Anda di halaman 1dari 29

PENUNTUN PRAKTIKUM

NUTRISI TANAMAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

Dosen Mata Kuliah:


Prof. Dr Ir Bilter A. Sirait, MS

Asisten Praktikum:
Nelly Florida Sirait, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
SUMATERA UTARA
2018

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Penuntun Nutrisi Tanaman 1


1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum
dimulai dan barisan telah rapi.
2. Pakaian :
Pria Wanita
 Memakai kemeja.  Memakai kemeja dan
 Rambut harus rok sampai mata kaki.
pendek maksimal  Rambut harus diikat.
5 cm.  Tidak dibenarkan
 Memakai kaos memakai perhiasan atau
kaki dan sepatu lisptik.
tertutup.  Memakai kaos kaki dan
sepatu tertutup.

3. Absen hanya diperkenankan 1 kali (lebih dari satu kali


dinyatakan gagal).
4. Tidak dibenarkan membuat keributan dan kekacauan
dalam bentuk apapun.
5. Peralatan yang dibawa : kain planel, kain serbet,
kalkulator, pisau silet, buku data dll.
6. Jurnal / laporan pratikum harus selesai sebagai syarat
untuk masuk praktikum.
7. Diadakan response setiap akan praktikum (bila 3 kali tidak
menjawab maka dikeluarkan atau absen).
8. Ketentuan 1-7 wajib dipatuhi apabila tidak dipatuhi maka
dikenakan sanksi.
Sanksi: - Tugas umum
- Tugas khusus
- Dikeluarkan
- Gagal

Ketentuan Laporan

Penuntun Nutrisi Tanaman 2


A. BENTUK TULISAN LAPORAN
 Jurnal ditulis dengan kertas double folio dan disampul
dengan kertas cokelat.
 Laporan diketik dengan komputer diatas kertas HVS
ukuran A4.
 Ukuran penulisan :
- Margin kiri 4 cm,
- Margin kanan, atas, dan bawah 3cm,
- Font: Times New Roman, Font Size 12.

B. ISI LAPORAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Percobaan
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. HASIL PENGAMATAN / DATA
IV. PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN
VI. DAFTAR PUSTAKA

ISI JURNAL
I. JUDUL
II. TUJUAN PERCOBAAN
III. TINJAUAN TEORITIS
IV. ALAT dan BAHAN
V. PROSEDUR KERJA
VI. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

C. PENYERAHAN LAPORAN

Penuntun Nutrisi Tanaman 3


1. Jurnal :
 Jurnal di ACCkan pada asisten yang telah
ditentukan.
 Jurnal diserahkan paling lambat 1 minggu setelah
praktikum.
2. Laporan :
 Laporan akhir di ACCkan pada asisten yang telah
ditentukan.
 Laporan akhir diserahkan paling lambat 1 minggu
sebelum praktikum.

D. PENILAIAN LAPORAN
 Laporan akan dinilai berdasarkan kualitas/bobot
laporan, kesesuaian format laporan dan ketetapan
waktu penyerahan laporan.
 Rentang nilai 0 s/d 95.
 Laporan yang tidak diserahkan sampai batas waktu
yang ditentukan akan diberi pengurangan nilai atau
diberi nilai 0.

E. NILAI AKHIR
Nilai akhir praktikum terdiri dari beberapa kriteria :
Nilai kuis (yang diadakan setiap topik) dan tugas
umum
Nilai jurnal setiap topik
Nilai laporan akhir
Absen / kehadiran
Praktikal test

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Penuntun Nutrisi Tanaman 4


TANAMAN

Pertumbuhan dan perkembangan adalah koordinasi


dari berbagai hal dalam tingkat berbeda, mulai dari biofisik
hingga biokimia dari organisme, yang menghasilkan produksi
seluruh organisme. Pertumbuhan dalam arti terbatas,
menunujukkan penambahan ukuran yang tidak dapat balik
yang mencerminkan pertambahan protoplasma.
Perkembangan diartikan pada diferensiasi yaitu suatu
perubahan pada tingkat lebih tinggi yang menyangkut
spesialisasi dan organisme secara anatomi dan fisiologi.

Kurva Pertumbuhan Linear


Analisis logaritma fase pertumbuhan cukup
sederhana. Jika masing-masing sel bergabung dalam satu
koloni atau satu organisme dibagi kedalam dua interval yang
teratur dan setiap sel yang berumur yang sama adalah
sebagaimana sel induknya, kemudian koloni atau organisme
meningkat dengan persamaan :
Mt 2 = Mt1 . er ( t2 - t1 )
Dimana :
M = Massa t1 = Waktu awal t2 =
Waktu akhir
e = Bilangan dasar logaritma naturalis r =
Laju pertumbuhan
Persamaan ini dapat ditulis dalam formula lain : 2,303 log
(kenaikan ukuran besar) = r x interval waktu.
Persamaan diatas dapat digunakan untuk organisme
bersel tunggal, mis bakteri. Umumnya tumbuhan tingkat
tinggi tidak mengikuti pertumbuhan sesuai dengan rumus
diatas untuk jangka waktu lama. Tumbuhan ini akan cepat
berkembang sebagai tumbuhan yang tumbuh meristematik.
Pertumbuhan terjasdi hanya pada tempat tertentu dan

Penuntun Nutrisi Tanaman 5


biasanya satu dimensi, mis pertambahan panjang. Tumbuhan
menunjukkan bahwa pertumbuhan terjadi dalam satu atau
lebih meristem dengan ukuran besar konstanta dalam satu
fungsi linear. Jadi laju adalah : konstan dan tidak dihubungkan
terhadap besar ogrganisme. Fase pertumbuhan linear
dijelaskan oleh J. Sachs, ahli fisiologi asal Jerman pada abad ke
19, sebagai fase pertumbuhan yang tinggi (adalah –b pada
gambar A dan B). Pada fase ini yang tidak berukuran awal dan
akhir, sehingga tidak dapat dilakukan ramalan untuk tipe
pertumbuhan ini.
Mt2 = Mt1 + r ( t2 – t1 )
Beberapa kurva pertumbuhan menyerupai gambaran
genetik untuk reaksi autokatalik monomolekuleryaitu reaksi
dimana suatu produk mendorong atau mengkatalis reaksi.
Persamaan untuk reaksi ini adalah :
Mt
log =k ( t−t 1/ 2)
M −Mt

Dimana: Mt = Massa pada waktu – t


M = Massa akhir
t 1/ 2 = Waktu yang diperlukan untuk memperoleh
setengah dari ukuran akhir.
Kurva yang dihasilkan persamaan ini adalah kurva
pada gambar C. karena persamaaan ini berhubungan
terhadap ukuran yang ada, dan ukuran bagi organisme, maka
ukuran dapat digunakan untuk menginterpretasikan
pertumbuhan. Persamaan ini dapat dimulai dari:
Dm
=km ( M −m )
dt

Dimana: m = ukuran awal


M = ukuran akhir

Penuntun Nutrisi Tanaman 6


Persamaan ini menduga laju pertumbuhan yang tinggi

( dmdt ). Dimana : m = kecil yang meningkat cepat sebagai


kenaikan-m. jika pada suatu organisme m = M, maka laju
pertumbuhannya adalah = 0 (nol).
Banyak pertumbuhan mempunyai tipe pertumbuhan
sigmoid yakni menyerupai huruf “s”. akan tetapi berbagai
tumbuhan tertentu mempunyai pertumbuhan double
sigmoid. Pada akhir pertumbuhan di peroleh laju relatif kecil.
Dalam menentukan laju pertumbuhan tanaman,
selain pengukuran secara langsung (mis: tinggi tanaman,
jumlah daun, dll) diperlukan metode lain yakni apa yang kita
sebut “Analisis Pertumbuhan Tanaman”. Dalam metode ini
selain pengukuran secara langsung diperlukan pengukuran
secara sistematis. Banyak cara untuk analisis pertumbuhan
tetapi pada pertanian ada 3 cara umum yang dilakukan yakni
menentukan :
a. Laju pertumbuhan tanaman
b. Laju asimilasi bersih
c. Indeks luas daun

Laju pertumbuhan tanaman ditentukan dengan


mengukur peningkatan berat kering tanaman, yakni berat
kering tanaman per unit areal selama waktu tertentu, yang
dapat dituliskan dengan formula :
W 2−W 1
LPT = ( mis , gr dm−2 minggu−1 )
t 2−t 1

atau dapat diukur dengan penentuan laju tumbuh relatif


dengan formula :

Penuntun Nutrisi Tanaman 7


ln W 2−ln W 1
LTR= ( mis , gr dm−2 minggu−1 )
t 2−t 1

Dimana : LPT = Laju Pertumbuhan Tanaman


LTR = Laju Tumbuh Relatif
W1 = Total berat kering pada t1
W2 = Total berat kering pada t2
t = Waktu pengamatan
Laju Asimilasi Bersih (LAB = NAR) adalah untuk
mengukur kapasitas fotosintesis, yakni yang kering aktual per
unit luas daun pada waktu tertentu, yang dapat dituliskan
dengan formula:
W 2−W 1 1
LAB=NAR= × ( mis , gr dm−2 minggu−1 )
t 2−t 1 1
(A +A )
2 2 1

dimana : W = Berat kering tanaman


A = Luas daun tanaman
T = Waktu pengamatan
Indeks Luas Daun (ILD = LAI) yaitu luas permukaaan
daun tanaman per luas permukaan tanah yang ditempati
tanaman selama pertumbuhannya, yang dapat dituliskan
dengan formula berikut ini :
Luas daun tanaman
ILD=LAI=
Luas tana h( jarak tanam)

Untuk menentukan ILD atau LAI dapat dilakukan


dengan metode kertas timbang atau memakai alat pengukur
luas daun seperti Leaf Areameter. Bila LAI dan ILD = 1,0; hal ini
berarti bahwa semua permukaan tanah ditutupi oleh daun
atau luas daun tanaman, dengan catatan tidak ada daun yang
saling tumpang tindih.

Penuntun Nutrisi Tanaman 8


Tumbuhan akan terus tumbuh sampai ia mati, tetapi
segera ia melewati tingkat embrio, pertumbuhannya terbatas
pada bagian tertentu yang disebut meristem. Pada bagian ini
sel-selnya tetap dalam bentuk embrio dan terus membelah
diri, sedangkan pada bagian lain mencapai kematangan dan
mempertahankan bentuk tetapnya. Salah satu tipe meristem
selalu terdapat diujung tiap batang dan akar. Aktifitasnya akan
menghasilkan pemanjangan tubuh tanaman. Aktifitas
meristem pucuk akan menghasilkan cabang-cabang samping,
daun dan bunga. Pada beberapa tumbuhan terutama
golongan rumputan, pemanjangan juga disebabkan oleh
pembelahan sel-sel meristem yang terletak pada pangkal tiap
buku dan pelepah daun, daerah meristem disebut “meristem
interkalar”.
Pertumbuhan yang diawali oleh meristem ujung
dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan
yang terbentuk ini disebut dengan jaringan primer. Beberapa
tumbuhan terutama monokotil, melengkapi daur hidupnya
dengan pertumbuhan primer saja. Pada tumbuhan lain
terutama dikotil, batang dan akarnya mempertebal diri
melalui suatu proses yang disebut pertumbuhan sekunder
yang dimulai oleh kambium.

Penuntun Nutrisi Tanaman 9


Judul : KURVA PERTUMBUHAN (SIGMOID) TANAMAN

1. Tujuan : Mempelajari kurva pertumbuhan berbagai


tanaman.
2. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
 Polibeg  Benih kacang hijau
 Penggaris  Benih kacang kedelai
 Beaker glass  Media tanam (pasir &
tanah)
 Air

3. Prosedur :
 Benih tanaman direndam dalam air selama 30 menit.
 10 biji / benih tanaman dikecambahkan pada kotak
kecambah atau polibeg yang berisi campuran pasir :
tanah ( 3 : 1 ).
 2 benih yang direndam, dibelah kontiledonnya dan
diukur panjang embrionya.
 Amati setiap dua hari dengan mengambil 2 tanaman
yang menyangkut:
 Tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan
jumlah akar. (Agar tidak rusak sebelum
pencabutan tanah lebih dahulu disiram dengan
air).
4. Laporan
1) Data pengamatan:
a) Tinggi tanaman ( 0 s/d 28 hari )
b) Panjang akar (----------------)
c) Jumlah akar (-----------------)
d) Jumlah daun (-----------------)

Penuntun Nutrisi Tanaman 10


2) Tentukan periode pertumbuhan:
a) Fase eksponensial atau logaritma
b) Fase pertumbuhan linear
c) Fase pertumbuhan laju menurun
3) Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan ini?

Judul : PENGANGKUTAN ZAT HARA

1. Tujuan : Menentukan daerah pengangkutan


zat hara.
2. Alat dan Bahan:
Alat Bahan
 Termometer  Vaselin
 Beaker gelas  Air
 Statif  Zat warna
 Pengukur waktu  Tanaman /
 Sumber cahaya tumbuhan
 Pisau silet, dan lain-
lain

3. Prosedur :
SERI I
1. Sediakan tanaman bayam lengkap (akar, batang
dan daun) setinggi 25-35 cm.
2. Tanaman dibersihkan dari tanah-tanah tanpa
merusak sistem perakarannya.
 Tanaman lengkap dimasukkan ke dalam beaker
gelas yang berisi air berwarna merah.
 Tanaman dipotong daunnya (batangnya), yaitu
tanpa daun.

