Tangkahan Pemanfaatan platform digital
langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk dan media sosial untuk mempromosikan destinasi
meningkatkan kunjungan wisatawan secara Tangkahan secara global dapat meningkatkan
berkelanjutan. visibilitasnya dan menarik minat dari segmen pasar
yang lebih luas.
II. METODOLOGI
d. Ancaman (Threats)
. Analisis SWOT merupakan salah satu metode Meningkatkan jumlah para wisatawan lokal dan
mengembangkan kondisi dan mengevaluasi suatu wisatawan mancanegara yang akan berakibat pada
masalah Yang terdapat di Ekowisata Tangkahan lingkungan di sekitar kawasan wisata selain illegal
atau konsep yang berdasarkankan faktor internal logging, polusi juga akan mengancam wisata alam
(dalam) dan faktor eksternal (luar yaitu strengths, Tangkahan. Persaingan dengan destinasi wisata lain
2

yang menawarkan pengalaman serupa dapat wisatawan yang ingin menjauh dari keramaian
mengurangi daya tarik Tangkahan sebagai tujuan perkotaan dan menyatu dengan alam
utama bagi para wisatawan. Kegiatan ilegal seperti  Tantangan Pelestarian Lingkungan
pencurian kayu dan perburuan hewan liar dapat Meskipun pariwisata membawa dampak positif
merusak ekosistem alami Tangkahan Namo Sialang bagi ekonomi dan pelestarian lingkungan, juga
dan mengganggu habitat satwa liar yang dilindungi terdapat tantangan yang perlu diatasi. Peningkatan
seperti gajah Sumatera. jumlah wisatawan dapat menyebabkan tekanan
terhadap ekosistem alam, termasuk kerusakan
III. HASIL ANALISIS lingkungan dan degradasi habitat satwa liar. Oleh
NO DIMENSI PERNYATAAN PENILAIAN
karena itu, manajemen pariwisata yang bijaksana
1 KEKUATAN Tangkahan terkenal dengan keindahan alamnya,
STS TS KS S SS
dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk
termasuk hutan tropis yang subur, sungai yang jernih,
dan panorama pegunungan yang menakjubkan, yang
menarik para wisatawan yang mencari pengalaman
0 1 0 6 3 memastikan bahwa keindahan alam Tangkahan
alam yang autentik
Destinasi ini menyediakan habitat bagi berbagai
dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
spesies flora dan fauna, termasuk gajah Sumatera yang
langka, yang dapat menjadi daya tarik utama bagi
ekowisata.
1 1 0 4 4 .
Masyarakat setempat yang ramah dan budaya yang
kaya memberikan pengalaman budaya yang otentik
2. Kelemahan
bagi para pengunjung, termasuk kesempatan untuk
terlibat dalam kegiatan tradisional.
2 1 0 3 4  Kurangnya Perhatian terhadap Kebersihan
Faktor kebersihan yang kurang di pedulikan oleh
Masalah sampah yang masih banyak ditemukan di
2 KELEMAHAN
pengelolah dan pengunjung sehingga masih banyak di
temukan sampah dan dapat mengurangi ke indahan 0 0 0 6 4
alam Tangkahan.
Akses transportasi yang terbatas dan kurangnya
Tangkahan menunjukkan kurangnya perhatian dari
fasilitas pariwisata yang memadai dapat menjadi
hambatan bagi pengembangan destinasi tangkahan 0 0 0 7 3 pengelola dan pengunjung terhadap kebersihan.
Kurangnya promosi dan pemasaran destinasi ini secara Sampah-sampah ini dapat mengurangi keindahan
alam dan merusak ekosistem lokal. Pengelola dan
luas dapat membatasi jumlah pengunjung potensial
yang dapat menikmati keindahan dan keanekaragaman 0 1 0 6 3
Tangkahan.
3 PELUANG Program-program pendidikan dan kesadaran
