Anda di halaman 1dari 183

DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG KAWASAN DALAM

PENGEMBANGAN LOKAWISATA BATURRADEN


PURWOKERTO, KABUPATEN BANYUMAS

WIDIASTUTI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Ekonomi dan
Daya Dukung Kawasan Wisata dalam Pengembangan Lokawisata Baturraden
Purwokerto, Kabupaten Banyumas adalah benar karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini
saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Widiastuti
H44120085
ABSTRAK
WIDIASTUTI. Dampak Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Wisata dalam
Pengembangan Lokawisata Baturraden Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Dibimbing oleh AHYAR ISMAIL dan NUVA.

Lokawisata Baturraden merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten


Banyumas yang menyuguhkan keindahan alam pegunungan dari Gunung Slamet
dengan beberapa pilihan atraksi wisata menarik yang bisa dinikmati, seperti
pemandian air panas, sepeda air, cascade alam, kolam renang dan lainnya.
Banyaknya jumlah wisatawan dari tahun ke tahun memberikan dampak ekonomi
pada masyarakat sekitar namun hal tersebut juga dapat memberikan dampak
negatif bagi lingkungan akibat adanya potensi berlebihnya kapasitas daya dukung
kawasan. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) Mengestimasi dampak ekonomi yang
ditimbulkan dari aktivitas wisata di Lokawisata Baturraden terhadap masyarakat
lokal; (2) Mengestimasi daya dukung kapasitas di Lokawisata Baturraden
terhadap aktivitas wisata; (3) Mengkaji strategi pengelolaan Lokawisata
Baturraden sesuai daya dukung kawasan dan memberikan manfaat ekonomi.
Metode yang digunakan adalah analisis multiplier effect, analisis daya dukung
kawasan, analisis SWOT dan QSPM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa (1) Dampak ekonomi kawasan Lokawisata Baturraden berdasarkan nilai
efek pengganda (multiplier effect), diperoleh nilai keynesian income multiplier
yang diperoleh adalah 1.2 dan nilai ratio income multiplier tipe I dan tipe II
adalah 1.7 dan 1.9; (2) Perolehan daya dukung kawasan per hari adalah sebesar
22,093 orang. Data-data yang telah didapat menunjukkan bahwa kawasan wisata
Lokawisata Baturraden belum mengalami kelebihan kapasitas daya dukung
kawasan pada saat low season dan sudah mengalami kelebihan kapasitas daya
dukung kawasan pada saat peak season yang menunjukkan angka rasio sebesar
108.79%; (3) Alternatif kebijakan yang dihasilkan dengan analisis SWOT dan
QSPM menunjukkan beberapa alternatif strategi pengelolaan adalah
meningkatkan promosi wisata Lokawisata Baturraden diberbagai media cetak dan
elektronik terutama pembuatan akun Baturraden di media sosial dan bekerjasama
dengan travel agent untuk memperluas pangsa pasar, mempertahankan dan
meningkatkan kekhasan wisata dengan potensi SDA yang dimiliki supaya tidak
mengalami penurunan kualitas lingkungan, menambah produk wisata baru pada
area yang sedikit aktivitas wisatawannya sehingga wisatawan tersebar di seluruh
kawasan wisata.

Kata kunci: dampak ekonomi wisata, daya dukung kawasan, strategi pengelolaan,
Lokawisata Baturraden
ABSTRACT
WIDIASTUTI. Economic Impact and Carrying Capacity of Developing Tourism
in Lokawisata Baturraden Purwokerto, Banyumas. Supervised by AHYAR
ISMAIL and NUVA.

Lokawisata Baturraden is one of tourism object in Banyumas District that


presents wonderful natural view of Mount Slamet with some interesting selection
of tourist attractions that can be enjoyed, such as hot water bath, water bikes,
cascade nature, swimming pools and more. Total tourism visiting Lokawisata
Baturraden is increasing every year, has given a positive impact to the local
economic. Moreover, the increasing of visitors potentially cause by over carrying
capacity in some certain point areas. The purposes of the research are to: (1)
Estimate the economic impact of recreational activities in Lokawisata Baturraden
on local community; (2) Estimate the carrying capacity area in Lokawisata
Baturraden for tourist activities; (3) Study the management strategies of
Lokawisata Baturraden that proper to carrying capacity and provide economic
benefit. The methods that used are qualitative descriptive analysis, multiplier
effect analysis, carrying capacity analysis, SWOT and QSPM analysis. Results
from this research showed that: (1) The economic impact from tourism activities
was measured by the value of the multiplier effect. The values of keynesian income
multiplier was 1.2 and ratio income multiplier type I and type II are 1.7 and 1.9;
(2) The estimation of carrying capacity area is 22,093 people/day. This indicated
that existing condition of Lokawisata Baturraden on low season is still lower than
the area carrying capacity should be, and over carrying capacity on peak season
which indicates the ratio of 108.79%; (3) Based on SWOT and QSPM analysis,
some alternative management strategies are to increase tourism promotion of
Lokawisata Baturraden on social media and cooperation with travel agents to
expand market share, maintain and improve tourist specialties with the potential
of natural resources owned not to decrease the environment quality, developing
other potencial areas and new tourism activities to avoid over carrying capacity
in some certain areas.

Keywords: economic impact of tourism, over carrying capacity, management


strategy, Lokawisata Baturraden
DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG KAWASAN DALAM
PENGEMBANGAN LOKAWISATA BATURRADEN
PURWOKERTO, KABUPATEN BANYUMAS

WIDIASTUTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-
Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
ini ialah ekonomi wisata, dengan judul Dampak Ekonomi dan Daya Dukung
Kawasan Wisata dalam Pengembangan Lokawisata Baturraden Purwokerto,
Kabupaten Banyumas. Penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Tufatul Hadi dan Ibunda Mislatun,
serta adik-adikku tersayang Putri Nur Aini dan Abizar Hadi Saputra yang
selalu memberikan doa dan motivasi.
2. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr dan Ibu Nuva, SP, M.Sc selaku dosen
pembimbing yang telah merelakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Hastuti, SP, MP, M.Si sebagai dosen penguji utama, yang telah
memberikan masukan dan arahan pada ujian sidang skripsi.
4. Bapak Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si sebagai dosen penguji wakil
departemen, yang telah memberikan masukan dan arahan pada ujian sidang
skripsi.
5. Bapak Prof. Dr. Akhmad Fauzi, SP, M.Sc sebagai dosen pembimbing
akademik, yang telah memberi arahan dan masukan selama penulis menjalani
kuliah.
6. Pihak pengelola Lokawisata Baturraden, Kantor Kecamatan Baturraden,
Kantor Disporabudpar Kabupaten Banyumas, dan masyarakat sekitar
kawasan Lokawisata Baturraden yang telah banyak memberikan saran dan
informasi selama pengumpulan data.
7. Keluarga besar Departemen ESL FEM IPB, para dosen beserta staf atas
semua dukungan dan bantuan.
8. Rekan-rekan sebimbingan skripsi: Cipta, Mustika, Puput, Andri, Eri dan Tito
yang telah bekerjasama selama masa bimbingan skripsi.
9. Sahabat-sahabat Ica Lubis, Tabitha, Vera, Gita, Assyfa, Shella dan seluruh
keluarga ESL 49 yang senantiasa mengisi kehidupan kampus penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam


penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, September 2016

Widiastuti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 9
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11
2.1 Pariwisata ................................................................................................. 11
2.2 Objek Wisata Alam .................................................................................. 12
2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata ................................................................... 13
2.4 Daya Dukung Kawasan Wisata................................................................ 14
2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan .................................................. 15
2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 16
III KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................... 23
IV METODE PENELITIAN ............................................................................ 25
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 27
4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 27
4.3 Metode Pengambilan Sampel................................................................... 28
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 29
4.4.1 Analisis Dampak Ekonomi ............................................................ 30
4.4.2 Analisis Daya Dukung Kawasan ................................................... 31
4.4.3 Tahap Perumusan Strategi ............................................................. 32
4.4.3.1 Tahap Input (Input Stage).................................................. 32
4.4.3.2 Tahap Pencocokkan (Matching Stage) .............................. 35
4.4.3.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ................................... 38
V GAMBARAN UMUM ................................................................................. 40
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 41
5.2 Kondisi Demografi Lokasi Penelitian ...................................................... 42
5.3 Aksesibilitas ............................................................................................. 43
5.4 Sarana Pendukung Wisata di Lokawisata Baturraden .............................. 44
5.4.1 Atraksi Wisata ................................................................................ 44
5.4.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana ....................................................... 45
5.5 Karakteristik Responden Wisatawan ........................................................ 46
5.6 Karakteristik Responden Unit Usaha ....................................................... 50
5.7 Karakteristik Responden Tenaga Kerja .................................................... 52
VI HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 55
6.1 Dampak Ekonomi Lokawisata Baturraden ............................................... 55
6.1.1 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact) ................................ 58
6.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact) ................... 60
6.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact) ............................... 62
6.1.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect) ....................................... 63
6.2 Daya Dukung Kawasan untuk Aktivitas Wisata ...................................... 65
6.2.1 Luas Area Wisata dan Waktu yang digunakan Wisatawan ............ 65
6.2.2 Luas Area Wisata dan Waktu yang disediakan Pihak Pengelola ... 68
6.2.3 Daya Dukung untuk Setiap Aktivitas Wisata ................................. 69
6.3 Strategi Pengelolaan Lokawisata Baturraden ........................................... 77
6.3.1 Tahap Masukan (Input Stage) ........................................................ 77
6.3.2 Tahap Pencocokkan (Matching Stage) ........................................... 90
6.3.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ................................................ 99
VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 103
7.1 Simpulan ................................................................................................. 103
7.2 Saran ....................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 106
LAMPIRAN ....................................................................................................... 111
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 167
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Jumlah kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah Tahun 2014 ........ 2
2 Penelitian terdahulu ...................................................................... 18
3 Matriks metode analisis data ......................................................... 29
4 Analisis faktor internal .................................................................. 33
5 Analisis faktor eksternal ............................................................... 34
6 Matriks SWOT .............................................................................. 38
7 Matriks QSPM .............................................................................. 39
8 Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin di
Kecamatan Baturraden Tahun 2013.............................................. 43
9 Karakterisitik responden wisatawan berdasarkan sosial ekonomi 47
10 Karakteristik kunjungan responden wisatawan ............................ 49
11 Karakterisitik responden pengelola unit usaha ............................. 50
12 Karakterisitik responden unit usaha .............................................. 51
13 Karakterisitik responden tenaga kerja ........................................... 53
14 Proporsi pengeluaran wisatawan di Lokawisata Baturraden ........ 56
15 Dampak ekonomi langsung di kawasan Lokawisata
Baturraden Tahun 2016................................................................. 59
16 Dampak ekonomi tidak langsung di kawasan Lokawisata
Baturraden Tahun 2016................................................................. 61
17 Dampak ekonomi lanjutan di kawasan Lokawisata Baturarden
Tahun 2016 ................................................................................... 63
18 Hasil analisis dampak ekonomi Lokawisata Baturraden .............. 64
19 Nilai efek pengganda di Lokawisata Baturraden Tahun 2016 ...... 64
20 Preferensi wisatawan dalam hitungan luas dan waktu .................. 66
21 Preferensi wisatawan dalam hitungan spot dan waktu untuk
aktivitas sepeda air ....................................................................... 67
22 Luas dan waktu yang disediakan pengelola per aktivitas wisata
dalam satu hari .............................................................................. 68
23 Perhitungan daya dukung setiap aktivitas wisata.......................... 70
24 Daya dukung kawasan Loawisata Baturraden .............................. 74
25 Perbandingan daya dukung kawasan lokawisata Baturraden dengan
jumlah wisatwan saat low season dan peak seaon Tahun 2015.... 75
26 Matriks IFE kawasan Lokawisata Baturraden .............................. 88
27 Matriks EFE kawasan Lokawisata Baturraden ............................. 89
28 Matriks SWOT kawasan Lokawisata Baturraden Tahun 2016..... 94
29 Matriks QSPM kawasan Lokawisata Baturraden Tahun 2016 ..... 100

DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Jumlah wisatawan ke Kabupaten Banyumas Tahun 2010-2014... 2
2 Jumlah wisatawan Lokawisata Baturarden Tahun 2010-2015 ..... 5
3 Skema kerangka pemikiran operasional penelitian....................... 25
4 Matriks Internal-Eksternal Lokawisata Baturraden Tahun 2016 .. 36
5 Matriks IE kawasan wisata Lokawisata Baturraden Tahun 2016 . 91
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Kuesioner penelitian dampak ekonomi di Lokawisata
Baturraden ..................................................................................... 113
2 Kuesioner penelitian dampak ekonomi terhadap masyarakat
sekitar Lokawisata Baturraden ...................................................... 117
3 Kuesioner penelitian dampak ekonomi terhadap masyarakat
sekitar Lokawisata Baturraden ...................................................... 120
4 Kuesioner strategi pengembangan Lokawisata Baturraden .......... 124
5 Proporsi pengeluaran wisatawan kawasan lokawisata Baturraden
per kunjungan Tahun 2016 (Rp) ................................................... 139
6 Pengeluaran unit usaha kawasan Lokawisata Baturraden per
bulan Tahun 2016 (Rp).................................................................. 144
7 Total rata-rata pengeluaran unit usaha per bulan di kawasan
Lokawisata Baturraden Tahun 2016 (Rp) ..................................... 148
8 Pendapatan tenaga kerja kawasan Lokawisata Baturraden
Tahun 2016 (Rp) ........................................................................... 149
9 Pengeluaran tenaga kerja lokal per bulan di kawasan dan di luar
kawasan Lokawisata Baturraden Tahun 2016 ............................... 151
10 Perhitungan efek pengganda ......................................................... 157
11 Perhitungan daya dukung kawasan wisata Lokawisata
Baturraden berdasarkan aktivitas wisata yang dilakukan.............. 158
12 Rata-rata penilaian pembobotan terhadap faktor-faktor strategis
internal Lokawisata Baturraden..................................................... 161
13 Rata-rata penilaian peringkat terhadap faktor-faktor strategis
insternal Lokawisata Baturraden ................................................... 161
14 Rata-rata penilaian pembobotan terhadap faktor-faktor strategis
eksternal Lokawisata Baturraden .................................................. 162
15 Rata-rata penilaian peringkat terhadap faktor-faktor strategis
eksternal Lokawisata Baturraden .................................................. 162
16 Matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) ......................... 163
17 Peta Lokawisata Baturraden .......................................................... 165
18 Dokumentasi penelitian ................................................................. 166
1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata alam terus mengalami perkembangan seiring dengan semakin


banyaknya wisatawan yang menginginkan suasana berbeda dan mampu
memberikan pengalaman baru dalam aktivitas berwisata (Pickering dan Hill,
2007). Peningkatan pariwisata ini sejalan dengan adanya peningkatan
aktivitas wisata alam bebas antara lain berupa jalan santai di alam bebas/
hiking, lintas alam/trekking atau pun bersepeda gunung (Rosalino dan Grilo,
2011). Ada beberapa alasan mengapa keindahan alam menarik bagi wisatawan,
diantaranya adalah ketertarikan wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata di
alam terbuka, orang sering mengadakan perjalanan akhir pekan ke daerah dengan
suasana pedesaan atau kehidupan di luar kota, banyak wisatawan yang mencari
ketenangan di tengah alam yang iklimnya nyaman, pemandangannya bagus dan
terbuka luas, dan alam juga sering menjadi bahan studi untuk widya wisata
(Soekadijo, 1996).
Sebagai negara yang berada di daerah tropis, Indonesia memiliki banyak
potensi wisata berupa keindahan alam sebagai daya tarik wisata. Terdapat banyak
daerah di Indonesia termasuk Provinsi Jawa Tengah yang memiliki objek wisata
alam dengan keindahan alam sebagai daya tarik utamanya. Di Jawa Tengah
banyak terdapat kawasan wisata yang menarik, mulai dari wisata alam hingga
wisata budaya. Aspek pendukung aktivitas wisata di Jawa Tengah tidak hanya
keindahan alamnya, tetapi juga keramah-tamahan masyarakat di sekitar objek
wisata. Wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah tak hanya wisatawan lokal,
tetapi saat ini banyak juga wisatawan mancanegara. Informasi kunjungan
wisatawan di Jawa Tengah ditunjukkan pada Tabel 1.
2

Tabel 1 Jumlah kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah Tahun 2010-2014


Wisatawan Wisatawan nusantara Jumlah total
Tahun
mancanegara (orang) (orang) kunjungan (orang)

2010 317,805 22,275,146 22,592,951


2011 381,514 21,838,351 22,219,865
2012 363,150 25,240,007 25,603,157
2013 388,143 29,430,609 29,818,752
2014 419,584 29,852,095 30,271,679
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah (2014)

Berdasarkan data kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah tahun 2010 sampai


tahun 2014 menunjukkan adanya peningkatan jumlah kunjungan setiap tahunnya.
Peningkatan kunjungan wisatawan tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Jawa
Tengah mulai diminati oleh wisatawan sebagai salah satu destinasi tujuan wisata,
salah satunya adalah wisata alam.
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang
mengandalkan kawasan wisata sebagai sumber utama Pendapatan Asli Daerah
(PAD) (Pemprov Jateng, 2011). Kabupaten Banyumas berada pada daratan yang
cukup tinggi dimana wilayah ini memiliki nuansa alami hutan yang masih asri
dengan hawa yang sejuk, dengan demikian menjadi potensi wisata di Kabupaten
Banyumas yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Data kunjungan wisatawan ke
Kabupaten Banyumas tahun 2010 sampai 2014 dapat dilihat pada Gambar 1.

1600000 1424986
1400000
Jumlah wisatawan (orang)

1200000 984290
950784
1000000
802809
800000
564460
600000
400000
200000
0
2010 2011 2012 2013 2014
Tahun

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah (2014)

Gambar 1 Jumlah wisatawan ke Kabupaten Banyumas Tahun 2010-2014


3

Data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Banyumas menunjukkan adanya


peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di tahun 2010 sampai tahun 2014.
Potensi alam yang dimiliki Kabupaten Banyumas menjadi pemicu
berkembangnya sektor pariwisata yang dapat berperan dalam pembangunan
ekonomi daerah. Perkembangan pariwisata yang ditandai dengan meningkatnya
jumlah kunjungan wisatawan dan pembangunan sarana infrastruktur memberikan
dampak bagi masyarakat sekitar. Aliran uang dari wisatawan ke masyarakat lokal
akan dapat mendukung perekonomian masyarakat setempat.
Salah satu destinasi wisata Kabupaten Banyumas yang turut menjadi sumber
PAD di sektor pariwisata adalah Kawasan Wisata Baturraden (KWB). KWB
terletak di Kecamatan Baturraden di bawah kaki Gunung Slamet berada pada
ketinggian sekitar + 640 meter di atas permukaan laut. KWB menyuguhkan
keindahan alam pegunungan dengan beberapa pilihan objek wisata berupa
Lokawisata Baturraden, air terjun, telaga atau danau (Telaga Sunyi), sumber air
panas dalam bentuk pancuran (Pancuran Tiga dan Pancuran Tujuh), goa (Goa
Sarabadak di Pancuran Tujuh), hutan tropis (Wanawisata), dan areal bumi
perkemahan yang pada tahun 2000 yang lalu dijadikan sebagai tempat Jambore
Nasional. Diantara objek-objek tersebut, Lokawisata Baturraden adalah
penyumbang terbesar untuk PAD Kabupaten Banyumas dari sektor pariwisata
yaitu 83% dengan jumlah Rp 6,458,318,462 dari total pendapatan dari sektor
wisata sebesar Rp 7,756,049,212 (Disporabudpar Kabupaten Banyumas, 2016).
Lokawisata Baturraden yang dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas ini merupakan sebuah komplek
rekreasi keluarga yang memiliki atraksi yang menjadi daya tarik yaitu pemandian
air panas, kolam sepeda air, kolam renang (waterpark), kolam luncur
(waterboom), taman botani, Lembah Sendang Mulya dengan air mancur alami
(cascade alam), dan air terjun Sungai Gumawang serta museum yang menyimpan
kerangka fauna khas di Indonesia. Selain itu, di dalam lokasi ini juga terdapat
fasilitas flying fox dan wahana permainan anak lainnya.
Berlakunya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang
mengharuskan masing-masing daerah harus memiliki kemandirian dalam
pengelolaan sumberdaya daerah yang nantinya digunakan sebagai instrumen
4

penting bagi terlaksananya pembangunan daerah yang maksimal, menjadi dasar


bagi pemerintah Kabupaten Banyumas untuk mengelola dan mengembangkan
Lokawisata Baturraden sebagai sumber PAD dari sektor pariwisata. Dinas
Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas sebagai
dinas yang berwenang mengurus kepariwisataan di Kabupaten Banyumas terus
mengembangkan Lokawisata Baturraden untuk terus menarik wisatawan baik
wisatawan nusantara maupun mancanegara sebanyak-banyaknya.
Peningkatan jumlah kunjungan di daerah tujuan wisata, akan meningkatkan
perekonomian masyarakat lokal. Keberadaan Lokawisata Baturraden sebagai
kawasan wisata, mendorong terciptanya lapangan kerja baru sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat pelaku usaha di dalam maupun di sekitar
kawasan Lokawisata Baturraden. Yoeti (2008) menyatakan industri pariwisata
efektif dalam mendukung usaha kecil dan penciptaan kesempatan kerja untuk
kalangan usia muda, baik dalam ruang lingkup regional, nasional, maupun
internasional. Dampak ekonomi pariwisata dapat meningkatkan pembangunan
ekonomi daerah dan membentuk kemandirian dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Semakin banyak jumlah wisatawan Lokawisata Baturraden maka akan semakin
besar dampak ekonomi yang dirasakan para pelaku usaha tersebut. Menurut
Wahab (2003) dengan adanya pariwisata dapat mempercepat sirkulasi ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dari wisatawan dalam menciptakan dampak
lanjutan sehingga memperbesar efek pengganda (multiplier effect).
Jumlah kunjungan berbanding lurus dengan dampak yang ditimbulkan
(Indiyastuti et al. 2001). Selain dampak peningkatan perekonomian masyarakat
sekitar, peningkatan jumlah wisatawan juga memberikan dampak terhadap
sumberdaya tempat rekreasi. Kehadiran wisatawan dengan berbagai macam
aktivitasnya akan mempengaruhi kondisi kawasan. Pariwisata perlu mengacu pada
prinsip-prinsip yang mempertimbangkan nilai kelestarian lingkungan alam,
masyarakat, dan nilai sosial. Keadaan lingkungan perlu diperhatikan karena
dengan terganggunya mutu lingkungan objek wisata, objek wisata menjadi tidak
menarik dan menyebabkan penurunan minat wisatawan untuk berkunjung yang
pada akhirnya akan menurunkan pendapatan objek wisata itu sendiri.
5

Pengelolaan wisata alam bertujuan untuk menyeimbangkan dan


menyelaraskan kondisi kawasan dengan keinginan wisatawan sehingga objek
wisata tetap lestari dan pengunjung tetap merasa puas dalam berkunjung serta
masyarakat tetap mendapat manfaat ekonomi dari adanya aktivitas wisata . Oleh
karena itu, diperlukan strategi pengelolaan untuk mencapai pengelolaan yang
berkelanjutan diperlukan pengelolaan yang terpadu dengan melihat kemampuan
kawasan dalam menerima wisatawan.

1.2 Perumusan Masalah

Sumberdaya baik flora, fauna, dan tipe ekosistem yang khas dan fasilitas
rekreasi merupakan daya tarik utama suatu tempat rekreasi. Kualitas dari
sumberdaya alam inilah yang menentukan daya jual dari objek wisata. Jumlah
wisatawan Lokawisata Baturraden dalam lima tahun terakhir mengalami
kenaikan. Kecenderungan masyarakat dalam memanfaatkan waktu luang seperti
pada akhir pekan dan hari libur menjadi fenomena. Data kunjungan wisatawan ke
Lokawisata Baturraden tahun 2010 sampai 2015 dapat dilihat pada Gambar 2.

500000 461489
442861 433147
450000
403360
400000
Jumlah wisatawan (orang)

350000 383853
352823
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tahun

Keterangan:
2013: Regulasi kenaikan tarif
2014: Peningkatan aktivitas Gunung Slamet (Status Siaga)
Sumber: Unit Pelaksana Teknis Lokawisata Baturraden (2015)

Gambar 2 Jumlah wisatawan Lokawisata Baturraden Tahun 2010-2015


6

Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahui bahwa kunjungan wisatawan


Lokawisata Baturraden mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah
kunjungan ke Lokawisata Baturraden cenderung mengalami kenaikan, walaupun
pada tahun 2013 dan tahun 2014 terdapat penurunan. Penurunan disebabkan oleh
regulasi kenaikan tarif pada tahun 2013 dan peningkatan aktivitas Gunung Slamet
pada tahun 2014 karena Lokawisata Baturraden terletak di lereng Gunung Slamet,
sehingga perubahan aktivitas Gunung Slamet akan berpengaruh pada aktivitas
wisata di Lokawisata Baturraden. Peningkatan kunjungan pada tahun 2015
dikarenakan diberlakukannya tiket masuk tunggal sebesar Rp 14,000 dimana
dengan membayar tiket tersebut, wisatawan bisa menikmati semua wahana milik
Pemda seperti sepeda air, berendam air panas, cascade alam, taman botani dan
lainnya. Harga tiket masuk tunggal lebih murah dibandingkan dengan tiket terusan
yang diberlakukan pada tahun sebelumnya, sehingga terjadi peningkatan
kunjungan di tahun 2015. Aktivitas di lokasi wisata alam akan menciptakan
hubungan timbal balik antara pelaku wisata (wisatawan, pengelola dan
masyarakat lokal) dan ekosistemnya. Hubungan ini akan saling memberikan
dampak positif ketika para pelaku wisata mendapatkan manfaat rekreasi dan
ketika areal wisata tidak mengalami gangguan/kerusakan secara ekologis.
Dengan demikian, maka aspek berkelanjutan akan selalu menjadi perhatian
dalam pariwisata alam.
Peningkatan jumlah wisatawan, memberikan manfaat bagi masyarakat
pelaku usaha yang terkait dengan aktivitas wisata di Lokawisata Baturraden.
Semakin banyak wisatawan yang datang, dapat memberikan keuntungan ekonomi
yang semakin besar baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas
transaksi antara wisatawan dengan unit usaha di kawasan ini memberikan peluang
sebagai sumber pendapatan untuk masyarakat lokal sebagai unit usaha. Tempat
wisata yang berkembang ditandai dengan jumlah kunjungan dan jumlah
wisatawan yang semakin meningkat. Wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu
objek wisata tentunya akan menimbulkan biaya untuk mencapai ke lokasi
tersebut. Meningkatnya aktivitas di Lokawisata Baturraden berarti juga terjadi
peningkatan transaksi perbelanjaan dari wisatawan kepada pihak pengelola serta
masyarakat yang melakukan usaha di bidang wisata di sekitar objek wisata
7

Lokawisata Baturraden. Guna mengetahui seberapa penting aktivitas wisata di


Lokawisata Baturraden bagi masyarakat sekitar desa penyangga, perlu diketahui
seberapa besar dampak ekonomi dari adanya aktivitas wisata di Lokawisata
Baturraden. Dampak ekonomi dari aktivitas wisata dapat dilihat dengan mengikuti
aliran pengeluaran wisatawan di dalam dan di luar kawasan wisata yang terkait
dengan aktivitas wisata.
Selama ini pengelolaan Lokawisata Baturraden menggunakan paradigma
lama pembangunan pariwisata yaitu wisata alam konvensional (wisata massal atau
mass tourism) yang lebih menitikberatkan pada banyaknya kunjungan wisatawan
ke suatu objek wisata. Pada waktu tertentu seperti saat liburan sekolah, hari Raya
Idul Fitri dan Natal serta pergantian tahun jumlah kunjungan wisatawan sangat
banyak. Wisatawan dengan jumlah yang lebih itu merupakan tekanan terhadap
sumberdaya alam yang akan mengakibatkan kerusakan fisik dan mengurangi
keindahan visual Lokawisata Baturraden tersebut.
Peningkatan jumlah wisatawan tersebut berpotensi mengakibatkan over
carrying capacity atau berlebihnya kapasitas daya dukung kawasan wisata sebagai
area wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Kenaikan jumlah wisatawan
akan menimbulkan dampak negatif jika tidak ditangani dengan baik. Walaupun
Lokawisata Baturraden memiliki luasan 16,8 ha, namun wisatawan terkonsentrasi
pada beberapa titik saja. Konsentrasi wisatawan di beberapa titik ini mulai
menimbulkan kerusakan terhadap kawasan wisata seperti rusaknya taman untuk
menggelar tikar karena digunakan untuk aktivitas duduk santai oleh wisatawan.
Jika kerusakan ini dibiarkan maka kualitas kawasan akan mengalami penurunan
yang berakibat pada menurunnya minat wisatawan untuk berkunjung. Pengelolaan
wisata alam bertujuan untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan kondisi
kawasan dengan keinginan wisatawan sehingga objek wisata tetap lestari dan
wisatawan tetap merasa puas dalam berkunjung.
Salah satu cara untuk menanggulangi kerusakan lingkungan adalah dengan
memperhatikan faktor daya dukung (Soemarwoto, 2004), sehingga dengan
batasan daya dukung tersebut pemanfaatan kawasan tetap dalam kemampuannya
untuk tetap menjaga dirinya dari kerusakan tanpa mengurangi kenyamanan
wisatawan. Daya dukung tersebut merupakan jumlah wisatawan maksimum yang
8

boleh masuk dan menikmati objek wisata dengan nyaman tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap objek itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan penentuan
besarnya daya dukung kawasan untuk menghindari rusaknya kawasan pada objek
wisata.
Aktivitas wisata di Lokawisata Baturraden dapat memberikan manfaat bagi
perekonomian masyarakat, di sisi lain dapat merusak keseimbangan unsur-unsur
lingkungan di Lokawisata Baturraden. Pengembangan wisata menjadikan
wisatawan sebagai faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan
strategi pengelolaan. Preferensi wisatawan harus dipahami secara jelas agar
pengelola wisata dapat menentukan strategi yang tepat dan efisien dalam
mengembangkan objek wisata tersebut di masa yang akan datang. Strategi
pengembangan wisata alam di dalam Lokawisata Baturraden mempertimbangkan
batasan-batasan sebagai kawasan yang dilindungi. Batasan pengembangan wisata
alam dalam kawasan hutan lindung yaitu dengan tidak merubah karakteristik
bentang alam atau menghilangkan fungsi utamanya, serta tidak merusak
keseimbangan unsur-unsur lingkungan. Oleh karena itu, agar pengelolaan
kawasan wisata dapat dilakukan secara berkelanjutan perlu dikaji strategi
pengelolaan yang memperhatikan faktor daya dukung kawasan dan tetap
memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, sehingga kelestarian
Lokawisata Baturraden tetap terkelola dengan baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, terdapat permasalahan
yang perlu dianalisis yaitu:
1. Bagaimana dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat dari aktivitas wisata
di Lokawisata Baturraden terhadap masyarakat lokal?
2. Berapa kapasitas daya dukung yang dimiliki objek Lokawisata Baturraden
terhadap aktivitas wisata?
3. Bagaimana strategi pengelolaan Lokawisata Baturraden yang sesuai Daya
Dukung Kawasan (DDK) dan memberikan manfaat ekonomi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:


9

1. Mengestimasi dampak ekonomi yang ditimbulkan dari aktivitas wisata di


Lokawisata Baturraden terhadap masyarakat lokal.
2. Mengestimasi daya dukung kapasitas di Lokawisata Baturraden terhadap
aktivitas wisata.
3. Mengkaji strategi pengelolaan Lokawisata Baturraden sesuai Daya Dukung
Kawasan (DDK) dan memberikan manfaat ekonomi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:


1. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran dalam menerapkan ilmu yang
telah diperoleh dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.
2. Bagi pihak pengelola Lokawisata Baturraden, sebagai bahan pertimbangan
untuk upaya pengembangan lingkungan kawasan Lokawisata Baturraden
agar lebih terarah.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan
mengenai pentingnya kawasan Lokawisata Baturraden bagi perekonomian
mereka.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:


1. Wilayah penelitian ini adalah Kawasan Wisata Baturraden yang berada di
Kabupaten Banyumas yang difokuskan pada Lokawisata Baturraden.
2. Penelitian difokuskan untuk mengkaji daya dukung kawasan wisata,
dampak ekonomi, dan perumusan strategi pengelolaan di Lokawisata
Baturraden.
3. Daya dukung kawasan yang digunakan dalam perhitungan adalah daya
dukung fisik saja, tidak menghitung daya dukung kawasan dari aspek
biologi dan sosial.
4. Perhitungan daya dukung kawasan hanya dihitung untuk aktivitas wisata di
wahana milik Pemda.
5. Dampak ekonomi aktivitas wisata di Lokawisata Baturraden terhadap
masyarakat sekitar dalam penelitian ini merupakan kontribusi pendapatan
yang diterima masyarakat dari sektor wisata.
10

6. Responden dalam penelitian ini yaitu wisatawan (hanya dibatasi wisatawan


nusantara yang merupakan mayoritas wisatawan Lokawisata Baturraden),
masyarakat lokal (tenaga kerja dan unit usaha yang terlibat dalam aktivitas
wisata di Lokawisata Baturraden), dan pihak pengelola di Lokawisata
Baturraden.
7. Lingkupan pengeluaran di dalam kawasan untuk unit usaha dan tenaga kerja
lokal hanya dibatasi dalam tiga desa penyangga Lokawisata Baturraden
yaitu Desa Karangmangu, Desa Ketenger dan Desa Kemutug Lor.
8. Unit usaha dilihat dari unit usaha yang terkait di dalam dan di luar
Lokawisata Baturraden. Unit usaha di luar Lokawisata Baturraden dibatasi
hanya sampai pedagang oleh-oleh khas daerah di sepanjang trotoar depan
gerbang Lokawisata Baturraden dan di seberang jalan raya Lokawisata
Baturraden sampai di depan parkiran kendaraan.
9. Unit usaha penginapan, dibatasi hanya sampai penginapan di sekitar
parkiran kendaraan bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah serta jalan
di sekitar Lokawisata Baturraden. Penginapan hanya dibatasi untuk
penginapan kelas melati.
10. Perumusan strategi didasarkan pada penilaian pihak pengelola Lokawisata
Baturraden dan dinas terkait terhadap kekuatan dan kelemahan internal serta
peluang dan ancaman eksternal Lokawisata Baturraden.
11

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pengertian


pariwisata adalah segala hal yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi,
pelancongan, dan hiburan, yang dilakukan dengan sukarela dan bersifat sementara
serta didukung oleh berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Menurut
Soemarwoto (2004), pariwisata adalah industri yang kelangsungan aktivitasnya
sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik,
aktivitas pariwisata tidak akan berkembang. Beberapa yang perlu diperhatikan
dalam aktivitas pariwisata adalah: (a) daya dukung lingkungan; (b) keanekaan
(pilihan jenis wisata); (c) keindahan alam; (d) vandalisme (aktivitas manusia yang
merusak lingkungan); (e) pencemaran; (f) dampak sosial ekonomi budaya; dan (g)
zonasi. Menurut Yoeti (2008), sektor pariwisata tidak hanya sekedar mampu
menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk
pembangunan, akan tetapi juga mampu mengentaskan kemiskinan. Menurut UU
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, menjelaskan definisi dari berbagai
komponen yang berhubungan dengan pariwisata yaitu:
a. Wisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
c. Pariwisata adalah berbagai macam aktivitas wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah.
d. Kepariwisataan adalah keseluruhan aktivitas yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan,
pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
12

Pariwisata memiliki tiga karakteristik utama dalam memberikan dampak


terhadap lokasi wisata yang dikunjungi (Cooper et al. 1993). Dampak tersebut
yaitu dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial-budaya di alam. Cooper et al.
(1993) juga mengemukakan wisata memberikan dampak antara lain bagi
perkembangan media, periklanan dan industri busana, pertumbuhan industri baru,
urbanisasi, pertanian modern, pertambangan serta proyek kehutanan, dan
pemerintahan serta aktivitas militer.

2.2 Objek Wisata Alam

Wisata alam adalah bentuk aktivitas rekreasi dan pariwisata yang


memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun
setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh
kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).
Suwantoro (1977) dalam Milasari (2010) menyatakan bahwa objek wisata alam
adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta
ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam aktivitas alam maupun setelah
pembudidayaan. Pada umumnya hal yang menjadi daya tarik utama dari wisata
alam adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti rumah makan, pelayanan
yang baik serta sarana akomodasi merupakan faktor pendukung untuk melakukan
wisata alam. Objek wisata alam dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Flora dan fauna
Jenis flora dan fauna yang memiliki keunikan dan kekhasan, seperti bunga
Edelweiss, dan Badak Bercula Satu.
2. Keunikan dan kekhasan ekosistem
Sesuai dengan keadaan geografis yang kawasan yang sangat bervariasi,
keberadaan ekosistem didalamnya akan menunjukkan kekhasan sendiri.
Contohnya seperti: ekosistem pantai, hutan, mangrove, dan dataran tinggi.
3. Gejala alam
Potensi objek wisata berupa gejala alam, antara lain: kawah, sumber air
panas, air terjun, danau, gletser, batu-batuan besar, dan gua.
4. Budidaya sumberdaya alam
13

Potensi objek wisata alam berupa budidaya sumberdaya alam, seperti sawah,
perkebunan, kebun binatang, dan perikanan.
Objek wisata Lokawisata Baturraden masuk dalam klasifikasi objek wisata
alam berdasarkan keunikan dan kekhasan ekosistem, karena Lokawisata
Baturraden merupakan ekosistem dataran tinggi yang mempunyai kekhasan
tersendiri.

2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata

Yoeti (2008) mengemukakan pariwisata merupakan faktor penting dalam


pembangunan ekonomi suatu negara, karena mendorong perkembangan beberapa
sektor perekonomian nasional, diantaranya meningkatkan aktivitas perekonomian
akibat pembangunan sarana dan prasarana demi pengembangan pariwisata.
Pariwisata juga memberikan dampak ekonomi lainnya seperti meningkatkan
industri-industri baru, meningkatkan devisa negara, memberikan kesempatan
kerja, membantu pembangunan daerah terpencil, dan mempercepat perputaran
perekonomian. Clement (1959) dalam Yoeti (2008) pariwisata juga dikatakan
sebagai katalisator dalam pembangunan, karena dampak yang diberikannya
terhadap kehidupan perekonomian di negara yang dikunjungi wisatawan.
Kedatangan wisatawan mancanegara pada suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW)
telah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat,
dimana pariwisata itu dikembangkan.
Menurut Vanhove (2005), dampak ekonomi ini terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu dampak langsung (direct), tidak langsung (indirect) dan lanjutan (induced).
Dampak langsung adalah nilai dari pengeluaran wisatawan dikurangi impor untuk
penyediaan produk dan jasa pada front-line bisnis. Dampak tidak langsung adalah
aktivitas ekonomi lokal dari pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung.
Dampak lanjutan adalah perubahan dalam aktivitas ekonomi yang dihasilkan dari
pengeluaran rumah tangga dari pendapatan yang diperoleh secara langsung atau
tidak langsung dari wisata. Dampak lanjutan ini misalnya seperti pegawai restoran
atau parkir yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh aktivitas
wisata. Mereka membelanjakan pendapatannya untuk perumahan, transportasi,
makanan dan kebutuhan lainnya di daerahnya. Pengeluaran wisatawan di suatu
komunitas dapat menghasilkan efek ganda melebihi efek asli dari pendapatan
14

tersebut. Kenyataannya dampak pengganda meningkat oleh bisnis lokal, rumah


tangga serta pembelian barang dan jasa. Pengganda (multiplier) adalah angka
yang menunjukkan meringkas efek pengeluaran baik langsung ataupun tidak
langsung. Wisatawan yang berkunjung ke suatu wilayah pasti akan
membelanjakan uang mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan selama
berkunjung. Uang yang dibelanjakan tersebut tidak berhenti beredar, tetap
berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain selama periode tertentu (Yoeti,
2008).
Selain memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, terdapat
sebagian pengeluaran wisatawan yang tidak berdampak pada perekonomian lokal,
hal ini dinamakan kebocoran (leakage) (Vanhove 2005). Pada dasarnya,
kebocoran terjadi karena uang tersebut dibelanjakan di luar aktivitas
perekonomian daerah tujuan wisata, misalnya digunakan untuk membeli makanan
dan minuman yang berasal dari luar daerah tujuan wisata, serta biaya transportasi.
Dampak ekonomi timbul dari aliran uang keberadaan wisatawan terhadap
perekonomian lokal (META, 2001). Analisis dampak ekonomi dilakukan melalui
pengamatan efek pengganda keberadaan wisata. Terdapat dua tipe pengganda
yaitu Keynesian Local Income Multiplier dan Ratio Income Multiplier. Keynesian
Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran
wisatawan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Ratio
Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung
yang dirasakan dari pengeluaran wisatawan berdampak terhadap perekonomian
lokal. Penggandaan ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan.

