Anda di halaman 1dari 23

Modul I : PENDAHULUAN

Topik 1 : Bab pertama ini merupakan pengarahan umum dari kegiatan


Praktikum Dasar Budidaya Tanaman yang diselenggarakan di
laboratorium Produksi Tanaman, dilapang atau lahan milik Fakultas
Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur. Praktikum Dasar Budidaya
Tanaman 1 SKS, wajib dilakukan oleh mahasiswa sebagai
pendukung mata kuliah Dasar Budidaya Tanaman yang diambil oleh
mahasiswa semester 2.
Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Modul ini disusun untuk digunakan sebagai bahan pedoman acuan dan petunjuk untuk
melaksanakan praktikum Dasar Budidaya Tanaman. Pokok bahasan dalam modul ini
mencakup aspek-aspek yang harus dipahami dan dimengerti lebih dahulu oleh mahasiswa,
sebelum melaksanakan kegaitan praktikum Dasar Budidaya Tanaman didalam
laboratorium ataupun dilapang.

Tujuan
Pedoman, petunjuk dan bahan acuan mahasiswa sebelum melaksanakan kegiatan
praktikum Dasar Budidaya Tanaman didalam laboratorium dan dilapang, yang meliputi :
1. Tata Tertib praktikum selama melakukan kegiatan praktikum didalam laboratorium
dan dilapang.
2. Pembagian golongan dan pemilihan Ketua Golongan yang dipandu dan dipimpin oleh
dosen pengampu praktikum.
3. Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing praktikan dalam menyusun dan
melaporkan hasil-hasil praktikum, baik berupa laporan sementara ataupun laporan
resmi.

Kompetensi
1. Mahasiswa mampu memahami ketentuan peraturan yang ada didalam labortorium
ataupun dilapang.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab sesuai dengan acara
praktikum yang ada didalam modul penuntun praktikum Dasar Budidaya Tanaman.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil dari pengamatan acara praktikan yang
dilaksanakan sesuai dengan acuan modul penuntun praktikum.

Prosedur Kerja
Dosen pengampu mata kuliah Praktikum Dasar Budidaya Tanaman menyampaikan semua
kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu semester, meliputi pelaksanaan secara teknis
dan non teknis.
Alat yang digunakan : LCD, Layar LCD, Laptop, Spidol, Papan

Tugas
Mahasiswa diberi kesempatan untuk membagi kelompok, golongan ataupun ketua
kelompok sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama dengan panduan dari
Dosen Pengampumata kuliah Dasar Budidaya Tanaman.

1
Modul II : PERTUMBUHAN TANAMAN
Topik 2 : Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai bertambah besar
tanaman, yang diikuti oleh peningkatan bobot kering tanaman.
Tanaman yang bertambah panjang dan tinggi, dapat dikatakan telah
mengalami pertumbuhan. Panjang dan tinggi tanaman, merupakan
indikator pertumbuhan yang paling mudah untuk diukur.
Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, berat dan
atau jumlah sel ukuran tanaman sebagai indikator pertumbuhan secata satu dimensi, dua
dimensi dengan mengukur total luas permukaan daun atau tiga dimensi dengan mengukur
volume akar (Lakitan B., 1996).
Lebih lanjut Darmawan dan Justika (2010) menjelaskan bahwa pertumbuhan
tanaman dapat didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti dengan
peningkatan bobot kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel,
diikuti dengan pembesaran sel dan terakhir adalah diferensiasi sel. Petumbuhan hanya
terjadi pada lokasi tertentu, yaitu pada jaringan meristem.
Selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan membentuk bermacam-
macam organ. Secara umum organ tanaman terdiri dari organ vegetatif dan organ
generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetatif dan bunga, buah
serta biji digolongkan sebagai organ generatif. Fase dimana tanaman hanya membentuk
organ vegetatif disebut fase pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan vegetatif dicirikan
dengan berbagai aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan
dengan pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral dan
pertumbuhannya menjadi cabang-cabang dan ekspansi sistem perakaran tanaman.
Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan pembentukan bunga.
Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji terbentuk bersama dengan
perkembangan buah (Lakitan, 1996).

Tujuan
Mengetahui sifat pertumbuhan pada tanaman jagung (zea mays) dan tanaman kedelai
(glycine max).

Cara Kerja
1. Menyediakan polibag dan mengisi dengan tanah taman ¾ bagian dari polibag.
2. Menanam benih jagung / kedelai 2-3 biji per polibag per lubang dengan kedalaman
4 cm.
3. Memberi pupuk urea (N) dan pupuk P (SP-36) pada saat tanam. N1 = 1
gram/polibag dan SP-36 = 1 gram/polibag.
4. Memberikan pupuk N yang kedua pada saat tanaman jagung / kedelai berumur 20-
25 hari setelah tanam (N2 = 2 gram/polibag).
5. Mengamati pertumbuha tanaman meliputi : tinggi tanaman / panjang tanaman,
jumlah daun, jumlah cabang, diameter batang.
- Tinggi tanaman (cm) diukur dari permukaan tanah sampai ke titik tumbuh
(tanaman kedelai).

2
- Panjang tanaman (cm) diukur dari permukaan tanah sampai bagian tanaman yang
terpanjang (tanaman jagung).
- Jumlah daun (helai) dihitung daun yang telah membuka sempurna.
- Jumlah cabang dihitung cabang yang tumbuh pada tanaman kedelai.
- Diameter batang (cm) diukur dengan menggunakan jangka sorong 5 cm dari
permukaan tanah pada tanaman jagung.

Bahan dan Alat


Bahan : Benih jagung / kedelai, tanah taman, polibag, pupuk urea, pupuk SP-36.
Alat : cangkul, cetok, sekop, gembor, jangka sorong, timbangan, kertas label dan
meteran / penggaris.

Evaluasi
- Dilakukan pengamatan dilapang mengenai tinggi tanaman / panjang tanaman,
jumlah daun, jumlah cabang dan diameter batang pada tanaman jagung / kedelai.
- Menggambar tipe perkecambahan antara jagung dan kedelai (hipogeal dan
epigeal).

Pertanyaan Tugas
1. Sebutkan dan jelaskan cirinya bahwa benih jagung / kedelai yang ditanam
mengalami pertumbuhan.
2. Membuat grafik pengamatan dengan sumbu X sebagai interval waktu pengamatan
dan sumbu Y sebagai parameter yang diamati (seperti : tinggi tanaman, panjang
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang dan diameter batang).

3
Modul III : PERKEMBANGAN TANAMAN
Topik 3 : Perkembangan tanaman lebih dinyatakan dari proses pembentukan
jaringan dan organ-organ tanaman sehingga masing-masing individu
tanaman mempunyai bentuk morfologi yang khas.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Perkembangan tanaman tidak difokuskan pada pertambahan ukuran dan beratnya,
walaupun selama proses pembentukan jaringan dan organ tersebut akan diikuti oleh
pertambahan berat dan ukuran (Lakitan, 1996).
Perkembangan tanaman merupakan pertumbuhan lanjutan dari pertumbuhan
vegetatif tanaman yang merupakan pertumbuhan generatif. Pertumbuhan generatif adalah
pertumbuhan yang berkenaan dengan pembentukan bunga, buah dan biji. Proses
pembentukan bunga dimulai dengan pembelahan dari sel-sel meristem ranting dan dahan
melalui pembelahan meiosis menjadi sel-sel meristem generatif. Perubahan ini terjadi
akibat masuknya zat hormon dan zat lain ke dalam sel meristem. Pembiakan dari meristem
vegetatif menjadi meristem generatif, membawa perubahan besar terhadap kehidupan
tanaman, antara lain aktivitas respirasi meningkat dan asimilasi meningkat, sehingga
menyebabkan kecepatan pengangkutan air, makanan dan hara ke arah bunga juga
meningkat. Zat tumbuh atau hormon mempunyai peranan yang sangat penting (Darmawan
dan Justika, 2010).

Tujuan
Mengetahui fase perkembangan tanaman setelah tanaman mengalami fase pertumbuhan
pada tanaman jagung (zea mays) dan tanaman kedelai (Glycine max).

Kompetensi
1. Mampu menjelaskan fase perkembangan pada tanaman monokotil dan dikotil.
2. Mengetahui kapan masa perkembangan pada tanaman dimulai.

Cara Kerja
- Melanjutkan pengamatan dan bab terdahulu yaitu Bab Pertumbuhan Tanaman
- Memberikan pemupukan lanjutan yaitu N3 (Urea) dan P (SP-36) pada saat tanaman
mulai berbunga (umur tanaman 40 hari) yaitu urea N3 = 5gr per tanaman dan 5 gr
pertanaman SP-36.
- Mengamati pada saat pertumbuhan awal bunga, yaitu dihitung dari mulai tanam
sampai saat munculnya bunga pertama HST (hari setelah tanam).
- Mengamati perkembangan tanaman sampai saat panen tiba.
- Menghitung jumlah nodus produktif pertanaman, yaitu nodus yang mampu
menghasilkan polong pada tanaman kedelai.
- Menghitung umur panen dimulai dari saat tanaman sampai tanaman siap dipanen,
untuk tanaman jagung umur panen 70-110 hari tergantung varietas pada dataran
rendah dan kedelai umur panen 80-90 hari, tergantung juga varietas.
- Menghitung rata-rata jumlah biji per polong untuk tanaman kedelai dan jumlah biji
per tongkol untuk tanaman jagung. Mengamati berat kering tanaman.

4
Bahan dan Alat
Bahan :
- Polibag dengan tanaman jagung dan kedelai hasil pengamatan acara praktikum
topik 2.
- Pupuk urea, Pupuk SP-36 dan Kertas coklat
Alat :
Pisau, Gunting, Oven, Timbangan, Meteran

Evaluasi
- Melakukan pengamatan dilapang mengenai fase perkembangan pada tanaman
jagung (monokotil) dan tanaman kedelai (dikotil).
- Memberikan pelaporan dan hasil pengamatan dilapang secara tertulis.

Pertanyaan
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi fase perkembangan pada tanaman
jagung dan kedelai.
2. Sebutkan ciri-ciri tanaman yang sudah memasuki fase perkembangan.

5
Modul IV : KURVA SIGMOID
Topik 4 : Kurva Sigmoid merupakan gambar dari hasil penyebaran data
pengamatan pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai di lapang.
Kurva ini dibuat dari data pengamatan mingguan dilapang, meliputi
semua data pertumbuhan tanaman monokotil (jagung) dan dikotil
(kedelai).

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Salah satu ciri kehidupan adalah tumbuhan tumbuh akan mengalami proses
pertumbuhan. Pertumbuhan adalah pertambahan volume yang tidak dapat balik. Besarnya
pertumbuhan persatuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh satu tumbuhan atau
bagian dari tumbuhan berubah menurut satuan waktu pengamatan, oleh karena itu laju
tumbuh suatu pertumbuhan digambarkan dengan suatu grafik dengan laju tumbuh pada
ordinat dan waktu pada absis. Grafik yang terbentuk merupakan suatu kurva berbentuk “S”
atau sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan berlaku bagi keseluruhan, bagian tanaman atau
sel-selnya (Anonymous, 2014).

Tujuan
Meneliti laku pertumbuhan tanaman.

Kompetensi
1. Mampu membuat grafik dengan penjabaran kurva sigmoid.
2. Mampu menjelaskan perbedaan pertumbuhan dari tanaman jagung dan kedelai.

Cara Kerja
1. Menggunakan data pengamatan dari modul II pertumbuhan tanaman dan modul III
perkembangan tanaman dari tanaman jagung dan kedelai.
2. Menggambarkan grafik pertumbuhan dari perkembangan tanaman jagung dan
kedelai.

Bahan dan Alat


Bahan : - Data pengamatan pertumbuhan pada modul II
- Data pengamatan pertumbuhan pada modul III
- Kertas milimeter
Alat : Ballpoint warna merah, hitam, biru dan hijau serta penggaris.

Evaluasi
- Mengumpulkan data pengamatan dari modul II pertumbuhan tanaman dan modul
III perkembangan tanaman dari tanaman jagung dan kedelai.
- Memberikan pelaporan dari hasil yang diperoleh berupa gambar grafik.

Pertanyaan
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman jagung dan kedelai.
2. Sebutkan ciri-ciri tanaman yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

6
Modul V : PERBANYAKAN VEGETATIF CARA CANGKOK
Topik 5 : Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui
proses perkawinan atau proses bersatunya antara sel kelamin jantan
dan sel kelamin betina. Dengan cara ini, maka sifat-sifat tanaman
dapat dipertahankan. Salah satu perbanyakan vegetatif yang dapat
dilakukan pada tanaman adalah dengan cara cangkok.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Aspek perbanyakan tanaman atau propagasi tanaman merupakan hal yang sangat
mendasar dalam kehidupan manusia. Peradaban manusia dimulai sejak manusia mulai
belajar budidaya tanaman dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan, baik
untuk kebutuhan manusia maupun untuk hewan ternak peliharaan. Sejalan dengan semakin
maju peradaban manusia, usaha budidaya tanaman tidak hanya sekedar untuk memenuhi
kebutuhan pangan manusia, tetapi juga bertujuan untuk memenuhi dan menjaga kesehatan
jasmani dan rohani. Jenis tanaman yang dibudidayakan tidak hanya tanaman pangan, tetapi
dapat juga tanaman obat, perkebunan, tanaman hias dan sebagainya (Setyati, 1979).
Tanaman dan tumbuhan dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu generatif dan
vegetatif. Perbanyakan vegetatif menggunakan bahan tanaman selain biji. Akar, batang
dan daun dapat digunakan sebagai bahan untuk perbanyakan tanaman (Ashari, 1995).

Tujuan
Mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara mencangkok yang baik dan memenuhi
syarat.

Kompetensi
1. Mampu menjelaskan tujuan dan guna perbanyakan vegetatif tanaman.
2. Mampu melaksanakan tugas mencangkok tanaman dengan baik dan benar.

Cara Kerja
1. Memilih batang atau cabang yang cukup dewasa tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda, berumur kurang lebih satu tahun, subur dan kuat pertumbuhannya (Gambar 1).
2. Batang atau cabang yang telah dipilih disayat atau dikupas kulitnya sekeliling batang,
selebar 2-3 cm tergantung jenis tanaman dan besarnya batang atau cabang.
3. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa, sehingga lapisan kambium hilang dan terlihat
bagian kayu.
4. Hasil penyayatan dibiarkan 2 hari agar luka mengering dan kambium pada batang
kering. Dikeringkan 2-3 minggu pada tanaman yang bergetah.
5. Perlakuan selanjutnya disekeliling luka ditutupi dengan tanah humus dan dibalut
dengan sabut kelapa atau pembalit yang lainnya (Gambar 2).

7
A dan B . Penyayatan dan pengupasan kulit kayu mengelilingi batang
C. Pembuangan lapisan kambium
D. Batang yang telah siap untuk diberi media penutup tanah

Gambar 1. Cara penyayatan dan pengupasan kulit pada batang yang akan dicangkok.

6. Menjaga kelembabannya dengan cara disiram dengan air, bisa dengan cara sistem
tetesan (infus).
7. Apabila akar telah keluar (kira-kira 2 bulan setelah dilakukan pengcangkokan),
maka cangkok siap dipotong.
8. Pemotongan dilakukan tepat dibawah pembalut dan dipotong dengan gergaji atau
dengan pisau yang tajam.

A. Pembungkus sabut kelapa D. Pembungkus plastik


B. Pembungkus tabung bambu E. Pembungkus pot tanah liat
C. Pembungkus kaleng

Gambar 2. Macam-macam pembungkus yang dipergunakan pada batang cangkokan.

8
Bahan dan Alat
Bahan :
- Batang atau cabang yang tidak begitu tua atau muda (umur sedang), kuat, sehat dan
subur.
- Tanah, humus, pupuk kandang atau kompos.
- Pembungkus dapat berupa plastik, sabut kelapa, dan lain-lain.
- Tali rafia

Alat :
- Pisau yang tajam, Sabit, Botol aqua, Selang kecil

Evaluasi
- Mengumpulkan hasil cangkokan pada saat akhir praktikum atau 1 minggu sebelum
ujian akhir praktikum.
- Memberikan pelaporan dengan memberikan informasi dari kegiatan mencangkok
yang telah dilaksanakan.

Pertanyaan
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegiatan
mencangkok.
2. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari cangkokan.

9
Modul VI : PERBANYAKAN VEGETATIF CARA SAMBUNG
Topik 6 : Banyak jenis tanaman buah-buahan yang sukar atau tidak dapat
diperbanyak dengan cara stek, rundukan, anakan dan cangkokan.
Tetapi akan lebih mudah dilakukan dengan cara disambung,
misalnya pada mangga, belimbing, jambu, manggis dan lain
sebagainya.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Propogasi secara sambung, bisa berupa sambung pucuk atau okulasi (sambung
mata tunas), merupakan upaya untuk menggabungkan dua tanaman atau lebih. Selanjutnya
hasil sambungan tersebut dapat tumbuh menjadi satu tanaman. Tanaman bagian atas
disebut entris dan tanaman bagian bawah disebut understain. Hasil sambungan pada
tanaman hias dapat meningkatkan nilai estetika (Ashari, 1995).
Bahan tanaman yang disambing akan menghaislkan prosentase kompabilitas tinggi,
apabila tanaman masih dalam satu spesies atau satu klom. Pengertian kompatibilitas adalah
kemampuan dua jenis tanaman yang disambung untuk tumbuh menjadi satu tanaman baru.
Kebalikan dari kejadian ini adalah inkompatibilitas. Inkompatibilitas antar jenis tanaman
yang disambung mulai terlihat pada beberapa tahapan, diawali dengan peristiwa kegagalan
sambungan hingga matinya tanaman sambungan secara perlahan. Menurut Hartmann dan
Kester (1978) kriteria inkompatibilitas adalah :
1. Tingkat keberhasilan sambungan rendah
2. Pada tanaman yang sudah berhasil tumbuh mulai kelihatan daunnya menguning,
rontok dan mati tunas.
3. Mati muda pada bibit sambungan.
4. Terdapat perbedaan laju pertumbuhan antara batang bawah dengan batang atas.
5. Terjadinya pertumbuhan yang berlebihan, baik batang bawah maupun batang atas.

Tujuan
Mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara menyambung tanaman yang benar dan
berhasil.

Kompetensi
1. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat perbanyak vegetatif secara sambung
tanaman.
2. Mampu melaksanakan tugas menyambung tanaman dengan benar dan berhasil.

Cara Kerja
Digunakan metode :
1. Apical grafting (menyambung diujung batang bawah)
2. Latering grafting (menyambung disamping sepanjang batang bawah).
3. Okulasi (budding).
A. Metode Apical Grafting
1) Menyiapkan bahan tanaman sebagai bagian untuk batang bawah dan batang atas.

10
2) Batang atas disiapkan bagian yang mempunyai diameter yang sama besar dengan
batang bawah (Gambar 3).
3) Sambungan dapat dilakukan dengan cara :
a) Splice graft atau speed graft (Potongan sambungan berbentuk serong atau
miring).
b) Whip and tongue (Potongan sambungan berbentuk celah seperti lidah).
c) Sadle graft (Potongan sambungan berbentuk seperti pelana).
d) Wedge graft (Pada dasar batang atas dibentuk dua potongan serong yang
berlawanan dan batang dibelah ditengah-tengah untuk disisipi batang atas.
4) Setelah disisipi lalu diikat dengan tali rafia.
5) Melindungi daerah sambungan agar tidak terlalu banyak mengalami penguapan
dengan menggunakan kantong plastik.
6) Catatan : penyambungan harus segera dilakukan secepat mungkin, sebelum getah
dari batang bawah dan batang atas yang disambungkan mengering.

B. Metode Latering Grafting


1) Mengambil dan menentukan batang abwah dan batang atas yang akan disambung.
2) Menyayat bagian batang bawah dengan cara disayat miring kurnag lebih 3-5 cm.
3) Membuat potongan batang atas sesuai dengan bentuk potongan batang bawah.
4) Menyelipkan kedalam celah potongan dan selanjutnya diikat dengan tali rafia.
5) Menutupi bagian yang disambung dengan plastik untuk menghindari penguapan.

a. Batang bawah
b. Batang atas berupa suatu batang

Gambar 3. Penyambungan dengan cara Grafting

C. Metode Okulasi (Budding)


Sambung bentuk budding adalah merupakan bagian dari lateral grafting yang
menggunakan mata tunas sebagai bagian batang atas. Mata tunas yang diambil
disisipkan pada bagian batang bawah tanaman yang disambungkan (Gambar 4).

c. Batang bawah
d. Batang atas berupa suatu
mata tunas

Gambar 4. Penyambungan dengan Cara Budding

11
Mata okulasi (Gambar 4) dipilih dari bagian cabang induk pohon yang baik, sehat,
produksi tinggi, kualitas hasil baik dan mata tunas besar.cabang telah berumur satu
tahun lebih, agar mata tunas mudah dikelupas. Cabang yang dipilih dipotong pada
waktu pagi hari, dapat dibalut dengan kain bawah atau pelepah daun pisang.
Cara okulasi dapat dibedakan menjadi 6, yaitu :
- Shiolit atau T-bud
- Nicilieren Methode of Budding
- Chip bud
- Patoch bud
- Fluited bud
- Medifisd porket

Cara kerja :
1. Menyediakan tanaman yang akan dipakai sebagai batang bawah.
2. Menyiapkan mata tunas dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi.
3. Pohon yang dipakai sebagai batang bawah setinggi 15-20 cm dari permukaan tanah
dibuat sayatan melintang pada waktu menyayat, pisau sayat agak dimiringkan.
4. Kulit pohon dikelupas dengan cara menarik kebawah kira-kira 3-5 cm panjangnya.
5. Menempelkan mata tunas dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi.
6. Mengikat erat dengan tali rafia.
7. Mengamati pertumbuhan mata tunas yang sudah ditempelkan.

Bahan dan Alat


Bahan :
- Pohon induk yang dipakai sebagai batang bawah.
- Mata tunas yang berasal dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi.
- Plastik es mambo.
- Plastik 2 kg
- Tali rafia.
Alat :
- Pisau okulasi dan pisau yang tajam

Evaluasi
- Mengumpulkan tanaman hasil sambungan pada saat akhir praktikum atau 1 minggu
sebelum ujian akhir praktikum.
- Memberikan pelaporan dengan cara memberikan informasi dari kegiatan praktikum
cara sambung yang telah dilaksanakan.

Pertanyaan
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan menyambung.
2. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari cara perkembangbiakan cara sambung.

12
Modul VII : PERBANYAKAN VEGETATIF CARA STEK
Topik 7 : Perkembangbiakan tanaman secara vegetatif alami merupakan cara
perkembangbiakan yang dilakukan tanaman tanpa melibatkan
bantuan manusia. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami
antara lain adalah dengan Rhizoma, stolon, umbi lapis, tunas, umbi
batang dan spora. Perkembangbiakan vegetatif secara buatan
merupakan cara perkembangbiakan tanaman yang sengaja dilakukan
manusia.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Tujuan utama dari proses perkembangbiakan tanaman atau propogasi secara stek
adalah munculnya akar baru, baik itu stek batang, tunas maupun stek akar. Sel-sel somatis
yang telah dewasa mempunyai kemampuan untuk membentuk tunas atau daun yang baru.
Keadaan seperti ini yang memungkinkan perbanyakan tanaman dengan menggunakan stek.
Sebagaimana diketahui, setiap sel tanaman hidup mengandung karakter genetik lengkap
yang dapat berkembang menjadi satu individu tanaman normal. Atas dasar ini suatu
tanaman dapat dikembangkan melalui kultur jaringan. Kemampuan ini dinamakan
totipotensi. Pertumbuhan akar adventif sangat penting dalam perbanyakan tanaman secara
stek. Proses pertumbuhan akar adventif terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) proses diferensiasi
sel yang diikuti dengan terbentuknya sel-sel meristem (inisiasi akar), (2) diferensiasi sel-
sel meristem sampai terbentuk primordia akar dan (3) munculnya akar baru (Ashari, 1995).
Salah satu usaha untuk memacu pertumbuhan akar pada bahan tanam stek dapat direndam
dalam larutan hormon.
Dewasa ini banyak hormon sintesa dipakai dalam bidang pertanian, antara lain :
IAA, NAA dan IBA yang dapat dipergunakan untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Lebih lanjut salah satu kegunaan dari penggunaan hormon adalah
merangsang pertumbuhan dan pembentukan akar pada stek tanaman. Hormon yang banyak
digunakan adalah dalam bentuk larutan dan pasta.

Tujuan
Mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara perbanyakan tanaman melalui stek dan
bagaimana pengaruh hormon terhadap pertumbuhan akar bahan stek.

Kompetensi
1. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat perbanyakan vegetatif secara stek.
2. Mampu melaksanakan tugas menyetek tanaman dengan benar dan berhasil dengan
menggunakan hormon.
3. Mampu mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengaruh hormon terhadap
pertumbuhan akar pada bahan tanaman stek.

Cara Kerja
Digunakan metode :
1. Menyiapkan bahan tanaman berupa stek batang (Gambar 5).

13
A. Stek daun
B. Stek batang
C. Stek tunas
D. Stek akar
Gambar 5. Bagian Tanaman Sebagai Bahan Stek

2. Menyiapkan bak perkecambahan dan media tanam.


3. Merendam bahan stek di dalam larutan hormon dan mengolesi hormon bentuk
pasta. Dibiarkan kurang lebih 15-30 menit.
4. Menanam bahan stek yang sudah diperlakukan dengan perendam dalam larutan
hormon dan bahan tanaman yang sudah diolesi hormon dalam media tanam.
5. Perlakuan yang diberikan adalah :
a. Kontrol (tanpa diberi hormon)
b. Direndam IAA 1 ppm
c. Direndam IAA 10 ppm
d. Direndam IAA 50 ppm
e. Diolesi dengan Rooton F
6. Mengamati jumlah akar yang terbentuk dan mengukur panjang akarnya yaitu
dengan cara membongkar tanaman, dilaksanakan setelah tanaman berumur kurang
lebih 1 bulan.
7. Membandingkan dan mempelajari dari perlakuan yang diberikan pada stek dengan
hormon tanaman.

Bahan dan Alat


Bahan :
Bahan stek, tanah taman, hormon Rooton F bentuk pasta, hormon IAA 1 ppm, 10 ppm, 50
ppm, aquadest

Alat :
Beker glass, Pipet Mohr, Cawan petridish, Bak perkecambahan, Spatula, Pisau

Evaluasi
- Mengamati pertumbuhan stek yang ditanam, meliputi presentase pertumbuhan,
jumlah tunas dan panjang tunas.
- Memberikan pelaporan dengan memberikan informasi dari hasil kegiatan
perkembangbiakan cara stek yang telah dilaksanakan.

Pertanyaan
1. Sebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan
stek tanaman.
2. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari perkembangbiakan cara stek
3. Sebutkan pengaruh hormon terhadap perkembangbiakan cara stek.

14
Modul VIII : DORMANSI BENIH
Topik 8 : Banyak jenis biji tanaman sayuran dan bunga dapat segera
berkecambah setelah dipanen. Beberapa jenis biji tanaman buah-
buahan dan tanaman hias memerlukan masa istirahat atau offer
rippening period sesudah dipanen dari lapang. Periode ini biasa
disebut dengan masa dormansi benih.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Menurut Lita S. (1985), benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya
hidup tetapi tidak dapat berkecambah, walaupun ditempatkan pada keadaan yang secara
umum telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan benih. Lebih lanjut Ashari
(1995) menulis bahwa hal ini disebabkan oleh adanya perubahan proses biokimia dan
fisiologi yang terjadi didalam biji mengalami keterlambatan sebelum biji tumbuh menjadi
tanaman. Perubahan ini mencakup pembebasan hormon, proses absorpsi air, difusi oksigen
kedalam biji, difusi CO2 keluar dari biji dan lain sebagainya.
Dormansi benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji, keadaan
fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua faktor tersebut diatas. Contoh kulit biji
yang impermeabel terhadap air dan gas, sering dijumpai pada benih famili leguminosae.
Pada wortel dormansi dapat disebabkan dari proses kemasakan embrio. Dormansi dapat
pula disebabkan oleh kombinasi dari keadaan fisik kulit biji dan keadaan fisiologis embrio.
Tipe dormansi ada dua yaitu dormansi fisik, yang meliputi (1) impermeabilitas kulit biji
terhadap air, (2) resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio dan (3)
permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas. Yang kedua dormansi fisiologis
yang meliputi (1) immaturity embrio, (2) after ripening, dan (3) dormansi sekunder dan (4)
dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio. Cara-cara untuk
memecahkan dormansi adalah dengan (1) perlakuan mekanis, (2) perlakuan kimia, (3)
perendaman dengan air dan (4) perlakuan dengan cahaya (Lita S., 1985).

Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dormansi
pada biji.
2. Mengetahui dan mempelajari cara pemecahan dormansi pada biji.

Kompetensi
1) Mampu menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan dormansi pad abiji.
2) Mampu memahami dan menjelaskan cara pemecahan dormansi pada biji.

Cara Kerja
1. Menyediakan dan mengumpulkan biji-biji yang mempunyai kulit keras seperti biji
sawo, jati emas, trembesi, klerek dan lain sebagainya.
2. Mengamplas, merendam dalam larutan H2SO4 dengan konsentrasi yang berbeda
seperti 1 ml H2SO4 / 1000 ml air ; 2 ml H 2SO4 / 1000 ml air ; atau 3 ml H 2SO4 /
1000 ml air atau didalam air panas selama 30 detik.
3. Membuat perlakuan kontrol (biji tanpa perlakuan).

15
4. Perlakuan percobaan diulang 3 kali.
5. Biji yang sudah diperlakukan dan kontrol dapat ditanam dalam bak
perkecambahan.
6. Dilakukan pengamatan mulai pada hari ke-5 dan seterusnya, yang meliputi :
presentase perkecambahan, jumlah bibit yang tumbuh, panjang bibit dan panjang
akar.
7. Melengkapi dengan tabel pengamatan.

Bahan dan Alat


Bahan :
Biji-biji kernas minimal 150 biji, Amplas, Tanah, Larutan H2SO4

Alat :
Kompor, Pengaduk, Pisau, Bekerglass, Bak perkecambahan, Pipet, Jarum suntik, Pinset,
Germinator, Kikir

Evaluasi
1. Melakukan pengamatan dilapang setelah perlakuan.
2. Memberikan hasil pelaporan dan hasil pengamatan dalam bentuk data melalui
tulisan.

Pertanyaan Tugas
1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan dormansi pada biji.
2. Sebutkan metode mana yang paling baik dari perlakuan yang saudara coba pada
perlakuan pemecahan dormansi. Berikan alasan berdasarkan data saudara.

16
Modul IX : PEMELIHARAAN SAAT INKUBASI JAMUR TIRAM
Topik 9 : Jamur merupakan organisme heterotrof, sehingga jamur tidak dapat
menyediakan makanan sendiri, dengan melalui proses fotosintesa
seperti pada tanaman autotrof dan tanaman pada umumnya. Jamur
mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi, yang dibuat atau
dihasilkan oleh organisme lain untuk memenuhi kebutuhan hidup
jamur selanjutnya. Zat-zat makanan yang penting untuk
pertumbuhan jamur, khususnya pada saat pertumbuhan dan
perkembangan miselium dapat diperoleh langsung dari media tanam
tempat pertumbuhan.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu, karena jamur ini banyak
tumbuh pad amedia kayu yang sudah lapuk. Jamur tiram tumbuh membentuk rumpun
mempunyai percabangan yang cukup banyak. Disebut jamur tiram, karena bentuk tudung
agak bulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tangkai tanaman
tidak berada pada tengah tudung, tetapi posisinya agak ke pinggir. Jamur tiram adalah
salah satu jenis jamur yang sangat enak dimakan, dan mempunyai kandungan gizi yang
cukup tinggi. Kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram putih adalah protein 27%,
lemak 1,6%, karbohidrat 58%, serat 11,5%, abu 9,3% dan kalori 265 kilokalori (Cahaya,
Muchrodji dan Bakrun, 1999).
Inkubasi pada usaha budidaya jamur tiram putih dapat dilakukan cengan cara
menyimpan bbag log yang telah berisi media dengan bibit tanaman. Suhu yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan miselia antara 22-28ºC. Inkubasi dilakukan sehingga seluruh media
tanam berwarna putih merata. Hal ini dapat terlihat 2 minggu setelah masa inkubasi. Media
tumbuh jamur yang sudah berwarna putih ditumbuhi dengan miselia jamur dapat tersebut
setelah tanaman berumur 40-60 hari, kemudian tutup plastik dibuka dan selanjutnya dapat
tumbuh tubuh buah jamur. Setelah waktu satu sampai dua hari jamur yang tumbuh sudah
mencapai pertumbuhan optimal dan setelah itu dapat dilakukan panen. Kondisi lingkungan
yang diperlakukan untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram yaitu pada suhu 16-22ºC
dengan kelembaban 80-90% dan kondisi tersebut harus dipertahankan.

Tujuan
1. Mengetahui cara pemeliharaan jamur tiram putih saat inkubasi sampai tumbuh
tubuh buah dan panen.
2. Melaksanakan pemeliharaan dan panen jamur tiram putih secara baik dan benar.

Kompetensi
1. Mahasiswa mampu memahami ketentuan cara pemeliharaan jamur tiram putih pada
saat inkubasi dengan ketentuan persyaratan.
2. Mahasiswa mampu dan mengerti cara panen jamur tiram putih yang baik dan
benar.

Cara Kerja
1. Meletakkan dan menyusun baglog jamur yang berisi bibit pada rak jamur.

17
2. Bagian lantai tempat rak jamur harus selalu dalam kondisi lembab dengan cara
menyiram air setiap hari dua kali pada bagian tersebut.
3. Ruangan dan tempat tumbuh budidaya jamur tiram diusahakan selalu dalam suhu
22-28 ºC supaya pertumbuhan miselia terbentuk.
4. Saat pertumbuhan tubuh buah dalam ruangan rumah jamur diusahakan dengan
suhu 16-22 ºC dengan kelembaban 80-90%.
5. Meletakkan termohigrometer pada tiang rak yang digunakan untuk mengontrol
lingkungan ruangan rumah jamur.
6. Pengaturan suhu dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara penyiraman atau
penyemprotan air dengan cara setiap hari membuka dan menutup jendela ruangan
rumah jamur.
7. Menaburkan bubuk kapur (CaCo3) pada lantai rumah jamur. Setelah jamur tumbuh
setiap 1 minggu sekali sebanyak 1 kg / 5m2, untuk mencegah hama dan penyakit
saat tubuh buah jamur mulai tumbuh.

Panen
Panen jamur tiram ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Penentuan Saat Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat optimal yang cukup
besar dengan diameter rata-rata 5-10 cm. Pemanenan sebaiknya dapat dilakukan
pada pagi hari untuk mempertahankan kesegaran dan mempermudah pemasaran.
2. Teknik Pemanenan
Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur yang muncul
sampai ke akar-akarnya. Jika ada bagian jamur yang tertinggal saat panen, maka
dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan pada media pertumbuhan dan dapat
merusak pertumbuhan jamur selanjutnya.
3. Penanganan Panen
Jamur yang sudah dipanen tidak perlu dilakukan pemotongan bagian per bagian,
tetapi hanya perlu dibersihkan dari kotoran yang menempel pada bagian akar
tanaman. Dengan cara tersebut, tingkat keberhasilan dari pemanenan akan terjaim
dan daya simpan hasil jamur akan lebih lama.
4. Langlah selanjutnya hasil panen dapat ditimbang dan penimbangan dilakukan
setiap habis panen dan dikemas dalam kantong plastik. Setelah itu dapat dijual atau
kalau tidak atau belum laku dapat disimpan dalam kulkas.

Bahan dan Alat


Bahan :
Bag log dalam rumah jamur, Air, Kapur (CaCo3).

Alat :
Sprayer, Keranjang, Gunting, Termohigrometer, Timbangan, Kantong plastik, Selang.

Evaluasi
1. Jelaskan ciri-ciri jamur tiram putih yang siap dipanen.
2. Jelaskan cara mempertahankan rumah jamur tempat tumbuh jamur dalam kondisi
yang sesuai dengan lingkungan yang dibutuhkan jamur.
3. Mengapa pada saat panen jamur harus dilakukan sampai ke akar-akarnya ?

18
Modul X : PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI
Topik 10 : Pertanian merupakan suatu pola teknologi, yang memerlukan energi,
mengalirkan energi, memproses energi, mengubah energi dan
menghasilkan energi. Usaha berproduksi, tanaman berfungsi sebagai
perangkap yaitu menangkap energi surya, mineral hara dan panas.
Selanjutnya dapat diproses menjadi hasil yang mempunyai nilai
ekonomis.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Sinar matahari adalah sumber energi bagi tanaman untuk melakukan proses
fotosintesa. Intensitas cahaya matahari sampai jatuh ke permukaan bumi selalu lebih kecil
dari pada jumlah yang sampai dipermukaan atas atmosfir bumi. Hal ini tergantung dari
keaadaan cuaca dan tanaman yang menyerap 50% dari energi yang datang pada tanaman,
dari jumlah yang datang hanya 1-3% yang dipergunakan tanaman untuk mendukung
proses kegiatan fotosintesa dan akan diubah menjadi energi atau tenaga.
Faktor tanaman yang dapat berpengaruh terhadap besarnya intensitas cahaya antara
lain adalah letak dan kedudukan daun pada batang, cabang atau ranting, jumlah populasi
tanaman, leaf area index dan cara bercocok tanam.
Usaha mengelola lapang produksi, unsur cahaya harus mendapat perhatian yang
serius. Karena hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau melakukan kegiatan
fotosintesa. Konsep dasar produksi tanaman adalah pengalihan energi surya menjadi
produk tanaman yang digunakan oleh manusia dan hewan dalam berbagai bentuk (Jumin,
2002).

Tujuan
Mengetahui besarnya intensitas cahaya yang sampai pada tanaman yang diukur dengan
alat light meter dalam satuan foot candle.

Kompetensi
1. Mahasiswa mampu memahami fungsi dan peranan daripada sinar matahari pada
budidaya pertanian.
2. Mahasiswa mampu menggunakan alat lightmeter secara baik dan benar.

Cara Kerja
1. Meletakkan alat lightmeter di sekitar pertanaman yang mempunyai ketinggian
berbeda (seperti tanaman perdu, semak atau pohon).
2. Lightmeter ditempatkan pada ketinggian yang berbeda 0 cm (diatas permukaan
tanah), 40 cm dari permukaan tanah dan 60 cm dari permukaan tanah.
3. Penempatan light meter diarahkan pada arah datangnya sinar matahari, mencatat
data yang tampak pada lightmeter selanjutnya dicatat dalam bentuk foot candle.
4. Mengulangi percobaan tersebut diatas masing-masing sebanyak 3 kali dengan arah
yang berlainan seperti arah timur, barat, selatan dan utara.

19
Bahan dan Alat
Bahan :
Tanaman dilapang, yang ada pada saat itu seperti jagung, kacang tanah dan sebagainya.

Alat :
Lightmeter dan meteran

Evaluasi
- Dilakukan pengamatan di lapang mengenai pengaruh adanya sinar.
- Memberikan pelaporan berupa data pengamatan dalam bentuk foot candle dari alat
lightmeter.

Pertanyaan Tugas
1. Apa peranan cahaya terhadap pertumbuhan tanaman ?
2. Apa alasan dari penempatan alat light meter pada ketinggian yang berbeda ?
3. Bagaimana pengaruh dari arah datangnya sinar terhadap data yang diperoleh ?

20
Modul XI : EVALUASI HASIL PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TANAMAN.
Topik 11 : Bab ini merupakan waktu untuk mengumpulkan tugas dari
mahasiswa mengenai pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Data pengamatan dibuat dari hasil pengamatan yang dilakukan
mahasiswa setiap satu minggu sekali.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan umuran, berat dan
atau jumlah sel. Ukuran tanaman sebagai indikator atau petunjuk dari proses pertumbuhan
tanaman yang dapat dilihat secara satu dimensi (misal : mengukur tinggi tanaman) dan dua
dimensi (misal dengan mengukur total luas permukaan daun) dan tiga dimensi (misal
dengan mengukur volume akar) (Lakitan, 1995).

Tujuan
Mengevaluasi sampai seberapa jauh tugas pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Kompetensi
1. Mahasiswa mampu dan memahami proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
2. Mahasiswa mampu dan memahami cara-cara pengamatan pada pertumbuhan
tanaman monokotil dan dikotil.

Cara Kerja
Mahasiswa mengumpulkan keseluruhan data pengamatan pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman monokotil dan dikotil disertai tanamanannya (contoh : jagung, kacang tanah,
kacang hijau).

Bahan dan Alat


Bahan :
- Tanaman tugas Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman monokotil (jagung) dan
dikotil (Kacang tanah, kacang hijau, kedelai).
Alat : -

Evaluasi
1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
2. Jelaskan masa perkembangan tanaman monokotil dan dikotil dimulai.

21
Modul XII : EVALUASI HASIL TUGAS PERKEMBANGBIAKAN
TANAMAN SECARA VEGETATIF
Topik 12 : Bab ini merupakan waktu untuk mengumpulkan semua tugas dari
perkembangbiakan tanaman secara vegetatif. Tugas yang dibawa
adalah hasil praktikum mahasiswa yang dilaksanakan dirumah atau
tempat lain dapat berupa cangkokan atau sambungan.

Nama :
NPM :
Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum


Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui proses
perkawinan. Dengan cara ini maka sifat-sifat tanaman dapat dipertahankan. Perbanyakan
vegetatif dapat dilakukan antara lain dengan cara stek, cangkok, okulasi atau
penyambungan dengan batang.

Tujuan
Mengevaluasi hasil praktek mahasiswa secara cangkok atau sambung.

Kompetensi
1. Mahasiswa mampu dan memahami cara perkembangbiakan secara stek, okulasi
atau grafting.
2. Mahasiswa mengerti fungsi dari masing-masing jenis perkembangbiakan secara
vegetatif.

Cara Kerja
Mahasiswa mengumpulkan tanaman hasil perkembangbiakan secara vegetatif yang sudah
dilaksanakan (misalnya : cangkokan tanaman buah-buahan seperti mangga, jambu,
belimbing dan lain sebagainya).

Bahan dan Alat


Bahan :
Hasil cangkokan atau perkembangbiakan yang sudah dikerjakan oleh mahasiswa.

Alat : -

Evaluasi
1. Jelaskan cara kerja dari perkembangbiakan yang saudara lakukan sebagai tugas.
2. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari macam-macam perkembangbiakan secara
vegetatif yang saudara ketahui.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia (UI
Press). 1 – 468 Hal.

Darmawan, J. dan Justika, S.B. 2010. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Penerbit SITC.
Jakarta. 1-85 Hal.

Harjadi, M.M. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Jakarta. 1 – 195 Hal.

Jumin, H.B. 2002. Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1-216 Hal.

Lakitan, B. 1995. Fisiologi. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo
Persada Jakarta. 1 – 218 Hal.

, 2001. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. 1 –


201 Hal.

Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1985. Plant Physiology (Fisiologi Tumbuhan). Jilid Tiga
Edisi Keempat. Penerbit ITB Bandung I (1 – 225 Hal), II (1 – 158 Hal) dan III (1 –
315 Hal).

Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. CV. Rajawali Jakarta. 1 – 247 Hal.

23

Anda mungkin juga menyukai