TUGAS AKHIR
i
ABSTRAK
Oleh
Dofi Khaikal Arwani
10070318123
dofikhaikal77@gmail.com
Kawasan wisata gunung galunggung adalah salah satu Kawasan wisata alam
unggulan di Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan ini akan dikembangkan menjadi
Kawasan geowisata. Sebelum dilakukan pengembangan, diperlukan adanya
suatu evaluasi kndisi pariwisata di Kawasan ini. Hal ini dikarenakan terdapat
beberapa permasalahan yang ada dikawasan wisata gunung galunggung
diantaranya ditemukan banyaknya sampah yang berserakan, adanya vandalism
yang dilakukan oleh para pengunjung, aksesibilitas menuju ke kawah
galunggung yang rusak, serta hal yang memperburuk keadaan wisata tersebut
karena adanya pandemi Covid-19 yang berakibat pada ditutupnya Kawasan
wisata Gunung Galunggung selama beberapa waktu dan menyebabkan kerugian
yang cukup besar bagi kawasan wisata tersebut. Maka dari itu tujuan dalam
penelitian ini yaitu “Untuk mengevaluasi kondisi pariwisata di Kawasan objek
wisata Gunung Galunggung”. Hal tersebut didasari dengan teori serta kebijakan
mengenai evaluasi, wisatawan, objek dan daya tarik wisata serta komponen
wisata. Adanya teori tersebut sehingga peneliti menggunakan metode
pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menentukan suatu uji hipotesis yang
sudah ditetapkan. Dengan metode analisis skoring serta metode pengujian data
yaitu uji normalitas, uji validitas, dan uji reliabilitas. Maka dari itu kesimpulan dari
penelitian ini yaitu Komponen atraksi wisata (Attraction), Amenitas (amenities),
Aksesibilitas (accessibility), dan pendukung wisata (Ancilliary Services) di
Kawasan Wisata Galunggung berada dalam kondisi baik berdasarkan penilaian
wisatawan. Dengan itu adanya usulan dari peneliti yaitu peningkatan kondisi
komponen wisata, pembangunan penginapan di sekitar kawasan wisata,
peningkatan penerapan protokol Kesehatan, dan peningkatan media promosi
dan informasi.
i
ABSTRACT
Oleh
Dofi Khaikal Arwani
10070318123
dofikhaikal77@gmail.com
The tourist area of Mount Galunggung is one of the leading natural tourist areas
in Tasikmalaya Regency. This area will be developed into a geotourism area.
Prior to development, it is necessary to evaluate the tourism condition in this
area. This is because there are several problems that exist in the Mount
Galunggung tourist area including the discovery of a large amount of garbage
scattered about, the existence of vandalism by visitors, accessibility to the
damaged Galunggung crater, and things that worsen the tourism situation due to
the Covid-19 pandemic which resulted in the closure of the Mount Galunggung
tourist area for some time and caused considerable losses for the tourist area.
Therefore, the purpose of this study is "to assess the feasibility of tourism
conditions in the Mount Galunggung tourist attraction area during the covid 19
pandemic". This is based on theories and policies regarding evaluation, tourists,
tourist objects and attractions and tourism components. The existence of this
theory so that researchers use a quantitative and qualitative approach to
determine a hypothesis test that has been determined. With scoring analysis
method and data testing method, namely normality test, validity test, and
reliability test. Therefore, the conclusion of this study is that the components of
tourist attractions (Attraction), amenities (amenities), accessibility (accessibility),
and tourism support (Ancilliary Services) in the Galunggung Tourism Area are in
good condition based on tourist ratings. With that, there are suggestions from
researchers, namely improving the condition of the tourism component, building
lodging around tourist areas, increasing the application of Health protocols, and
increasing promotion and information media.
ii
EVALUASI KONDISI PARIWISATA
KAWASAN WISATA GUNUNG GALUNGGUNG
Oleh
DOFI KHAIKAL ARWANI
10070318123
Mengesahkan,
Ir. Astri Mutia Ekasari, S.T., M.T. Dr. Ir. Hani Burhanudin, S.T., M.T.
Ketua PSUP Ketua Program Studi
iii
“Jangan takut menghadapi masa depan, hadapi dan perjuangkanlah.”
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang sudah menentukan segala sesuatu di
garis tangan-Nya, sehingga ada segelintir jiwa manusia yang lepas dari
ketentuan dan ketetapan-Nya. Alhamdulillah atas rahmat dan hidayahnya,
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini berjudul: “EVALUASI KONDISI
PARIWISATA KAWASAN WISATA GUNUNG GALUNGGUNG”, yang mana
sebagai syarat penulis dalam menyelesaikan Pendidikan dan menempuh gelar
Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota di Fakultas Teknik. Penulis juga
menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
penulis harapkan dapat bermanfaat bagi lainnya.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
orang-orang yang penulis cintai dan hormati karena adanya dukungan motivasi,
do’a dan yang sudah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung.
Yang paling utama penulis ucapkan terimakasih kepada keluarga penulis yang
cintai yaitu kedua orang tua penulis serta dukungan keluarga lainnya. Selain itu
juga penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat lahir batin sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dalam keadaan sehat walafiat
2. Kedua orang tua yang telah memberikan semua kebutuhan penulis telah
memberi dukungan penuh kepada penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini
3. Ibu Gina Puspitasari Rochman, ST., MT yang merupakan dosen
pembimbingan penulis yang sudah membimbing dan membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini sesuai penelitian yang penulis
harapkan.
4. Ibu Dr. Yulia Asyiawati, Ir., Msi. yang merupakan dosen wali penulis, atas
bimbingan dan bantuannya selama menjadi wali dosen sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi ini hingga menempuh gelar sarjana.
5. Teman-teman pelesiranesia karena sudah banyak membantu dan
menemani penulis dari awal masuk hingga mendapatkan gelar sarjana
v
6. Liliani Sumarni Pratiwi yang telah membantu serta memberi dukungan
penuh kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini
7. Sela Renika yang telah membantu serta memberikan dukungan menuh
dalam menyelesaikan tugas akhir ini
8. Bakomeng sebagai kumpulan teman kuliah dari awal sampai akhir masa
perkuliahan ini
9. Ponpes Riswandiyah sebagai kumpulan teman kuliah dari awal sampai
akhir masa perkuliahan
Maka dari itu penulis ucapkan terimakasih kepada semua, semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar serta bagi pembaca. Penlitian ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu peneliti menerima kritik dan saran
nya agar dapat membangun bagi peneliti. Akhir kata.
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi
Nama Dofi Khaikal Arwani
NPM : 10070318123
Tempat, Tanggal : Tasikmalaya, 24 April 2000
Lahir
Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Kp. Sukamaju RT/RW 002/002 Ds.
Sukamaju Kec. Pagerageung, Kab.
Tasikmalaya.
Telepon (HP) : 082117157147
Email : Dopikhaikal77@gmail.com
Data Orangtua
Nama Ayah : Asep Indra Nugraha
Nama Ibu : Rina Ernawati
Alamat : Kp. Sukamaju RT/RW 002/002 Ds. Sukamaju
Kec. Pagerageung, Kab. Tasikmalaya.
Telepon (HP) : 081222815857 / 081323273687
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Sukamaju
SMP : SMPN 1 Ciawi
SMA : SMAN 2 Tasikmalaya
PT : Universitas Islam Bandung
2020-2021
vii
Himpunan Mahasiswa Teknik Planologi (anggota bidang
minat dan bakat)
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..............................................................................................................i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
RIWAYAT HIDUP PENULIS................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat..........................................................................5
1.3.1 Tujuan.............................................................................................5
1.3.2 Manfaat...........................................................................................5
1.4 Ruang Lingkup.................................................................................6
1.4.1 Ruang Lingkup Materi.....................................................................6
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah...................................................................6
1.5 Sistematika Pembahasan...............................................................10
ix
3.4.2 Analisis Supply dan Demand.........................................................34
3.5 Metode Pengumpulan Data............................................................34
3.5.1 Kebutuhan Data............................................................................35
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data............................................................35
3.6 Metode Pengambilan Sampel.........................................................36
3.7 Metode Pengujian Data..................................................................37
3.7.1 Uji Normalitas................................................................................37
3.7.2 Uji Validitas....................................................................................38
3.7.3 Uji Reliabilitas................................................................................38
3.8 Tahapan Pelaksanaan Penelitian...................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80
LAMPIRAN.........................................................................................................83
PERANGKAT OBSERVASI................................................................................84
PERANGKAT KUESIONER................................................................................86
x
xi
1 DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
xiv
2 BAB 1 PENDAHULUAN
Menurut Asriandy (2016), obyek wisata ini merupakan perwujudan dari ciptaan
manusia, seni budaya, tata hidup serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
alam yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Dari penjelasan
tersebut dapat diketahui bahwa objek wisata merupakan suatu tempat yang-
memiliki-daya tarik tertentu baik itu keindahan alam, ataupun budaya untuk
menarik kedatangan wisatawan.
1
memanfaatkan potensi dari daya tarik wisata alam, potensi budaya serta potensi
buatan (Perda Kabupaten Tasikmalaya, 2012). Berdasarkan pernyataan tersebut
yang menjadi salah satu objek pariwisata unggulan serta memiliki potensi daya
tarik yang berupa keindahan alam yaitu Kawasan objek wisata gunung
galunggung, selain daripada itu ditunjang juga sebagai salah satu wisata edukasi
dalam mempelajari letusan serta sejarah dari Gunung Galunggung.
Gunung Galunggung adalah salah satu gunung api yang letaknya berada di
Jawa Barat yang mempunyai ketinggian 2.671 mdpl. Jarak dari pusat kota ke
Kawasan objek wisata Gunung Galunggung adalah sejauh 17 km. Untuk
mencapai lokasi pariwisata ini dapat ditempuh dengan waktu selama kurang
lebih 60 menit dari pusat kota. Terdapat beberapa transportasi umum yang dapat
digunakan untuk mencapai lokasi pariwisata yaitu angkutan kota (angkot)
ataupun ojek. Pada saat ini, akses untuk mencapai lokasi pariwisata sudah
cukup baik karena sudah ada sedikit pembenahan jalan yang dilakukan oleh
pemerintah setempat. Dengan adanya hal tersebut tentunya dapat memudahkan
para wisatawan untuk menuju ke lokasi ini. Kawasan objek wisata Gunung
Galunggung sendiri memiliki luas sebesar 120 hektar dengan pengelolaan dari
sektor pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Tasikmalaya dan adanya pengelolaan lingkungan serta ekosistem
yang dilakukan oleh Perum Perhutani.
2
Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya (Perda Kabupaten Tasikmalaya, 2012).
Selain itu, didalam RIPPARDA (2019) disebutkan akan adanya pembangunan
Kawasan geowisata Gunung Galunggung dan pengembangan puncak dan
kawah Gunung Galunggung.