2.4 Daya Dukung Kawasan Wisata

Clark (1996) menyatakan bahwa analisis daya dukung merupakan salah satu
pendekatan bahwa alam mempunyai batas maksimum untuk menerima aktivitas
yang dilakukan oleh manusia dalam kurun waktu yang cukup lama. Menurut Lime
dan Stankey (1971) menyebutkan bahwa daya dukung rekreasi adalah sifat
pemakaian yang dapat ditopang oleh tingkat perkembangan area tertentu tanpa
menyebabkan kerusakan yang berlebihan baik pada lingkungan fisik maupun pada
pengalaman wisatawan.
15

Menurut Soemarwoto (2004), daya dukung lingkungan objek wisata alam


adalah kemampuan objek wisata alam untuk dapat menampung jumlah wisatawan
pada luas dan satuan waktu tertentu. Daya dukung wisata juga merupakan daya
dukung biogeofisik, sosial ekonomi dan sosial budaya dari suatu lokasi atau tapak
wisata dalam menunjang aktivitas pariwisata tanpa menimbulkan penurunan
kualitas lingkungan dan kepuasan wisatawan dalam menikmati lokasi dan tapak
wisata. Faktor geobiofisik di lokasi wisata alam mempengaruhi kuat rapuhnya
suatu ekosistem terhadap daya dukung wisata alam. Ekosistem yang kuat
mempunyai daya dukung yang tinggi yaitu dapat menerima wisatawan dalam
jumlah besar, karena tidak cepat rusak kalau pun rusak, dapat pulih dengan cepat.
Dua faktor yang dapat mempengaruhi daya dukung kawasan rekreasi yaitu tujuan
wisatawan dan faktor lingkungan biofisik lokasi wisata.
Konsep daya dukung dikategorikan atas daya dukung fisik, daya dukung
ekologi, daya dukung sosial dan daya dukung ekonomi. Daya dukung fisik
didasarkan pada batas spasial sebuah areal dengan memperhatikan berapa materi
atau unit yang dapat ditampung dalam areal tersebut. Daya dukung ekologi adalah
berapa ukuran populasi pada suatu ekosistem agar ekosistem tersebut dapat
berkelanjutan. Daya dukung sosial adalah ukuran yang dapat ditoleransi pada
suatu tempat yang dikunjungi orang banyak. Sedangkan daya dukung ekonomi
dapat digambarkan sebagai tingkat dimana suatu area dapat diubah sebelum
aktivitas ekonomi terjadi sebelum mendapat pengaruh yang merugikan (Dahuri,
2002). Perencanaan wisata yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan
akan menurunkan kualitas lingkungan dan rusaknya ekosistem yang dipakai untuk
pariwisata itu, sehingga akhirnya akan menghambat bahkan menghentikan
perkembangan pariwisata itu (Soemarwoto, 2004).

2.5 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Pembangunan pariwisata berkelanjutan pada intinya berkaitan dengan usaha


menjamin agar sumberdaya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan untuk
pembangunan pariwisata pada generasi ini agar dapat dinikmati untuk generasi
yang akan datang (Kurniawati, 2013). Strategi pengembangan ekowisata menurut
Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan (Departemen
Kehutanan, 2003), harus mengacu pada 5 prinsip yaitu:
16

1. Konservasi: dimaksudkan untuk menghindari dampak negatif terhadap


lingkungan, menjadi sumber dana untuk menjamin kelestarian fungsi
kawasan dan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, pengaturan
wisatawan dengan memperhatikan daya dukung kawasan.
2. Pendidikan: dimaksudkan untuk memberikan pendidikan konservasi dan
kepedulian lingkungan bagi seluruh pihak terlibat (stakeholders),
mengadakan penelitian, penyuluhan dan pengembangan teknologi
pariwisata alam.
3. Ekonomi: dimaksudkan untuk menjamin kesinambungan usaha, memberi
keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan, penyelenggara pariwisata
alam dan masyarakat setempat, terbukanya peluang kerja, serta memacu
pembangunan wilayah.
4. Partisipasi masyarakat: dimaksudkan untuk melibatkan masyarakat setempat
sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya.
5. Rekreasi: dimaksudkan agar wisatawan memperoleh pengalaman wisata di
lokasi yang masih alami, sehingga mampu menyadarkan mereka akan
pentingnya pelestarian lingkungan untuk mendapatkan kenyamanan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Analisis dampak ekonomi wisata dan strategi pengelolaan wisata, serta


analisis daya dukung kawasan telah dilakukan penelitian oleh beberapa peneliti
sebelumnya. Studi mengenai analisis tersebut akan memberikan hasil yang
berbeda untuk waktu dan tempat yang berbeda. Beberapa penelitian terdahulu
terkait dengan analisis dampak ekonomi serta strategi pengelolaan pariwisata yang
dapat dijadikan referensi antara lain Milasari (2010), Wijayanti dan Hastuti
(2009). Penelitian terdahulu terkait analisis daya dukung kawasan wisata adalah
penelitian Pahlevi (2015), Lucyanti (2013). Penelitian terdahulu terkait analisis
perumusan strategi adalah penelitian Muthmainnah (2014), Mulyaningrum
(2004). Matriks penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.
17

2.6.1 Penelitian Terdahulu tentang Analisis Dampak Ekonomi


Penelitian terdahulu mengenai analisis dampak ekonomi telah dilakukan
oleh Milasari (2010) yang menganalisis mengenai dampak ekonomi wisata Tirta
Sanita di Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis
deskriptif, regresi Poisson, serta Keynesian Multiplier. Wijayanti dan Hastuti
(2009) telah melakukan penelitian mengenai analisis ekonomi dan strategi
pengelolaan ekowisata pada Kawasan Wisata Gunung Salak Endah. Analisis
ekonomi pada penelitian tersebut dilakukan dengan metode Keynesian Income
Multiplier dan Individual Travel Cost Method

2.6.2 Penelitian Terdahulu tentang Analisis Daya Dukung Kawasan


Analisis perumusan strategi telah dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu. Pahlevi (2015) melakukan Analisis Daya Dukung Kawasan dan
Penilaian Ekonomi Wisata Bahari yang Berkelanjutan di Pulau Untung Jawa,
Kepuluaan Seribu, DKI Jakarta. Peneliti menggunakan metode pendekatan
Carrying Capacity (Boullon, 1985 dalam Libosada, 1998). Penelitian mengenai
analisis perumusan strategi telah dilakukan oleh Lucyanti (2013). Penelitian
tersebut menganalisis terkait Penilaian Daya Dukung Wisata di Objek Wisata
Bumi Perkemahan Palutungan Taman Nasional Gunung Ciremai Propinsi Jawa
Barat Analisis ini menggunakan metode analisis daya dukung kawasan dengan
menggunakan Rumus Cifuentes (1992).

2.6.3 Penelitian Terdahulu tentang Analisis Perumusan Strategi


Analisis perumusan strategi telah dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu. Mulyaningrum (2004) melakukan analisis Strategi Pengembangan
Wisata Alam Berkelanjutan dalam Perspektif Ekonomi (Studi Kasus: Kawasan
Wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas). Peneliti menggunakan metode matriks
SWOT untuk menganalisis internal dan eksternal Kawasan Wisata Baturraden
(KWB). Penelitian mengenai analisis perumusan strategi telah dilakukan oleh
Muthmainnah (2014). Penelitian tersebut menganalisis terkait Analisis
Pengembangan Wisata Alam berbasis Daya Dukung di Kawasan Cikole Jayagiri
Resort Lembang Jawa Barat. Analisis ini menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) dan analisis SWOT.
Tabel 2 Penelitian terdahulu
No Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil
1. Milasari (2010) Analisis 1. Mengidentifikasi karakteristik 1. Analisis deskriptif kualitatif 1. Faktor sosial ekonomi yang
Dampak Ekonomi masyarakat sekitar, unit usaha dan kuantitatif dengan mempengaruhi fungsi permintaan
Wisata dan tenaga kerja lokal dan Microsoft Office Excel adalah biaya perjalanan, tingkat
Alam (Studi Kasus: wisatawan Taman Wisata Tirta 2. Analisis Regresi Poisson pendapatan, tingkat pendidikan, jarak
Taman Sanita dengan Microsoft Office Excel tempuh, jumlah rombongan, dan
Wisata Tirta Sanita, 2. Menganalisis faktor-faktor yang dan Stata 9 pengetahuan pengunjung terhadap
Kabupaten Bogor) mempengaruhi permintaan di 3. Keynesian Multiplier dengan keberadaan objek wisata
lokasi Taman Wisata Tirta Microsoft Office Excel 2. Nilai Keynesian Income Multiplier
Sanita adalah 1,07, Ratio Income Multiplier
3. Menganalisis dampak ekonomi Tipe 1 adalah 1,22 dan Ratio Income
yang ditimbulkan oleh kegiatan Multiplier Tipe 2 adalah 1,37,
wisata di sekitar objek wisata sehingga dikatakan memberikan
Taman Wisata Tirta Sanita dampak ekonomi yang cukup besar
2 Wijayanti dan Analisis Ekonomi 1. Menghitung dampak ekonomi 1. Keynesian Income Multipier 1 Ekowisata di GSE memberikan
Hastuti dan Strategi kegiatan wisata alam berbasis 2. Individual Travel Cost Method dampak ekonomi yang nyata bagi
(2009) Pengelolaan masyarakat lokal di sekitar 3. Analytical Hierarchi Process masyarakat lokal, kontribusi
Ekowisata: Studi objek wisata GSE (AHP) masyarakat masih sangat rendah
Kasus Kawasan 2. Mengkuantifikasi nilai jasa dikarenakan kebocoran ekonimi
Wisata Gunung lingkungan sumber daya dan sekitar 60 persen spending tourist
Salak Endah lingkungan untuk kegiatan 2 Manfaat jasa lingkungan terbesar
Kabupaten Bogor. wisata alam di sekitar objek dirasakan oleh wisatawan di Air
wisata GSE Panas Lokapura sebesar Rp 1.584.515
3. Menganalisis strategi per kunjungan. Sedangkan nilai total
pengelolaan wisata alam jasa lingkungan per tahun tertinggi di
berbasis masyarakat lokal dari Buper Gunung Bundar sebesar Rp
sudut pandang pelaku-pelaku 50.012.042.254
kegiatan ekowisata 3 Strategi pengelolaan yang paling
efektif dinilai paling utama adalah
menyediakan, melengkapi, dan
memperbaiki infrastruktur dan
fasilitas wisata.
18
No Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil
3 Pahlevi (2015) Analisis Daya 1. Mengidentifikasi aktivitas 1. Analisis deskriptif kuantitatif Daya dukung kawasan wisata Pulau
Dukung Kawasan wisata bahari dan karakteristik 2. Analisis daya dukung kawasan Untung Jawa adalah sebanyak 132
dan Penilaian wisatawan untuk melihat posisi 3. Individual Travel Cost Method orang/hari, namun jumlah kunjungan
Ekonomi Wisata siklus global pariwisata 4. Analisis stakeholder aktual sebesar 555 orang/hari, sehingga
Bahari yang 2. Menghitung kapasitas daya terjadi over carrying capacity. Nilai
Berkelanjutan di dukung kawasan wisata di ekonomi untuk tingkat kunjungan
Pulau Untung Jawa, Pulau Untung Jawa sebesar 239.048 jiwa pada tahun 2013
Kepuluaan Seribu, 3. Mengestimasi nilai ekonomi diperoleh sebesar Rp
DKI Jakarta. wisata di Pulau Untung Jawa 3.414.972.795/tahun. Hal ini
4. Menganalisis peran stakeholder menunjukkan bahwa Pulau Untung Jawa
dalam pengelolaan wisata di memiliki potensi wisata yang besar
Pulau Untung Jawa
4 Lucyanti (2013) Penilaian Daya Perhitungan daya dukung wisata Rumus Cifuentes (1992) yang Nilai daya dukung TNGC dibedakan
Dukung Wisata di pada obyek wisata Buper termodifikasi terdiri dari menjadi daya dukung fisik sebesar 4.732
Objek Wisata Bumi Palutungan, berkaitan dengan Daya Dukung Fisik (Physical wisatawan/hari, daya dukung riil sebesar
Perkemahan jumlah maksimum Carrying Capacity/PCC), Daya 220 wisatawan/hari, dan daya dukung
Palutungan wisatawan yang dapat diterima area Dukung Riil (Real Carrying efektif sebesar 192 wisatawan/hari.
Taman Nasional wisata tersebut yang dipengaruhi Capacity/RCC) dan Daya Keseluruhan nilai ini masih berada di
Gunung Ciremai aspek biofisik lingkungan dan Dukung Efektif (Effective Carrying atas jumlah rata-rata wisatawan aktual
Propinsi Jawa Barat kapasitas manajemen Capacity/ECC) saat ini yaitu 179 wisatawan/hari

5 Muthmainnah Analisis 1. Mendeskripsikan kawasan 1. Skala Likert Alternatif produk wisata alam berbasis
(2014) Pengembangan Cikole Jayagiri Resort 2. Analisis SWOT ekologi yang dapat diterapkan di Cikole
Wisata Alam berdasarkan persepsi wisatawan 3. AHP Jayagiri resort berdasarkan bobot
berbasis Daya 2. Mengidentifikasi strategi dalam 4. Daya dukung kawasan (DDK) prioritas adalah outbound (0.414),
Dukung di Kawasan mengembangkan kawasan menikmati pemandangan alam (0.338),
Cikole Jayagiri Cikole Jayagiri Resort dan berkemah (0.248). Tingkat
Resort Lembang 3. Menentukan prioritas produk kunjungan wisatawan di Cikole Jayagiri
Jawa Barat wisata alam yang dapat Resort masih dapat dikatakan aman
diterapkan di Cikole Jayagiri karena masih berada di bawah batas
Resort ambang daya dukung kawasan
4. Menganalisis daya dukung
kawasan Cikole Jayagiri Resort
19
20

No Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode Analisis Hasil


6 Mulyaningrum Strategi 1. Mengetahui faktor yang 1. Nilai baku mutu air 1. Daya dukung yang melampaui
(2004) Pengembangan berkaitan dengan aspek 2. Analisis daya dukung kawasan kapasitas asimilasinya pada wilayah
Wisata Alam lingkungan, yaitu tingkat rumus Rusli 1996, analisis SKP I akan berakibat pada
Berkelanjutan pencemaran lingkungan Riset Operasi dengan model terganggunya kegiatan ekologis pada
dalam Perspektif perairan matematika Linnear wilayah tersebut, yang dapat merusak
Ekonomi (Studi 2. Mengetahui faktor yang Programming rumus rasendi keberlanjutan pemanfaatan
Kasus: Kawasan berkaitan dengan spek ekonomi, 1985 sumberdaya alam dan lingkungan.
Wisata Baturraden, yaitu tingkat daya dukung 3. Analisis SWOT Oleh karena itu, perlu dihindari
Kabupaten kawasan wisata alam, tingkat terpusatnya kegiatan wisata pada satu
Banyumas) pendapatan optimal, tingkat objek wisata yaitu Lokawisata,
pemanfaatan optimal fasilitas sehingga beban lingkungan di SKP I
wisata dapat terkurangi
3. Merumuskan strategi pemasaran 2. Tingkat pendapatan yang diperoleh
produk wisata alam dan strategi masih berada di bawah optimal, akan
pengelolaan dalam berdampak pada kontribusi sssektor
pengembangan wisata alam pariwisata terhadap PDRB Kabupaten
Banyumas yang hanya 3,22%
3. Strategi yang harus ditempuh
meliputi kegiatan sejak dari tingkat
perencanaan sampai pada
pengawasan dengan melibatkan
semua yang berkepentingan melalui
pembentukan lembaga pengelola
kepariwisataan, menetapkan
kebijakan pola pemanfaatan ruang
sesuai potensi dan kondisi,
mengembangkan program pembinaan
dan penyuluhan kepariwisataan,
penegakan hukum terhadap
pelanggaran.
21

Keterkaitan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah metode


yang digunakan, yaitu Multiplier Effect, Daya Dukung Kawasan (DDK), dan
SWOT serta QSPM yang diterapkan pada penelitian berbeda. Penelitian ini fokus
pada dampak ekonomi dan daya dukung kawasan serta strategi pengembangan
wisata yang sesuai daya dukung kawasan dan memberikan manfaat ekonomi yang
ditimbulkan dari aktivitas wisata Lokawisata Baturarden, yang sampai saat ini
masih belum diteliti. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-
penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut adalah penelitian ini dilakukan pada
lokasi yang menjadi penyumbang PAD terbesar di Kabupaten Banyumas dalam
sektor pariwisata, sehingga pengelolaannya berfokus untuk peningkatan
kunjungan wisata. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis untuk menghitung
daya dukung lingkungan, mengestimasi dampak ekonomi dari aktivitas wisata
tersebut serta dampaknya bagi masyarakat setempat, sehingga menjadi dasar
untuk melakukan pengembangan wisata dalam merumuskan strategi pengelolaan
dan pengembangan wisata yang tepat untuk keberlanjutan wisata di Lokawisata
Baturraden.
22
23

III KERANGKA PEMIKIRAN

Lokawisata Baturraden merupakan salah satu kawasan wisata alam di


Kabupaten Banyumas yang mengandalkan sumberdaya alam yang berupa
keindahan panorama Gunung Slamet, air terjun, sumber air panas, dan Sungai
Gumawang yang bersumber dari mata air Gunung Slamet, sehingga dikenal
sebagai tempat wisata alam. Berkat daya tarik objek wisata Lokawisata
Baturraden, jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Lokawisata
Baturraden pun mengalami peningkatan.
Kunjungan wisatawan berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap masyarakat lokal. Aktivitas wisata dapat memberikan kesempatan kerja
dan kesempatan usaha bagi masyarakat lokal serta berdampak pada peningkatan
pendapatan bagi sebagian masyarakat lokal yang memiliki pekerjaan terkait
dengan aktivitas wisata. Aktivitas wisata wisatawan menimbulkan transaksi
ekonomi bagi pihak penyedia barang atau jasa yang berkaitan dengan wisata.
Setiap besaran biaya yang dikeluarkan wisatawan dapat terdistribusi sebagai
pendapatan bagi masyarakat. Sektor pariwisata memiliki dampak ekonomi yang
berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat sehinga hal ini perlu dikaji. Metode
yang digunakan untuk menganalisis dampak ekonomi tersebut adalah multiplier
effect. Nilai yang didapatkan menunjukkan seberapa besar dampak pengeluaran
yang dikeluarkan wisatawan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat lokal
selaku unit usaha dan tenaga kerja lokal, serta melihat seberapa besar kebocoran
yang disebabkan aliran pengeluaran wisatawan di luar kawasan wisata.
Peningkatan jumlah kunjungan ke Lokawisata Baturraden dalam jangka
panjang berpotensi melebihi daya dukung (over carrying capacity) di wilayah
tersebut. Kondisi pengelolaan wisata di Lokawisata Baturraden belum
menerapkan konsep wisata berbasiskan daya dukung kawasan, sehingga perlu
dilakukannya analisis daya dukung kawasan untuk aktivitas wisata di Lokawisata
Baturraden. Aktivitas wisatawan tersebut melibatkan sumberdaya sehingga perlu
dilakukan perhitungan daya dukung untuk mengetahui seberapa banyak jumlah
wisatawan yang dapat ditampung oleh kawasan untuk menunjang aktivitas wisata
agar tidak over carrying capacity. Perhitungan dilakukan menggunakan analisis
24

daya dukung kawasan, di mana hasil dari perhitungan tersebut dapat mengurangi
adanya potensi over carrying capacity yang berdampak pada kerusakan alam dan
lingkungan kawasan wisata Lokawisata Baturraden.
Kawasan wisata alam memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dan
berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. Tingginya aktivitas yang
memanfaatkan kawasan wisata alam akan memberikan tekanan pada lingkungan
dan sumberdaya alam. Pengelolaan yang hanya mempertimbangkan aspek
ekonomi akan berpotensi menurunkan kualitas sumberdaya alam tersebut. Oleh
karena itu perlu adanya strategi pengelolaan kawasan Lokawisata Baturraden
dengan tetap menjaga kondisi lingkungannya dan mendukung pertumbuhan
ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan demikian
pariwisata alam dapat berjalan sinergis dan berkesinambungan antara kepentingan
ekonomi dan lingkungan. Strategi pengelolaan tersebut dianalisis menggunakan
analisis SWOT dan QSPM dengan menganalisis faktor internal (kekuatan dan
kelemahan), dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) sehingga menghasilkan
kemungkinan alternatif strategi pengelolaan yang tepat di Lokawisata Baturraden.
Skema kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
25

Pengembangan Kawasan Lokawisata Baturraden sebagai


Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Kabupaten Banyumas

Peningkatan jumlah
kunjungan wisata

Dampak lingkungan Dampak ekonomi terhadap


terhadap SDA kawasan wisata masyarakat lokal

Potensi over carrying capacity


Direct Indirect Induced
akibat aktivitas wisata

Analisis daya dukung kawasan Multiplier Effect


terhadap aktivitas wisata

Kapasitas maksimum Kontribusi sektor


wisatawan yang dapat pariwisata terhadap
ditampung kawasan pendapatan
masyarakat

Strategi pengelolaan Lokawisata Baturraden sesuai


daya dukung dan memberikan manfaat ekonomi

Pengembangan wisata yang berkelanjutan


di Lokawisata Baturraden

Gambar 3 Skema kerangka pemikiran operasional penelitian


26
27

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lokawisata Baturraden, Desa Karangmangu,


Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi
penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan daerah tersebut
merupakan salah satu wisata alam yang arah pengembangannya adalah
peningkatan kunjungan wisata. Pengelolaan wisata di Lokawisata Baturraden
belum menerapkan konsep daya dukung kawasan dan jumlah wisatawan
mengalami peningkatan setiap tahunnya yang apabila pengelolaannya tidak tepat
akan mengurangi kualitas sumberdaya. Saat ini, aktivitas ekonomi di sekitar
Lokawisata Baturraden juga berkembang seiring dengan semakin banyaknya
wisatawan yang berkunjung. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan
Maret-April 2016.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa data cross
section. Data primer diperoleh dari survei langsung ke lokasi penelitian, yaitu
berupa pengamatan dan wawancara secara langsung pada responden dengan
menggunakan fasilitas kuesioner. Kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan
data primer kepada responden dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai Lampiran 4.
Dalam hal ini, responden yang dimaksud adalah wisatawan yang datang di
Lokawisata Baturraden, masyarakat lokal selaku pemilik unit usaha dan tenaga
kerja dibidang wisata. Wawancara juga dilakukan kepada pihak Unit Pengelola
Teknis (UPT) Lokawisata Baturraden dan pengelola Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini mengenai keadaan
umum lokasi penelitian dan berbagai data yang relevan dengan topik penelitian
yang bersumber dari instansi yang berkaitan dengan pengelolaan objek wisata
yaitu UPT Lokawisata Baturraden, Kantor Kecamatan Baturraden, Dinas
28

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah serta Dinas Pemuda Olahraga
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel untuk semua tipe responden pada penelitian ini
menggunakan metode non-probability karena kerangka sampel tidak tersedia
sehingga setiap unsur atau anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi sampel (Prasetyo dan Jannah, 2007). Respoden dipilih
dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu (Prasetyo dan Jannah,
2007).
Pengambilan sampel wisatawan didasarkan pada keterwakilan dari aspek
demografi, cara kedatangan, tujuan wisata, dan usia. Responden wisatawan yang
dipilih adalah yang berusia diatas 20 tahun karena menghindari wisatawan pelajar
selain itu pada usia tersebut responden mampu berkomunikasi dengan baik serta
memahami materi kuisioner yang diberikan. Responden unit usaha yang dipilih
yaitu berdasarkan kriteria keterwakilan dari jenis usaha yang terdapat di sekitar
lokasi wisata seperti tempat penginapan, rumah makan, warung, pedagang kaki
lima, dan jenis usaha lainnya. Responden tenaga kerja lokal dipilih dengan kriteria
yang mewakili pekerjaan di bidang wisata seperti penjaga tiket, pegawai
homestay, pegawai warung makan, pegawai usaha kantin, dan pekerja di bidang
wisata lainnya. Dan untuk responden key persons dipilih berdasarkan ilmu,
keahlian, dan pengalaman dalam hal pengelolaan Lokawisata Baturraden.
Jumlah responden wisatawan yang digunakan untuk penelitian ini ditentukan
dengan rumus Slovin (Prasetyo dan Jannah, 2007) yaitu :
n= N/ (1+Ne²) .......................................................................................................(1)
Dimana n adalah ukuran sampel, N adalah banyaknya populasi, dan e adalah nilai
kritis. Banyaknya populasi wisatawan ke Lokawisata Baturraden rata-rata per hari
sebesar 1,147 orang dengan galat sebesar 10%, maka diperoleh jumlah responden
yang diambil sebanyak 100 responden. Responden tenaga kerja dan unit usaha
sekitar dipilih masing-masing sebanyak 30 orang. Responden key persons yang
diwawancarai sebanyak 2 orang dari pengelola Lokawisata Baturraden dan 1
29

orang dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten


Banyumas serta pemilik unit usaha dan wisatawan masing-masing 1 orang.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh dari wawancara dengan responden


selanjutnya diolah menggunakan metode-metode yang menghasilkan karakteristik
wisatawan, nilai dampak ekonomi, nilai daya dukung kawasan, serta perumusan
strategi pengelolaan. Data primer yang telah diperoleh dari wawancara dengan
responden kemudian dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan
gambar atau grafik perhitungan matematik. Selain itu, juga digunakan metode Daya
Dukung Kawasan (DDK), multiplier effect, metode SWOT dan QSPM. Matriks
keterkaitan antara sumber data dan metode analisis data untuk menjawab tujuan
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Matriks metode analisis data
Metode analisis
No Tujuan penelitian Sumber data
data
1. Mengestima dampak Data sekunder: Analisis
ekonomi yang 1. Jumlah unit usaha dan tenaga Multiplier Effect
ditimbulkan dari aktivitas kerja di sekitar Lokawisata
rekreasi di Lokawisata Baturraden
Baturraden 2. Jumlah wisatawan

Data primer:
1. Pengeluaran wisatawan
2. Penerimaan dan pengeluaran unit
usaha dan tenaga kerja lokal
2. Mengestimasi daya Data sekunder: Analisis Daya
dukung kawasan 1. Jumlah wisatawan yang Dukung Kawasan
Lokawisata Baturraden memasuki kawasan (DDK)
terhadap aktivitas wisata 2. Luas area yang disediakan
pengelola per aktivitas
3. Waktu kunjungan yang
disediakan pengelola per aktivitas

Data primer:
1. Rata-rata kebutuhan area
individu/wisatawan per aktivitas
2. Rata-rata waktu yang digunakan
individu/wisatawan per aktivitas
3. Mengkaji strategi Data primer: Analisis SWOT
pengelolaan Lokawisata Pengelola wisata dan Dinas terkait dan Analisis
Baturraden sesuai daya QSPM
dukung dan memberikan
manfaat ekonomi
30

4.4.1 Analisis Dampak Ekonomi


Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap wisatawan, unit usaha lokal,
dan tenaga kerja. Dampak pengeluaran wisata terhadap perekonomian lokal
diukur dengan ukuran yang dinamakan multiplier effect. Wisatawan
membelanjakan uangnya di dalam maupun di luar kawasan wisata. Pengeluaran
wisatawan di dalam kawasan wisata akan menjadi pendapatan unit usaha lokal,
unit usaha lokal akan menyerap tenaga kerja lokal, dan akhirnya meningkatkan
pendapatan masyarakat lokal. Sedangkan pengeluaran wisata di luar kawasan
wisata tidak berdampak pada perekonomian lokal, sehingga dinamakan kebocoran
(leakage). Pada dasarnya, disebut kebocoran karena uang itu dibelanjakan di luar
Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang dikunjungi wisatawan, sehingga uang itu
tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas perekonomian lokal. Aliran
sejumlah uang dari pengeluaran wisatawan di kawasan wisata akan memberikan
dampak terhadap perekonomian lokal berupa dampak langsung (direct effect),
tidak langsung (indirect effect), dan lanjutan (induced effect) (Vanhove 2005).
Dampak langsung (direct effect) dihitung dari pendapatan bersih unit usaha yang
diperoleh dari pengeluaran wisatawan di kawasan wisata. Dampak tidak langsung
(indirect effect) dihitung dari pendapatan tenaga kerja di tingkat lokal. Ketiga
dampak ekonomi tersebut diperoleh dari:
a. Dampak Ekonomi Langsung (D) : Pendapatan bersih pemilik unit usaha
b. Dampak Ekonomi Tidak Langsung (N) : Pendapatan tenaga kerja dan biaya
operasional unit usaha di lokasi wisata
c. Dampak Ekonomi Lanjutan (U) : Pengeluaran tenaga kerja di sekitar lokasi
wisata
Marine Ecotourism for Atlantic Area (META) (2001) menyatakan bahwa
terdapat dua tipe pengganda dalam mengukur dampak ekonomi wisata terhadap
masyarakat lokal, yaitu :
1. Keynesian lokal income multiplier, nilai ini menunjukkan seberapa besar
peningkatan pengeluaran wisatawan berdampak pada pendapatan lokal
2. Ratio income multiplier, nilai ini menunjukkan seberapa besar dampak
langsung yang dirasakan dari pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian
31

META (2001) menjelaskan pengukuran dampak ekonomi Lokawisata


Baturraden terhadap perekonomian masyarakat lokal, yaitu:
Keynesian Income Multiplier = ...............................................................(2)

Ratio Income Multiplier, Tipe I = .................................................................(3)

Ratio Income Multiplier, Tipe II = .............................................................(4)

Keterangan:
E = Tambahan pengeluaran wisatawan (Rp)
D = Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rp)
N = Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari (Rp)
U = Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rp)
Nilai Keynesian Income Multiplier, Ratio Income Multiplier Tipe I, dan
Ratio Income Multiplier Tipe II memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Apabila nilai tersebut kurang dari atau sama dengan nol (≤ 0), maka lokasi
wisata tersebut belum mampu memberikan dampak ekonomi terhadap
aktivitas wisatanya.
2. Apabila nilai tersebut diantara angka nol dan satu (0 < x < 1), maka lokasi
wisata tersebut masih memiliki dampak ekonomi yang rendah, dan
3. Apabila nilai tersebut lebih besar atau sama dengan satu (≥ 1), maka lokasi
wisata tersebut telah mampu memberikan dampak ekonomi terhadap aktivitas
wisatanya.
Perhitungan nilai multiplier akan dilakukan dengan bantuan program
komputer Microsoft Excel 2010.

4.4.2 Analisis Daya Dukung Kawasan


Daya dukung kawasan wisata dihitung dengan menggunakan konsep daya
dukung kawasan. Daya dukung kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum
wisatawan yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada
waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Analisis
daya dukung ditujukan pada pengelola Lokawisata Baturraden dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada secara lestari. Dalam analisis ini
32

digunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi data jumlah
wisatawan di Lokawisata Baturraden, sedangkan data primer diperoleh dari hasil
wawancara wisatawan dan pihak pengelola. Perhitungan daya dukung kawasan
digunakan dengan pendekatan CC (Carrying Capacity) dengan formula sebagai
berikut (Boullon, 1985 dalam Libosada, 1998):

Carrying Capacity (CC) = ...................................(5)

Koefisien rotasi = ...........................................(6)

Daya dukung kawasan per hari = CC X koefesien rotasi......................................(7)


Area yang disediakan pengelola adalah luas area yang disediakan pengelola
per aktivitas wisata. Rata-rata kebutuhan area per individu adalah luasan dominan
wisatawan agar dapat menikmati aktivitas wisata dengan nyaman. Rata-rata waktu
satu kunjungan dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh
wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata. Jumah jam area untuk wisatawan
adalah lama waktu areal dibuka dalam satu hari.

4.4.3 Tahap Perumusan Strategi


Tahap perumusan strategi dianalisis menggunakan alat analisis matriks IFE,
matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Menurut David (2009),
tahapan-tahapan dalam formulasi strategi meliputi: tahap input, tahap
pencocokkan, dan tahap keputusan. Pada tahap pertama adalah tahap input dimana
dalam mengolah data di penelitian ini menggunakan matriks IFE dan EFE. Tahap
kedua, proses selanjutnya adalah tahap pencocokkan dimana dalam mengolah data
menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Dimana pada tahap ini, berfokus
dalam pembuatan alternatif strategi yang tepat dengan mencocokan faktor internal
dan faktor eksternal. Tahap ketiga, yakni tahap terakhir untuk menentukan
keputusan prioritas strategi menggunakan alat analisis QSPM.

4.4.3.1 Tahap Input (Input Stage)


Tahap input dikelompokkan ke dalam lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan perusahaan yang kemudian akan dipergunakan untuk menyusun
matriks Internal Factor Evaluation (IFE), sedangkan analisis lingkungan
33

eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi


perusahaan yang kemudian akan dipergunakan untuk menyusun matriks Eksternal
Factor Evaluation (EFE).
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor internal suatu objek wisata yang berkaitan dengan kekuatan dan
kelemahan di Lokawisata Baturraden. Analisis internal dilakukan dengan
menganalisis kondisi internal meliputi pengelolaan, aktivitas operasional,
pemasaran, dan sumberdaya manusia untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan objek wisata. Nilai 1 pada matriks IFE menunjukkan situasi internal
perusahaan yang sangat buruk. Nilai 4 mengindikasikan bahwa situasi internal
perusahaan sangat baik. Nilai 2.5 untuk matriks IFE menunjukkan situasi internal
perusahaan berada pada tingkat rata-rata. Matriks IFE diperlihatkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Faktor strategi
Bobot Rating Bobot*Rating (Skor)
internal
Kekuatan
Kelemahan
Total
Sumber: David (2009)

Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) digunakan untuk menganalisis


faktor-faktor eksternal suatu objek wisata yang berkaitan dengan peluang dan
ancaman di Lokawisata Baturraden. Analisis eksternal dilakukan dengan analisis
terhadap faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi, serta persaingan untuk
melihat kemampuan objek wisata dalam menghadapi perubahan lingkungan
eksternalnya. Nilai 1 pada matriks EFE menunjukkan bahwa perusahaan tidak
mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk menghindari ancaman-
ancaman yang muncul. Nilai 4 mengidentifikasikan bahwa perusahaan saat ini
telah sangat baik memanfaatkan peluang untuk menghadapi ancaman. Nilai 2.5
menggambarkan bahwa perusahaan mampu merespon situasi eksternal secara
rata-rata. Tabel 5 memperlihatkan matriks EFE.
34

Tabel 5 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)


Faktor strategi
Bobot Rating Bobot*Rating (Skor)
eksternal
Peluang
Ancaman
Total
Sumber: David (2009)

Tahap membuat matriks IFE dan EFE adalah sebagai berikut (David, 2009):
1. Mengidentifikasi dan mendaftarkan faktor internal utama (kekuatan dan
kelemahan) serta faktor eksternal utama (peluang dan ancaman) yang
dihadapi oleh objek wisata Lokawisata Baturraden.
2. Penentuan bobot setiap variabel.
Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor
strategis internal dan eksternal tersebut kepada pihak pengelola yang
menentukan kebijakan perusahaan atau pakar dengan menggunakan Paired
Comparison (Kinnear dan Taylor, 1991). Metode ini digunakan untuk
memberi bobot pada setiap faktor penentu internal dan eksternal.
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala:
1= jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2= jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3= jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

Keterangan :
Xi = nilai variabel ke-i
∑Xi = total nilai variabel
I = A, B, C,.... Z
3. Penentuan Rating (Peringkat)
Dalam mengukur rating masing-masing variabel terhadap kondisi wilayah
yang digunakan skala 1,2,3, dan 4 terhadap masing-masing faktor strategis.
Skala nilai rating untuk matriks IFE adalah:
35

1 = Kelemahan utama/mayor
2 = Kelemahan kecil/minor
3 = Kekuatan kecil/minor
4 = Kekuatan utama/mayor
Sedangkan untuk matriks EFE, skala nilai rating yang digunakan adalah:
1 = Respon perusahaan kurang dalam menghindari ancaman atau
memanfaatkan peluang
2 = Respon perusahaan rata-rata dalam menghindari ancaman atau
memanfaatkan peluang
3 = Respon perusahaan diatas rata-rata dalam menghindari ancaman atau
memanfaatkan peluang
4 = Respon perusahaan sangat bagus dalam menghindari ancaman atau
memanfaatkan peluang
4. Mengalikan setiap bobot dengan rating pada setiap faktor untuk
mendapatkan weighted score (skor pembobotan).
Hasil langkah 4 ini berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor
yang nilainya bervariasi mulai dari 4.00 (outstanding) sampai dengan 1.00
(poor). Weighted score tersebut kemudian dijumlahkan secara vertikal untuk
mendapatkan total weighted score. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
objek wisata Lokawisata Baturraden bereaksi terhadap faktor-faktor
strategis internal dan eksternalnya. Total skor pembobotan akan berkisar
antara 1 sampai dengan 4 dengan rata-rata 2.5.

