Anda di halaman 1dari 9

ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 1

PRODUKTIVITAS TANAMAN HASIL


KOMPETISI
A. D. Salsabila, A. Khairunnisa, E. Oktavianingrum, F. N. Budiayin, M. S. Priatna, R. A. Y. P.
Hapsari, W. I. N. Aulia, Aunurrohim, F. K. Muzaki, I. Desmawati, I. T. D. Tjahjaningrum
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: iskadesma@bio.its.id

Abstrak— Produktivitas adalah besarnya laju Sehingga produktivitas tanaman ditunjukkan dari
produksi biomassa yang merupakan salah satu efisiensi pada proses fotosintesis yang dapat mengubah
kajian penting dalam bidang ekologi. Dalam kajian energi matahari dan karbon menjadi berbagai macam
produktivitas, dibagi dalam 2 bentuk yaitu energi kimia yang dibutuhkan oleh tanaman dan
produktivitas primer dan sekunder. Produktivitas tersimpan dalam bentuk molekul-molekul kecil [1].
erat kaitannya dengan biomassa tumbuhan. Sekitar Produktivitas pada tanaman perlu diketahui untuk
45-50% biomassa tumbuhan tersusun oleh unsur
dapat memperkirakan seberapa besar produktivitas
karbon. Faktor yang mempengaruhi biomassa
tanaman pada pemanenan yang selanjutnya. Faktor
suatu tumbuhan adalah faktor diameter vegetasi
dan berat jenis suatu tumbuhan. Dari adanya yang dapat mempengaruhi produktivitas tanaman
praktikum ini, memiliki tujuan agar praktikan antara lain luas lahan, curah hujan, dan hari datangnya
mampu memahami dan mengetahui prinsip serta hujan [2]. Produktivitas pada tanaman dapat menurun
metode pengukuran produktivitas tanaman uji akibat keringnya lahan, keterbatasan ketersediaan air,
kompetisi menggunakan teknik pencucian lalu dan kurangnya kandungan unsur hara pada tanah.
dikering-anginkan setelah dipanen. Setelah itu Erosi juga mampu menurunkan produktivitas pada
dilakukan penimbangan dan pengeringan suhu tanaman [3].
tinggi lalu ditimbang kembali untuk dapat dicari Metode pengukuran energi hasil fotosintetis
selisih beratnya. Dari adanya percobaan tersebut dengan menghitung berat kering dari tanaman dan
didapatkan hasil berupa berat kering konstan merupakan penghitungan kasar dari jumlah energi
sebesar 5 gram dan biomassa final berupa 26,6 yang ada pada tanaman merupakan pengertian dari
gram. Lalu dapt diketahui pula nilai
biomassa tanaman. Biomassa pada tanaman dapat
produktivitasnya adalah 13,3 gram/m2 per
minggunya. bertambah jika tanaman menyerap lebih banyak CO2
dari atmosfer dan mengubahnya menjadi bahan
organik melalui proses fotosintesis. Hasil dari
Kata Kunci—Biomassa, Karbon, Kompetisi, fotosintesis yang disimpan dalam bentuk biomassa ini
Produktivitas, Tanaman. dapat mengakibatkan tanaman tumbuh semakin besar
dan semakin tinggi. Pertumbuhan ini akan terhenti saat
tanaman dipanen. Pada tanaman, bagian yang
I. PENDAHULUAN
menghasilkan biomassa terbanyak adalah pada batang
P roduktivitas tanaman ditentukan berdasarkan
cahaya dan karbon yang diperoleh pada tanaman.
Hal ini disebabkan cahaya matahari dan karbon
yang dapat mencapai 68,09-82,28% dari biomassa
totalnya. Sehingga biomassa pada tanaman juga
menjadi salah satu faktor lingkungan yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan tempat tumbuhnya tanaman,
untu mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan sinar matahari yang didapatkan oleh tanaman, dan
dari tanaman. Cahaya matahari dan karbon dapat jenis tegakan dari tanaman. Oleh karena itu, biomassa
menentukan hal ini karena cahaya matahari dan karbon merupakan total dari berat kering tanaman yang ada di
dmenjadi sumber energi bagi proses fotosintesis. permukaan tanah [4].
ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 2

Biomassa dipenngaruhi oleh jumlah karbon tanaman uji kompetisi. Dipanen tanaman hasil uji
yang ada di lingkungan. Jumlah karbon di lingkungan kompetisi yang berumur dua minggu, kemudian
ini ditentukan oleh iklim, topografi, komposisi, jenis dicuci menggunakan air bersih lalu tanaman
tanaman, karakteristik lahan, dan perbedaan siklus dikeringkan dan dibersihkan dengan dialasi koran
yang ada pada tanaman-tanaman [5]. Kemudian bekas. Seluruh bagian tanaman ditimbang dan
diameter pada tanaman juga mempengaruhi dan dibungkus yang selanjutnya akan dimasukkan
kedalam oven untuk dikeringkan dengan suhu
berkorelasi dengan biomassa tanaman. Karena besar
120oC selama beberapa hari hingga kering.
kecilnya diameter tanaman dipengaruhi dari hasil
Tanaman kemudian ditimbang kembali dan dicari
fotosintesis, yaitu dari penyerapan CO2 di udara dan biomassa tanaman yang mempresentasikan
diubah menjadi karbohidrat serta disebarkan oleh produktivitas, lalu dicatat data pengamatan dalam
tanaman ke seluruh organnya. Sehingga korelasi antara tabel pengamatan.
diameter tanaman dengan biomassa menunjukkan Kemudian dilanjutkan dengan cara kerja untuk
korelasi yang positif. Dimana semakin besar diameter, pengukuran produktivitas tumbuhan liar.
maka biomassa yang dihasilkan juga akan semakin Carakerja adalah sebagai berikut, mengetahui
besar. Berat jenis suatu vegetasi juga berkorelasi produktivitas suatu jenis tanaman per-satuan
dengan biomassa. Semakin tinggi berat jenisnya, maka waktu dalam luasan lahan tertentu. Satu tapak
biomassa yang tersimpan pada tanaman juga akan hamparan tumbuhan rerumputan (Poaceae)
semakin besar. Kayu yang berat jenisnya tinggi terdiri diusahan hamparan yang bersifat monospesies.
dari bahan organik yang susunannya padat. Sehingga Kemudian kelompok memilih jenis tanaman
berbeda atau jenis sama pada habitat berbeda
semakin besar kandungan biomasssa pada tanaman
misalnya di dalam naungan dan tanpa naungan
dapat mengindikasikan bahwa kandungan karbon pada dekat atau jauh dengan sumber air dll.
suatu wilayah juga tinggi [4]. Selanjutnya, dibuat satu kuadrat atau plot
Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di berukuran 50 x 50 cm sehingga diperoleh luasan
atas, maka tujuan dari diadakannya praktikum 0.25 m2, kemudian semua bagian tegakan rumput
produktivitas tanaman ini adalah untuk mengetahui yang berada diatas permukaan tanah dalam
dan memahami prinsip serta metode pengukuran kuadrat dipotong kemudian dibuang. Setelah
produktivitas tanaman. memasuki hari ke-14 dilakukan pengecekan
kondisi rumput dalam kuadrat pada tapak yang
II. METODOLOGI berada diatas permukaan tanah dipotong kembali
A. Waktu dan Tempat (dengan ketinggian yang sama pada tanaman
Praktikum ekologi produktivitas tumbuhan sebelumnya), hasil pemotongan dapat dibersihkan
dimulai dengan penanaman tanaman kompetisi pada dan ditimbang berat basahnya, lalu dibungkus dan
tanggal 8 sampai 22 April 2022 kemudian dilanjut dikeringkan dalam oven dengan suhu sekitar
untuk kerja di laboratorium Ekologi Departemen 120oC selama beberapa hari hingga tanaman uji
Biologi Fakultas Sains dan Analitika Data ITS, untuk benar-benar kering.
pengukuran berat basah dan berat kering hingga
konstan mulai tanggal 22 sampai 23 April 2022. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengukuran Keseluruhan Parameter
B. Alat dan Bahan Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Produktivitas
Alat dan bahan yang digunakan pada
Berat Kehilangan Biomassa
praktikum produktivitas tumbuhan tanaman hasil uji Penimbangan ke-
(gr/m2) air (gr/m2) (gr/m2)
kompetisi (opsional), pisau dan/atau gunting, kertas
koran bekas, alumunium foil dan Kertas label.
1 (berat basah) 29.6
Tumbuhan liar dengan pertumbuhan yang cepat
(misalnya: Poaceae), oven, neraca analitik, form tabel
2 20.9 8.7 8.7
data pengamatan dan alat tulis menulis.
3 16.4 4.5 13.2
C. Prosedur Kerja
Pada praktikum produktivitas ini
4 8 8.4 21.6
menggunakan dua macam cara kerja, yaitu
pertama dengan pengukuran produktivitas
ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 3

