BELITUNG
Disusun Oleh :
BANDUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Sektor pariwisata saat ini mempunyai peranan yang penting, hal ini dikarenakan
kontribusi pariwisata memiliki dimensi yang luas, tidak hanya secara ekonomi, namun juga
secara sosial, politik, budaya, kewilayahan dan lingkungan. Menurut Wardiyanto (2011)
kata pariwisata diidentikkan dengan kata travel dalam bahasa inggris yang berarti
perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain dan dilakukan secara terencana.
Pendapat tersebut didukung oleh Mulyadi dan Nurhayati (2002) yang menyebutkan bahwa
pariwisata adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan wisatawan baik individu maupun
kelompok dengan menikmati jasa dan industri pariwisata, transportasi, akomodasi, restoran,
hiburan, dan sebagainya.aIndustri pariwisata saat ini mempunyai peranan penting di dunia
karena dengan adanya perkembangan industri pariwisata dapat membantu pertumbuhan
ekonomi, membuka lapangan pekerjaan yang menguntungkan, serta meningkatkan
penghasilan standar hidup.
Menurut UNESCO (2004) Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-
unsur geologi terkemuka (outstanding) termasuk nilai arkeologi, ekologi, dan budaya yang
ada di dalamnya di mana masyarakat lokal diajak berperan-serta untuk melindungi dan
meningkatkan fungsi warisan alam. Berdasarkan pedoman GGN UNESCO (2004), tujuan
geopark adalah menggali, mengembangkan, menghargai, dan mengambil manfaat dari
hubungan erat antara warisan geologi dan segi lainnya dari warisan alam, berupa budaya,
dan nilai-nilai di area tersebut. Sebuah geopark memiliki batas-batas yang ditetapkan
dengan jelas dan memiliki kawasan cukup luas untuk pembangunan ekonomi lokal. Melihat
dari keragaman bumi dan budaya di Indonesia, sangat tepat bila salah satu upaya untuk
membangun kepariwisataan melalui konsep geopark untuk meningkatkan jumlah dan
kualitas pariwisata di Indonesia.
Status geopark yang sudah diakui secara internasional dan masuk ke dalam
UNESCO Global Geopark (UGG) adalah Belitung. Geopark Belitong ditetapkan sebagai
UNESCO Global Geopark pada tanggal 15 April 2021. Belitung diakui memiliki
keberagaman geologis dan kepulauan di sekitarnya. Keberagaman tersebut termasuk
lanskap, bebatuan, mineral, proses geologis dan tektonik, serta evolusi bumi di Belitung.
Selain itu, geopark Belitung memiliki keunikan dengan adanya keterkaitan kuat antara
aspek geologis, biologis, dan budaya. Mengacu kepada Badan Otoritas pengelola Kawasan
Geopark, terdapat 17 geosite di Belitung yang kini diakui secara internasional, yakni: Juru
Sebrang, Terong Tourism Village, Kuale Granite Mangrove Forest, Peramun Hill Granite
Forest, Tanjung Kelayang Trias Granite, Batu Bedil Trias Granite Rock, Nam Salu Open
Pit, Lumut Hill, Batu Pulas Granite Rock, Cendil Heat Forest, Tebat Rasau Cenozoic
Swamp, Burung Mandi Cretacious Granidiorite, Siantu Pillow Lava, Tajam Mountain,
Baginda Rocks, Punai Beach, Garumedang Tektite.
1.3.1 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran stakeholder dalam pengembangan
kawasan Geopark Belitung.
1.3.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai agar dapat menjawab tujuan penelitian ini diantaranya
adalah:
1. Juru Sebrang
2. Terong Tourism Village
3. Kuale Granite Mangrove Forest
4. Peramun Hill Granite Forest
5. Tanjung Kelayang Trias Granite
6. Batu Bedil Trias Granite Rock
7. Nam Salu Open Pit
8. Lumut Hill
9. Batu Pulas Granite Rock
10. Cendil Heat Forest
11. Tebat Rasau Cenozoic Swamp
12. Burung Mandi Cretacious Granidiorite
13. Siantu Pillow Lava
14. Tajam Mountain
15. Baginda Rocks
16. Punai Beach
17. Garumedang Tektite
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,
ruang lingkup substansi, ruang lingkup wilayah, dan sistematika laporan.
Bab ini membahas mengenai muatan-muatan berupa tinjauan pustaka, pedoman standar
yang berlaku, dan penelitian terdahulu.