4.4.3.2 Tahap Pencocokkan (Matching Stage)


Hasil skor yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE akan dilanjutkan ke
dalam tahap pencocokkan melalui prsoses analisis dengan menggunakan matriks
IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT. Matriks IE merupakan hasil
penggabungan antara matriks IFE dan EFE ke dalam matriks yang terdiri atas
sembilan sel yang terbagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi
yang berbeda. Matriks IE didasarkan kepada dua dimensi kunci yaitu total skor
bobot IFE pada sumbu x dan total skor bobot EFE pada sumbu y. Sumbu x pada
matriks IE terbagi menjadi tiga skor yaitu, skor 1.0-1.99 menyatakan bahwa posisi
internal adalah lemah, skor 2.0-2.99 adalah sedang, dan skor 3.0-4.0 adalah kuat.
36

Sementara pada sumbu y, skor 1.0-1.99 adalah rendah, skor 2.0-2.99 adalah
sedang, dan skor 3.0-4.0 adalah tinggi. Matriks Internal-Eksternal memposisikan
kawasan wisata dalam tampilan sembilan sel IE dapat dibagi menjadi tiga bagian
utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda-beda (David, 2009), yaitu:
1. Sel 1, 2, dan 4 merupakan daerah tumbuh dan bina (grow and build).
Strategi yang paling tepat untuk semua divisi ini adalah strategi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau
strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal).
2. Sel 3, 5, dan 7 merupakan daerah pertahanan dan pelihara (hold and
maintain). Strategi yang tepat untuk tipe ini adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
3. Sel 6, 8 atau 9 adalah daerah panen atau divestasi (harvest or divestiture).
Strategi yang sesuai untuk kondisi dalam sel ini adalah strategi divestasi,
diversifikasi konglomerat dan likuidasi.
Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.
Skor Bobot Total IFE
Kuat (3.0-4.0) Rata-rata (2.0-2.99) Lemah (1.0-1.99)
Tinggi (3.0-4.0) I II III
Menengah (2.0-2.99) IV V VI
Rendah (1.0-1.99) VII VII IX
Sumber : David (2009)

Gambar 4 Matriks Internal-Eksternal

Analisis SWOT (Strengths Weakness Opportunities Threats) merupakan


cara yang sistematis untuk mengidentifikasikan faktor-faktor dan strategi yang
menggambarkan kesesuaian paling baik diantara berbagai alternatif strategi yang
ada berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis ini
didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Melalui
analisis SWOT akan diperoleh beberapa alternatif strategi.
Matriks SWOT akan menghasilkan empat tipe kemungkinan alternatif
strategi, yaitu:
37

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal objek wisata untuk meraih atau
memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar objek wisata.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunities)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil maupun memperbaiki kelemahan-
kelemahan internal objek wisata dengan memanfaatkan peluang-peluang
eksternal.
3. Strategi ST (Strengths-Threat)
Melalui strategi ini objek wisata berusaha untuk menghindari atau
mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan
kekuatan yang dimilikinya.
4. Strategi WT (Strengths-Weakness)
5. Strategi ini merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi
kelemahan internal dan menghindari ancaman. Pada umumnya, objek wisata
menerapkan strategi WT ketika berada pada posisi yang berbahaya.
Terdapat delapan tahap dalam menyusun matriks SWOT, yaitu:
1. Menentukan peluang eksternal objek wisata.
2. Menentukan ancaman eksternal objek wisata.
3. Menentukan kekuatan internal objek wisata.
4. Menentukan kelemahan internal objek wisata.
5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dengan peluang-peluang eksternal
perusahaan dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.
6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dengan peluang-peluang
eksternal objek wisata dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.
7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dengan ancaman-ancaman
eksternal objek wisata dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.
8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dengan ancaman-ancaman
eksternal objek wisata dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.
Peran kerangka dari SWOT adalah untuk menyajikan hubungan antara
analisis situasi suatu objek wisata pada saat ini dengan proses perencanaan
strategi aktual. Informasi tersebut digunakan untuk membuat keputusan dalam
menyusun perencanaan. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 6.
38

Tabel 6 Matriks SWOT


Analisis Internal Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)
1…… 1……
2…… 2……
3…… 3……
Analisis Eksternal
Peluang (Opportunities) Strategi SO: Strategi WO:
1…… Memanfaatkan kekuatan Memperbaiki kelemahan
2…… untuk mencari keuntungan dengan memanfaatkan
3…… dari peluang peluang
Ancaman (Threats) Strategi ST: Strategi WT:
1…… Memanfaatkan kekuatan Mengurangi kelemahan
2…… untuk menghindari peluang dengan menghindari ancaman
3……
Sumber: David (2009)

4.4.3.3 Tahap Keputusan (Decision Stage)


Langkah terakhir setelah tahap pencocokkan adalah tahap keputusan.
Menurut David (2009) terdapat teknik yang digunakan untuk merumuskan
alternatif strategi yang terbaik yaitu Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif atau
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM adalah alat yang
memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara
objektif berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai
strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal
dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam
satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing-
masing faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal. Jadi, secara konseptual,
tujuan dari matriks ini adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative
attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk
menetukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan
(David, 2009). Langkah pembuatan matriks QSPM yaitu (David, 2009):
a. Membuat daftar faktor-faktor eksternal dan internal beserta nilai bobotnya
yang diambil dari Matriks IFE dan EFE (The Input Stages)
b. Mengidentifikasi strategi-strategi alternatif hasil dari analisis Matriks SWOT
(The Matching Stage). Lalu mencatat strategi-strategi ini di baris atas matriks
QSPM
39

c. Menentukan nilai Attractiveness Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan


kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi berdasarkan pendapat para
key persons. Batasan nilai AS ialah:
2 = tidak menarik 3 = cukup menarik
3 = agak menarik 4 = sangat menarik
d. Menghitung total AS (TAS) yang diperoleh dari penilaian bobot dengan AS
pada masing-masing baris. Total AS menunjukkan adanya daya tarik relatif
dari masing-masing alternatif strategi.
e. Menghitung semua TAS atau total TAS (STAS) pada masing-masing kolom
matriks QSPM. Total TAS (STAS) yang paling besar pada alternatif strategi
tertentu menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut menjadi prioritas utama
pada penelitian ini, nilai STAS tertinggi (strategi dengan urutan prioritas
pertama) yang akan dipilih sebagai alternatif strategi
Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Matriks QSPM
Alternatif strategi
Faktor Utama Bobot Strategi 1 Straetegi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Total
Sumber: Umar (2003)
40
41

V GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kawasan Wisata Baturraden adalah salah satu kawasan wisata alam yang
terletak di kaki Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas. Kawasan wisata ini
memiliki beberapa objek wisata, antara lain Lokawisata Baturraden, Wana Wisata
Baturraden, Telaga Sunyi, Pancuran Tiga dan Pancuran Tujuh. Keseluruhan objek
wisata tersebut menyuguhkan keindahan dan potensi alam yang berbeda-beda.
Kawasan Wisata Baturraden merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang
potensial. Dari sebelas objek wisata yang ada di Kabupaten Banyumas sebanyak
lima objek wisata berada di Kawasan Wisata Baturraden.
Lokawisata Baturraden terletak di Desa Karangmangu, Kecamatan
Baturraden, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Objek wisata ini
memiliki wilayah yang berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Daerah Eks Karsidenan Pekalongan
Sebelah Selatan : Desa Karangmangu Kecamatan Baturraden
Sebelah Timur : Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang/Disbun
Sebelah Barat : Desa Ketenger Kecamatan Baturraden
Lokawisata secara harfiah adalah daerah tempat wisata. Lokawisata
Baturraden terbentang di lereng Gunung Slamet pada ketinggian sekitar 610-700
m dpl. Lokawisata Baturraden merupakan daerah perbukitan, jurang dan sungai
dengan kemiringan tanahnya sebagian landai dan sebagian terjal/curam dengan
jenis material batuan beku yang berasal dari cairan lava Gunung Slamet. Objek
ini mempunyai daya serap bagus dengan temperatur udara rata–rata 19 derajat
celcius sampai dengan 22 derajat celcius dengan kelembaban udara berkisar
antara 70-80%. Musim hujan di kawasan wisata Baturraden biasa terjadi pada
bulan Oktober-Mei, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Juni-
September. Rata-rata curah hujan + 4.750 mm/tahun, dengan jumlah hari hujan
rata-rata 250 hari (UPT Lokawisata Baturraden, 2015)
Taman rekreasi yang dulu diberi nama Tirta Ria sekarang lebih dikenal
dengan nama Lokawisata Baturraden memiliki tanah seluas 16,8 ha yang terdiri
dari:
42

1) 8,3 ha adalah Lokawisata Baturraden yang telah dikembangkan.


2) 5,5 ha adalah bekas areal kebun cengkeh yang lebih dikenal dengan nama
Wanasuka yang artinya tempat untuk bersenang-senang yang sudah
ditambah dengan beberapa fasilitas antara lain: sepeda air, mobil-mobilan,
toilet, musholla, tempat mainan anak-anak (ayunan, jungkat-jungkit) dan
gedung yang digunakan untuk pertemuan.
3) 4,8 ha areal belakang Hotel Pondok Slamet yang karena sejarah disebut
sebagai Wana Penyunan yang berasal dari kata penyuwunan, areal ini telah
dikembangkan dengan fasilitas jalan setapak.
Lokawisata Baturraden merupakan objek wisata yang dikelola oleh Dinas
Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas.
Pengelolaan dilakukan secara langsung oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Lokawisata Baturraden. Pada tahun 1976 dibentuk Badan Pengelola Objek Wisata
(BPOW) Lokawisata Baturraden dibawah bagian perekonomian Kabupaten
Daerah Tingkat II Banyumas yang bertanggungjawab kepada Bupati Kepala
Daerah Tingkat II Banyumas dengan Surat Keputusan Nomor :
002/UPB.14/3/1976 yang kemudian disempurnakan dengan Surat Keputusan
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banyumas Nomor : 556/73/82/51 tanggal 17 Juli
1982. Sejak tahun 1986 Pengelolaan taman rekreasi Lokawisata Baturraden
berada ditangan Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas dengan
Peraturan Daerah (PERDA VII / 1984), dan guna lebih meningkatkan upaya
pemeliharaan dan pengembangan Lokawisata Baturraden oleh Bupati Kepala
Daerah Tingkat II Banyumas diterbitkan Surat Keputusan Nomor :
556/831/1988 tanggal 16 September 1988 tentang Struktur Organisasi
Pengelolaan Lokawisata Baturraden.
Di Kawasan Wisata Baturraden telah terbentuk organisasi masyarakat
seperti Paguyuban Masyarakat Peduli Baturraden (PMPB), Paguyuban Pedagang
Wisata Baturraden (PPWB), Forum Komunikasi Pemuda Peduli Lingkungan
(FKPPL) yang selalu terlibat dalam event atau aktivitas-aktivitas kepariwisataan.

5.2 Kondisi Demografi Lokasi Penelitian

Kecamatan Baturraden memiliki 12.385 KK. Berdasarkan laporan tahunan


Kecamatan Baturraden tahun 2013 jumlah penduduk Kecamatan Baturraden
43

adalah 49,418 orang yang terdiri dari 24,582 orang penduduk laki-laki dan 24,836
orang penduduk perempuan. Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin di
Kecamatan Baturraden dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin di Kecamatan
Baturraden tahun 2013
Kelompok usia Jumlah penduduk (orang)
Jumlah (orang)
(tahun) Laki-laki Perempuan
<5 2,301 2,310 4,611
5-9 2,057 2,014 4,071
10-14 1,943 1,938 3,881
15-19 2,002 2,021 4,023
20-24 1,993 1,954 3,947
25-29 1,932 1,980 3,912
30-34 2,002 1,951 3,953
35-39 1,848 1,856 3,704
40-44 1,701 1,707 3,408
45-49 1,527 1,682 3,209
50-54 1,458 1,490 2,948
55-59 1,134 1,148 2,282
>60 2,684 2,785 5,469
Total 24,582 24,836 49,418
Sumber: Laporan tahunan Kecamatan Baturraden (2013)

Mata pencaharian penduduk usia 15 tahun keatas menurut lapangan


pekerjaan Kecamatan Baturraden tahun 2013 sebagian besar adalah pedagang
sebesar 11,910 (32.32%), petani sebesar 8,179 (22.19%), jasa-jasa sebesar 7,665
(20.80%), konstruksi sebesar 4,242 (11.51%), industri sebesar 2,047 (5.55%),
angkutan dan komunikasi sebesar 1.626 (4,41%), lembaga keuangan sebesar 629
(1.71%), listrik, gas, dan air sebesar 468 (1.27), pertambangan dan penggalian 89
(0.24%). Sebagian besar penduduk Kecamatan Baturraden bermata pencaharian di
sektor perdagangan. Aktivitas perdagangan yang ada merupakan gambaran dari
adanya aktivitas wisata yang berkembang yaitu berupa kios-kios yang berada di
terminal maupun di dalam Lokawisata Baturraden. Tingkat pendidikan warga
Kecamatan Baturraden meliputi lulusan akademi/perguruan tinggi sebesar
30.17%. Selanjutnya lulusan setingkat SLTA sebesar 35.74%, SLTP sebesar
12.34%, SD/SLB sebesar 11.88%, dan 9.84% tidak menempuh pendidikan
formal.

5.3 Aksesibilitas

Akses menuju Lokawisata Baturraden relatif mudah. Selain karena kondisi


jalan yang baik menuju kawasan wisata, lokasi wisata Lokawisata Baturraden
44

berada di pinggir jalan utama sehingga mudah ditemukan. Wisatawan dapat


menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Akses menuju Lokawisata
Baturraden dapat ditempuh dengan berbagai cara diantaranya:
a) Bila menggunakan angkutan umum, maka wisatawan bisa memulai dari
Terminal Purwokerto menggunakan angkutan jurusan Baturraden dan
tepat berhenti di depan gerbang Lokawisata Baturraden.
b) Bila menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan dapat mengambil arah
menuju Universitas Jendral Soedirman, dilanjutkan menuju Baturraden
dengan mengambil jalan lurus sampai menemukan Gerbang Kawasan
Wisata Baturraden.

5.4 Sarana Pendukung Wisata di Lokawisata Baturraden

5.4.1 Atraksi Wisata


Atraksi wisata yang dimiliki oleh objek wisata Lokawisata Baturraden
beragam. Keberadaan pemandian air panas merupakan satu-satunya yang ada di
kawasan Kabupaten Banyumas. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi objek
wisata Lokawisata Baturraden. Wisatawan dapat melakukan banyak aktivitas di
Lokawisata Baturraden, seperti berjalan-jalan mengelilingi Lokawisata Baturraden
dengan pemandangan pegunungan yang indah, wisatawan juga bisa menikmati
Lokawisata Baturraden sambil menggelar alas untuk tempat duduk dan memakan
bekal makanan yang mereka bawa sendiri atau hasil membeli dari Pedagang Kaki
Lima (PKL) makanan yang tersedia. Untuk dapat menikmati indahnya panorama
alam wisatawan yang masuk ke Lokawisata Baturraden dikenai tarif masuk
tunggal sebesar Rp 14,000. Berikut beberapa atraksi wisata yang terdapat di
Lokawisata Baturraden:
a) Milik Pemerintah Daerah, tidak ada Harga Tiket masuk (HTM) untuk
atraksi wisata milik Pemda, karena sudah dikenai tarif masuk tunggal
sebesar Rp 14,000 sehingga dengan membayar dengan HTM tersebut,
wisatawan sudah dapat menikmati atraksi-atraksi wisata milik Pemda
berikut ini:
i) Kolam renang (water park)
ii) Papan luncur (water boom)
iii) Cascade alam
45

iv) Pemandian air panas


v) Sepeda air
b) Kerjasama dengan swasta
i) Miniatur pesawat terbang (teather alam) dengan HTM Rp 5,000
ii) Bioskop 4 dimensi dengan HTM Rp 15,000
iii) Scuter dengan HTM Rp 10,000
iv) Flying fox dengan HTM Rp 20,000
v) Terapi ikan dengan HTM Rp 5,000
vi) Pijat lulur belerang dengan HTM Rp 25,000
vii) Kereta listrik dengan HTM Rp 5,000

5.4.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana


Fasilitas sarana dan prasarana yang ada pada suatu kawasan rekreasi
sangatlah mendukung keberlanjutan kawasan rekreasi tersebut. Kondisi sarana
dan prasarana yang ada akan sangat memengaruhi ketertarikan wisatawan
pada sebuah kawasan rekreasi. Beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang
terdapat di Lokawisata Baturraden adalah sebagai berikut:
a. 1 buah masjid dan 3 buah musholla
b. Pos kesehatan, pos keamanan dan pos informasi
c. Areal parkir untuk kendaraan bus, luas + 1 ha yag dilengkapi dengan kios
cenderamata, warung makan, wartel, pos keamanan, toilet umum dan
musholla
i. Areal parkir untuk kendaraan pribadi atau roda empat dilengkapi
dengan kios cenderamata, pasar cenderamata atau makanan oleh-oleh,
toilet umum, masjid dengan luas + 800 m²
ii. Areal parkir untuk kendaraan roda dua + 200 m²
d. 19 tempat duduk, 4 gazebo, 11 shelter
e. Toilet umum
f. Tempat sampah sebanyak 92 unit. Tempat sampah di Lokawisata
Baturraden tidak ada pemisahan sampah organik dan anorganik. Peneliti
menemukan banyak wisatawan yang kesulitan untuk membuang
sampahnya. Ini menandakan bahwa beberapa tempat sampah kurang tepat
tata letaknya. Perlu diadakan evaluasi kembali mengenai peletakan tempat
46

sampah agar dapat menjangkau setiap wisatawan. Rambu-rambu


himbauan juga perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan kesadaran para
wisatawan untuk membuang sampah pada tempatnya.
g. Penginapan melati berjumlah 35 yang tersebar di sekitar area parkir atas
dan bawah di Lokawisata Baturraden. Penginapan ditawarkan dengan
harga Rp 100,000 hingga Rp 500,000 per kamar per malam sesuai dengan
luas kamar dan fasilitas yang ada.

5.5 Karakteristik Responden Wisatawan Lokawisata Baturraden

Karakteristik responden wisatawan diperlukan untuk melihat tipe wisatawan


yang datang ke lokasi wisata. Karakteristik responden dalam penelitian ini
dibedakan berdasarkan faktor sosial ekonomi wisatawan yang terdiri dari jenis
kelamin, usia, asal daerah, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, dan
jumlah tanggungan. Sedangkan untuk karakteristik kunjungan berwisata
responden terdiri dari frekuensi kunjungan, motivasi kunjungan, informasi wisata,
datang ke tempat wisata sendiri atau kelompok, atau keluarga, aktivitas wisata
yang dilakukan, alat transportsi, lama kunjungan, keinginan untuk mengunjungi
kembali, dan penyebab keinginan kembali untuk berwisata.
Wisatawan yang menjadi responden adalah 100 orang yang dipilih secara
purposive sampling dengan persyaratan memiliki keterwakilan dari aspek
demografi, usia, cara kedatangan, dan aktivitas wisata. Wisatawan yang
melakukan aktivitas wisata di Lokawisata Baturraden umumnya berasal dari
berbagai golongan, daerah dan profesi. Responden wisatawan yang datang ke
Lokawisata Baturraden paling banyak berjenis kelamin perempuan dengan proporsi
sebesar 63% sedangkan laki-laki dengan proporsi sebesar 37%. Umumnya
wisatawan yang berekreasi di Lokawisata Baturraden berusia antara 31 sampai 40
tahun dengan proporsi 39%. Hal tersebut sesuai dengan atraksi wisata yang
ditawarkan Lokawisata Baturraden, yakni cocok dengan keluarga yang memiliki
anak kecil karena umumnya atraksi wisata yang ditawarkan berupa paket wisata
anak-anak. Sebagian besar responden wisatawan Lokawisata Baturraden lebih
didominasi oleh penduduk lokal (Purwokerto dan sekitarnya) dan kabupaten
tetangga seperti Purbalingga dan Cilacap yang lokasinya masih berdekatan dengan
47

Kabupaten Banyumas. Karakteristik wisatawan berdasarkan faktor sosial dan


ekonomi, karakteristik responden wisatawan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Karakteristik responden wisatawan berdasarkan faktor sosial ekonomi
No Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Jenis kelamin
Laki-laki 37 37
Perempuan 63 63
2 Usia (tahun)
20-30 28 28
31-40 39 39
41-50 20 20
>51 13 13
3 Asal daerah
Banyumas 53 53
Luar Banyumas 47 47
4 Pendidikan terakhir
SD 3 3
SMP 5 5
SMA 48 48
Diploma 13 13
Sarjana 31 31
5 Jenis pekerjaan
PNS 27 27
Karyawan swasta 30 30
Wiraswasta 29 29
Lainnya 14 14
6 Tingkat pendapatan
<500000 6 6
500001-2000000 25 25
2000001-3500000 18 18
3500001-5000000 27 27
>5000001 24 24
7 Jumlah tanggungan
Tidak ada 21 21
1-2 orang 30 30
3-4 orang 34 34
>5 orang 15 15
Keterangan: Jumlah responden (n) = 100 orang
Sumber : Data primer, diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 9 wisatawan yang datang ke Lokawisata Baturraden


memiliki keragaman latar belakang tingkat pendidikan akhir. Tingkat pendidikan
seseorang juga mempengaruhi pola pikir dalam mengambil suatu keputusan.
Tingkat pendidikan sebagian besar adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)
48% dan lulusan perguruan tinggi sebesar 44%. Jenis pekerjaan responden dan
tingkat pendapatan Lokawisata Baturraden sangat bervariasi. Sebagian besar
responden bekerja sebagai karyawan swasta 30%, dan rata-rata tingkat pendapatan
48

responden berkisar antara Rp 3,500,000 – Rp 5,000,000. Keragaman jenis


pekerjaan disebabkan oleh harga tiket masuk yang cukup terjangkau yaitu Rp
14,000. Sebanyak 21% responden menyatakan tidak memiliki tanggungan
keluarga, sedangkan sisanya sudah memiliki tanggungan keluarga.
Karakteristik kunjungan juga dilihat untuk melihat sebaran frekuensi dan
motivasi kunjungan, aktivitas wisata yang dilakukan, cara kedatangan, dan
keinginan serta alasan keinginan wisatawan untuk kembali mengunjungi
Lokawisata Baturraden. Sebagian besar motivasi responden wisatawan yang
datang ke Lokawisata Baturraden adalah untuk berwisata atau rekreasi dengan
proporsi 99%, sedangkan 1% datang untuk penelitian. Rata-rata informasi wisata
yang diperoleh responden wisatawan dalam melakukan wisata di Lokawisata
Baturraden diperoleh informasi dari keluarga atau teman sebesar 98%, sisanya
mendapat informasi dari media sosial.
Aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah duduk santai dan jalan
santai. Keindahan pemandangan pegunungan dan pemandangan air terjun menjadi
daya tarik bagi wisatawan melakukan aktivitas tersebut. Berdasarkan cara
kedatangan, responden yang berkunjung ke Lokawisata Baturraden didominasi
oleh responden wisatawan yang datang secara berkeluarga, dengan proporsi
sebesar 61%. Berdasarkan hal tersebut, menandakan bahwa tempat wisata ini
cocok untuk dijadikan sebagai tempat berkumpul dan berwisata dengan keluarga.
Alat transportasi yang digunakan responden sebagian besar adalah kendaraan
pribadi sebanyak 70%.
Lokawisata Baturraden telah menjadi icon pariwisata Kabupaten Banyumas,
yang juga dikenal dengan baik di Jawa Tengah. Hal ini terlihat dari frekuensi
kunjungan sebesar 58% wisatawan telah berkunjung lebih dari satu kali.
Umumnya wisatawan lokal berada di Lokawisata Baturraden selama satu hari
dengan proporsi 76%. Berdasarkan hasil wawancara, 98% reponden wisatawan
mengatakan ingin untuk datang kembali ke Lokawisata Baturraden. Alasan
keinginan kembalinya wisatawan salah satunya adalah tempatnya indah dan
menarik dan alasan keinginannya tidak kembali ke lokasi ini adalah karena
letaknya yang jauh dan wisatawan ingin menikmati tempat wisata di daerah lain.
Karakteristik responden wisatawan tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.
49

Tabel 10 Karakteristik kunjungan responden wisatawan Lokawisata Baturraden


No Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Motivasi kunjungan
Rekreasi 99 99
Pendidikan/penelitian 1 1
Jumlah 100 100
2 Informasi wisata
Teman/keluarga 98 98
Media elektronik (radio/televisi/internet) 2 2
Brosur 0 0
Jumlah 100 100
3 Aktivitas wisata yang dilakukan*
Duduk santai 100 100
Jalan santai 45 45
Berendam air panas 21 21
Berenang 54 54
Jumlah 220 220
4 Cara kedatangan
Sendiri 1 1
Keluarga 61 61
Kelompok 38 38
Jumlah 100 100
5 Alat transportasi
Kendaraan pribadi 70 70
Kendaraan umum 5 5
Kendaraan instansi 4 4
Kendaraan sewa 21 21
Jumlah 100 100
6 Frekuensi kunjungan tahun 2015
1 kali 42 42
2 kali 39 39
>3 kali 19 19
Jumlah 100 100
7 Lama kunjungan
Satu hari (pulang pergi) 76 76
Lebih dari satu hari (menginap) 24 24
Jumlah 100 100
8 Keinginan untuk mengunjungi LB kembali
Ya 98 98
Tidak 2 2
Jumlah 100 100
Keterangan: * wisatawan melakukan lebih dari satu aktivitas wisata
Sumber: Data Primer, diolah (2016)
50

5.6 Karakteristik Responden Unit Usaha Kawasan Lokawisata Baturraden

Sektor unit usaha merupakan sektor yang penting dalam suatu kegiatan
pariwisata. Dengan adanya usaha di pariwisata, akan memicu pengunjung untuk ikut
berkontribusi dalam aktivitas wisata serta berperan dalam menyediakan kebutuhan
pengunjung selama melakukan kegiatan wisata. Unit usaha yang menjadi responden
pada penelitian ini terdiri dari 30 unit usaha. Karakteristik responden dalam
penelitian ini dibedakan berdasarkan faktor sosial ekonomi responden pengelola
unit usaha dan karakteristik unit usaha itu sendiri. Karakteristik responden
berdasarkan faktor sosial ekonomi responden pengelola unit usaha, terdiri dari
jenis kelamin, usia, asal daerah, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan.
Sedangkan untuk karakteristik unit usaha, terdiri dari jenis unit usaha, lama
menjalankan usaha, lama membuka usaha (per minggu). Karakteristik responden
berdasarkan faktor sosial ekonomi pengelola unit usaha di kawasan Lokawisata
Baturraden dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Karakteristik responden berdasarkan faktor sosial ekonomi pengelola


unit usaha di kawasan Lokawisata Baturraden
No Karakteristik Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Jenis kelamin
Laki-laki 12 40
Perempuan 18 60
Jumlah 30 100
2 Usia (tahun)
17-25 1 3.33
26-34 8 26.67
35-43 8 26.67
44-52 10 33.33
>52 3 10.00
Jumlah 30 100
3 Domisili
Kecamatan Baturraden 25 83.33
Luar Kecamatan Baturraden 5 16.67
Jumlah 30 100
4 Pendidikan terakhir
SD 18 60
SMP 4 13.34
SMA 7 23.33
Perguruan tinggi 1 3.33
Jumlah 30 100
5 Tingkat penerimaan (Rp)
Rp <5.000.000 7 23.33
Rp 5.000.000- 15.000.000 16 53.33
Rp >15.000.000 7 23.33
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer, diolah (2016)
51

Berdasarkan Tabel 11, karakteristik responden berdasarkan faktor sosial


ekonomi pengelola unit usaha, rata-rata berjenis kelamin perempuan dengan proporsi
60% dan 40% laki-laki Rata-rata usia responden berkisar antara usia 44 sampai 52
tahun dengan presentase sebesar 33.33%. Domisili dari pemilik unit usaha rata-
rata berasal dari Kecamatan Baturraden dengan proporsi 83.33% dan sisanya
berasal dari luar Kecamatan Baturraden. Hal ini menunjukkan Lokawisata
Baturraden memberikan peluang berusaha bagi masyarakat lokal. Pendidikan
terakhir responden rata-rata lulusan Sekolah Dasar sebesar 60%. Penerimaan yang
diperoleh oleh unit usaha umumnya bervariasi sesuai dengan jenis barang yang
dijual dan skala usahanya, proporsi tertinggi dari penerimaan responden berkisar
antara Rp 5,000,000 hingga kurang dari Rp 15,000,000 yaitu sebanyak 53.33%.
Penerimaan yang diperoleh unit usaha di Lokawisata Baturraden tergolong cukup
besar. Hal ini tidak lepas dari pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan.
Karakteristik unit usaha di kawasan Lokawisata Baturraden dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 12 Karakteristik unit usaha di kawasan Lokawisata Baturraden
No Karakteristik Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Jenis unit usaha
Warung makan 3 10.00
Kantin 1 3.33
Mie ayam 1 3.33
Cenderamata 3 10.00
PKL cenderamata 3 10.00
PKL pecel&mendoan 3 10.00
PKL sate 3 10.00
PKL minuman 3 10.00
PKL makanan 2 6.67
PKL jagung bakar 1 3.33
Penginapan 2 6.67
Foto keliling 2 6.67
ice cream 1 3.33
Lukisan 1 3.33
Kereta mini 1 3.33
Jumlah 30 100
2 Lama menjalankan usaha (tahun)
<5 3 10
5-10 7 23.33
10-20 9 30
>20 11 36.67
Jumlah 30 100
3 Lama membuka unit usaha (per minggu)
Setiap hari 28 93.33
Hari libur (Sabtu&Minggu) 2 6.67
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer, diolah (2016)
52

Unit usaha yang paling banyak jumlahnya di Lokawisata Baturraden yaitu


unit usaha Pedagang Kaki Lima (PKL), yang terdiri dari PKL cenderamata, PKL
pecel dan mendoan, PKL sate, dan PKL minuman dengan proporsi masing-
masing sebesar 10%. Sisanya unit usaha penginapan dan foto keliling dengan
proporsi 6.67%. Pemilik unit usaha di Lokawisata Baturraden kebanyakan berasal
dari Kecamatan Baturraden dengan presentase sebesar 83.33%. Hal ini
menunjukkan keberadaan kawasan wisata Lokawisata Baturraden membuka
kesempatan bagi orang-orang, khususnya yang berasal dari Kecamatan Baturraden
untuk berwirausaha. Lama menjalankan unit usaha umumnya lebih dari 20 tahun
dengan proporsi sebesar 36.67%, hal ini dikarenakan Lokawisata Baturraden
sudah sejak lama berdiri. Oleh karena itu, selain pengelolaan kawasan wisata yang
harus ditingkatkan, kualitas dari produk unit usaha, seperti makanan dan pakaian
khas Baturraden, juga harus ditingkatkan agar wisatawan mau meningkatkan
pengeluaran di kawasan wisata.

5.7 Karakteristik Responden Tenaga Kerja Kawasan Lokawisata


Baturraden

Keberadaan objek wisata Lokawisata Baturraden memberikan banyak


manfaat yang dapat dirasakan oleh tenaga kerja lokal. Salah satunya dalam
peningkatan lapangan pekerjaan sehingga mampu mengurangi pengangguran yang
ada di sekitar lokasi wisata karena sebagian besar tenaga kerja berdomisili di
sekitar lokasi wisata. Responden tenaga kerja pada penelitian kali ini terdiri dari
30 orang dengan proporsi 66.67% laki-laki dan 33.33% perempuan. Rata-rata usia
responden tenaga kerja berkisar antara 35 sampai 43 tahun dengan presentasi
sebesar 30% dari keseluruhan responden. Tenaga kerja di Lokawisata Baturraden
kebanyakan berasal dari Kecamatan Baturraden sebesar 96.67%, sisanya berasal
dari luar kecamatan. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata Lokawisata
Baturraden membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Khususnya bagi
pemilik unit usaha yang telah memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga
kerja. Selain itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran di Kecamatan
Baturraden. Karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja dapat dilihat secara lengkap
pada Tabel 13.
53

Tabel 13 Karakteristik tenaga kerja lokal di kawasan Lokawisata Baturraden


No Karakteristik Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Jenis kelamin
Laki-laki 20 66.67
Perempuan 10 33.33
Jumlah 30 100.00
2 Usia (tahun)
17-25 7 23.33
26-34 4 13.33
35-43 9 30.00
44-52 8 26.67
>52 2 6.67
Jumlah 30 100.00
3 Domisili
Kecamatan Baturraden 1 3.33
Luar Kecamatan Baturraden 29 96.67
Jumlah 30 100.00
4 Pendidikan terakhir
SD 8 26.67
SMP 9 30.00
SMA 12 40.00
Perguruan tinggi 1 3.33
Jumlah 30 100.00
5 Jenis pekerjaan
Pegawai warung makan 3 10.00
Pegawai kantin 1 3.33
Pegawai wahana scuter 1 3.33
Pegawai wahana flying fox 1 3.33
Penjaga teater 4D 1 3.33
Penjaga loket pesawat 1 3.33
Pegawai terapi ikan 1 3.33
Pemelihara objek wisata 8 26.67
Penjaga tiket 2 6.67
Keamanan 1 3.33
Pegawai penginapan 3 10.00
Penjaga toilet 3 10.00
Tukang parkir 1 3.33
Cetak foto 1 3.33
Pegawai ice cream 1 3.33
Pegawai cenderamata 1 3.33
Jumlah 30 100.00
6 Tingkat penerimaan (Rp)
Rp <500000 2 6.67
Rp 500000-<2000000 18 60
Rp 2000000-3500000 10 33.33
Jumlah 30 100.00
7 Lama bekerja (tahun)
<5 11 36.67
5-15 5 16.67
15-30 14 46.67
Jumlah 30 100.00
Sumber: Data Primer, diolah (2016)
54

Tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh responden terdiri dari 40%


lulusan Sekolah Menengah Atas dan sebesar 30% merupakan lulusan Sekolah
Menengah Pertama. Sisanya sebesar 26.67% dan 3.33% merupakan lulusan
Sekolah Dasar dan Perguruan Tinggi. Rata-rata pekerjaan responden adalah
sebagai pemelihara objek wisata yaitu sebesar 26.67%. Tingkat penerimaan yang
diterima oleh tenaga kerja di Lokawisata Baturraden bervariasi. Rata-rata
penerimaan tenaga kerja di Lokawisata Baturraden berkisar antara Rp 500,000 - <
Rp 2,000.000 yaitu sebanyak 60%. Responden dengan penerimaan < Rp 500,000
sebanyak 6,67%, begitu juga dengan penerimaan Rp 2,000,000 - Rp 3,500,000
sebanyak 33.33%. Rata-rata lama bekerja tenaga kerja yang bekerja di Lokawisata
Baturraden berkisar antara 15-30 tahun sebanyak 46,67% ini menunjukkan bahwa
keberadaan Lokawisata Baturraden yang berdiri sejak lama telah meberikan
kesempatan bekerja untuk masyarakat lokal.
55

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Dampak Ekonomi Lokawisata Baturraden

Dampak ekonomi akibat adanya aktivitas wisata di Lokawisata Baturraden


diketahui melalui aliran pengeluaran wisatawan selama berwisata di objek wisata
ini. Perputaran uang di lokasi wisata memberikan dampak terhadap jumlah
penerimaan, pendapatan, serta pengeluaran bagi masyarakat lokal. Dampak
ekonomi ini terbagi atas tiga bagian, yaitu dampak ekonomi langsung (direct),
dampak ekonomi tidak langsung (indirect), dan dampak ekonomi lanjutan
(induced) (Yoeti, 2008).
Dampak ekonomi langsung merupakan manfaat yang langsung dirasakan
oleh masyarakat berupa pendapatan yang diperoleh unit usaha lokal yang berasal
dari pengeluaran wisatawan. Dampak ekonomi langsung timbul ketika wisatawan
mengeluarkan sejumlah uang untuk memperoleh barang dan jasa yang ditawarkan
oleh penyedia jasa atau unit usaha lokal. Dampak ekonomi tidak langsung
merupakan kondisi dimana adanya perubahan penjualan, pendapatan, serta
penyerapan tenaga kerja sebagai dampak dari pengeluaran wisatawan secara
langsung terhadap unit usaha di tingkat lokal. Dampak ekonomi lanjutan adalah
aktivitas ekonomi lokal lanjutan dari tambahan pendapatan lokal.
Perputaran uang di lokasi wisata terjadi karena adanya pengeluaran
wisatawan selama berwisata, antara lain pengeluaran untuk transportasi,
akomodasi, konsumsi, penyewaan atraksi wisata, dokumentasi, pembelian
cenderamata, dan lain-lain. Pengeluaran wisatawan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya yaitu jarak daerah asal dengan lokasi wisata, alat transportasi
yang digunakan, jenis akomodasi, serta aktivitas utama yang dilakukan di lokasi
wisata. Pengeluaran wisatawan untuk berbagai keperluan wisata memiliki
proporsi tertentu terhadap total pengeluaran wisatawan per kunjungan. Terdapat
dua kategori pengeluaran wisatawan, yaitu pengeluaran wisatawan di dalam
kawasan wisata dan di luar kawasan wisata. Hasil proporsi pengeluaran wisatawan
dapat dilihat pada Tabel 14 dan keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada
Lampiran 5.
56

Tabel 14 Proporsi pengeluaran wisatawan di kawasan wisata Lokawisata


Baturraden tahun 2016
Rata-rata
Biaya per kunjungan (1) pengeluaran (Rp) Presentase (%)
(2)
Pengeluaran di luar kawasan wisata
Biaya transportasi 96,060 37.79
Biaya konsumsi di perjalanan/rumah 32,936 8.42
Total kebocoran/kunjungan (a) 128,996 46.21
Pengeluaran di kawasan wisata
Tiket masuk 14,000 5.51
Konsumsi dalam kawasan 40,704 16.01
Cenderamata 42,748 7.23
Parkir 5,274 1.74
Atraksi wisata 20,172 2.30
Penginapan 198,625 18.75
Dokumentasi 21,429 1.77
Toilet 2,000 0.47
Total pengeluaran di lokasi per kunjungan (b) 344,951 53.79
Total pengeluaran wisatawan per kunjungan (c=a+b) 473,948 100.00
Total kebocoran/tahun (e=c*proporsi a *d) 53,640,220,846
Rata-rata kunjungan per tahun (2010-2015) (d) 244,920
Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan data UPT Lokawisata Baturraden rata-rata jumlah kunjungan


per tahun dari tahun 2010 sampai tahun 2015 sebesar 244,920 orang per tahun.
Rata-rata total pengeluaran wisatawan yang dikeluarkan per kunjungan cukup
tinggi yaitu sebesar Rp 473,948 per kunjungan. Total rata-rata pengeluaran
wisatawan per kunjungan di dalam kawasan wisata adalah Rp 344,951 per
kunjungan atau sebesar 53.79% dari pengeluaran total. Pengeluaran wisatawan
tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya konsumsi di dalam kawasan, biaya
pembelian cenderamata, biaya parkir di dalam kawasan, biaya tiket masuk, biaya
dokumentasi, biaya atraksi wisata, biaya toilet, dan biaya lainnya.
Total kebocoran dari pengeluaran wisatawan sebesar Rp 53,640,220,846 per
tahun. Hasil ini diperoleh dari mengalikan total rata-rata pengeluaran wisatawan
dengan proporsi kebocoran dan total kunjungan per tahun. Presentase kebocoran
(leakage) sebesar 46.21%. Proporsi kebocoran di Lokawisata Baturraden ini
tergolong cukup besar. Kebocoran merupakan uang yang dibelanjakan wisatawan
di luar lokasi wisata sehingga tidak memberikan dampak bagi ekonomi lokal.
57

Kebocoran yang terjadi digunakan untuk biaya perjalanan dan konsumsi dari
rumah. Persentase paling besar dari total pengeluaran wisatawan adalah pada
biaya transportasi yaitu 37.79%. Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh
wisatawan merupakan biaya yang dikeluarkan wisatawan saat menuju ke lokasi
objek wisata Lokwisata Baturraden seperti biaya angkutan umum atau biaya tol
dan bahan bakar apabila wisatawan menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu
biaya bahan bakar cukup besar karena wisatawan tidak hanya berasal dari
Banyumas tetapi juga berasal dari luar Banyumas seperti Banjarnegara,
Yogyakarta, Cilacap, Semarang, Wonosobo dan sekitarnya serta wisatawan yang
berdomisili di luar Jawa Tengah seperti dari Jakarta, Bogor, Bekasi dan lain
sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa biaya transportasi memiliki pengaruh
yang besar terhadap pengeluaran wisatawan saat mereka melakukan aktivitas
wisata karena sebagian besar dari mereka menggunakan mobil dan motor pribadi,
atau kendaraan umum seperti bus dan angkot. Besarnya biaya yang dikeluarkan
wisatawan akan berbeda-beda sesuai dengan lokasi jarak dari rumah ke kawasan
wisata yang akan mereka kunjungi.
Persentase terbesar dari total pengeluaran wisatawan di dalam kawasan
adalah pada biaya penginapan yaitu 18.75% sebesar Rp 198,625 per kunjungan.
Hal ini disebabkan karena biaya yang dikeluarkan untuk membayar harga kamar
cukup mahal dibanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk biaya lainnya.
Selain itu, banyaknya wisatawan pada akhir pekan yang bermalam di sekitar
Lokawisata Baturraden, sehingga biaya penginapan merupakan presentasi paling
besar pada pengeluaran di dalam kawasan. Presentase pengeluaran di dalam
kawasan terbesar kedua adalah untuk biaya konsumsi di dalam kawasan. Hal ini
dikarenakan seluruh responden wisatawan melakukan transaksi ini, dan jumlah
unit usaha di kawasan Lokawisata Baturraden cukup banyak sehingga wisatawan
dapat memenuhi kebutuhannya selama berwisata. Namun persentase ini masih
kecil dibandingkan dengan persentase biaya transportasi dari total biaya
wisatawan per kunjungan, karena barang yang dijual di kawasan Lokawisata
Baturraden masih tergolong murah dan diberlakukannya peraturan oleh Persatuan
Pedagang Wisata Baturraden (PPWB) agar semua barang yang dijual di kawasan
Lokawisata Baturraden mempunyai harga yang sama dengan pedagang yang
58

lainnya. Contohnya adalah pada PKL mendoan dan pecel harga yang ditetapkan
adalah Rp 2.000/mendoan dan Rp 7.000/porsi pecel pada setiap pedagang.