5 3 5 26.6 bahan kering tanaman adalah hasil fotosintesis dan hal


tersebut menggambarkan pertumbuhan dari tanaman.
6 3 0 26.6 Fotosisntesis selain memengaruhi biomassa juga
memengaruhi berat basah tanaman. Sehingga yang
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Produktivitas meemngaruhi fotosintesis, seperti air, cahaya, nutrisi,
Berat kering konstan 3 dan lain-lain juga akan memengaruhi biomassa dan
berat basah [9].
Biomassa final 26.6
B. Grafik Berat Kering
26. gr/m²/2 minggu Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman
Produktivitas dapat diukur melalui berat atau bobot kering. Hal ini
13. gr/m²/minggu dikarenakan berat kering dapat merepresentasikan
akumulasi senyawa organik yang disintesis oleh
Setelah praktikum yang dilakukan, didapat tanaman [10]. Proses fotosintesis akan menghasilkan
berat kering konstan adalah 3 gr/m². Dari berat basah
karbohidrat yang kemudian disebarkan ke seluruh
awal yaitu 29,6 gr/m² menjadi 20,9 gr/m² pada bagian tumbuhan. Hal ini menyebabkan berat kering
penibangan kedua setlah di oven yang berarti tanaman
tanaman mengalami peningkatan dikarenakan
telah kehilangan ari sebesar 8, 7 gr/m² dengan karbohidrat dan protein adalah komponen penyusun
biomassa 8,7 gr/m². Pada penimbangan ketiga didapat utama berat kering suatu tanaman [11]. Selain itu,
berat 16, 4 gr/m² dengan biomassa 13,2 gr/m², yang pengukuran berat kering suatu tanaman dapat
berarti tanaman telah kehilangan air sebesar 4,5 gr/m². memberikan data mengenai status nutrisi tanaman dan
Lalu pada penimbangan keempat berat tanaman dapat juga digunakan sebagai indikator ketersediaan
menjadi 8 gr/m² dengan biomassa 21,6 gr/m² yang
unsur hara [10].
berarti tanaman telah kehilangan berat sebesar 8,4
gr/m². Pada penimbangan kelima berat tanaman adalah Untuk mengetahui berat kering suatu tanaman,
3 gr/m² dengan biomassa 26,6 gr/m², yang berati sampel tanaman tersebut perlu dikeringkan dengan tisu
tanaman telah kehilangan berat sebesar 5 gr/m². dan kemudian dibungkus dengan menggunakan
Terakhir pada penimbangan keenam berat tanaman alumunium foil. Setelah itu, sampel dimasukkan ke
menjadi 3 gr/m² dengan biomassa 26,6 gr/m². Tetapi dalam oven untuk dikeringkan. Setelah sampel kering,
tanaman tidak lagi kehilangan beratnya yang artinya sampel akan ditimbang dan kemudian didapatkan nilai
berat kering konstan tanaman adalah 3 gr/m² dengan gram berat kering dari sampel tanaman yang diamati
biomassa final sebesar 26,6 gr/m². [12]. Dalam praktikum ini pengeringan dilakukan pada
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan suhu 120 ℃ selama kurang lebih tiga hari dan
bahwa berat tanaman semakin lama di oven akan dilakukan penimbangan sebanyak enam kali.
semakin berkurang dan mengering. Sedangkan
Grafik 3.1 Berat Kering Tanaman
biomassanya akan semakin besar. Biomassa
merupakan massa semua bagian tanaman yang berasal
dari proses fotosintesis, unsur hara dan air yang
diserap oleh tanaman dan diolah melalui proses
biosintesis. Biomassa merupakan salah satu indikator
pertumbuhan tanaman dan biasanya didasarkan pada
berat kering tanaman [6;7]. Pada tingkat organ,
pertumbuhan antara lain dapat diukur dari penambahan
berat basah, berat kering atau volume [8]. Hal tersebut
sesuai dengan hasil praktikum yang mana tanaman
semakin lama dioven akan semakin kering sehingga
biomassanya semakin besar. Berat basah tanaman
dapat mengalami perubahan dalam waktu yang relatif Pada praktikum ini penimbangan dilakukan
cepat. Berdasarkan alasan tersebut maka biomassa sebanyak enam kali. Penimbangan pertama diperoleh
dapat dinyatakan dalam berat kering, karena 90% berat tanaman sebesar 29,6 gram. Kemudian,
ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 4

penimbangan kedua diperoleh berat tanaman sebesar


20,9 gram. Hal ini terjadi karena terjadi penurunan
berat tanaman yang disebabkan oleh hilangnya air dari
tanaman tersebut. Lalu, berat tanaman pada
penimbangan ketiga adalah 16,4 gram dengan kadar
air yang hilang sebesar 4,5 gram. Selanjutnya, berat
tanaman pada penimbangan keempat adalah 8 gram
dengan kadar kehilangan air sebesar 8,4 gram.
Kemudian, pada penimbangan kelima diperoleh berat
tanaman sebesar 3 gram yang berarti kadar air yang
hilang sebesar 5 gram. Lalu, pada penimbangan
terakhir diperoleh berat tanaman sebesar 5 gram. Berat Berdasarkan grafik tersebut pada hari ke-2
tanaman sudah tidak mengalami pengurangan atau penimbangan, tanaman kehilangan air sebesar 8,7
konstan dikarenakan sudah tidak terdapat kandungan gr/m2. Pada hari ke-3 penimbangan, tanaman
air pada tanaman. Maka dari itu, berat kering tanaman kehilangan air sebesar 4,5 gr/m2. Pada hari ke-4
pada praktikum “Produktivitas Tanaman” adalah 5 penimbangan, tanaman kehilangan air sebesar 8,4
gram. gr/m2. Pada hari ke-5 penimbangan, tanaman
kehilangan air sebesar 5 gr/m2. Pada hari ke-6
Berat kering suatu tanaman dapat dipengaruhi penimbangan, tanaman kehilangan air sebesar 0 gr/m2.
kompetisi yang terjadi antar tanaman yang lebih besar Dalam hal ini menunjukkan adanya proses transpirasi
dalam memperoleh air, zat hara, dan cahaya matahari. pada tanaman tersebut. Transpirasi merupakan proses
Kompetisi dapat disebabkan oleh jarak tanaman yang kehilangan air dalam bentuk jaringan tumbuhan
terlalu rapat. Kompetisi yang terjadi dapat melalui stomata [14]. Ada dua tipe transpirasi yaitu:
menyebabkan pengurangan ukuran dan jumlah bagian - Transpirasi kutikula yaitu evaporasi air yang terjadi
tertentu dari suatu tanaman atau bahkan seluruhnya. secara langsung melalui kutikula epidermis [15].
Selain itu, luas permukaan daun juga dapat - Transpirasi stomata yang dalam hal ini kehilangan
memengaruhi berat kering suatu tanaman. Semakin air berlangsung melalui stomata. Hampir 97% air
besar luas permukaan daun, semakin tinggi kapasitas dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata.
suatu tanaman dalam melakukan fotosintesis [13]. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air dan
Kapasitas fotosintesis yang berlangsung lebih tinggi pada sebagian besar jenis tanaman, transpirasi
akan memaksimalkan hasil fotosintesis yang berupa kutikula hanya sebesar 10% atau kurang dari
karbohidrat dan protein. Semakin tinggi kadar jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh
karbohidrat dan protein pada suatu tanaman, maka karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi
berat kering tanaman tersebut semakin tinggi [11]. melalui stomata [15].
C. Grafik Kehilangan Air Proses transpirasi merupakan proses pelepasan
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Pengurangan Air molekul-molekul air dari daun melalui stomata yang
Penimbangan Berat Kehilangan Biomassa disebabkan oleh terjadinya pemanasan permukaan
ke- (gr/m2) air (gr/m2) (gr/m2) daun oleh cahaya. Sebagian dari energi cahaya akan
diserap tumbuhan terutama membantu reaksi terang
1 (berat basah) 29.6 pada proses fotosintesis. Akan tetapi, sebagian energi
2 20.9 8.7 8.7 cahaya jika tidak dilepaskan, akan meningkatkan suhu
3 tanaman terutama pada bagian daun yang umumnya
16.4 4.5 13.2
berstruktur tipis. Hal ini akan membahayakan bagi
4 8 8.4 21.6 keberlangsungan proses metabolisme bahkan dapat
5 3 5 26.6 merusak komponen-komponen penyusun dan enzim
yang relatif sensitif. Maka untuk menetralisir suhu
6 3 0 26.6 yang berlebihan, daun melakukan mekanisme
Grafik 3.2 Kehilangan Air pelepasan molekul-molekul air ke udara melalui
stomata. Pada proses transpirasi suhu sangat
ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 5

mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara diambil kesimpulan bahwa penyediaan air yang cukup
otomatis dapat mempengaruhi pembukaan stomata akan memberikan hasil pertumbuhan optimal bagi
sedangkan kelembaban yaitu bila daun mempunyai tanaman, sedangkan kekurangan air pada tanaman
kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, akan menyebabkan proses fisiologis tanaman
sehingga tekanan turgor meningkat, maka laju terganggu. Salah satunya adalah proses transpirasi.
transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi Transpirasi mempengaruhi berat kering tanaman
molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun karena proses metabolisme sangat dipengaruhi oleh
dengan konsentrasi molekul uap air di udara. suhu ketersediaan air dan hara yang diperoleh dari tanah
sangat berpengaruh [16]. Pengaruh pada proses ditunjang proses transpirasi. Produktivitas dan tingkat
transpirasi, ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka adaptasi tanaman akan terganggu apabila mengalami
semakin cepat pula proses transpirasi. Suhu terhadap transpirasi berlebih dengan ketersediaan air kurang
transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yang menyebabkan kekeringan [19].
yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di
D. Grafik Biomassa
dalam daun dan tekanan uap air di luar daun.
Grafik 3.3 Biomassa
Kenaikan suhu menambah tekanan uap di dalam daun.
Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air
mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas.
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk
meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam
hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun
dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan
stomata [17].
Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui
dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu
daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas
transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi Tumbuhan hidup dengan menyerap
transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka- karbondioksida di atmosfer kemudian dibentuk
tutupnya stomata. Stomata merupakan bagian dari jaringan menjadi energi (gugus gula) yang digunakan sebagai
epidermis pada daun yang berfungsi sebagai organ keberlangsungan kehidupan tumbuhan tersebut. Energi
transpirasi dan fotosintesis. Daun yang mempunyai yang disimpan tumbuhan tersebut berbentuk biomassa
stomata di kedua permukaan disebut daun yang membuat tumbuhan makin besar atau makin
amfistomatik, sedangkan apabila memiliki stomata tinggi. Semua komponen penyusun vegetasi yang
yang hanya terdapat di permukaan atas saja disebut berada di atas permukaan tanah merupakan bagian dari
daun epistomatik, dan sebaliknya apabila mempunyai biomassa, meliputi akar, batang, daun, dan berat
stomata yang hanya terdapat pada permukaan bawah polong [4]. Biomassa merupakan salah satu indikator
saja disebut daun hipostomatik. Adapun letak stomata pertumbuhan tanaman dan biasanya didasarkan pada
paling banyak terdapat di permukaan bawah daun, berat kering tanaman. Semakin banyak pengurangan
karena untuk mengurangi proses penguapan air [18]. berat pada saat pengeringan maka semakin besar
Pada hari ke-6 penimbangan, tanaman tidak biomassanya [6;7].
kehilangan air sama sekali atau kehilangan air 0 gr/m2.
Hal ini dikarenakan kadar kandungan air dalam Pada penimbangan pertama didapatkan
tanaman tersebut telah habis sehingga proses biomassa 0 karena belum dilakukan pengeringan
transpirasi menghasilkan kehilangan air 0 gr/m2. tumbuhan hasil kompetisi. Pada penimbangan kedua
Ketika tanaman dimasukkan ke dalam oven, tanaman didapatkan biomassa sebesar 8.7 gr/m2 didapatkan dari
akan langsung melakukan proses transpirasi. Hal ini hasil penimbangan kehilangan air. Pada penimbangan
dikarenakan dalam oven tersebut, suhu maupun cahaya ketiga dihasilkan biomassa sebesar 13.2 gr/m2
meningkat dimana kedua hal tersebut sangat didapatkan dari penimbangan kehilangan air kedua dan
berpengaruh dalam proses transpirasi sehingga ketiga. Pada penimbangan keempat didapatkan
tanaman akan kehilangan air. dalam hal ini dapat biomassa sebesar 21.6 gr/m2 . Pada penimbangan
ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 6

kelima didapatkan biomassa sebesar 26.6 gr/m2 . tanaman. Ibu Indah Trisnawati DT, Ph.D dan ibu Iska
Penimbangan keenam didapatkan biomassa sebesar Desmawati, S.Si., M.Si. selaku dosen pengampu mata
26.6 gr/m2 . Karena pada grafik biomassa kelima dan praktikum ekologi 2. Asisten laboratorium yang
keenam konstan maka biomassa itulah yang senantiasa membimbing berjalannya praktikum dari
merupakan biomassa final, yaitu sebesar 26.6 gr/m2 . awal hingga akhir dan juga teman-teman kelompok 3
atas kerja sama dan semangat dalam pembuatan
Biomassa tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa laporan praktikum selama ini.
faktor yaitu kandungan air dan zat hara yang
terkandung dalam wilayah yang diukur, metabolisme DAFTAR PUSTAKA
tumbuhan, kecepatan tumbuhan dalam menyerap
[1] Abqoriyah, R. Utomo, and B. Suwignyo,
karbondioksida (CO2) dari udara dan diubah menjadi “Produktivitas Tanaman Kaliandra (Calliandra
bentuk energi, besar diameter tumbuhan, dan calothyrsus) Sebagai Hijauan Pakan Pada Umur
intensitas cahaya matahari. Semakin besar biomassa Pemotongan yang Berbeda,” Buletin
maka semakin banyak zat hara, air, dan Peternakan, vol. 39, no. 2, pp. 103–108, 2015,
karbondioksida yang diserap oleh tumbuhan tersebut doi: 10.21059/buletinpeternak.v39i2.6714.
[20]. [2] T. N. Padilah and R. I. Adam, “Analisis Regresi
Linier Berganda Dalam Estimasi Produktivitas
IV. KESIMPULAN Tanaman Padi Di Kabupaten Karawang,”
Berdasarakan praktikum produktivitas yang FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika
telah dilakukan dapat diketahui bahwa prinsip dan dan Matematika, vol. 5, no. 2, pp. 117–128,
metode yang digunakan dalam pengukuran 2019, doi: 10.24853/fbc.5.2.117-128.
produktivitas tanaman adalah dengan cara pengeringan [3] M. Muliatiningsih, E. Romansyah, and B.
pada tanaman uji selama beberapa hari menggunakan Wiryono, “Potensi Penggunaan Biomassa
oven dengan suhu 120℃ agar diperoleh berat kering Tumbuhan Liar di Lahan Kering Sebagai
dari tumbuhan tersebut. Hasil yang didapat berupa data Sumber Bahan Organik Untuk Meningkatkan
berat basah dan berat kering tumbuhan dihitung Produktivitas Tanah,” Agrikan: Jurnal Ilmiah
selisihnya untuk memperoleh biomassa tanaman yang Agribisnis dan Perikanan, vol. 12, no. 1, p. 105,
mempresentasikan produktivitas tanaman. Hasil yang 2019, doi: 10.29239/j.agrikan.12.1.105-111.
diperoleh adalah tanaman uji yang telah kehilangan [4] N. Tuah, R. Sulaeman, and D. Yoza,
airnya sehingga beratnya berkurang. Selisih dari berat “Penghitungan Biomassa dan Karbon di Atas
kering dan basah diperolah atau proses kehilangan air Permukaan Tanah di Hutan Larangan Adat
tersebut akan menunjukkan bahwa tanaman uji Rumbio Kabupaten Kampar,” Jurnal Online
memiliki kandungan air dan unsur hara dalam tanaman Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
yang cukup banyak. Hal tersebut membuktikan jika Riau, vol. 4, no. 1, pp. 1–10, 2017.
aktivitas enzim di dalam tanaman masih beraktivitas [5] T. Heriyanto, B. Amin, I. Rahimah, and F.
dengan baik. Enzim kemudian akan mengubah zat Ariani, “Analisis Biomassa dan Cadangan
kimia menjadi bentuk lain sehingga terjadi Karbon pada Ekosistem Mangrove di Kawasan
produktivitas pada suatu tanaman. Pada praktikum Pantai Berpasir Desa Kawal Kabupaten Bintan,”
produktivitas tanaman hasil kompetisi juga didapatkan Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi, vol. 2,
grafik biomassa sebesar 26.6 gr/m2 . Angka tersebut no. 1, pp. 31–41, 2020.
didapatkan ketika jumlah biomassa yang berasal dari [6] M. M. S. Haryadi, Pengantar Agronomi, Jakarta
berat kehilangan air saat sudah konstan. Biomassa : PT. Gramedia, 1979.
tumbuhan dipengaruhi oleh kandungan air dan zat hara [7] S. M. Sitompul, dan B. Guritno, Analisis
dalam suatu wilayah yang diukur, kemampuan
Pertumbuhan Tanaman, Yogyakarta: Gadjah
metabolisme tumbuhan, kecepatan tumbuhan dalam
menyerap karbondioksida dan diubah menjadi energi, Mada University Press, 1992.
besar diameter tumbuhan, dan intensitas cahaya. [8] P. F. Wareing dan I. D. J. Phillips, Growth and
Differentiation in Plant, Toronto: The Pergamon
UCAPAN TERIMA KASIH Press, 1986.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada [9] D. Sutaryo, PENGHITUNGAN BIOMASSA
pihak-pihak yang turut andil dalam keberlangsungan Sebuah Pengantar Untuk Studi Karbon Dan
pembuatan laporan praktikum ekologi produktivitas
ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 7

Perdagangan Karbo, Bogor: Wetlands Tanaman Terpapar Cahaya Langsung,” Jurnal


International Indonesia Programme, 2009. Pendidikan Biologi, vol. 4, no. 2, pp. 251-260,
[10] U. K. P. Sitorus, B. Siagian, dan N. Rahmawati, 2019.
“RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT [15] A. Sugiarto, Pemanasan Global di Sumatera
KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP Selatan dan Peningkatan Suhu Udara yang
PEMBERIAN ABU BOILER DAN PUPUK Terjadi, Indralaya: Universitas Sriwijaya, 2018.
UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN,” [16] P. Santhiawan, “Adaptasi Padi Sawah (Oryza
Jurnal Online Agroekoteknologi, vol. 2, pp. sativa) Terhadap Peningkatan Kelebihan Air
1021-1029, Jun. 2014. Sebagai Dampak Pemanasan Global,”
Agricultural Journal, vol. 2, no. 2, pp. 130-144,
[11] N. M. Witriadi dan N. N. C. Kusumawati,
2019.
“PRODUKTIVITAS TANAMAN
[17] C. Peres, “Pengaruh Biochar Tongkol Jagung
LEGUMINOSA (Centrocema pubescens DAN
dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan
Clitoria ternatea) YANG DIPUPUK
Hasil Tanaman Kacang Edaname pada Tanah
DENGAN PUPUK BIO SLURRY,” Majalah
Gambut,” Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian,
Ilmiah Peternakan, vol. 20, pp. 100-105, Okt.
vol. 10, no. 4, pp. 1-7, 2021.
2017.
[18] A. Cahyo, “Dampak Kekeringan Terhadap
[12] B. Santoso, I. G. S. Dharma, dan E. Faiqoh, Proses Fisiologis, Pertumbuhan, dan Hasil
“Pertumbuhan dan Produktivitas Daun Lamun Tanaman Karet (Hevea brasiliensis),” Warta
Thalassia hemprichii (Ehrenb) Ascherson di Perkaretan, vol. 39, no. 1, pp. 1-10, 2020.
Perairan Tanjung Benoa, Bali,” Journal of [19] W. P. Benny, “Tanggapan Produktivitas Kelapa
Marine and Aquatic Sciences, vol. 4, pp. 278- Sawit (Elaeis guineensis) Terhadap Variasi
285. 2018. Iklim,” Vegetalika, vol. 4, no. 4, pp. 21-34,
2015.
[13] A. S. Alim, T. Sumarni, dan Sudiarso, [20] Z. Uthbah, E. Sudiana, dan E. Yani, “Analisis
“PENGARUH JARAK TANAM DAN Biomassa dan Cadangan Karbon pada Berbagai
DEFOLIASI DAUN PADA Umur Tegakan Damar (Agathis dammara
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN (Lamb.) Rich.) di KPH Banyumas Timur”,
KEDELAI (Glycine max L.),” Jurnal Produksi Jurnal Scripta Biologica, vol 4, pp. 119-124.
Tanaman, vol. 5, pp. 273-280, Feb. 2017. 2017.
[14] Yustiningsih, “Intensitas Cahaya dan Efisiensi
Fotosintesis pada Tanaman Naungan dan
ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 8

LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Pengukuran Produktivitas
Kehilangan air
Penimbangan ke- Berat (gr/m2) Biomassa (gr/m2)
(gr/m2)

1 (berat basah) 29.6

2 20.9 8.7 8.7

3 16.4 4.5 13.2

4 8 8.4 21.6

5 3 5 26.6

6 3 0 26.6

Grafik 1. Berat Kering Saat Penimbangan Grafik 3. Biomassa

Grafik 2. Kehilangan Air


ECOLOGY PROJECT – KELOMPOK 2B 9

Anda mungkin juga menyukai