1.
2.
3.
4.
5.
Dikerjakan Oleh :
Kelompok 6B
Anggota :
Endra Nugraha
21040111140100
Yutri Aprillia
21040112130056
Hastin Hapsari
21040112130064
Hajar Annisa A.
21040112130092
Yuki Riswandha
21040112140102
DAFTAR ISI
I.
PENGANTAR..................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 3
1.2 Tujuan dan Sasaran................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup.......................................................................................... 4
II.
RENCANA KERJA............................................................................................. 10
FORM WAWANCARA............................................................................................. 11
I.
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini isu konversi lahan pertanian menjadi isu yang hangat
Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa
Tengah yang juga merupakan salah satu penghasil pertanian pangan di Jawa Tengah. Produksi
padi sawah Kabupaten Semarang pada tahun 2013 adalah sebesar 196.817,79 ton, mengalami
pernurunan produksi sebesar 4.841,33 ton dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya
yaitu tahun 2012 sebesar 201.659,13 ton. Kecamatan Bergas merupakan salah satu
kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang, dengan total jumlah panen 8.712
Ton pada tahun 2011, tentu Kecamatan Bergas menjadi salah satu penyumbang
produksi tanaman pangan yang ada di Kabupaten Semarang.
Data penggunaan lahan di Kabupaten Semarang pada Tahun 2013
menunjukkan adanya konversi lahan sawah seluas 1,76 Ha. Berkurangnya lahan
sawah ini di sebabkan adanya alih fungsi lahan sawah menjadi lahan
kering/tegalan, perumahan/bangunan, jalan dan infrastruktur lainnya yang tidak
diimbangi dengan pembukaan areal sawah baru.
Alih fungsi lahan pertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian
ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan. Alih fungsi lahan mempunyai
implikasi
yang
kesejahteraan
serius
terhadap
masyarakat
produksi
pertanian
dan
pangan,
lingkungan
perdesaan
yang
fisik
serta
kehidupannya
tergantung pada lahannya. Alih fungsi lahan-lahan pertanian subur yang selama
ini terjadi kurang diimbangi dengan upaya-upaya secara terpadu dalam
pengembangan lahan pertanian melalui pencetakan lahan pertanian baru yang
potensial. Disamping itu alih fungsi lahan menyebabkan makin sempitnya luas
garapan yang berdampak kepada tidak terpenuhinya skala ekonomi usahatani,
3
sehingga
berakibat
kepada
kesejahteraan petani.
in
efisiensi
dan
pada
akhirnya
menurunnya
peningkatan jumlah rumah tangga petani yang tidak sebanding dengan luas
lahan yang diusahakan. Akibatnya jumlah petani gurem dan buruh tani tanpa
penguasaan/kepemilikan lahan terus bertambah yang berakibat kepada sulitnya
upaya peningkatan kesejahteraan petani dan pengentasan kemiskinan di
kawasan perdesaan. Oleh karena itu pengendalian alih fungsi lahan pertanian
melalui usaha-usaha perlindungan lahan pertanian pangan merupakan salah satu
upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan menuju
kemandirian
pangan
sekaligus
meningkatkan
kesejahteraan
petani
dan
bidang
lahan
pertanian
yang
ditetapkan
untuk
dilindungi
dan
tanaman pangan dan koversi lahan di Kabupaten Semarang, laporan ini akan
membahas evaluasi LP2B di Kabupaten Semarang, khusunya Kecamatan Bergas
untuk melihat sejauh mana efektivitas LP2B di Kecamatan Bergas dalam
mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan meningkatkan
produktivitas tanaman pangan di wilayah studi.
1. Waktu
Ruang lingkup waktu dari dokumen perencanaan berupa LP2B (Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan) yang akan dievaluasi adalah periode
tahun Tahun 2011 - 2015
2. Wilayah
Ruang lingkup mikro wilayah studi dalam laporan ini adalah Kecamatan
Bergas, Kabupaten Semarang. Memiliki luas total 4.733,1 ha, dengan luas
lahan pertanian pertanian sawah dan bukan sawah masing masing
1.029,46 Ha dan 1.732,55 Ha . Kecamatan Bergas terdiri dari 9 desa dan 4
kelurahan.