6.1.1 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact)


Dampak ekonomi langsung dari suatu tempat wisata merupakan pendapatan
yang diperoleh unit usaha lokal yang berasal dari pengeluaran wisatawan. Adanya
unit usaha di Lokawisata Baturraden akan memenuhi kebutuhan wisatawan
selama di lokasi wisata. Pengeluaran yang dikeluarkan wisatawan selama di lokasi
wisata antara lain digunakan untuk konsumsi di lokasi, cenderamata, penyewaan
atraksi wisata, biaya penginapan, dokumentasi, toilet dan lainnya. Unit usaha di
Lokawisata Baturraden sebagian besar merupakan unit usaha dengan skala kecil.
Rata-rata unit usaha buka setiap hari dan ramai dikunjungi pada akhir pekan dan
hari libur, namun unit usaha yang ada cukup banyak, sehingga wisatawan dapat
memenuhi kebutuhan selama berada di lokasi wisata. Unit usaha yang terdapat di
kawasan wisata Lokawisata Baturraden diantaranya PKL makanan dan minuman,
warung makan, kantin, dan cenderamata, foto keliling, jasa lukisan dan lainnya.
Dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha adalah pendapatan unit
usaha.
Pendapatan unit usaha diperoleh dari penerimaan unit usaha dikurangi total
biaya. Pendapatan pemilik unit usaha di Lokawisata Baturraden berbeda-beda
tergantung jenis usahanya. Jumlah unit usaha terbanyak adalah pada unit usaha
PKL mendoan dan pecel sebanyak 56 unit usaha, namun karena unit usaha
tersebut masih dalam skala kecil dan harga jual masih tergolong murah, sehingga
pendapatannya tidak terlalu besar dengan proporsi 5.4% dari total rata-rata
pendapatan seluruh unit usaha. Pendapatan terbesar diperoleh unit usaha
cenderamata dengan proporsi 16.1% dari total pendapatan seluruh unit usaha yaitu
sebesar Rp 12,100,000 per bulan. Hal ini dikarenakan unit usaha tersebut cukup
ramai dikunjungi oleh wisatawan untuk membeli cenderamata sebagai oleh-oleh
khas dari Baturraden. Proporsi 11% diperoleh unit usaha penginapan dikarenakan
wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Banyumas umumnya bermalam di
lokasi wisata. Perhitungan dampak langsung yang dirasakan oleh unit usaha dapat
dilihat pada Tabel 15 dan perhitungan lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 6.
59

Tabel 15 Dampak ekonomi langsung di kawasan Lokawisata Baturraden Tahun


2016
Dampak
Rata-rata pendapatan per bulan ekonomi
Reponden Jumlah
langsung
Unit usaha unit usaha populasi
Pendapatan
Proporsi (%) (Rp)
(Rp)
(a) (b) (c) (e=(c/d)*100%) (f=(b*c))
Unit usaha makanan
Warung makan 3 33 6,000,000 8.0 198,000,000
Kantin 1 1 8,100,000 10.8 8,100,000
Mie ayam&baso 1 5 2,740,000 3.6 13,700,000
Total 219,800,000
Cenderamata 3 24 12,100,000 16.1 290,400,000
Pedagang Kaki Lima (PKL)
PKL cenderamata 3 38 3,213,333 4.3 122,106,667
PKL mendoan 3 56 4,033,333 5.4 225,866,667
PKL sate 3 46 5,966,667 7.9 274,466,667
PKL minuman 3 46 1,886,667 2.5 86,786,667
PKL makanan
2 29 1,570,000 45,530,000
ringan 2.1
PKL jagung 1 4 2,870,333 3.8 11,481,333
Total 766,238,000
Penginapan 2 39 8,237,500 11.0 321,262,500
Foto keliling 2 11 4,618,583 6.1 50,804,417
Ice cream 1 5 3,800,000 5.1 19,000,000
Lukisan 1 1 5,900,000 7.9 5,900,000
Kereta mini 1 1 4,112,000 5.5 4,112,000
Total keseluruhan 30 310 75,148,417 (d) 100 1,677,516,917
Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha berupa


pendapatan pemilik unit usaha. Dampak ekonomi langsung diperoleh dari hasil
pengalian rata-rata pendapatan unit usaha per bulan dengan jumlah unit usaha di
Lokawisata Baturraden. Nilai dampak ekonomi langsung terbesar diperoleh unit
usaha penginapan sebesar Rp 321,262,500 per bulan. Hal ini dikarenakan
banyaknya jumlah penginapan yang berada di sekitar Lokawisata Baturraden dan
banyaknya wisatawan pada akhir pekan yang bermalam di sekitar Lokawisata
Baturraden yang berasal dari luar Kabupaten Banyumas serta besarnya
pendapatan yang diterima oleh unit usaha tersebut, sehingga unit usaha
60

penginapan memberikan dampak langsung yang besar terhadap perekonomian


masyarakat lokal. Total dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha
di Lokawisata Baturraden adalah sebesar Rp 1,677,516,917 per bulan. Hal ini
berarti keberadaan kawasan wisata Lokawisata Baturraden memiliki peran penting
bagi masyarakat lokal yang membuka unit usaha di Lokawisata Baturraden
sebagai sumber pendapatan.

6.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact)


Dampak ekonomi tidak langsung diperoleh dari pengeluaran unit usaha di
dalam kawasan ditambah dengan pendapatan tenaga kerja lokal di Lokawisata
Baturraden. Keberadaan Lokawisata Baturraden memberikan peluang bagi
masyarakat untuk mendirikan unit usaha. Keberadaan unit usaha akan membuka
kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Tenaga kerja yang bekerja di unit usaha
adalah penerima dampak ekonomi tidak langsung dari pengeluaran wisatawan
melalui upah yang diterima dari unit usaha. Sebagian besar unit usaha di
Lokawisata Baturraden dijalankan langsung oleh pemilik unit usaha dan tidak
memiliki tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja terbanyak adalah pekerja pemelihara
objek wisata dan pegawai penginapan. Pengelola objek wisata membutuhkan
pegawai sebagai pemelihara objek wisata agar kebersihan dan kenyamanan objek
wisata tetap terjaga. Luasnya Lokawisata Baturraden 16.8 ha sehingga
membutuhkan pegawai pemelihara objek wisata cukup banyak. Rata-rata per area
membutuhkan enam atau tujuh pegawai sebagai petugas pemelihara objek wisata.
Sama halnya dengan pemilik usaha penginapan yang membutuhkan bantuan
tenaga kerja kebersihan untuk penginapan yang memiliki banyak kamar dan
ukuran yang lebih besar, rata-rata pemilik penginapan membutuhkan satu orang
pegawai, namun karena jumlah penginapan di sekitar Lokawisata Baturraden
cukup banyak, maka tenaga kerja yang dibutuhkan untuk unit usaha penginapan
juga banyak. Tabel dampak ekonomi tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 16
dibawah ini dan data perhitungan pendapatan tenaga kerja dapat dilihat lebih jelas
pada Lampiran 8.
61

Tabel 16 Dampak ekonomi tidak langsung di kawasan Lokawisata Baturraden


Tahun 2016
Jumlah
Total Pengeluaran
populasi Penerimaan Dampak ekonomi
penerimaan unit usaha di
Jenis usaha tenaga tenaga kerja tidak langsung
tenaga kerja kawasan
kerja (Rp) (Rp)
(Rp) wisata (Rp)
(orang)
(a) (b) (c=a*b) (d) (e=c+d)
Unit usaha
Warung makan 29 1,133,333 32,866,667 343,447,500 376,314,167
Kantin 2 800,000 1,600,000 6,030,833 7,630,833
Mie
0 0 0 8,650,000 8,650,000
ayam&baso
Cenderamata 27 1,500,000 40,500,000 96,560,000 137,060,000
PKL
0 0 0 18,449,000 18,449,000
cenderamata
PKL mendoan 0 0 0 30,921,333 30,921,333
PKL sate 0 0 0 107,739,667 107,739,667
PKL minuman 0 0 0 69,711,167 69,711,167
PKL makanan
0 0 0 4,699,667 4,699,667
ringan
PKL jagung 0 0 0 1,968,667 1,968,667
Penginapan
61 1,783,333 108,783,333 102,862,500 211,645,833
(melati)
Foto keliling 0 0 0 19,130,833 19,130,833
Ice cream 3 840,000 2,520,000 1,520,833 4,040,833
Lukisan 1 0 0 1,704,167 1,704,167
Kereta mini 0 0 0 923,000 923,000
Tenaga kerja
Pegawai
1 600,000 600,000 0 600,000
wahana scuter
Pegawai
wahana flying 6 300,000 1,800,000 0 1,800,000
fox
Penjaga teater
1 700,000 700,000 0 700,000
4D
Penjaga loket
2 800,000 1,600,000 0 1,600,000
pesawat
Pegawai terapi
2 600,000 1,200,000 0 1,200,000
ikan
Pemelihara
65 2,887,500 187,687,500 0 187,687,500
objek wisata
Penjaga tiket 6 3,400,000 20,400,000 0 20,400,000
Keamanan 1 3,400,000 3,400,000 0 3,400,000
Penjaga toilet 15 896,667 13,450,005 0 13,450,005
Tukang parkir 6 660,000 3,960,000 0 3,960,000
Cetak foto 2 500,000 1,000,000 0 1,000,000
Total 1,236,386,672
Sumber: Data Primer, diolah (2016)
62

Berdasarkan Tabel 16 unit usaha warung makan merupakan unit usaha


dengan pengeluaran di kawasan wisata terbesar yaitu Rp 240,292,500 per bulan,
hal tersebut dikarenakan unit usaha warung makan mengeluarkan biaya pembelian
barang dagangan di kawasan wisata paling besar dibandingkan biaya pengeluaran
pembelian barang dagangan unit usaha lainnya.
Dampak ekonomi tidak langsung terbesar di Lokawisata Baturraden
diperoleh unit usaha warung makan sebesar Rp 343,447,500 per bulan. Besarnya
dampak ekonomi tidak langsung pada unit usaha warung makan disebabkan oleh
besarnya biaya yang dikeluarkan dalam kawasan wisata. Biaya tersebut antara lain
biaya pembelian bahan baku, biaya gaji tenaga kerja, biaya sewa, biaya
transportasi, biaya konsumsi dalam kawasan. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang
cukup banyak pada unit usaha warung makan yaitu 29 orang dengan rata-rata
pendapatan Rp 1,133,333 per bulan, sehingga dampak ekonomi tidak langsung
unit usaha warung makan paling besar. Total dampak ekonomi tidak langsung
secara keseluruhan di kawasan Lokawisata Baturraden adalah Rp 1,236,386,672
per bulan. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kawasan Lokawisata Baturraden
telah memberikan manfaat bagi masyarakat lokal sebagai tenaga kerja.

6.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact)


Aktivitas yang dilakukan dalam wisata tidak hanya berdampak secara
langsung dan tidak langsung, tetapi juga berdampak lanjutan. Dampak ekonomi
lanjutan dilihat dari proporsi pengeluaran dari tenaga kerja untuk kebutuhan
sehari-hari mereka seperti kebutuhan pangan, biaya transportasi, biaya listrik,
biaya sekolah anak, biaya pajak dan biaya lainnya. Pengeluaran dari tenaga kerja
dibagi menjadi pengeluaran di dalam lokasi wisata dan pengeluaran di luar lokasi
wisata. Pengeluaran tenaga kerja di kawasan wisata akan memberikan dampak
positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Dampak ekonomi lanjutan
didapat dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja, lalu rata-rata total
keseluruhan pengeluaran tenaga kerja, dan terakhir proporsi pengeluaran di
kawasan wisata. Data mengenai dampak ekonomi lanjutan dapat dilihat pada
Tabel 17 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 9.
63

Tabel 17 Dampak ekonomi lanjutan di kawasan Lokawisata Baturraden Tahun


2016
Jumlah Total rata-rata Proporsi
tenaga pengeluaran pengeluaran di Dampak ekonomi
Tenaga kerja kerja lokal tenaga kerja kawasan wisata lanjutan (Rp)
(orang) (Rp) (%)
(a) (b) (c) (d=a*b*c)
Pegawai warung
29 1,357,917 99 38,985,788
makan
Pegawai kantin 2 1,255,167 3 68,030
Pegawai wahana
1 1,161,667 12 144,047
scuter
Pegawai wahana
6 954,000 100 5,724,000
flying fox
Penjaga teater 4D 1 720,000 67 480,024
Penjaga loket
2 1,143,000 4 91,440
pesawat
Pegawai terapi ikan 2 2,196,667 15 659,000
Pemelihara objek
65 2,503,833 74 120,434,383
wisata
Penjaga tiket 6 3,264,350 98 19,194,378
Keamanan 1 2,245,833 98 2,200,917
Pegawai
61 1,775,028 75 81,207,521
penginapan
Penjaga toilet 15 1,883,722 71 20,061,642
Tukang parkir 6 1,776,667 13 1,385,800
Cetak foto 2 626,000 100 1,252,000
Pegawai ice cream 3 570,000 100 1,710,000
Pegawai
12 1,635,833 98 43,284,150
cenderamata
Total 336,883,119
Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai dampak ekonomi lanjutan


terbesar diperoleh tenaga kerja pemelihara objek wisata sebesar Rp 120,434,383
per bulan. Hal ini dikarenanakan jumlah tenaga kerja pemeliharan objek wisata
cukup banyak yaitu 65 orang dan pengeluaran tenaga kerja pemelihara objek
wisata yang cukup besar di dalam kawasan Lokawisata Baturraden seperti biaya
pangan, biaya sekolah yaitu Rp 2,503,833 per bulan. Total dampak ekonomi
lanjutan secara keseluruhan di kawasan Lokawisata Baturraden adalah Rp
336,883,119 per bulan.

6.1.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect)


Nilai efek pengganda (Multiplier Effect) digunakan untuk mengukur
seberapa besar dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar lokasi wisata. Data
64

kategori hasil analisis dampak ekonomi Lokawisata Baturraden dapat dilihat pada
Tabel 18.
Tabel 18 Hasil analisis dampak ekonomi Lokawisata Baturraden Tahun 2016
Kategori Nilai (Rupiah)
Pengeluaran Wisatawan di Dalam Lokasi Wisata (E) 2,790,770,259
Pendapatan Lokal yang Diperoleh Unit Usaha (D) 1,677,516,917
Pendapatan Tenaga kerja dari Gaji (N) 1,236,386,672
Pengeluaran Tenaga Kerja di Lokasi Wisata (U) 336,883,119
Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Pengeluaran wisatawan di dalam lokasi wisata terdiri dari biaya-biaya yang


dibayarkan wisatawan di dalam lokasi wisata dijabarkan pada Lampiran 5.
Pendapatan lokal yang diperoleh unit usaha merupakan selisih antara penerimaan
dengan pengeluaran unit usaha yang disajikan pada Tabel 15. Pendapatan tenaga
kerja yang diperoleh dari gaji merupakan upah tenaga kerja yang diberikan oleh
unit usaha tersaji pada Tabel 16. Pengeluaran tenaga kerja di lokasi wisata
merupakan pengeluaran yang dikeluarkan tenaga kerja untuk biaya kehidupan
sehari-hari di dalam lokasi wisata yang disajikan pada Tabel 17.
Berdasarkan META (2001), dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal
dibedakan menjadi (1) Keynesian Local Income Multiplier Effect, yaitu nilai yang
menunjukkan berapa besar pengeluaran wisatawan berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan masayarakat lokal, (2) dan Ratio Income Multiplier, yaitu
nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari
pengeluaran wisatawan berdampak terhadap perekonomian lokal. Nilai efek
pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Data
mengenai efek pengganda dari pengeluaran wisatawan di objek wisata Lokawisata
Baturraden dapat dilihat pada Tabel 19 dan perhitungan dapat dilihat lebih jelas
pada Lampiran 10.
Tabel 19 Nilai efek pengganda dari arus uang yang terjadi di kawasan Lokawisata
Baturraden Tahun 2016
Multiplier Nilai
Keynesian Income Multiplier 1.2
Ratio Income Multiplier Tipe I 1.7
Ratio Income Multiplier Tipe II 1.9

Berdasarkan Tabel 19 diperoleh nilai Keynesian Income multiplier sebesar


1.2 artinya bahwa setiap peningkatan satu rupiah pengeluaran wisatawan akan
65

memiliki dampak terhadap ekonomi lokal sebesar 1.2 rupiah. Nilai Ratio Income
Multiplier tipe I adalah sebesar 1.7 artinya bahwa setiap peningkatan satu rupiah
pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1.7 rupiah
terhadap pendapatan pemilik usaha dan tenaga kerja. Nilai ratio income multiplier
tipe II adalah sebesar 1.9 artinya bahwa setiap kenaikan satu rupiah penerimaan
unit usaha maka akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1.9 rupiah pada
pendapatan pemilik usaha, pendapatan tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi
tenaga kerja dalam putaran perekonomian lokal di kalangan masyarakat sekitar.
Suatu kawasan wisata dikatakan memperoleh dampak ekonomi yang tinggi
apabila nilai Keynesian Multiplier tersebut lebih besar atau sama dengan satu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan Lokawisata Baturraden memperoleh
dampak ekonomi yang cukup tinggi karena nilai Keynesian Multiplier yang
diperoleh lebih dari satu (META, 2001). Dampak ekonomi yang cukup besar ini
dapat mempengaruhi masyarakat lokal untuk tetap mempertahankan dan menjaga
kelestarian serta keindahan kawasan Lokawisata Baturraden.

6.2 Daya Dukung Kawasan untuk Aktivitas Wisata di Lokawisata


Baturraden
Daya dukung kawasan wisata Lokawisata Baturraden merupakan jumlah
maksimum wisatawan yang dapat ditampung oleh kawasan wisata berdasarkan
aktivitas wisata yang dilakukan. Perhitungan daya dukung kawasan perlu
dilakukan agar pengembangan wisata kedepannya tidak menurunkan kondisi fisik
dan mutu lingkungannya. Guna menghitung daya dukung kawasan Lokawisata
Baturraden perlu dihitung daya dukung kawasan untuk setiap aktivitas wisata
yang dilakukan oleh wisatawan di setiap area. Perhitungan daya dukung kawasan
per aktivitas memerlukan data luas dan waktu yang disediakan oleh pengelola
untuk aktivitas tersebut, serta luas dan waktu yang diperlukan wisatawan
berdasarkan preferensi dominan. Preferensi dominan adalah kenyamanan
wisatawan terhadap luas dan waktu per aktivitas wisata yang dilakukan.

6.2.1 Luas Area Wisata dan Waktu yang digunakan Wisatawan


Menentukan daya dukung kawasan berdasarkan aktivitas wisata yang
dilakukan diperlukan luas dan waktu yang digunakan berdasarkan kenyamanan
66

wisatawan per aktivitas wisata serta waktu yang disediakan pengelola.


Selanjutnya dipilih luas yang paling dominan yang dapat mewakili kenyamanan
wisatawan. Data luasan dan waktu dominan untuk objek wisata Lokawisata
Baturraden diambil dari 100 responden. Preferensi dominan wisatawan dapat
dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Preferensi wisatawan dalam hitungan luas dan waktu
Luas dominan yang dibutuhkan Waktu dominan yang dibutuhkan
No Jenis aktivitas Frekuensi pemilih Waktu Frekuensi pemilih
Luas (m2)
(orang) (Menit) (orang)
1 Duduk santai 0,5 12 30 20
1 39 60 37
2 49 120 43
Jumlah pemilih* 100 100
2 Jalan santai 3 17 30 6
5 28 60 14
- - 90 25
Jumlah pemilih* 45 45
3 Berendam air panas 3 8 15 21
5 13 - -
Jumlah pemilih* 21 21
4 Berenang
a. Waterpark 3 15 60 6
5 16 90 12
- - 120 13
Jumlah pemilih* 31 31
b. Waterboom 3 9 60 6
5 14 90 7
- - 120 10
Jumlah pemilih* 23 23
Keterangan: Jumlah responden (n): 100 orang
* wisatawan melakukan lebih dari satu aktivitas wisata
Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 20 diketahui hasil dari wawancara dengan responden


wisatawan menunjukkan bahwa luasan dominan yang dibutuhkan oleh setiap
wisatawan demi kenyamanan mereka saat melakukan aktivitas duduk santai yaitu
2 m2 dan waktu dominan yang dibutuhkan adalah 120 menit. Luasan tersebut
dipilih agar jarak satu wisatawan dengan wisatawan lainnya tidak terlalu dekat,
sehingga wisatawan dapat melihat panorama alam sekitar tanpa saling berdesak-
desakan dan pandangan mata mereka tidak terhalang oleh wisatawan lain di
67

depannya. Frekuensi pemilih aktivitas duduk santai sebanyak 100 orang,


menunjukkan seluruh responden wisatawan melakukan aktivitas duduk santai di
objek wisata Lokawisata Baturraden. Selain melakukan aktivitas duduk santai, 45
responden wisatawan melakukan aktivitas jalan santai berkeliling melihat
keindahan alam Lokawisata Baturraden. Luasan dominan yang dibutuhkan oleh
setiap wisatawan saat melakukan aktivitas jalan santai yaitu 5 m dan waktu
dominan yang dibutuhkan adalah 90 menit. 31 responden lainnya melakukan
aktivitas berenang di waterpark dengan luasan dominan yang dibutuhkan yaitu 5
m2 berdasarkan 16 orang dari total 31 responden wisatawan pemilih aktivitas
berenang di waterpark, dan waktu dominan yang dibutuhkan adalah 120 menit.
Duduk santai merupakan aktivitas wisata yang paling banyak dilakukan di
Lokawisata Baturraden. Aktivitas wisata ini tentunya akan menjadi hal yang
paling utama dalam perhitungan daya dukung karena banyaknya wisatawan yang
melakukan aktivitas wisata duduk santai.
Berbeda dengan empat aktivitas wisata yang dibahas di atas, aktivitas wisata
lain seperti sepeda air memiliki perhitungan tersendiri. Hal ini dikarenakan luasan
yang digunakan dihitung dengan mengetahui daya tampung sepeda air
berdasarkan jumlah sepeda air dan maksimal orang yang menggunakan sepeda air
untuk melihat perhitungan daya dukungnya. Preferensi kenyamanan wisatawan
pada aktivitas sepeda air dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Preferensi wisatawan dalam hitungan jumlah dan waktu untuk aktivitas
sepeda air
Jumlah sepeda air Waktu yang Frekuensi pemilih
No Jenis aktivitas
(unit) dibutuhkan (menit) (orang)
1 Sepeda air 13 15 23
Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 20, responden yang melakukan aktivitas sepeda air


sebanyak 23 orang dari 100 responden wisatawan. Jumlah maksimal sepeda air
yang terdapat di objek Lokawisata Baturraden yaitu 13 unit. Pengelola tidak akan
menambah sepeda air karena 13 adalah jumlah maksimal yang telah disesuaikan
dengan luasan kolam sepeda air yaitu 2.772 m2. Waktu yang dibutuhkan
wisatawan untuk mengelilingi kolam sepeda air maksimal adalah 15 menit.
68

6.2.2 Luas Area Wisata dan Waktu yang disediakan Pihak Pengelola
Menghitung daya dukung wisata selain diperlukan informasi tentang luas
dan waktu berdasarkan preferensi dominan wisatawan per individu, juga
dibutuhkan informasi tentang luas dan waktu yang disediakan oleh pengelola.
Luas dan waktu yang disediakan pihak pengelola untuk setiap aktivitas wisata
dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Luas dan waktu yang disediakan pengelola per aktivitas wisata dalam
satu hari
Luas yang Waktu yang
No Jenis aktivitas
disediakan (m2) disediakan (menit)
1 Duduk santai
Area sepeda air 2,000 540
Area timur sungai 3,000 540
Area barat sungai
a. Selatan 740 540
b. Utara 1,300 540
2 Jalan santai 540
Patung lengger-cascade alam 270 540
Jembatan lengkung-papan luncur 110 540
Jembatan gumawang-taman botani 495 540
Air terjun-sepeda air 505 540
3 Berendam air panas 120 480
4 Berenang
a. Waterpark 906 480
b. Waterboom 980 480
Sumber: UPT Lokawisata Baturraden (2016)

Berdasarkan Tabel 22, pihak pengelola menyediakan luas dan waktu yang
berbeda-beda untuk setiap aktivitas wisata. Pihak pengelola menyediakan waktu
kunjungan untuk wisatawan sebanyak 9 jam dimulai pada pukul 08.00 sampai
pukul 17.00, namun pada pukul 16.00 wisatawan sudah tidak bisa menikmati
atraksi wisata atau wahana permainan seperti pemandian air hangat, sepeda air,
dan wahana lainnya. Luas yang paling besar disediakan pengelola adalah untuk
aktivitas wisata duduk santai yaitu 7,370 m2, dan aktivitas berendam air panas
adalah luasan yang paling sedikit yang disediakan oleh pengelola yaitu 120 m2.
Sebenarnya dari pihak pengelola tidak membatasi luasan untuk aktivitas wisata
duduk santai dan jalan santai, ukuran luasan tersebut digunakan karena luasan
69

tersebut sering digunakan oleh wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata


tersebut kemudian pengelola baru menetapkan luasan untuk per aktivitas wisata.
Luas area aktivitas duduk santai dibagi menjadi tiga bagian yaitu area
sepeda air, area timur sungai, dan area barat sungai (bagian selatan dan utara).
Pembagian area ini berdasarkan perbedaan atraksi wisata dan panorama alam di
masing-masing area. Data luas area yang diperlukan untuk melakukan aktivitas
jalan santai didekati dari daya tampung jalan setapak berdasarkan panjang jalan
setapak tersebut. Pembagian panjang area jalan setapak untuk aktivitas jalan
santai, berdasarkan jalanan yang sering dilalui wisatawan untuk berkeliling
menikmati penorama alam Gunung Slamet, yaitu jalanan sepanjang Patung
Lengger-cascade alam dengan panjang 270 m, jalanan sepanjang jembatan
lengkung-papan luncur dengan panjang 110 m, dan jalanan sepanjang jembatan
gumawang-taman botani dengan panjang 495 m, serta jalanan sepanjang air
terjun-sepeda air dengan panjang 505 m.
Pemandian air panas di objek wisata Lokawisata Baturraden terdapat 6
kamar dengan luasan masing-masing kamar adalah 5 m x 4 m, sehingga total
luasan pemandian air panas yaitu 120 m2, dan waktu yang disediakan oleh
pengelola untuk aktivitas berendam air panas yaitu 15 menit/orang. Aktivitas
berenang di objek wisata Lokawisata Baturraden dibagi menjadi dua, yaitu
waterpark dan waterboom. Pembagian ini berdasarkan fasilitas yang ada di dua
kolam renang tersebut. Selain itu jarak antara waterpark dan waterboom cukup
jauh sehingga dalam penelitian ini perhitungan daya dukung untuk aktivitas
berenang dihitung terpisah.
Luas dan waktu untuk aktivitas sepeda air telah disediakan oleh pihak
pengelola. Jumlah maksimal (orang) dalam satu sepeda air adalah dua orang dan
waktu yang disediakan pengelola untuk aktivitas sepeda air adalah 480 menit per
hari.
6.2.3 Daya Dukung untuk Setiap Aktivitas Wisata
Berdasarkan preferensi wisatawan dan data dari pihak pengelola, maka
dapat dihitung daya dukung kawasan per aktivitas wisata. Berikut uraian masing-
masing daya dukung kawasan sesuai dengan aktivitas wisata dapat dilihat pada
Tabel 23 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 11.
70

Tabel 23 Perhitungan daya dukung setiap aktivitas wisata


Kebutuhan Disediakan oleh Daya
Daya
wisatawan pengelola *) dukung Koefi-
dukung
orang sien
No Aktivitas wisata Luas Waktu Waktu kawasan
Luas per hari rotasi
/ unit (menit) (menit) per hari
**)
(a) (b) (c) (d) (e=c/a) (f=d/b) (g=e*f)
1 Duduk santai
Area sepeda air
2 120 2.000 540 1,000 4.5 4,500
(m2)
Area timur sungai
2 120 3,000 540 1,500 4.5 6,750
(m2)
Area barat sungai
a. Selatan (m2) 2 120 740 540 370 4.5 1,665
b. Utara (m2) 2 120 1,300 540 650 4.5 2,925
Tempat duduk
1 120 114 540 114 4.5 513
(unit)
Gazebo (unit) 1 120 40 540 40 4.5 180
Shelter (unit) 1 120 176 540 176 4.5 792
Jumlah 7,370 3,850 17,325
2 Jalan santai
Patung lengger-
5 90 270 540 54 6 324
cascade alam (m)
Jembatan lengkung-
5 90 110 540 22 6 132
papan luncur (m)
Jembatan
gumawang-taman 5 90 495 540 99 6 594
botani (m)
Air terjun-sepeda
5 90 505 540 101 6 606
air (m)
Jumlah 1,380 276 1,656
Berendam air panas
3 5 15 120 480 24 32 768
(m2)
4 Berenang
a. Waterpark (m2) 5 120 910 480 182 4 728
2
b. Waterboom (m ) 5 120 980 480 196 4 784
5 Sepeda air (luas=∑
1/2 15 13 480 26 32 832
sepeda air)***
Jumlah 22,093
Keterangan: *)data pihak pengelola **)Perhitungan di lampiran 11 ***) Satu sepeda air untuk dua orang
Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Tabel 23 menunjukkan bahwa daya dukung kawasan objek wisata


Lokawisata Baturraden per hari adalah sebanyak 22,093 orang. Berdasarkan data
yang diperoleh dari UPT Lokawisata Baturraden, rata-rata jumlah wisatawan per
hari objek wisata Lokawisata Baturraden adalah sebanyak 1.147 orang, jika
dibandingkan dengan hasil perhitungan daya dukung kawasan objek wisata
71

Lokawisata Baturraden dapat dilihat bahwa kondisi kawasan objek wisata


Lokawisata Baturraden masih berada di bawah daya dukung kawasan.
Berikut merupakan rincian daya dukung masing-masing aktivitas wisata di
objek wisata Lokawisata Baturraden:
1. Duduk santai
Lokawisata Baturraden yang terletak di lereng Gunung Slamet menjadi
tempat favorit sebagai tempat untuk berakhir pekan. Keindahan pemandangan
alam dan udara pegunungan yang sejuk membuat wisatawan betah untuk
bersantai bersama keluarga. Menikmati pemandangan alam dengan duduk
santai merupakan aktivitas yang digemari oleh wisatawan. Sebagian besar
wisatawan melakukan aktivitas duduk santai di tikar yang disediakan atau
disewakan oleh pedagang sambil menikmati makanan khas Baturraden yaitu
mendoan dan pecel. Banyak pula wisatawan yang melakukan aktivitas duduk
santai di gazebo dan shelter sambil menikmati bekal yang mereka bawa dari
rumah. Data luas area yang diperlukan wisatawan untuk melakukan aktivitas
duduk santai, didekati dari daya tampung tempat duduk berdasarkan panjang
tempat duduk atau luas area untuk menggelar tikar. Pihak pengelola
menyediakan luas untuk menggelar tikar sebesar 7,370 m2, tempat duduk
sebanyak 19 unit dengan panjang 6 m tersebar di masing-masing area dan 4
unit gazebo dengan panjang 10 m, serta 11 shelter dengan panjang sekitar 16
m. Sebagian besar wisatawan memerlukan sekitar 1 m untuk duduk santai di
tempat duduk dan 2 m2 untuk duduk santai di tikar dengan nyaman didapat
daya dukung sebesar 3,850 orang. Sementara itu, waktu buka Lokawisata
Baturraden adalah 9 jam atau 540 menit dengan waktu dominan preferensi
wisatawan yang dibutuhkan adalah 120 menit, sehingga untuk aktivitas duduk
santai memiliki daya tampung atau daya dukung kawasan 17,325 orang per
hari. Perhitungan daya dukung kawasan untuk aktivitas duduk santai dapat
dilihat secara rinci pada Lampiran 11.
2. Jalan santai
Aktivitas kedua yang paling digemari adalah jalan santai. Suasana
pemandangan yang sangat sejuk dan asri dimanfaatkan wisatawan untuk jalan
santai berkeliling melihat hamparan hutan monokultur dan heterogen serta air
72

terjun yang bersumber dari mata air Gunung Slamet. Data luas area yang
diperlukan untuk melakukan aktivitas mengelilingi Lokawisata Baturraden
didekati dari daya tampung jalan setapak berdasarkan panjang jalan setapak
tersebut. Jalan setapak yang disediakan oleh pengelola memiliki panjang
sekitar 1,380 m dengan panjang areal preferensi dominan wisatawan yang
dibutuhkan adalah 5 m dan didapat daya dukung sebesar 276. Sementara itu,
waktu buka Lokawisata Baturraden adalah 9 jam atau 540 menit dengan
waktu dominan preferensi wisatawan yang dibutuhkan adalah 90 menit,
sehingga untuk aktivitas jalan santai memiliki daya tampung atau daya
dukung kawasan 1,656 orang per hari. Perhitungan daya dukung kawasan
untuk aktivitas jalan santai dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 11.
3. Berendam air panas
Berendam air panas merupakan aktivitas wisata paling favorit bagi
kalangan yang berusia 50 tahun keatas. Sumber air panas ini mengandung
belerang bersuhu antara 60-70 derajat celcius dan mengandung beberapa
unsur mineral. Karena kandungan belerangnya, maka sangat efektif untuk
terapi pengobatan sakit tulang/rheumatic dan berbagai macam penyakit kulit.
Selain berendam air panas sambil menikmati pemandangan pegunungan yang
hijau, disini wisatawan bisa menikmati fasilitias lain seperti pijat belerang.
Data luas area yang diperlukan wisatawan untuk melakukan aktivitas
berendam air panas, didekati dari daya tampung kamar pemandian air panas
berdasarkan luas area dari kamar pemandian air panas. Pihak pengelola
menyediakan luas area kamar pemandian air panas yaitu 5 m x 4 m per kamar
dengan jumlah kamar 6 unit dan preferensi dominan wisatawan yang
dibutuhkan adalah 5 m2, maka aktivitas wisata berendam air panas memiliki
daya dukung sebanyak 24 orang. Sementara itu, waktu buka Lokawisata
Baturraden dalam menjalankan wahana yang ada yaitu 8 jam atau 480 menit
dengan waktu dominan preferensi wisatawan yang dibutuhkan adalah 15
menit, sehingga untuk aktivitas berendam air panas memiliki daya tampung
atau daya dukung kawasan 768 orang per hari. Perhitungan daya dukung
untuk aktivitas berendam air panas dapat dilihat secara rinci pada Lampiran
11.
73

4. Berenang
Penerapan sistem tiket terusan tunggal menjadikan biaya wisata lebih
hemat, sehingga wisatawan bisa menikmati semua wahana yang disediakan
oleh pengelola termasuk berenang. Kolam renang ini bisa dinikmati oleh
semua kalangan usia. Sebagian besar aktivitas ini digemari oleh rombongan
para orangtua taman kanan-kanak dan sekolah dasar yang mendampingi
anaknya berenang. Perhitungan daya dukung untuk aktivitas berenang dibagi
menjadi dua, yaitu aktivitas berenang di waterpark dan waterboom.
Pembagian ini didasarkan atas perbedaan fasilitas kolam renang dan lokasi
kolam renang yang terpisah yang jaraknya cukup jauh, sehingga daya dukung
untuk aktivitas berenang terbagi menjadi dua.
a. Waterpark
Kolam renang ini mempunyai kekhasan dengan guyuran ribuan liter
air yang tumpah setiap empat menit sekali. Data luas area yang diperlukan
wisatawan untuk melakukan aktivitas berenang di waterpark, didekati dari
daya tampung kolam renang berdasarkan luas area dari kolam renang.
Pihak pengelola menyediakan luas area kolam renang adalah 910 m2 dan
preferensi dominan wisatawan yang dibutuhkan adalah 5 m2, maka didapat
daya dukung sebesar 182 orang. Sementara itu, waktu buka Lokawisata
Baturraden dalam menjalankan wahana yang ada yaitu 8 jam atau 480
menit dengan waktu dominan preferensi wisatawan yang dibutuhkan
adalah 120 menit, sehingga untuk aktivitas berenang di waterpark
memiliki daya dukung 728 orang per hari. Perhitungan daya dukung untuk
aktivitas berenang di waterpark dapat dilihat pada Lampiran 11.
b. Waterboom
Sensasi meluncur dari ketinggian 7 meter di kolam luncur dengan
pemandangan alam yang indah menjadi sasaran utama pada jenis kolam
renang ini. Pihak pengelola menyediakan luas area kolam renang adalah 980
m2 dan preferensi dominan wisatawan yang dibutuhkan adalah 5 m2, maka
didapat daya dukung sebesar 196 orang. Sementara itu, waktu buka
Lokawisata Baturraden dalam menjalankan wahana yang ada yaitu 8 jam atau
480 menit dengan waktu dominan preferensi wisatawan yang dibutuhkan
74

adalah 120 menit, sehingga untuk aktivitas berenang di waterboom memiliki


daya tampung 784 orang per hari. Perhitungan daya dukung untuk aktivitas
berenang di waterboom dapat dilihat pada Lampiran 11.
5. Sepeda air
Waktu yang disediakan pengelola untuk aktivitas sepeda air yaitu 480
menit, dengan waktu yang dibutuhkan individu untuk menggunakan sepeda
air adalah 15 menit. Waktu tersebut dihitung dari pertama kali wisatawan
akan menaiki sepeda air sampai wisatawan turun dari sepeda air. Data luas
area yang diperlukan wisatawan untuk melakukan aktivitas sepeda air
didekati dari daya tampung sepeda air berdasarkan jumlah sepeda air dan
maksimal orang yang memakai sepeda air. Sepeda air yang disediakan
pengelola ada 13 unit. Maksimal orang yang dapat menggunakan sepeda air
adalah 2 orang, sehingga didapat daya tampung atau daya dukung kawasan
dari sepeda air adalah sebesar 832 orang per hari dengan asumsi ke 13 sepeda
air tersebut berjalan bersamaan dan satu sepeda air berisi 2 orang.
Perhitungan daya dukung kawasan untuk aktivitas sepeda air dapat dilihat
secara rinci pada Lampiran 11.
Berdasarkan uraian di atas, maka daya dukung aktivitas wisata dan daya
dukung kawasan per hari secara keseluruhan pada kawasan wisata Lokawisata
Baturraden dapat diihat pada Tabel 24.
Tabel 24 Daya dukung kawasan Lokawisata Baturraden
Daya Jumlah
Daya
dukung wisatawan
dukung Koefisien
kawasan maksimal Rasio (%)
No Aktivitas wisata (orang) rotasi
per hari saat ini
per hari
(orang) (orang)*
(a) (b) (c=a*b) (d) e=(d/c)*100%
1 Duduk santai 4,100 4.5 17,325 10,000 54.20
2 Jalan santai 276 6 1,656 600 36.23
Berendam air
3 24 32 768 300 39.06
panas
4 Berenang
a. Waterboom 182 4 728 350 48.08
b. Papan luncur 196 4 784 300 38.27
5 Sepeda air 26 32 832 350 42.07
Jumlah 4,804 22,093 11,900
Keterangan: *data pihak pengelola
Sumber: Data Primer, diolah (2016)
75

Tabel 24 menunjukkan bahwa dari seluruh aktivitas yang dapat dilakukan di


Lokawisata Baturraden, daya dukung kawasan per hari adalah sebanyak 22,093
orang. Daya dukung kawasan terbesar terdapat pada aktivitas duduk santai.
Aktivitas wisata ini sangat diminati wisatawan karena sebagian besar wisatawan
melakukan rekreasi bersama keluarga atau dengan teman-temannya dengan
menikmati makanan khas Baturraden. Rasio yang paling besar terdapat pada
aktivitas duduk santai yaitu sebesar 54.20%. Angka rasio tersebut menunjukkan
bahwa kondisi Lokawisata Baturraden masih dibawah daya dukung kawasan
Lokawisata Baturraden, namun kondisi tersebut belum mempertimbangkan
jumlah wisatawan pada saat peak season dan low season. Perbandingan daya
dukung kawasan Lokawisata Baturraden dengan jumlah wisatawan pada saat
kondisi low season dan peak season dengan daya dukung kawasan Lokawisata
Baturraden dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Perbandingan daya dukung kawasan Lokawisata Baturraden dengan
jumlah wisatawan saat low season dan peak season tahun 2015
Jumlah wisatawan
DDK (orang) Rasio Keterangan
Hari kunjungan per hari (orang)
(a) (b) c=(a/b)*100%
Senin 506 22,093 2.29 -
Selasa 634 22,093 2.87 -
Rabu 699 22,093 3.16 -
Kamis 1,023 22,093 4.63 -
Jumat 798 22,093 3.61 -
Sabtu 1,122 22,093 5.08 -
Minggu 3,722 22,093 16.85 -
Lebaran 24,034 22,093 108.79 OCC
Tahun baru 14,691 22,093 66.50 -
Sumber: Data Primer, diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 25 perbandingan jumlah wisatawan Lokawisata


Baturraden pada saat kondisi low season kawasan Lokawisata Baturraden terjadi
pada hari kerja, yaitu hari senin sampai dengan hari jumat yang masih berada di
bawah daya dukung kawasan. Pada waktu akhir pekan jumlah rasio meningkat
dikarenakan wisatawan sudah libur kerja ataupun sekolah. Berbeda halnya pada
saat hari-hari libur (peak season) seperti hari lebaran dan tahun baru. Liburan
lebaran juga termasuk libur panjang yang wisatawannya tidak hanya berasal dari
sekitar Kabupaten Banyumas saja namun juga berasal dari luar provinsi. Hari
76

lebaran banyak orang yang pulang ke kampung halamannya, lalu memanfaatlkan


kebersamaan dengan keluarga besarnya dengan berekreasi ke Lokawisata
Baturraden. Hari lebaran tersebut menunjukkan angka rasio sebesar 108.79% yang
artinya over carrying capacity (OCC) atau melebihi batas daya dukung kawasan
Lokawisata Baturraden. Data-data yang telah didapat menunjukkan bahwa
kawasan wisata Lokawisata Baturraden belum mengalami over carrying capacity
pada saat low season dan sudah mengalami over carrying capacity pada saat peak
season. Namun hasil perbandingan low season dan peak season tersebut
menunjukkan bahwa masih terdapat ruang untuk mengembangkan Lokawisata
Baturraden sesuai dengan daya dukung kawasan, dapat dilihat pada Tabel 22 pada
saat low season rasio yang didapat hanya berkisar 2 sampai 4 persen.
Pengembangan yang dapat dilakukan seperti penetapan harga tiket wisata yang
lebih murah pada saat low season diharapkan dapat meningkatkan kunjungan.
Jika melihat aktivitas wisatawan di Lokawisata Baturraden, tidak semua
area dikunjungi oleh wisatawan, hanya titik-titik tertentu saja yang menjadi
tempat favorit aktivitas wisata wisatawan. Lokasi area yang paling dominan
dikunjungi diantaranya jembatan gumawang, area dekat air terjun, cascade alam,
area dekat waterboom dan area dekat waterpark. Pada saat peak season wisatawan
sangat memadati lokasi area tersebut, sementara lokasi lainnya jarang sekali
dikunjungi wisatawan. Hal ini dikhawatirkan adanya OCC pada titik tersebut
walaupun secara keseluruhan pada saat low season Lokawisata Baturraden belum
OCC. Oleh karena itu, agar dapat terhindar dari OCC dititik-titik tersebut maka
perlu adanya penambahan produk wisata baru pada area yang sedikit aktivitas
wisatanya sehingga wisatawan tersebar di seluruh kawasan wisata seperti dengan
mengangkat kebudayaan lokal untuk menarik wisatawan baru, penambahan
wahana dan penempatan unit usaha di taman botani. Jika produk wisata telah
tersebar di semua area di Lokawisata Baturraden, maka wisatawan bisa menikmati
suasana lain di Lokawisata Baturraden. Manfaat penambahan produk wisata baru
dan penataan unit usaha di area yang sedikit wisatawannya akan menghasilkan
tambahan penerimaan bagi unit usaha kemudian pendapatan objek wisatapun ikut
meningkat. Selain adanya tambahan penerimaan, penambahan produk wisata di
area yang sedikit wisatawan juga dapat melindungi sumberdaya alam karena
77

wisatawan tersebar dan tidak terpusat di satu titik area wisata. Hal ini akan
dijadikan saran untuk strategi pengembangan Lokawisata Baturraden selanjutnya
dan masih perlu pengawasan agar wisata tersebut jika mendekati terjadinya over
carrying capacity, pihak pengelola Lokawisata Baturraden mampu
mengendalikan situasi tersebut agar tetap menjadi salah satu tempat wisata yang
menarik minat wisatawan namun kelestarian dan keasriannya tetap terjaga.

6.3 Strategi Pengelolaan Lokawisata Baturraden

Analisis Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats (SWOT) untuk


objek wisata merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman dari suatu strategi pemecahan
permasalahan pengembangan potensi yang terdapat di objek wisata tersebut. Hasil
dari data analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan kemungkinan alternatif
strategi yang terbaik dan menjadi salah satu dasar perumusan rekomendasi dalam
pengembangan objek wisata bagi pengelola Lokawisata Baturraden.
Responden yang diwawancarai adalah pihak yang memahami keadaan dan
permasalahan yang ada di kawasan Lokawisata Baturraden. Lima orang yang
menjadi responden adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lokawisata
Baturraden, Kepala TU Lokawisata Baturraden, Kepala Dinas Pariwisata
Kabupaten Banyumas, pemilik unit usaha, dan wisatawan.
Perumusan alternatif strategi meliputi tiga tahapan, yang pertama adalah
tahap masukan (input stage) kemudian dilanjutkan pada tahap kedua yaitu tahap
pencocokkan (matching stage) selanjutnya adalah tahap keputusan (decision
stage). Tahap masukan merupakan tahap pengelompokan hasil identifikasi serta
menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan dalam perumusan strategi dengan
menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor
Evaluation (EFE). Tahapan kedua adalah pencocokkan perumusan strategi
menggunakan matriks Internal-External (IE) dan SWOT. Tahapan ketiga adalah
penentuan prioritas strategi dengan menggunakan matriks QSPM.

6.3.1 Tahap Masukan (Input Stage)


Tahap masukan atau input stage merupakan tahap pertama yang dilakukan
sebelum melanjutkan ke langkah selanjutnya dalam tahap formulasi strategi. Pada
78

tahap ini dilakukan pengelompokan hasil identifikasi faktor-faktor lingkungan


internal dan eksternal objek wisata ke dalam matriks IFE dan EFE. Faktor internal
terdiri dari kekuatan dan kelemahan di lingkungan Lokawisata Baturraden,
sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang dapat
mempengaruhi pengembangan kawasan Lokawisata Baturraden. Faktor-faktor
dari analisis lingkungan internal dijabarkan ke dalam matriks IFE (Internal Factor
Evaluation) dan faktor-faktor dari analisis lingkungan eksternal dijabarkan ke
dalam matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation).

6.3.1.1 Analisis Faktor Internal Lokawisata Baturraden


Berdasarkan identifikasi terhadap lingkungan internal pengelolaan objek wisata
Lokawisata Baturraden dan hasil wawancara dengan key persons yang berperan
terhadap pengembangan kawasan Lokawisata Baturraden, diperoleh beberapa faktor
internal yang dimiliki oleh kawasan Lokawisata Baturraden dan dapat
dikelompokkan menjadi faktor-faktor kekuatan dan faktor-faktor kelemahan yang
terdapat pada objek wisata Lokawisata Baturraden. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
Kekuatan
Faktor yang menjadi kekuatan objek wisata Lokawisata Baturraden
berdasarkan analisis lingkungan internal perusahaan terbagi menjadi sepuluh
faktor. Berikut merupakan faktor yang menjadi kekuatan Lokawisata Baturraden.
1. Wisata alam yang mengutamakan pemandian air panas dan panorama alam
Gunung Slamet
Sebagai objek wisata alam, Lokawisata Baturraden sangat
mengandalkan keindahan panorama alam lereng Gunung Slamet sebagai daya
tarik utamanya. Faktor ini merupakan kekuatan bagi Lokawisata Baturraden
untuk menarik minat wisatawan.
2. Sarana dan prasarana di dalam kawasan wisata cukup lengkap
Fasilitas yang tersedia di dalam kawasan adalah fasilitas yang
dibutuhkan oleh wisatawan seperti tempat makan, fasilitas hiburan dan
rekreasi, tempat ibadah serta pusat informasi wisata. Wisatawan
membutuhkan fasilitas di kawasan wisata untuk mendukung aktivitasnya.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Lokawisata Baturraden sudah cukup
79

baik dan jumlahnyapun sudah tercukupi seperti 1 unit masjid dan 3 unit
musholla serta 92 unit tempat sampah. Hal ini menjadi kekuatan bagi
Lokawisata Baturraden dalam pengembangan wisata.
3. Harga tiket masuk kawasan wisata relatif murah
Berlakunya tiket terusan tunggal, wisatawan dapat menikmati fasilitas
milik Pemda yaitu cascade alam, waterpark, waterboom, sepeda air dan
pemandian air panas secara gratis dengan membayar tiket masuk sebesar Rp
14.000. Sistem tiket terusan tunggal merupakan upaya terobosan untuk
menambah jumlah wisatawan di Lokawisata Baturraden sehingga target
kunjungan terpenuhi. Harga tiket di Lokawisata Baturraden relatif murah
untuk objek wisata di daerah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Sebelum
tarif tunggal diberlakukan, seorang wisatawan harus mengeluarkan Rp 49.000
untuk menikmati tiga wahana di dalam Lokawisata Baturraden. Harga tiket
masuk wisata tersebut memberikan keuntungan bagi wisatawan sehingga
harga yang dibayarkan lebih murah. Harga tiket masuk wisata yang ekonomis
menjadi kekuatan internal pengembangan Lokawisata Baturraden.
4. Letak atau lokasi objek wisata yang mudah dijangkau oleh wisatawan
Posisi Kabupaten Banyumas sebagai simpul jalur transportasi regional
untuk jalur:
a. Selatan, dari Kabupaten Cilacap
b. Utara, dari Kabupaten Tegal
c. Barat, dari Bandung dan Jakarta
d. Timur, dari DIY dan Surabaya
Keempat jalur tersebut akan berpengaruh positif terhadap keberadaan
Lokawisata Baturraden sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan dari
berbagai daerah. Objek wisata Lokawisata Baturraden terletak di desa
Karangmangu Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas berjarak 15 km
dari arah Purwokerto. Letaknya yang mudah dijangkau memberikan
kemudahan bagi wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata.
5. Atraksi wisata yang ditawarkan beragam (pemandian air panas, air terjun,
flying fox dll)
80

Atraksi wisata yang ditawarkan Lokawisata Baturraden sangat beragam.


Kawasan Wisata Baturraden merupakan satu-satunya wisata alam dengan
pemandian air panas yang ada di Kabupaten Banyumas, membuat atraksi
khas pemandian air panas hanya bisa didapatkan di Kawasan Wisata
Baturraden. Tidak hanya itu, di dalam Lokawisata Baturraden juga terdapat
air terjun Sungai Gumawang dengan airnya yang sangat jernih karena aliran
airnya langsung jatuh dari mata air Gunung Slamet. Oleh sebab itu, faktor
tersebut cukup berpengaruh bagi pengembangan Lokawisata Baturraden dan
menjadi kekuatan tersendiri bagi pengelola untuk mengembangkan
Lokawisata Baturraden sehingga dapat memperluas pangsa pasar wisata.
6. Kondisi lingkungan di dalam objek wisata (keasrian, kebersihan, kenyamanan
dan kealamian wisata)
Kondisi lingkungan di dalam objek wisata merupakan hal yang sangat
penting dan menjadi perhatian bagi wisatawan. Kebersihan dan kenyamanan
suatu lokasi perlu dijaga agar wisatawan semakin senang berkunjung.
Wisatawan tentu lebih menyukai kondisi lingkungan wisata yang asri, bersih,
dan teratur. Lingkungan yang baik seperti udara yang segar, lingkungan yang
bebas dari sampah, air yang bersih, dan lainnya dapat mendukung aktivitas
wisatawan. Kondisi lingkungan menjadi faktor kekuatan bagi pengembangan
kawasan Lokawisata Baturraden karena pada tahun 2015 Lokawisata
Baturraden meraih juara 1 Penghargaan Kepariwisataan Tingkat Provinsi
Jawa Tengah 2015 untuk kategori daya tarik wisata yang dikelola pemerintah
dalam hal kebersihan. Sehingga dapat menjadi faktor kekuatan yang perlu
ditingkatkan dan dipertahankan agar lokasi wisata memiliki keseimbangan
antara kebersihan dan kenyamanan dengan keindahan alamnya. Pihak
pengelola mengajak masyarakat lokal yang mendirikan unit usaha di kawasan
Lokawisata Baturraden untuk melakukan kerja bakti setiap hari senin.
7. Terdapat lembaga pengelolaan dengan struktur organisasi yang jelas
Lokawisata Baturraden merupakan objek wisata yang dikelola oleh
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas.
Pengelolaan dilakukan secara langsung oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Lokawisata Baturraden yang mempunyai tugas dalam pengelolaan dan
81

pengembangan Lokawisata Baturraden. Manajemen pengelolaan yang tepat


sangat diperlukan dan menjadi sebuah faktor kekuatan dengan skor bobot
yang tinggi. Manajemen dan pengelolaan ini penting agar aktivitas wisata di
Lokawisata Baturraden dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat
secara menyeluruh serta tidak mengabaikan kondisi lingkungan.
8. Objek wisata Lokawisata Baturraden memiliki lokasi yang luas
Luasnya kawasan wisata Lokawisata Baturarden merupakan kekuatan
bagi pengelola karena bisa menampung wisatawan yang banyak dengan
luasan 16,8 ha sehingga pendapatan objek wisata juga akan meningkat.
9. Adanya dukungan Dinas Pariwisata Kabupaten Banyumas dalam
pengembangan wisata
Lokawisata Baturraden merupakan objek wisata milik pemerintah
daerah yang dikelola oleh Dinsporabudpar Kabupaten Banyumas,
memberikan keuntungan dalam investasi berkelanjutan serta membantu
publikasi. Investasi merupakan modal dalam pengembangan sarana dan
prasarana Lokawisata Baturraden. Adanya investasi merupakan kekuatan bagi
Lokawisata Baturraden untuk menjadi wisata yang berkelanjutan. Investasi
yang sudah ada berupa fasilitas penginapan, akses jalan di dalam lokasi,
kondisi hutan yang lestari, serta dana anggaran pemeliharaan dan
pengembangan wisata. Oleh sebab itu, faktor ini merupakan kekuatan
tersendiri bagi pengelola dalam pengembangan Lokawisata Baturraden
kedepannya.
10. Keikutsertaan wisatawan dalam memelihara fasilitas yang telah disediakan
pengelola
Keikutsertaan wisatawan dalam memelihara fasilitas yang disediakan
menjadi sebuah peluang yang penting. Kesadaran dari semua pihak sangat
diperlukan, para pihak yang terlibat dalam aktivitas wisata harus bekerja sama
untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan agar dapat mencegah
serta meminimalisir terjadinya degradasi lingkungan. Selain itu, pihak
pengelola harus melengkapi fasilitas yang dibutuhkan untuk aktivitas wisata.
Perlu ada penambahan tempat sampah dan mengatur letak yang tepat agar
mudah dijangkau oleh masyarakat dan wisatawan, sehingga tidak terjadi
82

penumpukan sampah di lingkungan kawasan wisata. Sejauh ini wisatawan


dapat dipercaya untuk menjaga dan mengelola bersama fasilitas yang ada
sehingga dapat dimanfaatkan secara bersama.
Kelemahan
Faktor-faktor yang menjadi kelemahan Lokawisata Baturraden berdasarkan
analisis lingkungan internal kawasan Lokawisata Baturraden terbagi menjadi
empat faktor. Berikut merupakan faktor-faktor yang menjadi kelemahan
Lokawisata Baturraden.
1. Promosi kawasan objek wisata masih rendah
Dalam pengembangan pariwisata, dibutuhkan pemasaran berupa
promosi yang bertujuan untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik agar
produk dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan konsumen dan
mendorong kegiatan pariwisata. Promosi yang dilakukan oleh pengelola
Lokawisata Baturraden selama ini tidak begitu berjalan dengan baik.
Kebijakan promosi-promosi yang dilakukan pengelola Lokawisata
Baturraden masih bergantung pada bagian promosi Dinas Pariwisata
Kabupaten Banyumas, sehingga promosi yang dilakukan tidak maksimal
karena tidak terfokus pada promosi Lokawisata Baturraden itu sendiri.
Keberadaan media sosial yang ada belum dimanfaatkan secara langsung
untuk menarik wisatawan untuk datang ke Lokawisata Baturraden. Oleh
sebab itu, faktor ini merupakan kelemahan tersendiri bagi pengelola dalam
pengembangan Lokawisata Baturraden kedepannya. Faktor ini harus dapat
dimaksimalkan lagi sehingga dapat memberikan dampak baik bagi
pengembangan Lokawisata Baturraden.
2. Kualitas dan profesionalitas tenaga kerja di tingkat pengelola Lokawisata
Baturraden masih rendah
Profesionalitas tenaga kerja dibidang wisata juga merupakan suatu
kelemahan yang perlu diperbaiki. Tenaga kerja lokal umumnya menempuh
pendidikan terakhir SMP dan SMA. Sehingga masih banyak pengetahuan
yang belum diperoleh bagi tenaga kerja lokal dalam kesiapannya dibidang
wisata. Profesionalitas tenaga kerja dibutuhkan untuk mampu melayani
wisatawan, baik dalam bahasa dan pengetahuan lainnya. Oleh sebab itu,
83

faktor ini merupakan kelemahan yang cukup berpengaruh terhadap


pengembangan Lokawisata Baturraden kedepannya.
3. Menumpuknya aktivitas wisatawan di suatu area objek wisata yang
mengancam kelestarian lingkungan kawasan wisata
Tidak semua area dikunjungi oleh wisatawan, hanya titik-titik tertentu
saja yang menjadi tempat favorit aktivitas wisata wisatawan. Pada saat peak
season wisatawan sangat memadati lokasi area tertentu, sementara lokasi
lainnya jarang sekali dikunjungi wisatawan. Kemampuan kawasan yang
memiliki batasan dalam mendukung aktivitas wisatawan. Rusaknya taman
rerumputan karena aktivitas duduk santai menggunakan tikar dan
penumpukan sampah di dalam kawasan Lokawisata Baturraden menjadi
sebuah kelemahan. Kelemahan tersebut akan menyebabkan terganggunya
aktivitas wisata dan mempengaruhi kepuasan wisatawan. Lingkungan yang
tidak bersih, bahkan rusak menyebabkan wisatawan enggan untuk melakukan
kunjungan wisata. Selain itu pula kerusakan lingkungan akan berpengaruh
terhadap keberlangsungan Lokawisata Baturraden kedepannya.
4. Keberadaan unit usaha dan penyedia jasa di dalam kawasan wisata
Banyaknya unit usaha di dalam kawasan Lokawisata Baturraden
memberikan dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya adalah tidak
tertanya unit usaha sehingga kondisinya seperti pasar, mengakibatkan
terganggunya pemandangan wisatawan.

6.3.1.2 Analisis Faktor Eksternal Lokawisata Baturraden


Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan Lokawisata
Baturraden didapat melalui wawancara dengan key persons. Wawancara tersebut
menghasilkan beberapa faktor eksternal yang terbagi kedalam faktor peluang dan
faktor ancaman yang dimiliki oleh Lokawisata Baturraden. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
84

Peluang
Faktor-faktor yang menjadi peluang Lokawisata Baturraden berdasarkan analisis
lingkungan eksternal perusahaan terbagi menjadi tujuh faktor. Berikut merupakan
faktor-faktor yang menjadi peluang Lokawisata Baturraden:
1. Icon pariwisata Kabupaten Banyumas
Sejak tahun 1914 sampai tahun 1928 Baturraden mulai dikenal sebagai
tempat rekreasi dan peristirahatan bagi sebagian kelompok warga Belanda
yang pada masa itu berkuasa di Pabrik Gula Kalibagor, karena tempat ini
memang mempunyai keindahan lebih dari tempat-tempat lain, disamping
udaranya yang sejuk, cuaca di kawasan wisata ini semakin malam akan
semakin bertambah dingin. Tak hanya mempunyai panorama alam yang
indah saja, tetapi Baturraden juga sangat lekat dengan legenda lutung
kasarung. Lokawisata Baturraden berada di bagian selatan Gunung Slamet
yang mengandalkan panorama pegunungan yang indah dan pemandian air
panas. Dikarenakan hal tersebut membuat kawasan ini menjadi ramai
dikunjungi wisatawan dan menjadi icon pariwisata Kabupaten Banyumas.
2. Adanya tren sosial yaitu kembali ke alam ‘back to nature’
Wisata alam yang berkembang selama ini terus mengalami peningkatan
peminat. Keadaan ini menyebarkan tren sosial yang berkembang di
masyarakat mengenai wisata alam itu sendiri. Kenyataan ini merupakan
sebuah peluang yang baik bagi pengelola Lokawisata Baturraden dalam
rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden.
3. Peningkatan permintaan wisatawan terhadap daya tarik objek wisata
Peningkatan permintaan wisatawan terhadap daya tarik kawasan wisata
akan fasilitas-fasilitas serta jasa wisata yang lengkap turut mempengaruhi
keberlanjutan dan pembaharuan sistem kepengelolaan yang ada guna
keberlanjutan aktivitas wisatawan Lokawisata Baturraden. Semakin banyak
wisatawan yang datang ke Lokawisata Baturraden semakin tinggi pula
pendapatan yang diterima pengelola Lokawisata Baturraden, yang bisa
dimanfaatkan untuk pembenahan sarana dan prasana yang kurang baik di
dalam kawasan Lokawisata Baturraden sehingga menjadi peluang untuk
pengembangan Lokawisata Baturraden itu sendiri.
85

4. Perkembangan kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk media


promosi
Teknologi yang terus berkembang melahirkan berbagai macam media
sosial yang dapat menyebarkan sebuah berita secara cepat dan luas.
Keberadaan media sosial ini dapat secara langsung dimanfaatkan bagi
pengelola untuk melakukan promosi mengenai keberadaan Lokawisata
Baturraden. Faktor ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan bagi
pengelola.
5. Peningkatan perekonomian masyarakarat sekitar kawasan wisata
Kecamatan Baturraden merupakan kawasan yang berkembang di
bidang pariwisata. Tenaga kerja lokal akan dibutuhkan untuk perawatan
fasilitas sarana prasarana wisata, sebagai pemandu wisata, tenaga kerja pada
unit usaha, bahkan penduduk sekitar membuka usaha, penyediaan jasa
akomodasi, penyediaan jasa penyewaan alat, dan sebagainya. Pertumbuhan
ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat menjadi faktor peluang bagi
masyarakat untuk dapat terus melakukan pengembangan terhadap aktivitas
wisata baik dari segi penyediaan fasilitas pendukung sebagai unit usaha,
menambah penyerapan tenaga kerja, sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraannya secara merata melalui aktivitas wisata di
Lokawisata Baturraden. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung, maka
semakin banyak wisatawan mengeluarkan biaya selama di lokasi dan
memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di sekitar objek wisata
Lokawisata Baturraden. Hal tersebut menjadi peluang pengembangan
pariwisata di Lokawisata Baturraden.
6. Peran organisasi atau lembaga masyarakat sekitar yang cukup banyak dalam
pengelolaan objek wisata
Di Kawasan Wisata Baturraden telah terbentuk organisasi masyarakat
seperti Paguyuban Masyarakat Peduli Baturraden (PMPB), Paguyuban
Pedagang Wisata Baturraden (PPWB), Forum Komunikasi Pemuda Peduli
Lingkungan (FKPPL) yang selalu terlibat dalam event atau aktivitas-aktivitas
kepariwisataan di Kawasan Wisata Baturraden. Hal ini penting bagi
pengembangan objek wisata Lokawisata Baturraden sehingga peran
86

organisasi masyarakat ini menjadi faktor peluang bagi Lokawisata


Baturraden.
Ancaman
1. Status yang tidak menentu dari Gunung Slamet
Keberadaan Lokawisata Baturraden di lereng Gunung Slamet
menjadikan Lokawisata Baturraden sangat terpengaruh terhadap aktivitas
Gunung Slamet. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan aktivitas Gunung
Slamet menjadi status siaga, mengakibatkan jumlah wisatawan menurun dari
433,147 orang menjadi 383,853 orang. Faktor ini merupakan faktor ancaman
bagi pengembangan kawasan Lokawisata Baturraden.
2. Keadaan cuaca ekstrem atau curah hujan meningkat sehingga dapat
menimbulkan banjir di Sungai Gumawang
Wisata alam sangatlah bergantung pada kondisi cuaca yang sedang
terjadi. Cuaca ekstrem seperti hujan badai akan sangat memengaruhi
ketertarikan wisatawan untuk berkunjung ke Lokawisata Baturraden. Cuaca
ekstrem juga dapat berdampak pada penutupan sementara Lokawisata
Baturraden. Seperti yang telah terjadi pada tahun 2013 cuaca ekstrem
mengakibatkan terjadinya tanah longsor yang menutupi akses menuju
Lokawisata Baturraden.
3. Kondisi lalu lintas menuju objek wisata yang senantiasa macet
Kondisi lalu lintas menuju objek wisata Lokawisata Baturraden
senantiasa macet. Lalu lintas di Kecamatan Baturraden dipadati oleh
kendaraan wisatawan dari luar kabupaten yang berekreasi di Kawasan Wisata
Baturraden. Kepadatan kendaraan sering menimbulkan kemacetan khususnya
pada akhir pekan dan hari libur. Kemacetan lalu lintas menjadi ancaman bagi
Lokawisata Baturraden, karena dapat mempengaruhi wisatawan untuk beralih
ke objek wisata di kawasan lain.
4. Adanya pilihan wisata ke objek wisata lain di sekitar Lokawisata Baturraden
Kecamatan Baturraden memiliki sektor pariwisata yang cukup
berkembang. Perkembangan ini ditinjau dari banyaknya objek wisata yang
dibangun di kawasan ini. Keberadaan objek wisata lain menjadi ancaman bagi
objek wisata Lokawisata Baturraden. Banyaknya objek wisata menimbulkan
87

persaingan baik dalam persaingan harga, promosi, serta produk wisata yang
ditawarkan.

6.3.1.3 Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)


Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) disusun setelah dilakukan
identifikasi terhadap faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan.
Pembobotan dan pemberian peringkat (rating) dilakukan pada faktor-faktor yang
telah diidentifikasi sebelumnya sehingga didapatkan skor bobot rata-rata dari
masing-masing faktor internal kunci tersebut. Pembobotan faktor internal
merupakan suatu upaya untuk membandingkan setiap faktor internal yang
mempengaruhi Lokawisata Baturraden. Hasil penilaian bobot dan rating masing-
masing responden kemudian dibuat dalam bentuk matriks IFE dari penilaian yang
dilakukan oleh seluruh responden. Hasil analisis matriks IFE menggambarkan
seberapa besar pengaruh faktor-faktor strategis internal terhadap objek wisata.
Hasil wawancara terhadap lima key persons terkait, menunjukkan adanya
sembilan kekuatan dan lima kelemahan dari faktor-faktor strategi internal.
Berdasarkan matriks IFE dapat diketahui bahwa kekuatan terbesar objek
wisata Lokawisata Baturraden adalah wisata alam yang mengutamakan
pemandian air panas dan panorama alam Gunung Slamet dengan skor total
mencapai 0.34. Faktor tersebut memang menjadi fokus utama dan andalan bagi
objek Lokawisata Baturraden dimana Kawasan Wisata Baturraden merupakan
satu-satunya objek wisata di Kabupaten Banyumas yang menyuguhkan produk
wisata berupa pemandian air panas yang bersumber langsung dari mata air dari
Gunung Slamet. Kekhasan tersebut menjadi orientasi pengelola untuk
mendapatkan kepuasan pelanggan dengan menjaga kualitas dengan baik. Kualitas
produk yang baik akan mampu meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap
objek wisata sehingga loyalitas konsumen dapat tercipta. Sedangkan kelemahan
utama objek wisata Lokawisata Baturraden adalah kegiatan promosi yang rendah
dengan skor total mencapai 0.07. Skor ini paling rendah dibandingkan dengan
faktor kelemahan lainnya. Kegiatan promosi yang tergolong rendah menjadi
kelemahan Lokawisata Baturraden karena dapat mengurangi kemampuan
perusahaan dalam menjangkau wisatawan atau konsumen baru. Matriks IFE dapat
dilihat pada Tabel 26 dan lebih rinci dijelaskan pada Lampiran 12.
88

Tabel 26 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) kawasan Lokawisata


Baturraden
No Faktor Internal Bobot Rating Skor Total
Kekuatan
Wisata alam yang mengutamakan pemandian air panas
1 0.090 3.80 0.34
dan panorama alam Gunung Slamet
Sarana dan prasarana di dalam kawasan wisata cukup
2 0.075 3.00 0.22
lengkap
3 Harga tiket masuk kawasan wisata relatif murah 0.086 3.60 0.31
Letak atau lokasi objek wisata yang mudah dijangkau
4 0.071 3.00 0.21
oleh wisatawan
Atraksi wisata yang ditawarkan beragam (pemandian air
5 0.089 3.60 0.32
panas, air terjun, flying fox dll)
Kondisi lingkungan di dalam objek wisata (keasrian,
6 0.084 3.60 0.30
kebersihan, kenyamanan dan kealamian wisata)
Terdapat lembaga pengelolaan dengan struktur
7 0.084 3.60 0.30
organisasi yang jelas
8 Luasnya kawasan objek wisata Lokawisata Baturraden 0.069 3.00 0.21
Adanya dukungan Dinas Pariwisata Kabupaten
9 0.081 3.80 0.31
Banyumas dalam pengembangan wisata alam
Keikutsertaan wisatawan dalam memelihara fasilitas
10 0.058 2.80 0.16
yang telah disediakan pengelola
Skor Total Kekuatan 2.70
Kelemahan
1 Kegiatan promosi kawasan objek wisata yang rendah 0.049 1.40 0.07
Kualitas dan profesionalitas tenaga kerja di tingkat
2 0.055 2.00 0.11
pengelola Lokawisata Baturraden rendah
Menumpuknya aktivitas wisatawan di suatu area yang
3 0.054 1.80 0.10
mengancam kelestarian lingkungan kawasan wisata
Keberadaan unit usaha dan penyedia jasa di dalam
4 0.053 1.80 0.10
kawasan wisata yang cukup banyak
Skor Total Kelemahan 0.37
Skor Total Faktor Internal 3.07
Sumber: Data primer, diolah (2016)

6.3.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)


Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) dihasilkan melalui pembobotan
dan pemberian peringkat (rating) pada faktor-faktor eksternal kunci yang sudah
didapatkan sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh skor bobot rata-rata
dari masing-masing faktor eksternal kunci tersebut.
Matriks EFE menjabarkan faktor-faktor strategis eksternal berupa peluang
serta ancaman bagi kawasan Lokawisata Baturraden. Perolehan nilai bobot dan
rating didapatkan berdasarkan dari hasil wawancara dengan lima orang key
persons. Penilaian bobot merupakan perhitungan rata-rata penilaian responden
terhadap seluruh faktor-faktor strategis eksternal. Rating merupakan penilaian
89

responden dalam pengukuran berapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap


lingkungan objek wisata. Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 27 dan keterangan
lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 13.
Tabel 27 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) kawasan Lokawisata
Baturraden
Skor
No Faktor Eksternal Bobot Rating
Total
Peluang
Icon pariwisata Kabupaten Banyumas yang telah dikenal
1 0.130 3.40 0.44
sejak zaman Belanda
2 Adanya tren sosial yaitu kembali ke alam ‘back to nature’ 0.130 3.60 0.47
3 Peingkatan wisatawan terhadap daya tarik objek wisata 0.117 3.00 0.35
Perkembangan kemajuan teknologi yang dapat
4 0.127 3.40 0.43
dimanfaatkan untuk media promosi
Peningkatan perekonomian masyarakarat sekitar kawasan
5 0.103 2.60 0.27
wisata
Peran organisasi atau lembaga masyarakat sekitar yang
6 0.111 3.00 0.33
cukup banyak dalam pengelolaan objek wisata
Skor Total Peluang 2.29
Ancaman
1 Status yang tidak menentu dari Gunung Slamet 0.076 3.20 0.24
Keadaan cuaca ekstrem atau debit air hujan meningkat
2 0.073 2.80 0.21
sehingga dapat menimbulkan banjir di Sungai Gumawang
Kondisi lalu lintas menuju objek wisata yang senantiasa
3 0.062 2.00 0.12
macet
Adanya pilihan wisata ke objek wisata lain di sekitar
4 0.071 1.60 0.11
Lokawisata Baturraden
Skor Total Ancaman 0.69
Skor Total Faktor Eksternal 2.98
Sumber: Data primer, diolah (2016)

Berdasarkan matriks EFE dapat diketahui bahwa peluang terbesar yang


dimiliki oleh objek wisata Lokawisata Baturraden adalah adanya tren sosial yaitu
kembali ke alam ‘back to nature’ dengan skor 0.47. Akhir-akhir ini tren wisata
‘back to nature’ atau rekreasi alam menjadi semakin meningkat, dapat dilihat dari
tayangan-tayangan di beberapa stasiun televisi yang menayangkan program wisata
yang amat menarik khususnya wisata alam. Ini merupakan suatu peluang bagi
objek Lokawisata Baturraden untuk mengembangkan objek wisata alam sebagai
salah satu daya tarik objek wisata Lokawisata Baturraden. Peluang tersebut
membuka peluang besar bagi Lokawisata Baturraden karena semakin
meningkatnya tren sosial kembali ke alam tersebut maka peluang pasar bagi objek
90

wisata Lokawisata Baturraden akan semakin besar dengan meningkatnya


kebutuhan akan rekreasi alam.
Sedangkan ancaman utama yang dihadapi oleh objek wisata Lokawisata
Baturraden adalah status yang tidak menentu dari Gunung Slamet dengan skor
0.24. Letaknya yang berdekatan dengan Gunung Slamet, dan daya tariknya yang
mengandalkan panorama alam Gunung Samet membuat Lokawisata Baturraden
mempunyai pengaruh yang cukup kuat dengan aktivitas Gunung Slamet. Oleh
karena itu, pengaruh aktivitas Gunung Slamet sangat menentukan banyaknya
wisatawan yang akan berkunjung, jika aktivitas Gunung Slamet meningkat,
wisatawan akan memilih alternatif objek wisata lain, ini merupakan ancaman
bagi Lokawisata Baturraden ketika wisatawan lebih memilih objek wisata
pesaing.

6.3.2 Tahap Pencocokkan (Matching Stage)


Tahap pencocokkan merupakan tahap untuk merumuskan strategi
berdasarkan hasil analisis kondisi internal dan eksternal kawasan Lokawisata
Baturraden. Pada tahap ini alat analisis yang digunakan yaitu matriks Internal-
Eksternal (IE) dan matriks SWOT.

