Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

ASPEK BUDIDAYA PERTANIAN


Tugas TM 7. Pola Pertumbuhan

Dosen pengampu:
Sisca Fajriani, SP., MP.

Disusun Oleh:
Nama : Suci Arumdani Bunga Pertiwi
NIM : 205040201111030
Kelas :J

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
POLA PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman pangan hortikultura


yang mudah untuk dibudidayakan. Tanaman yang termasuk dalam keluarga
kacang-kacngan ini sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sejak
dahulu dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, setelah kacang
tanah dan kedelai (Purwono dan Hartono, 2012). Tanaman kacang hijau berasal dari
divisi Tracheophyta, kelas Magnolipsida, ordo fabales, keluarga Fabaceae
(legume), dengan genus Vigna Savi, dan spesies Vigna radiate L. (ITIS, 2011).
Tanaman kacang hijau yang mengandung protein sebesar 22% dan merupakan
salah satu sumber pangan dengan protein nabati ini banyak dibudidayakan untuk
kemudian dimanfaatkan dalam industry makanan olah (Hastuti et al., 2018).
Produktivitas tanaman kacang hijau dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu kesuburan tanah, pengolahan dan penggunaan lahan sebelumnya,
iklim, dan praktik budidaya (Hastuti et al., 2018). Sehingga, ketika faktor-faktor
pendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau tersebut tidak
tersedia dalam keadaan yang seharusnya maka akan peran dan fungsi yang
diberikan tidak akan maksimal dan dapat menurunkan produktivitas penanaman.
Pada dasarnya tanaman kacang hijau dalam hiduppnya melewati fase pertumbuhan
vegetative dan fase pertumbuhan generative. Fase vegetative merupakan fase
pertumbuhan yang dimana sebagian besar membutuhkan karbohidrat dari proses
fotosintesis untuk pemgembangan batang dan cabangnya, akar, dan daun.
Sedangkan, fase produktif atau fase generative membutuhkan karbohidrat untuk
pembentukan bunga, buah, dan biji serta digunakan juga pada pendewasaan struktur
cadangan makanan (Ratini et al., 2019).
Tanaman kacang hijau termasuk ke dalam tanaman C3 yang menyukai
radiasi matahari yang cukup tinggi, dengan terpenuhinya syarat tumbuh, kacang
hijau dapat tumbuh dengan baik (Yuwariyah et al., 2015). Fase pertumbuhan
vegetative tanaman kacang hijau ditandai dengan proses bertumbuhnnya dan
berkembangnya organ-organ vegetative tanaman tersebut seperti berkembangnya
akar dan daun. Fase vegetative tanaman kacang hijau dimulai ketika benih
berkembah. Perkecambahan biji kacang hijau hingga keluar dari tanah terjadi
sekitar 4-5 hari setelah tanam (Gunawan dan Kartina, 2018). Perkecambahan adalah
proses pertumbuhan individu baru pada tanaman yang diawali dengan munculnya
radikula pada suatu biji uji. Ketersediaan air dalam media tumbuh untuk diserap
dan merangsang aktivitas enzim untuk metabolisme perkecambahan dalam biji
mempengaruhi proses perkecambahan dan pertumbuhan kecambah (Putri et al.,
2016). Sistem perakaran tanaman kacang hijau merupakan sistem perkaran tanaman
kacang hijau yaitu perkaran tunggang yang akar-akar lateralnya tegak lurus pada
akar utama. Pada umur 10 HST daun pertama tumbuh. Selanjutnya pada 13 HST
daun berangkai tiga keluar pertama kali muncul. Pada 16 HST daun berangkai tiga
kedua muncul, 24 HST daun berangkai tiga ketiga dan keempat muncul, 30 HST
daun berangkai tiga kelima dan keenam muncul, lalu pada 34 HST daun berangkai
tiga ketujuh dan kedelapan muncul seiring berakhirnya vase vegetative. Fase
vegetative tanaman kacang hijau berlangsung pada umur 0-34 HST, dan sisanya
merupakan vase generative.
Fase berbunga tanaman kacang hijau berlangsung ketika tanaman berumur
35 HST. Untuk mempercepat fase pembungaan tanaman, pemberian pupuk dapat
dilakukan salah satunya dengan pengaplikasian pupuk organik. Menurut hastuti et
al. (2018), fase berbunga tanaman kacang hijau yang umumnya terjadi pada umur
37 HST dapat dipercepat dengan aplikasi pupuk organik menjadi pada umur 35
HST. Menurut Yuwariah et al. (2015), fase pembungaan tanaman kacang hijau
terjadi ketika kacang hijau berada pada umur 35-45HST. Polong muncul pada umur
41 HST, dan pengisian polong terjadi pada umur 45-55 HST. Menurut Gunawan
dan Kartina (2018), pada umur 45 HST polong sudah mulai menghitam dan
mengalami fase pemasakan mulai dari 49 HST kemudian dapat dipanen pada umur
60 HST. Suhu optimum untuk tanaman kacang hijau dapat berbunga yaitu pada
suhu antara 29°-30°C, sedangkan untuk pematangan dan pengisian polong
membutuhkan suhu di atas 30°C (Yuwariah et al., 2015). Tanaman dipengaruhi
oleh suhu untuk laju proses metabolisme. Suhu berpengaruh besar terhadap
perkembangan tanaman, seperti perkecambahan, pembentukan daun, dan inisiasi
organ reproduksi. Tanaman kacang hijau dengan varietas yang berbeda umumnya
memiliki pola tanam yang sama. Dimana, umur 10 HST hingga 30 HST merupakan
pertumbuhan lambat. Kemudian umur 30 HST hingga 50 HST pola
pertumbuhannya lebih cepat, dan pertumbuhannya relative tetap ketika berumur di
atas 50 HST (Lestari et al., 2018).
Berdasarkan fase vegetative dan generative tersebut, berikut ini merupakan
grafik pertumbuhan tanaman kacang hijau,Berdasarkan waktu fase vegetatif dan
generatif tanaman pepaya di atas maka dapat disajikan ke dalam grafik
pertumbuhan tanaman pepaya berikut:

