Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTIK PENGELOLAAN EKOWISATA

PENGELOLAAN EKOWISATA
DI WISATA ALAM KAWAH KAMOJANG
KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

ANNISA IZZATIN WIDAWARDANI KUSNO


ARIEF SUHARYANTO
LAMBANG SULISTYO NUGROHO
PUTTY PUSPITA

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA


PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

LAPORAN
PRAKTIK PENGELOLAAN EKOWISATA

PENGELOLAAN EKOWISATA
DI WISATA ALAM KAWAH KAMOJANG
KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

ANNISA IZZATIN WIDAWARDANI KUSNO


ARIEF SUHARYANTO
LAMBANG SULISTYO NUGROHO
PUTTY PUSPITA

Laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata


Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapang
dan Tugas Akhir
pada Program Keahlian Ekowisata
Program Diploma Institut Pertanian Bogor

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA


PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

RINGKASAN
ANNISA IZZATIN WIDAWARDANI KUSNO, ARIEF SUHARYANTO,
LAMBANG SULISTYO NUGROHO, PUTTY PUSPITA. Praktik Pengelolaan
Ekowisata di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, Kabupaten Bandung, Provinsi
Jawa Barat. YUN YUDIARTI, S.Hut, M.Si.
Taman Wisata Alama Kawah Kamojang merupakan sebuah destinasi wisata
dengan kawah yang dimanfaatkan sebagai atraksi utamanya. Kawasan wisata ini
sendiri merupakan bagian dari kapawan pelestarian alam kamojang yang dikelola
oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam. Kegiatan Praktik Pengelolaan
Ekowisata dilaksanakan selama 16 hari efektif yaitu mulai tanggal 8 Agustus 23
Agustus 2014. Metode yang digunakan dalam kegiatan Praktek Pengelolaan
Ekowisata ini adalah dengan studi literatur, pengamatan langsung, serta dengan
kuisioner untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung. Data yang diambil untuk
kegiatan Praktek Pengelolaan Ekowisata yaitu kebijakan dan peraturan, manajemen
pengelolaan serta wisatawan.
Kebijakan dan peraturan yang diterapkan di Taman Wisata Alam Kawah
Kamojang telah tertera dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun
1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya. Taman Wisata Alam
dimiliki dan dikelola oleh BBKSDA, sementara TWA Kawah Kamojang sendiri
dikelola oleh BBKSDA seksi 5 wilayah Bandung. Kebijakan dan peraturan yang
berlaku di dalamnya terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam, dan pengelolaan
tiket yang berkaitan dengan penentuan harga dan penyetoran hasil penjualan tiket
masuk.
Pengunjung dapat dijadikan sebagai parameter keberhasilan pengelolaan
kawasan wisata. Aspek yang dibahas mengenai wisatawan yaitu karakteristik
wisatawan, penilaian wisatawan terhadap kualitas pelayanan, evaluasi kondisi sarana
prasarana, serta evaluasi kapuasan wisatawan. Pengambilan data di kawasan
dilakukan dengan beberapa metode. Pengambilan data mengenai sumberdaya wisata
dan fasilitas wisata dilakukan dengan metode observasi langsung dan wawancara
tehadap pengelola. Metode wawancara dengan bantuan kuesioner dilakukan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pengunjung akan sumberdaya dan fasilitas yang ada.
Metode studi literatur digunakan untuk mengetahui kondisi umum kawasan serta
peraturan peraturan terkait pengelolaan kawasan.

Judul Laporan

Nama Mahasiswa/ NIM :

Program Keahlian

Pengelolaan Ekowisata di Taman Wisata Alam Kawah


Kamojang Kabupaten Bandung Jawa Barat
Annisa Izzatin Widawardani Kusno / J3B114017
Arief Suharyanto / J3B114045
Lambang Sulistyo Nugroho / J3B114004
Putty Puspita / J3B114042
Ekowisata

Disetujui Oleh,

Yun Yudiarti, Shut, MSi


Dosen Pembimbing

Diketahui Oleh,

Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., M.oT


Koordinator Program Keahlian

Tanggal Pengesahan : September, 2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Pengelolaan
Ekowisata (PPE) tahun 2016 yang berjudul Pengelolaan Ekowisata di Taman
Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung Jawa Barat . Laporan ini
merupakan hasil serangkaian pengamatan yang dilakukan selama 16 hari pada
tanggal 8-23 Agustus 2016 di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten
Bandung Jawa Barat.
Kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata merupakan syarat untuk dapat
mengikuti Praktik Kerja Lapang dan Tugas Akhir. Kegiatan yang dilakukan oleh
penulis dalam kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata adalah mengidentifikasi
pengelolaan wisata yang dilakukan oleh pengelola di Taman Wisata Alam Kawah
Kamojang. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat memberikan gambaran umum
dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan bentuk pengelolaan ekowisata yang telah
dilakukan.
Semoga laporan ini dapat dijadikan referensi bagi pengelola Taman Wisata
Alam Kawah Kamojang untuk mengembangkan kawasan wisata tersebut. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan. Penulis
menerima saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa, pengelola, maupun bagi masyarkat sekitar.

Bogor, September 2016

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH


Penyusunan Laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata 2016 dengan judul
Pengelolaan Ekowisata di Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung
Provinsi Jawa Barat melibatkan berbagai pihak yang membantu kelancaran
penulisan laporan ini, dari awal pengambilan data hingga tersusunnya laporan secara
lengkap. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada.
1. Occy Bonanza, S.P, M.P sebagai Ketua Pelaksana Praktik Pengelolaan
Ekowisata 2016 yang telah menyusun dan bertanggung jawab atas acara ini
mulai dari pembekalan hingga ujian Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE)
2016.
2. Yun Yudiarti, S.Hut, M.Si yang telah membimbing selama kegiatan PPE 2016
berlangsung.
3. Bedi Mulyana, S.Hut, M.Si MoT selaku Penanggung Jawab Kegiatan Praktik
Pengelolaan Ekowisata
4. Bapak dan Ibu Dosen Ekowisata yang telah memberikan ilmu pada setiap mata
kuliah yang diajarkan sebagai bekal ilmu pelaksanaan PPE 2016.
5. Program Diploma Institut Pertanian Bogor yang telah memfasilitasi alat yang
digunakan untuk kegiatan PPE 2016.
6. Oca Mulyana dan Endang Saefudin selaku pembimbing lapang selama
kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata.
7. Pengelola TWA Kamojang yang telah memberikan perijinan lokasi untuk
melaksanakan kegiatan PPE.
8. Kepala Seksi Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Garut yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan PPE di TWA
Kawah Kamojang.
9. Orang Tua yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil.
Semoga Laporan Praktik Umum Ekowisata Tahun 2016 berguna bagi pembaca,
khususnya Keluarga Besar Program Keahlian Ekowisata Program Diploma Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman wisata alam atau yang biasa disebut dengan TWA merupakan bagian
dari Kawasan pelsestarian alam (KPA) yang dimanfaatkan dalam segi wisata. Taman
Wisata Alam sendiri dimiliki dan dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya
Alam (BBKSDA). Pemanfaatan sumberdaya alam dalam bidang pariwisata saat ini
tengah berkembang di Indonesia. pengelolaan yang baik dibutuhkan untuk
mewujudakan kegiatan wisata berkelanjutan di kawasan wisata.
Pengelolaan kawasan wisata dibutuhkan semua destinasi wisata. Kawasan
TWA juga membutuhkan pengelolaan yang baik dari segi sumberdaya, fasilitas, dan
pengelolaan terhadap pengunjung itu sendiri. Banyak bagian dari pengelolaan yang
dapat dikembangkan untuk meningkatkan kualitas destinasi wisata. Pengelolaan yang
baik dapat meningkatkan kepuasan pengunjung. Meningkatnya kepuasan pengunjung
dapat meningkatkan pula kunjungan pengunjung terhadap destinasi wisata.
Taman Wisata Alam Kawah Kamojang merupakan salah satu TWA yang
dikelola oleh BBKSDA seksi 5 wilayah kabupaten Bandung. Pengelolaan kawasan
wisata di TWA Kawah Kamojang sendiri saat ini sudah cukup teratur. Balai Besar
Konservasi Sumberdaya Alam seksi 5 wilayah Bandung saat ini berlaku sebagai
pengelola utama TWA Kawah Kamojang. Balai Besar Konservasi dan Sumberdaya
Alam juga bekerjasama dengan karang taruna yang dibentuk oleh masyarakat sekitar
dalam pengelolaan TWA Kawah Kamojang. Oleh karena itu penting untuk
mahasiswa ekowisata untuk melakukan praktik pengelolaan ekowisata di TWA
Kawah Kamojang sehingga mahasiawa dapat mengetahui sekaligus berpartisipasi
dalam pengelolaan di kawasan wisata tersebut.
B. Tujuan Praktik
Tujuan dilaksanakannya Praktek Pengelolaan Ekowisata di TWA Kawah
Kamojang, Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut.
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang
pengelolaan ekowisata di TWA Kawah Kamojang.
2. Melatih mahasiswa untuk memahami dan bekerja secara langsung dalam
pengelolaan ekowisata di TWA Kawah Kamojang.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memahami permasalahan
dan mencari solusi dalam kegiatan pengelolaan ekowisata.
C. Manfaat Praktik
Manfaat dilaksanakannya Praktek Pengelolaan Ekowisata di TWA Kawah
Kamojang, Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu memahami pengelolaan ekowisata di TWA Kawah
Kamojang.
2. Mahasiswa mengetahui kebijakan dan peraturan di TWA Kawah
Kamojang.

3. Mahasiswa mengetahui tingkat kepuasan wisatawan di TWA Kawah


Kamojang.
4. Mahasiswa dapat berkontribusi secara langsung dalam pengelolaan
ekowisata di TWA Kawah Kamojang.

II.

KONDISI UMUM

A. Letak dan Luas Kawasan


Secara geografis Kawasan Cagar Alam Kawah Kamojang terletak antara
00611 sampai 10502 Bujur Timur dan antara 070657 sampai 070012
Lintang Selatan, dan administrasi pemerintahan kawasan konservasi Kamojang
terletak dalam dua wilayah Kabupaten Garut. Luas Cagar Alam Kamojang 7.805 Ha
dan Taman Wisata Alam seluas 481 Ha bersarkan SK Menteri Kehutanan
No.110/Kpts-II/1990 Tanggal 14 Maret 1990. Berdasarkan Peta Provinsi Jawa Barat
skala 1:1.000.000 dan BKSDA Jawa Barat II (2003). Batas-batas kawasan TWA
Kawah Kamojang adalah sebagai berikut.

Batas sebelah utara dengan Kecamatan Paseh dan Ibun, Kabupaten Bandung ;
Batas sebelah barat dengan Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung ;
Batas sebelah timur dengan Kecamatan Leles dan Tarogong, Kabupaten
Garut ;
Batas sebelah selatan dengan Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.

B. Sejarah Kawasan
Cagar Alam Kamojang ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 170/Kpts-Um/3/1979, seluas 7.500 Ha dan
Taman Wisata Alam Kawah Kamojang seluas 500 Ha. Berdasarkan hasil pengukuran
dan penataan batas tahun 1982 yang tertuang dalan Berita Acara Tata Batas tanggal
7 Agustus 1982 dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 110/Kpts-II/1990 tanggal
14 Maret 1990, luas Cagar Alam Kamojang adalah 7.805 Ha, dan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 433/Kpts-II/1994 tanggal 5 Agustus 1994
menetapkan lahan konpensasi seluas 12,196 Ha yang menjadi bagian kawasan Cagar
Alam sehingga luas Cagar Alam Kamojang menjadi 7.817,196 Ha dan luas Kawasan
Taman Wisata Alam 481 Ha sehingga luas keseluruhan Cagar Alam dan Taman
Wisata Alam Kawah Kamojang menjadi 8.298,196 Ha.
Pengelolaan TWA Kawah kamojang pada tahun 1987 sd tahun 2009 dilakukan
oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Dalam pengelolaan Perum Perhutani ini di
TWA. Kawah Kamojang dilakukan pemungutan tiket masuk bagi pengunjung
sebesar Rp. 5000,- per orang sekali masuk kawasan dengan fasilitas yang ada berupa
WC, musolla, tempat parkir dan villa. Semenjak tahun 2009 pengelolaan TWA.
Kawah kamojang dilimpahkan ke BBKSDA Jawa Barat. Pada pengelolaan oleh
BBKSDA Jawa Barat dilakukan pemungutan berupa Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang peneyetorannya langsung dilakukan ke bendahara negara.
Kawasan CA/TWA Kamojang terdapat sumur panas bumi yang
pengelolaannnya dilakukan oleh PGE berdasarkan :
1. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 022/Kpts-II/1984 tanggal 17 Pebruari
1984 tentang Persetujuan Pengeboran Panas Bumi di CA Kawah Kamojang Ds.
Cibeet, Kec. Ibun, Kab. Bandung seluas 21,505 Ha.

2. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 227/Menhut-II/89 tanggal 11 Pebruai


1989 tentang Persetujuan Pengeboran Panas Bumi Ciharus A di CA Kawah
Kamojang Desa Cibeet Kec. Ibun seluas 5,850 ha dengan lahan kompensasi di
Blok Cimonteng CA Kawah Kamojang seluas 12,196 ha dan Desa Cidaun Kab.
Cianjur seluas 24 ha dekat CA Bojong Larang Jayanti
3. Surat Menteri Kehutanan Nomor 341/Menhut-VII/1996 tanggal 15 Maret 1996
tentang Persetujuan Pengeboran Panas Bumi Ciharus A di TWA Kawah
Kamojang Desa Cibeet Kec. Ibun seluas 12 Ha
4. Penjanjian Pinjam Pakai antara Kanwil Dephut Prov. Jawa Barat dengan PT.
Pertamina Area Geothermal Kamojang Nomor 45/Kwl-6/1997 dengan jangka
waktu 30 Januari 1997 30 Januari 2002.
C. Topografi, Geologi, dan Iklim
Jenis tanah di kawasan Taman Wisata Kamojang termasuk ke dalam tipe
Latosol coklat kekuning-kuningan, latosol kemerahan, latosol merah. Adapun
jenis batuannya merupakan jenis batuan vulkanik tanah vulkanik. Permukaan
tanah sebagian besar merupakan lapisan batuan dan pasir. Keadaan lapangan
secara umum topografinya bergelombang dengan ketinggian tempat antara 500 1.000 meter di atas permukaan laut.
Pada beberapa tempat terdapat areal dengan topografi datar, landai sampai
bergelombang. Daerah dengan topografi datar terletak di blok Pangkalan yang
merupakan area pemukiman dan pusat pengelolaan TWA Kawah Kamojang. Kawah
Kamojang pada musim penghujan seringkali diselimuti kabut tebal dengan radius
jarak pandang 5 m. Namun pada musim kemarau sering terlihat rumput-rumput
kering yang terbakar oleh terik matahari. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson,
iklimnya termasuk tipe iklim B dengan rata-rata curah hujan per tahun 2.500 - 3.000
mm.
D. Kondisi Biotik Kawasan
Kondisi biotik di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang terbagi menjadi dua
bagian yaitu, flora dan fauna. Flora dan fauna di Taman Wisata Alam Kawah
Kamojang cukup beragam jenisnya dan ada beberapa jenis flora dan fauna tersebut
yang cukup sulit ditemukan. Kondisi biotik di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Flora
Ekosistem hutan di TWA Kawah Kamojang termasuk ke dalam formasi
hutan hujan tropika pegunungan dan hutan campuran dengan tipe vegetasi
hutan alam dan hutan tanaman. Jenis flora yang terdapat pada vegetasi hutan
alam diantaranya adalah pasang (Quercus javanica), jamuju (Podocarpus
imbricatus), kihujan (Engelhardtia spicata), kitebe (Sloanea sigun), kitambaga
(Eugenia cumini), kiara (Ficus glabela), kibeureum (Viburnum sambucium),
cangkuang (Pandunas sp. ) dan paku-pakuan (Dyplazzium sp. ) (BKSDA Jawa
Barat II, 2003). Sedangkan jenis flora yang terdapat pada vegetasi hutan
tanaman didominasi oleh rasamala (Altingia excelsa) dan pinus (Pinus
merkusii).

2. Fauna
Jenis fauna yang terdapat di TWA Kawah Kamojang diantaranya adalah
macan tutul (Panthera pardus), musang (Paradoxurus hermaproditus),
trenggiling (Manis javanica), surili (Presbitis comata), lutung
(Trachypithecusauratus) dan kutilang (Pycnonotus aurigaster).
E. Potensi Wisata
Taman Wisata Alam Kamojang memiliki keindahan alam, udaranya yang sejuk
dan nyaman beserta flora dan fauna didalamnya merupakan pemandangan yang
indah untuk dinikmati. Ada juga beberapa kawah yaitu Kawah Manuk, Kawah
Berecek, Kawah Kereta Api, Kawah Hujan, Eksplorasi sumber panas bumi sebagai
pembangkit tenaga listrik dan merupakan kawah paling menarik bagi pengunjung,
juga terdapat sumber air panas yang dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit
kulit.
Taman Wisata Kamojang terdapat 19 sumber air, seperti Cibeuying, Cikaro.
Sumber air ini dapat dimanfaatkan sebagai jasa lingkungan baik untuk wisata
maupun untuk masyarakat. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan ini
antara lain adalah :
1. Menikmati keindahan dan keunikan alam
2. Mandi air panas
3. Wisata Minat Khusus, seperti Bird Watching, Lintas alam.
F. Kondisi Pengelola
Pembagian tugas kerja di TWA Kawah Kamojang ditentukan oleh BBKSDA
Jawa Barat. Pengelolaan TWA Kawah Kamojang dikelola secara langsung oleh
kantor seksi KSDA yang bekerjasama dengan Kepala Resort Kamojang yang
membawahi fungsional POLHUT. Sedangkan pengelolaan wisata dikelola oleh
petugas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bertugas untuk merobek
karcis, pengelolaan kebersihan dan perawatan, serta keamanan pengunjung. PNBP
juga bekerja sama dengan masyarakat Desa Laksana, yang tergabung dalam
organisasi karang taruna yang terbentuk dari sukarelawan ataupun voulenteer untuk
membantu dalam pengelolaan Taman Wisata Kamojang. Kegiatan ini juga sebagai
bentuk kearifan lokal setempat.
G. Kondisi Masyarakat Sekitar

H. Aksesibilitas
TWA Kawah Kamojang dapat ditempuh dari arah Kota Bandung dan
Kabupaten Garut dengan rute sebagai berikut.

1. Bandung - Dayeuh Kolot Ciparay Majalaya Paseh Ibun TWA


Kawah Kamojang dengan jarak tempuh 43 km dan waktu tempuh
2,5jam, serta kondisi jalan beraspal.
2. Bandung - Tarogong - Garut - Samarang - TWA Kawah Kamojang dengan
jaraktempuh 65 km dan waktu tempuh 3 jam dan kondisi jalan
beraspal.

III.

METODE PRAKTIK PENGELOLAAN

A. Lokasi dan Waktu Praktik


Lokasi Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE) bertempat di Taman Wisata Alam
Kawah Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan ibun, Kabupaten Bandung, Provinsi
Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan potensi wisata yang
dimiliki oleh TWA Kawah Kamojang yang terdiri dari atraksi utama berupa kawah
dan potensi alam di sekitar kawasan. Praktik Pengelolaan Ekowisata dilakukan
selama 16 hari efektif terhitung dari tanggal 8 Agustus 2016 hingga 23 Agustus 2016.
Jadwal Harian Praktik Pengelolaan Ekowisata dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1 Jadwal Harian Praktik Pengelolaan Ekowisata
No
Hari /Tanggal
1
Senin, 8 Agustus 2016
2
Selasa, 9 Agustus 2016

Waktu (WIB)
08.00 15.00
08.00 15.00

3
4

Rabu, 10 Agustus 2016


Kamis, 11 Agustus 2016

08.00 15.00
08.00 15.00

5
6

Jumat, 12 Agustus 2016


Sabtu, 13 Agustus 2016

08.00 15.00
08.00 15.00

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Minggu, 14 Agustus 2016


Senin, 15 Agustus 2016
Selasa, 16 Agustus 2016
Rabu, 17 Agustus 2016
Kamis, 18 Agustus 2016
Jumat, 19 Agustus 2016
Sabtu, 20 Agustus 2016
Minggu, 21 Agustus 2016
Senin, 22 Agustus 2016
Selasa, 23 Agustus 2016

08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00

Kegiatan
Pengenalan kawasan wisata
Analisa kondisi umum
kawasan
Menganalisis pengelolaan
parkir dan kebersihan
kawasan
Membagikan kuesioner
kepuasan pengunjung

B. Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan untuk membantu kegiatan Praktik Pengelolaan
Ekowisata dan penyusunan laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan
Kamera Digital

Kegunaan
Mengambil gambar obyek wisata dan dokumentasi

kegiatan
Tabel Lanjutan
Alat dan Bahan
Laptop
Peta Lokasi
Alat tulis
Jurnal Harian
Buku Panduan PPE
Kuesioner

Kegunaan
Mengolah data yang diperoleh ke dalam bentuk
laporan
Mengetahui situasi dan orientasi lokasi
Mencatat hasil observasi di lapangan
Membantu membuat agenda kegiatan setiap harinya
Mengetahui kegiatan dan data yang dibutuhkan
selama di lokasi
Memandu wawancara dengan responden secara tidak
langsung

C. Jenis dan Metode Pengambilan Data

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Sumber Daya Wisata


1. Kawah Kereta Api
Sumber daya wisata di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang terdiri dari
dua kawah, yaitu kawah kereta api dan kawah hujan. Kawah kereta api
merupakan sumber daya wisata utama dan menjadi ciri khas dari Taman Wisata
Alam Kawah Kamojang. Kawah Kereta Api pada awalnya bernama Sumur
Kmj 3. Kawah Kereta Api merupakan sumur panas bumi pertama yang di bor
oleh Pemerintahan Belanda pada tahun 1926-1928. Pengeboran tersebut
dikerjakan oleh The Netherlands East Indies Vulcanological Survey. Kawah
kereta api memiliki kedalaman sekitar 60 meter dengan suhu sekitar 140o
Celcius dan tekanan antara 3.5 4 bar. Uap yang keluar dari sumur ini masih
terdengar nyaring dari jarak kurang lebih 200 meter. Kawah Kereta Api sampai
saat ini masih mengeluarkan uap panas bumi. Kawah Kereta Api mengeluarkan
uap panas bumi melalui sebuah lubang pipa dengan diameter kurang lebih 50
cm.

Sumber : www.google.com
Gambar 1 Kawah Kereta Api Pada Tahun 1926
Bagian depan Kawah Kereta Api terdapat papan informasi yang berisi
keterangan sejarah singkat Kawah Kereta Api dan foto-foto Kawah Kereta Api
pada zaman Belanda. Kawah tersebut juga dilengkapi dengan pagar pembatas
di sekeliling kawah. Pagar pembatas tersebut berukuran 4x4 m 2. Pagar tersebut
terbuat dari besi dan diberi cat berwarna biru. Pagar pembatas tersebut
berfungsi sebagai bentuk pengamanan agar pengunjung tidak terlalu dekat
dengan uap dari Kawah Kereta Api. Kawah Kereta Api juga dilengkapi dengan
dua anak tangga yang terbuat dari pavling block. Anak tangga tersebut
berfungsi untuk mempermudah pengunjung yang ingin melihat Kawah Kereta
Api. Tangga tersebut juga sering digunakan pengunjung untuk berfoto.

Gambar 2 Kawah Kereta Api


Keunikan dari Kawah Kereta Api yaitu dari suara uap yang dikeluarkan.
Uap yang dikeluarkan tersebut berbunyi seperti kereta api yang sedang
berjalan. Pengunjung yang datang akan dipertunjukkan sebuah atraksi bunyi
kereta api dari uap Kawah Kereta Api. Atraksi tersebut dilakukan oleh seorang
juru kunci yaitu Mbah Omo. Mbah Omo merupakan salah satu warga yang
tinggal di dekat Taman Wisata Alam Kawah Kamojang selama puluhan tahun.
Mbah Omo melakukan atraksi suara kereta api dengan menggunakan sebuah
alat yaitu gulungan plastik dan sebuah bambu dengan panjang m. Suara kereta
api yang sedang berjalan akan terdengar saat bambu ditempatkan di atas uap
kemudian bambu tersebut digerakkan ke atas dan ke bawah. Gerakan tersebut
yang akan menghasilkan suara kereta api yang sedang berjalan. Uap dari
Kawah Kereta api juga dapat menghasilkan suara seperti klakson kereta api.
Suara tersebut dapat terdengar ssat bambu ditempatkan di pipa keluarnya uap
Kawah Kereta api. Bambu ditempatkan di bagian tepi pipa dan dari uap yang
keluar akan terdengar suara klakson kereta api. Mbah Omo juga melakukan
atraksi untuk menunjukkan kekuatan dari uap Kawah Kereta api. Atraksi
tersebut dilakukan dengan cara meletakkan gulungan plastik di atas pipa
keluarnya uap Kawah Kereta Api. Dorongan uap yang kuat akan mendorong
gulungan plastik ke atas. Gulungan plastik tersebut dapat terdorong setinggi 10
m. Atraksi tersebut sering dimanfaatkan pengunjung untuk kegiatan berfoto.

Gambar 3 Atraksi yang dilakukan di Kawah Kereta Api


Pengelolaan kebersihan di Kawah Kereta Api dilakukan dengan
melakukan pembersihan di sekitar objek wisata setiap hari. Pembersihan
tersebut dilakukan setiap pagi dengan berkeliling di sekitar objek wisata.
Sampah yang berada di sekitar kawasan akan diambil dan dikumpulkan di
trashbang. Sampah-sampah tersebut kemudian akan dibakar di belakang
warung dekat tempat parkir. Pengelola juga menghimbau pengunjung untuk
tidak membuang sampah sembarang tempat. Pengelola sudah menyiapkan dua
buah tempat sampah. Penyediaan tempat sampah tersebut dimaksudkan agar
pengunjung dapat menjaga kebersihan objek wisata. Kawah Kereta Api
dikelilingi oleh rerumputan yang sewaktu-waktu dapat tumbuh dengan tinggi.
Hal tersebut diantisipasi dengan melakukan pembabatan rumput dengan jangka
waktu sebulan dua kali. Pembabatan rumput dilakukan oleh Bapak Henry,
Bapak Adang, dan Bapak Deni. Pembabatan rumput tersebut dimaksudkan
untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin melihat Kawah
Kereta Api.
Pengelolaan keamanan bagi pengunjung dilakukan dengan memberikan
himbauan kepada pengunjung sebelum memasuki TWA Kawah Kamojang agar
tidak terlalu dekat dengan Kawah Kereta Api. Pengelola sudah membuat
pembatas antara kawah dengan pengunjung dengan membuat sebuah pagar
pembatas. Pengunjung yang ingin melihat Kawah Kereta Api diharapkan tidak
melewati pagar pembatas tanpa ditemani oleh petugas atau juru kunci.
Pengelola juga bekerja sama dengan PT. Pertamina dalam hal keamanan Uap
Kawah Kereta Api. Petugas dari PT. Pertamina secara berkala akan memeriksa
kandungan belerang dari Uap Kawah Kereta api untuk keamanan pengunjung.
Pengelola menyiapkan sebuah ambulance untuk kemungkinan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan seperti pengunjung yang pingsan akibat menghirup
belerang. Pengelola akan melakukan tindakan pertolongan pertama terlebih
dahulu sebelum membawa pengunjung ke rumah sakit terdekat. Pengelola juga
bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menjaga kawasan saat akhir
pekan. Kegiatan pengamanan tersebut dimaksudkan untuk membuat
pengunjung merasa aman dan nyaman selama berada di TWA Kawah
Kamojang.

2. Kawah Hujan
Kawah Hujan merupakan kawah yang berjarak kurang lebih 400 meter
dari Kawah Kereta Api. Kawah Hujan berbentuk seperti cekungan besar
dengan keliling kurang lebih 50 m. Kawah Hujan merupakan kawah yang
uapnya tidak mengandung terlalu banyak belerang. Kandungan belerang yang
rendah membuat uap dari kawah tersebut tidak terlalu berbahaya bagi tubuh
manusia. Kawah Hujan dipercaya memiliki beberapa khasiat untuk
menyembuhkan penyakit. Pengunjung sering memanfaatkan uap, air, dan batu
yang berada di dalam area Kawah Hujan untuk melakukan terapi. Uap air yang
keluar sering dimanfaatkan pengunjung untuk melakukan sauna. Pengunjung
hanya perlu duduk atau berdiri di sekitar batu yang ditumpuk di atas kawah
untuk menikmati sauna alami. Kegiatan sauna dipercaya mampu
menyembuhkan penyakit flu, asma, dan sinusitis.

Gambar 4 Kawah Hujan


Kegiatan terapi kedua yang dapat dilakukan di area kawah tersebut adalah
akupuntur. Akupuntur di area kawah tidak menggunakan jarum melainkan
menggunakan air. Semburan dari mata air panas dipercaya memiliki manfaat
yang sama dengan terapi akupuntur. Mata air panas tersebut sering
mengeluarkan air dengan suhu yang beragam, mulai dari 5 Celcius hingga 30
Celcius. Semburan mata air panas yang mengenai kulit sering dirasakan
pengunjung seperti tusukan jarum. Terapi akupuntur dipercaya mampu
mengobati penyakit kulit hingga rematik. Terapi terakhir yang dapat dilakukan
adalah terapi telapak kaki dengan batu di sekitar area Kawah Hujan. Terapi
tersebut merupakan terapi yang sederhana dengan hanya menempelkan telapak
kaki ke batu yang berada di area Kawah Hujan. Pengunjung akan merasakan
batu yang diinjaknya memanas karena uap air yang berasal dari dalam tanah.
Terapi ini juga dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti
asam urat hingga penyakit penyakit dalam. Pengunjung yang ingin melakukan
berbagai terapi tersebut akan meminta bantuan dari juru kunci yang biasa
dipanggil Abah Kokom. Abah Kokom merupakan penduduk asli desa laksana
dan sudah menjadi pawang di kawah kamojang selama 55 tahun. Abah Kokom
dapat memunculkan uap dari dalam tanah dengan sebatang rokok. Abah

Kokom dipercaya mampu mengendalikan suhu dari uap air dan cipratan air
panas untuk memaksimalkan khasiat terapi bagi pengunjung.

Gambar 5 Kegiatan Sauna di Kawah Hujan


Daya tarik lainnya di Kawah Hujan adalah pengunjung dapat membeli dan
merasakan telur yang direbus dengan air panas yang mengandung belerang.
Pengunjung yang telah melakukan sauna dapat berisitirahat dan menikmati
telur yang dijual. Telur tersebut direbus dan dijual oleh pedagang di Kawah
Hujan. Telur yang dijual terdiri dari dua jenis telur yaitu telur ayam dan telur
burung puyuh. Harga telur yang dijual berbeda-beda tergantung dari jenis telur
yang ingin dibeli. Harga satu butir telur ayam dijual seharga Rp. 4 000 dan
harga satu butir telur puyuh dijual seharga Rp. 1 000. Pengunjung juga dapat
mencoba merebus telur tersebut. Tempat perebusan telur dekat dengan tempat
pengunjung melakukan sauna. Perebusan telur dilakukan di sebuah lubang
yang terdapat air panas. Pedagang akan meletakkan telur ayam dan telur puyuh
di air panas tersebut dan tunggu beberapa menit sampai matang. Waktu untuk
merebus telur ayam yaitu 4-5 menit, sedangkan waktu untuk merebus telur
puyuh yaitu 2-3 menit. Alat yang digunakan untuk merebus telur tersebut yaitu
capit kayu.

Gambar 6 Pedagang yang Merebus Telur di Kawah Kamojang

Jalan menuju Kawah Hujan berbagi menjadi dua, ada yang berupa anak
tangga dan berupa jalan semi tangga. Jalan setapak menuju Kawah Hujan
terbuat dari pavling block dan masih berupa tanah. Bagian pinggir tangga
dilengkapi pengaman berupa peganggan tangan yang terbuat dari kayu. Bagian
samping tangga tersebut dilengkapi dengan papan interpretasi dari Kawah
Hujan. Papan interpretasi tersebut berisi informasi jenis manifest dan suhu dari
Kawah Hujan. Uap dari Kawah Hujan bersuhu 950 980 Celcius. Jalan menuju
Kawah Hujan sedikit menurun dan kondisi jalan masih berupa tanah sehingga
pengunjung dihimbau untuk berhati-hati ketika berjalan. Jalan menurun untuk
ke Kawah Hujan dilengkapi dengan penganggan tangan yang terbuat dari
ranting kayu. Sekeliling Kawah Hujan terdapat beberapa batuan besar yang
dapat digunakan pengunjung untuk duduk santai.
Pengelolaan kebersihan di Kawah Hujan dilakukan oleh petugas setiap
pagi. Pengelolaan kebersihan yang dilakukan di Kawah Hujan sama dengan
Pengelolaan kebersihan di Kawah Kereta Api. Petugas akan mengumpulkan
sampah ke dalam trashbag dan dikumpulkan di belakang warung untuk
dibakar. Pengelolaan keamanan bagi pengunjung dilakukan dengan membuat
peganggan tangan untuk jalan menurun menuju Kawah Hujan. Pengelola juga
membuat pagar pembatas dan memasang cross line untuk kawah yang
berbahaya bagi pengunjung. Pengunjung juga dihimbau untuk berhati-hati saat
berjalan menuju Kawah Hujan. Kawah Hujan juga dilengkapi dengan fasilitas
seperti tempat duduk yang terbuat dari kayu dan shelter untuk pengunjung
yang ingin beristirahat.
B. Pengelolaan Program Wisata
Program wisata merupakan salah satu langkah untuk menarik minat
pengunjung. Program wisata yang dibuat harus menarik dan dapat menambah
wawasan baru bagi pengunjung. Sumber daya wisata dan fasilitas yang tersedia
dapat diamnfaatkan untuk membuat suatu program wisata. Program wisata
yang dibuat harus disesuaikan dengan karakteristik pengunjung agar kegiatan
wisata yang dilakukan sesuai dengan karakteristik pengunjung. Program wisata
juga harus aman agar pengunjung yang melakukan program wisata tersebut
merasa aman dan nyaman.

C. Pengelolaan Fasilitas Wisata


Fasilitas merupakan daya dukung utama yang menunjang aktivitas pengunjung
pada kawasan wisata. Fasilitas juga mempengaruhi kenyamanan, serta kepuasaan
pengunjung. Pengembangan dan peningkatan kawasan wisata selalu dilakukan
dengan meliputi inventarisasi serta evaluasi.
Dibawah ini merupakan data
inventarisasi fasilitas di Taman Wisata Kamojang.

Tabel 3 Inventarisasi Fasilitas di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jenis Fasilitas
Pintu Gerbang dan Loket
Tempat Parkir
Villa
Kamar Mandi
Gazebo
Tempat duduk
Tempat sampah
Mushola
Papan Penunjuk Arah
Papan Interpretasi
Pusat Informasi
Jalan Setapak

Jumlah
1
1
1
8
4
5
11
1
1
1
1
1

Keterangan
Kondisi baik, berfungsi
Kondsi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi

Pada tahun 2010 pengelolaan dipindah tangankan ke BBKSDA (Badan Balai


Konservasi Sumber Daya Alam). BBKSDA juga bekerja sama dengan perusahaan
Pertamina, untuk tetap menjaga fasilitas yang sudah ada serta menambah fasilitas
sebagai bentuk coorporate social responsibilty dari perusahaan pertamina.
1. Pintu Gerbang dan Loket
Pintu gerbang merupakan salah satu fasilitas yang terdapat Taman Wisata
Alam Kamojang. Pintu gerbang ini adalah pintu yang menunjukan batas
Taman Wisata Kamojang. Kondisi fisik dari pintu gerbang ini yaitu bentuk
bangunannya masih kokoh, cat dari dinding pintu gerbang juga masih bagus.
Pintu gerbang ini memiliki dua pos, yaitu disebelah kanan dan kiri. Pos sebelah
kanan juga berfungsi sebagai loket pembayaran karcis pintu masuk Taman
Wisata Kamojang, di kaca pos tersebut juga terdapat daftar harga masuk, Pos
sebelah kiri berfungsi sebagai pos satpam yang dibelakangnya ada portal. Pintu
gerbang ini dibangun oleh perusahaan Pertamina, sebagai bentuk kepedulian
terhadap lingkungan sekitar. Loket ini dibangun pada tahun 2013.