6.3.2.1 Analisis Matriks IE (Internal – Eksternal)


Matriks Internal-Eksternal (IE) diperoleh berdasarkan matriks IFE yang
menjelaskan tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan
penggabungan hasil matriks EFE yang menjelaskan tentang peluang dan ancaman
yang dihadapi perusahaan. Melalui penggabungan tersebut, maka akan diketahui
posisi perusahaan saat ini sehingga dapat dirumuskan strategi yang tepat untuk
kondisi perusahaan. Berdasarkan hasil pemetaan matriks IE, posisi Lokawisata
Baturraden berada pada sel IV yaitu kondisi tumbuh dan membangun (grow and
build). Menurut David (2009), strategi yang dapat diterapkan oleh Lokawisata
Baturraden yang berada pada sel ini adalah strategi intensif dan integratif. Strategi
intensif dapat berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk. Sedangkan untuk strategi integratif dapat berupa intergrasi ke belakang,
integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Berdasarkan hasil yang didapat dari
matrik IFE dan EFE maka hasil pemetaan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.
91

Total Skor Bobot IFE

Kuat Sedang Lemah


3.0-4.0 2.0-2.99 1.0-1.99

4.0 3.0 2.0 1.0


Total Skor Bobot EFE

Tinggi
3.0-4.0 I IIII III
3.0
Sedang
2.0-2.99 IV V VI
2.0
Rendah
1.0-1.99 VII VIII IX
1.0

Gambar 5 Matriks IE kawasan wisata Lokawisata Baturraden tahun 2016

Strategi penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan


pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada saat ini melalui usaha pemasaran
yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan keterampilan tenaga
kerja dan unit usaha, meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi
penjualan, meningkatkan usaha publisitas atau memperluas jaringan distribusi
dengan target pasar yaitu kunjungan keluarga sesuai karakteristik responden
wisatawan yang didapat saat wawancara. Usaha yang dilakukan adalah
meningkatkan promosi terhadap aktivitas yang sudah tersedia di Lokawisata
Baturraden khususnya di hari biasa (low season). Informasi yang diberikan berupa
iklan di berbagai media yang memungkinkan akan menarik wisatawan. Sejauh ini
promosi mengenai wisata Lokawisata Baturraden dilakukan melalui media cetak
dan promosi door to door yaitu promosi ke sekolah-sekolah dan ke objek wisata
lain, selain mengenalkan objek wisata Lokawisata Baturraden, pengelola juga
mengambil pelajaran mengenai pengelolaan dari objek wisata lainnya. Media
internet masih belum termanfaatkan dengan baik sebagai alat promosi, seperti
contoh tidak adanya website resmi Lokawisata Baturraden, tidak adanya akun
Lokawisata Baturraden di instagram dan media sosial lainnya. Usaha yang
dilakukan adalah meningkatkan promosi dengan pembuatan website resmi dan
akun Lokawisata Baturraden di berbagai media sosial.
92

Strategi pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk-produk wisata


yang sudah ada ke target pasar yang baru seperti siswa SD/SMP/SMA di luar
Kabupaten Banyumas. Strategi pengembangan pasar bertujuan untuk
meningkatkan pangsa pasar terhadap produk wisata di Lokawisata Baturraden.
Hal yang dibutuhkan dalam menjalankan strategi ini yaitu tersedianya pasar baru
dan adanya jaringan distribusi. Usaha dalam melakukan strategi pengembangan
pasar seperti melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk mengadakan
aktivitas pemahaman pendidikan lingkungan. Target aktivitas pendidikan
lingkungan tersebut dikhususkan bagi siswa sekolah dasar termasuk anak-anak
sekolah di luar Kabupaten Banyumas yang pemahaman mengenai pendidikan
lingkungan baik secara materi maupun praktek lingkungan masih kurang tersedia
di sekolah masing-masing.
Pengembangan produk adalah strategi mengupayakan peningkatan
kunjungan wisatawan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi penawaran
barang dan jasa wisata yang sudah ada saat ini. Guna mengantisipasi over
carrying capacity di area tertentu terutama pada saat peak season, perlu dilakukan
pengembangan produk, agar konsentrasi wisatawan tidak hanya pada area tertentu
saja. Pengembangan produk wisata membutuhkan investasi untuk melakukan
inovasi dengan menambah atraksi dan paket wisata. Usaha yang dilakukan seperti
pengembangan area yang berpotensi baik untuk dilakukannya aktivitas wisata
seperti di taman botani. Aktivitas yang dapat dikembangkan berupa wisata
outbond, wisata kuliner dan wisata budaya. Selain itu informasi dan edukasi
mengenai lingkungan juga perlu agar wisatawan tetap menjaga kelestarian
lingkungan di kawasan Lokawisata Baturraden. Selain itu, meningkatkan tampilan
video mengenai pendidikan flora serta contoh-contoh aktivitas aksi lingkungan
yang berhubungan dengan kelestarian SDAL.
Strategi integratif terdiri dari integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan
integrasi horizontal. Integrasi ke depan yaitu meningkatkan kontrol atas penyalur,
yaitu pihak-pihak yang berperan dalam promosi wisata. Upaya dalam melakukan
integrasi kedepan seperti aktivitas promosi wisata dengan meningkatkan
kerjasama travel-travel agen baik lokal maupun non-lokal yang memfasilitasi
tersedianya jasa wisata yang telah disediakan oleh Lokawisata Baturraden. Selain
93

itu, pengontrolan unit usaha yang ada di dalam Lokawisata Baturraden agar sistem
kepengelolaan dan informasi mengenai promosi tetap berjalan dengan baik.
Integrasi ke belakang adalah mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan
kontrol atas pemasok, dalam hal ini adalah stakeholder terkait. Usaha yang
dilakukan dalam intergrasi kebelakang adalah perlunya peran stakeholder seperti
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, beberapa unit usaha
swasta pemilik wahana permainan di dalam Lokawisata Baturraden yang
mendukung keberlanjutan kawasan Lokawisata Baturraden.
Sedangkan integrasi horizontal yaitu mendapatkan kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pesaing. Upaya yang bisa dilakukan dalam integrasi
horizontal adalah meningkatkan kontrol atas pesaing wisata yang berada di sekitar
Kawasan Wisata Baturraden seperti Kebun Raya Baturraden, Wana Wisata
Baturraden, Telaga Sunyi dan lainnya. Lokawisata Baturraden harus dapat
memberikan kepuasan terhadap wisatawan agar dapat bersaing dengan objek
wisata lainnya. Apabila kawasan wisata Lokawisata Baturraden dapat menjaga
kualitas pelayanan terhadap wisatawan, kebersihan lingkungan terjaga, serta
aktivitas wisatanya sesuai dengan minat wisatawan, maka besar kemungkinan
wisatawan akan melakukan kunjungan di masa yang akan datang dan kawasan
wisata Lokawisata Baturraden dapat bersaing dengan objek wisata lainnya.

6.3.2.2 Matriks SWOT


Analisis SWOT merupakan sebuah alat pencocokkan empat strategi utama
yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi WO (Weakness-
Opportunities), strategi ST (Strenghts-Threats), dan strategi WT (Weakness-
Threats). Matriks SWOT dibangun berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan
eksternal yang didapat dari hasil analisis matrik IFE dan EFE sebelumnya.
Matriks SWOT Lokawisata Baturraden dapat dilihat pada Tabel 28.
94

Tabel 28 Matriks SWOT objek wisata Lokawisata Baturraden Tahun 2016


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Wisata alam yang 1. Kegiatan promosi objek wisata
mengutamakan pemandian air masih rendah
panas dan panorama alam
Gunung Slamet
2. Sarana dan prasarana di 2. Kualitas dan profesionalitas
dalam kawasan wisata cukup tenaga kerja di tingkat pengelola
lengkap Lokawisata Baturraden
3. Harga tiket masuk kawasan 3. Menumpuknya aktivitas
wisata relatif murah wisatawan di suatu area yang
mengancam kelestarian lingkungan
kawasan wisata
4. Letak atau lokasi objek 4. Keberadaan unit usaha dan
Internal
wisata yang mudah dijangkau penyedia jasa di dalam kawasan
oleh wisatawan wisata
5. Atraksi wisata yang
ditawarkan beragam
(pemandian air panas, air
terjun, flying fox dll)
Eksternal
6. Kondisi lingkungan di
dalam objek wisata (keasrian,
kebersihan, kenyamanan dan
kealamian wisata)
7. Terdapat lembaga
pengelolaan dengan struktur
organisasi yang jelas
8. Luasnya kawasan objek
wisata
9. Adanya dukungan Pemda
Kabupaten Banyumas dalam
pengembangan wisata alam
10. Keikutsertaan wisatawan
dalam memelihara fasilitas
yang telah disediakan
pengelola
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. Icon pariwisata Kabupaten 1. Mempertahankan dan 1. Meningkatkan promosi wisata
Banyumas yang telah dikenal sejak meningkatkan kekhasan Lokawisata Baturraden diberbagai
zaman Belanda wisata dengan potensi SDA media cetak dan elektronik
yang dimiliki supaya tidak terutama pembuatan akun
mengalami penurunan Baturraden di media sosial dan
kualitas lingkungan (S1, S3, bekerjasama dengan travel agent
S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, untuk memperluas pangsa pasar
O1, O2, O3, O6) (W1, W2, W4, O1, O2, O3, O4,
O5, O6)
2. Adanya tren sosial yaitu kembali 2. Perbaikan kuantitas dan kualitas
ke alam ‘back to nature’ SDM melalui perekrutan secara
profesional dan mengadakan
pelatihan tentang kelembagaan
pariwisata (W1, W2, O1, O3, O5,
O6)
3. Peningkatan wisatawan terhadap
daya tarik objek wisata

4. Perkembangan kemajuan
teknologi yang dapat dimanfaatkan
untuk media promosi
5. Peningkatan perekonomian
masyarakarat sekitar kawasan wisata
95

Tabel 27 Matriks SWOT objek wisata Lokawisata Baturraden Tahun 2016


(Lanjutan)
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
6.Peran organisasi atau lembaga
masyarakat sekitar yang cukup
banyak dalam pengelolaan objek
wisata
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Status yang tidak menentu dari 1. Meningkatkan dan 1. Menambah produk wisata baru
Gunung Slamet memperjelas informasi pada area yang sedikit aktivitas
mengenai fasilitas yang wisatawannya sehingga wisatawan
tersedia yang dapat tersebar di seluruh kawasan wisata
dimanfaatkan wisatawan serta dengan mengangkat kebudayaan
informasi mengenai bahaya- lokal untuk menarik wisatawan
bahaya yang mungkin akan baru (W1, W3, W4, T4)
terjadi di Lokawisata
Baturraden ( S2, S5, S7, S8,
T1, T2, T3)
2. Keadaan cuaca ekstrem atau debit
air hujan meningkat sehingga dapat
menimbulkan banjir di Sungai
Gumawang
3. Kondisi lalu lintas menuju objek
wisata yang senantiasa macet

4. Adanya pilihan wisata ke objek


wisata lain di sekitar Lokawisata
Baturraden

Berdasarkan hasil Matriks SWOT didapat beberapa alternatif strategi


pengembangan objek wisata Lokawisata Baturraden sebagai berikut:
1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi SO (Strengths-Opportunities) merupakan strategi yang
memanfaatkan kekuatan internal kawasan Lokawisata Baturraden untuk menarik
keuntungan dari peluang eksternal. Strategi yang dapat diterapkan oleh objek
wisata Lokawisata Baturraden yaitu: mempertahankan dan meningkatkan
kekhasan wisata dengan potensi SDA yang dimiliki supaya tidak mengalami
penurunan kualitas lingkungan
Kekhasan wisata Lokawisata Baturraden menjadi ciri khas yang berbeda
dengan wisata lainnya. Keindahan panorama alam pegunungan yang dimiliki
berpotensi sebagai daya tarik wisata, sehingga kunjungan meningkat, namun
peningkatan wisatawan harus dibarengi dengan upaya untuk menjaga keasrian
SDA yang dimiliki supaya tidak mengalami penurunan kualitas lingkungan. Daya
tarik yang ditawarkan oleh objek wisata Lokawisata Baturraden yaitu air panas
alami yang mengandung belerang yang dihasilkan dari Gunung Slamet.
96

Pemandangan sungai yang bersebelahan dengan hamparan hutan yang masih


alami, memberikan hawa sejuk dan segar dari pegunungan merupakan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan. Jumlah kunjungan ke objek wisata Lokawisata
Baturraden cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Jumlah kunjungan
yang cukup besar ini, harus sebanding dengan pengelolaan yang memperhatikan
unsur kelestarian SDAL, apabila pengelolaan tidak memperhatikan unsur
kelestarian SDAL, dikhawatirkan dapat mengancam kelestarian SDAL yang
berada di objek wisata Lokawisata Baturraden.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunities)
Strategi Strategi WO (Weakness-Opportunities) bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal kawasan Lokawisata Baturraden dengan cara
mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat
diterapkan antara lain :
a) Meningkatkan promosi wisata Lokawisata Baturraden diberbagai media
cetak dan elektronik terutama pembuatan akun Baturraden di media sosial
dan bekerjasama dengan travel agent untuk memperluas pangsa pasar
Saat ini Lokawisata Baturraden belum melakukan pemasaran dan promosi
yang cukup baik dikarenakan kebijakan promosi-promosi yang dilakukan
pengelola Lokawisata Baturraden masih bergantung pada bagian promosi Dinas
Pariwisata Kabupaten Banyumas, sehingga promosi yang dilakukan tidak
maksimal karena tidak terfokus pada promosi Lokawisata Baturraden itu sendiri.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan promosi yang dilakukan oleh pihak
pengelola. Sehingga lebih banyak lagi wisatawan yang mengerti keberadaan
Lokawisata Baturraden. Upaya yang dilakukan yaitu melakukan promosi wisata
melalui media cetak maupun elektronik seperti pembuatan blog wisata,
pembuatan akun wisata, pemasangan iklan di surat kabar, pembuatan pamflet dan
billboard, kerjasama dengan sekolah dan lembaga pendidikan. Pembuatan akun
ini dapat dilakukan di beberapa media sosial seperti instagram, twitter, fanspage
facebook, Youtube channel, serta beberapa media sosial lainnya yang sejalan serta
pembuatan website resmi Lokawisata Baturraden. Selain itu meningkatkan
kerjasama travel-travel agen baik lokal maupun non-lokal yang memfasilitasi
tersedianya jasa wisata yang telah disediakan oleh Lokawisata Baturraden,
97

mengingat tidak adanya travel agen di kawasan Lokawisata Baturraden. Promosi


wisata berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung. Semakin
banyak masyarakat mengetahui objek wisata dan penawaran wisatanya, semakin
ramai wisatawan berkunjung.
b) Perbaikan kuantitas dan kualitas SDM melalui perekrutan secara
profesional dan mengadakan pelatihan tentang kelembagaan pariwisata
Lokawisata Baturraden memerlukan kesiapan dari berbagai aspek, salah
satunya adalah profesionalitas para tenaga kerja. Pekerja memerlukan
keterampilan khusus dalam memenuhi kebutuhan wisatawan, termasuk
didalamnya pengetahuan dan informasi yang cukup, sikap ramah terhadap
wisatawan, dan yang terpenting adalah kemampuan berbahasa yang baik. Pihak
pengelola wisata bersama pemerintah perlu untuk membimbing para pelaku
tenaga kerja. Hal ini penting untuk pengembangan wisata, agar masyarakat dapat
terus berperan dalam aktivitas wisata dan tidak diambil alih oleh pihak-pihak luar
yang ingin memanfaatkan keuntungan dari aktivitas wisata di lokasi tersebut.
3. Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari dan mengurangi dampak dari ancaman eksternal perusahaan. Strategi
S-T yang dapat diterapkan oleh objek wisata Lokawisata Baturraden adalah:
meningkatkan dan memperjelas informasi mengenai fasilitas yang tersedia yang
dapat dimanfaatkan wisatawan serta informasi mengenai bahaya-bahaya yang
mungkin akan terjadi di Lokawisata Baturraden
Sarana dan prasarana sangat diperlukan oleh setiap wisatawan yang
berdatangan ke tempat Lokawisata Baturraden. Fasilitas-fasilitas seperti toilet,
mushola, arena bermain anak-anak, pemandian air panas serta tempat makan yang
tersedia sangat menunjang bagi wisatawan selama aktivitas wisatawan
berlangsung. Namun beberapa wisatawan wisatawan tidak mengetahui fasilitas
atraksi wisata yang sudah disediakan pengelola dengan membayar tiket masuk
tunggal sebesar Rp 14,000. Beberapa wisatawan tidak mengetahui fasilitas yang
didapat dengan membayar tiket masuk tunggal tersebut seperti fasilitas sepeda air,
pemandian air panas, kolam renang tanpa harus membayar lagi. Hal ini
dikarenakan kurangnya informasi yang disampaikan pihak pengelola terhadap
98

wisatawan. Pihak pengelola sebaiknya terlebih dahulu memberitahukan adanya


informasi-informasi mengenai fasilitas apa saja yang wisatawan dapatkan dengan
membayar tiket masuk tunggal tersebut yang telah tersedia di dalam kawasan
wisata Lokawisata Baturraden, sehingga memudahkan wisatawan untuk memakai
fasilitas yang telah tersedia. Selain itu, papan reklame yang telah dibuat
diperbaharui informasinya dan diperbesar tulisannya, agar memudahkan
wisatawan untuk mencari fasilitas yang ingin dituju. Selain itu, peta lokasi wisata
Lokawisata Baturraden seharusnya dibagikan kepada wisatawan agar wisatawan
tidak merasa kebingungan di dalam Lokawisata Baturraden, mengingat luasnya
kawasan Lokawisata Baturraden seluas 16.8 ha. Informasi mengenai bahaya-
bahaya yang mungkin akan terjadi di Lokawisata Baturraden, seperti bahaya
banjir yang bisa datang tiba-tiba di Sungai Gumawang. Pengelola seharusnya
membuat papan reklame sebagai peringatan untuk wisatawan supaya saat hujan
tiba tidak berada di area dekat Sungai Gumawang, karena Sungai Gumawang
merupakan spot selfie terbaik sehingga wisatawan banyak yang berada di area
tersebut.
4. Strategi WT (Weakness-Threats)
Strategi WT (Weakness-Threats) merupakan strategi defensif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
eksternal kawasan Lokawisata Baturraden. Strategi yang dapat diterapkan yaitu:
menambah produk wisata baru pada area yang sedikit aktivitas wisatawannya
sehingga wisatawan tersebar di seluruh kawasan wisata dengan mengangkat
kebudayaan lokal untuk menarik wisatawan baru
Aktivitas wisata yang sangat digemari yaitu duduk santai, wisata ini
membutuhkan spot yang baik agar dapat melihat keindahan pemandangan.
Lokawisata Baturraden memiliki spot yang cukup ramai dikunjungi oleh
wisatawan yaitu di area air terjun, area dekat waterboom, area cascade alam, dan
area waterpark. Masih banyak area lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan
seperti area taman botani dan area dekat sepeda air. Area-area tersebut perlu untuk
dikembangkan, sehingga dapat mengurangi kepadatan di area yang over carrying
capacity jika peak season. Aktivitas baru yang dapat menarik minat wisatawan
perlu dikembangkan untuk mengurangi potensi over carrying capacity. Beberapa
99

aktivitas wisata lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan di Lokawisata


Baturraden adalah wisata kebun binatang mini, wisata budaya, outbond, dan
wisata kuliner. Hal ini perlu untuk dikembangkan sebagai alternatif atraksi wisata
lain di Lokawisata Baturraden. Upaya ini pula dapat menjadi peluang usaha baru
bagi masyarakat, seperti mengembangkan unit usaha penyewaan peralatan
outbond, kerajinan cenderamata, dan pengembangan unit usaha lainnya. Strategi
ini dapat membantu meningkatkan pendapatan unit usaha dan penyerapan tenaga
kerja lokal melalui pengembangan unit usaha terkait aktivitas wisata tersebut.

6.3.3 Tahap Keputusan (Decision Stage)


Tahap keputusan merupakan tahap terakhir dalam analisis strategi
pengembangan dengan menetukan alternatif strategi mana yang memiliki prioritas
pertama untuk dilaksanakan. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan
diperoleh 5 alternatif strategi pengembangan objek wisata Lokawisata Baturraden.
Kelima strategi itu perlu ditentukan alternatif strategi mana yang memiliki prioritas
pertama untuk dilaksanakan. Penentuan strategi prioritas ini dilakukan melalui
analisis QSPM.

6.3.3.1 Quantitative Strategic Planning Method (QSPM)


Matriks QSPM menentukan daya tarik relatif dari strategi berdasarkan
seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki.
Nilai AS (Attractiveness Score) menunjukkan daya tarik masing-masing strategi
terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS dirata-ratakan
kemudian dikalikan sengan bobot rata-rata yang diperoleh dari matriks IFE dan
EFE sehingga menghasilkan nilai TAS (Total Attractiveness Score). Langkah
selanjutnya adalah menghitung jumlah total nilai daya tarik atau STAS (Sum Total
Attractiveness Score) untuk mengetahui alternatif strategi yang paling baik
dijalankan. Pada akhirnya alternatif strategi yang memiliki jumlah total nilai daya
tarik terbesar yang memiliki prioritas utama untuk dilaksanakan dalam rangka
pengembangan objek wisata Lokawisata Baturraden. Semakin tinggi nilai STAS
maka semakin menarik strategi alternatif tersebut untuk dijalankan oleh
perusahaan. Pemberian nilai daya tarik dilakukan dengan metode wawancara pada
100

key persons. Pemberian QSPM dapat dilihat pada Tabel 29 dan perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 16.
Tabel 29 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Jumlah total nilai daya
No Alternatif strategi Peringkat
tarik (STAS)
1 Mempertahankan dan meningkatkan
kekhasan wisata dengan potensi SDA yang 6.05
2
dimiliki supaya tidak mengalami
penurunan kualitas lingkungan
3 Meningkatkan promosi wisata Lokawisata
Baturraden diberbagai media cetak dan
elektronik terutama pembuatan akun 6.21
1
Baturraden di media sosial dan
bekerjasama dengan travel agent untuk
memperluas pangsa pasar
4 Perbaikan kuantitas dan kualitas SDM
melalui perekrutan secara profesional dan 4.44
5
mengadakan pelatihan tentang
kelembagaan pariwisata
5 Meningkatkan dan memperjelas informasi
mengenai fasilitas yang tersedia yang
dapat dimanfaatkan wisatawan serta 4.99 4
informasi mengenai bahaya-bahaya yang
mungkin akan terjadi di Lokawisata
Baturraden
6 Menambah produk wisata baru pada area
yang sedikit aktivitas wisatawannya
sehingga wisatawan tersebar di seluruh 5.52 3
kawasan wisata dengan mengangkat
kebudayaan lokal untuk menarik
wisatawan baru
Sumber: Data primer, diolah (2016)

Berdasarkan output yang dihasilkan dalam matriks QSPM, maka strategi


yang sebaiknya diutamakan oleh pengelola Lokawisata Baturraden yaitu
meningkatkan kegiatan promosi Lokawisata Baturraden. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan konsumen baru dan memperluas daerah pendistribusian produk
wisata yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Upaya ini dilakukan
dengan melakukan pemasaran wisata melalui promosi wisata di media cetak
maupun elektronik seperti pembuatan blog wisata, pemasangan iklan di surat
kabar, pembuatan pamflet dan billboard, kerja sama dengan sekolah, lembaga
pendidikan, dan travel wisata. Promosi wisata berpengaruh terhadap jumlah
wisatawan yang berkunjung. Semakin banyak masyarakat mengetahui objek
wisata dan penawaran wisatanya, semakin ramai wisatawan berkunjung.
Keberhasilan pengimplementasian strategi prioritas utama ini diharapkan mampu
101

memberikan efek domino kepada pergerakkan strategi-strategi lainnya sehingga


dapat saling mendukung dan memberikan dampak positif pada pemasaran produk
perusahaan di masa mendatang baik dari segi lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal.
Alternatif strategi selanjutnya adalah menambah produk wisata baru pada
area yang sedikit aktivitas wisatawannya sehingga wisatawan tersebar di seluruh
kawasan wisata dengan mengangkat kebudayaan lokal untuk menarik wisatawan
baru. Setelah melakukan pemaksimalan pada atraksi wisata yang telah ada,
pencipataan atraksi baru juga butuh dilakukan mengingat atraksi yang ada selama
ini terpusat pada area tertentu. Penambahan atraksi wisata baru yang lebih sesuai
dengan sumberdaya alam yang ada di Lokawisata Baturraden sangatlah
dibutuhkan. Atraksi wisata yang sangat disarankan untuk ditambah ialah atraksi
wisata permainan outbond. Selain wisata ini sedang diminati banyak kalangan
wisatawan, atraksi ini juga sangat sesuai dengan sumberdaya alam yang ada di
Lokawisata Baturraden. Jumlah pepohonan yang ada dapat dimanfaatkan untuk
media permainan outbond. Selain itu, keberadaan beberapa unit usaha di area
taman botani harus ditambahkan, jumlah unit usaha juga hanya terdapat pada area
tertentu. Penambahan unit usaha di area taman botani akan membuat wisatawan
melakukan aktivitas duduk santai di area ini karena dapat melakukan aktivitas
kuliner. Selain itu, atraksi budaya di area taman botani juga dibutuhkan agar
kesenian lokal tetap terjaga dan wisatawan merasa puas karena atraksi wisatanya
tidak itu-itu saja. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan harga
paket wisata yang lebih murah untuk aktivitas wisata baru. Sebagai contoh,
memberikan penawaran dengan harga lebih murah untuk wisata outbond. Hal
tersebut dapat mengurangi kepadatan untuk aktivitas wisata di titik tertentu namun
wisatawan memiliki alternatif aktivitas wisata lain yang menarik.
Alternatif strategi terakhir yang diprioritaskan untuk dilaksanakan adalah
perbaikan kuantitas dan kualitas SDM melalui perekrutan secara profesional dan
mengadakan pelatihan tentang kelembagaan pariwisata. Dalam pengelolaan
pariwisata ketersediaan SDM sangatlah penting karena pariwisata menyangkut
dengan jasa pelayanan. SDM yang ada di lokasi wisata harus dibangun terlebih
dahulu melalui pelatihan-pelatihan atau merekrut SDM yang sudah berpendidikan
102

dan berpengalaman untuk mengelola lokasi wisata di Lokawisata Baturraden.


Kegiatan wisata di Lokawisata Baturraden memerlukan kesiapan dari berbagai
aspek, salah satunya adalah profesionalitas para tenaga kerja. Pekerja memerlukan
keterampilan khusus dalam memenuhi kebutuhan wisatawan, termasuk
didalamnya pengetahuan dan informasi yang cukup, sikap ramah terhadap tamu,
dan yang terpenting adalah kemampuan berbahasa yang baik. Pihak pengelola
wisata bersama pemerintah perlu untuk membimbing para tenaga kerja. Kegiatan
pelatihan mengenai kelembagaan kepariwisataan dinilai sangatlah dibutuhkan,
sehingga diharapkan tidak ada lagi tumpang tindih pekerjaan, kesenjangan antar
karyawan dan pengelola. Program pelatihan ini diharapkan dapat diikuti oleh
seluruh tenaga kerja di bidang pengelolaan Lokawisata Baturraden. Semakin baik
pemahaman mereka terhadap kelembagaan pariwisata akan sangat berpengaruh
terhadap etos kerja masing-masing tenaga kerja.
103

VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Kebocoran yang terjadi di Lokawisata Baturraden adalah 46.21% dari total


pengeluaran wisatawan. Perhitungan dampak ekonomi yang diperoleh dari
nilai Keynesian Income Multiplier adalah sebesar 1.2. Nilai Ratio Income
Multiplier Tipe I dan II adalah 1.7 dan 1.9. Nilai Multiplier Effect ≥1
menunjukkan bahwa keberadaan objek wisata memberikan pengaruh
dampak ekonomi yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat
lokal.
2. Perbandingan jumlah wisatawan Lokawisata Baturraden pada hari kerja dan
hari akhir pekan menunjukkan saat kondisi low season yang masih di bawah
batas ambang daya dukung kawasan Lokawisata Baturraden. Berbeda
halnya pada saat hari-hari libur (peak season) seperti hari lebaran telah over
carrying capacity (OCC) atau melebihi batas ambang daya dukung kawasan
Lokawisata Baturraden yaitu sebesar 24,034 orang/hari dengan batasan daya
dukung kawasan sebesar 22,093 orang/hari.
3. Berdasarkan dampak ekonomi dan analisis daya dukung, faktor-faktor
strategis internal dan eksternal berada pada kuadran IV matriks IE dimana
aktivitas wisata di kawasan Lokawisata Baturraden berada pada kondisi
tumbuh dan membangun (grow and build). Hasil analisis SWOT dan QSPM
terbentuk formulasi strategi pengelolaan objek wisata Lokawisata
Baturraden, diantaranya: 1) Meningkatkan promosi wisata Lokawisata
Baturraden diberbagai media cetak dan elektronik terutama pembuatan akun
Baturraden di media sosial dan bekerjasama denga travel agent untuk
memperluas pangsa pasar. 2) Mempertahankan dan meningkatkan kekhasan
wisata dengan potensi SDA yang dimiliki supaya tidak mengalami
penurunan kualitas lingkungan. 3) Menambah produk wisata baru pada area
yang sedikit aktivitas wisatawannya sehingga wisatawan tersebar di seluruh
kawasan wisata dengan mengangkat kebudayaan lokal untuk menarik
wisatawan baru. 4) Meningkatkan dan memperjelas informasi mengenai
fasilitas yang tersedia yang dapat dimanfaatkan wisatawan serta informasi
104

mengenai bahaya-bahaya yang mungkin akan terjadi di Lokawisata


Baturraden. 5) Perbaikan kuantitas dan kualitas SDM melalui perekrutan
secara profesional dan mengadakan pelatihan tentang kelembagaan
pariwisata.

7.2 Saran

1. Upaya untuk meningkatkan dampak ekonomi yaitu bimbingan terhadap unit


usaha lokal dapat dilakukan melalui pelatihan khusus, pelatihan
pengembangan usaha, keterampilan dan kerajinan pembuatan cenderamata,
dan lainnya terutama untuk produk-produk khas Baturraden seperti
kerajinan tangan dan makanan yang diadakan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Banyumas dan instansi terkait. Selain itu, bekerja
sama dengan masyarakat sekitar guna menghindari kebocoran dari
wisatawan wisatawan. Hal ini penting untuk pengembangan wisata agar
masyarakat dapat terus berperan dalam kegiatan wisata ini dan tidak diambil
alih oleh pihak-pihak luar yang ingin memanfaatkan keuntungan dari
kegiatan wisata di lokasi tersebut.
2. Perlu dikembangkan lokasi yang berpotensi untuk aktivitas wisata seperti
beberapa area duduk santai yang berbeda misalnya di taman botani dan
lokasi untuk aktivitas wisata lainnya. Perlu juga dikembangkan atraksi
wisata baru seperti coffee shop di area taman botani seperti yang telah
dikatakan Kepala UPT Lokawisata Baturraden agar wisatawan memiliki
banyak pilihan. Hal tersebut bertujuan agar wisatawan dapat menyebar
dengan aktivitas yang berbeda dan mengurangi kepadatan hanya dititik-titik
tertentu. Aktivitas lain yang perlu dikembangkan adalah aktivitas wisata
yang melibatkan edukasi lingkungan.
3. Promosi lebih difokuskan terhadap penawaran aktivitas baru selain yang
dapat menarik minat wisatawan. Promosi juga difokuskan terhadap kondisi
low season. Harga paket wisata yang lebih murah pada saat low season
diharapkan dapat meningkatkan kunjungan, selain itu promosi juga
diterapkan pada atraksi wista baru seperti outbond dengan harga yang lebih
murah.
105

4. Pengelolaan objek wisata di Lokawisata Baturraden harus mulai


menerapkan konsep wisata berwawasan lingkungan, yaitu dengan
menerapkan konsep daya dukung kawasan. Pengaturan jumlah kunjungan
untuk setiap aktivitas wisata harus lebih diperhatikan dan diatur sesuai
dengan konsep daya dukungnya. Begitu pula dengan jumlah wisatawan
yang akan melakukan wisata harus diatur sesuai dengan daya dukung
kawasan.
5. Saran penelitian lanjutan meliputi perbandingan analisis dampak ekonomi
pada masyarakat lokal yang bekerja pada objek wisata di Kawasan Wisata
Baturraden seperti Wana Wisata Baturraden dan Kebun Raya Baturraden,
sehingga dapat diketahui dampak ekonomi terbesar yang dirasakan oleh
masyarakat lokal adalah yang bekerja pada objek wisata mana.
106
107

DAFTAR PUSTAKA

Clark JR. 1996. Coastal Zone Management. Handbook. Lewis Publisher. Boca.
Raton. Boston. London. New York. Washington D.C.

Cooper C, Fletcher J, Gilbert D, and Wanhill S. 1993. Tourism Principles and


Practice. Shepherd R, editor. Prentice Hall, London.

Dahuri R. 2002. Pendekatan Ekonomi-Ekologis Pembangunan Pulau-Pulau Kecil


Berkelanjutan. Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Pulau-Pulau
Kecil di Indonesia. Dit. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Kawasan,
TPSA BPPT, CMRM USAID. Jakarta.

David FR. 2009. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta (ID): Salemba Empat.

Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. 2003. Strategi


Pengembangan wisata Alam. Dirjen Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Departemen Kehutanan. Jakarta.

[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. 2014. Data
Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik Tahun 2010-2014.
Semarang.

[Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. 2014.


Statistik Kepariwisataan Kabupaten Banyumas Tahun 2014. Semarang.

[Disporabudpar] Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata abupaten


Banyumas. 2016. Pendapatan Asli Daerah Setor Pariwisata Tahun 2015.
Banyumas.

Indiyastuti S, Sutasurya D, Sensudi E. 2001. Menuju Pengelolaan Partisipatif dan


Kolaboratif. Bogor (ID): Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Kecamatan Baturraden. 2013. Kondisi Demografi Kecamatan Baturraden Tahun


2013. Banyumas.

Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Riset Pemasaran. Terjemahan jilid 1. Erlangga:
Jakarta.

Krislianto, IA. 2009. Strategi Pemasaran Wisata Kampung Cendawasari


Kecamatan Leuwiliang, kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

Kurniawati R. 2013. Modul Pariwisata Berkelanjutan.


http://rinakurniawati.files.wordpress.com/2013/01/modul-pariwisata-
berkelanjutan.pdf. Diakses tanggal 3 Februari 2016.
108

Libosada CM. 1998. Ecotourism in the Philippines. Bookmark. Makati City.

Lime DW, Stankey GH. 1971. Carriying Capacity: Maintaining Outdoor


recreation quality. In recreation: Symposium Proceedings. Syracuse.N.Y.,
p: 174-184.

Lucyanti S, Hendrarto B, Izzati M. 2013. Penilaian Daya Dukung Wisata di Objek


Wisata Bumi Perkemahan Palutungan Taman Nasional Gunung Ciremai
Provinsi Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan 2013. Universitas Diponegoro.

Muthmainnah NW. 2014. Analisis Pengembangan wisata Alam Berbasis Daya


Dukung di Kawasan cikole Jayagiri Resort Lembang Jawa Barat. [Skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Marine Ecotourism for Atlantic Area (META-Project). 2001. Planning for Marine
Ecotourism in The EU Atlantic Area. University of The West of England,
Bristol.

Milasari. 2010. Analisis Dampak Ekonomi Aktivitas Wisata Alam (Studi Kasus
Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor). [Skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

Pahlevi RS. 2015. Analisis Daya Dukung Kawasan dan Penilaian Ekonomi
Wisata Bahari yang Berkelanjutan di Pulau Untung Jawa, Kepuluaan
Seribu, DKI Jakarta. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[Pemprov] Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah 2011. Jadikan Jateng Destinasi


Pariwisata Utama Indonesia. Semarang

Pickering CM, Hill Wendy. 2007. Impacts of recreation and tourism on plant
biodiversity and vegetation in protected areas in Australia. Journal of
Environmental Management 85: 791-800.

Prasetyo B, Jannah LM. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi).
Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.

Rahmaningsih MD. 2013. Penyusunan Desain Wisata Minat Khusus Berdasarkan


Pola Pergerakan Badak Jawa Di Taman Nasional Ujung Kulon. [Tesis].
Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Rosalino LM, Grilo Clara. 2011. What drives visitors to Protected Areas in
Portugal: accessibilities, human pressure or natural resources? Journal of
Tourism and Sustainability 1 (1): 3-11.

Soekadijo RG. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka


Utama.
109

Soemarno. 2009. Wisata Alam Berbasis Hutan.


http://imangesSoemarnoHoltyConten. Diakses tanggal 4 Januari 2016.

Soemarwoto O. 2004. Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta (ID):


Djambatan.

Soewantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Andi.

Umar H. 2003. Strategic Management in Action. Jakarta (ID). Gramedia Pustaka


Utama.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009. Kepariwisataan. Undang-Undang


Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Otonomi Daerah. Undang-Undang


Republik Indonesia.

[UPT] Unit Pengelola Teknis Lokawisata Baturraden. 2015. Data Jumlah


Wisatawan Tahun 2010-2014 Lokawisata Baturraden. Disporabudpar
Kabupaten Banyumas. Purwokerto.

Vanhove N. 2005. The Economics of Tourism Destinations. Oxford (UK):


Elsevier Butterworth Heinemann.

Wahab S. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta (ID): Pradnya Paramita.

Wijayanti P, Hastuti. 2009. Analisis Ekonomi dan Strategi Pengelolaan


Ekowisata: Studi Kasus Kawasan Wisata Gunung Salak Endah Kabupaten
Bogor. Jurnal Ekonomi Lingkungan. 13(2):39-59.

Yoeti OA. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi.


Jakarta (ID): PT. Kompas Media Nusantara.
110
111

LAMPIRAN
112
113

Lampiran 1 Kuesioner penelitian dampak ekonomi di Lokawisata Baturraden

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN
LINGKUNGAN
Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680
Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762

KUESIONER WISATAWAN
Nomor Responden :
Tanggal :
Status Hari : Biasa/Libur
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Dampak Ekonomi dan
Daya Dukung Kawasan Wisata dalam Pengembangan Lokawisata
Baturraden Purwokerto, Kabupaten Banyumas oleh Widiastuti, mahasiswi
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi
kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini
dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan
politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk : Pilih salah satu jawaban yang tertera di bawah ini. Jawaban yang
dipilih diberi tanda silang (X) atau coret yang tidak perlu (*) dan apabila Anda
memiliki jawaban tersendiri yang tidak ada di dalam daftar jawaban, dapat
dituliskan pada tempat yang telah disediakan.
A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. No. HP :
3. Alamat :
4. Usia Responden : …... tahun
5. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*)
6. Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah*)
7. Pendidikan Terakhir :
a. SD c. SMU e. Sarjana
b. SMP d. Diploma f. Lainnya……….
8. Pekerjaan Pokok :
a. Pegawai Negeri Sipil d. Mahasiswa/i
b. Wiraswasta e. Lainnya……….
c. Karyawan Swasta
9. Pekerjaan sampingan :
10. Penerimaan per bulan :
a. < Rp 500.000,00 = Rp......................
b. Rp 500.000,00 - 2.000.000,00 = Rp......................
c. Rp 2.000.000,00 - 3.500.000,00 = Rp......................
d. Rp 3.500.000,00 - 5.000.000,00 = Rp......................
e. ≥ Rp 5.000.000,00 = Rp......................
114

11. Jumlah tanggungan Anda : ......... orang


Pekerjaan Penghasilan
No Anggota Usia Pendidikan
Pokok Sampingan Pokok Sampingan
1
2
3
4

B. Dampak Ekonomi Lokawisata Baturraden


1. Jarak lokasi asal Anda dengan lokasi Lokawisata Baturraden:
a. Kurang dari 10 km
b. 10 km sampai 30 km
c. 30 km sampai 60 km
d. lebih dari 100 km
2. Berapa waktu perjalanan yang dihabiskan dari lokasi asal ke Lokawisata
Baturraden?………….. jam
3. Anda datang ke Lokawisata Baturraden:
a. Sendiri b. Keluarga…….. orang c. Kelompok…….. orang
4. Alat Transportasi Anda menuju lokasi Lokawisata Baturraden:
a. Kendaraan pribadi c. Kendaraan instansi
b. Kendaraan umum d. Kendaraan sewa, jenis…………
5. Berapa lama Anda berkunjung ke Lokawisata Baturraden?
a. Satu hari (pulang pergi)
b. Menginap, selama………..hari
6. Jika menginap Anda bermalam di:
a. Tenda (camping ground Kawasan Lokawisata Baturraden)
b. Wisma/Penginapan/Hotel yang ada di sekitar Lokawisata Baturraden
c. Lainnya……………
7. Sudah berapa kali Anda berkunjung ke Lokawisata Baturraden?
a. Baru kali ini c. 3 kali e. ≥ 5 kali
b. 2 kali d. 4 kali
8. Kapan terakhir Anda berkunjung ke Lokawisata Baturraden:
a. 3 bulan yang lalu d. Lebih dari 1 tahun yang lalu
b. 6 bulan yang lalu e. Lainnya, sebutkan...
c. 1 tahun yang lalu
9. Kapan biasanya Anda mengunjungi Lokawisata Baturraden:
a. Hari biasa/kerja, alasan : ..............................
b. Hari Sabtu, alasan : ..............................
c. Hari Minggu,alasan : ..............................
d. Hari lainnya (tanggal merah, natal, lebaran, dll), alasan........................
10. Apa tujuan Anda berkunjungan ke tempat ini:
a. Rekreasi c. Bekerja
b. Pendidikan/penelitian d. Lainnya...............
115

12. Jika tujuan utama Anda adalah rekreasi/wisata, aktivitas yang anda lakukan
adalah, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan? (jawaban boleh lebih
dari satu)
a. Duduk santai ..........jam........m
b. Jalan santai ................jam...............m
c. Fotografi...............jam.............m
d. Berendam air panas.............jam...........m
e. Sepeda air..........jam..............m
f. Berenang................jam.............m
13. Kedatangan Anda ke tempat ini merupakan:
a. Tujuan utama b. Tempat persinggahan
14. Jika tujuan Anda untuk persinggahan, kemana tujuan utama Anda?
Berapa waktu yang dibutuhkan? .......jam
Berapa biaya yang dibutuhkan? Rp............................................
15. Biaya apa saja yang Anda keluarkan selama melakukan wisata ke
Lokawisata Baturraden:
Dikeluarkan
Jumlah Dikeluarkan
No Jenis biaya di luar
(Rupiah) di kawasan
kawasan
Konsumsi dari rumah/di
a
jalan
Konsumsi di kawasan
b
wisata
Bahan bakar dan tol
c
(kendaraan pribadi)
Ongkos dari rumah
d
(kendaraan umum)
e Tiket masuk
f Dokumentasi/foto
Penyewaan sarana
g
permainan/outbound
h Penginapan
i Pembelian cenderamata
j Parkir
k Biaya toilet
l Lainnya.............

