Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 3

Fadel Kurniawan - 2306182686


Annisa Rahmawati - 2306182540
Policy Brief
Analisis dan Rekomendasi Kebijakan Terhadap Implementasi Program Food
Estate di Provinsi Kalimantan Tengah Berdasarkan Analisis Biaya dan Manfaat
(ditujukan untuk : Badan Perencanaan Nasional, Kementerian Pertanian, Kementerian
Pertahanan, Kementerian PUPR, Kementerian Desa dan PDTT, dan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah)

Ringkasan Eksekutif
Food and Agricultural Organization of the United Nations (FAO) pada tahun 2020
memperkirakan akan terjadi krisis pangan sampai dengan akhir tahun 2020 yang
merupakan dampak dari pandemi Covid-19.
Untuk menjawab permasalahan tersebut Presiden Joko Widodo mencanangkan
program nasional food estate yang salah satunya dilaksanakan di Provinsi Kalimantan
Tengah dengan melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian Pertahanan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Pelaksanaan program food estate telah berjalan mulai dari tahun 2020, anggaran yang
telah keluar sampai dengan tahun 2021 sebesar 1,5 Triliun, namun lahan baru belum
dapat dipanen dan terdapat beberapa permasalahan seperti dampak kerusakan
lingkungan akibat pembukaan lahan, perencanaan terkait sarana dan prasarana
pertanian tidak tepat, serta kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pertanian.
Berdasarkan tujuan peningkatan ketersediaan pangan, terdapat beberapa alternatif
kebijakan terkait peningkatan produksi pangan menggunakan intensifikasi pertanian
dengan penyediaan sarana dan prasarana pertanian, serta penyediaan SDM pertanian
yang berkualitas pada kawasan food estate sehingga dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi produksi pangan.

Upaya Pemerintah Terkait Program Food Estate


Program Food Estate di Kalimantan Tengah rencananya akan dilaksanakan pada tiga
tempat yaitu, Produksi padi pada Kabupaten Pulang Pisau seluas dan Kabupaten
Kapuas adalah seluas 164.598 ha untuk keseluruhan dan 61.434 ha untuk tahun 2020 -
2024 dan produksi singkong di Kabupaten Gunung Mas seluas 31.719 ha.
Anggaran untuk program ini selama tahun 2020 - 2021 sebesar 1,5 Triliun rupiah
(Tempo, 2021) yang telah digunakan untuk penyediaan sarana dan prasaranaserta
pengembangan SDM pertanian.

Perkembangan Food Estate di Kalimantan Tengah


Pada tahun 2020 ekstensifikasi masih belum dilakukan, pada tahun 2021 target
ekstensifikasi seluas 16.643,66 ha di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas
telah terealisasi seluas 15.883 ha, dan yang sudah diolah 12.934 ha, serta yang
ditanami seluas 1.750 ha. Food Estate singkong yang pengelolaannya dilaksanakan
oleh pihak ketiga di Kabupaten Gunung Mas sampai dengan tahun 2023 telah
membabat hutan produksi seluas 600 ha menjadi kebun singkong yang sampai dengan
Maret 2023 dalam kondisi mangkrak yang disebabkan ketiadaan anggaran dan regulasi
pembentukan Badan Cadangan Logistik Strategis.

Efektif kah Program Food Estate di Kalimantan Tengah?


Sepanjang tahun 2020 - 2021 program intensifikasi pertanian di Kabupaten Pulang
Pisau dan Kabupaten Kapuas meningkatkan produksi padi sebesar 43.414 ton GKG,
sedangkan untuk program ekstensifikasi seluas 1.750 ha telah ditanami dari
16.643,66 ha lahan yang sudah dibuka sampai dengan tahun 2022 masih belum ada
sawah yang dapat dipanen karena baru ditanami.
Program Food Estate Singkong di Kabupaten Gunung Mas sampai dengan Bulan Maret
2023 belum terdapat panen yang dilakukan oleh pekerja pengelola lahan. Anggaran
sebesar 1,5 Trilliun rupiah sampai dengan tahun 2021 untuk program food estate hanya
memberikan peningkatan produksi padi pada program intensifikasi pertanian
sedangkan untuk ekstensifikasi masih belum ada produksi.
Penyebab utama tidak optimalnya Program Food Estate adalah kurangnya kajian dalam
hal kesesuaian lahan yang akan ditanami serta kondisi sosial masyarakat di Kalteng
yang berakibat tidak tepatnya perencanaan terkait pengelolaan kebutuhan pertanian.
Hal pertama adalah terkait lahan, kebun singkong di Kabupaten Gunung Mas yang
karakteristik tanahnya adalah 70% pasir tidak cocok dengan singkong. Di Kabupaten
Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas, lahan yang digunakan adalah lahan eks-
Pengembangan Lahan Gambut (PLG) yang memerlukan perlakuan khusus untuk
pertanian. Kedua, masyarakat asli Kalimantan Tengah tidak terbiasa dengan pola
pertanian sawah, serta tidak meratanya pelatihan yang diadakan. Ketiga, irigasi masih
tersedia di satu kecamatan saja, sehingga tidak seluruh lahan dapat ditanami. Terakhir
adalah tidak cocoknya varietas benih yang diberi, serta keterlambatan sampainya
bantuan benih, pupuk, kapur dolomit, dan obat hama.

Dampak dari Program Food Estate


Program Food Estate memberikan dampak yang mungkin tidak diperkirakan atau
mungkin tidak diungkapkan ke publik pada saat perencanaan. Food Estate di
Kabupaten Gunung Mas yang telah membabat hutan produksi seluas 600 ha
menyebabkan meluasnya bencana banjir di kota dan kabupaten sekitar, hilangnya kayu
yang digunakan oleh masyarakat, serta hilangnya habitat orang utan.

Apa Solusi atau Rekomendasi atas Upaya Pencapaian Tujuan Ketahanan Pangan
Terkait Penyediaan Beras?
Berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Indonesia menjadi negara
dengan konsumsi beras global terbesar keempat di dunia, yang konsumsinya mencapai 35,3 juta
ton, sedangkan berdasarkan dari Laporan BPS pada tahun 2020 produksi beras untuk konsumsi
sebesar 31,5 juta ton. Atas hal tersebut, berikut beberapa rekomendasi untuk Pemerintah terkait
peningkatan produksi beras dengan fokus pada intensifikasi untuk mengoptimalkan lahan
pertanian yang sudah ada:

Penyediaan Sarana Pertanian


Dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional sangat diperlukan adanya
dukungan penyediaan pupuk. Kementerian Pertanian perlu meningkatkan subsidi
pupuk. Penyediaan padi dengan benih varietas unggul baru (VUB), pembasmi hama,
serta kapur yang cukup karena pertanian dilakukan di lahan rawa yang tanahnya
bersifat asam (Susilawati et al., 2016). Pemerintah juga perlu meningkatkan jumlah alat
alat pertanian di lokasi food estate. Penyediaan sarana pertanian tersebut perlu
dilakukan secara tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat sasaran, maka perlu dilakukan
pendataan penerima bantuan secara tepat serta pengelolaan saluran pendistribusian
bantuan yang cukup. Upaya tersebut dapat meningkatkan produksi dan produktivitas
padi, dengan beban anggaran tidak cukup besar karena penyaluran dapat dilakukan
secara periodik sesuai masa tanam dan dapat langsung digunakan oleh petani.

Penyediaan Prasarana Pertanian


Pemerintah perlu mempercepat pembangunan irigasi pada seluruh lahan pertanian
yang sudah dibuka untuk dapat memasok kebutuhan air pada tanaman, menjamin
ketersediaan air di musim kemarau, menurunkan suhu tanah, serta mengurangi
kerusakan tanah (Sudjarwadi, 1990)
Upaya ini memerlukan biaya yang tinggi untuk pembangunan dan pemeliharaan serta
memakan waktu karena harus menunggu selesainya pembangunan saluran irigasi agar
dapat dimanfaatkan untuk pertanian.

Penyediaan SDM Pertanian yang Berkualitas


Luasnya rencana kawasan food estate memerlukan peningkatan kuantitas serta
kualitas SDM pengelola pertanian. Peningkatan kuantitas dapat dilakukan melalui
program transmigrasi atau upaya peningkatan minat masyarakat terhadap pertanian.
Kualitas SDM juga perlu ditingkatkan dan dijaga melalui kegiatan pelatihan rutin, serta
penyediaan fasilitator untuk mendampingi para petani dalam kegiatan pertanian.
Untuk melaksanakan program transmigrasi pemerintah memerlukan anggaran yang
cukup besar karena perlu menyediakan akomodasi serta uang hidup bagi peserta
program selama jangka waktu tertentu. Penyediaan fasilitator juga memerlukan SDM
yang cukup secara jumlah dan kompetensi untuk mendampingi kelompok tani.

Kesimpulan
Berdasarkan beberapa alternatif, dalam jangka waktu dekat pemerintah dapat
memprioritaskan kebijakan terkait penyediaan sarana pertanian, karena pengadaan
sarana pertanian dapat dilakukan relatif lebih singkat. Penyaluran kepada para petani
dapat dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan prioritas kebutuhan kelompok
tani, sehingga bantuan sarana pertanian yang didapatkan juga dapat langsung
digunakan untuk kegiatan pertanian.

Daftar Pustaka
Kebijakan

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik


Indonesia Nomor 70/MPP/Kep/2/2003 Tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009


Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik


Indonesia Nomor P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2020 tentang Penyediaan
Kawasan Hutan untuk Pembangunan Food Estate.

Republik Indonesia, Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun


2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 18/M.PPN/HK03/2023
tentang Rencana Induk Pengembangan Food Estate/Kawasan Sentra Produksi
Pangan di Provinsi Kalimantan tengah.

Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 134 Tahun 2022 tentang Pemutakhiran
Rencana Kerja Pemerintah tahun 2023.

Kajian

Mulyono, Joko. 2023. Implementasi Program Pengembangan Food Estate di


Kalimantan Tengah: Jurnal Analisis Kebijakan Vol. 7 No. 1. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia

Sudjarwadi, 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Yogyakarta. Pusat Antar Universitas
Ilmu Teknik UGM.

Susilawati, Ani, et al. Optimalisasi Penggunaan Lahan Rawa Pasang Surut Mendukung
Swasembada Pangan Nasional: Jurnal Sumberdaya Lahan, vol. 10, no. 1, 5 Jul.
2016. Jakarta. Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Dokumen
Kementerian Pertanian. 2022. Laporan Pengembangan Food Estate Provinsi
Kalimantan Tengah.

Kamenterian Pertanian. 2020. Laporan Tahunan Kementerian Pertanian Tahun 2020.

Badan Pusat Statistik. 2020. Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia 2020.

Website

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/05/30/sebagian-dari-2-000-hektar-lahan-
food-estate-di-gunung-mas-bersertifikat

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c2ez8gm679qo

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-64975831

https://koran.tempo.co/read/berita-utama/475022/rincian-anggaran-proyek-food-estate-
rp-15-triliun

https://sgs.kemitraan.or.id/data/landskap/policy-brief-on-food-estate/

Anda mungkin juga menyukai