Gambar 1.1
Ruang Lingkup Mikro Wilayah Studi
3. Substansi
Ruang lingkup substansi penyusunan laporan evaluasi LP2B Kecamatan
Bergas ini adalah:
a. Karakteristik fisik wilayah berupa luas lahan pertanian pangan yang
dipertahankan di wilayah studi.
b. Karakteristik non fisik berupa produktivitas tanaman pangan dan PDRB
pada sektor pertanian di wilayah studi.
II.
Ancaman
terhadap
ketahanan
pangan
telah
mengakibatkan
kerisauan bahwa akan terjadi keadaan rawan pangan pada masa yang akan
datang. Akibatnya dalam waktu yang akan datang, Indonesia membutuhkan
tambahan
ketersediaan
pangan
serta
tentunya
lahan
pangan.
Hal
ini
sesuai
dengan
keragaman
lokal.
Berdasarkan
hal-hal
tersebut,
untuk
dilindungi
dan
dikembangkan
secara
konsisten
guna
III.
Aspek
Deskripsi
Tujuan
Mewujudkan terciptanya
pertanian
Berkelanjutan yang
sektor pertanian,
Data statistik
produktif.
Luas LP2B
Pertanian.
Wawancara
Peta Guna Lahan
Foto citra
Data statistik PDRB
863,573 Ha.
Jumlah panen
sektor pertanian,
Data statistik
8.712 ton
Kontribusi
sesudah program
kesejahteraan
masyarakat tani
Terpenuhinya kebutuhan
pangan serta
Tercapainya
swasembada pangan.
diimplementasikan.
Total PDRB sektor
pertanian
Total Produksi Hasil
Pertanian
Total luas lahan LP2B,
Pertanian
yang dikonversi
Tanaman Pangan
Terhadap PDRB
program
minimal 2,07%
diimplementasikan.
produksi Hasil
Impact Peningkatan
MOV
tani
Peningkatan
penjualan
produksi pertanian
produksi Hasil
ke luar daerah
Pertanian.
Wawancara
setelah
pelaksanaan
program
Alih fungsi lahan
Kegagalan panen
Rendahnya nilai
jual hasil produksi
tani
Perubahan iklim
produksi pertanian di
Kecamatan Bergas
Peningkatan PDRB
Kontribusi Pertanian
Hasil produksi
pertanian
Total Produksi Hasil
Tanaman Pangan
Terhadap PDRB
sektor pertanian,
Data statistik
pertanian mengalami
Pertanian.
minimal 2,07 %
produksi Hasil
peningkatan
Pertanian.
Kegagalan panen
Rendahnya nilai
jual
Perubahan iklim
Konsistensi luasan
sektor pertanian di
Kecamatan Bergas
Output
dikonservasi setelah
program berjalan
pertanian,
Jumlah Produksi Hasil
Pertanian.
program
diimplementasikan
kecenderungan
penggunaan
lahan pertanian
lahan
Peta Guna Lahan
Foto citra
sampai dengan
akhir tahun
dapat dipertahankan.
program berjalan
Adanya alih fungsi
lahan atau lahan
Peningkatan PDRB
pertanian
Total Produksi Hasil
sektor pertanian
Peningkatan jumlah
sektor pertanian,
Data statistik
Pertanian
Total luas lahan LP2B,
produksi hasil
produksi Hasil
3.712
yang dikonversi
(berdasarkan hasil
dikonservasi
pertanian minimal
Pertanian
Data statistik luas
penggunaan
dikomersilkan
Konsistensi Luas
lahan LP2B ,
LP2CB dan Sawah
dapat dikonservasi
Alih fungsi lahan
Penurunan Luas
lahan LP2B ,
produksi tahun
2011)
Luas LP2B
863,573 Ha.
10
lahan.
