Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH HARGA PUPUK UREA TERHADAP PENDAPATAN

PETANI PADI

( Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember )

PROPOSAL

Disusu

n oleh

:MOCH

FERI

MONIAGA

1803405049
PROGRAM STUDI

AGRIBISNIS

FAKULTAS

PERTANIAN

UNIVERSITAS

ISLAM JEMBER

2021

BAB

PEN

DA

HU

LU

AN

1.1 LatarBelakang

Negara Indonesia merupakan negara agraris, dimana sumber mata pencaharian


utama masyarakatnya adalah di bidang pertanian. Hal ini dilatarbelakangi oleh
letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis, sehingga keadaan cuaca,
tanah dan sumber daya lainnya di setiap daerah di Indonesia memiliki potensi yang
tinggi untuk dapat mengembangkan sektor pertanian. Pendayagunaan sumber daya
pertanian menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian sehingga
sumber daya yang terbatas itu harus dialokasikan seefisien mungkin. Seperti
diketahui sumber daya pertanian yang terdiri dari lahan, tenaga kerja, air, termasuk
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya merupakan sumber daya yang utama
untuk kelangsungan hidup manusia. Pengelolaan yang tidak bijaksana dan
mengacu ke depan akan berakibat menurunnya kualitas sumber daya itu sendiri
yang akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas pertanian. Seperti halnya di
Desa Pagar Jati, sektor pertanian sangat penting peranannya sebagai sumber
pendapatan yang utama bagi masyarakat petani, umumnya para petani
memproduksi hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya
(Cahyadi, 2006).
Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras terbesar di Indonesia yang
memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Di Indonesia
beras menjadi salah satu makanan pokok yang sangat sulit digantikan oleh bahan
pokok lainnya seperti jagung, kentang, sagu dan lain-lain. Sehingga keberadaan
beras menjadi prioritas utama bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Untuk menghasilkan beras yang berkualitas bagus, petani harus mengelola
tanaman padi sebaik mungkin, mulai dari pemilihan benih, pengelolaan lahan,
pemupukan, pengendalian OPT dan lain sebagainya. Beberapa syarat diatas
merupakan salah satubentuk untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan
bernilai tinggi.
Padi merupakan tanaman pangan nomor satu di Indonesia. Produksiberas
nasional pada tahun 2012 mencapai 39,1 juta ton dengan konsumsi sekitar 33,4
juta ton, tahun 2013 mencapai 41,34 juta ton dengan tingkat konsumsi sebesar 36,7
juta ton. Serta tahun 2014 yaitu mencapai 47,22 juta ton dengan tingkat konsumsi
sebesar 43,2 juta ton. Secara garis besar terdapat peningkatan secara signifikan
produksi padi tiap tahunnya akan tetapi tidak dengan indeks rata-rata konsumsi
padi (Badan Pusat Statistik, 2015).Isu ketahanan pangan menjadi topik penting
karena pangan merupakan kebutuhan paling hakiki yang menentukan kualitas
sumber daya manusia dan stabilitas sosial politik sebagai prasyarat untuk
melaksanakan pembangunan (Ilham, dkk, 2006).

Jawa Timur berhasil menduduki peringkat pertama di Indonesia dalam kurun


waktu 10 tahun terakhir produksi tanaman pangan, meskipun terjadi fluktuasi
setiap tahun Jawa Timur tetap di posisi pertama di Indonesia. Salah satu penyebab
tingginya produksi padi di Jawa Timur, karena sebagian besar wilayah Jawa Timur
adalah dataran rendah sehingga padi dapat tumbuh subur, alasan lainya Jawa
Timur dilewati aliran sungai Bengawan Solo. Setiap tahunya sungai Bengawan
Solo tidak pernah kering, sehingga rata-rata daerah-daerah yang di lewati sungai
tersebut mendapat cukup air dan tidak mengalami kekeringan untuk bercocok
tanam padi.Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk Jawa Timur
merupakan salah satu lumbung pangan nasional dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir. Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik salah satu alasanya
yaitu jumlah air terpenuhi, lahan pertanian yang masih luas, dan masih banyaknya
masyarakatnya yang bekerja pada sektor pertanian.
Kabupaten Jember yang memiliki potensi bidang pertanian yang cukup besar
di juluki sebagai kabupaten penyangga pangan nasional. Bahkan di setiap
tahunnya selalu mendapatkan posisi penyumbang produksi padi di rangking yang
cukup bergengsi. Sebagai daerah penyanggah pangan, kabupaten Jember kiranya
perlu di hidupkan kembali pola kerja sama secara terpadu melihat arti pentingnya
program ketahanan dan swasembada pangan. Karena itu keberadaan Disperta
benar benar berfungsi untuk selalu melakukan edukasi pola tanam yang tepat, bibit
berkualitas serta pengolahan tanah yang benar dan ketersediaan pupuk yang
memadai. Selain itu optimalisasi tenaga penyuluh untuk lebih di fokuskan karena
merekalah yang selalu berhubungan langsung dengan kepentingan petani dalam
rangka optimalisasi produksi pad, Dari keadaan Jember dengan produksi padi
rangking ke 6 ini orientasi utama adalah jadikan hal tersebut sebagai energy besar
untuk menggugah kembali semangat bagi para petani dan kelompok dan gabungan
kelompok tani.