3
(Aditya, 2021). CHSE ini merupakan program dari Kemenparekraf yang
mengharuskan adanya penerapan protocol kesehatan yang berbasis kepada
Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan, serta
Environment Sustainability (kelestarian lingkungan). Program ini diterapkan
dengan dilakukannya sertifikasi CHSE terhadap para pelaku usaha di industri
pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk diantaranya usaha pariwisata, fasilitas
lain yang terkait, lingkungan masyarakat, serta destinasi wisata itu sendiri
(Aditya, 2021). Dengan adanya peraturan terbaru tersebut serta telah dibukanya
kembali Kawasan objek wisata Gunung Galunggung, serta akan adanya
pengembangan Kawasan geoswisata Gunung Galunggung dan pengembangan
kawah Gunung Galunggung yang tertuang didalam RIPPARDA Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2019, maka perlu dilakukan evaluasi kondisi pariwisata di
Kawasan objek wisata Gunung Galunggung agar bisa menyesuaikan dengan
kondisi saat ini.
Evaluasi kondisi pariwisata yang akan dilakukan pada penelitian ini berfokus
pada penilaian dari 4 komponen utama pariwisata yaitu, Attraction (daya tarik),
Amenities (tersedianya berbagai fasilitas), Ancilliary (fasilitas pendukung) dan
Accesibility (mudah dijangkau) (Nugroho & Sugiarti, 2012). Penilaian yang
dilakukan adalah untuk mengevaluasi kondisi dari 4 komponen pariwisata yang
diukur berdasarkan penilaian dari wisatawan. Dengan demikian, maka
harapannya pada kajian ini dapat memberikan penilaian bagi kondisi pariwisata
di Kawasan objek wisata Gunung Galunggung terlebih dengan adanya peraturan
terbaru untuk standar industri pariwisata. Keluaran yang akan dihasilkan pada
kajian ini yaitu berupa kajian evaluasi kondisi komponen wisata di Kawasan objek
wisata Gunung Galunggung.
4
jumlah wisatawan yang melonjak lebih dari 50% serta kerugian yang
cukup besar yaitu kurangnya pemasukan finansial yang juga berakibat
pada kurangnya perawatan terhadap infrastruktur, sarana dan prasarana
yang terdapat di Kawasan objek wisata Gunung Galunggung.
Belum adanya penerapan protocol kesehatan yang baik meskipun sudah
bersertifikasi CHSE. CHSE ini merupakan program dari Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar dapat memberikan jaminan terhadap
para wisatawan terhadap pelaksanaan CHSE.
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti yaitu sebagai alat untuk mengmplementasikan teori-teori yang
sudah diperoleh selama perkuliahan serta menambah pemahaman terkait
permasalahan di sekitar masyarakat.
5
2. Bagi pemerintah yaitu untuk rekomendasi dan masukan sebagai bahan
untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan wilayah studi
3. Bagi akademisi dan peneliti lain yaitu sebagai bahan referensi yang bisa
dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
6
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
Pada ruang lingkup wilayah ini terbagi menjadi ruang lingkup wilayah makro yang
merupakan Kabupaten Tasikmalaya, ruang lingkup wilayah meso yang
merupakan Kecamatan Sukaratu dan Kecamatan Leuwisari, dan ruang lingkup
wilayah mikro yang merupakan Kawasan wisata gunung galunggung.
7
Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya. Pada Kawasan Wisata Gunung
Galunggung ini memiliki luas wilayah yaitu 276,02 Ha.
8
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kabupaten Tasikmalaya
Sumber : Hasil Analisis, 2021
9
Gambar 1. 2 Peta Mikro Kawasan Wisata Gunung Galunggung
Sumber : Hasil Analisis, 2021
10
1.5 Sistematika Pembahasan
Pada Sistematika pembahasan ini untuk menstrukturkan penelitian penulis terkait
pendahuluan, isi hingga menuju kesimpulan.
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup., dan Sistematika Penulisan
dalam laporan penelitian ini.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan mengenai kajian penelitian yang ditinjau dari
teori – teori yang akan digunakan pada penelitian ini.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai Kerangka Pemikiran, Metodologi,
Metode Pendekatan Studi, Metode Analisis Data, Metode
Pengambilan Data, dan Tahapan Pelaksanan Penelitian.
Bab 4 Kajian Objek Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum pada wilayah studi
serta data penelitian yang sudah didapat oleh peneliti.
Bab 5 Analisis dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang analisis evaluasi kondisi pariwisata di
Kawasan wisata Gunung Galunggung serta pembahasannya.
Bab 6 Kesimpulan
Bab ini membahas kesimpulan dari penelitian ini, rekomendasi
berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, serta keterbatasan
peneliti dalam penelitian ini dan bagaimana lanjutan studi ini.
.
11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
12
bidang pariwisata yang menjadi kewenangan daerah serta sesuai dengan
prioritas nasional. DAK Fisik Bidang Pariwisata ini digunakan dalam menciptakan
kemudahan, kenyamanan, serta keselamatan bagi wisatawan ketika melakukan
sebuah perjalanan ataupun kunjungan ke suatu destinasi pariwisata
(PERMENPAR, 2018).
13
2.1.4 Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Kabupaten
Tasikmalaya (RIPPARDA)
Penyusunan Naskah Akademik tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Tasikmalaya bertujuan menghasilkan
Naskah Akademik Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Tasikmalaya yang dilengkapi dengan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Tasikmalaya sebagai
acuan bagi seluruh pemangku kepentingan kepariwisataan di dalam upaya
mewujudkan kepariwisataan kabupaten tasikmalaya yang terpadu, berkelanjutan,
dan berdaya saing (Jeklin, 2016).
2.2.1 Wisata
Wisata adalah suatu perjalanan dari seseorang atau sekelompok orang yang
mengunjungi suatu tempat tertentu didalam jangka waktu yang sementara yang
tujuannya sebagai rekreasi ataupun untuk mempelajari keunikan suatu daya tarik
wisata. Pariwisata merupakan semua kegiatan yang memiliki berhubungan
14
langsung dengan pergerakan penduduk diluar daerah ke dalam suatu wilayah
tertentu (Primadany, 2013). Pariwisata sendiri berasal dari dua buah kata yaitu
“Pari” dan “Wisata” yang merupakan Bahasa sansakerta. Pari berarti ber ulang-
ulang, berkali-kali atau berputar-putar dan wisata berarti berpergian atau
perjalanan. Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan bersifat sementara yang dapat dilakukan oleh individu maupun
kelompok, dalam usaha dalam mencari kebahagiaan dengan lingkungan hidup
didalam dimensi sosial, budaya, ilmu, dan alam (Primadany, 2013).
Menurut Primadany ada empat kriteria yang harus dimiliki oleh pariwisata, yaitu:
1) Perjalanan yang dilakukan dari luar tempat biasanya tinggal serta
dilakukan dari satu tempat menuju tempat lainnya
2) Perjalanan yang dilakukan memiliki tujuan bersenang-senang, dengan
tidak mencari nafkah di suatu negara atau kota yang akan dikunjungi.
3) Wisatawan akan membelanjakan uang yang dibawa dari negara
asalnya, dia bisa tinggal ataupun berdiam, dan tidak diperoleh dari hasil
usaha saat dalam perjalanan wisata, dan
4) Lamanya perjalanan yaitu minimal selama 24 jam ataupun lebih.
15
(Rusita et al., 2016). Aspek penting yang menjadi objek dan daya Tarik
wisata alam (ODTWA) adalah berupa keanekaragaman hayati, seperti flora
dan fauna, keindahan, serta keunikan alam itu sendiri (Rusita et al., 2016).
Wisata alam adalah suatu daya tarik yang dinimati dari segi keindahannya
oleh wisatawan.
16
3) Adventuring, yaitu adanya petualangan dalam suatu pariwisata
4) Enriching, yaitu adanya unsur penambahan pengetahuan bagi
wisatawan dan masyarakat dalam pariwisata.
2.2.2 Wisatawan
Wisatawan yaitu orang yang melakukan suatu perjalanan serta mengunjungi
berbagai tempat dengan tujuan untuk berlibur, berolahraga, menuntut ilmu,
ataupun berobat. Wisatawan adalah seseorang yang meninggalkan tempat
tinggalnya selama beberapa waktu untuk mengunjungi suatu tempat dengan
alasan apapun (Firawan & Suryawan, 2016).
Adapun pengertian wisatawan antara lain yaitu adalah orang yang datang secara
sukarela serta tidak untuk mencari nafkah ke suatu tempat melainkan untuk
mendapatkan hal lainnya (Akbar, 2018). Sehingga kesimpulannya yaitu
wisatawan merupakan orang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat yang
mempunyai suatu daya tarik wisata yang menjadi salah satu minat untuk
wisatawan melakukan perjalanan.
17
Selain itu terdapat juga yang disebut sebagai motivasi wisatawan. Motivasi
merupakan kecenderungan yang muncul pada seseorang baik secara sadar
ataupun tidak sadar yang menyebabkan individu ataupun kelompok orang
tergerak untuk melakukan sesuatu karena adanya tujuan yang ingin dicapai.
Motivasi adalah hal yang sangat sederhana karena manusia pada dasarnya akan
termotivasi ataupun terdorong untuk berperilaku dengan cara tertentu yang
dirasakan (Pramesti, 2017). Dengan hal itu maka memotivasi seseorang pada
hakikatnya sangat mudah, hanya perlu mengetahui apa saja hal yang
dibutuhkannya kemudian gunakan hal tersebut sebagai kemungkinan ganjaran.
(Dwisaputra, 2017) berpendapat bahwa motivasi dalam berpariwisata dapat
dikategorikan kedalam beberapa bagian, yaitu :
1. Motivasi secara Fisik: istirahat, berolahraga, rekreasi pantai, relaksasi,
serta pertimbangan kesehatan.
2. Motivasi secara Budaya: adanya keinginan untuk mengetahui hal hal di
negara lain, seperti seni, adat istiadat, seni tari, seni lukis, dan agama.
3. Motivasi Antarpribadi: adanya keinginan untuk bertemu dengan orang
asing (orang yang baru), mengunjungi saudara ataupun teman, berhenti
sejenak dari kegiatan sehari hari, serta menciptakan hal yang baru.
4. Motivasi Status dan Martabat: adanya kebutuhan akan sebuah
pengakuan, rasa ingin diperhatikan, adanya penghargaan, serta reputasi.
18
turis. Sementara itu obyek wisata alam. Sedangkan obyek wisata alam
merupakan obyek wisata yang memiliki daya tarik bersumber dari keelokan
sumber daya alam serta tata lingkungannya (Wiyono et al., 2018).