Penuntun Nutrisi Tanaman 11


3. Amati bagaimana pengangkutan air pada tanaman,
pada keadaan: ada daun, tanpa daun, ada lampu
dengan jarak 10, 20, 30, dan 40 cm.
4. Amati perubahan temperatur.
SERI II
a. Tanaman berkayu dipotong seperti gambar:
b. 1. Tanaman ditutup bagian kayu dengan vaselin.
2. Tanaman ditutup bagian kulit dengan vaselin.
3. Amati seperti pada seri-1
1. Laporan
a. Dari mana naiknya air dan hara menuju daun dari
permukaan tanah?
b. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
transportasi air dan hara pada tanaman!
c. Jelaskan beberapa teori yang menjelaskan
transportasi air dan hara dari tanah menuju ke
daun, dan transportasi senyawa organik dari daun
menuju akar dan tempat penyimpanan cadagan
makanan!
d. Apa yang dimaksud dengan :
1. Apoplast 7. Symplast
2. Transport pasif 8. Transport aktif
3. Aliran massa 9. Diffusi
4. Intersepsi akar 10. Osmosis
5. Guttasi 11. Hydatoda
6. Epitema 12. Plasmodesmata

Judul : PENDUGAAN KESUBURAN TANAH SECARA


BIOLOGIS.

1. Tujuan :

Penuntun Nutrisi Tanaman 12


1. Menduga kesuburan tanah dengan menentukan
tingkat kekahatan suatu tanah.
2. Melihat tanda – tanda kekuatan suatu unsur hara
pada tanaman.
2. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
 Penggaris,  Benih jagung
jangka sorong  Pupuk urea, TSP, dan KCl
 Oven  Tanah regosol dan
 Timbangan grumosol
 Polibeg

3. Perlakuan faktorial 2 x 5 tat letak acak lengkap.


Faktor 1 : jenis tanah: regosol, grumosol
Faktor 2 : perlakuan pemupukan:
O (tanpa pupuk)
N (pupuk NPK)
P (pupuk NPK)
K (pupuk N+P)
L (lengkap pupuk N + P + K).
4. Prosedur Kerja :
Isi polibeg dengan tanah sampai lebih kurang 2-3 cm
dibawah atas atas, samakan beratnya untuk semua
polibeg. Dosis urea 200kg/ha (4gr/tan), TSP100 kg/ha (2
gr/tan), dan KCl 100 kg/ha (2gr/tan), berikan pupuk P dan
K bersamaan waktu tanam dan pupuk N ¼ saat tanam, ¾
saat umur 2 minggu. Dosis pertanaman disesuaikan
dengan ukuran polibeg. Tanam 2-3 benih tiap polibeg,
sisakan 1 tanam terbaik (kontrol).
6. Pengamatan :
 Tinggi tanaman garis tengah batang (2 cm diatas
tanah), jumlah daun setiap 1 minggu.

Penuntun Nutrisi Tanaman 13


 Warna daun dan batang tanaman pada umur 6
minggu, berat segar dan berat kering.
7. Laporan :
 Buat grafik untuk semua pengamatan kecuali dengan
tanaman habis waktu dan ordinat variabel
pengamatan.
 Untuk menentukan tingkat kekuatan suatu unsur
didalam tanah berat kering tanaman yang mendapat
pupuk lengkap dihitung 100%.

Judul : DOSIS KRITIK DAN OPTIMUM PEMUPUKAN

1. Tujuan : Menduga dosis kritik optimum suatu pupuk


untuk suatu tanaman.
2. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
 Penggaris,  Benih jagung
jangka sorong  Pupuk urea, TSP, dan KCl
 Oven  Lahan tanam
 Timbangan

3. Perlakuan acak kelompok dilapangan :


a. Dosis pupuk urea : 0, 100, 200, 400, 800 kg/ha, 1/4
diberikan saat tanam, ¾ saat umur 2 minggu. Dosis
pupuk TSP 100 kg/ha, KCl 100 kg/ha.
b. Dosis pupuk TSP : 0, 50, 100, 200, 300 kg/ha,
diberikan saat tanam pupuk Urea 200 kg/ha, ¼
diberikan saat tanam dan ¾ umur 2 minggu, dosis
pupuk KCl diberikan saat tanam.
4. Prosedur Kerja :
Buat petak dengan ukuran yang tersedia, mis 100 x 100
cm 2 atau 100 x 50 cm2 jarak tanam 75 x 25 cm2 kemudia

Penuntun Nutrisi Tanaman 14


tanam 3 benih tiap lubang dan disisakan 2 tanaman
terbaik (kontrol).
5. Laporan
a Buat grafik hubungan waktu dan variabel pengamatan
untuk masing-masing pupuk.
b Buat grafik hubungan dosis pemupukan dengan berat
kering tanaman.
Judul : EFISIENSI PEMUPUKAN MIKRO LEWAT TANAH
DAN DAUN

1. Tujuan :
1. Membedakan tanaman yang mendapatkan tambahan
pupuk mikro dan tidak
2. Membandingkan efisiensi pemberian pupuk mikro
lewat tanah dan lewat daun.
2. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
 Penggaris, jangka  Benih jagung
sorong  Pupuk urea, TSP, dan KCl
 Oven  Tanah regosol dan
 Timbangan grumosol
 Polibeg

3. Perlakuan acak lengkap :


a Tanpa pupuk mikro
b Dipupuk mikro lewat tanah
c Dipupuk mikro lewat daun
4. Prosedur Kerja:
Isi polibeg dengan tanah sampai lebih kurang 2-3 cm
dibawah atas atas, samakan beratnya untuk semua
polibeg. Tanam 2-3 benih tiap polibeg, sisakan 1 tanaman
terbaik. Dosis urea 200kg/ha (4gr/tan), TSP100 kg/ha (2
gr/tan), dan KCl 100 kg/ha (2gr/tan), pupuk mikro

Penuntun Nutrisi Tanaman 15


diberikan dengan konsentrasi 2 ml/air. Pupuk mikro
disemprotkan sampai tanaman basah, catat berapa.
Siramkan pupuk mikro dengan konsentrasi dan volume
yang sama.
5. Pengamatan :
a. Tinggi tanaman garis tengah batang (2 cm diatas
tanah), jumlah daun setiap 1 minggu.
b. Warna daun dan batang tanaman pada umur 6
minggu, berat segar dan berat kering.
6. Laporan
a Buat grafik hubungan waktu dan variabel yang
diamati.
b Hitung :
 Volume kumulatif larutan pupuk yang digunakan
 Volume pupuk mikro dengan konsentrasi 2 ml/air
 Efisiensi pengunaan pupuk mikro (E) dihitung
dengan rumus :
Berat Kering Tanaman( gr )
E=
Volume Pupuk Mikro (ml)

Judul : GEJALA KEKAHATAN UNSUR HARA

1. Tujuan : Melihat gejala kekahatan unsur hara.


2. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
 Penggaris, jangka  Benih jagung
sorong  Pupuk urea, TSP, dan KCl
 Oven  Tanah regosol dan
 Timbangan grumosol
 Polibeg

3. Perlakuan acak lengkap :

Penuntun Nutrisi Tanaman 16


 L (pupuk lengkap N,P,K dan metalik)
 N (pupuk P,K,da metalik)
 P (pupuk N,K, dan Metalik)
 K (pupuk N,P, dan Metalik)
4. Prosedur Kerja :
Cuci pasir sungai didalam ember sampai bersih masukkan
dengan polibeg yang sama. Tanam 2-3 benih tiap polibeg,
sisakan 1 tanaman terbaik. Dosis urea 200 kg/ha
(4gr/tan), TSP100 kg/ha (2 gr/tan), dan KCl 100 kg/ha
(2gr/tan), Dosis pupuk tiap polibeg disesuaikan dengan
ukuran polibeg.
5. Pengamatan :
a. Tinggi tanaman garis tengah batang (2 cm diatas
tanah), dan jumlah daun setiap 1 minggu.
b. Warna daun dan batang tanaman pada umur 6
minggu, berat segar dan berat kering.
6. Laporan :
a Bandingkan ukuran tanaman, warna batang dan daun
dan untuk setiap masing-masing perlakuan.

Judul : PENETAPAN STATUS N TANAH SAWAH DENGAN


PUTS DAN REKOMENDASI PEMUPUKANNYA

Kadar N di dalam Tanah


Nitrogen (N) di dalam tanah berasal dari bahan
organic, hasil pengikatan N dari udara oleh mikroba, pupuk
dan air hujan. Nitrogen yang dikandung tanah pada umumnya
rendah, sehingga harus selalu ditambahkan dalam bentuk
pupuk atau sumber lainnya pada setiap awal pertanaman.
Selain kadarnya rendah, N di dalam tanah mempunyai sifat
yang dinamis (mudah berubah dari bentuk satu ke bentuk lain

Penuntun Nutrisi Tanaman 17


seperti NH4 menjadi NO3, NO, N2O dan N2) dan mudah hilang
menguap dan tercuci bersama air drainase. Untuk
meningkatkan efisiensi penggunaannya, pupuk N dalam
bentuk urea atau ZA harus diberikan 2-3 kali untuk satu
musim tanam, serta dimonitor tingkat kecukupannya dengan
Bagan Warna Daun (Balitpra-IRRI). Namun bila pupuk N yang
digunakan adalah pupuk yang zat haranya tersedia lambat
seperti urea tablet/briket/granul, maka pemberiannya cukup
satu kali untuk satu musim tanam.
Tanaman yang kekurangan N akan tumbuh kerdil,
daunnya berwarna kuning dan mudah gugur, pembungaan
terlambat dan pertumbuhan akar terbatas sehingga produksi
rendah. kekurangan N dapat diperbaiki dengan pemupukan N
dalam berbagai bentuk urea seperti Urea, ZA, DAP, pupuk
majemuk NPK, dan pupuk organik seperti kompos, azolla,
pupuk hijau, dan kotoran ternak.
Pemberian pupuk N yang tepat jenis, jumlah, waktu,
cara dan tempat, dapat meningkatkan efisiensi biaya dan
efisiensi pupuk sehingga tanaman akan tumbuh secara
optimal. Dengan pemberian N yang tepat (tidak berlebihan)
diharapkan pula tidak terjadi pencemaran lingkungan tanah
dan air.

1. Tujuan :
1. Menetapkan kadar N di dalam tanah.
2. Menentukan rekomendasi pupuk Nitrogen dalam
bentuk Urea.
2. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
PUTS PUTS
 Tabung reaksi  Pereaksi N-1
 Sendok stainless  Pereaksi N-2
 Pengaduk kaca  Pereaksi N-3

Penuntun Nutrisi Tanaman 18


 Rak tabung reaksi  Pereaksi N-4
 Tissue  Aquadest
 Sikat pembersih  Air pencuci
tabung reaksi

3. Prosedur Kerja :
1) Contoh tanah uji sebanyak 1/2 sendok spatula atau
0,5 cm yang diambil dengan syringe (spet)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, atau jumlah
tanah sebanyak 0,5 ml sesuai yang tertera pada
tabung reaksi.
2) Tambahkan 2 ml pereaksi N-1, kemudian diaduk
sampai homongen dengan pengaduk kaca.
3) Tambahkan 2 ml pereaksi N-2, diaduk sampai rata.
4) Tambahkan 3 tetes pereaksi N-3, diaduk samapi rata.
5) Tambahkan 5-10 butir pereaksi N-4, diaduk sampai
rata.
6) Diamkan ± 10 menit.
7) Bandingkan warna yang muncul pada larutan jernih di
permukaan tanah dengan bagan warna N tanah dan
baca status hara N tanah.

4. Bagan Warna Status Hara N Tanah


Rekomendasi Urea
( kg /ha )
Status N Bagan Warna Berpasir Berliat
(< 20 % (20-40 %
liat) liat)

Rendah 300 250

Sedang 250 200

Penuntun Nutrisi Tanaman 19


Tinggi
200

Sangat tinggi

Judul : PENETAPAN STATUS P TANAH SAWAH DENGAN


PUTS DAN REKOMENDASI PEMUPUKANNYA

Kadar P dalam Tanah


Fosfor (P) dalam tanah terdiri dari P-anorganik dan P-
organik yang berasal dari bahan organic dan mineral yang
mengandung P (apatit). Unsur P dalam tanah ketersediaannya
(availability) bagi tanaman rendah karena P terikat oleh liat,
bahan organic, serta oksida Fe dan Al pada tanah yang pH-nya
rendah (tanah masam dengan pH 4-5,5) dan oleh Ca dan Mg
pada tanah yang pH-nya tinggi (tanah netral dan alkalin
dengan pH 7-8). Tanah mineral yang disawahkan pada
umumnya mempunyai pH netral antara 5,5-6,5 kecuali untuk
tanah sawah bukaan baru, sehingga ketersediaan P tidak
menjadi masalah.
Fosfor berperan penting dalam sintesa protein,
pembentukan bunga, buah dan biji serta mempercepat
pemasakan. Kekurangan P dapat menyebabkan pertumbuhan
tanaman menjadi kerdil, anakan sedikit, pemasakan terlambat
dan produksi tanaman rendah.
Kebutuhan tanaman akan hara P dapat dipenuhi dari
berbagai sumber, antara lain: TSP, SP-36, DAP, P-alam, NPK
yang pada umumnya diberikan sekaligus pada awal tanam.

Penuntun Nutrisi Tanaman 20


Agar pupuk yang diberikan efisien, pupuk P harus diberikan
secara tepat jumlah, jenis, cara, dan waktu serta tempat.

1. Tujuan :
1. Menetapkan pH tanah.
2. Menentukan rekomendasi pupuk Nitrogen dalam
bentuk Urea.

2. Alat dan Bahan :


Alat Bahan
PUTS PUTS
 Tabung reaksi  Pereaksi P-1
 Sendok stainless  Pereaksi P-2
 Pengaduk kaca  Aquadest
 Rak tabung reaksi  Air pencuci
 Tissue
 Sikat pembersih
tabung reaksi

3. Prosedur Kerja :
1) Contoh tanah uji sebanyak 1/2 sendok spatula atau
0,5 cm yang diambil dengan syringe (spet)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, atau jumlah
tanah sebanyak 0,5 ml sesuai yang tertera pada
tabung reaksi.
2) Tambahkan 3 ml pereaksi P-1, kemudian diaduk
sampai homongen dengan pengaduk kaca.
3) Tambahkan 5-10 butir atau seujung spatula pereaksi
P-2, dikocok 1 menit.
4) Diamkan selama ± 10 menit.

Penuntun Nutrisi Tanaman 21


5) Bandingkan warna biru yang muncul pada larutan
jernih di permukaan tanah dengan bagan warna P
tanah.

4. Bagan Warna Status Hara P Tanah


Rekomendasi pupuk
Status P Bagan Warna
SP-36

Rendah 100 kg SP−36 /ha

Sedang 75 kg SP−36 /ha

Tinggi 50 kg SP−36 /ha

Judul : PENETAPAN HARA KALIUM (K) TANAH SAWAH


DENGAN PUTS DAN REKOMENDASI
PEMUPUKANNYA

Kadar K dalam Tanah


Kalium (K) dalam tanah bersumber dari mineral tanah
(feldspar, mika, vermikulit, biotit, dll), dan bahan organik sisa
tanaman. K dalam tanah mempunyai sifat yang mobile

Penuntun Nutrisi Tanaman 22


(mudah bergerak) sehingga mudah hilang melalui proses
pencucian atau terbawa arus pergerakan air. Berdasarkan
sifat tersebut, efisiensi pupuk K biasanya rendah, namun
dapat ditingkatkan dengan cara pemberian 2-3 kali dalam satu
musim tanam.
Kalium dalam tanaman berfungsi mengendalikan
proses fisiologis dan metabolisme sel, serta meningkatkan
daya tahan terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium
menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak), proses
pengangkutan hara, pernafasan, dan fotosintesis terganggu,
yang pada akhirnya mengurangi produksi. Pada tanaman padi,
sebagian hara K dari pupuk dapat digantikan oleh jerami padi
yang dikembalikan sebagai pupuk organik. Kadar K dalam
jerami umumnya sekitar 1% sehingga dalam 5 ton jerami
terdapat sekitar 50 kg setara K (K → K2O → KCl) dengan
pemupukan 50 kg KCl/ha. Pengembalian jerami dalam bentuk
segar maupun dikomposkan di lahan sawah harus digalakkan
kembali, karena selain mengandung unsur K, jerami juga
mengandung unsur mikro, hormon pengatur tumbuh serta
asam-asam organik yang sangat berguna bagi tanaman. Selain
itu penambahan jerami dan bahan organik lain dapat
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan dan mengefisienkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

1. Tujuan :
1. Menetapkan status K tanah.
2. Menentukan rekomendasi pupuk Kalium dalam
bentuk KCl.

2. Alat dan Bahan :


Alat Bahan
1. PUTS 1. PUTS

Penuntun Nutrisi Tanaman 23


 Tabung reaksi  Pereaksi K-1
 Sendok stainless  Pereaksi K-2
 Pengaduk kaca  Pereaksi K-3
 Rak tabung reaksi  Aquadest
 Tissue  Air pencuci
 Sikat pembersih
tabung reaksi

3. Prosedur Kerja :
1) Contoh tanah uji sebanyak ½ sendok spatula atau 0,5
cm yang diambil dengan syringe (spet) dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, atau jumlah tanah sebanyak
garis 0,5 ml yang tertera pada tabung reaksi.
2) Tambahkan 2 ml pereaksi K-1, kemudian diaduk
sampai homongen dengan pengaduk kaca.
3) Tambahkan 1 tetes pereaksi K-2 lalu diaduk selama 1
menit.
4) Tambahkan 1 tetes pereaksi K-3, lalu diaduk sampai
merata.
5) Diamkan selama ± 10 menit.
6) Bandingkan warna kuningn yang muncul pada larutan
jernih di permukaan tanah dengan bagan warna K
tanah.
4. Bagan Warna Status Hara K Tanah
Rekomendasi pupuk
Status K Bagan Warna KCl +
KCl
jerami
50 kg/ha
Rendah 100 kg/ha + 5 ton
jerami
Sedang 50 kg/ha 5 ton
jerami/ha

Penuntun Nutrisi Tanaman 24


Tinggi

Judul : PENETAPAN pH TANAH SAWAH DAN


REKOMENDASI PENGELOLAANNYA

pH (Reaksi) Tanah
Reaksi tanah, yang dinyatakan dengan nilai pH,
menunjukkan tingkat kemasaman tanah. Tanah sawah
umumnya mempunyai pH tanah netral yaitu sekitar 6-7. Jika
tanah mineral disawahkan (digenangi), maka pH tanah akan
mengarah ke netral, atau dengan kata lain tanah awal yang
masam pH-nya akan meningkat, sebaliknya tanah awal yang
alkalin, pH-nya akan turun menuju netral. Perubahan pH
tanah menuju netral mempunyai manfaat terhadap tingkat
ketersediaan hara dalam kondisi optimal dan unsur tertentu
yang dapat meracuni tanaman mengendap.
Pada tanah masam (pH < 4,5), ketersediaan beberapa
hara lebih rendah dari pada tanah netral, serta kemungkinan
besar muncul keracunan besi (Fe ++) akibat kondisi tanah
menjadi reduktif. Ciri tanah yang banyak mengandung besi
umumnya pada permukaan air genangan tertutup lapisan
karat/minyak, berbau menyengat, dan pada daun padi
terdapat bintik karat.

Penuntun Nutrisi Tanaman 25


Pada kondisi terjadi keracunan Fe, disarankan untuk
menerapkan sistem drainase berselang (intermittent
drainage) dengan tujuan untuk membuang larutan tanah yang
mengandung (Fe) tinggi dan memberi peluang kondisi tanah
bersifat oksidatif.
Cara lain adalah dengan menambahkan bahan
amelioran ke dalam tanah, seperti kapur. Kapur dapat
meningkatkan pH tanah sehingga aktivitas Fe++ menurun.
Selanjutnya pada tanah basa atau alkalin,
ketersediaan haranya juga rendah dan terdapat kemungkinan
kelebihan Na sehingga dapat meracuni tanaman. Salah satu
cara untuk mengurangi keracunan Na adalah melakukan
pencucian tanah dengan air ber-PH netral. Ciri tanah yang
kelebihan Na adalah permukaan tanah pada saat kering akan
ditutupi lapisan kristal putih (garam), tanaman tumbuh tidak
normal, akar tanaman berwarna kehitaman sehingga produksi
gabah sangat rendah.

1. Tujuan :
1. Menetapkan pH tanah sawah.
2. Menentukan rekomendasi pengelolaan tanah sawah.

2. Alat dan Bahan :


Alat Bahan
1. PUTS 1. PUTS
 Tabung reaksi  Pereaksi pH-1
 Sendok stainless  Pereaksi pH-2
 Pengaduk kaca  Aquadest
 Rak tabung reaksi  Air pencuci
 Tissue
 Sikat pembersih
tabung reaksi

Penuntun Nutrisi Tanaman 26


3. Prosedur Kerja :
1) Contoh tanah uji sebanyak 1/2 sendok spatula atau
0,5 cm yang diambil dengan syringe (spet)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, atau jumlah
tanah sebanyak 0,5 ml sesuai yang tertera pada
tabung reaksi.
2) Tambahkan 4 ml pereaksi pH-1, kemudian diaduk
sampai homongen dengan pengaduk kaca.
3) Tambahkan 1 – 2 tetes indikator warna pereaksi pH-2.
4) Diamkan larutan selama ± 10 menit hingga suspensi
mengendap dan terbentuk warna pada cairan jernih
di bagian atas.
5) Bandingkan warna yang muncul pada larutan jernih di
permukaan tanah dengan bagan warna pH tanah.
6) Jika warna yang timbul meragukan, tanah diaduk
ulang secara perlahan sampai cairan jernih teraduk
merata, lalu diamkan sampai mengendap kembali.
Selanjutnya bandingkan lagi dengan bagan warna pH.

Penuntun Nutrisi Tanaman 27


4. Bagan Warna Untuk pH Tanah
Bagan Warna
Kategori Rekomendasi
pH
Sangat
Masam - Sistem drainase
(pH < 4) terputus.
- Kapur 1-2
ton/ha
Masam - Pupuk N dalam
(pH 4 – 5) bentuk urea

Agak Masam
(pH 5 – 6) - Sistem drainase
konvensional
- Pupuk N dalam
Netral bentuk urea
(pH 6 – 7)

Penuntun Nutrisi Tanaman 28


- Sistem drainase
Agak Basa konvensional
(pH 7 – 8) - Pupuk N dalam
bentuk ZA
- Pupuk N dalam
Alkalin bentuk ZA
(pH > 8) - Pencucian
garam

Penuntun Nutrisi Tanaman 29

Anda mungkin juga menyukai