16. Apakah Anda sudah mengetahui keberadaan kawasan Lokawisata


Baturraden? (Ya/Tidak)*
Jika ya, sudah berapa lama Anda mengetahui tempat Lokawisata Baturraden?
……………….. (tahun/bulan)
17. Anda mengetahui tempai ini dari:
a. Teman/keluarga d. Brosur
b. Media cetak (surat kabar/majalah) e. Lainnya …………………
c. Media elektronik (radio/televisi/internet)
18. Apakah Anda berkeinginan untuk kembali ke tempat ini pada waktu yang
akan datang? (Ya/Tidak)*
116

19. Jika Ya, apa yang menyebabkan Anda ingin datang kembali ke tempat ini?
a. Letaknya dekat c. Tempatnya indah dan menarik
b. Biaya rekreasinya murah d. Lainnya ………............
20. Jika Tidak, alasan.......................

C. Persepsi Terhadap Lokasi dan Fasilitas di Lokawisata Baturraden


Sangat Sangat Tidak
Keterangan baik Sedang Buruk
No baik buruk tersedia
Sarana dan
prasarana
Toilet
Tempat
sampah
1 Saung
Warung makan
Kios
cenderamata
Penyewaan
peralatan
2 Panorama alam
Kebersihan
3
lokasi wisata
Aksesibilitas
4 dari tempat
asal
5 Keamanan
Sikap
6 masyarakat
lokal
Pengelola
7
objek wisata

D. Harapan dan Saran


1. Apa harapan dan saran Anda dari keberadaan wisata Lokawisata
Baturraden?….……………………………………………………………...
...…………….………………………………………………………………
……………..…….………………………………………………………….
.....……………………………….…………………………………………..
2. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di
kawasan Lokawisata Baturraden? (jawaban boleh lebih dari satu)
……………………………………………………………………………....
.....…....………………………………...……………………………………
….............………………………………...…………………………………
……................................................................................................................
117

Lampiran 2 Kuesioner penelitian dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar


Lokawisata Baturraden

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN
LINGKUNGAN
Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680
Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762

KUESIONER TENAGA KERJA


Nomor Responden :
Tanggal :
Status Hari : Biasa/Libur
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Dampak Ekonomi dan
Daya Dukung Kawasan Ekowisata dalam Pengembangan Lokawisata
Baturraden Purwokerto, Kabupaten Banyumas oleh Widiastuti, mahasiswi
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi
kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini
dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan
politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk : Pilih salah satu jawaban yang tertera di bawah ini. Jawaban yang
dipilih diberi tanda silang (X) atau coret yang tidak perlu (*) dan apabila Anda
memiliki jawaban tersendiri yang tidak ada di dalam daftar jawaban, dapat
dituliskan pada tempat yang telah disediakan.

A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. No. HP :
3. Alamat :
4. Usia Responden : …......tahun
5. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*)
6. Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah*)
7. Pendidikan Terakhir :
a. SD c. SMU e. Sarjana
b. SMP d. Diploma f. Lainnya.......…….
8. Pekerjaan :
9. Penerimaan per bulan :
a. < Rp 500.000,00 = Rp......................
b. Rp 500.000,00 - 2.000.000,00 = Rp......................
c. Rp 2.000.000,00 - 3.500.000,00 = Rp......................
d. Rp 3.500.000,00 - 5.000.000,00 = Rp......................
e. ≥ Rp 5.000.000,00 = Rp......................
118

10. Jumlah tanggungan Anda : .........orang


Pekerjaan Penghasilan
No Anggota Usia Pendidikan
Pokok Sampingan Pokok Sampingan
1
2
3
4

B. Pertanyaan Terkait Lokasi Wisata


1. Apakah Anda penduduk asli di wilayah ini? (Ya/Tidak)*
Jika ya, lanjutkan ke pertanyaan no.5
2. Jika tidak, sudah berapa lama Anda tinggal di lokasi ini ?.............. tahun
3. Darimanakah asal daerah Anda ?........................................................................
4. Alasan utama Anda menetap di lokasi ini?
a. Bekerja b. Ikut suami/istri c.Alasan lain.....................................
5. Apakah Anda merasakan adanya manfaat dari keberadaan objek wisata di
wilayah ini? (Ya/Tidak)*
6. Jika ya, dalam hal apa manfaat yang Anda rasakan?
a. Peningkatan pendapatan d. Peningkatan pengetahuan
b. Peningkatan lapangan pekerjaan e. Lainnya..................
c. Peningkatan sarana infrastruktur
7. Tolong Anda urutkan tingkat manfaat yang paling Anda rasakan (nilai 1
untuk manfaat paling penting dan seterusnya)
Manfaat Peringkat
a. Peningkatan pendapatan ....................................
b. Peningkatan lapangan pekerjaan ....................................
c. Peningkatan sarana infrastuktur ....................................
d. Peningkatan pengetahuan ....................................
e. Lainnya ....................................

8. Apakah Anda terganggu dengan keberadaan wisatawan (wisatawan)


(Ya/Tidak)*
9. Jika ya, dalam hal apa Anda merasa dirugikan?
a. Sampah d. Perubahan sosial masyarakat
b. Polusi e. Lainnya.............
c. Kerusakan lingkungan

C. Pertanyaan Terkait dengan Pekerjaan


1. Pekerjaan Anda saat ini adalah..................................................................
2. Sudah berapa lama Anda bekerja di Lokawisata Baturraden?..................
3. Sebelum Anda bekerja di Lokawisata Baturraden apa pekerjaan Anda?...
4. Berapa penghasilan utama Anda saat ini? Rp................................./bulan
5. Berapa penghasilan Anda sebelumnya? Rp..................................../bulan
6. Penghasilan lain yang berasal dari aktivitas wisata?Rp................./bulan
7. Penghasilan di luar aktivitas wisata?Rp................................../bulan
8. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari?.......................................jam
119

9. Berapa lama Anda bekerja dalam satu minggu?...........................hari


10. Apakah ada hari dimana Anda harus bekerja lebih banyak/lembur?
Jika ada, jumlahnya..................hari/minggu atau.......................jam/hari
11. Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan yang terkait pekerjaan di tempat
Anda bekerja saat ini? (Ya/Tidak)*
Jika Ya, sebutkan nama pelatihan tersebut................................lamanya
pelatihan..................dan dilakukan oleh..................................................
12. Dari pendapatan yang Anda peroleh, dapatkah Anda rincikan pengeluaran
untuk hidup sehari-hari yang Anda keluarkan di wilayah ini?
a. Kebutuhan pangan harian Tepatnya: Rp......................................
b. Transportasi lokal Tepatnya: Rp......................................
c. ......................
d. ......................
13. Dapatkah Anda merincikan pengeluaran rumah tangga yang Anda keluarkan
per bulan ?
Dikeluarkan
Dikeluarkan
No Jenis biaya Jumlah (Rupiah) di luar
di kawasan
kawasan
a Biaya konsumsi
b Biaya pendidikan
c Biaya listrik
d Biaya kesehatan
e Biaya transportasi
Biaya kebutuhan
f
sehari-hari
g Pajak
h Lainnya........

D. Harapan dan Saran


1. Apa harapan dan saran Anda dari keberadaan wisata Lokawisata
Baturraden?………………………………………………………………...…..
.……………….…………………………………………...………………....…
……………..…………………….……………………………………………..
.……………………...…………………….…………………………………....
...………………..................................................................................................
2. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di
kawasan Lokawisata Baturraden? (jawaban boleh lebih dari satu)
….……………………………………………………………………………......
...........……………………………………………………………………..……..
...............……………………………………………………………….………...
..…….....................................................................................................................
120

Lampiran 3 Kuesioner penelitian dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar


Lokawisata Baturraden
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN
LINGKUNGAN
Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680
Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762

KUESIONER UNIT USAHA


Nomor Responden :
Tanggal :
Status Hari : Biasa/Libur
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Dampak Ekonomi dan
Daya Dukung Kawasan Ekowisata dalam Pengembangan Lokawisata
Baturraden Purwokerto, Kabupaten Banyumas oleh Widiastuti, mahasiswi
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi
kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini
dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan
politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk : Pilih salah satu jawaban yang tertera di bawah ini. Jawaban yang
dipilih diberi tanda silang (X) atau coret yang tidak perlu (*) dan apabila Anda
memiliki jawaban tersendiri yang tidak ada di dalam daftar jawaban, dapat
dituliskan pada tempat yang telah disediakan.

A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. No. HP :
3. Alamat :
4. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan*)
5. Usia : …..... tahun
6. Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah*)
7. Pendidikan Terakhir :
a. SD c. SMU e. Sarjana
b. SMP d. Diploma f. Lainnya …….
8. Pekerjaan :
9. Penerimaan per bulan :
a. < Rp 10.000.000,00 = Rp......................
b. Rp 10.000.000,00 - 25.000.000,00 = Rp......................
c. Rp 25.000.000,00 – 40.000.000,00 = Rp......................
d. Rp 40.000.000,00 - 55.000.000,00 = Rp......................
e. ≥ Rp 55.000.000,00 = Rp......................
121

10. Jumlah tanggungan Anda : .........orang


Pekerjaan Penghasilan
No Anggota Usia Pendidikan
Pokok Sampingan Pokok Sampingan
1
2
3

B. Pertanyaan Terkait Lokasi Wisata


11. Apakah Anda penduduk asli di wilayah ini? (Ya/Tidak)*
Jika ya, lanjutkan ke pertanyaan no.15
12. Jika tidak, sudah berapa lama Anda tinggal di lokasi ini ?.............. tahun
13. Darimanakah asal daerah Anda ?..............................................................
14. Alasan utama Anda menetap di lokasi ini?
a. Bekerja b. Ikut suami/istri c. Alasan lain..........................
15. Apakah Anda mengetahui bahwa lokasi ini menjadi salah satu objek
wisata? (Ya/Tidak)*
16. Apakah Anda merasakan adanya manfaat dari keberadaan objek wisata di
wilayah ini? (Ya/Tidak)*
17. Jika ya, dalam hal apa manfaat yang Anda rasakan?
a. Peningkatan pendapatan d. Peningkatan pengetahuan
b. Peningkatan lapangan pekerjaan e. Lainnya........
c. Peningkatan sarana infrastruktur
18. Tolong Anda urutkan tingkat manfaat yang paling Anda rasakan
(nilai 1 untuk manfaat paling penting dan seterusnya)
Manfaat Peringkat
a. Peningkatan pendapatan ....................................
b. Peningkatan lapangan pekerjaan ....................................
c. Peningkatan sarana infrastuktur ....................................
d. Peningkatan pengetahuan ....................................
e. Lainnya ....................................

19. Apakah Anda terganggu dengan keberadaan wisatawan (wisatawan)


(Ya/Tidak)*
20. ika ya, dalam hal apa Anda merasa dirugikan?
a. Sampah d. Perubahan sosial masyarakat
b. Polusi e. Lainnya.............
c. Kerusakan lingkungan
C. Pertanyaan Terkait Unit Usaha
1. Apa unit usaha yang Anda miliki/kelola? .....................................................
2. Sudah berapa lama Anda memiliki usaha ini? ..............................................
3. Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan yang terkait unit usaha tempat
Anda bekerja saat ini? (Ya/Tidak)*
Jika Ya, sebutkan nama pelatihan tersebut................................lamanya
pelatihan..................dan dilakukan oleh..................................................
4. Berapa modal awal Anda untuk membuka usaha ini? Rp..............................
122

5. Berapa penghasilan utama Anda saat ini? Rp....................................../bulan


6. Adakah penghasilan lain yang berasal dari aktivitas wisata? (Ya/tidak)*
Jika ya Rp..................................../bulan
7. Penghasilan lain di luar aktivitas wisata? Rp................................./bulan
8. Kapan Anda membuka usaha Anda di kawasan ini?
a. Setiap hari b. Hari .......................
9. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari?............................................jam
10. Berapa lama Anda bekerja dalam satu minggu?......................................hari
11. Apakah ada hari dimana Anda harus bekerja lebih banyak atau lembur?
(Ya/Tidak)*
Jika ada, saat................................................................................
12. Berapakah jumlah karyawan yang Anda miliki?
Lokal …………………………………. orang
Non lokal ……………………………... orang
13. Berapa besarnya pendapatan dari unit usaha yang Anda miliki terkait dengan
aktivitas wisata ?
Hari biasa (Senin-Jumat) Rp................................................./hari
Hari Sabtu-Minggu/libur Rp................................................./hari
14. Dari pendapatan yang Anda peroleh, dapatkah Anda rincikan pengeluaran
untuk usaha per bulan?
Pengeluaran Jumlah (Rp) Lokal/Non Lokal
Upah Karyawan
Pembelian bahan baku
Biaya pemeliharaan alat
Biaya operasional (listrik, air)
Pengembalian kredit ke bank
Kebutuhan pangan harian
Transportasi lokal
Retribusi dan pajak

15. Dapatkah Anda merincikan pengeluaran rumah tangga yang Anda keluarkan
per bulan ?
Dikeluarkan
Dikeluarkan
No Jenis biaya Jumlah (Rupiah) di luar
di kawasan
kawasan
A Biaya konsumsi
B Biaya pendidikan
C Biaya listrik
D Biaya kesehatan
E Biaya transportasi
Biaya kebutuhan
F
sehari-hari
G Pajak
H Lainnya........
123

D. Harapan dan Saran


1. Apa harapan dan saran Anda dari keberadaan wisata Lokawisata
Baturraden?…………………………………………………………………………
………….…………………………………………………………………………...
...……………….……………………………………………………………………
.…………………….………………………………………………......................…
2. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di
kawasan Lokawisata Baturraden? (jawaban boleh lebih dari satu)
…………………………………………………………………………....................
...................……………………………………………………………………….....
..........………………………………………………………………………..............
124

Lampiran 4 Kuesioner Strategi Pengembangan Lokawisata Baturraden

KUESIONER PENELITIAN KEY PERSONS

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi


DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG KAWASAN EKOWISATA
DALAM PENGEMBANGAN LOKAWISATA BATURRADEN
PURWOKERTO, KABUPATEN BANYUMAS
IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :
2. Jenis Kelamin : P/L
3. Usia :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Instansi :
6. Jabatan :
7. Alamat :
8. No. HP :
9. Email :
10. Tanggal Wawancara :
11. Tanda Tangan :

Peneliti:

Widiastuti
H44120085

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
125

Aspek Terkait Lokawisata Baturraden


1. Bagaimana sistem pengelolaan Lokawisata Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Bagaimana strategi pemasaran Lokawisata Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar terhadap keberadaan Lokawisata
Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Hambatan apakah yang ditemui dalam strategi pemasaran Lokawisata
Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Apa saja yang sudah dicapai dalam pengelolaan Lokawisata Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
6. Bagaimana program jangka pendek strategi pemasaran Lokawisata
Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
7. Bagaimana program jangka panjang strategi pemasaran Lokawisata
Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Aspek Keterlibatan Stakeholders


(Pertanyaan no. 8-12 dapat diisi pada tabel di bawah)

8. Pihak-pihak manakah yang terlibat dalam penyelenggaraan Lokawisata


Baturraden ini? (Pemerintah, LSM lokal, Organisasi Swasta, Masyarakat
setempat, Perguruan tinggi/Lembaga Penelitian)
..................................................................................................................
9. Bagaimana bentuk kerjasama dan keterlibatan dari masing-masing pihak?
..................................................................................................................
10. Bagaimana kontribusi yang diberikan oleh masing-masing pihak tersebut
(positif atau negatif)?
..................................................................................................................
11. Bagaimana pendapat Anda tentang peran masing-masing pihak tersebut
(positif atau negatif)?
..................................................................................................................
12. Apa yang Anda harapkan dari masing-masing pihak yang terlibat dengan
strategi pemasaran Lokawisata Baturraden dalam meningkatkan minat
wisatawan?
.............................................................................................................................
126

Pihak yang Bentuk Kontribusi Peran Harapan


Terlibat Kerjasama

Pemerintah

LSM Lokal

Organisasi

Swasta

Masyarakat
Setempat

Lainnya

13. Peran apakah yang Anda lakukan sebagai salah satu stakeholders dalam
pengembangan strategi pemasaran Lokawisata Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
14. Bagaimana pandangan Anda sebagai salah satu stakeholders terhadap
pengembangan ekowisata berbasis masyarkat di Lokawisata Baturraden?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Aspek Keterlibatan Masyarakat


15. Dalam aktivitas apa saja syarat dilibatkannya masyarakat dalam
pengembangan Lokawisata Baturraden?
.............................................................................................................................
16. Bagiamana proses pelibatan masyarakat tersebut?
.............................................................................................................................
17. Bagaimana respon masyarakat terhadap aktivitas yang melibatkannya?
(antusias, biasa, dan tidak bersemangat) mengapa demikian?
.............................................................................................................................
18. Menurut Anda bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam aktivitas atau
pengembangan strategi Lokawisata Baturraden?
.............................................................................................................................
19. Menurut Anda perbaikan seperti apakah yang harus dilakukan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan Lokawisata
Baturraden?
.............................................................................................................................
127

20. Apa manfaat yang didapat masyarakat sekitar dari pengembangan Lokawisata
Baturraden?
.............................................................................................................................
21. Apakah kontribusi masyarakat dalam pengembangan Lokawisata Baturraden?
.............................................................................................................................

Pertanyaan Terkait SWOT


22. Menurut Anda apakah kekuatan dari Lokawisata Baturraden? (sebutkan 3-5
hal yang utama)
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
23. Menurut Anda apakah kelemahan dari Lokawisata Baturraden? (sebutkan 3-5
hal yang utama)
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
24. Menurut Anda apakah peluang dari Lokawisata Baturraden? (sebutkan 3-5
hal yang utama)
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
25. Menurut anda apakah ancaman dari Lokawisata Baturraden? (sebutkan 3-5
hal yang utama)
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
128

PENENTUAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

Tujuan :
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam
kelompok kekuatan dan kelemahan dalam tujuan penelitian mengenai strategi
pengelolaan Lokawisata Baturraden, yang dilakukan oleh responden.
Petunjuk Pengisian :
1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut
ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam stragtegi
pengembangan Lokawisata Baturraden.
2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan dari Tabel 1 dan Tabel 2 berikut
ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi
pengelolaan Lokawisata Baturraden.
Tabel 1 Penentuan faktor strategis internal
No Faktor-faktor strategis internal Kekuatan Kelemahan
Wisata alam yang mengutamakan pemandian
1
air panas dan panorama alam Gunung Slamet
Sarana dan prasarana di dalam kawasan wisata
2
cukup lengkap
Harga tiket masuk kawasan wisata relatif
3
murah
4 Letak atau lokasi objek wisata
Atraksi wisata yang ditawarkan beragam
5
(pemandian air panas, air terjun, flying fox dll)
Atraksi budaya dan kesenian lokal di sekitar
6
kawasan wisata
Kondisi lingkungan objek wisata (keasrian,
7 kebersihan, kenyamanan dan kealamian
wisata)
Terdapat lembaga pengelolaan dengan struktur
8
organisasi yang jelas
9 Kegiatan promosi kawasan objek wisata
Luasnya kawasan objek wisata Lokawisata
10
Baturraden
Kualitas dan profesionalitas tenaga kerja di
11
tingkat pengelola Lokawisata Baturraden
Adanya dukungan Pemda Kabupaten
12
Banyumas dalam pengembangan wisata alam
Keberadaan unit usaha dan penyedia jasa di
13
dalam kawasan wisata
129

Tabel 2 Penentuan faktor strategis eksternal


No Faktor-faktor strategis eksternal Peluang Ancaman
Icon pariwisata Kabupaten Banyumas yang
1
telah dikenal sejak zaman Belanda
2 Kondisi lalu lintas menuju objek wisata
Perkembangan kemajuan teknologi yang dapat
3
dimanfaatkan untuk media promosi
Adanya tren sosial yaitu kembali ke alam ‘back
4
to nature’
Adanya pilihan wisata ke objek wisata lain di
5
sekitar Lokawisata Baturraden
Peningkatan wisatawan terhadap daya tarik
6
objek wisata
7 Penetapan hari libur nasional
Peningkatan perekonomian masyarakarat
8
sekitar kawasan wisata
9 Status yang tidak menentu dari Gunung Slamet
Keadaan cuaca ekstrem atau debit air hujan
10 meningkat sehingga dapat menimbulkan banjir
di Sungai Gumawang
Menumpuknya aktivitas wisatawan di suatu
area yang mengancam kelestarian lingkungan
11
kawasan wisata
Keikutsertaan wisatawan dalam memelihara
12
fasilitas yang telah disediakan pengelola
Peran organisasi atau lembaga masyarakat
13
sekitar dalam pengelolaan objek wisata
130

PENENTUAN RATING FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

Petunjuk Umum :
1. Dalam pengisian kuesioner ini, responden diharapkan melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari terjadinya inkonsistensi
jawaban.
2. Penetuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor internal, baik faktor
peluang dan ancaman harus konsisten dengan tabel sebelumnya (Tabel 1 dan
Tabel 2).
Tujuan :
Penentuan peringkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh
masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal
dan eksternal ini terdiri dari faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor
ancaman yang mungkin dapat dihindari dalam upaya strategi pengelolaan
Lokawisata Baturraden.
Petunjuk Pengisian :
1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor peluang yang dapat
dimanfaatkan dalam strategi pengembangan objek pengelolaan Lokawisata
Baturraden.
2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor peluang dan ancaman
dalam strategi pengelolaan Lokawisata Baturraden (Tabel 3 dan Tabel 4)
berikut ini dengan menggunakan tanda (v) pada pilihan Bapak/Ibu.
3. Penentuan nilai rating faktor strategis internal berdasar pada keterangan
berikut:
Nilai 1 = Kelemahan utama (mayor)
Nilai 2 = Kelemahan kecil (minor)
Nilai 3 = Kekuatan kecil (minor)
Nilai 4 = Kekuatan utama (mayor)
4. Penentuan nilai rating faktor strategis eksternal berdasar pada keterangan
berikut:
Nilai 1 = Respon perusahaan dibawah rata-rata
Nilai 2 = Respon perusahaan rata-rata
Nilai 3 = Respon perusahaan diatas rata-rata
Nilai 4 = Respon perusahaan superior (sangat bagus)
131

Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi strategi pengelolaan Lokawisata


Baturraden terhadap faktor-faktor berikut ini:

Tabel 3 Penentuan rating faktor strategis internal


No Faktor-faktor strategis internal Peringkat (rating)
Kekuatan 4 3 2 1
Wisata alam yang mengutamakan pemandian air
1
panas dan panorama alam Gunung Slamet
Sarana dan prasarana di dalam kawasan wisata
2
cukup lengkap
3 Harga tiket masuk kawasan wisata relatif murah
Letak atau lokasi objek wisata yang mudah
4
dijangkau oleh wisatawan
Atraksi wisata yang ditawarkan beragam
5
(pemandian air panas, air terjun, flying fox dll)
Kondisi lingkungan di dalam objek wisata
6 (keasrian, kebersihan, kenyamanan dan
kealamian wisata)
Terdapat lembaga pengelolaan dengan struktur
7
organisasi yang jelas
Peran organisasi atau lembaga masyarakat sekitar
8 yang cukup banyak dalam pengelolaan objek
wisata
Luasnya kawasan objek wisata Lokawisata
9
Baturraden
Adanya dukungan Pemda Kabupaten Banyumas
10
dalam pengembangan wisata alam
Kelemahan 4 3 2 1
Strategi pemasaran dan promosi kawasan objek
11
wisata
Kualitas dan profesionalitas tenaga kerja di
12
tingkat pengelola Lokawisata Baturraden
Mulai hilangnya atraksi budaya dan kesenian
13
lokal di sekitar kawasan wisata
Keberadaan unit usaha dan penyedia jasa di
14
dalam kawasan wisata
132

Tabel 4 Penentuan rating faktor strategis eksternal


Faktor-faktor strategis eksternal Peringkat (Rating)
No
Peluang 4 3 2 1
Icon pariwisata Kabupaten Banyumas yang telah
1
dikenal sejak zaman Belanda
Adanya tren sosial yaitu kembali ke alam ‘back to
2
nature’
Peingkatan wisatawan terhadap daya tarik objek
3
wisata
Perkembangan kemajuan teknologi yang dapat
4
dimanfaatkan untuk media promosi
Peningkatan perekonomian masyarakarat sekitar
5
kawasan wisata
6 Penetapan libur nasional
Keikutsertaan wisatawan dalam memelihara
7
fasilitas yang telah disediakan pengelola
Ancaman 4 3 2 1
8 Status yang tidak menentu dari Gunung Slamet
Keadaan cuaca ekstrem atau debit air hujan
9 meningkat sehingga dapat menimbulkan banjir di
Sungai Gumawang
Kondisi lalu lintas menuju objek wisata yang
10
senantiasa macet
Menumpuknya aktivitas wisatawan di suatu area
11 yang mengancam kelestarian lingkungan kawasan
wisata
Adanya pilihan wisata ke objek wisata lain di
12
sekitar Lokawisata Baturraden
133

PEMBOBOTAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor internal dan
eksternal mengenai tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam
strategi pengelolaan Lokawisata Baturraden. Tingkat kepentingan yang dimaksud
adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut
menentukan keberhasilan strategi pengelolaan Lokawisata Baturraden.
Petunjuk Pengisian:
1. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara
dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap
strategi pengelolaan Lokawisata Baturraden.
2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama pentingnya dengan indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Contoh :
 ” Wisata alam yang mengutamakan pemandian air panas dan panorama
alam Gunung Slamet” (Point 1 pada baris/horizontal) kurang penting dari
faktor ” Sarana dan prasarana di dalam kawasan wisata cukup lengkap”
(point 2 pada kolom/vertikal), maka nilai kolom1 = 1.
 ” Wisata alam yang mengutamakan pemandian air panas dan panorama
alam Gunung Slamet”(Point 1 pada baris/horizontal) sama pentingnya
dengan faktor ” Sarana dan prasarana di dalam kawasan wisata cukup
lengkap” (point 2 pada kolom/vertikal), maka nilai kolom 1 = 2.
 ” Wisata alam yang mengutamakan pemandian air panas dan panorama
alam Gunung Slamet”(Point 1 pada baris/horizontal) lebih penting dari
faktor ” Sarana dan prasarana di dalam kawasan wisata cukup lengkap”
(point 2 pada kolom/vertikal), maka nilai kolom 1 = 3
134

Tabel 5 Matriks berpasangan untuk faktor strategi internal


Faktor-faktor strategi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total Bobot
internal
Wisata alam yang
mengutamakan pemandian
1 X
air panas dan panorama
alam Gunung Slamet
Sarana dan prasarana di
2 dalam kawasan wisata X
cukup lengkap
Harga tiket masuk
3 kawasan wisata relatif X
murah
Letak atau lokasi objek
4 wisata yang mudah X
dijangkau oleh wisatawan
Atraksi wisata yang
ditawarkan beragam
5 X
(pemandian air panas, air
terjun, flying fox dll)
Kondisi lingkungan di
dalam objek wisata
6 (keasrian, kebersihan, X
kenyamanan dan
kealamian wisata)
Terdapat lembaga
pengelolaan dengan
7 X
struktur organisasi yang
jelas
Peran organisasi atau
lembaga masyarakat
8 sekitar yang cukup banyak X
dalam pengelolaan objek
wisata
Luasnya kawasan objek
9 wisata Lokawisata X
Baturraden
Adanya dukungan Pemda
Kabupaten Banyumas
10 X
dalam pengembangan
wisata alam
Strategi pemasaran dan
11 promosi kawasan objek X
wisata
Kualitas dan
profesionalitas tenaga
12 X
kerja di tingkat pengelola
Lokawisata Baturraden
Mulai hilangnya atraksi
13 budaya dan kesenian lokal X
di sekitar kawasan wisata
Keberadaan unit usaha dan
14 penyedia jasa di dalam X
kawasan wisata
135

Tabel 6 Matriks berpasangan untuk faktos strategi eksternal


Faktor-faktor strategis
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Bobot
eksternal
Icon pariwisata
Kabupaten Banyumas
1 X
yang telah dikenal sejak
zaman Belanda
Adanya tren sosial yaitu
2 kembali ke alam ‘back to X
nature’
Peingkatan wisatawan
3 terhadap daya tarik objek X
wisata
Perkembangan kemajuan
teknologi yang dapat
4 X
dimanfaatkan untuk
media promosi
Peningkatan
perekonomian
5 X
masyarakarat sekitar
kawasan wisata
6 Penetapan libur nasional X
Keikutsertaan wisatawan
dalam memelihara
7 X
fasilitas yang telah
disediakan pengelola
Status yang tidak
8 menentu dari Gunung X
Slamet
Keadaan cuaca ekstrem
atau debit air hujan
meningkat sehingga
9 X
dapat menimbulkan
banjir di Sungai
Gumawang
Kondisi lalu lintas
10 menuju objek wisata X
yang senantiasa macet
Menumpuknya aktivitas
wisatawan di suatu area
11 yang mengancam X
kelestarian lingkungan
kawasan wisata
Adanya pilihan wisata ke
objek wisata lain di
12 X
sekitar Lokawisata
Baturraden
136

PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QSPM (Quantitative


Strategic Planning Matrix)

Alternatif strategi yang terpilih dari metode sebelumnya (Metode SWOT) :

Faktor Internal
Strenghts (S) Weakness (W)
Faktor Eksternal
Strategi SO Strategi WO
Strategi yang Strategi mengatasi
Opportunities (O) menggunakan kekuatan kelemahan dengan
untuk memanfaatkan memanfaatkan peluang
peluang
Strategi ST Strategi WT
Strategi yang Strategi yang
Threats (T) menggunakan kekuatan meminimalkan
untuk menghindari kelemahan dan
ancaman menghindari ancaman

Strategi SO :

Strategi WO :

Strategi ST :

Strategi WT :

Petunjuk pengisian:
Tentukan attractive score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal
(kelemahan dan kekuatan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman)
untuk masng-masing alternative strategi sebagaimana disebutkan di atas dengan
cara memberikan tanda ceklis (√) pada pilhan Bapak/Ibu.
Pilihan attractive score (AS) adalah sebagai berikut :
1 = Sangat tidak berpengaruh
2 = Tidak berpengaruh
3 = Berpengaruh
4 = Sangat berpengaruh
Alternatif Strategi
Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7
Faktor Utama
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Wisata alam yang mengutamakan pemandian air panas
dan panorama alam Gunung Slamet
Sarana dan prasarana di dalam kawasan wisata cukup
lengkap
Harga tiket masuk kawasan wisata relatif murah
Letak atau lokasi objek wisata yang mudah dijangkau
oleh wisatawan
Atraksi wisata yang ditawarkan beragam (pemandian
air panas, air terjun, flying fox dll)
Kondisi lingkungan di dalam objek wisata (keasrian,
kebersihan, kenyamanan dan kealamian wisata)
Terdapat lembaga pengelolaan dengan struktur
organisasi yang jelas
Peran organisasi atau lembaga masyarakat sekitar yang
cukup banyak dalam pengelolaan objek wisata
Luasnya kawasan objek wisata Lokawisata Baturraden
Adanya dukungan Pemda Kabupaten Banyumas dalam
pengembangan wisata alam
Kelemahan
Strategi pemasaran dan promosi kawasan objek wisata
Kualitas dan profesionalitas tenaga kerja di tingkat
pengelola Lokawisata Baturraden
Mulai hilangnya atraksi budaya dan kesenian lokal di
sekitar kawasan wisata
Keberadaan unit usaha dan penyedia jasa di dalam
kawasan wisata
137
138

Alternatif Strategi
Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7
Faktor Utama
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
Icon pariwisata Kabupaten Banyumas yang telah dikenal
sejak zaman Belanda
Adanya tren sosial yaitu kembali ke alam ‘back to
nature’
Peingkatan wisatawan terhadap daya tarik objek wisata
Perkembangan kemajuan teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk media promosi
Peningkatan perekonomian masyarakarat sekitar
kawasan wisata
Penetapan libur nasional
Keikutsertaan wisatawan dalam memelihara fasilitas
yang telah disediakan pengelola
Ancaman
Status yang tidak menentu dari Gunung Slamet
Keadaan cuaca ekstrem atau debit air hujan meningkat
sehingga dapat menimbulkan banjir di Sungai
Gumawang
Kondisi lalu lintas menuju objek wisata yang senantiasa
macet
Menumpuknya aktivitas wisatawan di suatu area yang
mengancam kelestarian lingkungan kawasan wisata
Adanya pilihan wisata ke objek wisata lain di sekitar
Lokawisata Baturraden
Lampiran 5 Proporsi pengeluaran wisatawan kawasan Lokawisata Baturraden per kunjungan Tahun 2016 (Rp)
Biaya
Total
No
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 Pengeluaran

1 150,000 20,000 14,000 40,000 0 5,000 0 0 0 2,000 231,000


2 30,000 0 14,000 50,000 30,000 3,000 0 0 0 2,000 129,000
3 50,000 12,500 14,000 50,000 25,000 5,000 0 0 15,000 2,000 173,500
4 40,000 30,000 14,000 50,000 30,000 2,000 20,000 0 0 2,000 188,000
5 180,000 11,111 14,000 38,889 0 5,000 0 0 0 2,000 251,000
6 10,000 15,000 14,000 10,000 0 2,000 0 0 0 0 51,000
7 400,000 85,000 14,000 72,000 0 5,000 0 200,000 0 2,000 778,000
8 20,000 0 14,000 50,000 50,000 2,000 0 0 20,000 2,000 158,000
9 100,000 10,000 14,000 35,714 0 5,000 0 0 15,000 2,000 181,714
10 250,000 100,000 14,000 70,000 0 5,000 0 180,000 0 0 619,000
11 100,000 12,500 14,000 47,500 0 5,000 10,000 0 0 0 189,000
12 150,000 0 14,000 30,000 0 5,000 0 0 25,000 2,000 226,000
13 100,000 18,000 14,000 37,500 0 5,000 0 0 15,000 2,000 191,500
14 200,000 0 14,000 50,000 0 5,000 0 0 0 2,000 271,000
15 100,000 0 14,000 30,000 33,333 8,000 0 0 0 2,000 187,333
16 300,000 50,000 14,000 70,000 0 5,000 0 0 0 0 439,000
17 20,000 0 14,000 100,000 0 2,000 0 0 0 2,000 138,000
18 50,000 0 14,000 30,000 0 5,000 0 0 0 0 99,000
19 20,000 0 14,000 20,000 0 2,000 20,000 0 0 0 76,000
20 20,000 0 14,000 50,000 0 2,000 20,000 0 0 0 106,000
139
140

Biaya Total
No
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 Pengeluaran

21 15,000 0 14,000 50,000 10,000 2,000 0 0 0 2,000 93,000


22 75,000 50,000 14,000 25,000 50,000 0 0 0 0 2,000 216,000
23 150,000 0 14,000 37,143 0 5,000 0 0 0 2,000 208,143
24 100,000 16,667 14,000 60,000 0 5,000 0 0 25,000 2,000 222,667
25 50,000 30,000 14,000 25,000 37,500 5,000 0 0 0 2,000 163,500
26 300,000 42,857 14,000 57,143 28,571 5,000 0 400,000 25,000 2,000 874,571
27 60,000 22,000 14,000 20,000 0 0 0 75,000 0 2,000 193,000
28 20,000 12,000 14,000 30,000 0 2,000 20,000 0 0 0 98,000
29 10,000 15,000 14,000 15,000 20,000 2,000 0 0 0 0 76,000
30 20,000 0 14,000 20,000 0 2,000 20,000 0 0 0 76,000
31 50,000 0 14,000 25,000 0 8,000 0 0 0 0 97,000
32 75,000 0 14,000 20,000 0 5,000 20,000 0 0 0 134,000
33 50,000 0 14,000 50,000 0 5,000 0 0 0 2,000 121,000
34 100,000 16,667 14,000 25,000 33,333 7,000 20,000 0 0 2,000 218,000
35 150,000 100,000 14,000 100,000 100,000 10,000 0 150,000 0 0 624,000
36 20,000 0 14,000 40,000 10,000 2,000 25,000 0 0 2,000 113,000
37 159,000 0 14,000 62,500 87,500 0 0 0 0 0 323,000
38 20,000 10,000 14,000 30,000 0 2,000 20,000 0 0 2,000 98,000
39 50,000 7,143 14,000 14,286 0 7,000 0 0 0 2,000 94,429
40 40,000 30,000 14,000 20,000 10,000 0 0 0 0 2,000 116,000
41 20,000 0 14,000 20,000 30,000 2,000 0 0 0 0 86,000
42 20,000 15,000 14,000 50,000 0 2,000 20,000 0 0 2,000 123,000
Biaya Total
No
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 Pengeluaran

43 20,000 20,000 14,000 20,000 0 2,000 5,000 0 0 2,000 83,000


44 20,000 10,000 14,000 17,500 0 2,000 0 0 0 0 63,500
45 350,000 25,000 14,000 50,000 50,000 7,000 20,000 250,000 15,000 2,000 783,000
46 20,000 50,000 14,000 50,000 20,000 2,000 20,000 0 25,000 2,000 203,000
47 85,000 35,000 14,000 25,000 50,000 0 0 100,000 0 2,000 311,000
48 50,000 7,500 14,000 25,000 33,333 10,000 0 0 25,000 2,000 166,833
49 30,000 0 14,000 50,000 0 3,000 0 0 0 0 97,000
50 100,000 8,333 14,000 15,000 0 7,000 0 175,000 0 2,000 321,333
51 90,000 62,500 14,000 37,500 20,000 0 0 550,000 0 0 774,000
52 50,000 10,000 14,000 30,000 0 5,000 0 0 0 0 109,000
53 150,000 70,000 14,000 50,000 150,000 0 0 100,000 0 2,000 536,000
54 100,000 0 14,000 20,000 0 7,000 0 0 0 0 141,000
55 100,000 85,000 14,000 100,000 50,000 10,000 0 275,000 0 0 634,000
56 300,000 28,571 14,000 35,714 10,000 10,000 0 110,000 0 0 508,286
57 20,000 11,667 14,000 16,667 20,000 3,000 0 0 0 2,000 87,333
58 100,000 12,500 14,000 18,750 0 7,000 0 0 0 2,000 154,250
59 50,000 0 14,000 16,667 10,000 5,000 40,000 0 0 0 135,667
60 50,000 0 14,000 20,000 0 5,000 20,000 0 0 2,000 111,000
61 40,000 12,500 14,000 15,000 0 4,000 30,000 150,000 0 2,000 267,500
62 130,000 50,000 14,000 100,000 30,000 5,000 0 200,000 0 0 529,000
63 50,000 50,000 14,000 20,000 0 5,000 0 0 15,000 0 154,000
64 100,000 20,000 14,000 23,000 50,000 5,000 0 0 25,000 2,000 239,000
141
142