lingkungan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
pengunjung perlu meningkatkan kesadaran akan
LSM dapat membantu meningkatkan pemahaman
tentang pentingnya pelestarian alam di kalangan
2 0 0 4 4 pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta
masyarakat lokal dan pengunjung.
Dukungan dari pemerintah dan organisasi non- diterapkannya sistem pengelolaan sampah yang
pemerintah untuk pengembangan ekowisata di
Destinasi Tangkahan 2 0 0 3 5 efektif.
Pemanfaatan platform digital dan media sosial untuk
mempromosikan destinasi Tangkahan secara global  Akses Transportasi Terbatas dan Fasilitas
dapat meningkatkan visibilitasnya dan menarik minat
2 0 0 2 6
dari segmen pasar yang lebih luas.
Pariwisata.
4 ANCAMAN Meningkatkan jumlah para wisatawan lokal dan
wisatawan mancanegara yang akan berakibat pada
lingkungan di sekitar kawasan wisata selain illegal
yang Kurang Memadai Akses transportasi yang
0 0 0 8 2
logging, polusi juga akan mengancam wisata alam
Tangkahan terbatas dan kurangnya fasilitas pariwisata yang
Persaingan dengan destinasi wisata lain yang
menawarkan pengalaman serupa dapat mengurangi daya
tarik Tangkahan sebagai tujuan utama bagi para
memadai dapat menjadi hambatan bagi
0 0 0 7 3
wisatawan.
Kegiatan ilegal seperti pencurian kayu dan perburuan
pengembangan destinasi Tangkahan. Keterbatasan
ini dapat menghalangi potensi jumlah pengunjung
hewan liar dapat merusak ekosistem alami Tangkahan
Namo Sialang dan mengganggu habitat satwa liar yang
dilindungi seperti gajah Sumatera. 0 0 0 6 4
yang ingin mengunjungi Tangkahan. Perbaikan
Berikut adalah hasil analisis SWOT terhadap infrastruktur transportasi dan peningkatan fasilitas
Strategi Pengembangan Ekowisata Tangkahan pariwisata seperti akomodasi, restoran, dan sarana
Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. umum lainnya dapat meningkatkan daya tarik dan
Hasil penelitian menunjukkan masing masing kenyamanan bagi para wisatawan.
responden memberikan nilai yang bervariasi.  Kurangnya Promosi dan Pemasaran.
Perhitungan nilai responden didasarkan pada nilai Kurangnya promosi dan pemasaran destinasi
rata rata dari seluruh responden. Tangkahan secara luas juga dapat membatasi
jumlah pengunjung potensial. Meskipun
IV. ANALISIS KASUS Tangkahan memiliki potensi alam yang
menakjubkan, namun jika tidak dipromosikan
1. Kekuatan dengan baik, banyak orang mungkin tidak
 Keindahan Alam menyadari keberadaannya atau tidak memilihnya
Tangkahan dikenal dengan keindahan alamnya sebagai destinasi wisata. Diperlukan upaya yang
yang meliputi hutan tropis yang subur, sungai yang lebih besar dalam promosi dan pemasaran destinasi
jernih, dan panorama pegunungan yang ini secara nasional maupun internasional, melalui
menakjubkan. Keberadaan hutan tropis yang masih berbagai platform seperti media sosial, situs web,
alami dan sungai yang bersih memberikan dan kampanye promosi pariwisata.
pengalaman alam yang autentik bagi pengunjung.
Hal ini menjadi daya tarik utama bagi para 3. Peluang
Lingkungan: dan LSM memiliki peran penting
Program-program pendidikan dan kesadaran  Dalam meningkatkan pemahaman
lingkungan yang diselenggarakan oleh pemerintah masyarakat lokal dan pengunjung.
3

tentang pentingnya pelestarian alam. Melalui masyarakat lokal.


