Anda di halaman 1dari 7

USULAN JUDUL PENELITIAN

Nama
NIM
Program Studi
Pembimbing Akademik
Judul

:
:
:
:
:

Akbar Fauzie Widyatama


H0812009
Agribisnis
Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S.
Efektivitas Program Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL) terhadap Ketahanan Pangan
Rumah Tangga di Desa Serut Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo

A. Latar Belakang
Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua
dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang- undang No 7 tahun 1996
tentang Pangan disebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan
terjangkau . Berdasar definisi tersebut, terpenuhinya pangan bagi setiap
rumah tangga merupakan tujuan sekaligus sebagai sasaran dari ketahanan
pangan di Indonesia. Oleh karenanya pemantapan ketahanan pangan dapat
dilakukan melalui pemantapan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Untuk mengatasi permasalahan pangan yang terjadi saat ini maka
pemerintah mencanangkan program ketahanan pangan dengan memanfaatkan
pekarangan rumah penduduk. Menurut Rukmana (2004), pekarangan pada
dasarnya adalah sebidang tanah yang terletak disekitar rumah dan biasanya
dikelilingi pagar atau pembatas. Pekarangan mempunyai banyak fungsi, yaitu
untuk agroforestri; konservasi sumberdaya alam yang bersifat genetika, tanah
dan air; sebagai produksi pertanian; serta hubungan sosial budaya. Lahan
pekarangan dapat dijadikan asset berharga bagi pengembangan usaha tani
skala rumah tangga dan mampu menciptakan ketahanan pangan. Karakteristik
dan struktur pekarangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik (luas tanah),
sosial, ekonomi, budaya masyarakat setempat, sifat ekologis tanaman dan
jenis hewan.

Kesadaran tentang pentingnya mengupayakan ketahanan pangan ini di


atur dalam Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Berbasis Sumber Daya Lokal sesuai dengan Peraturan Presiden republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 dan Permentan Nomor : 43/ Permentan/
OT.140/2009 ,tanggal 8 Oktober 2009, untuk mewujudkan pola konsumsi
pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman dalam jumlah dan
komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung
hidup sehat, aktif dan produktif. Gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) yang berlangsung di Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo

berada

di

bawah

Badan

Ketahanan

Pangan

Sukoharjo

mengupayakan ketahanan pangan tingkat rumah tangga melalui Kegiatan


Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan di Desa Serut Kecamatan Nguter.
Gerakan P2KP melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat pada setiap tahap
kegiatan. Walaupun belum tentu program pembangunan yang partisipatif akan
berhasil dalam pelaksanaannya. Secara riil operasional program belum secara
aktif diikuti oleh masyarakat karena awal pelaksanaan program masih
menggunakan pendekatan pembangunan yang bersifat top-down , proses
perencanaan, penentuan lokasi, penentuan tahapan kegiatan dan pelaksanaan
program masih belum sepenuhnya melibatkan partisipasi masyarakat.
Sehingga partisipasi masyarakat cenderung rendah dan tidak peduli terhadap
keberlangsungan program. Kondisi yang demikian dikhawatirkan akan
berimbas pada capaian program yang kurang maksimal.
Penelitian mengenai Efektivitas Program Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL) terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Serut
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo penting untuk dilakukan untuk
mengetahui tingkat efektivitas program KRPL sehingga dapat menjadi
pertimbangan dalam menyusun kebijakan selanjutnya yang lebih persuasif dan
tepat sasaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan utama yakni tercapainya
ketahanan pangan dan dapat mengatasi permasalahan pangan pada tingkat
daerah. Pemilihan Desa Serut Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo juga

didasarkan pada tingkat partisipasi program KRPL dari Kelompok Anggota


Tani di Desa Serut yang dinilai cukup tinggi, sehingga dinilai dari kondisi
tersebut Desa Serut dijadikan lokasi penelitian yang sesuai.
B. Perumusan Masalah
Secara nasional, luas lahan pekarangan adalah sekitar 10,3 juta Ha atau
sebesar 14% dari total luas lahan pertanian (Badan Litbang Pertanian, 2011).
Kementrian pertanian memanfaatkan potensi tersebut untuk mewujudkan
kemandirian pangan serta meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam skala
rumah tangga. Pemerintah mengembangkan program Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL) yang dibangun dari kumpulan rumah tangga mampu
mewujudkan

kemandirian

pangan

melalui

pemanfaatan

pekarangan.

Pemanfaatan pekarangan mampu menciptakan kelestarian tanaman pangan


dan mampu mencapai ketahanan pangan.
Faktor utama perwujudan program Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) adalah bahwa ketahanan pangan nasional yang dimulai dari bawah,
yaitu dimana Rumah Tangga merupakan objek dasar acuan terbentuknya
konsep ketahanan pangan. Bila satu rumah tangga dapat mengantisipasi
pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri dan dapat mengkonsumsi
pangan yang beragam, maka prinsip perubahan pola konsumsi masyarakat
Indonesia dapat mengindikasikan terbentuknya ketahanan pangan yang
berkembang secara signifikan dan mandiri.
Keberhasilan dan kelestarian pengembangan model KRPL dapat
diwujudkan dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dengan
masyarakat setempat. Akses rumah tangga terhadap pangan dapat ditingkatkan
melalui diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan
pekarangan berbasis sumberdaya lokal. Melalui gerakan di semua wilayah
Desa Serut dengan pengembangan komoditas sesuai potensi spesifik lokal,
bukan tidak mungkin bahwa pengembangan model KRPL di Desa Serut
merupakan salah satu solusi untuk mewujudkan dan memantapkan ketahanan
pangan rumah tangga di Desa Serut Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
Seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya bahwa
pekarangan adalah sebidang tanah yang terletak disekitar rumah penduduk dan
biasanya dikelilingi pagar atau pembatas, maka daerah pemukiman penduduk

berkaitan dengan lahan pekarangan. Penyediaan lahan pekarangan di Desa


Serut dapat digunakan sebagai tempat untuk budidaya ikan lele, peternakan
ayam, dan ada juga yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman produktif
seperti tanaman bahan makanan dan hortikultura. Pemanfaatan pekarangan
untuk menanam tanaman produktif mampu meningkatkan ketahanan pangan
skala rumah tangga. Namun seberapa besar manfaat yang dapat dirasakan oleh
masyarakat agar mampu mencapai ketahanan pangan dengan program
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Desa Serut Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo belum dapat diketahui secara pasti. Oleh sebab itu
rumusan masalah yang dapat disusun antara lain:
1. Bagaimana pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
di Desa Serut Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo?
2. Bagaimana kondisi ketahanan pangan rumah tangga di Desa Serut
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo?
3. Bagaimana keterkaitan antara program Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) dengan ketahanan pangan rumah tangga di Desa Serut Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo?
4. Seberapa besar tingkat efektivitas program Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL) terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Desa Serut
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai berdasarkan perumusan masalah pada poin
sebelumnya antara lain :
1. Mengetahui pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) di Desa Serut Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
2. Mengetahui kondisi ketahanan pangan rumah tangga di Desa Serut
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
3. Mengidentifikasi keterkaitan antara program Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL) dengan ketahanan pangan rumah tangga di Desa Serut
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
4. Mengetahui tingkat efektivitas program Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Desa Serut
Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
D. Metode Analisis Data

1. Untuk mengukur tingkat signifikansi (keterkaitan) antara program


Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) terhadap ketahanan pangan
rumah tangga di Desa Serut Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo,
digunakan uji korelasi jenjang spearman (rank spearman) dengan
menggunakan program SPSS 17,0 windows. Menurut Siegel (1994),
rumus koefisien korelasi jenjang spearman (rs) adalah:

keterangan: rs = koefisien korelasi rank spearman


N = jumlah sampel
di = selisih antar variabel
Jumlah sampel yang diambil lebih dari 10 (N>10), maka untuk
menguji tingkat signifikansi digunakan uji t dengan tingkat kepercayaan
95%, dengan menggunakan rumus (Siegel, 1994):

Kriteria pengambilan keputusan:


a. Apabila thitung ttabel, maka H0 ditolak.
b. Apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima.
2. Untuk melakukan pengukuran efektivitas program Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL) terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Desa
Serut Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo yang akan dipakai dalam
penelitian ini adalah Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, maka
dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian variabel dijabarkan lagi
menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikatorindikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item
instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab
oleh responden. Scoring data menurut Likert yang berupa skala ordinal,
menyangkut skala 1 sampai dengan 5 yaitu:
a. Sangat efektif
=5
b. Efektif
=4

c. Cukup efektif
=3
d. Tidak efektif
=2
e. Sangat tidak efektif
=1
Menurut Sugiyono (2010) dalam perhitungan efektivitas digunakan
skor (skala Likert), apabila skor semakin besar dapat dikatakan bahwa
pengelolaan semakin efektif, demikian pula sebaliknya semakin kecil
skor hasilnya menunjukkan pengelolaan semakin tidak efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan
Lestari. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: Jakarta.
BPS, 2012. Surakarta dalam Angka Tahun 2012. Surakarta : BPS.
Fadlina, et.,al. 2013. Kajian tentang Pengembangan Pertanian Organik. Ilmu
Administrasi. Jurnal Ilmu Administrasi. J-PAL, Vol. 4, No. 1. Hal 44-45.
Rukmana, Rahmat. 2004. TEMU-TEMUAN, Apotek Hidup di Pekarangan.
Yogyakarta : Kanisius.
Siegel, S. 1994. Statistik Non Parametrik. Bandung: Gramedia.
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Alfabeta:
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai