Anda di halaman 1dari 21

1

LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENDAMPINGAN UPAYA PENINGKATAN KHUSUS PADI,
JAGUNG, DAN KEDELAI (UPSUS PAJALE)

DESA

: WERU

KECAMATAN

: SUKARESMI

KABUPATEN

: PANDEGLANG

Oleh:
KARNI PERMATA SARI A44120032

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENDAMPINGAN UPAYA PENINGKATAN KHUSUS PADI,
JAGUNG, DAN KEDELAI (UPSUS PAJALE)
DESA WERU KECAMATAN SUKARESMI
KABUPATEN PANDEGLANG

Oleh:
KARNI PERMATA SARI A44120032

Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing Lapang

Dr Ir Bonjok Istiaji, MSi


Dosen Pembimbin

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir program pendampingan
Upsus Pajale Desa Weru Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Pandeglang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen Koordinator wilayah
Dr. Ir. Latief M. Rahman, pendamping lapang Bonjok Istiaji, SP, Msi, Kepala
Desa Weru beserta perangkat desa, warga Desa Weru, Pak Khotib selaku petugas
PPL Desa Weru, Pak Sunara selaku petugas PPK Kecamatan Sukaresmi, ketua
dan anggota semua kelompok tani yang terdapat di Desa Weru, serta teman-teman
kelompok KKN-P di desa Weru atas kerjasamanya sehingga program
pendampingan berjalan lancar. Semoga laporan ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Karni Permata Sari

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Manfaat

PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan tempat

Macam Kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

11

Kesimpulan

11

Saran

11

LAMPIRAN

12
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pelaksanaan kegiatan program Upsus Pajale


Tabel 2. Daftar nama kelompok tani yang mendapat bantuan alsintan

3
7

(hand traktor) di Desa Weru Kecamatan Sukaresmi


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kekeringan di salah satu lahan di Desa Weru

Gambar 2. Salah satu Hand Tractor


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi hasil kegiatan

8
12

Lampiran 2. Data Monografi dan Potensi Penduduk

13

Lampiran 3. Lahan di Desa Weru

13

Lampiran 4. Data Curah Hujan

14

Lampiran 5. Data KelembagaanTani

15

Lampiran 6. Data kelompok tani dan kedudukannya

16

Lampiran 7. Data gabungan kelompok tani

17

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan jumlah populasi di Indonesia diiringi dengan peningkatan
kebutuhan terhadap pangan. Hal ini merupakan masalah yang sangat krusial
dikarenakan pangan merupakan kebutuhan dasar setiap makhluk hidup yang
bertujuan untuk menjamin keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.
Pemenuhan

kebutuhan

terhadap

pangan

dapat

dilakukan

dengan

memanfaatkan potensi alam dan sumberdaya secara optimal. Indonesia,


merupakan salah satu negara yang dianugerahi sumberdaya alam yang
melimpah. Untuk itu perlu ada pemanfaatan secara optimal tetapi tetap
memperhatikan daya dukung alam sehingga tidak menyebabkan kerusakan
lingkungan.
Indonesia merupakan negara berkembang dimana tingkat kelahiran dan
alih fungsi lahan sangat tinggi, sehingga dibutuhkan inovasi untuk memenuhi
kebutuhan terhadap pangan tersebut. Tuntutan peningkatan kualitas dan
kuantitas pangan membuat Indonesia mengambil jalan dengan memasukkan
produk pangan impor. Namun, solusi impor pangan tidak dapat diandalkan
sepenuhnya karena meningkatkan ketergantungan Indonesia terhadap negara
lain. Undang Undang Pangan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012
menyatakan bahwa penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan
berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan
ketahanan

pangan.

Ketahanan

pangan

dinyatakan

sebagai

kondisi

terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin


dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan. Harapan Indonesia berdaulat pangan dan
pernah tercapainya swasembada beras di masa lampau menjadi dasar

diadakannya program UPSUS PAJALE. Program ini diharapkan dapat


menjadi solusi dengan melibatkan berbagai elemen dalam pelaksanaannya.
Program tersebut diharapkan dapat dicapai pada tahun 2017 dengan target
produksi tahun 2015 padi 73,4 juta ton atau peningkatan 2,21%, jagung 20
juta ton atau peningkatan 5,57%, dan kedelai 1,2 juta ton atau peningkatan
26,47%.