Gambar 7 Pintu Gerbang dan Loket

2. Tempat Parkir
Tempat parkir taman wisata alam kamojang, berukuran 22x 40m 2. Tempat
parkir ini dikatagorikan kecil karna jika menampung 50 mobil, tidak cukup.
100 motor. Serta 4 bis beurukuran besar. Tempat parkir ini kondisi cukup baik
karena area tempat parkir jalannya sudah di konblok. Serta terdapat juga papan
interpretasi P di tepi jalan area tempat parkir. Tempat parkir ini terdapat
petugas yang dilakukan oleh karang taruna desa laksana, guna untuk
menertibkan area parkir agar terlihat rapi. Guna juga sebagai kearifan lokal di
taman wisata kamojang.

Gambar 8 Tempat Parkir


3. Villa
Villa tempat peristirahatan sebanyak 1 (satu) unit. Bangunan ini
merupakan bangunan bekas perum Perhutani. Villa dilengkapi dengan tempat
tidur, karpet dan kamar mandi. Bangunan ini digunakan sebagai tempat
peristirahatan tamu namun, sudah sangat jarang digunakan sehingga villa ini
dindingnya sudah mulai agak kusam.

Gambar 9 Villa
4. Kamar Mandi
Kamar madi sebanyak 2 (dua) unit yang berada di dekat lokasi parkir dan
dekat kawah hujan. Kamar mandi di dekat lokasi tempat parkir, terdiri dari

beberapa pintu.kamar mandi ini ada 6 pintu yang didalamnya terdapat tempat
berendam air panas, serta kakus. Kondisi kamar mandi di dekat tempat parkir
ini kurang diperhatikan karena dinding kamar mandi yang di pilok oleh orang
yang tidak bertanggung jawab, lalu air di kamar mandi ini keruh. Pintu kamar
mandi yang dilapisi oleh seng sehingga apabila pengunjung membuka harus
berhati-hati agar tidak teluka. Masalah untuk kebersihan kamar mandi ini
cukup bersih karena tidak licin, dan tidak bau.

Gambar 10 Kamar Mandi


Kamar mandi yang didekat kawah hujan terdapat 2 pintu. Berbeda dengan
kamar mandi di dekat lokasi tempat parkir kamar mandi ini lebih terawat. Pintu
yang sudah dikusen oleh kayu, dinding yang dicat warna hijau putih, serta di
dalam kamar mandi terdapat tempat sampah. Kamar mandi ini sangat bersih.
Air yang tidak keruh. Hanya saya kekurangan dari kamar mandi yang di dekat
kawah hujan ini terlalu kecil sehingga orang yang ingin memakai kamar mandi
ini agak kewalahan untuk menutup serta membuka pintu kamar mandi.

Gambar 11 Kamar Mandi Dekat Kawah Hujan


5. Gazebo
Gazebo di kawasan wisata kamojang termasuk salah satu bentuk
coorporate social responsibilty dari Perusahaan pertamina. Gazebo ini

dibangun untuk menunjang fasilitas, dikarenakan fasilitas yang terdapat di


kawasan wisata ini masih minim. Gazebo yang berukuran 1,5x 1,5m2 . Bewarna
coklat yang terbuat dari kayu, yang diatasnya ada plang bertuliskan bantuan
dari pertamina, geothermal energi 2015 . Gazebo berfungsi sebagai tempat
beristirahat bagi pengunjung setelah lelah melakukan aktifitas wisatanya.
Sebagai tempat berteduh apabila pengunjung merasa panas akan terik sinar
matahari atau menjadi tempat berteduh dari turunnya hujan. Bagi pengunjung
yang beristirahat, biasanya mereka juga memanfaatkan fasilitas wisata tersebut
untuk makan dan minum atau berbincang-bincang dengan keluarga, teman
bahkan pasangannya. Gazebo ini ada 4 letaknya yaitu 1 dekat jalan arah objek
kawah kereta api. Lalu 2 gazebo di dekat kawah kereta api, 2 lagi didekat
kawah hujan. Kondisi kebersihan gazebo ini kurang diperhatikan karena masih
banyak sampah yang di temukan di gazebo terutama pada hari sabtu dan
minggu.

Gambar 12 Gazebo
6. Tempat duduk
Tempat duduk dengan kondisi baik. Tempat duduk ini dibuat dengan bahan
dahan kayu yang merupakan bangunan tidak permanen. Tempat duduk terletak
disekitar area kawah kereta namun posisinya tidak strategis karena posisi yang
cukup curam dibelakangnya lansung kawah panas. Walaupun tidak semua
tempat duduk yang letaknya berdekatan lansung dengan kawah.

Gambar 13 Tempat Duduk

7. Tempat Sampah
Tempat sampah adalah salah satu fasilitas wisata yang terdapat di kawasan
Taman Wisata Kamojang. Tempat sampah sebagai alat untuk menampung
sampah sehingga pengunjung tidak kerepotan untuk membuang sesuatu yang
sudah tidak terpakai. Tempat sampah di kawasan wisata kamojang ini
mempunyai bentuk tabung yang terbuat dari semen. Jumlah dari tempat
sampah di area ini yaitu buah. Kondisi dari tempat sampah ini bermacammacam ada tempat sampah yang kondisinya masih layak pakai, dan serta
kurang layak pakai.
Layak pakai yaitu tempat sampah yang tidak rusak, seperti sisi tempat
sampah tidak retak atau masih bisa menampung sampah banyak, dan juga ada
yang kurang layak pakai. Kurang layak pakai yaitu tempat sampah yang bagian
sisinya sudah pecah, kurang dapat menampung sampah. Kondisi tempat
sampah ini yang harus masih diperhatikan. Tata letaknya cukup baik mulai dari
dekat tempat parkir.

Gambar 14 Tempat Sampah


8. Mushola
Musholla sebanyak 1 unit terletak di dekat area parkiran. Bentuk dari
musshola ini yaitu persegi dengan ukuran 5x 4 m2. Musholla ini kondisi cukup
baik karena dapat layak pakai untuk pengunjung, didalam musholla terdapat
karpet untuk beribadah. Tersedia sarung dan mukena, untuk pengunjung
beribadah apabila tidak membawa mukena. Musshola ini dapat menampung 1014 orang. Disamping musshola juga terdapat tempat wuddhu. Tempat wudhu ini
pipa kecil dialiri air sebagai tempat wudhu.

Gambar 15 Mushola
9. Papan Penunjuk Arah
Papan penunjuk arah merupakan salah satu fasilitas yang dapat membantu
menunjukan ke arah mana pengunjung ke objek wisata. Papan penunjuk arah
hanya ada satu yang terletak di dekat anak tangga jalan setapak, yang
menunjukan arah kawah ke kawah. Papan penunjuk arah kondisinya masih
bagus. Berdiri tegak disamping samping pohon.
10. Papan Interpretasi
Papan Interpretasi merupakan salah satu faktor yang dapat membantu
menjelaskan tentang deskripsi tentang obyek di TWA Kamojang. Papan
Interpretasi kondisinya masih sangat bagus dan tulisannya masih jelas untuk
dibaca oleh pengunjung. Papan Interpretasi di kawasan TWA Kamojang
terdapat 2 Papan Interpretasi, masing-masing dari papan interpretasi
menjelaskan satu obyek yang pertama Kawah Kereta Api. Papan Interpretasi
ini menjelaskan tentang sejarah Kawah Kereta Api. Papan Interpretasi
selanjutnya obyek wisata Kawah Hujan. Papan Interpretasi Kawah Hujan
menjelaskan tentang sejarah kawah itu terjadi.