Para petani padi di Desa Sumbersalak, pupuk merupakan sarana produksi yang
penting. Namun kebutuhan pupuk tersebut semakin meningkat dengan harga
yang semakin tinggi dan jatahnya dikurangi, kondisinya diperparah dengan
keberadaan pupuk yang sulit untuk ditemui, sehingga pada saat tanaman
membutuhkan pupuk para petani tidak bisa memupuk tanaman mereka.
Produktifitas tanaman padi Petani menurun drastis karena pupuk mahal dan sulit
untuk ditemui atau dibeli di kios juga kosong. Akibatnya, penggunaan pupuk
memerlukan biaya yang cukup besar merupakan beban bagi petani,
sementaraorientasi petani pangan adalah minimalisasi biaya produksi. Disamping
itu, teknologi pemupukan petani masih relatif rendah akibat terbatasnya
kemampuan permodalan petani atau tidak tersedianya pupuk pada saat dibutuhkan
petani. Oleh karena itu, pemberian subsidi pupuk yang diberikan pemerintah untuk
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani menjadi hal yang prioritas
bagi ketahanan pangan Indonesia. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan
penelitian untuk melihat pengaruh biaya beberapa jenis pupuk terhadap
optimalisasi produksi tanaman padi. Penelitian ini merupakan studi kasus di desa
Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaen Jember.

1.2 RUMUSANMASALAH.

Perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh harga pupuk Urea terhadap produksi petani padi di desa
Sumbersalak kecamatan Ledokombo.?
2. Bagaimana pengaruh Ketersediaan pupuk terhadap produksi petani padi di desa
sumbersalak kecamatan Ledokomb.?
3. Apakah dampak ketersediaan dan kenaikan harga pupuk petani padi di desa
sumbersalak kecamatan Ledokombo.?
1.3 TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan :
1. Untuk mengetahui pengaruh harga pupuk Urea terhadap produksi padi sawah
di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo.
2. Untuk mengetahui optimasi penggunaan pupuk Urea pada usaha tani padi
sawah di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo.
3. Untuk mengetahui dampak ketersediaan dan kenaikan harga pupuk petani padi
di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo.

1.4 ManfaatPenelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan


dalam melaksanakan penelitian, khususnya penelitian mengenai Petani Padi.
2. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas IslamJember.
3. Dapat mengemukakan berbagai faktor yang dijadikan informasi dan
pertimbangan dalam menentukan strategi pembinaan dalam usaha untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
B

AB2

TINJUAN

PUSTAK

2.2 PenelitianTerdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari penelitian-penelitian yang sudah


dilakukan dalam kaitannya dengan pengaruh harga pupuk urea terhadap produksi
padi serta Dampak kenaikan harga pupuk dalam kejetaraan petani .
(Haryati 2005).yang berjudul Dampak Haga pupuk urea terhadap
kesejahteraan petani padi. Penelitian dilakukan dalam skala nasional untuk
mengetahui dan menjelaskan perilaku penawaran dan permintaan beras di pasar
domestik. Metode penelitian adalah diskriptif analitik, menggunakan data
sekunder pada kurun waktu antara tahun 1970–2004, yang diperoleh dari publikasi
instansi berwenangyaitu: Departemen Pertanian Republik Indonesia, Biro Pusat
statistik (BPS), Badan Urusan Logistik, Bank Indonesia, IRRI, dan FAO. Metode
analisis data melalui beberapa tahap, yaitu (a) menyusun konstruksi model
penelitian, (b)identifikasi model, (c) pendugaan model serta pengujian parameter
Fhitung, thitung, R2, dan DurbinWatson, (d) uji validasi dengan melacak nilai
RMSPE dan UM, US, UC, (e) peramalan variabel eksogenus, dan (f) peramalan
variabel endogenus. Kenaikan harga pupuk terhadap kesejahteraan petani padi dan
tingkat kemandirian pangan dapat diketahui dengan dibuat suatu skenario: (a)
kenaikan harga pupuk sebesar 10%, dan (b) kenaikan harga pupuk sebesar 20%.
Skenario tersebut dipilih dengan pertimbangan, bahwa Peraturan Menteri
Pertanian No 66/Permentan/OT.140/12/ 2006 tanggal 29 Desember 2006 dan
subsidi pupuk masih diberikan pada tahun anggaran 2007, untuk menghapus
semua subsidi untuk mengurangi beban anggaran pemerintah, dampak negatif
kebijakan penghapusan subsididi yang menyebabkan kenaikan harga pupuk
sebesar 20 %, dan pengurangan subsidi pupuk sebesar (5-10)% berdampak positif
pada komoditas kedelai. Mendasarkan pada hal-hal tersebut, maka pada penelitian
ini akan dibuat skenario kenaikan harga pupuk urea (10 dan 20)%. Kesejahteraan
petani diukur dengan pendekatan perubahan surplus konsumen dan produsen yang
dikembangan Just, Hutch, Scmits, dan Vresdapunt (Hariyati, 2005) menggunakan
kurva permintaan dan penawaran biasa (ordinary demand and supply curve).
Pengukuran perubahan surplus produsen dilakukan terhadap perubahan
kesejahteraan seluruh produsen dalam perekonomian. Kenaikan harga pupuk urea
tidak banyak meningkatkan kesejahteraan petani padi, bahkan menurunkan tingkat
kemandirian pangan dan memperbesar defisit ketersediaan beras nasional.
( Linda Ratna Sari 2017).yang berjudul.Pengaruh subsidi pupuk terhadap
peningkatan produksi dan pndapatan petani di Desa Sudimoro Kabupatem
Jombang .Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, apabila pajak akan menambah
keuangan negara, maka subsidi akan mengurangi keuangan negara, karena subsidi
dalam APBN merupakan pengeluaran yang di peruntukan bagi masyarakat
tertentu, salah satunya adalah masyarakat petani, dengan harapan setelah
mendapatkan subsidi kondisi ekonomi masyarakat menjadi lebih baik,
sebagaimana yang di tulis oleh Dungtji
Munawar, ( 2013 ) bahwa manfaat subsidi bagi produsen maupun konsumen
antara lain: (1) Membantu peningkatan kualitas ekonomi; (2) Membantu golongan
yang berpendapatan rendah dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi; (3)
Mencegah terjadinya kebangkrutan bagi pelaku usaha. Penelitian initermasuk
dalam katagori penelitian kualitatif karena merupakan studi kasus sebagai ciri khas
penelitian kualitatif, yang memaparkan temuan dan mencoba mencari jawaban
atau eksplorasi dari masalah penelitian Untuk mencapai hal tersebut pendekatan
yang dipergunakan adalah menggunakan pendekatan fenomenologis yang Dengan
adanya subsidi pupuk petani terbantu dalam hal biaya produksi, karena bagian
terbesar dari biaya produksi perhektar yaitu sebesar Rp 2.362.000 (33,73%) 2.
Pupuk bersubsidi lebih meningkat hasil pertanian, bila menggunakan pupuk
organik menhasilkan 3,5 ton /Ha. Maka setelah menggunakan pupuk kimia
bersubsidi sebesar 6,5 ton. Sedangkan keuntungan bersih dengan pupuk organik
Rp. 5.631.000/ Ha, pupuk non subsidi keuntungan bersih Rp 13.294.000 dan bila
menggunakan 3. pupuk bersubsidi akan mendapatkan keuntungan bersih Rp.
15.656.000.

Konsep kemandirian pangan menurut Siswono Yudohusodo adalah


pemenuhan kebutuhan pangan nasional yang bertumpu seoptimal mungkin pada
kemampuan sumberdaya domestik, yang dapat meningkatkan kesejahteraan
konsumen maupun melindungi produsen, terutama skala usaha kecil
(Suryana,2004).

