Anda di halaman 1dari 7

NEGOSIASI RESOLUSI DAN KONFLIK

STUDI KASUS PT ALLEGRINDO

Disusun oleh :

1. Bunga Rizqa P.L 18311164


2. Riska Ariyani 18311347
3. Sinta Barokah 18311353
4. Nadila Deliana 18311365
5. Siska Agustin 18311386
6. Indah Pujiastuty 18311445

Prodi Manajemen

Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

2020
A. Ringkasan Kasus

PT Allegrindo terletak dikaki gunung Simarjarunjung desa Urung Panei, Kec. Purba,
Kab. Simalungun, Sumatera Utara. Perusahaan ini menjalankan usaha yang bergerak
dibidang peternakan babi. Pada tahun 1980-an, peternakan ini didirikan dan dikelola oleh
pemerintah tetapi karena pengelolaan kurang atau tidak optimal, sehingga pemerintah
mengalami kerugian. Kemudian pihak swasta mengambil alih aset perusahaan dari
pemerintah pada 20 April 1989 yang disebut sebagai peternakan babi terbesar di Asia
Tenggara. Adapun nama lengkap dari perusahaan ini adalah PT Allegrindo Nusantara.
Peternakan ini dikelola di atas areal seluas 40.000 Ha. Peternakan tersebut tidak sekedar
memproses penggemukan 25.000 ekor ternak tetapi juga memproduksi ternak setiap hari
minimal 300 ekor seberat 90 Kg/ekor. Selama mengalami proses penggemukan 6 bulan,
kemudian dipasok ke pasar lokal di Provinsi Sumatera Utara. Untuk areal peternakan seluas
40.000 Ha tersebut kapasitas ternak yang di izinkan hanya 50.000 ekor ternak. (Sumber:
Data-Data Peternakan PT Allegrindo, 2015).

PT Allegrindo mempekerjakan 280 orang karyawan yang terdiri dari pegawai


administrasi, satpam, dan buruh harian. Karyawan tersebut berasal dari daerah atau
masyarakat sekitar peternakan yaitu desa Urung Panei dan dari luar daerah seperti dari
Kecamatan Dolok Pardamean. Bahan baku pakan ternak seperti jagung, bungkil kacang
kedelai, dedak padi, dan mineral. Bahan baku pakan ternak seperti jagung akan diperoleh dari
pedagang yang ada di daerah tersebut, yang terlebih dahulu dilakukan proses pengelolaan
oleh pihak perusahaan.

PT Allegrindo di Desa Urung Panei yang awalnya sempat diprotes warga sekitar
namun, sekarang warga telah bisa menerima kehadirannya setelah peternakan tersebut
dilengkapi Instalasi Penjernihan Air Limbah (IPAL), sehingga air limbah sudah aman dari
berbagai bakteri. Namun banyak pihak yang menganggap bahwa usaha pengolahan limbah
oleh PT Allegrindo masih belum maksimal walaupun perusahaan tersebut telah melakukan
berbagai metode pengolahan limbah. Berdasarkan berbagai sumber, dikatakan bahwa
perusahaan saat ini masih bermasalah dalam hal pengolahan limbah. Beberapa pihak bahkan
melaporkan masalah ini kepada DPRD Simalungun dan menyarankan agar perusahaan
ditutup. Dengan kondisi perusahaan tersebut apabila perusahaan tidak mengambil langkah
perbaikan, dikhawatirkan kedepannya perusahaan ditutup oleh pihak pemerintah.
B. Permasalahan

1. Konflik antara PT Allegrindo dengan masyarakat sekitar

Pada Juli 2012, masyarakat yang tinggal di sekitar PT Allegrindo yaitu penduduk
Desa Salbe dan Desa Urung Panei, melakukan demonstrasi ke kantor DPRD Simalungun.
Mereka menyampaikan keluhan mengenai limbah yang dihasilkan dari PT. Allegrindo.
Limbah kotoran ternak dari PT Allegrindo tersebut menyebabkan tercemarnya lahan
pertanian mereka yang terletak di bawah lokasi perusahaan. Menurut masyarakat, limbah ini
mengakibatkan timbulnya bibit penyakit akibat pencemaran udara. Masyarakat mengatakan
bahwa sejak adanya PT Allegrindo di daerah mereka, populasi lalat dan nyamuk semakin
banyak dan pemukiman mereka menjadi bau. Masyarakat juga melaporkan bahwa
perusahaan membuang limbah dan bangkai ternak ke Danau Toba. Padahal Danau Toba
merupakan destinasi wisata yang harus dipelihara

Masyarakat juga mengatakan perusahaan melanggar UU No 40 tahun 2005 tentang


CSR dimana PT Allegrindo tidak memberikan kontribusi terhadap warga sekitar, padahal
menurut undang-undang tersebut, setiap perusahaan wajib memberikan 1% keuntungan
perusahaan kepada masyarakat sekitar.

2. Konflik antara PT. Allegrindo dengan karyawan perusahaan

Pada tahun yang sama, karyawan PT Allegrindo melakukan demonstrasi kepada pihak
PT Allegrindo. Menurut karyawan, perusahaan melanggar UU No 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan mengenai perlindungan upah, syarat-syarat kerja dan jam masuk kerja pada
hari Minggu. Karyawan mengatakan bahwa selama ini pekerja tidak diberi masker, sarung
tangan dan kelengkapan lain. Karyawan juga mengeluhkan bahwa mereka tetap diwajibkan
bekerja pada hari libur tanpa adanya insentif tambahan.

C. Landasan Teori
● NEGOSIASI DISTRIBUTIF

Kasus ini berkaitan dengan materi pada Situasi Perundingan Distributif Poin-poin
yang penting dalam analisis situasi tawar menawar distributif:

1. Aspirasi negoisator adalah titik dimana negoisator ingin menyelesaikan negoisasi.


2. Titik penolakan (keuntungan negoisator) adalah harga tertinggi yang akan di
bayarkan. Sedangkan bagi penjual, titik penolakan adalah jumlah terkecil yang akan
diterima. Titik penolakan juga kadang-kadang di sebut harga reservasi.
3. Harga yang diminta adalah harga awal yang ditetapkan oleh penjual. Dalam kasus
mungkin harga yang diminta akan mendapatkan perlawanan dengan penawaran.
faktor-faktor ini dapat mempengaruhi proses tawar-menawar distributif, kami akan
membuat empat proposisi utama:
1. Semakin tinggi perkiraan pihak lain atas biaya penundaan atau kebuntuan Anda,
semakin kuat titik penolakan pihak lain.
2. Semakin tinggi perkiraan pihak lain atas biaya keterlambatan atau kebutuhannya
sendiri, semakin lemah titik perlawanan pihak lain.
3. Semakin pihak lain kurang menghargai suatu masalah, semakin rendah titik
penolakan mereka.
4. Semakin pihak lain percaya bahwa Anda menghargai suatu masalah, semakin rendah
titik resistensi mereka.
● NEGOSIASI INTEGRATIF
Selain itu kasus ini juga berkaitan dengan negoisasi integratif. Mengelola negosiasi
integratif melibatkan pembuatan proses untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah,
memunculkan minat dan kebutuhan, menghasilkan solusi alternatif, dan mengevaluasi serta
memilih alternatif.
Langkah-langkah Kunci dalam Proses Negosiasi Integratif Ada empat langkah utama
dalam proses negosiasi integratif:
1. mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
2. memunculkan kepentingan dan kebutuhan
3. menghasilkan solusi alternatif untuk masalah
4. mengevaluasi alternatif-alternatif tersebut dan memilih di antara mereka. Tiga
langkah pertama dari proses negosiasi integratif penting untuk menciptakan nilai.
5. Untuk bekerja sama menciptakan nilai, negosiator perlu memahami masalah,
mengidentifikasi kepentingan dan kebutuhan kedua belah pihak, dan menghasilkan
solusi alternatif. Langkah keempat dari proses negosiasi gratif, evaluasi dan
pemilihan alternatif, melibatkan mengklaim nilai. Mengklaim nilai melibatkan banyak
keterampilan tawar menawar distributif. Penting bahwa proses untuk menciptakan
nilai mendahului mereka untuk mengklaim nilai karena alasan:
● proses nilai menciptakan lebih efektif bila dilakukan secara kolaboratif dan
tanpa fokus pada siapa mendapatkan apa
● karena mengklaim nilai melibatkan distributif proses tawar menawar, hal itu
dapat menggagalkan fokus pada penciptaan hubungan nilai kecuali jika
diperkenalkan secara efektif.
D. Pembahasan

Penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui negosiasi antara pihak-pihak yang


terlibat konflik guna mencapai tujuan. Menurut Pruitt (1981) negosiasi adalah bentuk
pengambilan keputusan di mana dua pihak atau lebih berbicara satu sama lain dalam upaya
untuk menyelesaikan kepentingan perdebatan mereka (dalam Roy J Lewicki, 2010).
Negosiasi merupakan suatu proses. Didalam bukunya Roy J. Lewicki menyebutkan ada
beberapa alasan kenapa negosiasi harus terjadi, seperti berikut:

· Menyetujui bagaimana cara membagi sebuah sumber yang terbatas

· Menciptakan sesuatu yang baru dimana kedua belah pihak akan melakukannya dengan cara
mereka sendiri

· Menyelesaikan masalah atau perselisihan antara kedua belah pihak

Hasil terbaik dari negosiasi adalah win-win dan ini perlu dijadikan tujuan utama
negosiasi, ambisi yang berlebih dari salah satu pihak menyebabkan kegagalan negosiasi
sehingga hasil terburuklah yang didapat/ lose-lose. Telah dikenal 2 strategi negosiasi yang
umum yaitu negosiasi distributif dan negosiasi integratif.

Negosiasi distributif adalah tawar menawar dimana akan didapatkan hasil satu pihak
kalah dan pihak lain menang, hasil ini terjadi karena tujuan satu pihak bertentangan langsung
dengan tujuan pihak lain. Negosiasi integratif merupakan negosiasi yang mencari satu
penyelesaian atau lebih yang dapat menciptakan solusi win-win atau saling menguntungkan.
Dengan konsep yang berbeda, kedua strategi ini pun memiliki ciri-ciri yang berbeda dalam
penerapannya. Negosiasi distributif terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat konflik memiliki
kepentingan berlawanan sehingga motif hasil dari negosiasi ini adalah menang-kalah.
Negosiasi ini umumnya fokus pada hubungan jangka pendek. Negosiasi integratif terjadi
ketika pihak-pihak yang terlibat konflik memiliki kepentingan yang cocok dan serasi
sehingga hasil dari negosiasi ini adalah motif menang-menang. Fokus dari negosiasi ini
adalah hasil yang terjadi dapat digunakan untuk jangka panjang.

Negosiasi integratif ini merupakan tujuan ideal dari suatu negosiasi karena kedua
belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil dari negosiasi. Negosiasi integratif berfokus
pada kesamaan kedua belah pihak guna memenuhi kebutuhan dengan kepentingan. Untuk
mencapai negosiasi integratif, pihak negosiator harus menggunakan kriteria yang objektif.

Negosiasi merupakan langkah untuk menemukan solusi dari masalah dan konflik
yang ada. Guna menghasilkan solusi yang terbaik dan mengakomodasi kebutuhan kedua
belah pihak, perlu dilakukan beberapa proses agar negosiasi berjalan efektif dan efisien.

Ada 7 langkah dalam proses negosiasi yang ideal menurut Leonard Greenhalgh yang
dijabarkan dibawah ini :

1) Persiapan, adalah fase untuk mendefinisikan tujuan dan goal. Bila dihubungkan dengan
kasus, dalam melakukan negosiasi pihak PT Allegrindo dan pihak masyarakat dan karyawan
harus mendefinisikan tujuan dan goal dari negosiasi. Tujuan dari negosiasi ini adalah
pengolahan limbah dan pemenuhan kewajiban CSR oleh pihak PT Allegrindo terhadap
masyarakat sekitar.

2) Relationship building, adalah fase untuk memetakan pihak-pihak yang terlibat, mencari
tahu dan mencoba mengerti perbedaan yang muncul, menjalin kerjasama, dan membangun
komitmen.

3) Information gathering, adalah fase untuk mengumpulkan informasi, mempelajari apa yang
dibutuhkan oleh pihak lawan negosiasi, dan memperkirakan apa yang terjadi jika hal tersebut
gagal dipenuhi.

4) Information using, adalah fase dimana informasi yang telah diperoleh pada tahap
sebelumnya digunakan.

5) Bidding, adalah fase dimana setiap pihak mengutarakan tawarannya untuk membuka
negosiasi.

6) Closing the deal, adalah fase dimana komitmen untuk mencapai sebuah kesepakatan mulai
diperkuat berdasarkan fase-fase sebelumnya.
7) Implementing the agreement, adalah fase lebih lanjut ketika kesepakatan telah dibuat.
Dalam fase ini dibahas mengenai implementasi dari kesepakatan lebih detail, tentang siapa
harus melakukan apa dan sebagainya.

E. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat kami berikan atas kasus PT Allagrindo Nusantara ini
sebaiknya pihak PT harus segera memperbaiki kasus limbah yang meresahkan warga
dengan menjadikan limbah dari pabrik itu sebagai pupuk organik dari kotoran babi,
serta tidak membuang bangkai babi dengan sembarangan sehingga meresahkan warga
tetapi bisa dibakar agar baunya tidak terlalu menyengat di pemukiman warga, karena
bisa menyebabkan tercemar nya sungai juga pencemaran di daerah sekitar pabrik, dan
pihak pabrik juga harus memperlakukan karyawan dengan lebih baik lagi, juga
menyediakan alat alat yang perlu digunakan saat kerja, memberikan insentif kerja
setimpal dengan jam kerja para karyawan, dan lebih memperlakukan karyawan secara
manusiawi, serta harus memperbaiki aturan aturan pada pabrik yang itu melanggar
undang -undang serta menyalahi aturan kerja yang semestinya.

F. Daftar Referensi
1. Lewicki, R. J., Barry, B., & Saunders, D. M. (2016). Essentials of
Negotiation, 6th Edition. McGraw-Hill
2. https://medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2019/07/16/80846/pt_allegr
indo_siap_angkat_kaki_dari_danau_toba_asal_pemerintah_sediakan_lahan_ba
ru/
3. https://medanbisnisdaily.com/news/online/read/2018/05/25/38324/wagubsu_m
inta_pt_allegrindo_nusantara_benahi_masalah_limbah/

Anda mungkin juga menyukai