Dalam

implementasi

kegiatan

tersebut,

diperlukan

tenaga

pendamping yang energik untuk berpartisipasi aktif dalam membantu


peningkatan kinerja penyuluh pertanian. Elemen yang dilibatkan dalam
pelaksanaannya adalah Mahasiswa. Sehingga diharapkan dapat membantu
petugas penyuluh untuk mengawasi dan mendampingi para petani dalam
melaksanakan program ini.
Desa Weru merupakan bagian dari kecamatan Sukaresmi, Kabupaten
Pandeglang. Lahan yang masih cukup luas dengan kondisi lingkungan yang
masih cukup alami membuat Desa Weru memiliki potensi pertanian yang
bagus. Tanaman pangan yang banyak ditanam di desa ini adalah tanaman
padi. Program UPSUS PAJALE yang dilaksanakan di desa ini adalah GP-PTT
kedelai.
Tujuan
Tujuan dari program pendampingan Upsus Pajale yaitu memberikan
pemahaman dan penerapan teknologi baru kepada petani dalam upaya
meningkatkan produktivitas padi di Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi,
Kabupaten Pandeglang dan melaksanakan pengawalan dan pendampingan
dalam pelaksanaan GP-PTT kedelai.

Manfaat
Terwujudnya target peningkatan produksi pangan negeri ini dan petani
dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Weru, Kecamatan
Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang.

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Waktu dan Tempat
Program UPSUS PAJALE pendampingan petani dilaksanakan dari tanggal
29 Juni sampai 31 Agustus 2015 di Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten
Pandeglang.

Macam Kegiatan
Tabel 1 Pelaksanaan kegiatan program Upsus Pajale
No. Kegiatan
1
Penyediaan Alat dan Mesin
Pertanian (Alsintan)

Hal yang dilaporkan


Bantuan yang diberikan berupa hand
tractor sebanyak enam unit, pompa
air sebanyak dua unit, dan power
tresher sebanyak satu unit di Desa
Weru. Untuk handtraktor masingmasing yang mendapatkan bantuan
adalah kelompok tani Sandong Jaya
II, kelompok tani Simpang Jaya,
kelompok tani Tunggal Jaya,
kelompok tani Harapan Makmur,
kelompok tani Jaya Tani, dan
kelompok tani Harapan Rakyat II.
Sedangkan pompa air diberikan untuk
kelompok tani Harapan Tani, dan
Harapan Makmur. Power tresher
diberikan untuk kelompok tani
harapan makmur.

Penyediaan dan penggunaan


benih unggul

Bantuan benih yang diterima oleh


kelompok tani adalah benih kedelai.
Bantuan ini diberikan sebanyak 400

kg untuk setiap masing-masing


kelompok tani dengan luasan lahan
lahan yang akan ditanami seluas 10
ha per kelompok. Bantuan benih yang
diberikan tidak tepat waktu. Dan
terkait kendala ketersediaan air,
hanya beberapa anggota kelompok
tani yang sudah mulai menanam.

Bantuan pupuk organik yang

Penyediaan dan penggunaan


pupuk berimbang

didistribusikan sebanyak 280 liter


untuk satu gapoktan, karena di Desa
Weru terdapat 14 kelompok tani
maka setiap kelompok mendapat 500

Pelaksanaan program gerakan

ml.
Luas lahan baku yang akan ditanami

penerapan Pengelolaan Tanaman

kedelai adalah 140 hektar. Karena

Terpadu

keterlambatan benih dan masalah


ketersediaan air sebagian besar petani
belum menanam kedelai sehingga
lahan seluas 140 ha belum ditanami
seluruhnya.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman


Terpadu (GP-PTT) Kedelai
Program GP-PTT kedelai yang melibatkan beberapa pihak seperti babinsa
dan mahasiswa sebagai pendamping penyuluh merupakan salah satu program
yang telah dicanangkan oleh kementerian pertanian dalam upaya peningkatan
produksi khusus padi, jagung, dan kedelai (Upsus Pajale). Salah satu desa
penerima program Upsus Pajale ini adalah Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi,
Kabupaten Pndeglang. Kegiatan GP-PTT kedelai dikawal oleh satu orang babinsa,
satu orang penyuluh dan didampingi oleh dua orang mahasiswa yang berasal dari
IPB. Kegiatan pendampingan Upsus Pajale dilaksanakan mulai dari 29 juni 2015
hingga 31 Agustus 2015, lebih tepatnya selama dua bulan. Kegiatan
pendampingan upsus dilaksanakan dari hari senin sampai hari kamis setiap
minggu nya. Hal itu dikarenakan setiap hari jumat hingga minggu mahasiswa
harus melaksanakan kegiatan KKN di desa yang telah disepakati.
Luas lahan baku yang akan ditanami kedelai di Desa Weru seluas 140
hektar, dengan jumlah kelompok tani sebanyak 14 kelompok dengan masingmasing luas lahan per kelompok tani seluas 10 ha. Pelaksanaan program ini tidak
terlepas dari beberapa masalah dan kendala yang sulit untuk dihindari. Kendala
tersebut yaitu: keterlambatan benih yang sampai ke kelompok tani di Desa Weru
sehingga mempengaruhi jadwal tanam petani mengingat jadwal tanam padi akan
segera tiba, dan kurangnya ketersediaan air akibat musim kemarau yang cukup
panjang, yang merupakan dampak dari el nino yang melanda Indonesia.
Sebagian besar petani belum menanam kedelai sehingga lahan seluas 140
ha belum ditanami seluruhnya. Berdasarkan pengecekan terakhir oleh mahasiswa,
yang sudah mencoba menanam kedelai tersebut baru satu orang yaitu ketua
Gapoktan. Luas lahan yang ditanam yaitu baru seluas 0.25 hektar. Melihat angka
tersebut, program penanaman kedelai ini secara umum belum terlaksana.
Beberapa alasan yang dikemukakan oleh petani yaitu ketersediaan air sangat
minim dan benih yang datang pun sangat terlambat. Benih dibagikan pada tanggal
10 Agustus 2015, dan waktu tanam kedelai yaitu 3 hingga 4 bulan. Jika
memperhatikan waktu tersebut, petani beranggapan bahwa waktu penanaman

kedelai akan mengganggu musim tanam padi pertama. Selain itu, jika petani tetap
memaksakan untuk menanam kedelai pada kondisi cuaca yang seperti itu, petani
belum siap untuk menghadapi kerugian akibat gagal panen.

Gambar 1. Kekeringan di salah satu lahan di Desa Weru


Masalah kekeringan merupakan masalah umum yang menjadi alasan dan
melanda hampir seluruh wilayah di Kabupaten Pandeglang, termasuk di Desa
Weru, Kecamatan Sukaresmi. Akibat kekeringan tersebut para petani tidak berani
menanam benih kedelai karena lahan yang digunakan untuk menanam merupakan
lahan tadah hujan. Keputusan tersebut mempertimbangkan resiko kegagalan yang
mungkin akan dihadapi oleh para petani. Masalah yang ditimbulkan akibat
kekeringan yaitu kurangnya ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan tanaman
kedelai dan sulitnya pengolahan tanah baik secara manual maupun secara
mekanik menggunakan traktor. Solusi yang akan diusulkan oleh penyuluh di
Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi yaitu pembuatan Jaringan Irigasi Air Tanah
(JIAT). Namun usulan itu belum terlaksana karena proposal pengajuannya pun
masih dalam proses. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika akan
dibuat JIAT di Desa Weru, contohnya yaitu kedalaman sumur galian. Menurut
beberapa pengalaman di daerah lain, JIAT yang dibuat terkadang tidak sesuai
dengan rencana awal. Sehingga ketersediaan airnya pun tidak dapat memenuhi
kebutuhan petani unntuk menanam. Oleh karena itu, perlu pengontrolan ulang
oleh pihak dinas untuk memastikan apakah JIAT yang dibuat sesuai atau tidak
dengan rencana awal, agar program tersebut benar-benar bermanfaat untuk para
petani.

Terlepas dari permasalahan kekeringan dan keterlambatan benih yang


sampai ke kelompok tani, para petani di Desa Weru sudah menerima program GPPTT kedelai tersebut dengan baik. Hanya saja, kedepannya perlu dilakukan
penyuluhan penanaman kedelai yang lebih rutin lagi kepada setiap kelompok tani.
Salah satu petani mengemukakan bahwa penanaman kedelai di Desa Weru baru
dilaksanakan pertama kali, sehingga pengetahuan petani mengenai budidaya
kedelai masih belum sebaik pemahan dalam budidaya padi.
2. Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian
Bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang diterima oleh kelompok
tani di Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi yaitu hand tractor, power tresher, dan
pompa air. Ketiga alat tersebut tidak diterima dalam waktu yang sama. Berikut ini
akan dijelaskan masing-masing pendistribusian alsintan yang merupakan bantuan
dari pemerintah.
Bantuan alsintan terbaru yang diperoleh kelompok tani di Desa Weru
yaitu hand traktor. Berikut ini disajikan tabel daftar nama kelompok tani yang
mendapatkan bantuan hand traktor.
Tabel 2. Daftar nama kelompok tani yang mendapat bantuan alsintan (hand
traktor) di Desa Weru Kecamatan Sukaresmi
No