Sedangkan menurut Darajati (2008) kemandirian pangan adalah kondisi


terpenuhinya pangan tanpa adanya ketergantungan dari pihak luar dan mempunyai
daya tahan tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia.

Berdasar hasil penelitian Prayuginingsih (2008), diperkirakan bahwa pada


tahun 2020 permintaan beras Indonesia di pasar domestik sebesar 40.801.607 ton,
sedangkan produksi hanya 34.808.139ton sehingga tingkat kemandirian pangan
sebesar Kenaikan harga pupuk terhadap kesejahteraan petani padi dan tingkat
kemandirian pangan dapat diketahui dengan dibuat suatu skenario: (a) kenaikan
harga pupuk sebesar 10%, dan (b) kenaikan harga pupuk sebesar 20%.

Kesejahteraan petani diukur dengan pendekatan perubahan surplus


konsumen dan produsen yang dikembangan Just, Hutch, Scmits, dan Vresdapunt
(Hariyati, 2005) menggunakan kurva permintaan dan penawaran biasa (ordinary
demand and supply curve). Pengukuran perubahan surplus produsen dilakukan
terhadap perubahan kesejahteraan seluruh produsen dalamperekonomian.

Penurunan produksi beras dalam negeri berakibat pada semakin rendahnya


tingkat kemandirian pangan. Permintaan beras di pasar domestik pada tahun 2020
diperkirakan sebesar 34.808.139 ton sehingga tingkat kemandirian pangan 85,31
%, ini berarti baru 85,31%permintaan beras di pasar domestik yang dapat dipenuhi
oleh produksi dalam negeri. Setelah kenaikan harga pupuk, tingkat kemandirian
semakin menurun, menjadi 85,15% (pada kenaikan harga 10%) dan menjadi
84,98% (pada kenaikan harga 20%). Mendasarkan pada pendapat Malim, dkk.
(2004) maupun Panjaitan, dkk. (2004) dan Mulyono (2004) bahwatingkat

kemandirian pangan akan aman pada tingkat 90% maka kenaikan harga pupuk
semakin mengancam keamanan tingkat kemandirian pangan.

2.3 Tinjauan pustaka

Dampak Kenaikan Harga Pupuk terhadap Kesejahteraan Petani Kenaikan


harga urea direspon negatif oleh produktivitas, produksi gabah, dan beras dalam
negeri, yang menyebabkan penurunan jumlah panawaran beras sehingga
meningkatkan harga gabah dan beras ecerankualitas medium di dalam negeri.
Kenaikan harga urea sebesar 10% menyebabkan penurunan produktivitas sebesar
0,19% dan penurunan produksi beras sebesar 0,19% atau setara dengan 106.104
ton. Akibat penurunan produksi beras dalam negeri, maka penawaran juga
menurun sebesar 0,14% sehingga menyebabkan kenaikan harga eceran beras
sebesar 0,04% dan kenaikan harga gabah sebesar 0,01%. Kenaikan harga eceran
beras menyebabkan surplus konsumen berkurang sebesar Rp 28.561.124,00 namun
sedikit meningkatkan surplus petani padi sebesar Rp5.491.701,00. (Hariyati2005).
2.3.1.Teori padi
Menurut Herawati (2012) padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai
sekarang menjadi tanaman penghasil bahan pangan pokok dikebanyakannegara
daerah tropis, terutama di Asia dan Afrika. Berdasarkan literatur Grist(1960) cit.
Hanum (2008), padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam
Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae,Kelas:
Monocotyledoneae, Ordo: Poales, Famili: Poaceae, Genus: Oryza, dan Speciesnya:
Oryza sativa L.
2.3.2.Teori produksi
Fungsi produksi adalah hubungan antara output fisik dengan inputinput fisik.
Konsep tersebut didefinisikan sebagai skedul atau persamaan matematika yang
menunjukkan kuantitas maksimum output yang dapat dihasilkan dari serangkaian
input (Roger Leroy Miller, Roger E Meiners, 2000). Pengertian fungsi produksi
adalah hubungan Antara output yang ihasilkan dan faktor-faktor produksi yang
digunakan sering dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (production function)
(Ari Sudarman, 2004).
Fungsi produksi suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang
menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set
faktor produksi tertentu dan pada tingkat produksi tertentu pula, faktor produksi
dapat diklasifikasikan menjadi dua macam (Ari Sudarman, 2004).
2.3.3. Teori harga.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012) Dalam arti yang sempit harga (price) adalah
jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, lebih luas lagi harga dalah
jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan
dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Menurut Andi (2015:128)
Harga menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi pilihan seorang pembeli,
harga cukup berperan dalam menentukan pembelian konsumen, untuk itu sebelum
menetapkan suatu harga, sebaiknya perusahaan melihat beberapa refrensi harga
suatu produk yang dinilai cukup tinggi dalam penjualan.
2.3.4.Teori pendapatan
Tingkat pendapatan petani secara umum dipengaruhi oleh beberapa komponen
yaitu jumlah produksi, harga jual, dan biaya-biaya produksi. Padi merupakan salah
satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para
petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih
mengembangkan dan meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat
panen memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Namun
secara aktual pada saat panen tiba, hasil melimpah tetapi harga menjadi turun, dan
terlebih lagi jika hasil produksi yang diharapkan jauh dari perkiraan, yaitu pembeli
sangat rendah, produksi minim, biaya untuk kegiatan produksi, mulai dari
pengadaan pupuk, pengolahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga
(Roidah, 2015).
2.3.5. Teori korelasi ppm.
Uji korelasi Pearson Product Moment adalah salah satu parametrik dari beberapa
jenis uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan 2
variabel yang berskala interval atau rasio dan memiliki distribusi data yang normal,
di mana dengan uji ini akan menghasilkan nilai koefisien korelasi yang sempurna.
2.3.6.Teori uji T Paired
Paired T-Test merupakan uji parametrik yang dapat digunakan pada dua data
berpasangan. Tujuan dari uji ini adalah untuk melihat apakah ada perbedaan rata-
rata antara dua sampel yang saling berpasangan atau berhubungan.

Dampak Kenaikan Harga Urea terhadap Ketersediaan Beras Nasional


Selain menurunkan tingkat kemandirian pangan, penurunan produksi beras, juga
mengakibatkan semakin besarnya defisit ketersediaan beras. Sebelum kenaikan
harga urea, jumlah penawaran beras di pasar domestik yang berasal dari produksi
dalam negeri,stock awal tahun, dan impor dikurangi ekspor adalah sebesar
40.630.487 ton, sehingga terjadi defisit sebesar 171.120 ton meskipun sudah
dilakukan impor sebesar 3.112.542 ton. Oleh karena itu kenaikan harga ureayang
menyebabkan penurunan produksi beras akan memperbesar defisit ketersediaan
beras dan memicu peningkatan

impor. Kenaikan urea sebesar 10% direspon dengan impor beras sebesar 3.123.456
ton namun masih terjadi defisit sebesar 227.264 ton dan kenaikan 20% direspon
dengan impor 3.134.465 ton dengan defisit sebesar 283.313 ton (Amirullah, 2003).
Berdasar hasil analisis, apabila semua kondisi diasumsikan berkembang sesuai
trend, maka pada tahun 2020 Indonesia masih mengalami defisit ketersediaan beras
sebesar 171.120 ton, sehingga kenaikan harga pupuk akan semakin memperbesar
defisit. Oleh karena itu, kenaikan harga pupuk bukan kondisi yang menguntungkan,
baik bagi petani padi maupun pemerintah yang mempunyai kewajiban moral untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, kecuali apabila ada kebijakan lain yang
dapat memicu peningkatan produksi beras dalam negeri. Kebijakan peningkatan
produksi nampak lebih bijaksana daripada memperbesar impor untukmengatasi
defisit ketersediaan, karena semakin besar impor akan memperbesar ketergantungan
pangan pada luar negeri dan menyebabkan basis pangan di dalam negeri
semakinkeropos.

2.4 KerangkaPemikiran.

Desa Sumbersala Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember salah satu


daerah yang terdapat produksi Petani padi yang semakin banyak perminatnya
akibat harga pupuk Urea yang berpengaruh pada pendapatan usahaPetani padi.
Maka untuk melihat pengaruh harga pupuk terhadap Petani padi di desa
Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember akan di bandingkan
Harga pupuk dengan sebelum dan sesudah. Dari hasil pengaruh tersebut dapat di
uji dengan menggunakan Uji regresi untuk menemukan Pengaruh harga pupuk
terhadap pendapatan Urea Petani Padi yang relevan.
Padi