FASE
PEMASAKAN
FASE
PERTUMBUHAN
FASE PERTUMBUHAN CEPAT
LAMBAT

0 10 30 50 60

Hari Setelah Tanam (HST)

Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman kacang hijau, perlu


dilakukan beberapa perawatan. Menurut Andanasari (2019), berikut ini merupakan
pemeliharaan tanaman kacang hijaua yang bisa dilakukan:
1. Penyiraman dan pengairan
Penyiraman dilakukan bergantung dengan konsisi cuaca. Pengairan pada
tanaman kacang hijau yang ditanam pada lahan kering memerlukan pengairan
terutama pada waktu perkecambahan, menjelang masa pembungaan, dan
pembentukan polong.
2. Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan untuk memberikan unsur hara tambahan bagi
tanaman kacang hijau. Pemberian pupuk oragnik menjelang fase generative
dapat mempercepat waktu pembungaan tanaman. Pemberian pupuk sesuai
dengan fase pertumbuhan mampu memaksimalkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
3. Penyulaman
Kegiatan penyulaman merupakan proses mengganti tanaman yang rusak atau
mati dengan tanaman baru. Tanaman pengganti menggunakan tanaman sulam
yang sudah disediakan, sehingga umurnya sama dengan tanaman yang rusak
tersebut. kemudian tanaman hasil sulam ini diberikan perlakuan yang sama
dengan tanaman yang mati.
4. Penyiangan
Penyiangan pada tanaman kacang hijau dapat dilakukan minimal 1 kali dalam
seminggu dan dapat dimulai ketika tanaman berada pada umur 7 HST atau
sama dengan 1 MST. Penyiangan bertujuan untuk mengurangi persaingan
antara gulma yang tumbuh disekitar area pertanaman kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA

Andanasari, R. 2019. Teknik Budidaya Kacang Hijau. [Online].


cybex.pertanian.go.id. diakses pada 11 April 2022.
Gunawan, I., dan Kartina, R. 2018. Pertumbuhan Vegetatif, Akar, dan Nodula
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Akibat Pemberian Kompos
Azolla (Azolla pinnata) Bentuk Pellet dan Calsium Carbonate (CaCO3)
Tanah Ultisols Masam. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan
Teknologi Pertanian. Halaman 196-200.
Hastuti, S. P., Supriyono, Hartati, S. 2018. Pertumbuhan dan Hasil kacang Hijau
(Vigna radiate L.) pada Beberapa Dosis Pupuk Organik dan Kerapatan
tanam. Jurnal Caraka Tani. Volume 33(2): 89-95.
Integrated Taxonomic Information System. 2011. Vigna radiata L. [online].
itis.gov. diakses 11 April 2022.
Lestari, A. A. D., Wijarnako, A., Kuntyastuti, H. 2019. Tanggap Pertumbuhan dan
Hasil Tiga Varietas Kacang Hijau terhadap Lama Genangan. Jurnal
Agronomi Indonesia. Volume 41(1): 32-38.
Purwono, M. S., Hartono, R. 2012. Kacang Hijau. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Putri., R. F., Roslim, D. I., Herman. 2016. Daya Tumbuh kecambahan Waktu
Bertunas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Generasi F3. Fakultas MIPA:
Universitas Riau.
Ratini, N. N., Supardi, I. W., Nurfadhillah, Y. 2019. Pengaruh Photosynthetic
Activity Radiation (PAR) pada Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau
(Brassica rapa var. parachinensis L.). Buletin Fisika. Volume 20(1): 19-
24.
Yuwariah, Y., Ismail, A., Hafhittry, I. N. 2015. Pertumbuhan dan hasil kacang hijau
kultivar Kenari dan No. 129 dalam tumpangsari bersisipan di antara padi
gogo. Jurnal Kultivasi. Volume 14(1): 49-58.

Anda mungkin juga menyukai