Desa

Weru

Weru

Weru

Weru

Weru

Weru

Nama

Nama

poktan
Sandong

ketua

Type

Nomor mesin Nomor sasis

Kubota
RD/DI

Holil

G.3000

KI AFG 0843

A 505145 A

8.5/2

Rukbi

G.3000

KI AFG 3777

A 506420 A

8.5/2

Sarkowi

G.3000

KI AFG 3379

A 505972 A

8.5/2

Suhendi
Makmur
Jaya Tani Ahmad S
Harapan
Aber W.
Rakyat II

G.3000

KI AFG 3758

A 505933 A

8.5/2

G.3000

KI AFG 3776

A 506160 A

8.5/2

G.1000

KI AFJ 5295

A 504573 A

8.5/DI 2S

Jaya II
Simpang
Jaya
Tunggal
Jaya
Harapan

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah hand
traktor yang di dapat oleh kelompok tani di Desa Weru yaitu berjumlah 6 buah
yang dibagikan masing-masing kepada kelompok tani Sandong Jaya II, Simpang
jaya, Tunggal Jaya, Harapan Makmur, Jaya Tani, dan Harapan Rakyat II. Hand
traktor merupakan bantuan alsintan yang paling banyak diperoleh di Desa Weru.
Tujuan dari pemberian alat ini yaitu untuk mengefektifkan dan mengefisienkan
kegiatan budi daya yang dilakukan oleh petani. Sehingga harapannya dapat
mengurangi biaya tenaga kerja yang diperlukan. Dalam penggunaan alat nya pun
dibutuhkan keterampilan khusus. Secara umum petani di Desa Weru memerlukan
pelatihan khusus dalam menggunakan alat ini. Namun sudah ada beberapa petani
yang dapat menggunakan hand traktor.

Gambar 2. Salah satu Hand Tractor


Salah satu fungsi dari hand traktor yaitu untuk untuk mengolah tanah.
Pada program GP-PTT kedelai, hand traktor ini belum dapat digunakan karena
sedang musim kemarau dan tanahnya kering. Jika pengolahan tanah dipaksakan
menggunakan traktor, maka dikhawatirkan hand traktor tersebut menjadi rusak.
Kondisi tanah yang sangat kering sangat mempengaruhi kegiatan penanaman.
Selain karena kurangnya ketersediaan air juga dapat mempersulit proses persiapan
lahan.
Untuk bantuan pompa air datang ketika program pendampingan UPSUS
Pajale oleh mahasiswa IPB belum dilaksanakan, yaitu tepatnya pada bulan
Oktober 2014. Sehingga data yang diperoleh merupakan data rekapan dari

penyuluh yang mendampingi kegiatan tersebut. Jumlah pompa air yang diterima
yaitu sebanyak dua buah. Pemanfaatan pompa air untuk program GP-PTT kedelai
di Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi belum bisa digunakan. Alasannya karena
tidak adanya sumber air yang dapat dipompa diakibatkan jauhnya jarak dari lahan
yang akan ditanami dengan sungai. Selain itu, air sungai di sana pun tidak begitu
banyak karena sedang musim kemarau. Untuk mengatasi masalah kekeringan,
pihak gapoktan dan penyuluh akan mengusulkan pembuatan Jaringan Irigasi Air
Tanah (JIAT). Selain itu juga akan disiapkan lahan seluas 8 m 2 untuk dijadikan
bak penampungan, dan tanah tersebut merupakan tanah yang dihibahkan atas
nama kelompok.
Sama hal nya dengan pompa air, bantuan power tresher juga diperoleh
pada tahun 2014. Pemanfaatan power tresher dalam program GP-PTT kedelai
tidak ada karena mesin tersebut merupakan mesin perontok padi. Meskipun
demikian, power tresher tersebut digunakan untuk kegiatan lainnya, contohnya
dalam kegiatan penanaman padi. Namun karena kegiatan UPSUS di Desa Weru
merupakan GP-PTT kedelai, maka pemanfaatan alat tersebut tidak ada.