Produksi padi

Pupuk

Ketersediaan Pupuk

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Peningkatan produksi
Padi
2.5 Hipotesis
1. Biaya penggunaan pupuk Urea berpengaruh secara nyata terhadap produksi
padi sawah di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo.
2. Biaya penggunaan pupuk Urea pada usahatani padi sawah di Desa
Sumbersalak Kecamatan Ledokombo sudah optimal.
3. Biaya produksi pada usaha tani padi sawah di Desa Sumbersalak Kecamatan
Ledokombo.
BA

B III

METODE

PENELITI

AN

3.1 Tempat dan WaktuPenelitian.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara


sengaja. berdasarkan pra survey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian.
Penelitian dilakukan di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten
Jember karena merupakan salah satu daerah yang memiliki produksi padi di
Kabupaten Jember.
3.2 Metode Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2016:81) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Jadi, sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi karena memiliki ciri atau karakteristik
yang sama. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2016) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan dan kriteria tertentu. Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel
memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik PurposiveSampling
dengan menetapkan pertimbangan atau kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam
penelitian ini.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu petani yang bergabung dan aktif dalam mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh kelompok tani. Pada penelitian ini terdapat jumlah populasi anggota kelompok tani Kenongo Mukti
sebanyak 70 orang anggota. Peneliti menetapkan sebanyak 30 anggota kelompok tani Kenongo Mukti yang aktif
mengikuti kegiatan kelompok tani. Hal ini dikarenakan menurut informasi yang disampaikan oleh ketua kelompok tani,
hanya ada 30 petani yang tergolong anggota dan aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kelompok ta

3.3 Jenis Data Dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung mengenai apa yang akan diteliti. Tujuan dari pengumpulan
data primer adalah untuk mendapatkan data-data yang lebih ditekankan pada sifatnya nonfisik atau berupa
pendeskripsian wilayah studi yang berkaitan dengan permasalahan sehingga dapat menambah informasi terkait dengan
penguatan isu atau permasalahan yang terjadi di wilayah studi tersebut. Data-data primer di dapatkan dengan melakukan
observasi dan wawancara langsung dilapangan.
b. Data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan secara langsung dari sumbernya. Data sekunder yang dipakai adalah
sumber tertulis seperti sumber buku, majalah ilmiah dan dokumen-dokumen dari pihak yang terkait. Sumber data
sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari dokumen dokumen desa dan arsip kelompok tani serta
beberapa sumber seperti studi kepustakaan, penelusuran internet dan sumber–sumber lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.

3.4 Teknik pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan beberapa


teknik pengumpulan data, diantaranya yaitu :

1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.
Observasi dilakukan dengan melihat langsung kelapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi
mengenai suatu fenomena tertentu, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan secara langsung (Sugiyono, 2016:203).

2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui halhal dari responden yang lebih mendalam tentang perilaku, dan makna dari perilaku
tersebut (Sugiyono, 2016:317). Wawancara merupakan proses percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang memberikan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang
disampaikan. Wawancara dilakukan dengan maksud untuk mengetahui informasi dari seseorang, terkait informasi baik
berupa respon, kegiatan dan kejadian yang sedang berlangsung.

3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016:142). Kuesioner digunakan untuk memperoleh
data atau informasi dengan memberikan daftar yang berisikan pertanyaan mengenai suatu masalah yang diangkat.

4. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma
yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2016:291). Studi kepustakaan sangat penting dalam
melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah. Selain itu seorang
peneliti dapat memperoleh informasi 24 tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang berkaitan dengan penelitiannya,
dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat
memanfaatkansemua informasi dan pemikiranpemikiran yang relevan dengan penelitiannya.

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan literatur-literatur dari
perpustakaan, informasi tertulis baik dari instansi maupun berasal dari internet yang berhubungan dengan penelitian
untuk memperoleh data sekunder. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang
dikumpulkan dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk
meggambarkan dan menafsirkan data yang berkenan dengan situasi yang terjadi secara sistematik, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta serta hubungan antara variabel untuk mendapatkan kebenarannya.Untuk menentukan hipotesis
digunakan teknis Metode kuantitatif dengan menggunakan model ekonometrika regregsi linier berganda faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan petani padi sawah, dan data yang diolah dibantu dengan menggunakan software SPSS
Statistics. Supriana (2013)

1. UJI F

2. UJI T

Anda mungkin juga menyukai