PENGELOLAAN EKOWISATA
DI WISATA ALAM KAWAH KAMOJANG
KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT
LAPORAN
PRAKTIK PENGELOLAAN EKOWISATA
PENGELOLAAN EKOWISATA
DI WISATA ALAM KAWAH KAMOJANG
KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT
RINGKASAN
ANNISA IZZATIN WIDAWARDANI KUSNO, ARIEF SUHARYANTO,
LAMBANG SULISTYO NUGROHO, PUTTY PUSPITA. Praktik Pengelolaan
Ekowisata di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, Kabupaten Bandung, Provinsi
Jawa Barat. YUN YUDIARTI, S.Hut, M.Si.
Taman Wisata Alama Kawah Kamojang merupakan sebuah destinasi wisata
dengan kawah yang dimanfaatkan sebagai atraksi utamanya. Kawasan wisata ini
sendiri merupakan bagian dari kapawan pelestarian alam kamojang yang dikelola
oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam. Kegiatan Praktik Pengelolaan
Ekowisata dilaksanakan selama 16 hari efektif yaitu mulai tanggal 8 Agustus 23
Agustus 2014. Metode yang digunakan dalam kegiatan Praktek Pengelolaan
Ekowisata ini adalah dengan studi literatur, pengamatan langsung, serta dengan
kuisioner untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung. Data yang diambil untuk
kegiatan Praktek Pengelolaan Ekowisata yaitu kebijakan dan peraturan, manajemen
pengelolaan serta wisatawan.
Kebijakan dan peraturan yang diterapkan di Taman Wisata Alam Kawah
Kamojang telah tertera dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun
1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya. Taman Wisata Alam
dimiliki dan dikelola oleh BBKSDA, sementara TWA Kawah Kamojang sendiri
dikelola oleh BBKSDA seksi 5 wilayah Bandung. Kebijakan dan peraturan yang
berlaku di dalamnya terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam, dan pengelolaan
tiket yang berkaitan dengan penentuan harga dan penyetoran hasil penjualan tiket
masuk.
Pengunjung dapat dijadikan sebagai parameter keberhasilan pengelolaan
kawasan wisata. Aspek yang dibahas mengenai wisatawan yaitu karakteristik
wisatawan, penilaian wisatawan terhadap kualitas pelayanan, evaluasi kondisi sarana
prasarana, serta evaluasi kapuasan wisatawan. Pengambilan data di kawasan
dilakukan dengan beberapa metode. Pengambilan data mengenai sumberdaya wisata
dan fasilitas wisata dilakukan dengan metode observasi langsung dan wawancara
tehadap pengelola. Metode wawancara dengan bantuan kuesioner dilakukan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pengunjung akan sumberdaya dan fasilitas yang ada.
Metode studi literatur digunakan untuk mengetahui kondisi umum kawasan serta
peraturan peraturan terkait pengelolaan kawasan.
Judul Laporan
Program Keahlian
Disetujui Oleh,
Diketahui Oleh,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Pengelolaan
Ekowisata (PPE) tahun 2016 yang berjudul Pengelolaan Ekowisata di Taman
Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung Jawa Barat . Laporan ini
merupakan hasil serangkaian pengamatan yang dilakukan selama 16 hari pada
tanggal 8-23 Agustus 2016 di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten
Bandung Jawa Barat.
Kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata merupakan syarat untuk dapat
mengikuti Praktik Kerja Lapang dan Tugas Akhir. Kegiatan yang dilakukan oleh
penulis dalam kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata adalah mengidentifikasi
pengelolaan wisata yang dilakukan oleh pengelola di Taman Wisata Alam Kawah
Kamojang. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat memberikan gambaran umum
dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan bentuk pengelolaan ekowisata yang telah
dilakukan.
Semoga laporan ini dapat dijadikan referensi bagi pengelola Taman Wisata
Alam Kawah Kamojang untuk mengembangkan kawasan wisata tersebut. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan. Penulis
menerima saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa, pengelola, maupun bagi masyarkat sekitar.
Penulis
Penulis
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman wisata alam atau yang biasa disebut dengan TWA merupakan bagian
dari Kawasan pelsestarian alam (KPA) yang dimanfaatkan dalam segi wisata. Taman
Wisata Alam sendiri dimiliki dan dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya
Alam (BBKSDA). Pemanfaatan sumberdaya alam dalam bidang pariwisata saat ini
tengah berkembang di Indonesia. pengelolaan yang baik dibutuhkan untuk
mewujudakan kegiatan wisata berkelanjutan di kawasan wisata.
Pengelolaan kawasan wisata dibutuhkan semua destinasi wisata. Kawasan
TWA juga membutuhkan pengelolaan yang baik dari segi sumberdaya, fasilitas, dan
pengelolaan terhadap pengunjung itu sendiri. Banyak bagian dari pengelolaan yang
dapat dikembangkan untuk meningkatkan kualitas destinasi wisata. Pengelolaan yang
baik dapat meningkatkan kepuasan pengunjung. Meningkatnya kepuasan pengunjung
dapat meningkatkan pula kunjungan pengunjung terhadap destinasi wisata.
Taman Wisata Alam Kawah Kamojang merupakan salah satu TWA yang
dikelola oleh BBKSDA seksi 5 wilayah kabupaten Bandung. Pengelolaan kawasan
wisata di TWA Kawah Kamojang sendiri saat ini sudah cukup teratur. Balai Besar
Konservasi Sumberdaya Alam seksi 5 wilayah Bandung saat ini berlaku sebagai
pengelola utama TWA Kawah Kamojang. Balai Besar Konservasi dan Sumberdaya
Alam juga bekerjasama dengan karang taruna yang dibentuk oleh masyarakat sekitar
dalam pengelolaan TWA Kawah Kamojang. Oleh karena itu penting untuk
mahasiswa ekowisata untuk melakukan praktik pengelolaan ekowisata di TWA
Kawah Kamojang sehingga mahasiawa dapat mengetahui sekaligus berpartisipasi
dalam pengelolaan di kawasan wisata tersebut.
B. Tujuan Praktik
Tujuan dilaksanakannya Praktek Pengelolaan Ekowisata di TWA Kawah
Kamojang, Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut.
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang
pengelolaan ekowisata di TWA Kawah Kamojang.
2. Melatih mahasiswa untuk memahami dan bekerja secara langsung dalam
pengelolaan ekowisata di TWA Kawah Kamojang.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memahami permasalahan
dan mencari solusi dalam kegiatan pengelolaan ekowisata.
C. Manfaat Praktik
Manfaat dilaksanakannya Praktek Pengelolaan Ekowisata di TWA Kawah
Kamojang, Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu memahami pengelolaan ekowisata di TWA Kawah
Kamojang.
2. Mahasiswa mengetahui kebijakan dan peraturan di TWA Kawah
Kamojang.
II.
KONDISI UMUM
Batas sebelah utara dengan Kecamatan Paseh dan Ibun, Kabupaten Bandung ;
Batas sebelah barat dengan Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung ;
Batas sebelah timur dengan Kecamatan Leles dan Tarogong, Kabupaten
Garut ;
Batas sebelah selatan dengan Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
B. Sejarah Kawasan
Cagar Alam Kamojang ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 170/Kpts-Um/3/1979, seluas 7.500 Ha dan
Taman Wisata Alam Kawah Kamojang seluas 500 Ha. Berdasarkan hasil pengukuran
dan penataan batas tahun 1982 yang tertuang dalan Berita Acara Tata Batas tanggal
7 Agustus 1982 dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 110/Kpts-II/1990 tanggal
14 Maret 1990, luas Cagar Alam Kamojang adalah 7.805 Ha, dan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 433/Kpts-II/1994 tanggal 5 Agustus 1994
menetapkan lahan konpensasi seluas 12,196 Ha yang menjadi bagian kawasan Cagar
Alam sehingga luas Cagar Alam Kamojang menjadi 7.817,196 Ha dan luas Kawasan
Taman Wisata Alam 481 Ha sehingga luas keseluruhan Cagar Alam dan Taman
Wisata Alam Kawah Kamojang menjadi 8.298,196 Ha.
Pengelolaan TWA Kawah kamojang pada tahun 1987 sd tahun 2009 dilakukan
oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Dalam pengelolaan Perum Perhutani ini di
TWA. Kawah Kamojang dilakukan pemungutan tiket masuk bagi pengunjung
sebesar Rp. 5000,- per orang sekali masuk kawasan dengan fasilitas yang ada berupa
WC, musolla, tempat parkir dan villa. Semenjak tahun 2009 pengelolaan TWA.