Gambar 16 Papan Interpertasi di TWA Kawah Kamojang

11. Pusat Informasi


Pusat informsasi sebanyak 1 unit yang berisi petunjuk dan informasi
tentang kawasan TWA. Kamojang. Pusat informasi ini merupakan bangunan
bekas dari Perum Perhutani karena TWA. Kamojang sebelumnya
pengelolaannnya dilakukan oleh Perum Perhutani. Selain dijadikan sebagai
pusat informasi, bangunan ini juga dijadikan sebagai lokasi tempat display
souvenir khas kamojang kerjasama dengan karang taruna Desa Laksana.

Gambar 17 Pusat Informasi


D. Pengelolaan Kebersihan dan MCK
Pengelolaan terhadap kebersihan MCK di kawasan Taman Wisata Alam Kawah
Kamojang dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
kebersihan kawasan. Pengunjung yang datang juga ikut berpartisipasi dalam menjaga
kebersihan kawasan dengan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
Pengelola sudah memberikan fasilitas tempat sampah cukup banyak dan tersebar di
luar dan di dalam kawasan. Peletakkan tempat sampah tersebut dapat membantu
pengunjung untuk terlibat dalam kebersihan lingkungan. Petugas pengelolaan
kebersihan di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang berjumlah 3 orang yaitu Pak
Hendri dan Pak Deni. Petugas yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
kebersihan dan MCK adalah Bapak Adang. Bapak Adang tidak hanya bertanggung
jawab menjaga kebersihan dan MCK, namun Pak Adang juga bertanggung jawab
untuk kebersihan kamar mandi di dekat tempat parkir. Bapak Adang membersihkan
kamar mandi pada sore hari sebelum Bapak Adang pulang ke rumah. Bapak adang
membersihkan kamar mandi agar keesokan harinya dapat langsung digunakan oleh
pengunjung. Bapak Adang membersikan kamar mandi di dekat area parkir dengan
cara menyikat bagian lantai dan bagian kakus. Kamar mandi yang digunakan untuk
berendam airnya akan dibuang dan diganti dengan air yang baru. Bapak Adang juga
bertugas untuk membersihkan kamar mandi di dekat Kawah Hujan. Pengunjung yang
menggunakan MCK dikenakan biaya kontribusi sebesar Rp. 2000/orang dan
pengunjung yang menggunakan kamar mandi air panas dikenakan biaya kontribusi
sebesar Rp. 4000/orang. Biaya kontribusi tersebut akan digunakan untuk biaya

pengelolaan kamar mandi. Biaya tersebut akan digunakan untuk memberi peralatan
kebersihan untuk kamar mandi.
Bapak Hendri bertugas untuk mengambil sampah yang terdapat di dalam
kawasan. Sampah tersebut adalah sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung. Pak
Hendri juga bertugas mengumpulkan sampah-sampah yang ada di shelter/gazebo.
Bapak Hendri membersihkan sampah di kawasan Wisata Alam Kawah Kamojang
pada siang hari dan sore hari. Bapak Hendri membersihkan sampah pada siang hari
karena pada waktu tersebut pengunjung sudah banyak yang datang sehingga sampahsampah yang berserakan dikumpulkan agar kawasan menjadi bersih. Pada sore hari
Pak Hendri juga memungut sampah kembali agar pengunjung yang datang kesesokan
harinya merasa nyaman karena kawasan sudah bersih. Sampah paling sering
ditemukan di gazebo atau shelter dan di Kawah Hujan. Jenis sampah yang ditemukan
di Kawasan Wisata Alam Kawah Kamojang yaitu, sampah plastik di gazebo dan
sampah kulit telur di Kawah Hujan. Pak Hendri memungut sampah tersebut
menggunakan tangan lalu dikumpulkan di dalam trashbag. Trashbag tersebut
kemudian dikumpulkan di belakang warung dekat tempat parkir. Sampah tersebut
akan dibakar pada saat cuaca sedang cerah dan angin tidak terlalu kencang.
Pak Deni bertugas untuk memotong rumput di daerah kawasan Taman Wisata
Alam Kawah Kamojang. Pak Deni membabat tanaman liar di tepi kawah dan rumput
yang berada di sekitar Kawah Kereta Api. Pak Deni mulai membabat rumput pada
saat rumput sudah mulai tumbuh tinggi dan mengganggu kenyamanan pengunjung.
Pak Deni membabat dengan menggunakan mesin pemotong rumput dan memakai
celurit.
E. Pengelolaan Parkir

F. Pengelolaan Tiket
Pengelolaan tiket di TWA Kawah Kamojang dimaksudkan untuk menjual,
menghitung dan merekap data hasil penjualan tiket. Penjulan tiket akan dibuka pada
pukul 07.00-17.00 WIB. Pengelolaan tiket di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang
dilakukan di gerbang pintu masuk. Gerbang pintu masuk tersebut terbagi menjadi
dua pos dengan letak antara kedua pos saling berhadapan. Pos pertama berfungsi
sebagai tempat penjualan tiket, sedangkan pos yang kedua berfungsi sebagai tempat
istirahat bagi pegawai. Petugas tiket pada saat hari senin-sabtu terdiri dari 2-3 orang,
sedangkan pada minggu terdiri dari 7 orang. Petugas dari badan penerimaan negara
bukan pajak (PNBP) akan berada di loket tiket setiap hari. Petugas PNBP yang
bertugas di TWA Kawah Kamojang yaitu Pak Oca Mulyana dan Pak Endang
Saefudin. Petugas PNBP bertugas untuk merobek tiket dan menghitung jumlah
pengunjung yang masuk ke TWA Kawah Kamojang. Satu petugas lainnya bertugas
untuk mengecek tiket pengunjung yang akan keluar tempat wisata dan mengatur
jalannya keluar masuk kendaraan ke TWA Kawah Kamojang. Proses pengelolaan
tiket akan diawasi oleh satu orang petugas penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Petugas PNBP akan mencatat jumlah pengunjung dan jumlah tiket yang terjual setiap
harinya dan akan dilaporkan ke bagian keuangan BBKSDA setiap minggu. Hasil
penjualan tiket akan di kirimkan ke bagian departemen keuangan negara melalui

rekening bendahara Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alama (BBKSDA) sektor
V Jawa Barat dan di kirimkan melalui Bank Jawa Barat setiap minggunya.
Penetapan harga tiket di TWA Kamojang telah ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan nomor 12 tahun 2014. Tiket yang disediakan oleh
pengelola terbagi menjadi 3 buah tiket yaitu tiket karcis masuk, tiket untuk asuransi,
dan tiket untuk kendaraan. Penetapan harga tersebut tersebut dibedakan antara hari
senin-jumat dan hari sabtu, minggu, dan hari libur. Harga tiket untuk hari senin
sampai jumat bagi wisatawan domestik Rp. 5 000/orang, sedangkan harga tiket untuk
wisatawan mancanegara Rp. 100 000/orang. Harga tiket untuk kendaraan pada hari
senin sampai jumat yaitu harga tiket untuk kendaraan motor Rp. 5 000/unit, harga
tiket untuk kendaraan mobil/ELF Rp. 10 000/unit, harga tiket kendaraan untuk
bus/truck Rp. 50 000/unit dan harga tiket kendaraan untuk sepeda Rp. 2 000/unit.
Harga tiket pada hari sabtu, minggu, dan hari libur untuk wisatawan domestik yaitu
Rp. 7 500/orang, sedangkan harga tiket untuk wisatawan asing yaitu Rp. 150 000/
orang. Harga tiket pada hari sabtu, minggu, dan hari libur untuk kendaraan motor Rp.
7 500, harga tiket untuk mobil/ELF Rp. 15 000/unit, harga tiket kendaraan untuk
bus/truck Rp. 75 000/unit dan harga tiket kendaraan untuk sepeda Rp. 3 000/unit.
Setiap pengunjung yang datang ke TWA Kamojang akan diberikan asuransi dengan
ketentuan membayar kontribusi sebesar Rp 2 000 untuk wisatawan domestik dan
Rp. 5 000 untuk wisatawan mancanegara. Harga tiket tersebut berlaku untuk
pengunjung berusia 5 tahun ke atas.

(a)

(b)

Gambar 18 Jenis Tiket di TWA Kamojang a. Tiket Masuk Pengunjung b. Tiket


Masuk Kendaraan
Tiket yang disediakan oleh pengelola merupakan tiket yang dibuat oleh Balai
Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat. Tiket untuk masuk
kendaraan dan tiket masuk pengunjung dibedakan berdasarkan warnanya. Tiket
masuk pengunjung berwarna biru, sedangkan tiket untuk masuk kendaraan berwarna
merah muda. Bagian atas kedua tiket tersebut terdapat nomer seri tiket dan lambang
BBKSDA Jawa Barat. Tiket tersebut terdapat keterangan jenis tiket, harga tiket dan
keterangan penetapan harga tiket berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 12
tahun 2014. Setiap pengunjung akan mendapatkan asuransi dari Asuransi Jiwa
Syariah Amanah Githa Tiket asuransi tersebut berwarna putih dan bagian atas tiket
terdapat lambang BBKSDA dan asuransi Amanah Githa. Tiket tersebut terdapat

keterangan biaya kontribusi asuransi, ketentuan yang berlaku dan nomor seri tiket.
Ketentuan yang tertulis pada tiket tersebut yaitu satu tiket berlaku untuk satu orang
dalam satu kunjungan dan segala bentuk kerusakan dan kehilangan barang di luar
tanggung jawab pihak pengelola. Bagian belakang tiket untuk asuransi terdapat
keterangan manfaat asuransi untuk pengunjung atau ahli waris berdasarkan nilai
premi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Meninggal dunia bukan akibat kecelakaan mendapat santunan sebesar Rp
20 000 000 (dua puluh juta rupiah).
2. Meninggal dunia akibat kecelakaan mendapatkan santunan sebesar Rp. 60
000 000 (enam puluh juta rupiah).
3. Cacat tetap akibat kecelakaan mandapat santunan maksimum sebesar Rp
60 000 000 (enam puluh juta rupiah).
4. Biaya perawatan/pengobatan akibat kecelakaan mendapat santunan
maksimum sebesar Rp 6 000 000 (enam juta rupiah).

(a)

(b)

Gambar 19 Tiket Asuransi a. Bagian Depan b. Bagian Belakang


G. Pengelolaan Pengunjung

H. Pengelolaan Sumberdaya Manusia

I. Pengelolaan Promosi dan Pemasaran


Promosi dan Pemasaran di Taman Wisata Kamojang ini dalam perihal promosi
dan pemasaran dari pihak pengelola hanya membuat seperti leaflat maupun promosi
berbasis web. Leaflat yang digunakan oleh pihak BBKSDA yaitu leaflat
mempromosikan kawah, seperti kawah kereta api dan kawah hujan aksebilitas, serta
sejarah kawasan taman wisata kamojang. Guna dari leaflat ini yaitu mempromosikan
dan mengenalkan kawasan wisata kamojang kepada orang umum melalui media
tidak lansung. Leaflat ini bisa didapatkan apabila sedang ada dipameran tentang

pariwisata, ataupun di gedung BBKSDA. Promosi kawasan wisata kamojang


berbasis web ini bukan web resmi punya taman wisata kamojang melainkan web
resmi dari dinas pariwisata budaya provinsi jawa barat. Taman wisata kamojang ini
termasuk wisata alam. Isi dari promosi taman wisata kamojang ini masih tetap
memperkenal kan kawasan wisata, lalu sejarah dari kawasan wisata alam tersebut.
Sits web dapat ditemukan yaitu http://www.disparbud.jabarprov.go.id/. Usaha dalam
promosi ini ini adalah bentuk dari salah satu pemasaran Taman Wisata Kamojang.
Bentuk Pemasaran lainnya yaitu, banyaknya biro perjalanan yang menggunakan
destinasi Taman wisata ini untuk mengenalkan kepada konsumennya.
J. Pengelolaan Masyarakat Sekitar Kawasan
Pengelolaan masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Kamojang ini
penduduk yang mayoritas berasal dari desa laksana, kecamatan ibun Kab. Bandung
yaitu berprofesi sebagai petani sayur seperti tomat, kol, maupun sayuran lainnya.
Orang yang tinggal didaerah kawasan taman wisata kamojang ini pada umumnya
lulusan SD- SMP. Masyarakat ini juga sudah lama tinggal di dalam kawasan taman
wisata, tapi ada juga yang pulang kerumah yang terletak di desa laksana. Masyarakat
yang tinggal dalam kawasan memang sudah dari dulu menetap di kawasan tersebut
mulai dari pengelolaan sebelum perhutani yang mengelola setelah perhutani tidak
lagi mengelola sampai BBKSDA. Masyarakat yang berprofesi sebagi petani ini
tinggal di dalam kawasan juga mempunyai usaha warung. Usaha tersebut sudah
dilakukan dari dulu. Mereka membuka usaha warung tersebut sebagai usaha
sampingan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat tersebut membangun warung mereka dengan modal awal sendiri di
dalam pengelolaan Perhutani. Pada waktu 201 taman wisata kawasan kamojang
diambil alih pengelolaan oleh BBKSDA. Sehingga warung yang berada di kawasan
kamojang tersebut tidak ada yang mengelola. Pada tahun 2015 BBKSDA bekerja
sama dengan Koperasi untuk mengelola taman wisata kamojang dengan ikut
membantu mengelola masyarakat. Koperasi membantu membuat warung menjadi
lebih bagus untuk warung yang berada didalam rumah, atau sekaligus sebagai tempat
tinggal bagi masyarakat yang sudah menetap didalam kawasan wisata kamojang.
Tidak hanya itu saja bagi warung yang tidak dengan tempat tinggal diberikan tenda
oleh pihak koperasi sehingga warung tersebut tidak lansung dibawah matahari.
Sudah banyak yang sudah mulai bergabung dengan pihak Koperasi untuk
memperbagus warung. Masyarakat yang telah bekerja sama dengan pihak Koperasi
ini diharuskan membayar biaya per-bulan Rp 150.000 sebagai iuran untuk
membangun warung yang sudah dibiayai oleh pihak Koperasi.
Menurut narasumber usaha warung masyarakat didalam kawasan taman wisata
kamojang ini tidak terlalu banyak pengaruh yang diberikan oleh pihak koperasi.
Pihak koperasi hanya membangun untuk warung dan dibayar Rp150.000/perbulan.

Warung yang diberikan tenda oleh pihak Koperasi juga masih tergolong kurang
karena pada ketika hujan turun warung yang ditenda akan kuyub jadi untuk
mengantisipasi dari hujan pemilik warung harus menggunakan terpal. Hampir sama
dengan hujan. Pada saat ada angin yang cukup kencang tendan warung kurang kokoh
sehingga tenda akan ikut tergoyang bahkan hampir jatuh.

V.
A. Simpulan

B. Saran

SIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai