Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN KESEHATAN TANAMAN


PNA

ACARA VI
PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN

Oleh:
Khairia Galendary
A1D020182
Kelas B

Asisten Praktikum:
Rozak
Refifa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses kenaikan volume yang bersifat


tidak bolak-balik (irreversible) dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel
dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan
terjadinya perubahan bentuk, dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Pertumbuhan vegetatif tumbuhan adalah pertambahan volume, jumlah, bentuk dan
ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan akar yang dimulai dari
terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal terbentuknya organ
generative.
Pengetahuan tentang stadia pertumbuhan tanaman kedelai sangat penting,
terutama bagi para pengguna aspek produksi kedelai. Hal ini terkait dengan jenis
keputusan yang akan diambil untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal dengan
tingkat produksi yang maksimal dari tanaman kedelai, misalnya waktu pemupukan,
penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, serta penentuan waktu panen.
1. Stadia pertumbuhan vegetatif
Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman mulai muncul ke
permukaan tanah sampai saat mulai berbunga. Stadia perkecambahan dicirikan
dengan adanya kotiledon, sedangkan penandaan stadia pertumbuhan vegetatif
dihitung dari jumlah buku yang terbentuk pada batang utama. Stadia vegetatif
umumnya dimulai pada buku ketiga.
2. Stadia pertumbuhan reproduktif
Stadia pertumbuhan reproduktif (generatif) dihitung sejak tanaman kedelai
mulai berbunga sampai pembentukan polong, perkembangan biji, dan
pemasakan biji
B. Tujuan

Tujuan praktikum ini, yaitu:


1. Mahasiswa memahami teknik pengamatan dan pengukuran pertumbuhan
tanaman
2. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan dan pengukuran pertumbuhan
tanaman secara tepat
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kedelai merupakan jenis tanaman semusim yang banyak


dibudidayakan masyarakat. Tanaman ini adalah salah satu jenis tanaman legum
pangan yang banyak digemari masyarakat sebagai sumber protein karena
mengandung protein sebesar 34% (Rante, 2013). Kedelai dapat tumbuh di daerah
bersuhu panas sekitar 25 – 300C, ketinggian maksimal 500 m dpl, dan pH 5,8 – 7,0
(Haryanti dan Meirina, 2009). Tanaman kedelai memiliki berbagai varietas, salah
satunya yaitu varietas Anjasmoro.
Berikut klasifikasi kedelai varietas Anjasmoro :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max var. Anjasmoro (Sulistyowati dkk, 2015).
Kedelai anjasmoro merupakan salah satu varietas unggul kedelai. Varietas ini
mampu bertoleransi pada naungan 30% dan 50% serta menghasilkan produktivitas
mencapai 2,2 ton/ha (Mawarni, 2011). Kedelai varietas Anjasmoro memiliki warna
kulit biji kuning, mengandung protein 41,80 - 42,10 %, serta lemak 17,20 - 18,60
% (Glinting dkk., 2009).
Tanaman kedelai mampu tumbuh maksimal umur 1,5 bulan. Pertumbuhan
tanaman kedelai dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu
faktor internal yaitu genetik dan varietas tanaman, sedangkan faktor eksternal yaitu
lingkungan salah satunya sinar matahari. Cahaya matahari akan mempengaruhi
fotosintat yang dihasilkan tanaman kedelai dari proses fotosintesis (Supriyadi dan
Koesmaryonoa, 2007). Selain mempengaruhi proses fotosintesis, cahaya matahari
juga akan berpengaruh terhadap arah gerak tanaman. Sebagian besar tanaman akan
bergerak menuju ke arah sumber cahaya, termasuk tanaman kedelai (Sumarno,
2015).
Gerak tanaman yaitu gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan baik dari dalam tanaman maupun dari luar tanaman. Gerak pada
tanaman biasanya tidak terlihat secara langsung karena tanaman bergerak secara
lambat (Kurniasih dkk., 2017). Gerak tanaman adalah salah satu respon yang
diberikan tanaman terhadap rangsangan, baik cahaya, sentuhan, ataupun lainnya.
Setiap tanaman akan mengalami gerak masing-masing sesuai rangsangan yang
diterima. Gerak geotropisme adalah gerak pada tanaman yang dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi bumi dengan memanjangnya akar ke bawah (positif) atau ke
atas (negatif) (Utami dkk., 2017). 5 Gerak tanaman yang menuju sumber cahaya
disebut gerak fototropisme. Gerak ini akan mengakibatkan tanaman melengkung
menuju sumber cahaya (Campbell dan Reece, 2008). Gerak pada tanaman yang
terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan atau
internal adalah penyebab dari gerak endonom, sehingga akan menyebabkan
timbulnya gerak pada tanaman tersebut (Umar dkk., 2016).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu Tanaman kedelai,
Penggaris, Meteran, Tali rafiA, Alat tulis, Hand counter (jika diperlukan)

B. Prosedur Kerja

Praktikum ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:


1. Tentukan sampel tanaman yang akan diamati, misalnya secara diagonal
pada petak percobaan.
2. Amati komponen pertumbuhan vegetatif secara periodik setiap satu minggu
meliputi:
a. tinggi tanaman
b. jumlah daun
c. jumlah daun trifoliate
d. diameter batangjumlah buku Komponen pertumbuhan reproduktif
seperti: 1) jumlah bunga 2) jumlah cabang produktif 3) jumlah polong.
3. Setelah data terkumpul, lakukan analisis data menggunakan metode analisis
inferensial

Anda mungkin juga menyukai