Kawah kamojang dilimpahkan ke BBKSDA Jawa Barat. Pada pengelolaan oleh
BBKSDA Jawa Barat dilakukan pemungutan berupa Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang peneyetorannya langsung dilakukan ke bendahara negara.
Kawasan CA/TWA Kamojang terdapat sumur panas bumi yang
pengelolaannnya dilakukan oleh PGE berdasarkan :
1. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 022/Kpts-II/1984 tanggal 17 Pebruari
1984 tentang Persetujuan Pengeboran Panas Bumi di CA Kawah Kamojang Ds.
Cibeet, Kec. Ibun, Kab. Bandung seluas 21,505 Ha.
2. Fauna
Jenis fauna yang terdapat di TWA Kawah Kamojang diantaranya adalah
macan tutul (Panthera pardus), musang (Paradoxurus hermaproditus),
trenggiling (Manis javanica), surili (Presbitis comata), lutung
(Trachypithecusauratus) dan kutilang (Pycnonotus aurigaster).
E. Potensi Wisata
Taman Wisata Alam Kamojang memiliki keindahan alam, udaranya yang sejuk
dan nyaman beserta flora dan fauna didalamnya merupakan pemandangan yang
indah untuk dinikmati. Ada juga beberapa kawah yaitu Kawah Manuk, Kawah
Berecek, Kawah Kereta Api, Kawah Hujan, Eksplorasi sumber panas bumi sebagai
pembangkit tenaga listrik dan merupakan kawah paling menarik bagi pengunjung,
juga terdapat sumber air panas yang dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit
kulit.
Taman Wisata Kamojang terdapat 19 sumber air, seperti Cibeuying, Cikaro.
Sumber air ini dapat dimanfaatkan sebagai jasa lingkungan baik untuk wisata
maupun untuk masyarakat. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan ini
antara lain adalah :
1. Menikmati keindahan dan keunikan alam
2. Mandi air panas
3. Wisata Minat Khusus, seperti Bird Watching, Lintas alam.
F. Kondisi Pengelola
Pembagian tugas kerja di TWA Kawah Kamojang ditentukan oleh BBKSDA
Jawa Barat. Pengelolaan TWA Kawah Kamojang dikelola secara langsung oleh
kantor seksi KSDA yang bekerjasama dengan Kepala Resort Kamojang yang
membawahi fungsional POLHUT. Sedangkan pengelolaan wisata dikelola oleh
petugas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bertugas untuk merobek
karcis, pengelolaan kebersihan dan perawatan, serta keamanan pengunjung. PNBP
juga bekerja sama dengan masyarakat Desa Laksana, yang tergabung dalam
organisasi karang taruna yang terbentuk dari sukarelawan ataupun voulenteer untuk
membantu dalam pengelolaan Taman Wisata Kamojang. Kegiatan ini juga sebagai
bentuk kearifan lokal setempat.
G. Kondisi Masyarakat Sekitar
H. Aksesibilitas
TWA Kawah Kamojang dapat ditempuh dari arah Kota Bandung dan
Kabupaten Garut dengan rute sebagai berikut.
III.
Waktu (WIB)
08.00 15.00
08.00 15.00
3
4
08.00 15.00
08.00 15.00
5
6
08.00 15.00
08.00 15.00
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
08.00 15.00
Kegiatan
Pengenalan kawasan wisata
Analisa kondisi umum
kawasan
Menganalisis pengelolaan
parkir dan kebersihan
kawasan
Membagikan kuesioner
kepuasan pengunjung
Kegunaan
Mengambil gambar obyek wisata dan dokumentasi
kegiatan
Tabel Lanjutan
Alat dan Bahan
Laptop
Peta Lokasi
Alat tulis
Jurnal Harian
Buku Panduan PPE
Kuesioner
Kegunaan
Mengolah data yang diperoleh ke dalam bentuk
laporan
Mengetahui situasi dan orientasi lokasi
Mencatat hasil observasi di lapangan
Membantu membuat agenda kegiatan setiap harinya
Mengetahui kegiatan dan data yang dibutuhkan
selama di lokasi
Memandu wawancara dengan responden secara tidak
langsung
IV.