Bab ini membahas mengenai perkiraan keterbatasan, keluaran, jadwal pelaksanaan dan
sumber daya penelitian yang digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pariwisata
Pengertian Pariwisata menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Bab 1 Pasal 1
Butir 3 menyatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah.
a. Pengembangan Pariwisata
Menurut Sunaryo (2013:129) pembangunan pariwisata merupakan suatu proses
perubahan pokok yang dilakukan secara terencana pada suatu kondisi
kepariwisataan tertentu yang dinilai kurang baik, yang diarahkan menuju kondisi
kepariwisataan tertentu yang dianggap lebih baik atau diinginkan. Menurut
Suwantoro dalam Reski et al (2016:160) unsur pokok yang harus mendapat
perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang
menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya
meliputi lima unsur yaitu:
1) Obyek dan daya tarik wisata
2) Prasarana wisata
3) Sarana wisata
4) Tata laksana/infrastruktur
5) Masyarakat/lingkungan
2.2 Geopark
Berdasarkan Global Geopark Network (GGN) dan European Geopark Network
(EGN) bahwa definisi Geopark adalah wilayah dengan batas yang didefinisikan dengan
baik yang terdiri dari wilayah luas yang memungkinkan pembangunan sosial berkelanjutan,
baik pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Selanjutnya, menurut UNESCO
(2006), Geopark adalah wilayah yang dapat didefinisikan sebagai kawasan lindung berskala
nasional yang mengandung sejumlah situs warisan geologi penting yang memiliki daya
tarik keindahan dan kelangkaan tertentu yang daoat dikembangkan sebagai bagian dari
konsep integrasi konservasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi lokal. Berdasarkan
beberapa definisi Geopark tersebut, seara singkat Geopark ini merupakan bentuk
pemanfaatan ruang kawasan lindung yang juga merupakan sebuah kesempatan untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan.
2.3 Stakeholder
Stakeholder merupakan kelompok atau organisasi apapun yamg dapat
melakukan klaim atau perhatian terhadap sumber daya atau hasil organisasi atau
dipengaruhi oleh hasil itu sendiri (Bryson, 2001). Stakeholder dapat diartikan
sebagai segenap pihak yang terkait dengan isu dam permasalaham yang sedang
diangkat. Menurut Reed et al (2009) stakeholder adalah individu kelompok atau
organisasi yang memiliki kepentingan dalam suau peristiwa atau proses. Dalam
penelitian ini, analisis stakeholder bertujuan untuk mengidentifikasi peranan
stakeholder dalam pengembangan geopark Belitung, menjelaskan kepentingan, dan
pengaruh setiap stakeholder. Menurut Reed et al (2009), stakeholder dikategorikam
ke dalam empat kategori berdasarkan kepentingan dam wewenangnya, yaitu:
1) Key Players
Players adalah stakeholder yang memiliki kepentingan serta wewenang yang
tinggi. Key Players biasa diartikan sebagai pemain atau pelaksana pengelola
kawasan Belitung Global Geopark. Players memiliki minat secara langsung
dalam pengelolaan kawasan Belitung Global Geopark dan wewenang untuk
melakukan sesuatu atau membuat aturan untuk pengelolaan kawasan Belitung
Global Geopark. Key Players mampu mengendalikan sistem yang ada.
2) Subject
Subject adalah stakeholder yang memiliki kepentingan yang cukup besar namun
wewenang yang dimiliki kecil. Subject dapat dikatakan sebagai pelaku utama
dalam pengelolaan kawasan Belitung Global Geopark. Stakeholder tersebur
memiliki kesungguhan umtuk mengelola kawasan Belitung Global Geopark
agar menjadi lebih baik, namun stakeholder tersebut tidak mempunyai
kekuasaan untuk mempengaruhi peraturan-peraturan yang berlaku.
3) Context Setter
Context Setter adalah mereka yang mempunyai minat kecil dan wewenang yang
besar. Context Setter dalam pengelolaan kawasan Belitung Global Geopark
dapat diartikan sebagai perencanaan makro dalam pengembangan kawasan
Belitung Global Geopark karena lingkup kerjanya bersifat makro maka minat
terhadap pengelolaan kawasan Belitung Global Geopark kecil. Wewenang
context setter sangat besar karena context setter mempunyai wewemang untuk
mengesahkan program-program dari instansi terkait termasuk wewenang untuk
mengesahkan dalam pemberian anggaran sehingga dalam kategori ini
stakeholder harus diberdayakan agar tidak menentang sistem yang ada.
4) Crowd
Crowd adalah para stakeholder yang memiliki kepentingan dan wewenang kecil.
Crowd dimasukkan ke dalam stakeholder masyarakat. Stakeholder dalam
kategori crowd harus selalu diberi informasi karena mereka selalu
mempertimbangkan segala kegiatan yang akan dilakukan. Pengelolaan kawasan
Belitung Global Geopark masyarakat dapat memiliki minat yang kecil terhadap
pengelolaannya karena masyarakat enggan untuk menjadi subject dalam suatu
kegiatan.