3. Penyediaan dan Penggunaan Pupuk Berimbang


Beberapa masalah yang sering terjadi di lapangan terkait penyediaan dan
pemberian pupuk yaitu ketidaksesuaian jumlah pupuk yang diberikan dengan
kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk berimbang sangat diperlukan untuk
menghasilkan produksi yang maksimum dan lestari sehingga peranannya sangat
penting dalam program GP-PTT Kedelai di Desa Weru. Penyediaan pupuk di
setiap daerah biasanya bisa diperoleh di kios pupuk masing-masing daerah. Agar
kebutuhan pupuk petani sesuai dan tetap tersedia, maka kios sudah memiliki
catatan kebutuhan pupuk masing-masing petani. Sehingga ketika petani datang,
pemilik kios sudah mengetahui kebutuhan pupuk petani baik dalam hal jenis
maupun jumlahnya.
Pembagian pupuk dalam program GP-PTT kedelai di Desa Weru
bersamaan dengan pembagian benih. Kelompok tani mendapatkan bantuan pupuk
organik cair yang didistribusikan yaitu sebanyak 280 liter (560 botol ukuran 500
ml) untuk satu Gapoktan. Di Desa Weru terdapat 14 kelompok tani, sehingga

setiap kelompok tani mendapatkan bantuan pupuk organik cair sebanyak 40 botol
dengan ukuran 500 ml. Setiap kelompok tani mendapatkan pupuk NPK Phonska 1
ton, SP 36 5 kwintal. Bantuan pestisida anorganik yang seharusnya didapatkan
oleh petani yaitu sebanyak 15 kg, namun saat pembagian pupuk dan benih
bantuan pestisida anorganik tersebut masih belum ada.
4. Penyediaan dan Penggunaan Benih Unggul
Bantuan Benih kedelai yang telah sampai di Desa Weru dibagikan pada
tanggal 10 Agustus 2015. Pembagian benih tersebut langsung dihadiri oleh para
ketua kelompok tani, babinsa, penyuluh pertanian, dan kami selaku mahasiswa
pendamping program UPSUS Pajale. Benih tersebut selanjutnya akan disalurkan
kepada masing-masing anggota kelompok tani oleh ketua kelompok tani nya
masing-masing.
Bantuan benih yang diberikan di Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi adalah
benih kedelai. Satu kelompok tani memiliki lahan seluas 10 ha, dan mendapatkan
benih sebanyak 400 kg per kelompok tani. Namun ada kendala dalam hal waktu
pengiriman benih. Bantuan benih kedelai tidak datang tepat waktu, sehingga
mengganggu jadwal tanam petani.
Keterlambatan pendistribusian benih disebabkan oleh banyaknya daerah
yang mendapatkan program sehingga benih kedelai kurang mencukupi semua
daerah. Solusi yang diberikan oleh pihak dinas pertanian yaitu dengan
mengusahakan benih talangan terlebih dahulu dari kios benih sekitar. Namun ada
beberapa kesulitan untuk mendapatkan benih talangan tersebut karena pemilik
kios sulit memberikan benih talangan dengan alasan biaya benih talangan pada
periode sebelumnya pun belum dibayar. Maka dari itu, petani hanya bisa
menunggu datangnya benih dari pemerintah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Program Upaya Peningkatan Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai (UPSUS
PAJALE) di Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang adalah

GP-PTT kedelai. Program GP-PTT kedelai di Desa Weru secara umum belum
terlaksana. Penyebabnya yaitu cuaca yang tidak mendukung sehingga
menyebabkan kekeringan, dan keterlambatan benih kedelai. Meskipun demikian,
tanggapan petani terhadap program ini sudah cukup baik. Sedangkan untuk
penggunaan teknologi seperti Hand Traktor sudah dapat diterapkan oleh petani,
tetapi belum sepenuhnya digunakan dilapang mengingat keadaan lahan yang
sangat kering.
Saran
Jadwal penyaluran benih yang telah dibuat sebelumnya perlu dipantau
kembali agar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga program GPPTT Kedelai dapat terlaksana sesuai rencana. Selain itu masalah ketersediaan air
diatasi terlebih dahulu, sehingga ketersediaan air tidak menjadi faktor penghambat
pelaksanaan program.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Penyambutan mahasiswa IPB


di pendopo Kabupaten
Pandeglang

Gambar 3. Kunjungan ke koramil

Gambar 5. Pembagian bantuan hand


traktor di BBI Caringin

Gambar 2. Lokakarya bersama dengan


pihak-pihak terkait di Desa
Mekar sari

Gambar 4. Pembagian bantuan benih,


pupuk organik cair, dan
rizobium kepada kelompok tani

Gambar 6. Survey lokasi penanaman


kedelai di Desa Weru

Lampiran 2. Data Monografi dan Potensi Penduduk


Jumlah
No.

Nama Desa

JUMLAH KELUARGA TANI (KK)

Penduduk
(org)

1.

Weru

Pemelik Lahan

Pemilik lahan

Tidak menggarap

Penggarap

Tidak mendapatkan

2.231

data

Penggarap

379

294

Buruh Tani

Total

Tidak

Tidak

mendapatkan

dapat

data

dipastikan

Sumber: Kecamatan dalam Angka (BPS)

Lampiran 3. Lahan di Desa Weru


Lahan Darat (Ha)
No.

Lahan Sawah irigasi (Ha)

Jumlah

Nama Desa
Tegalan

Pekarangan

Jml

Teknis

Teknis

Irigasi Tadah Juml


Desa

Hujan

ah

Kolam

Tambak

Lahan

(Ha)

(Ha)

Pertanian

1.

Weru

57

48

105

301.5 301.5

105

Sumber: Kecamatan dalam Angka (BPS)


Lampiran 4. Data Curah Hujan
Tahun
No
Bulan

2010
CH (mm)

2011
HH

CH (mm)

2012
HH

CH (mm)

2013
HH

CH (mm)

HH

Januari

320

22

441

22

240

21

441

22

Pebruari

280

18

771

25

430

25

771

25

Maret

220

16

491

21

480

22

491

21

April

230

19

390

12

270

18

Mei

150

16

183

230

15

Juni

80

12

69

105

16

69

Juli

25

1-

220

17

52

Agustus

10

78

85

15

78

September

88

90

10

88

10

Oktober

85

439

18

350

15

439

18

390
183

12
9

11

Nopember

120

191

13

370

21

191

13

12

Desember

210

19

432

12

220

15

432

12

1735

140

3533

156

2935

233

3585

162

Jumlah

Sumber: data kabupaten dalam angka (BMG) 5 tahun terakhir


Lampiran 5. Data KelembagaanTani
JumlahKelompokTani
No

Nama Desa

Jml Kelompok Tani

1.

Weru

15

Tani Dewasa

Tani Wanita

TarunaTani

Jml Kel.

Jml. Angg.

Jml Kel.

Jml.Angg.

Jml Kel.

Jml. Angg.

13

431

25

35

Sumber data kabupaten dalam angka (BPP, Bappeluh, danDistan)

Lampiran 6. Data kelompok tani dan kedudukannya


No.

Nama

Nama

Nama

Jumlah

Modal

Jenis usaha

Luasan

Desa

Kelompok

Pengurus

Anggota

Kelompok

Tani Pokok

Sawah +

(Utama)

Darat

(Ketua)

1.

Weru

Harapan Makmur

Suhendi

34

Dana bersama

Padi

(ha)
37

2.

Weru

Simpang Jaya

Rukbi

34

Dana bersama

Padi

32

3.

Weru

Giri Tani II

Kasim

31

Dana bersama

Padi

29

4.

Weru

Sandong Jaya II

Holil

35

Dana bersama

Padi

30

5.

Weru

Tunggal Jaya

Sarkowi

35

Dana bersama

Padi

34

6.

Weru

Harapan Rakyat

Sarta

40

Dana bersama

Padi

31

7.

Weru

Giri Tani

H. Marjuk

30

Dana bersama

Padi

36

8.

Weru

Harapan Makmur I

Kiran

35

Dana bersama

Padi

28

9.

Weru

Simpang Jaya II

Karmin

30

Dana bersama

Padi

30

10.

Weru

Harapan Rakyat II

Aber Wijaya

25

Dana bersama

Padi

31

11.

Weru

Sandong Jaya

Bayi

35

Dana bersama

Padi

33

12.

Weru

Jaya Tani

Ahmad S.

35

Dana bersama

Padi

33

13.

Weru

Tunas Harapan II

Safei

35

Dana bersama

Padi

30

14.

Weru

Tunas Harapan

Armin

32

Dana bersama

Padi

34

15.

Weru

Sri Rejeki

Kusniah

25

Dana bersama

Padi

Sumber data kabupatendalamangka (BPP)

Lampiran 7. Data gabungan kelompok tani


Nama
No

Nama Desa

Nama Pengurus

Gapoktan

Jumlah

Modal

Jenis Usaha

anggota

Gapoktan

Tani pokok

Luasan

(Utama)

1.

Weru

Sri Maju

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Suhendi

Karmin

Rukbi

486

Modal
bersama

Padi sawah

Ha

ekor

453

Anda mungkin juga menyukai