Sumber : www.google.com
Gambar 1 Kawah Kereta Api Pada Tahun 1926
Bagian depan Kawah Kereta Api terdapat papan informasi yang berisi
keterangan sejarah singkat Kawah Kereta Api dan foto-foto Kawah Kereta Api
pada zaman Belanda. Kawah tersebut juga dilengkapi dengan pagar pembatas
di sekeliling kawah. Pagar pembatas tersebut berukuran 4x4 m 2. Pagar tersebut
terbuat dari besi dan diberi cat berwarna biru. Pagar pembatas tersebut
berfungsi sebagai bentuk pengamanan agar pengunjung tidak terlalu dekat
dengan uap dari Kawah Kereta Api. Kawah Kereta Api juga dilengkapi dengan
dua anak tangga yang terbuat dari pavling block. Anak tangga tersebut
berfungsi untuk mempermudah pengunjung yang ingin melihat Kawah Kereta
Api. Tangga tersebut juga sering digunakan pengunjung untuk berfoto.
2. Kawah Hujan
Kawah Hujan merupakan kawah yang berjarak kurang lebih 400 meter
dari Kawah Kereta Api. Kawah Hujan berbentuk seperti cekungan besar
dengan keliling kurang lebih 50 m. Kawah Hujan merupakan kawah yang
uapnya tidak mengandung terlalu banyak belerang. Kandungan belerang yang
rendah membuat uap dari kawah tersebut tidak terlalu berbahaya bagi tubuh
manusia. Kawah Hujan dipercaya memiliki beberapa khasiat untuk
menyembuhkan penyakit. Pengunjung sering memanfaatkan uap, air, dan batu
yang berada di dalam area Kawah Hujan untuk melakukan terapi. Uap air yang
keluar sering dimanfaatkan pengunjung untuk melakukan sauna. Pengunjung
hanya perlu duduk atau berdiri di sekitar batu yang ditumpuk di atas kawah
untuk menikmati sauna alami. Kegiatan sauna dipercaya mampu
menyembuhkan penyakit flu, asma, dan sinusitis.
Kokom dipercaya mampu mengendalikan suhu dari uap air dan cipratan air
panas untuk memaksimalkan khasiat terapi bagi pengunjung.
Jalan menuju Kawah Hujan berbagi menjadi dua, ada yang berupa anak
tangga dan berupa jalan semi tangga. Jalan setapak menuju Kawah Hujan
terbuat dari pavling block dan masih berupa tanah. Bagian pinggir tangga
dilengkapi pengaman berupa peganggan tangan yang terbuat dari kayu. Bagian
samping tangga tersebut dilengkapi dengan papan interpretasi dari Kawah
Hujan. Papan interpretasi tersebut berisi informasi jenis manifest dan suhu dari
Kawah Hujan. Uap dari Kawah Hujan bersuhu 950 980 Celcius. Jalan menuju
Kawah Hujan sedikit menurun dan kondisi jalan masih berupa tanah sehingga
pengunjung dihimbau untuk berhati-hati ketika berjalan. Jalan menurun untuk
ke Kawah Hujan dilengkapi dengan penganggan tangan yang terbuat dari
ranting kayu. Sekeliling Kawah Hujan terdapat beberapa batuan besar yang
dapat digunakan pengunjung untuk duduk santai.
Pengelolaan kebersihan di Kawah Hujan dilakukan oleh petugas setiap
pagi. Pengelolaan kebersihan yang dilakukan di Kawah Hujan sama dengan
Pengelolaan kebersihan di Kawah Kereta Api. Petugas akan mengumpulkan
sampah ke dalam trashbag dan dikumpulkan di belakang warung untuk
dibakar. Pengelolaan keamanan bagi pengunjung dilakukan dengan membuat
peganggan tangan untuk jalan menurun menuju Kawah Hujan. Pengelola juga
membuat pagar pembatas dan memasang cross line untuk kawah yang
berbahaya bagi pengunjung. Pengunjung juga dihimbau untuk berhati-hati saat
berjalan menuju Kawah Hujan. Kawah Hujan juga dilengkapi dengan fasilitas
seperti tempat duduk yang terbuat dari kayu dan shelter untuk pengunjung
yang ingin beristirahat.
B. Pengelolaan Program Wisata
Program wisata merupakan salah satu langkah untuk menarik minat
pengunjung. Program wisata yang dibuat harus menarik dan dapat menambah
wawasan baru bagi pengunjung. Sumber daya wisata dan fasilitas yang tersedia
dapat diamnfaatkan untuk membuat suatu program wisata. Program wisata
yang dibuat harus disesuaikan dengan karakteristik pengunjung agar kegiatan
wisata yang dilakukan sesuai dengan karakteristik pengunjung. Program wisata
juga harus aman agar pengunjung yang melakukan program wisata tersebut
merasa aman dan nyaman.
Jenis Fasilitas
Pintu Gerbang dan Loket
Tempat Parkir
Villa
Kamar Mandi
Gazebo
Tempat duduk
Tempat sampah
Mushola
Papan Penunjuk Arah
Papan Interpretasi
Pusat Informasi
Jalan Setapak
Jumlah
1
1
1
8
4
5
11
1
1
1
1
1
Keterangan
Kondisi baik, berfungsi
Kondsi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
Kondisi baik, berfungsi
2. Tempat Parkir
Tempat parkir taman wisata alam kamojang, berukuran 22x 40m 2. Tempat
parkir ini dikatagorikan kecil karna jika menampung 50 mobil, tidak cukup.
100 motor. Serta 4 bis beurukuran besar. Tempat parkir ini kondisi cukup baik
karena area tempat parkir jalannya sudah di konblok. Serta terdapat juga papan
interpretasi P di tepi jalan area tempat parkir. Tempat parkir ini terdapat
petugas yang dilakukan oleh karang taruna desa laksana, guna untuk
menertibkan area parkir agar terlihat rapi. Guna juga sebagai kearifan lokal di
taman wisata kamojang.
Gambar 9 Villa
4. Kamar Mandi
Kamar madi sebanyak 2 (dua) unit yang berada di dekat lokasi parkir dan
dekat kawah hujan. Kamar mandi di dekat lokasi tempat parkir, terdiri dari
beberapa pintu.kamar mandi ini ada 6 pintu yang didalamnya terdapat tempat
berendam air panas, serta kakus. Kondisi kamar mandi di dekat tempat parkir
ini kurang diperhatikan karena dinding kamar mandi yang di pilok oleh orang
yang tidak bertanggung jawab, lalu air di kamar mandi ini keruh. Pintu kamar
mandi yang dilapisi oleh seng sehingga apabila pengunjung membuka harus
berhati-hati agar tidak teluka. Masalah untuk kebersihan kamar mandi ini
cukup bersih karena tidak licin, dan tidak bau.
Gambar 12 Gazebo
6. Tempat duduk
Tempat duduk dengan kondisi baik. Tempat duduk ini dibuat dengan bahan
dahan kayu yang merupakan bangunan tidak permanen. Tempat duduk terletak
disekitar area kawah kereta namun posisinya tidak strategis karena posisi yang
cukup curam dibelakangnya lansung kawah panas. Walaupun tidak semua
tempat duduk yang letaknya berdekatan lansung dengan kawah.
7. Tempat Sampah
Tempat sampah adalah salah satu fasilitas wisata yang terdapat di kawasan
Taman Wisata Kamojang. Tempat sampah sebagai alat untuk menampung
sampah sehingga pengunjung tidak kerepotan untuk membuang sesuatu yang
sudah tidak terpakai. Tempat sampah di kawasan wisata kamojang ini
mempunyai bentuk tabung yang terbuat dari semen. Jumlah dari tempat
sampah di area ini yaitu buah. Kondisi dari tempat sampah ini bermacammacam ada tempat sampah yang kondisinya masih layak pakai, dan serta
kurang layak pakai.
Layak pakai yaitu tempat sampah yang tidak rusak, seperti sisi tempat
sampah tidak retak atau masih bisa menampung sampah banyak, dan juga ada
yang kurang layak pakai. Kurang layak pakai yaitu tempat sampah yang bagian
sisinya sudah pecah, kurang dapat menampung sampah. Kondisi tempat
sampah ini yang harus masih diperhatikan. Tata letaknya cukup baik mulai dari
dekat tempat parkir.
Gambar 15 Mushola
9. Papan Penunjuk Arah
Papan penunjuk arah merupakan salah satu fasilitas yang dapat membantu
menunjukan ke arah mana pengunjung ke objek wisata. Papan penunjuk arah
hanya ada satu yang terletak di dekat anak tangga jalan setapak, yang
menunjukan arah kawah ke kawah. Papan penunjuk arah kondisinya masih
bagus. Berdiri tegak disamping samping pohon.
10. Papan Interpretasi
Papan Interpretasi merupakan salah satu faktor yang dapat membantu
menjelaskan tentang deskripsi tentang obyek di TWA Kamojang. Papan
Interpretasi kondisinya masih sangat bagus dan tulisannya masih jelas untuk
dibaca oleh pengunjung. Papan Interpretasi di kawasan TWA Kamojang
terdapat 2 Papan Interpretasi, masing-masing dari papan interpretasi
menjelaskan satu obyek yang pertama Kawah Kereta Api. Papan Interpretasi
ini menjelaskan tentang sejarah Kawah Kereta Api. Papan Interpretasi
selanjutnya obyek wisata Kawah Hujan. Papan Interpretasi Kawah Hujan
menjelaskan tentang sejarah kawah itu terjadi.
pengelolaan kamar mandi. Biaya tersebut akan digunakan untuk memberi peralatan
kebersihan untuk kamar mandi.
Bapak Hendri bertugas untuk mengambil sampah yang terdapat di dalam
kawasan. Sampah tersebut adalah sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung. Pak
Hendri juga bertugas mengumpulkan sampah-sampah yang ada di shelter/gazebo.
Bapak Hendri membersihkan sampah di kawasan Wisata Alam Kawah Kamojang
pada siang hari dan sore hari. Bapak Hendri membersihkan sampah pada siang hari
karena pada waktu tersebut pengunjung sudah banyak yang datang sehingga sampahsampah yang berserakan dikumpulkan agar kawasan menjadi bersih. Pada sore hari
Pak Hendri juga memungut sampah kembali agar pengunjung yang datang kesesokan
harinya merasa nyaman karena kawasan sudah bersih. Sampah paling sering
ditemukan di gazebo atau shelter dan di Kawah Hujan. Jenis sampah yang ditemukan
di Kawasan Wisata Alam Kawah Kamojang yaitu, sampah plastik di gazebo dan
sampah kulit telur di Kawah Hujan. Pak Hendri memungut sampah tersebut
menggunakan tangan lalu dikumpulkan di dalam trashbag. Trashbag tersebut
kemudian dikumpulkan di belakang warung dekat tempat parkir. Sampah tersebut
akan dibakar pada saat cuaca sedang cerah dan angin tidak terlalu kencang.
Pak Deni bertugas untuk memotong rumput di daerah kawasan Taman Wisata
Alam Kawah Kamojang. Pak Deni membabat tanaman liar di tepi kawah dan rumput
yang berada di sekitar Kawah Kereta Api. Pak Deni mulai membabat rumput pada
saat rumput sudah mulai tumbuh tinggi dan mengganggu kenyamanan pengunjung.
Pak Deni membabat dengan menggunakan mesin pemotong rumput dan memakai
celurit.
E. Pengelolaan Parkir
F. Pengelolaan Tiket
Pengelolaan tiket di TWA Kawah Kamojang dimaksudkan untuk menjual,
menghitung dan merekap data hasil penjualan tiket. Penjulan tiket akan dibuka pada
pukul 07.00-17.00 WIB. Pengelolaan tiket di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang
dilakukan di gerbang pintu masuk. Gerbang pintu masuk tersebut terbagi menjadi
dua pos dengan letak antara kedua pos saling berhadapan. Pos pertama berfungsi
sebagai tempat penjualan tiket, sedangkan pos yang kedua berfungsi sebagai tempat
istirahat bagi pegawai. Petugas tiket pada saat hari senin-sabtu terdiri dari 2-3 orang,
sedangkan pada minggu terdiri dari 7 orang. Petugas dari badan penerimaan negara
bukan pajak (PNBP) akan berada di loket tiket setiap hari. Petugas PNBP yang
bertugas di TWA Kawah Kamojang yaitu Pak Oca Mulyana dan Pak Endang
Saefudin. Petugas PNBP bertugas untuk merobek tiket dan menghitung jumlah
pengunjung yang masuk ke TWA Kawah Kamojang. Satu petugas lainnya bertugas
untuk mengecek tiket pengunjung yang akan keluar tempat wisata dan mengatur
jalannya keluar masuk kendaraan ke TWA Kawah Kamojang. Proses pengelolaan
tiket akan diawasi oleh satu orang petugas penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Petugas PNBP akan mencatat jumlah pengunjung dan jumlah tiket yang terjual setiap
harinya dan akan dilaporkan ke bagian keuangan BBKSDA setiap minggu. Hasil
penjualan tiket akan di kirimkan ke bagian departemen keuangan negara melalui
rekening bendahara Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alama (BBKSDA) sektor
V Jawa Barat dan di kirimkan melalui Bank Jawa Barat setiap minggunya.
Penetapan harga tiket di TWA Kamojang telah ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan nomor 12 tahun 2014. Tiket yang disediakan oleh
pengelola terbagi menjadi 3 buah tiket yaitu tiket karcis masuk, tiket untuk asuransi,
dan tiket untuk kendaraan. Penetapan harga tersebut tersebut dibedakan antara hari
senin-jumat dan hari sabtu, minggu, dan hari libur. Harga tiket untuk hari senin
sampai jumat bagi wisatawan domestik Rp. 5 000/orang, sedangkan harga tiket untuk
wisatawan mancanegara Rp. 100 000/orang. Harga tiket untuk kendaraan pada hari
senin sampai jumat yaitu harga tiket untuk kendaraan motor Rp. 5 000/unit, harga
tiket untuk kendaraan mobil/ELF Rp. 10 000/unit, harga tiket kendaraan untuk
bus/truck Rp. 50 000/unit dan harga tiket kendaraan untuk sepeda Rp. 2 000/unit.
Harga tiket pada hari sabtu, minggu, dan hari libur untuk wisatawan domestik yaitu
Rp. 7 500/orang, sedangkan harga tiket untuk wisatawan asing yaitu Rp. 150 000/
orang. Harga tiket pada hari sabtu, minggu, dan hari libur untuk kendaraan motor Rp.
7 500, harga tiket untuk mobil/ELF Rp. 15 000/unit, harga tiket kendaraan untuk
bus/truck Rp. 75 000/unit dan harga tiket kendaraan untuk sepeda Rp. 3 000/unit.
Setiap pengunjung yang datang ke TWA Kamojang akan diberikan asuransi dengan
ketentuan membayar kontribusi sebesar Rp 2 000 untuk wisatawan domestik dan
Rp. 5 000 untuk wisatawan mancanegara. Harga tiket tersebut berlaku untuk
pengunjung berusia 5 tahun ke atas.
(a)
(b)
keterangan biaya kontribusi asuransi, ketentuan yang berlaku dan nomor seri tiket.
Ketentuan yang tertulis pada tiket tersebut yaitu satu tiket berlaku untuk satu orang
dalam satu kunjungan dan segala bentuk kerusakan dan kehilangan barang di luar
tanggung jawab pihak pengelola. Bagian belakang tiket untuk asuransi terdapat
keterangan manfaat asuransi untuk pengunjung atau ahli waris berdasarkan nilai
premi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Meninggal dunia bukan akibat kecelakaan mendapat santunan sebesar Rp
20 000 000 (dua puluh juta rupiah).
2. Meninggal dunia akibat kecelakaan mendapatkan santunan sebesar Rp. 60
000 000 (enam puluh juta rupiah).
3. Cacat tetap akibat kecelakaan mandapat santunan maksimum sebesar Rp
60 000 000 (enam puluh juta rupiah).
4. Biaya perawatan/pengobatan akibat kecelakaan mendapat santunan
maksimum sebesar Rp 6 000 000 (enam juta rupiah).
(a)
(b)
Warung yang diberikan tenda oleh pihak Koperasi juga masih tergolong kurang
karena pada ketika hujan turun warung yang ditenda akan kuyub jadi untuk
mengantisipasi dari hujan pemilik warung harus menggunakan terpal. Hampir sama
dengan hujan. Pada saat ada angin yang cukup kencang tendan warung kurang kokoh
sehingga tenda akan ikut tergoyang bahkan hampir jatuh.
V.
A. Simpulan
B. Saran