19
Daya tarik wisata ini didasarkan pada beberapa bagian diantaranya yaitu
terdapatnya sumber daya yang dapat memunculkan perasaan bahagiia, indah,
aman serta bersih, kemudian terdapatnya aksesabilitas yang besar guna dapat
mengunjungi tempat tersebut, terdapatnya ciri special yang langka, terdapatnya
fasilitas serta prasarana penunjang, memiliki daya tarik besar karena keindahan
alamnya, serta terdapatnya nilai special karena memiliki daya tarik dalam bidang
kesenian, upacara adat maupun terdapatnya nilai luhur yang terbentuk dari suatu
objek buah karya masa lalu (Pardede & Suryawan, 2016).
Dari beberapa pengertian yang sudah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa daya tarik wisata ialah segala sesuatu yang memiliki daya tarik, keunikan,
keindahan serta memiliki nilai yang tinggi, hal itu menjadi tujuan banyaknya
wisatawan untuk datang ke wilayah wisata tersebut. Maka dari itu menurut (I
Made Gami Sandi Untara, 2020) untuk membentuk daya tarik wisata yang baik,
maka harus memenuhi beberapa hal pokok, yaitu :
a. Adanya something to see, maksud dari penyataan tersebut ialah suatu
hal yang menarik untuk dilihat.
b. Adanya something to buy, maksud dari penyataan tersebut ialah suatu
hal yang dirasa menarik dan memiliki ciri khas agar dapat dibeli.
c. Adanya something to do, maksud dari penyataan tersebut ialah suatu
kegiatan yang bisa dilakukan di suatu tempat tersebut.
20
3. Pembuatan ruang ganti pakaian atau kamar mandi
4. Pembuatan pagar pembatas
5. Pemasangan lampu di taman
6. Pembuatan gazebo (fasilitas ruangan terbuka)
7. Pembangunan sarana panggung pertunjukan atau kesenian
8. Pembangunan plaza / pusat jajanan kuliner
9. Pembangunan kios cenderamata
10. Pembangunan sarana peribadatan
11. Pembangunan gapura identitas
12. Pembangunan menara pandang (Viewing Deck)
13. Pembuatan jalur untuk pejalan kaki (pedestrian) ataupun jalan setapak
atau juga boardwalk, jalan dalam kawasan, serta tempat parkir
14. Pembuatan rambu-rambu petunjuk arah
Selain itu untuk menilai kondisi pariwisata pada suatu objek wisata hal yang perlu
dilakukan yaitu penilaian berdasarkan standar minimal tujuan wisata. Standar
minimal tujuan wisata diambil dari jurnal Yoeti,1996. Standar minimal tujuan
wisata tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
21
No Kriteria Standar Minimal
Dengan demikian dapat diketahui bahwa komponen daya tarik wisata merupakan
sebuah produk wisata yang digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan dan
pelayanan wisata yang diberikan kepada wisatawan agar membuat wisatawan
merasa puas dan tertarik untuk berkunjung ke suatu tempat wisata. Ketentuan
teknis pembangunan dan standar kebutuhan fasilitas wisata yang sudah
dijelaskan harus disediakan oleh pengelola pariwisata untuk memberikan rasa
aman dan nyaman kepada wisatawan dan untuk meningkatkan rasa kepuasan
kepada wisatawan terhadap penyediaan sarana yang tersedia di suatu objek
wisata.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu taksiran terhadap pertumbuhan serta kemajuan pada
tujuan atau nilai-nilai yang telah disepakati (Jayusman & Abdulghani, 2018).
Menurut (Tanjung, 2019) evaluasi merupakan suatu hubungan, menunjuk pada
suatu aplikasi yang dilhat dari skala nilai terhadap suatu hasil kebijakan serta
program, evaluasi ini terdiri dari kesimpulan, penyesuaian, kritik dan perumusan
masalah kembali. Sedangkan menurut (Mania, 2008) Evaluasi ialah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk menilai suatu hal yang bertujuan dalam
menentukan nilai.
22
pengambilan keputusan teoritis (decision theoretic evaluation) (Rusmini, 2007).
Dari ketiga pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut;
a. Evaluasi Semu
Evaluasi Semu merupakan suatu pendekatan yang berkolaborasi dengan
metode deskriptif dalam menghasilkan suatu informasi yang akurat dan
mampu di percaya dalam menghasilkan kebijakan dengan tanpa adanya
usaha dalam menyakan terkait manfaat ataupun nilai tersebut kepada
individu, kelompok, ataupun masyarakat secara luas (Rusmini, 2007).
Ukuran terkait manfaat atau nilai merupakan suatu yang dapat dibuktikan
sediri atau tidak kontroversial, ini merupakan asumsi utama dari sevauasi
semu (Kurnia & Widiyastuti, 2019).
Evaluasi semu ini merupakan evaluasi yang digunakan oleh peneliti
didalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan evaluasi semu ini dapat
diterapkan dalam berbagai macam metode yaitu dalam rancangan
eksperimental semu, kuesioner, random sampling, serta teknik statistik
(Kurnia & Widiyastuti, 2019). Evaluasi semu ini digunakan untuk
mengevaluasi suatu kondisi pariwisata secara kuantitaif dan kualitatif.
b. Evaluasi Formal
Evaluasi formal ialah suatu pendekatan yang menggunakan sebuah
metode deskriptif dalam menghasilkan berbagai informasi yang akurat
dan mudah sekali dipercaya mengenai hasil kebijakan tetapi evaluasi ini
atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diberitahukan secara
formal oleh penulis kebijakan dan administrator program (Rusmini, 2007).
Evaluasi formal ini memiliki perbedaan dengan evaluasi semu dimana
evaluasi formal menggunakan dokumen program, undang undang, dan
wawancara, dengan pembuat kebijakan dan administrator untuk
mendefinisikan tujuan serta target kebijakan (Umar, 2011).
23
eksplisit tujuan juga target dari pelaku kebijakan, baik itu yang
tersembunyi atau tidak tersembunyi (Umar, 2011).
2) Accessibilities (Akses)
Akses meliputi beberapa fasilitas sarana serta prasarana yang diperlukan
oleh para wisatawan agar dapat sampai ke destinasi wisata, sehingga
harus adanya beberapa jasa seperti penyewaan kendaraan ataupun
transportasi lokal, rute serta pola perjalanan menurut Cooper dkk, 2000
dalam Nugroho dan Sugiarti (2012). Menurut Sugiama (2011) dalam
Nugroho dan Sugiarti (2012) aksesibilitas merupakan seberapa besar
tingkat intensitas suatu kawasan wisata ataupun destinasi bisa dijangkau
oleh para wisatawan. Fasilitas dalam aksesibilitas seperti jalan raya, rel
kereta api, jalan tol, terminal, stasiun kereta api, dan kendaraan roda
empat. Menurut Brown dan Stange (TT) dalam Nugroho dan Sugiarti
(2012) akses yaitu cara seperti apa yang dilakukan oleh seseorang dari
tempat asalnya agar dapat mencapai sebuah tujuan, dilihat dari mudah
atau sulitnya.
24
3) Amenities (fasilitas)
Amenities merupakan fasilitas pendukung yang sejatinya diperlukan oleh
para wisatawan pada sebuah destinasi wisata. Amenities ini meliputi
berbagai macam fasilitas untuk memenuhi semua kebutuhan akomodasi,
penyediaan makanan serta minuman, tempat hiburan, tempat
perbelanjaan, dan layanan lainnya seperti bank, rumah sakit, keamanan
maupun asuransi (Nugroho dan Sugiarti, 2012). Menurut Inskeep (1991)
dalam Nugroho dan Sugiarti (2012) fasilitas (facilities) serta pelayanan
lainnya (other services) pada sebuah destinasi dapat terdiri dari beberapa
macam seperti biro perjalanan pariwisata, tempat makan, tempat belanja
kerajinan tangan, cinderamata, keunikan, keamanan, bank, penukaran
uang (money changer), pusat informasi wisata, rumah sakit, serta bar.
Setiap destinasi wisata akan memiliki fasilitas yang berbeda-beda, tetapi
dalam melayani kebutuhan dasar dari wisatawan yang datang, destinasi
akan melengkapinya disesuaikan dengan karakteristik dari destinasi
wisata tersebut.
4) Ancillary Services
Ancillary merupakan suatu dukungan yang tersedia dari organisasi,
pemerintah daerah, maupun dari kelompok atau pengelola destinasi
pariwisata untuk dapat menyelenggarakan suatu kegiatan pariwisata
(Nugroho & Sugiarti, 2012) Kemudian Wargenau dan Deborah
berpendapat dalam Nugroho dan Sugiarti (2012) bahwa ancillary ini
merupakan sebuah organisasi pengelola dari suatu destinasi wisata,
organisasi dari pemerintah, asosiasi kepariwisataan, operator pejalanan
dan lain sebagainya. Didalam hal ini, organisasi tersebut bisa berupa
kebijakan maupun dukungan dari pemerintah ataupun organisasi agar
suatu kegiatan wisata dapat terselenggara. Seperti hal nya desa wisata,
tentunya penyelenggaraan suatu desa wisata didukung oleh adanya
kebijakan dari pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat agar suatu kegiatan wisata dapat terselenggarakan.
Dengan demikian 4 (empat) variabel tersebut harus dimiliki oleh tempat wisata
untuk memiliki daya tarik wisata kepada para wisatawan agar wisatawan dapat
25
mengunjungi tempat wisata tersebut dan memiliki rasa puas terhadap komponen
wisata yang terdapat di tempat wisata tersebut.
- Kondisi Tempat
Parkir
26
Sumber Literatur
No Variabel (4A) Sub Variabel Indikator
(variabel/indikator)
- Ketersediaan Peraturan Menteri
- Jasa Pendukung informasi Pariwisata Nomor 3
Dari Organisasi - Media promosi Tahun 2018 Tentang
Petunjuk Operasional
Ancillary - Jasa Pendukung Pengelolaan Dana
4
Service Dari Pemerintah Alokasi Khusus Fisik
Daerah Bidang Pariwisata
- Jasa Pendukung
Dari Pengelola
Wisata
Sumber : Hasil Peneliti, 2021
27
2.4 Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan tabel studi terdahulu yang dijadikan pembeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti :
28
No Judul Penulis Tujuan dan Sasaran Hasil dan Kesimpulan Perbedaan
Kawasan Pariwisata 2018 menganilisis Rencana arahan pengembangan variabel yang menjadi pertimbangan
Pantai Lebih, Desa perencanaan suatu dari kawasan prioritas Pantai yaitu dilihat dari komponen 4A yang
Lebih, Kabupaten kawasan pariwisata yaitu Lebih yang dikelompokkan nantinya ditemukan potensi dan
Gianyar Kawasan Pantai Lebih menjadi beberapa kelompok masalah yang akan dijadikan sebagai
untuk pengembangan rencana, diantaranya: evaluasi peningkatan kualitas pelayanan
kawasan pariwisata a. Rencana Arahan Fungsi
tersebut dan hasilnya Kawasan
dapat dimanfaatkan bagi b. Rencana Fasilitas dan Utilitas
keberlanjutan c. Rencana Transportasi
keparariwisataan dari d. Rencana Arahan Tata Ruang
Pantai Lebih. e. Rencana Pengembangan
Kegiatan
f. Indikasi Program Kawasan
Prioritas
3 Jurnal Strategi Dadan Tujuan dari penelitian Kesimpulan dari penelitian Metode analisis yang digunakan oleh
Pengembangan Mukhsin tersebut yaitu untuk tersebut yaitu Kawasan Wisata peneliti tersebut menggunakan metode
Kawasan Pariwisata merumuskan suatu Gunung Galunggung mempunyai analisis karakteristik wisatawan dan
Gunung Galunggung strategi pengembangan potensi yang sangat luar biasa, aspirasi pelaku wisata yang dimana
pada Kawasan pariwisata diantaranya adalah keindahan dalam penentuan strategi
Gunung Galunggung dari kawahnya, keindahan alam pengembangan hanya melihat kepada
yang di sekitar Gunung aspirasi wisatawan, namun dalam
Galunggung, beebrapa lahan penelitian ini yaitu dengan juga
kosong yang berpotensi untuk mempertimbangkan perbandingan
dikembangkan kembali, serta dengan standar pelayanan yang ada
terdapat kawasan konservasi dan bukan hanya berdasarkan persepsi
lain sebagainya. wisatawan
29
No Judul Penulis Tujuan dan Sasaran Hasil dan Kesimpulan Perbedaan
4 Jurnal Strategi Muhamad Tujuan dari penelitian ini Kesimpulannya dari penelitian Metode pengumpulan data yang
Perencanaan Rizal yaitu perwujudan tersebut yaitu ditemukan bahwa dilakukan di penelitian tersebut hanya
Pengembangan Pahleviannur, pariwisata yang tangguh masih kurangnya ketersediaan berdasarkan studi literatur, observasi,
Pariwisata Untuk Diyah Ayu bencana di wilayah sarana dan prasarana yang ada dan dokumentasi. Sedangkan pada
Mewujudkan Destinasi Wulandari, pesisir Drini Gunungkidul di Kawasan pesisir Drini penelitian yang dibuat peneliti untuk
Tangguh Bencana di Salma Lutfiani Gunungkidul sehingga metode pengmpulan data itu
Wilayah Kepesisiran Sochiba, mengakibatkan adanya tidak mepertimbangkan data sekunder yang
Drini Gunungkidul Ramadhini adanya mitiasi struktural. didapat dari instansi terkait.
Rudi Santoso
5 Jurnal Analisis Pengaruh Husna Tujuan dari penelitian Kesimpulan dari penelitian Variabel yang digunakan dalam
Komponen Wisata Candranurani tersebut yaitu agar dapat tersebut yaitu ditemukan mengukur persepsi wisatawan adalah
Terhadap Kepuasan Oktavia mengetahui adanya beberapa komponen wisata yaitu accommodation, accessibility dan
Pengunjung Wisata pengaruh dari komponen accommodation, accessibility, dan amenities. Sedangkan dalam penelitian
Bahari pariwisata di Pantai amenity yang berpengaruh secara ini ada tambahan 1 variabel yaitu
Panjang terhadap signifikan pada kepuasan ancilliary.
kepuasan wisatawan wisatawan. Hasil nya digunakan
Pantai Panjang yang sebagai acuan bagi para
dilihat dari beberapa pengelola wisata serta organisasi
aspek, yaitu yang berkaitan terhadap
Accommodation, pengembangan pariwisata agar
Accessibility dan kualitas dari komponen wisata
Amenity. Hal tersebut yang ada di objek wisata Pantai
dilakukan pengelolaan Panjang dapat ditingkatkan serta
Pantai Panjang agar dikelola secara baik. Kemudian
dikelola secara baik. dapat dijadikan sebagai acuan
dalam peyusunan dari strategi
pengembangan Kawasan
pariwisata bahari di Provinsi
Bengkulu.
Sumber : Hasil Peneliti, 2021
30
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.2 Metodologi
Metodologi yang peneliti digunakan pada penelitian kali ini yaitu metode
pendekatan studi, metode analisis, metode pengumpulan data dan metode
pengambilan sampel.
31
Latar Belakang
Berdasarkan Rencana-Tata-Ruang-Wilayah Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021-2041
menyatakan bahwa Kabupaten Tasikmalaya memiliki perwujudan kawasan pariwisata berupa
kegiatan pariwisata dengan memanfaatkan potensi daari daya tarik wisata alam, potensi
budaya serta potensi buatan
Gunung Galunggung termasuk kedalam Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut
kepentingan ekonomi (RTRW KAB. Tasikmalaya).
Didalam RIPPARDA (2019) disebutkan akan adanya pembangunan Kawasan geowisata
Gunung Galunggung dan pengembangan puncak dan kawah Gunung Galunggung
Kawasan objek wisata gunung galunggung menjadi salah satu objek pariwisata unggulan di
Kabupaten Tasikmalaya
Kawasan onjek wisata Gunung Galunggung sempat ditutup akibat pandemic dan kembali
dibuka dengan adanya protocol kesehatan serta penyesuaian dengan peraturan terbaru dari
pemerintah. maka perlu dilakukan evaluasi kondisi pariwisata di Kawasan objek wisata
Gunung Galunggung agar bisa menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Keluaran
32
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut.
33
Variabel Penilaian
No Sub Variabel Indikator
(4A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pusat kebersihan
Informasi - Kondisi
Wisata kenyamanan
- Kondisi - Kondisi - - - - - - - - - -
Sarana keamanan
Ibadah - Kondsi
- Kondisi kecukupan - - - - - - - - - -
Sarana
Kesehatan
- Kondisi - - - - - - - - - -
Sarana
Perbanka
n
- Kondisi - - - - - - - - - -
Toilet
- Kondisi - - - - - - - - - -
Kios /
Warung
- Kondisi - Kondisi - - - - - - - - - -
Rambu kecukupan
Penunjuk
Jalan
- Kondisi - - - - - - - - - -
Lampu
Penerang
an Jalan
- Jalur - Kondisi - - - - - - - - - -
Pejalan kebersihan
Kaki - Kondisi
- Jalan keamanan - - - - - - - - - -
Setapak - Kondisi
Accessibili kecukupan
3 - Jalan - - - - - - - - - -
ties
Dalam
Kawasan
- Kondisi
Tempat
Parkir
4 Ancillary - Ketersediaan - - - - - - - - - -
Service - Jasa informasi
Pendukung - Media promosi
Dari
Organisasi
- Jasa
Pendukung
Dari
34
Variabel Penilaian
No Sub Variabel Indikator
(4A) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemerintah
Daerah
- Jasa
Pendukung
Dari
Pengelola
Wisata
Sumber : (Purifyningtyas & Wijaya, 2016) dengan modifikasi.
35
3.5.1 Kebutuhan Data
Kebutuhan data pada penelitian ini berkaitan dengan analisis-analisis yanga
akan dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Adapun kebutuhan data yang
dibutuhkan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
36
yang meminta responden untuk memilih jawaban yang telah ditentukan.
Pelaksanaan kuesioner ini dilakukan pada wisatawan objek wisata
Gunung Galunggung, untuk alternatif jawaban kuesioner ini ditetapkan
skor yang diberikan kepada masing-masing pilihan jawaban dengan
menggunakan skala likert.
b. observasi, merupakan pengamatan secara langsung pada wilayah studi
penelitian. Pada penelitian ini, observasi yang dilakukan untuk
pengumpulan data yaitu kondisi eksisting wilayah studi dan aktivitas
pariwisata di objek wisata Gunung Galunggung. Hasil observasi
digunakan pada analisis supply dan demand; dan
c. dokumentasi, merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
berasal dari sumber tertulis maupun dokumen yang berasal dari
responden. Teknik pengumpulan data dokumentasi dapat juga diartikan
sebagai pengumpulan data-data terkait variabel-variabel penelitian
berupa transkip, catatan, surat kabar, dan sebagainya.
37
Dalam menggunakan metode ini terdapat keuntungan yaitu peneliti tidak
membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya, terbebas dari
kesalahan-kesalahan klasifikasi kemungkinan yang dapat terjadi dan mudahnya
menganalisis data serta dapat terhitungnya kesalahan-kesalahan, selain
keuntungan ada juga kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak dapat
memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki terkait populasi dan tingkat
kesalahan dalam penentuan ukuran sampel yang lebih besar (Siahaan et al.,
2008).
Penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan jumlah wisatawan Kawasan
wisata Gunung Galungguung selama satu tahun terakhir. Adapun penentuan
jumlah sampel dihutung menggunakan rumus Slovin 1993 dalam (Putri, 2019)
sebagai berikut:
N
n= 2 = 100 sampel
1+ Ne
Keterangan:
n= Ukuran sampel
N= Ukuran populasi tahun terakhir
e= Prosentasi kelonggaran ketidaktelitian akibat kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di
tolerir, margin of error = 10%
KD=1,36
√ n1+n 2
n 1. n 2
Keterangan :
KD : Jumlah Kolmogorov-Smirnov
n1 : Jumlah sampel yang diperoleh
38
n2 : Jumlah sampel yang diharapkan
Data dikatakan normal, apabila nilai signifikan > 0,05 maka data dikatakan
normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikan < 0,05 maka data dikatakan tidak
berdistribusi dengan normal (Astutik, 2011).
Nilai untuk dianggap sebagai suatu butir instrument yang valid adalah ketika r ≥
0,3, jadi jika korelasi antara butir dengan skor total < 0,3 maka butir dalam
instrument akan dinyatakan tidak valid.
39
berkaitan satu dengan yang lain. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan aplikasi SPSS 21 dengan teknik uji Cronbach’s Alpha. Rumus
Cronbach’s Alpha sebagai berikut:
( )( )
k Σσb 2
r 11= 1−
k−1 σt
2
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrument
k : banyak pertanyaan
σb 2 : Jumlah varians butir
σt 2 : Varians total
40
Merumuskan Masalah
(Latar Belakang, Tujuan,
Sasaran, Rumusan
Masalah)
Merumuskan Metode
Analisis
Merumuskan Metode
Pengumpulan Data
Menganalisis Data
Kuantitatif
Hasil Analisis
Kesimpulan dan
Rekomendasi
41
BAB 4 KAJIAN OBJEK PENELITIAN
42
Tabel 4. 1 Sebaran ketinggian perkecamatan di Kabupaten Tasikmalaya
Ketinggian Sebaran
No
(mdpl) (Kecamatan)
Bantarkalong, Bojongasih, Bojonggambir, Ciawi, Cibalong,
Cigalontang, Cikalong, Cikatomas, Cineam, Cipatujah,
Cisayong, Culamega, Gunungtanjung, Jamanis, Jatiwaras.
Kadipaten, Karangjaya, Karangnunggal, Leuwisari,
1 0 – 500 Mangunreja, Manonjaya, Padakembang, Pagerageung,
Parungpoteng, Pancatengah, Puspahiang, Rajapolah, Salawu,
Salopa, Sariwangi, Singaparna, Sodonghilir, Sukahening,
Sukaraja, Sukarame, Sukaratu, Sukaresik, Tanjungjaya, dan
Taraju
Bantarkalong, Bojongasih, Bojonggambir, Ciawi, Cibalong,
Cigalontang, Cineam, Cipatujah, Cisayong, Culamega,
Gunungtanjung, Jamanis, Jatiwaras. Kadipaten, Karangjaya,
2 500 – 1.000 Leuwisari, Mangunreja, Padakembang, Pagerageung,
Parungpoteng, Puspahiang, Rajapolah, Salawu, Salopa,
Sariwangi, Sodonghilir, Sukahening, Sukaraja, Sukaratu,
Sukaresik, Tanjungjaya, dan Taraju
Ciawi, Cigalontang, Cineam, Cisayong, Kadipaten, Leuwisari,
3 1.000 – 1.500 Pagerageung, Puspahiang, Salawu, Salopa, Sariwangi,
Sukahening, Sukaratu, dan Taraju
Ciawi, Cigalontang, Cisayong, Kadipaten, Leuwisari,
4 1.500 – 2.000
Pagerageung, Sariwangi, Sukahening, dan Sukaratu
5 2.000 -2.500 Cigalontang, Cisayong, Sariwangi, Sukahening, dan Sukaratu
Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tasikmalaya, 2021
43
Tabel 4. 2 Kepadatan penduduk di Kabupaten Tasikmalaya
Luas
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Wilayah Jumlah Penduduk
(Jiwa/Ha)
(Ha)
1 Cipatujah 24.244,21 64.304 3
2 Karangnunggal 15.351,22 83.675 5
3 Cikalong 16.113,48 61.858 4
4 Pancatengah 16.233,85 45.750 3
5 Cikatomas 14.241,81 48.628 3
6 Cibalong 6.184,02 33.351 5
7 Parungponteng 5.057,99 35.715 7
8 Bantarkalong 6.426,58 35.690 6
9 Bojongasih 5.195,19 20.388 4
10 Culamega 8.645,03 24.499 3
11 Bojonggambir 12.707,45 39.071 3
12 Sodonghilir 10.171,20 61.216 6
13 Taraju 6.310,83 38.943 6
14 Salawu 7.041,08 59.447 8
15 Puspahiang 5.775,99 33.669 6
16 Tanjungjaya 3.917,51 42.538 11
17 Sukaraja 4.657,64 50.684 11
18 Salopa 10.515,57 46.458 4
19 Jatiwaras 8.844,11 50.720 6
20 Cineam 7.423,03 34.086 5
21 Karangjaya 4.603,49 11.642 3
22 Manonjaya 4.349,53 60.835 14
23 Gunungtanjung 4.782,81 29.932 6
24 Singaparna 2.014,10 67.969 34
25 Mangunreja 2.676,53 39.409 15
26 Sukarame 1.619,72 39.994 25
27 Cigalontang 14.595,02 73.348 5
28 Leuwisari 3.122,42 39.367 13
29 Padakembang 1.958,71 39.255 20
30 Sariwangi 3.862,16 34.494 9
31 Sukaratu 4.279,37 48.430 11
32 Cisayong 5.040,82 58.162 12
33 Sukahening 2.896,28 31.300 11
34 Rajapolah 1.636,61 48.415 30
35 Jamanis 1.600,47 36.542 23
36 Ciawi 4.465,79 63.159 14
37 Kadipaten 4.312,87 34.965 8
38 Pagerageung 6.440,73 56.715 9
39 Sukaresik 1.739,76 37.999 22
44
Luas
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Wilayah Jumlah Penduduk
(Jiwa/Ha)
(Ha)
Kabupaten Tasikmalaya 271.130,25 1.762.622 7
Sumber : Hasil Analisis, 2021
45
Tujuan Kebijakan
dalam pengelolaannya.
1.7 Pengembangan kegiatan wisata petualangan,
geowisata, wisata pendidikan, dan wisata penelitian
pada daya tarik wisata berbasis keragaman geologi
serta keanekaragaman hayati dan budaya yang terkait
dengan fenomena geologi Kabupaten Tasikmalaya.
1.8 Pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan wisata
kreatif pada daya tarik wisata berbasis budaya, industri
kreatif, dan agrowisata.
1.9 Koordinasi lintas sektor dalam upaya memberikan
perlindungan terhadap sumber daya alam dan budaya
yang khas dan memiliki nilai penting.
2. Mewujudkan pembangunan 2.1 Peningkatan aksesibilitas langsung melalui jalur kereta
aksesibilitas terpadu, prasarana api yang menghubungkan Stasiun Ciawi, Manonjaya,
umum, fasilitas umum, dan dan Rajapolah dengan Kota Bandung, Jakarta,
fasilitas pariwisata berwawasan Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Malang, dan daerah
lingkungan, bercirikan budaya lainnya yang merupakan sumber pasar utama
khas Priangan, menerapkan wisatawan Kabupaten Tasikmalaya dan destinasi
prinsip pengelolaan pariwisata pariwisata unggulan nasional.
halal, serta berstandar nasional 2.2 Peningkatan aksesibilitas dari Bandar Udara Wiriadinata
dan internasional. Kota Tasikmalaya ke pusat pelayanan primer dan
sekunder pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.
2.3 Peningkatan aksesibilitas dari pintu keluar jalan bebas
hambatan yang melalui Kabupaten Tasikmalaya ke
pusat pelayanan primer dan sekunder serta daya tarik
wisata unggulan Kabupaten Tasikmalaya.
2.4 Peningkatan aksesibilitas dari pusat pelayanan primer
dan sekunder ke seluruh daya tarik wisata di wilayah
Kabupaten Tasikmalaya.
2.5 Pembangunan prasarana umum yang ramah lingkungan
dan berstandar nasional, serta memenuhi kebutuhan
wisatawan dan penduduk pada pusat pelayanan primer
dan sekunder, desa wisata, serta daya tarik wisata
unggulan Kabupaten Tasikmalaya.
2.6 Pembangunan fasilitas pariwisata dan fasilitas umum
yang ramah lingkungan, berstandar
nasional/internasional, bercirikan budaya Priangan, dan
menerapkan prinsip-prinsip pariwisata halal.
3. Mewujudkan masyarakat sadar 3.1 Peningkatan pemahaman dan kesadaran kolektif
wisata yang menjunjung tinggi masyarakat terhadap pariwisata yang menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya dan religi nilai-nilai budaya dan religi.
sebagai pelaku utama dalam 3.2 Pengembangan pembinaan kepada masyarakat untuk
pembangunan kepariwisataan menyiapkan masyarakat sebagai pelaku utama
yang berkelanjutan dan berdaya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan dan
saing. berdaya saing.
4. Mewujudkan pengelolaan 4.1 Pengembangan sistem pengelolaan kondisi krisis
pariwisata berbasis mitigasi bencana pada daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, dan
46
Tujuan Kebijakan
bencana dan perubahan iklim di fasilitas umum.
setiap daya tarik wisata, fasilitas 4.2 Pembangunan prasarana dan sarana bagi upaya
pariwisata, fasilitas umum, dan mitigasi bencana pada daya tarik wisata, fasilitas
prasarana umum. pariwisata, dan fasilitas umum.
4.3 Pengembangan sistem pengelolaan ramah lingkungan
pada kegiatan wisata dan fasilitas pariwisata sebagai
upaya antisipasi perubahan iklim dunia.
5. Mewujudkan iklim investasi 5.1 Pengembangan regulasi investasi, khususnya
yang kondusif untuk mendorong kemudahan perizinan, yang dapat mendorong
percepatan pembangunan percepatan pertumbuhan fasilitas dan usaha pariwisata
kepariwisataan yang berstandar nasional dan internasional di pusat
berkelanjutan, menjunjung tinggi pelayanan primer dan sekunder pariwisata Kabupaten
nilai-nilai budaya dan religi, Tasikmalaya.
serta berdaya saing. 5.2 Pengembangan promosi investasi terpadu dengan
sektor lain (perdagangan, pertanian, perindustrian,
infrastruktur).
5.3 Pengembangan apresiasi bagi investasi yang
menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan,
prinsip pariwisata halal, dan menerapkan budaya
Priangan dalam pembangunan dan pengelolaannya.
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kab. Tasikmalaya, 2020
47
buatan, dan 237 (dua ratus tiga puluh tujuh) sumber daya wisata yang terdiri dari
154 (seratus lima puluh empat) sumber daya wisata alam serta 83 (delapan
puluh tiga) sumber daya wisata budaya. Kategorisasi daya tarik wisata dan
sumber daya wisata di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.
48
Jenis
Daya Kategorisasi Jenis Daya
Basis Potensi Nama Daya Tarik Wisata
Tarik Tarik Wisata
Wisata
- Kopi Gunung Raja
- Perkebunan Salak Cineam
- Agrowisata Perkebunan Karet
- Perkebunan Salak Cimintar
d. pertanian; - Peternakan Itik Cihateup
- Peternakan Ikan Gurame
Galunggung
- Peternakan Domba Garut
- Padi Organik
- Pertanian Sayuran
Cigalontang
- Pertanian Sayuran
Bojonggambir
- Peternakan Kambing Etawah
e. bentang alam khusus, - Taman Jasper
seperti gua, karst, - Gua Binong
padang pasir, dan - Gua Rejong
sejenisnya. - Gua Kimaung
- Gua Cileuleus
- Gua Ganasoli
- Gua Batu Masigit
- Gua Siluman Munding
- Gua Pilar
- Gua Rejeng
- Gua Cinaga
- Gua Kubangan Datar
- Gua Lalay
- Gua Momok
- Gua Kelong
- Gua Ciruluk
- Gua Anteg
- Gua Saketeng
- Gua Lawa Bedil
- Gua Goong
- Gua Lalay
- Gua Wulung
- Gua Pongpet
- Gua Cupuguang
- Gua Sukapura
- Gua Walet
DAYA 1. Daya tarik wisata a. cagar budaya, - Situs Bunar
TARIK budaya bersifat meliputi benda cagar - Situs Cakrawati
WISATA berwujud budaya, bangunan - Ziarah Puncak Suryalaya
BUDAYA (tangible) cagar budaya, struktur (Syech Abdulah bin Muhamad)
cagar budaya, situs - Stasiun Ciawi
cagar budaya, - Situs Tanjungsari (Prabu
49
Jenis
Daya Kategorisasi Jenis Daya
Basis Potensi Nama Daya Tarik Wisata
Tarik Tarik Wisata
Wisata
kawasan cagar Tambaksari)
budaya; - Kawasan Cagar Budaya
Gunung Galunggung
- Situs Gegehanjuang
- Situs Linggawangi
- Situs Sumurmanggung
- Situs Rumantak
- Rumah Jalan Cikiray
- Situs Sukamanah
- Situs Joglo Kidul
- Situs Puspajaya (Prabu
Wiratengul)
- Situs Joglokaler
- Situs Baganjing
- Situs Sukakerta
- Situs Salopa Asli
- Situs Tanjungsari
- Situs Gunung Anggoh
- Situs Gua Anteg
- Kawasan Cagar Budaya
Manonjaya
- Situs Tanjungmalaya
- Situs Masjid Manonjaya
b. perkampungan - Sutra Sabilulungan
tradisional dengan - Sentra Anyaman Rajapolah
adat dan tradisi - Kampung Naga
budaya masyarakat - Dodol Niknok
yang khas; - Bordir Cimawate
- Batik Sukapura
- Gula Semut
- Gulampo
50
Jenis
Daya Kategorisasi Jenis Daya
Basis Potensi Nama Daya Tarik Wisata
Tarik Tarik Wisata
Wisata
peristirahatan dengan komponen
terpadu pendukungnya yang
(integrated membentuk kawasan
resort) terpadu.
3. Fasilitas rekreasi kawasan rekreasi dan
dan olah raga olah raga, kawasan
padang golf, area sirkuit
olah raga.
51
setelah kawasan wisata ini kembali dibuka. Tetapi, jumlah wisatawan masih
fluktuaktif dan belum stabil seperti saat sebelum pandemic covid-19.
52
Perhutani. Untuk tiket masuk, wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk ke
wisata alam gunung galunggung, sehingga wisatawan dapat menikmati
keindahan alam gunung galunggung dan kolam pemandian air panas. Terdapat
dua buah kolam air panas yang memiliki kedalaman 0,7 meter dan 1,25 meter.
Untuk wisatawan yang tidak ingin berendam dengan orang lain, bisa memilih
kamar rendam yang lebih privat dengan biaya Rp5.000,00 untuk orang dewasa
dan Rp3.000,00 untuk anak – anak. Fasilitas yag tersedia, yaitu kamar ganti,
toilet, area parkir, dan mushala. Jarak menuju Cipanas Galunggung sekitar 12,6
km melalui Jl. Cisinga dari Kecamatan Singaparna. Kondisi jalan hampir sama
dengan akses menuju Gunung Galunggung karena berada di kawasan yang
sama.
53
pedagang kios yang terdapat di area wisata serta pengemudi ojek galunggung
yang bisa dinikmati oleh wisatawan.
54
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai hasil analisis studi yang menjadi topik
dari tugas akhir yang berlokasi di Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Pada
bab ini dilakukan evaluasi kondisi pariwisata Kawasan wisata Gunung
Galunggung.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai signifikan dari uji normalitas ini adalah 0,557
yang artinya data tersebut berdistribusi normal karena nilai signifikan nya lebih
dari 0,05.
55
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. uji validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Pada kasus ini
jumlah sampel (n) yang digunakan adalah sebanyak 100 responden dan alpha
0,05 sehingga diperoleh r tabel = 0,1654. Jika r hitung lebih besar dari r tabel
maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Hasil pengujian
validitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 Hasil Perhitungan
Validitas.
56
No r Hitung r Tabel Kriteria
Berdasarkan Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Validitas, maka dapat dilihat bahwa
seluruh pertanyaan memiliki status valid, karena nilai r hitung (Corrected Item-
Total Correlation) > r tabel sebesar 0,1654.
57
5.1.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu
hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur yang digunakan berulang
kali. Pengujian yang dipakai adalah teori Cronbach’s Alpha. Suatu kuesioner
dikatakan realibel, apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil
pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.2 Hasil
Perhitungan Reliabilitas.
58
serta kondisi kenyamanan. Dari indikator penilaian tersebut dilakukan penilaian
melalui kuesioner yang di tujukan kepada pengunjung dengan jumlah responden
yaitu 100 responden. Untuk hasil analisisnya dapat dilihat dalam Tabel 5.3 Hasil
Skoring Attraction berikut ini.
59
Gambar 5. 1 Pemandian Air Panas Galunggung
Sumber : Hasil Obsrvasi, 2022
Dari hasil diatas dapat dilihat kondisi atraksi wisata di Kawasan Wisata Gunung
Galunggung sudah cukup baik. Dari kedua sub variable yaitu Pemandian air
panas dan Kawah berada dalam kondisi baik karena untuk kondisi nya sendiri
masih dilakukan perawatan walaupun seadanya dikarenakan turunnya jumlah
wisatawan yang berpengaruh pada kondisi finansial. Kondisi ini masih bisa
ditingkatkan untuk lebih baik lagi jika konisi sudah kemballi normal dan
wisatawan sudah Kembali naik. Kondisi itupun masih bisa dikembangkan karena
masih terdapat lahan kosong yang bisa dijadikan atraksi baru di Kawasan Wisata
Gunung Galunggung.
60
kecukupan. Dari indikator penilaian tersebut dilakukan penilaian melalui
kuesioner yang di tujukan kepada pengunjung dengan jumlah responden yaitu
100 responden. Untuk hasil analisisnya dapat dilihat dalam Tabel 5.4 Hasil
Skoring Amenities berikut ini.
Amenities Kondisi
7,0
Kebersihan
Kondisi
7,0
Sarana Kenyamanan
7,0 Baik
Perbankan Kondisi
7,1
Keamanan
Kondisi
7,0
Kecukupan
Toilet Kondisi 7,1 Baik
7,1
Kebersihan
Kondisi
7,0
Kenyamanan
Kondisi 7,1
61
Variabel Sub Variabel Indikator Skor Rata-Rata Kelas
Skor
Keamanan
Kondisi
7,0
Kecukupan
Kondisi
7,5
Kebersihan
Kondisi
7,4
Kenyamanan
Kios / Warung 7,4 Baik
Kondisi
7,3
Keamanan
Kondisi
7,4
Kecukupan
Rambu Kondisi
7,6 7,6 Baik
Penunjuk Jalan Kecukupan
Lampu
Kondisi
Penerangan 7,4 7,4 Baik
Kecukupan
Jalan
Total 189,9 7,4 Baik
Sumber : Hasil Analisis, 2022
62
Gambar 5. 3 Pusat informasi wisata
Sumber : Hasil Observasi, 2022
63
Gambar 5. 6 Warung/Kios Perbelanjaan
Sumber : Hasil Observasi, 2022
64
Gambar 5. 9 Sarana kebersihan
Sumber : Hasil Observasi, 2022
65
Gambar 5. 12 Sarana kesehatan
Sumber : Hasil Observasi, 2022
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa kondisi amenitas wisata di kawsan wisata ini
sudah cukup baik. Namun, masih perlu perbaikan untuk beberapa fasilitas.
Fasilitas yang paling menonjl kerusakan nya yaitu toilet. Toilet di Kawasan wisata
ini masih banyak yang harus diperbaiki karena sudah tidak layak pakai.
Kerusakan toilet ini dilihat dari pintu yang sudah rusak, tidak adanya aliran air
bersih, kondisi lantai yang kotor, dan lain sebagainya. Hal ini tentu perlu segera
diperbaiki karena toilet sangat penting bagi pengunjung. Sementara itu, Kawasan
wisata Gunung Galunggung ini sudah bersertifikasi CHSE dari Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tetapi, kondisi di lapangan nya sendiri masih
banyak yang harus diperbaiki dari penerapan protokol kesehatan seperti
pemakaian masker, penyediaan hand sanitizer, tempat cuci tangan, dan
kebersihan yang masih kurang terjaga.
Kurangnya perawatan fasilitas di Kawasan Wisata Gunung Galunggung ini
disebabkan oleh kurangnya dana yang untuk mendukung perawatan fasilitas
66
tersebut. Hal tersebut merupakan dampak dari turunnya jumlah wisatawan yang
cukup drastic yang menyebabkan tidak adanya pemasukan finansial bagi
pengelola. Jika wisatawan sudah kembali normal maka kondisi amenitas
pariwisata tersebut bisa kembali ditingkatkan.
67
Berdasarkan hasil analisis, penilaian kondisi pariwisata kawasan wisata Gunung
Galunggung dari variabel accessibilities memiliki skor 7,5 dan termasuk pada
kriteria baik. Untuk sub variabel nya yaitu jalur pejalan kaki memiliki skor 7,6,
jalan setapak memiliki skor 7,4, jalan dalam Kawasan memiliki skor 7,4, dan
tempat parkir memiliki 7,4. Semua sub variabel termasuk pada kriteria baik. Sub
variabel yang memiiki skor tertinggi yaitu jalur pejalan kaki dan untuk sub variabel
yang lain memiliki skor yans sama rata. Dari hasil analisis diatas dapat dilihat
bahwa variabel accesibilities termasuk kriteria baik menurut penilaian wisatawan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
68
Gambar 5. 16 Jalan Dalam Kawasan
Sumber : Hasil Observasi, 2022
Dari hasil diatas, dapat dilihat kondisi aksesibilitas wisata di Kawasan Wisata
Gunung Galunggung sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan semua kebutuhan
aksesibilitas di Kawasan Wisata Gunung Galunggung ini sudah hampir terpenuhi.
Namun, untuk beberapa seperti kondisi subvariabel jalan dalam Kawasan dan
jalan setapak masih harus dilakukan perbaikan. Kondisi jalan dalam Kawasan
wisata ini masih harus dilakukan perbaikan di beberapa titik karena terdapat
kerusakan yang cukup parah sehingga berpotensi membahayakan pengunjung.
Selain terdapat kerusakan berlubang, jalan dalam Kawasan di Kawasan wisata
ini sudah mulai ditumbuhi oleh tumbuhan lumut yang membuat jalan menjadi
licin. Hal tersebut perlu segera diperbaiki agar pengunjung tetap aman saat
melintasi jalan tersebut.
69
pariwisata. Sedangkan dari sub variable tersebut terdapat beberapa indikator
penilaian yaitu ketersediaan informasi dan media promosi. Dari indikator
penilaian tersebut dilakukan penilaian melalui kuesioner yang di tujukan kepada
pengunjung dengan jumlah responden yaitu 100 responden. Untuk hasil
analisisnya dapat dilihat dalam Tabel 5.6 Hasil Skoring Ancilliary Services
berikut ini.
70
yang diambil dari jurnal Yoeti,1996. Dari standar minimal tujuan wisata itu
dikorelasikan dengan komponen-komponen pariwisata. Pada studi kasus ini yang
menjadi supply adalah dari hasil observasi lapangan, sedangkan yang menjadi
demand yaitu dari standar minimal tujuan wisata.
71
Keterangan
No Kriteria Standar Minimal Hasil Observasi
Tidak
Ada
Ada
5 Transportasi Adanya transportasi local Terdapat beberapa angkutan
yang nyaman, variatif umum yang menuju ke lokasi
X
yang menghubungkan wisata
akses masuk
6 Catering Adanya pelayanan Terdapat beberapa tempat
Service makanan dan minuman makan di Kawasan wisata ini
X
(restoran, rumah makan,
warung nasi dan lain-lain)
7 Aktivitas Terdapat sesuatu yang Terdapat beberapa kegiatan
Rekreasi dilakukan di lokasi wisata wisata di lokasi wisata seperti
seperti berenang, terjun bersepeda, hiking, camping,
X
paying, berjemur, pemandian air panas, berfoto,
berselancar, jalan-jalan dan lain sebagainya
dan lain-lain
8 Pembelanjaan Adanya tempat pembelian Terdapat area pembelanjaan
barang-barang umum X souvenir di kawasasn wisata
ini
9 Komunikasi Adanya televisi, telepon Di Kawasan wisata ini terdapat
umum, radio, sinyal sinyal telepon seluler serta
telepon, seluler, penjual internet akses yang cukup baik
voucher dan internet X untuk beberapa provider.
akses Tetapi di beberapa titik masih
kurang baik untuk sinyal
telepon seluler.
10 Sistem Adanya bank (beberapa Didalam Kawasan tidak
Perbankan jumlah dan jenis bank dan terdapat mesin ATM atau
ATM beser ta bank, tetapi diluar Kawasan
X
sebarannya) yang tidak jauh dari Kawasan
wisata terdapat agen-agen
perbankan.
11 Kesehatan Poliklinik poli Di dalam Kawasan belum
umum/jaminan terdapat poliklinik hanya
ketersediaan pelayanan terdapat fasilitas Kesehatan
X
yang baik untuk penyakit yang kecil
yang mungkin diderita
wisatawan
12 Keamanan Adanya jaminan Terdapat petugas keamanan
keamanan (petugas di Kawasan wisata dari pihak
khusus keamanan, polisi pengelola
wisata, pengawas pantai, X
rambu-rambu perhatian,
pengarah kepada
wisatawan)
13 Kebersihan Tempat sampah dan X Terdapat beberapa tempat
rambu-rambu peringatan sampah dan rambu-rambu
tentang kebersihan kebersihan di dalam Kawasan
72
Keterangan
No Kriteria Standar Minimal Hasil Observasi
Tidak
Ada
Ada
wisata
14 Sarana Terdapat salah satu Terdapat beberapa mushola
Ibadah sarana ibadah bagi X yang tersebar di beberapa titik
wisatawan
15 Sarana Terdapat salah satu Di dalam Kawasan tidak
Pendidikan sarana Pendidikan formal terdapat sarana Pendidikan,
X tetapi diluar Kawasan tidak
jauh dari Kawasan wisata
terdapat sarana Pendidikan
16 Sarana Terdapat alat dan Terdapat sarana untuk
Olahraga perlengkapan untuk berolahraga diantaranya
X
berolahraga untyuk arena sepeda gunung
(downhill)
Dari hasil analisis diatas, terdapat beberapa standar yang termasuk kedalam
variabel atraksi yaitu objek dan aktivitas rekreasi. Dari hasil analisis dapat dilihat
bahwa untuk kriteria objek, di Kawasan wisata Gunung Galunggung ini terdapat
unsur alam yang menjadi objek tujuan wisata. Unsur alam tersebut berupa kawah
dan pemandian air panas. Sementara itu, untuk kriteria aktivitas rekreasi, di
Kawasan wisata Gunung Galunggung terdapat beberapa aktivitas rekreasi
seperti berenang, bersepeda, jalan-jalan, berkemah, dan lain sebagainya.
Selain itu, terdapat beberapa standar minimal yang termasuk kedalam variabel
amenitas. Dari hasil diatas dilihat bahwa standar minimal yang termasuk variabel
amenitas sudah hampir memenuhi kriteria standar minimal tujuan wisata.
Terdapat beberapa kriteria yang belum ada di dalam Kawasan wisata ini.
Terdapat beberapa kriteria yang sudah terpenuhi dan kondisi nya sudah baik.
Namun, terdapat juga beberapa kriteria yang sudah terpenuhi tetapi kondisi nya
kurang terawat dan harus diperbaiki karena sudah tidak layak untuk digunakan.
73
hydrant, perbelanjaan, plang informasi dan sebagainya. Namun beberapa
fasiilitas di Kawasan wisata ini sudah diperlukan perbaikan karena ada
beberapa fasilitas yang kurang terawat.
Terdapat beberapa tempat makan di Kawasan wisata ini
Terdapat area pembelanjaan souvenir di kawasasn wisata ini
Di Kawasan wisata ini terdapat sinyal telepon seluler serta internet akses
yang cukup baik untuk beberapa provider. Tetapi di beberapa titik masih
kurang baik untuk sinyal telepon seluler.
Didalam Kawasan tidak terdapat mesin ATM atau bank, tetapi diluar
Kawasan yang tidak jauh dari Kawasan wisata terdapat agen-agen
perbankan.
Di dalam Kawasan belum terdapat poliklinik hanya terdapat fasilitas
Kesehatan yang kecil.
Terdapat petugas keamanan di Kawasan wisata dari pihak pengelola
Terdapat beberapa mushola yang tersebar di beberapa titik
Di dalam Kawasan tidak terdapat sarana Pendidikan, tetapi diluar
Kawasan tidak jauh dari Kawasan wisata terdapat sarana Pendidikan
Terdapat sarana untuk berolahraga diantaranya untyuk arena sepeda
gunung (downhill)
Terdapat beberapa tempat sampah dan rambu-rambu kebersihan di
dalam Kawasan wisata.
74
Dari hasil analisis, untuk variable ancilliary service ini sudah cukup baik.
Ketersediaan informasi wisata dari pemerintah, pengelola, maupun organisasi
sudah cukup baik dimana sudah banyak informasi mengenai Kawasan wisata
yang dapat diperoleh para wisatawan. Untuk jasa pendukung dari organisasi
warga sekitar yang tergabung dalam KOPARGA (Joperasi Pariwisata
Galunggung) terdapat angkutan ojek yang dapat mengantarkan wisatawan
menuju puncak kawah tanpa harus melewati tangga. Untuk tarif ojek nya sendiri
berada pada kisaran Rp. 20.000 – Rp, 25.000 per sekali naik. Hasil dari biaya
ojek tersebut Sebagian disisihkan kepada pengelola pariwisata. Selain ojek juga
terdapat warung/kios yang juga tergabung dalam KOPARGA. Untuk media
promosi, baik dari pemerintah, pengelola, maupun organisasi sudah baik karena
sudah banyak media promosi yang terdapat di ebebrapa media sosial eperti
Instagram, tiktok, facebook, dan sebagainya. Dengan media promosi yang sudah
tersebar itu diharapkan agar semakin banyak wisatawan yang mengetahui dan
berkunjung ke Kawasan wisata Gunung galunggung.
75
oleh Allah SWT. Maka dalam konteks ini, pijakan wisata menurut Islam harus
berpijak pada Al-Quran dan Hadist. Pijakan yang kuat terhadap Al-Quran dan
Hadist akan membawa dampak yang signifikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan wisata halal dunia khususnya di Indonesia.
76
BAB 6 KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab yang menjawab tujuan penelitian di Kawasan wisata
Gunung Galunggung yaitu “Untuk mengevaluasi kondisi pariwisata di Kawasan
objek wisata Gunung Galunggung”. Kemudian terciptalah kondisi Kawasan
wisata Gunung galunggung dan evaluasinya dari beberapa komponen
pariwisata.
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis, kondisi pariwisata di Kawasan Wisata Gunung Galunggung
berdasarkan penilaian wisatawan serta observasi, dalam beberapa komponen
pariwisata adalah sebagai berikut :
77
terdapat kerusakan di beberapa titik. Kerusakan yang ada cukup riskan dan
dapat membahayakan wisatawan. Kerusakan yang terdapat pada jala
tersebut yaitu adanya lubang yang cukup besar serta ditumbuhi oleh
tumbuhan lumut. Komponen wisata ini sudah memenuhi standar minimal
tujuan wisata walaupun masih terdapat ebberapa kekurangan.
6.2 Rekomendasi
Dari hasil analisis dan kesimpulan diatas, peneliti memeberikan beberapa
rekomendasi berikut ini :
1. Peningkatan kondisi komponen wisata. Peningkatan komponen wisata ini
sangat penting bagi pengembangan suatu Kawasan wisata. Hal ini harus
segera dilakukan karena melihat kondisi pandemic yang sudah berangsur
normal dan pariwisata akan kembali berjalan normal. Peningkatan komponen
wistaa ini dilakukan agar wisatawan yang datang merasa puas dan dapat
menarik wisatawan lainnya. Peningkatan komponen wisata ini bisa dilakukan
78
dengan menambah daya tarik wisata di Kawasan wisata ini, memperbaiki
fasilitas sarana prasarana yang sudah mulai rusak, dan sebagainya.
2. Pengembangan Kawasan wisata Gunung Galunggung menjada Kawasan
geoswisata. Hal ini dikarenakan beberapa komponen pariwisata di Kawasan
wisata Gunung Galunggung sudah dalam kondisi baik.
5. Peningkatan media promosi dan informasi. Saat ini sudah terdapat beberapa
media promosi dari pengelola Kawasan wisata ini. Namun, perlu ditingkatkan
lagi untuk bbebrapa platform media sosial. Pengelola bisa memanfaatkan
media social tersebut untuk membuat konten-konten yang menarik dari
Kawasan wisata ini. Dengan adanya konten yang menarik maka akan
menarik minat dari wisatawan lainnya untuk mengunjungi Kawasan wisata ini.
79
1. Penelitian ini dilakukan dengan sumber data yang berasal dari eksisting
dengan adanya kuesioner serta hsil observasi, sehingga hal ini bergantung
kepada pemahaman dari pengunjung mengenai pembahasan penelitian dan
pemahaman penulis dalam menjelaskan kembali kepada pengunjung. Studi
ini belum mengevaluasi Berdasarkan perspektif pemangku kepentingan terkait
lainnya, seperti pemerintah daerah, pengelola wisata, dan masyarakat sekitar
lokasi wisata.
2. Keterbatasan studi literatur. Kurangnya studi literatur tentang Kawasan wisata
Gunung Galunggung yang ada di Internet sehingga penukis harus mencari
data ke berbagai instansi serta melakukan observasi sendiri.
3. Dari beberapa informasi masih ada yang belum tereksplor secara mendalam,
karena adadnya keterbatasan sumber data dari instansi terkait
80
DAFTAR PUSTAKA
81
Kurnia, T. F., & Widiyastuti, D. (2019). Kajian daya tarik dan perkembangan desa
wisata bobung, desa putat, kecamatan patuk, kabupaten gunung kidul.
Jurnal Bumi Indonesia, 8(4).
Mahayuni, N. P. S., Yuniarta, G. A., & Julianto, I. P. (2017). e-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha. Akuntansi, 8(2), 4.
Mania, S. (2008). Observasi Sebagai Alat Evaluasi Dalam Dunia Pendidikan Dan
Pengajaran. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan,
11(2), 220–233. https://doi.org/10.24252/lp.2008v11n2a7
Muzakir, A. (2014). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi
(SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014 ISSN: 1979-911X. Snast,
November, 211–216.
Nailufar, F., & Sufitrayati, S. (2019). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah di Kota Banda Aceh. Jurnal
Samudra Ekonomi Dan Bisnis, 10(1).
https://doi.org/10.33059/jseb.v10i1.1126
Nugroho, W., & Sugiarti, R. (2018). Analisis Potensi Wisata Kampung Sayur
Organik Ngemplak Sutan Mojosongo Berdasarkan Komponen Pariwisata
6A. Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 35–40.
Pardede, F. R. E. P., & Suryawan, I. B. (2016). Strategi Pengelolaan Kabupaten
Samosir Sebagai Daya Tarik Wisata Alam Di Provinsi Sumatera Utara.
Jurnal Destinasi Pariwisata, 4(1), 14.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2016.v04.i01.p03
Pariwisata, P. M., Indonesia, R., Pengelolaan, P. O., Alokasi, D., Fisik, K.,
Pariwisata, B., Rahmat, D., Yang, T., Esa, M., Pariwisata, M., & Indonesia,
R. (2018). www.jdih.kemenparekraf.go.id.
Perda Kabupaten Tasikmalaya. (2012). Peraturan Daerah Kabupaten
Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2011-2031. 262.
PERMENPAR. (2018). Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi
Khusus Fisik Bidang Pariwisata.
Pramesti, M. W. (2017). Motivasi : Pengertian, Proses dan Arti Penting dalam
Organisasi. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Sultan
Fatah Demak, 19–38.
Prasodjo, T. (2017). Pengembangan Pariwisata Budaya dalam Perspektif
Pelayanan Publik. Jurnal Office, 3(1), 7.
https://doi.org/10.26858/jo.v3i1.3448
Primadany, S. R. (2013). Pendahuluan Pembangunan daerah merupakan salah
satu bagian dari pembangunan nasional yang daerah tersebut dibutuhkan
kewenangan yang Sebagai tindak lanjut penyelenggaraan otonomi daerah
dengan dikeluarkannya dan memenuhi tuntutan reformasi dan antara hubu.
1(4), 135–143.
Purifyningtyas, H. Q., & Wijaya, H. B. (2016). Kajian Kapasitas Adaptasi
Masyarakat Pesisir Pekalongan terhadap Kerentanan Banjir Rob. Jurnal
Wilayah Dan Lingkungan, 4(2), 81. https://doi.org/10.14710/jwl.4.2.81-94
Putri, E. D. H. (2016). Pengembangan Pantai Glagah Sebagai Objek Wisata
Daerah Kulon Progo Yogyakarta. Khasanah Ilmu, 3(2).
PUTRI, W. (2019). Valuasi Ekonomi Objek Wisata Goa Pindul Kabupaten
Gunungkidul Menggunakan Pendekatan Travel Cost Method. Jurnal Reka
Lingkungan, 7(1), 1–11. https://doi.org/10.26760/rekalingkungan.v7i1.1-11
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kab. Tasikmalaya. (2020).
Penyusunan Naskah Akademik Rencana Induk Pembangunan
82
Kepariwisataan Kabupaten Tasikmalaya. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 2013–2015.
Rukanda, H. (2021). Objek Wisata Gunung Galunggung Kembali Buka. Ayo
Tasik. https://tasik.ayoindonesia.com/berita-tasik/pr-33972613/objek-wisata-
gunung-galunggung-kembali-buka
Rusita, R., Waliambo, R., Sari, Y., & Yanti, M. (2016). Studi Potensi Objek dan
Daya Tarik Wisata Alam Air Terjun Wiyono di Taman Hutan Raya Wan
Abdul Rahman, Provinsi Lampung. Jurnal Info Teknik, 17(2), 165–186.
Rusmini. (2007). Aplikasi Dan Evaluasi Kebijakan ( Analisis Kebijakan Walikota
Jambi Tentang Penghapusan Pungutan Sekolah Dari Masyarakat). Annual
Conference on Islam Education Management (ACIEM), 853–865.
Siahaan, D., Teknik, F., Indonesia, U., & Industri, D. T. (2008). Universitas
Indonesia Penilaian Layanan Kesehatan Dan Keselamatan.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Sugiyono, P. D. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Tanjung, N. M. (2019). EVALUASI KINERJA SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2017 Studi pada
Bagian Administrasi Pembangunan TESIS MAHMUDDIN NUR TANJUNG
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MEDAN AREA 2019
EVALUASI KINERJA SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATE.
Tanjungsari, K., & Gunungkidul, K. (2021). Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Daya
Dukung Kawasan Wisata di Pantai Drini , Desa. 119–129.
Umar, Z. A. (2011). Pengembangan Agribisnis Terpadu di Sektor Perikanan.
Jurnal Inovasi, 8(4), 1–15.
Undang Undang RI. (2009). UU RI Nomor 10 Tahun 2009.
Wiyono, B. P. A., Kusuma, H. E., Tampubolon, A. C., & Ardhyanto, A. (2018).
Korespondensi antara Motivasi dan Jenis Wisata. Jurnal Lingkungan Binaan
Indonesia, 7(2), 74–80. https://doi.org/10.32315/jlbi.7.2.74
83
LAMPIRAN
84
PERANGKAT OBSERVASI
Evaluasi Kondisi Pariwisata Kawasan Objek Wisata Gunung Galunggung
Atraksi (Attraction)
1 Kondisi Pemandian air
panas
2 Kondisi air terjun curug
agung
3 Keindahan kawah
gunung
Fasilitas (Amenities)
1 Kondisi pusat informasi
wisata
2 Kondisi sarana ibadah
3 Kondisi sarana
kesehatan
4 Kondisi sarana
perbankan
5 Kondisi toilet
6 Kondisi kios/warung
7 Kondisi rambu
penunjuk jalan
8 Kondisi lampu
penerangan
Aksesabilitas (Accessibilities)
1 Kondisi jalur pejalan
kaki
2 Kondisi jalan setapak
85
No Kriteria Kondisi Eksisting Dokumentasi
86
PERANGKAT KUESIONER
Evaluasi Kondisi Pariwisata Kawasan Objek Wisata Gunung Galunggung
No :
Tanggal : ……………………
Kuesioner ini adalah bagian dari perangkat survey penelitian mengenai Evaluasi Kondisi Pariwisata Kawasan Objek Wisata Gunung
Galunggung.
A. Petunjuk Pengisian
1. Responden diharapkan mengisi semua pertanyaan
2. Pengisian untuk pertanyaan opsi adalah dengan menilai kondisi dengan skala angka 1-10 yang sesuai dengan penilaian
responden (Skala penilaian 1 dengan kriteria Sangat tidak layak hingga Skala penilaian 10 dengan kriteria Sangat layak)
3. Setelah mengisi kuesioner, diharapkan untuk mengecek Kembali jawaban agar pertanyaan yang belum terisi tidak terlewat
4. Jawaban responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
B. Identitas Responden
1. Nama Lengkap : ………………………………………………………………………
2. Asal Responden : ………………………………………………………………………
C. Pertanyaan
1. Apa Jenis Kelamin anda ?
a. Laki - laki
b. Perempuan
2. Berapa usia responden ?
87
a. 17 – 30 Tahun
b. > 30 Tahun
3. Sudah berapa kali anda mengunjungi Kawasan objek wisata Gunung Galunggung ?
a. 1 kali
b. > 1 Kali
4. Apakah anda merasa puas saat berkunjung ke Kawasan objek wisata Gunung Galunggung ?
a. Puas
b. Tidak Puas
5. Apakah anda akan kembali berkunjung ke Kawasan objek wisata Gunung Galunggung setelah ini ?
a. Ya, saya akan berkunjung lagi
b. Tidak akan
Penilaian
No Variabel Indikator Parameter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Atraksi Keberagaman atraksi
Wisata Daya Tarik
(Attraction) Kondisi Pemandian air Kepuasan wisatawan
panas Kondisi kebersihan
Kondisi keamanan
Kondisi kenyamanan
Kondisi air terjun curug Keberagaman atraksi
88
Penilaian
No Variabel Indikator Parameter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Daya Tarik
Kepuasan wisatawan
agung Kondisi kebersihan
Kondisi keamanan
Kondisi kenyamanan
Keberagaman atraksi
Daya Tarik
Kepuasan wisatawan
Keindahan kawah gunung
Kondisi kebersihan
Kondisi keamanan
Kondisi kenyamanan
2 Amenities Kondisi kebersihan
(Amenities) Kondisi pusat informasi Kondisi kenyamanan
wisata Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
Kondisi sarana ibadah Kondisi kebersihan
Kondisi kenyamanan
Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
89
Penilaian
No Variabel Indikator Parameter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kondisi kebersihan
Kondisi kenyamanan
Kondisi sarana kesehatan
Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
Kondisi kebersihan
Kondisi kenyamanan
Kondisi sarana perbankan
Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
Kondisi kebersihan
Kondisi kenyamanan
Kondisi toilet
Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
Kondisi kebersihan
Kondisi kenyamanan
Kondisi kios/warung
Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
Kondisi rambu penunjuk Kondisi kecukupan
jalan
Kondisi lampu penerangan Kondisi kecukupan
90
Penilaian
No Variabel Indikator Parameter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Aksesibilitas Kondisi kebersihan
(Accessibility)
Kondisi jalur pejalan kaki
Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
Kondisi kebersihan
Kondisi jalan setapak Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
Kondisi kebersihan
Kondisi jalan dalam
Kondisi keamanan
kawasan
Kondisi kecukupan
Kondisi kebersihan
Kondisi tempat parkir Kondisi keamanan
Kondisi kecukupan
4 Pelayanan Ketersediaan jasa Ketersediaan informasi
Tambahan pendukung dari organisasi Media promosi
(Ancilliary Ketersediaan Jasa Ketersediaan informasi
Service) pendukung dari Media promosi
Pemerintah Daerah
Ketersediaan jasa Ketersediaan informasi
91
Penilaian
No Variabel Indikator Parameter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pendukung dari pengelola Media promosi
wisata
92
93