program-program ini, masyarakat dapat diberi  Dampak Kegiatan Ilegal:
pemahaman tentang nilai-nilai konservasi, dampak Kegiatan ilegal seperti pencurian kayu dan
negatif dari perilaku yang merusak lingkungan, dan perburuan hewan liar dapat merusak
cara-cara untuk berkontribusi dalam pelestarian ekosistem alami Tangkahan. Pencurian
alam. Pendidikan lingkungan yang dimulai dari kayu dapat menyebabkan deforestasi yang
usia dini hingga dewasa dapat membentuk sikap luas, sementara perburuan hewan liar dapat
dan perilaku yang peduli terhadap lingkungan. mengganggu keseimbangan ekosistem dan
 Dukungan dari Pemerintah dan LSM untuk mengancam spesies- spesies langka seperti
Ekowisata: gajah Sumatera. Upaya penegakan hukum
Dukungan yang diberikan oleh pemerintah dan yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih
organisasi non-pemerintah sangat penting dalam baik diperlukan untuk melindungi Tangkahan
pengembangan ekowisata di Destinasi Tangkahan. dari kegiatan ilegal ini.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, diperlukan
Pemerintah dapat memberikan regulasi yang
pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Langkah-
mendukung pengembangan ekowisata yang langkah perlindungan lingkungan, seperti penegakan
berkelanjutan, termasuk pengelolaan lingkungan regulasi lingkungan dan upaya konservasi spesies,
dan konservasi alam. LSM juga dapat berperan harus diiringi dengan strategi pengembangan pariwisata
dalam menyediakan sumber daya dan dukungan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Upaya
teknis untuk pengelolaan ekowisata, serta kolaboratif antara pemerintah, masyarakat lokal,
melakukan advokasi untuk kebijakan lingkungan organisasi non-pemerintah, dan pelaku pariwisata
yang lebih baik. diperlukan untuk memastikan bahwa Tangkahan tetap
 Pemanfaatan Platform Digital dan Media menjadi destinasi wisata alam yang menarik sambil
Sosial: menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan
masyarakat lok
Pemanfaatan platform digital dan media sosial
dapat menjadi alat yang efektif dalam
mempromosikan destinasi Tangkahan secara
global. Melalui konten-konten yang menarik dan
informatif, seperti foto, video, dan cerita
perjalanan, destinasi ini dapat dipromosikan
kepada audiens yang lebih luas di berbagai belahan
dunia. Selain itu, kampanye promosi melalui media
sosial juga dapat melibatkan partisipasi masyarakat
dengan mendorong mereka untuk berbagi
pengalaman mereka di Tangkahan, sehingga
meningkatkan visibilitas dan menarik minat dari
segmen pasar yang lebih luas.

4. Ancaman
 Dampak Lingkungan dari Penyediaan
Infrastruktur Wisata:
Meningkatnya jumlah wisatawan dapat
menyebabkan peningkatan pembangunan
infrastruktur pariwisata, seperti jalan, penginapan,
dan fasilitas umum lainnya. Pembangunan ini
dapat mengancam lingkungan alami Tangkahan
dengan merusak habitat alami, mengubah pola
aliran sungai, dan meningkatkan risiko pencemaran
air dan udara.
 Persaingan dengan Destinasi Wisata Lain:
Persaingan dengan destinasi wisata lain yang
menawarkan pengalaman serupa dapat mengurangi
daya tarik Tangkahan sebagai tujuan utama bagi
wisatawan. Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan jumlah pengunjung dan pendapatan,
yang kemudian berdampak negatif pada upaya
pelestarian lingkungan dan kesejahteraan
2

V. PEMBAHASAN pemerintah, masyarakat, dan non-pemerintah.


Perencanaan dan persiapan pengembangan
Keberadaan ekowisata Tangkahan di Ekowisata Tangkahan menjadi bentuk pengelolaan
kawasan TNGL memiliki keunikan dan kolaboratif Ekowisata sebagai implementasi
keanekaragaman hayati yang tinggi menjadi Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No.
potensi daya tarik tersendiri. Semakin berkembang P.19/Menhut-II/2004 tentang kolaborasi
dan menariknya minat pengunjung terhadap pengelolaan kawasan sumber daya alam dan
sumber daya Tangkahan menimbulkan banyaknya kawasan pelestarian alam. Persiapan SDM dan
aktor dan pelaku yang terlibat dalam sarana prasarana menjadi komponen utama dalam
penyelenggaraannya, sehingga menimbulkan pariwisata di Kawasan Taman Nasional Gunung
keragaman atas penyelenggaraan kepentingan Leuser.
yang berbeda dengan tujuan sebenarnya dalam
terbentuknya ekowisata di Tangkahan. Terjadi VI. KESIMPULAN
tumpang tindih kewenangan antara komunitas
lokal, pemangku kawasan dan Pemerintah Daerah Dengan Tangkahan adalah contoh penting atau
dalam pengelolaan kawasan yang terdiri dari kisah sukses hubungan antara taman dan masyarakat.
institusional, sumber daya manusia, Setelah 20 tahun menjalankan inisiatif ini, mereka
sarana/prasarana, dan masalah teknis lainnya ini berhasil menjaga taman nasional dari pembalakan
disebabkan oleh belum terpetakannya stakeholders liar, perambahan, dan perburuan besar-besaran.
menurut kepentingannya terhadap fungsi Perbandingan dengan kawasan Sekoci memberikan
Tangkahan dan kebutuhan serta aspirasi bukti yang jelas; ketika masyarakat lokal mempunyai
masingmasing stakeholders belum terakomodir kesempatan untuk menghasilkan kegiatan ekonomi
dengan baik. Implementasi peranan dari masing- lokal alternatif yang meningkatkan pendapatan
masing stakeholder dan dukungan kebijakan serta mereka secara signifikan, bukan dari sudut pandang
peraturan perundangundangan sangat diperlukan pembalakan liar, perambahan, dan perburuan liar,
dalam pengembangan ekowisata Tangkahan oleh namun dari sudut pandang ekowisata, mereka
pemerintah dan para pihak melalui mekanisme bersedia menjaga taman nasional dengan cara yang
kerja sama antar stakeholders. Penelitian ini lebih kolektif. berdasarkan kesadaran kolektif
bertujuan untuk menyusun strategi pengembangan mereka di tingkat lokal. Inisiatif Tangkahan dapat
tata kelola ekowisata Tangkahan melalui dilihat sebagai kisah sukses ekowisata berbasis
identifikasi peranan, pola hubungan dan kebutuhan masyarakat.Pelajaran lain yang bisa dipetik dari
stakeholders, identifikasi peraturan perundang- Tangkahan adalah tutupan hutan yang bagus di
undangan dan kebijakan pengembangan, serta taman dekat Tangkahan dibandingkan dengan
perumusan strategi pengembangan tata kelola kawasan Sekoci. Namun demikian, masih perlu
ekowisata. Lokasi kegiatan penelitian dilakukan di dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala
kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dengan melibatkan pemangku kepentingan utama
(TNGL). Kawasan ekowisata Tangkahan secara sebagai dasar perbaikan berbagai aspek di lembaga
administratif terletak pada 2 wilayah desa, yaitu daerahnya, yaitu LPT. Otoritas taman harus
Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, memainkan peran netral dan melakukan
Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, pendampingan jika ada konflik, atau meninjau
Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan dari operasi dan kinerja LPT untuk menyeimbangkan
September 2020 hingga Desember 2020. Metode antara perolehan pendapatan dari ekowisata dan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari dampaknya terhadap lingkungan dan perlindungan
aspek peranan, hubungan, dan kebutuhan taman.Taman nasional tidak dapat dikelola sendirian
dilakukan dengan analisis stakeholders, sedangkan dari masyarakat setempat. Pengelolaan adaptif
aspek kebijakan dilakukan dengan analisis kolaboratif, atau penciptaan kemitraan, merupakan
Kebijakan. Tahap selanjutnya adalah analisis strategi kebijakan yang penting saat ini dan di masa
matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan depan. Hal ini memerlukan pendampingan intensif
bahwa Pihak yang memiliki tingkat kepentingan dari otoritas taman nasional dan LSM sejak awal
dan pengaruh tertinggi dalam pengelolaan inisiasi. Pemantauan dan evaluasi yang partisipatif
Ekowisata Tangkahan adalah BBTNGL, Disbupar dan terbuka yang melibatkan pemangku kepentingan
Langkat dan LPT. Sementara pengaruh dan utama diperlukan untuk memastikan proses
kepentingan terendah dimiliki oleh pihak Desa pembelajaran antar pemangku kepentingan utama
Namosialang, Desa Sei Serdang, PTPN 2 dan dapat dilakukan secara lebih adil. Hal ini merupakan
Tokoh masyarakat. Dimana para pemangku awal yang penting untuk secara bertahap
kepentingan tersebut mewakili dari pihak membangun rasa saling menghormati, percaya, dan
3

menguntungkan, serta membangun pendekatan


pengelolaan kolaboratif yang adaptif. Tangkahan
mencapai keberhasilannya karena otoritas taman
nasional telah menyusun model mereka dengan
menjadikan masyarakat lokal sebagai mitra utama
taman dan menjaga taman di sekitarnya. Selain itu,
komitmen anggota LPT dalam menjaga taman
nasional selama 20 tahun terakhir merupakan buah
dari kuatnya norma, nilai, dan kepercayaan antar
anggota. Selain itu, hasil FGD mengenai
keberlanjutan menunjukkan bahwa ketiga kategori:
Kategori Proses Sosial, Kategori Pengelolaan
Sumber Daya Alam Adaptif, dan Kategori
Dampak/Kondisi saling terkait, dan ini berarti bahwa
kolaborasi dan pengelolaan adaptif di Tangkahan
telah menghasilkan tingkat keberlanjutan yang
tinggi. kesejahteraan humanistik dan pemeliharaan
nilai-nilai ekologi, mendukung proses kolaborasi,
dan tingkat adaptif. Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan. Inisiatif ekowisata berbasis masyarakat
terbukti masih memerlukan fasilitasi dan
pendampingan agar setiap kesepakatan dapat
dilaksanakan secara konsisten melalui proses
pembelajaran yang berkesinambungan. Oleh karena
itu, penelitian kedepan mengenai monitoring dan
evaluasi keberhasilan Taman Nasional Gunung
Leuser masih perlu dilakukan untuk menjamin
kelanjutan keberhasilan tersebut.

VII. REFERENSI

Rangkuti, Freddy. 2004 Analisis SWOT Tehnik


membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Flamin, A., Asnaryati.. Potensi Ekowisata dan Strategi
Pengembangan Tahura Nipa-Nipa, Kota
Kendari, Sulawesi Utara. Jurnal Kehutanan Wallacea. 2
(2), pp. 154-18. 2013
[18] Sudana, I, P. Strategi Pengembangan Wisata
Ekologis Di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan,
Kabupaten Tabanan. Analisa Pariwisata. 13 (1), pp.
1131. 2013
[19] Rangkuti, F.. Analisis SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama. 2000
aman Nasional Gunung Leuser. 2021. Master Plan
Pengembangan Pariwisata Alam Taman Nasional
Gunung Leuser.
Wiratno W, Withaningsih S, Gunawan B, Iskandar J.
2022.
Ecotourism as a Resource Sharing Strategy: Case Study
of Community-Based Ecotourism at the Tangkahan
Buffer Zone of Leuser National Park, Langkat District,
North Sumatra, Indonesia. Sustainability, 14(6):3399.
Wiranatha AS. 2015. Sustainable development strategy
for
ecotourism at Tangkahan, North Sumatera. E-Journal
of Tourism, 2(1): 1-8.
2
3

Anda mungkin juga menyukai