Biaya Total
No
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 pengeluaran
65 50,000 0 14,000 23,333 0 7,000 10,000 0 0 2,000 106,333
66 10,000 0 14,000 20,000 0 3,000 0 0 0 0 47,000
67 300,000 16,667 14,000 25,000 0 5,000 0 0 0 2,000 362,667
68 100,000 8,750 14,000 34,000 0 10,000 20,000 0 25,000 2,000 213,750
69 50,000 10,000 14,000 20,000 0 7,000 0 0 25,000 0 126,000
70 40,000 12,500 14,000 18,750 0 4,000 0 0 0 2,000 91,250
71 100,000 11,667 14,000 33,333 0 10,000 30,000 0 0 2,000 201,000
72 100,000 0 14,000 50,000 20,000 7,000 0 0 0 2,000 193,000
73 85,000 0 14,000 26,000 50,000 0 0 0 0 2,000 177,000
74 100,000 50,000 14,000 50,000 50,000 7,000 20,000 0 25,000 0 316,000
75 50,000 0 14,000 10,000 0 5,000 0 0 25,000 2,000 106,000
76 40,000 0 14,000 21,250 0 12,000 10,000 0 0 0 97,250
77 120,000 8,750 14,000 35,000 10,000 10,000 0 0 0 2,000 199,750
78 175,000 75,000 14,000 140,000 80,000 0 0 100,000 15,000 2,000 601,000
79 50,000 0 14,000 40,000 0 8,000 0 0 0 0 112,000
80 260,000 10,000 14,000 56,000 50,000 0 0 0 0 0 390,000
81 20,000 0 14,000 20,000 50,000 0 0 0 0 2,000 106,000
82 100,000 12,500 14,000 50,000 10,000 7,000 0 0 0 0 193,500
83 50,000 0 14,000 27,000 50,000 5,000 0 0 0 2,000 148,000
84 150,000 18,750 14,000 55,000 33,333 10,000 20,000 215,000 0 0 516,083
85 200,000 20,000 14,000 38,000 25,000 10,000 5,000 250,000 25,000 2,000 589,000
86 100,000 100,000 14,000 20,000 0 5,000 0 0 0 2,000 241,000
Biaya Total
No
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 pengeluaran
87 20,000 0 14,000 100,000 0 0 0 0 0 2,000 136,000
88 125,000 50,000 14,000 35,000 50,000 0 0 167,000 0 2,000 443,000
89 100,000 70,000 14,000 35,000 0 0 0 75,000 0 0 294,000
90 400,000 25,000 14,000 36,250 31,250 8,000 30,000 175,000 0 0 719,500
91 50,000 0 14,000 65,000 0 8,000 0 250,000 0 0 387,000
92 20,000 50,000 14,000 20,000 0 3,000 0 0 0 2,000 109,000
93 40,000 12,500 14,000 20,000 0 6,000 0 0 0 2,000 94,500
94 172,000 80,000 14,000 60,000 0 2,000 0 70,000 0 0 398,000
95 20,000 0 14,000 25,000 0 2,000 20,000 0 0 2,000 83,000
96 100,000 20,000 14,000 38,000 0 5,000 0 0 0 0 177,000
97 60,000 18,750 14,000 50,000 0 0 15,000 0 25,000 2,000 184,750
98 30,000 60,000 14,000 150,000 50,000 0 10,000 50,000 25,000 2,000 391,000
99 350,000 100,000 14,000 100,000 200,000 10,000 0 500,000 0 0 1,274,000
100 20,000 0 14,000 40,000 0 2,000 45,000 0 15,000 0 136,000
Total 9,606,000 2,140,849 1,400,000 4,070,389 1,838,155 443,000 585,000 4,767,000 450,000 120,000 25,420,393
Rata2 96,060 32,936 14,000 40,704 42,748 5,274 20,172 198,625 21,429 2,000 473,948
Proporsi 37.79 8.42 5.51 16.01 7.23 1.74 2.30 18.75 1.77 0.47 100.00
Keterangan:
B1: Biaya transportasi B6: Parkir dalam kawasana
B2: Konsumsi di perjalanan B7: Biaya atraksi wisata
B3: Tiket masuk kawasan wisata B8: Biaya penginapan
B4: Konsumsi di lokasi wisata B9: Biaya dokumentasi
B5: Biaya cenderamata B10: Biaya toilet
143
144

Lampiran 6 Pengeluaran unit usaha kawasan Lokawisata Baturraden per bulan Tahun 2016 (Rp)
Pendapatan
I B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 Total pengeluaran (j)
Jenis unit usaha (k)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j=b+c+d+e+f+g+h+i) (k=a-j)
1. Unit usaha makanan
Warung makan 8,635,000 120,000 4,500,000 75,000 40,000 0 0 400,000 100,000 5,235,000 3,400,000
Warung makan 23,612,500 97,500 9,200,000 75,000 40,000 0 0 3,500,000 0 12,912,500 10,700,000
Warung makan 15,295,000 180,000 10,400,000 75,000 40,000 0 0 700,000 0 11,395,000 3,900,000
Total 47,542,500 397,500 24,100,000 225,000 120,000 0 0 4,600,000 100,000 29,542,500 18,000,000
Rata-rata 15,847,500 132,500 8,033,333 75,000 40,000 0 0 1,533,333 33,333 9,847,500 6,000,000
Kantin 14,097,500 97,500 4,000,000 0 0 0 1,600,000 300,000 0 5,997,500 8,100,000
Total 14,097,500 97,500 4,000,000 0 0 0 1,600,000 300,000 0 5,997,500 8,100,000
Rata-rata 14,097,500 97,500 4,000,000 0 0 0 1,600,000 300,000 0 5,997,500 8,100,000
Mie ayam 4,490,000 0 1,500,000 30,000 20,000 200,000 0 0 0 1,750,000 2,740,000
Total 4,490,000 0 1,500,000 30,000 20,000 200,000 0 0 0 1,750,000 2,740,000
rata-rata 4,490,000 0 1,500,000 30,000 20,000 200,000 0 0 0 1,750,000 2,740,000
2. Unit usaha cenderamata
Cenderamata 24,255,000 180,000 8,000,000 75,000 50,000 600,000 750,000 1,500,000 0 11,155,000 13,100,000
Cenderamata 19,362,500 97,500 4,500,000 75,000 40,000 300,000 750,000 2,000,000 0 7,762,500 11,600,000
Cenderamata 23,875,000 97,500 6,297,500 90,000 40,000 450,000 1,800,000 3,500,000 0 12,275,000 11,600,000
Total 67,492,500 375,000 18,797,500 240,000 130,000 1,350,000 3,300,000 7,000,000 0 31,192,500 36,300,000
Rata-rata 22,497,500 125,000 6,265,833 80,000 43,333 450,000 1,100,000 2,333,333 0 10,397,500 12,100,000
3. Pedagang Kaki Lima
PKL cenderamata 6,507,167 65,000 2,300,000 4,167 0 300,000 0 0 38,000 2,707,167 3,800,000
PKL cenderamata 4,967,167 65,000 1,860,000 4,167 0 300,000 0 0 38,000 2,267,167 2,700,000
Pendapatan
Jenis unit I B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 Total pengeluaran (j)
(k)
usaha
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j=b+c+d+e+f+g+h+i) (k=a-j)
PKL cenderamata 6,067,167 195,000 2,090,000 4,167 0 600,000 0 0 38,000 2,927,167 3,140,000
Total 17,541,500 325,000 6,250,000 12,500 0 1,200,000 0 0 114,000 7,901,500 9,640,000
Rata-rata 5,847,167 108,333 2,083,333 4,167 0 400,000 0 0 38,000 2,633,833 3,213,333
PKL
14,682,167 240,000 6,800,000 4,167 0 0 0 200,000 38,000 7,282,167 7,400,000
mendoan&pecel
PKL
3,672,167 180,000 1,150,000 4,167 0 0 0 0 38,000 1,372,167 2,300,000
mendoan&pecel
PKL
3,822,167 180,000 1,200,000 4,167 0 0 0 0 38,000 1,422,167 2,400,000
mendoan&pecel
Total 22,176,500 600,000 9,150,000 12,500 0 0 0 200,000 114,000 10,076,500 12,100,000
Rata-rata 7,392,167 200,000 3,050,000 4,167 0 0 0 66,667 38,000 3,358,833 4,033,333
PKL sate 11,755,167 52,000 4,461,000 4,167 0 0 0 0 38,000 4,555,167 7,200,000
PKL sate 8,967,167 65,000 7,860,000 4,167 0 0 0 0 38,000 7,967,167 1,000,000
PKL sate 16,577,167 65,000 6,770,000 4,167 0 0 0 0 38,000 6,877,167 9,700,000
Total 37,299,500 182,000 19,091,000 12,500 0 0 0 0 114,000 19,399,500 17,900,000
Rata-rata 12,433,167 60,667 6,363,667 4,167 0 0 0 0 38,000 6,466,500 5,966,667
PKL minuman 4,487,167 65,000 2,920,000 4,167 0 0 0 0 38,000 3,027,167 1,460,000
PKL minuman 5,742,167 0 3,800,000 4,167 0 0 0 0 38,000 3,842,167 1,900,000
PKL minuman 6,907,167 65,000 4,200,000 4,167 0 300,000 0 0 38,000 4,607,167 2,300,000
Total 17,136,500 130,000 10,920,000 12,500 0 300,000 0 0 114,000 11,476,500 5,660,000
Rata-rata 5,712,167 43,333 3,640,000 4,167 0 100,000 0 0 38,000 3,825,500 1,886,667
PKl makanan 2,994,167 32,000 2,120,000 4,167 0 0 0 0 38,000 2,194,167 800,000
PKl makanan 6,302,167 120,000 3,800,000 4,167 0 0 0 0 38,000 3,962,167 2,340,000
145
146

Pendapatan
Jenis unit I B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 Total pengeluaran (j)
(k)
usaha
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j=b+c+d+e+f+g+h+i) (k=a-j)
Total 9,296,333 152,000 5,920,000 8,333 0 0 0 0 76,000 6,156,333 3,140,000
Rata-rata 4,648,167 76,000 2,960,000 4,167 0 0 0 0 38,000 3,078,167 1,570,000
PKL jagung
6,500,000 97,500 3,040,000 4,167 0 300,000 0 150,000 38,000 3,629,667 2,870,333
bakar
Total 6,500,000 97,500 3,040,000 4,167 0 300,000 0 150,000 38,000 3,629,667 2,870,333
Rata-rata 6,500,000 97,500 3,040,000 4,167 0 300,000 0 150,000 38,000 3,629,667 2,870,333
4. Unit usaha penginapan
Penginapan 8,000,000 150,000 0 175,000 100,000 200,000 2,400,000 0 0 3,025,000 4,975,000
Penginapan 15,000,000 400,000 0 0 1,000,000 0 1,600,000 0 500,000 3,500,000 11,500,000
Total 23,000,000 550,000 0 175,000 1,100,000 200,000 4,000,000 0 500,000 6,525,000 16,475,000
Rata-rata 11,500,000 275,000 0 87,500 550,000 100,000 2,000,000 0 250,000 3,262,500 8,237,500
5. Unit usaha foto keliling
Foto keliling 4,875,000 65,000 0 4,167 0 450,000 0 0 950,000 1,469,167 3,405,833
Foto keliling 7,905,500 195,000 0 4,167 0 450,000 0 0 1,425,000 2,074,167 5,831,333
Total 12,780,500 260,000 0 8,333 0 900,000 0 0 2,375,000 3,543,333 9,237,167
Rata-rata 6,390,250 130,000 0 4,167 0 450,000 0 0 1,187,500 1,771,667 4,618,583
6. Unit usaha ice cream
Ice cream 14,769,167 65,000 10,600,000 4,167 0 300,000 0 0 0 10,969,167 3,800,000
Total 14,769,167 65,000 10,600,000 4,167 0 300,000 0 0 0 10,969,167 3,800,000
Rata-rata 14,769,167 65,000 10,600,000 4,167 0 300,000 0 0 0 10,969,167 3,800,000
7. Unit usaha lukisa
Lukisan 11,600,000 400,000 3,000,000 4,167 0 1,500,000 200,000 0 0 5,104,167 6,495,833
Pendapatan
Jenis unit I B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 Total pengeluaran (j)
(k)
usaha
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j=b+c+d+e+f+g+h+i) (k=a-j)
Total 11,600,000 400,000 3,000,000 4,167 0 1,500,000 200,000 0 0 5,104,167 6,495,833
Rata-rata 11,600,000 400,000 3,000,000 4,167 0 1,500,000 200,000 0 0 5,104,167 6,495,833
8. Unit usaha kereta mini
Kereta mini 5,100,000 65,000 0 285,000 0 600,000 0 0 38,000 988,000 4,112,000
Total 5,100,000 65,000 0 285,000 0 600,000 0 0 38,000 988,000 4,112,000
Rata-rata 5,100,000 65,000 0 285,000 0 600,000 0 0 38,000 988,000 4,112,000

Keterangan:
I: penerimaan wisata B5: Biaya konsumsi
B1: Biaya transportasi ke kawasan B6: Biaya tenaga kerja
B3: Biaya bahan baku B7: Biaya kredit bank
B4: Biaya sewa B8: Biaya lainnya (biaya masuk dalam kawasan)
B4: Biaya listrik
147
148

Lampiran 7 Total rata-rata pengeluaran unit usaha per bulan di kawasan Lokawisata Baturraden Tahun 2016 (Rp)
Jumlah Total
unit pengeluaran
Jenis unit usaha B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 Jumlah (a)
usaha di kawasan
(b) (c=a*b)
Warung makan 75,000 600,000 8,033,333 132,500 0 1,533,333 33,333 10,407,500 33 343,447,500
Kantin 0 1,600,000 4,000,000 97,500 0 300,000 33,333 6,030,833 1 6,030,833
Mie ayam 30,000 0 1,500,000 0 200,000 0 0 1,730,000 5 8,650,000
Cenderamata 80,000 1,100,000 0 60,000 450,000 2,333,333 0 4,023,333 24 96,560,000
PKL cenderamata 4,167 0 0 43,333 400,000 0 38,000 485,500 38 18,449,000
PKL mendoan 4,167 0 383,333 60,000 0 66,667 38,000 552,167 56 30,921,333
PKL sate 4,167 0 2,256,667 43,333 0 0 38,000 2,342,167 46 107,739,667
PKL minuman 4,167 0 2,240,000 21,667 100,000 0 38,000 2,403,833 29 69,711,167
PKL makanan 4,167 0 0 60,000 0 0 38,000 102,167 46 4,699,667
PKL jagung 4,167 0 0 0 300,000 150,000 38,000 492,167 4 1,968,667
Penginapan 87,500 2,000,000 0 200,000 100,000 0 250,000 2,637,500 39 102,862,500
Foto keliling 4,167 0 0 97,500 450,000 0 1,187,500 1,739,167 11 19,130,833
Ice cream 4,167 0 0 0 300,000 0 0 304,167 5 1,520,833
Lukisan 4,167 200,000 0 0 1,500,000 0 0 1,704,167 1 1,704,167
Kereta mini 285,000 0 0 0 600,000 0 38,000 923,000 1 923,000
Keterangan:
B1: Biaya sewa B5: Biaya konsumsi
B2: Biaya gaji tenaga kerja B6: Biaya kredit bank
B3: Biaya bahan baku B7: Biaya lainnya (tiket masuk)
B4: Biaya transportasi ke kawasan
149

Lampiran 8 Pendapatan tenaga kerja kawasan Lokawisata Baturraden Tahun 2016


No Pekerjaan Pendapatan per bulan (Rp)
1 Pegawai warung makan 1,000,000
2 Pegawai warung makan 900,000
3 Pegawai warung makan 1,500,000
Rata-rata 1,133,333
4 Pegawai kantin 800,000
5 Pegawai wahana scuter 600,000
6 Pegawai wahana flying fox 300,000
7 Penjaga teater 4D 700,000
8 Penjaga loket pesawat 800,000
9 Pegawai terapi ikan 600,000
10 Pemelihara objek wisata 3,400,000
11 Pemelihara objek wisata 3,400,000
12 Pemelihara objek wisata 3,400,000
13 Pemelihara objek wisata 3,400,000
14 Pemelihara objek wisata 3,400,000
15 Pemelihara objek wisata 3,400,000
16 Pemelihara objek wisata 1,350,000
17 Pemelihara objek wisata 1,350,000
Rata-rata 2,887,500
18 Penjaga tiket 3,400,000
19 Penjaga tiket 3,400,000
Rata-rata 3,400,000
20 Keamanan 3,400,000
21 Pegawai penginapan 1,500,000
22 Pegawai penginapan 1,200,000
23 Pegawai penginapan 2,650,000
Rata-rata 1783333
24 Penjaga toilet 240,000
25 Penjaga toilet 1,350,000
26 Penjaga toilet 1,100,000
Rata-rata 896,667
27 Tukang parkir 660,000
150

No Pekerjaan Pendapatan per bulan (Rp)


28 Cetak foto 500,000
29 Pegawai ice cream 840,000
30 Pegawai cenderamata 1,500,000
Rata-rata keseluruhan 1,734,667
Lampiran 9 Pengeluaran tenaga kerja lokal per bulan di kawasan dan di luar kawasan Lokawisata Baturraden Tahun 2016 (Rp)
Pengeluaran TK di dalam kawasan Pengeluaran TK di luar kawasan
Total
No Jenis tenaga
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 keseluruhan
kerja
Pegawai
1 warung 360,000 0 0 0 0 367,500 0 0 0 0 0 727,500
makan
Pegawai
2 warung 0 5,000 0 0 0 350,000 0 0 0 0 0 355,000
makan
Pegawai
3 warung 731,667 65,000 1,500,000 0 30,000 612,500 50,000 0 0 2,083 0 2,991,250
makan
Rata-rata
total 363,889 23,333 500,000 0 10,000 443,333 16,667 0 0 694 0 1,357,917
keseluruhan
Proporsi 27 2 37 0 1 33 1 0 0 0,05 0 100
Total
99 1
proporsi (%)
Pegawai
4 0 0 0 0 30,000 0 60,000 900,000 52,000 3,167 60,000 1,105,167
kantin
Rata-rata
total 0 0 0 0 30,000 0 60,000 900,000 52,000 3,167 60,000 1,105,167
keseluruhan
Proporsi 0 0 0 0 3 0 5 81 5 0 5 100
Total
3 97
proporsi (%)
Pegawai
5 wahana 0 0 0 140,000 4,000 0 0 0 26,000 0 991,667 1,161,667
scuter
151
Jenis tenaga Pengeluaran TK di dalam kawasn wisata Pengeluaran TK di luar kawasan wisata Total
152

No
kerja B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 keseluruhan
Rata-rata
total 0 0 0 140,000 4,000 0 0 0 26,000 0 991,667 1,161,667
keseluruhan
Proporsi 0 0 0 12 0 0 0 0 2 0 85 100
Total
12 88
proporsi (%)
Pegawai
6 wahana 0 26,000 0 120,000 8,000 800,000 0 0 0 0 0 954,000
flying fox
Rata-rata
total 0 26,000 0 120,000 8,000 800,000 0 0 0 0 0 954,000
keseluruhan
Proporsi 0 3 0 13 1 84 0 0 0 0 0 100
Total
100 0
proporsi (%)
Penjaga teater
7 0 0 0 450,000 30,000 0 0 0 65,000 0 175,000 720,000
4D
Rata-rata
total 0 0 0 450,000 30,000 0 0 0 65,000 0 175,000 720,000
keseluruhan
Proporsi 0 0 0 63 4 0 0 0 9 0 24 100
Total
67 33
proporsi (%)
Penjaga loket
8 0 0 0 0 30,000 0 40,000 600,000 65,000 0 300,000 1,143,000
pesawat
Rata-rata
total 0 0 0 0 30,000 0 0 600,000 65,000 0 300,000 1,143,000
keseluruhan
Proporsi 0 0 0 0 4 0 0 54 8 0 28 94
Jenis tenaga Pengeluaran TK di dalam kawasn wisata Pengeluaran TK di luar kawasan wisata Total
No
kerja B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 keseluruhan
Total
4 90
proporsi (%)
Pegawai
9 0 0 0 300,000 30,000 0 50,000 1,500,000 65,000 1,667 250,000 2,196,667
terapi ikan
Rata-rata
total 0 0 0 300,000 30,000 0 50,000 1,500,000 65,000 1,667 250,000 2,196,667
keseluruhan
Proporsi 0 0 0 14 1 0 2 68 3 0 11 100
Total
15 85
proporsi (%)
Pemelihara
10 1,616,667 65,000 1,500,000 390,000 26,000 500,000 60,000 0 0 2,083 0 4,159,750
objek wisata
Pemelihara
11 110,000 65,000 1,500,000 260,000 26,000 520,000 80,000 0 0 5,833 0 2,566,833
objek wisata
Pemelihara
12 0 0 0 390,000 26,000 80,000 0 2,100,000 65,000 2,917 420,000 3,083,917
objek wisata
Pemelihara
13 0 65,000 1,500,000 260,000 26,000 0 45,000 0 0 8,333 550,000 2,674,333
objek wisata
Pemelihara
14 0 0 0 390,000 26,000 0 87,500 1,500,000 97,500 3,000 249,000 2,353,000
objek wisata
Pemelihara
15 234,000 65,000 1,800,000 390,000 26,000 400,000 150,000 0 0 5,833 0 3,070,833
objek wisata
Pemelihara
16 0 65,000 0 520,000 26,000 550,000 0 0 0 0 0 1,161,000
objek wisata
Pemelihara
17 0 65,000 0 390,000 26,000 400,000 80,000 0 0 0 0 961,000
objek wisata
Rata-rata
total 245,083 48,750 787,500 373,750 26,000 306,250 62,813 450,000 20,313 3,500 152,375 2,503,833
keseluruhan
Proporsi 10 2 32 15 1 14 3 16 1 0,145 6 100
153
Jenis tenaga Pengeluaran TK di dalam kawasn wisata Pengeluaran TK di luar kawasan wisata Total
154

No
kerja B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 keseluruhan
Total
74 25
proporsi (%)
18 Penjaga tiket 484,000 65,000 1,500,000 390,000 26,000 750,000 50,000 0 0 1,667 0 3,266,667
19 Penjaga tiket 110,000 65,000 1,950,000 520,000 31,200 500,000 80,000 0 0 5,833 0 3,262,033
Rata-rata
total 297,000 65,000 1,725,000 455,000 28,600 625,000 65,000 0 0 3,750 0 3,264,350
keseluruhan
Proporsi 9 2 53 14 1 19 2 0 0 0.112 0 100
Total
98 2
proporsi (%)
20 Keamanan 180,000 65,000 900,000 520,000 26,000 500,000 50,000 0 0 4,833 0 2,245,833
Rata-rata
total 180,000 65,000 900,000 520,000 26,000 500,000 50,000 0 0 4,833 0 2,245,833
keseluruhan
Proporsi 8 3 40 23 1 22 2 0 0 0.227 0 100
Total
98 2
proporsi (%)
Pegawai
21 0 0 0 150,000 0 0 40,000 900,000 65,000 2,083 200,000 1,357,083
penginapan
Pegawai
22 130,000 65,000 900,000 0 0 200,000 50,000 0 0 1,250 0 1,346,250
penginapan
Pegawai
23 415,000 65,000 1,500,000 260,000 0 300,000 80,000 0 0 1,750 0 2,621,750
penginapan
Rata-rata
total 181,667 43,333 800,000 136,667 0 166,667 56,667 300,000 21,667 1,694 66,667 1,775,028
keseluruhan
Proporsi 10 2 45 8 0 9 3 17 1 0.095 4 100
Jenis tenaga Pengeluaran TK di dalam kawasn wisata Pengeluaran TK di luar kawasan wisata Total
No
kerja B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 keseluruhan
Total
75 25
proporsi (%)
24 Penjaga toilet 0 0 450,000 80,000 0 100,000 30,000 0 0 833 0 660,833
25 Penjaga toilet 530,000 0 0 300,000 30,000 0 40,000 1,200,000 65,000 0 200,000 2,365,000
26 Penjaga toilet 0 65,000 1,500,000 440,000 22,000 500,000 90,000 0 0 0 0 2,617,000
Rata-rata
total 176,667 21,667 650,000 273,333 17,333 200,000 53,333 400,000 21,667 278 66,667 1,880,944
keseluruhan
Proporsi 9 1 35 15 1 11 3 21 1 0 4 100
Total
71 29
proporsi (%)
Tukang
27 0 0 0 225,000 0 0 50,000 1,200,000 97,500 4,167 200,000 1,776,667
parkir
Rata-rata
total 0 0 0 225,000 0 0 50,000 1,200,000 97,500 4,167 200,000 1,776,667
keseluruhan
Proporsi 0 0 0 13 0 0 3 68 5 0 11 100
Total
13 87
proporsi (%)
28 Cetak foto 0 65,000 0 260,000 26,000 275,000 0 0 0 0 0 626,000
Rata-rata
total 0 65,000 0 260,000 26,000 275,000 0 0 0 0 0 626,000
keseluruhan
Proporsi 0 10 0 42 4 44 0 0 0 0 0 100
Total
100 0
proporsi (%)
Pegawai ice
29 40,000 180,000 0 150,000 0 200,000 0 0 0 0 0 570,000
cream
155
Jenis tenaga Pengeluaran TK di dalam kawasn wisata Pengeluaran TK di luar kawasan wisata Total
156

No
kerja B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 keseluruhan
Rata-rata
total 40,000 180,000 0 150,000 0 200,000 0 0 0 0 0 570,000
keseluruhan
Proporsi 7 32 0 26 0 35 0 0 0 0 0 100
Total
100 0
proporsi (%)
Pegawai
30 0 65,000 900,000 300,000 30,000 300,000 40,000 0 0 833 0 1,635,833
cenderamata
Rata-rata
total 0 65,000 900,000 300,000 30,000 300,000 40,000 0 0 833 0 1,635,833
keseluruhan
Proporsi 0 4 55 18 2 18 2 0 0 0 0 100
Total
98 2
proporsi (%)

Keterangan:
B1: Biaya sekolah anak B7: Biaya listrik
B2: Biaya transportasi ke kawasan B8: Biaya pangan
B3: Biaya pangan B9: Biaya transportasi ke kawasan
B4: Biaya konsumsi dalam kawasan B10: Biaya pajak
B5: Biaya parkir dalam kawasan B11: Biaya lainnya di luar kawasan (biaya kebutuhan sehari-hari)
B6: Biaya lainnya di dalam kawasan (biaya kebutuhan sehari-hari)
157

Lampiran 10 Perhitungan efek pengganda

E = Rp 2,790,770,259
D = Rp 1,677,516,917
N = Rp 1,236,386,672
U = Rp 336,883,119

Keynesian Income Multiplier =

= 1.2

Ratio Income Multiplier, Tipe I =

= 1.7

Ratio Income Multiplier, Tipe II =

= 1.9
158

Lampiran 11 Perhitungan Daya Dukung Kawasan wisata Lokawisata Baturraden


berdasarkan aktivitas wisata yang dilakukan

1. Duduk santai
Luas area yang disediakan pengelola
a. Tempat duduk kayu yang tersebar di seluruh kawasan sebanyak 19 unit:
Panjang tempat duduk/panjang dominan tempat duduk =6m⁄1m × 19 = 114
b. Gazebo yang tersebar di seluruh kawasan ada 4 unit:
Panjang gazebo/panjang dominan gazebo = 10m/1m × 4 = 40
c. shelter yang tersebar di seluruh kawasan ada 11:
Panjang shelter/panjang dominan sheter = 16m/1m × 11 = 176
d. Tikar
i. Area sepeda air
Luas area sepeda air/luas dominan wisatawan = 2,000m2/2 m2 =
1,000
ii. Area timur sungai
Luas area timur sungai/luas dominan wisatawan = 3,000m2/2m2 =
1500
iii. Area barat sungai
- Selatan
Luas area barat sungai bagian selatan/luas dominan wisatawan
=740m2/2m2 = 370
- Utara
Luas area barat sungai bagian utara/luas dominan wisatawan =
1300m2/2m2 = 650
Daya Dukung Kawasan = (tempat duduk kayu + gazebo + shelter + tikar di area
sepeda air + tikar di area timur sungai + tikar di area barat sungai bagian selatan +
tikar di area barat sungai bagian utara)
= 114+40+176+1,000+1,500+370+650
=3850
Waktu yang disediakan pengelola = 9 jam (540 menit/hari)
Waktu dominan yang dibutuhkan individu = 2 jam (120 menit/hari)
Koefisien rotasi = 540menit/120menit = 4,5
159

Daya dukung kawasan per hari = DDK × koefisien rotasi = 4100 × 4.5 = 17,325
orang per hari.
2. Jalan santai
Luas dominan yang dibutuhkan individu = 5 m2
Luas area yang disediakan pengelola terdiri dari:
a. Patung lengger-cascade alam = Luas area/luas dominan wisatawan =
270m2/5m2= 54
b. Jembatan lengkung-papan luncur = Luas area/luas dominan
wisatawan = 110m2/5m2 = 22
c. Jembatan gumawang-taman botani = Luas area/luas dominan
wisatawan = 495m2/5m2 = 99
d. Air terjun-sepeda air = Luas area/luas dominan wisatawan =
505m2/5m2 = 101
Daya Dukung Kawasan = (Patung lengger-cascade alam + Jembatan lengkung-
papan luncur + Jembatan gumawang-taman botani + Air terjun-sepeda air)
= 54+22+99+101 = 276
Waktu yang disediakan pengelola = 9 jam (540 menit/hari)
Waktu dominan yang dibutuhkan individu = 1 jam 30 menit (90 menit/hari)
Koefisien rotasi = 540 menit/90 menit = 6
Daya dukung kawasan per hari = DDK × koefisien rotasi = 276 × 6 = 1,656 orang
per hari

3. Berendam air panas


Kolam pemandian air panas ada 6 kamar
Luas dominan yang dibutuhkan individu = 5 m2
Luas area yang disediakan pengelola = 20 m2
Luas kolam pemandian/luas dominan wisatawan = 20 m2/5 m2 x 6 = 24
Waktu yang disediakan pengelola = 8jam (480 menit/hari)
Waktu dominan yang dibutuhkan individu 15 menit/hari
Koefisien rotasi = 480 menit/15 menit = 32
Daya dukung kawasan per hari = DDK × koefisien rotasi = 24 × 32 = 768 orang
per hari
160

4. Berenang
a. Waterpark
Luas dominan yang dibutuhkan individu = 5 m2
Luas area yang disediakan pengelola = 910 m2
Luas kolam/luas dominan wisatawan = 910 m2/5 m2 = 182
Waktu yang disediakan pengelola = 8 jam (480 menit/hari)
Waktu dominan yang dibutuhkan individu 2 jam (120 menit/hari)
Koefisien rotasi = 480menit/120menit = 4
Daya dukung kawasan per hari = DDK × koefisien rotasi = 182 × 4 = 728
orang per hari

b. Waterboom
Luas dominan yang dibutuhkan individu = 5 m2
Luas area yang disediakan pengelola = 980 m2
Luas kolam/panjang dominan wisatawan = 980 m2/5 m2 = 196
Waktu yang disediakan pengelola = 8 jam (480 menit/hari)
Waktu dominan yang dibutuhkan individu 2 jam (120 menit/hari)
Koefisien rotasi = 480 menit/120 menit = 4
Daya dukung kawasan per hari = DDK × koefisien rotasi = 196 × 4 = 784
orang per hari
5. Sepeda air
Jumlah sepeda air = 13 unit, 1 unit sepeda air maksimal dinaiki =2 orang
DDK sepeda air = 13 unit x 2 orang = 26 orang/unit
Waktu yang disediakan pengelola = 8 jam (480 menit/hari)
Waktu dominan yang dibutuhkan individu 15 menit/hari
Koefisien rotasi = 480 menit/15 menit = 32
Daya dukung kawasan per hari = DDK × koefisien rotasi = 26 x 32 = 832
orang/unit per hari.
161

Lampiran 12 Rata-rata penilaian pembobotan terhadap faktor-faktor internal


Faktor Responden Bobot
strategis
R1 R2 R3 R4 R5 rata-rata
internal
Kekuatan
1 0.088 0.091 0.088 0.093 0.091 0.090
2 0.071 0.080 0.074 0.069 0.080 0.075
3 0.085 0.091 0.085 0.085 0.085 0.086
4 0.074 0.080 0.063 0.069 0.071 0.071
5 0.085 0.080 0.093 0.099 0.088 0.089
6 0.088 0.080 0.088 0.091 0.074 0.084
7 0.093 0.069 0.088 0.080 0.091 0.084
8 0.055 0.074 0.074 0.069 0.074 0.069
9 0.085 0.080 0.082 0.074 0.085 0.081
10 0.058 0.058 0.058 0.058 0.058 0.058
Kelemahan
1 0.049 0.049 0.044 0.052 0.049 0.049
2 0.058 0.060 0.052 0.058 0.049 0.055
3 0.060 0.055 0.052 0.060 0.044 0.054
4 0.049 0.055 0.058 0.044 0.060 0.053
Total 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Lampiran 13 Rata-rata penilaian peringkat terhadap faktor-faktor internal


Faktor Responden Nilai
strategis rataan
internal R1 R2 R3 R4 R5 peringkat
Kekuatan
1 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 3.80
2 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
3 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.60
4 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
5 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.60
6 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.60
7 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.60
8 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
9 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.80
10 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 2.80
Kelemahan
1 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.40
2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
3 2.00 2.00 2.00 1.00 2.00 1.80
4 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 1.80
162

Lampiran 14 Rata-rata penilaian pembobotan terhadap faktor-faktor strategis


eksternal Lokawisata Baturraden
Faktor Responden
strategis Bobot rata-rata
eksternal R1 R2 R3 R4 R5
Peluang
1 0.128 0.128 0.133 0.133 0.128 0.130
2 0.133 0.117 0.133 0.122 0.144 0.130
3 0.128 0.117 0.111 0.122 0.106 0.117
4 0.122 0.133 0.128 0.128 0.122 0.127
5 0.100 0.106 0.100 0.100 0.111 0.103
6 0.094 0.117 0.128 0.106 0.111 0.111
Ancaman
1 0.094 0.078 0.067 0.072 0.067 0.076
2 0.072 0.072 0.067 0.083 0.072 0.073
3 0.067 0.056 0.067 0.061 0.061 0.062
4 0.061 0.078 0.067 0.072 0.078 0.071
Total 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Lampiran 15 Rata-rata penilaian peringkat terhadap faktor-faktor strategis


eksternal Lokawisata Baturraden
Faktor Responden Nilai
strategis rataan
eksternal R1 R2 R3 R4 R5 peringkat
Peluang
1 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.40
2 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.60
3 2.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00
4 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.40
5 2.00 4.00 1.00 3.00 3.00 2.60
6 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 3.00
Ancaman
1 3.00 4.00 4.00 2.00 3.00 3.20
2 3.00 3.00 2.00 2.00 4.00 2.80
3 2.00 3.00 2.00 1.00 2.00 2.00
4 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00 1.60
Lampiran 16 Matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM)
Strategi SO Strategi WO1 Strategi WO2 Strategi ST Strategi WT
Faktor kunci Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1 0.096 4.00 0.38 3.60 0.35 1.60 0.15 3.60 0.35 3.20 0.31
2 0.081 3.20 0.26 3.00 0.24 2.80 0.23 3.80 0.31 3.20 0.26
3 0.091 2.80 0.25 3.60 0.33 1.60 0.15 1.40 0.13 2.00 0.18
4 0.073 2.60 0.19 3.20 0.23 1.40 0.10 2.20 0.16 2.20 0.16
5 0.094 4.00 0.38 4.00 0.38 2.80 0.26 2.00 0.19 3.60 0.34
6 0.092 4.00 0.37 2.40 0.22 3.20 0.29 3.60 0.33 3.00 0.28
7 0.088 3.20 0.28 4.00 0.35 4.00 0.35 4.00 0.35 3.00 0.27
8 0.074 3.80 0.28 1.80 0.13 1.40 0.10 3.00 0.22 3.60 0.27
9 0.085 3.40 0.29 4.00 0.34 3.80 0.32 2.80 0.24 3.60 0.31
10 0.101 3.60 0.36 1.60 0.16 1.40 0.14 2.60 0.26 7.60 0.77
Kelemahan
1 0.051 3.00 0.15 4.00 0.20 3.40 0.17 1.60 0.08 2.20 0.11
2 0.058 3.20 0.19 4.00 0.23 4.00 0.23 3.60 0.21 3.40 0.20
3 0.057 2.20 0.13 2.00 0.11 1.40 0.08 1.80 0.10 4.00 0.23
4 0.059 3.00 0.18 2.40 0.14 1.60 0.09 2.00 0.12 2.20 0.13
Peluang
1 0.118 3.80 0.45 4.00 0.47 3.00 0.35 1.60 0.19 1.60 0.19
2 0.117 3.20 0.37 3.80 0.44 2.00 0.23 1.40 0.16 2.20 0.26
3 0.105 2.20 0.23 3.80 0.40 2.40 0.25 3.00 0.31 3.00 0.31
4 0.116 2.80 0.32 4.00 0.46 2.80 0.32 2.40 0.28 2.20 0.26
163
164

Strategi SO Strategi WO1 Strategi WO2 Strategi ST Strategi WT


Faktor Kunci Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
5 1.60 0.15 2.00 0.19 1.40 0.13 1.40 0.13 1.40 0.13 1.60
6 1.20 0.12 3.40 0.35 1.20 0.12 2.20 0.23 2.00 0.20 1.20
Ancaman
1 3.80 0.24 1.25 0.08 1.00 0.06 3.40 0.21 1.00 0.06 3.80
2 3.60 0.23 1.40 0.09 1.00 0.06 3.80 0.25 1.00 0.06 3.60
3 2.00 0.11 2.60 0.14 1.60 0.09 1.40 0.08 2.00 0.11 2.00
4 2.00 0.13 2.40 0.16 1.80 0.12 1.60 0.10 2.00 0.13 2.00
Total Skor
6.05 6.21 4.44 4.99 5.52
Prioritas Strategi
Alternatif
2 1 5 4 3
Prioritas Strategi
165

Lampiran 17 Peta Lokawisata Baturraden


166

Lampiran 18 Dokumentasi penelitian

1 Keindahan cascade alam 2 Area sepeda air

3 Area berenang (waterpark) Area taman botani

5 Papan informasi 6 Panggung budaya

7 PKL cenderamata 8 Keindahan air terjun


167

RIWAYAT HIDUP

Widiastuti, lahir di Purbalingga pada tanggal 22 Januari 1994 dari pasangan


Tufatul Hadi dan Mislatun. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara.
Tahun 2012 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1
Bobotsari dan pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN) Tulis.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif di berbagai organisasi. Dimulai pada
tahun 2013-2014 penulis aktif magang di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM) Kabinet Prioritas periode 2013-2014
sebagai staff Departemen Pendidikan. Pada tingkat kedua penulis aktif di BEM
FEM Kabinet Simfoni sebagai staff Departemen Pendidikan periode 2014-2015.
Selain itu, penulis juga terlibat aktif dalam beberapa kepanitian acara seperti The
12th Economics Contest dan Bina Mahasiswa Berprestasi FEM 2013.

Anda mungkin juga menyukai