Wawancara
Peta Guna Lahan
Foto citra
IV.
peneliti memaksimalkan penggunaan informasi yang ada baik data data yang
berasal dari suatu instansi maupun tidak untuk merumuskan alternative
alternative kebijakan. Peneliti tidak lebih dahulu memilih metode lalu mencari
data secara tertentu sebagai implikasi dari metodologinya, melainkan mula-mula
melihat informasi yang tersedia kemudian menentukan metodologi yang paling
sesuai atau dikenal dengan istilah penelitian berbasis data. Evaluasi program
dapat menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif atau gabungan keduanya.
Pendekatan kuantitatif digunakan dalam evaluasi untuk mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan data yang berbentuk angka dengan pengolahan data
menggunakan analisi statistic. Sedangkan kualitatif adalah
pengumpulan,pengolahan dan penyajian data yang tidak berupa angka-angka
melainkan dengan kata-kata dan kalimat yang menggambarkan kenyataan.
Sedangkan gabungan dalam evaluasi program untuk mengumpulkan, mengolah
dan menyajikan data berbentuk angka dan bukan angka dengan analisis
gabungan statistic dan non statistik.
Guna melakukan evaluasi suatu program tersebut digunakan metode survey
dengan maksud menjajaki, mengumpulkan, menggambarkan, dan menerangkan
aspek-aspek yang dievaluasi. Dalam kegiatan menjajaki, mengumpulkan dan
menggambarkan data, metode ini berguna untuk mengungkap situasi atau
peristiwa dari akumulasi informasi yang deskriptif. Metode ini tidak
mengharuskan untuk selalu mencari atau menjelaskan hubungan-hubungan,
menguji hipotesis, membuat prediksi atau mencari makna dan implikasi. Survei
mungkin menjadi metode yang terbaik bagi pakar ilmu-ilmu sosial yang berminat
dalam pengumpulan data secara langsung untuk menggambarkan populasi yang
besar jumlahnya. Metode survei, dapat menjadi bagian dari metode deskriptif,
dan digunakan dalam evaluasi dengan mengumpulkan data dari sampel dengan
menggunakan instrument pengumpulan data, yaitu angket dan atau wawancara,
sehingga hasil pengolahan data dapat mewakili populasi yang relative besar
jumlahnya.
Pada proposal ini, kami akan melakukan evaluasi terhadap program
pemerintah terkait ketahanan pangan di Kecamatan Bergas (LP2B). Jenis evaluasi
yang digunakan adalah evaluasi proses. Jenis evaluasi ini dipilih kerena program
yang dipilih merupakan program kerja yang belum sepenuhnya selesai
pelaksanaannya. Evaluasi proses bertujuan untuk menilai hasil capaian
11
12
V.
RENCANA KERJA
Berikut merupakan rencana dan timeline kegiatan dalam melakukan kegiatan evaluasi program PLP2B Di Kecamatan
Bergas.
Tabel IV.1
Rencaan Kerja
Evaluasi LP2B Kecamatan Bergas
No
Kegiatan
Pembentukan kelompok
evaluasi perencanaan
Menentukan Perda daerah dan
wilayah evaluasi
2
3
Pengelolaan evaluasi
Oktober
II
III IV
November
I
II
III IV
Desember
I
II
III IV
Target
Mendapatkan kelompok evaluasi
perencanaan oleh koordinator
Menentukan Perda dan wilayah
evaluasi yaitu jalan arteri Kota
Semarang
Impresi awal mengenai aturan
Perda serta informasi dasar wilayah
Tersusunnya proposal kegiatan
evaluasi
Mendapatkan data yang dibutuhkan
untuk evaluasi
Mendapatkan sintesa permasalahan
terkait penyelenggaraan Perda
Melaporkan hasil analisis yang
diperoleh
Mendapatkan struktur evaluasi
yang sesuai
Mendapatkan hasil kesimpulan dan
rekomendasi
13
FORM WAWANCARA
Nama
Instansi
:.
Alamat
Hari/ Tanggal