Anda di halaman 1dari 15

“PENGARUH BERBAGAI DOSIS AGEN HAYATI TRICHODERMA SP

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY


(Brassica Rapa L.) DI BUKIK GOMPONG ORGANIC GARDEN”.

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH :

SASMITA KESUMA
NIM. 20253241018

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2023
1.1 Latar belakang

Tanaman pakcoy (Brassica Rapa L.) merupakan salah satu jenis sayuran

yang gemar dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Menurut Haryanto et al.,

(2003) tanaman pakcoy telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun lalu dan termasuk

ke dalam famili Brassicaceae. Tanaman pakcoy pertama kali ditemukan di China

dan telah dilakukan perluasan budidaya tanaman pakcoy melewati abad ke- 5

diseluruh bagian China dan Taiwan. Pada abad ini pembudidayaan tanaman pakcoy

meluas di Asia Tenggara meliputi Thailand, Filiphina, Malaysia dan Indonesia..

Tanaman ini memiliki nama lain yaitu sawi sendok dikarenakan bentuknya

sedikit serupa dengan sendok. Kebutuhan masyarakat terhadap sayuran sawi sehari-

harinya relatif cukup tinggi sehingga tanaman sawi sangat potensial dibudidayakan

untuk menjadi sayuran yang komersial dan memiliki prospek pasar yang baik.

Kandungan yang terdapat pada sawi berupa protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe,

Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Setiap 100 g daun segar tanaman sawi

mengandung yaitu 6.460 SI vitamin A; 0,09 mg vitamin B, dan 120 mg vitamin C

(Haryanto, Suhartati dan Rahayu, 2002).

Tanaman pakcoy memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan cocok

dikembangkan di daerah subtropis maupun tropis. Salah satu upaya untuk mencapai

hasil tanaman pakcoy yang optimal ialah dengan tidak menimbulkan dampak

negatif terhadap kualitas tanah jangka panjang akibat dari penggunaan pupuk kimia

yang berlebihan yaitu dengan pemberian pupuk orgnanik. Penggunaan pupuk

organik merupakan gerakan kembali ke pertanian organik yang dilandasi oleh

kesadaran pentingnya menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup.


Menurut Mayrowani (2012) pertanian organik modern merupakan sistem budidaya

pertanian yang menggunakan bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia.

Pertanian organik ini bertujuan untuk menyediakan produk-produk pertanian atau

bahan pangan yang aman bagi masyarakat sebagai konsumen dan tidak merusak

lingkungan sekitar.

Menurut Udiyani (2003) menyatakan bahwa dampak penggunaan pupuk

kimia yang dilakukan secara intensif dapat menurunkan kesuburan tanah, dapat

menyebabkan pencemaran tanah dan air. Untuk mengurangi masalah tersebut,

maka penggunaan bahan organik penting dilakukan, agar dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman serta tetap menjaga kesuburan tanah. Upaya dalam

meningkatkan kesuburan tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman pakcoy,

yaitu dengan penggunaan Thrichoderma sebagai agen hayati yang membantu

mendregradasi bahan organik sehingga lebih tersedianya hara bagi pertumbuhan

tanaman (EPA. 2000 ; Viterbo et al., 2006).

Trichoderma sp merupakan jamur saprofit yang dapat berkompetisi dan

dapat mengambil nutrisi yang dibutuhkan jamur lain dalam tanah. Peranan

Trichoderma sp yang mampu berkompetisi dengan jamur lain namun sekaligus

berkembang baik pada perakaran menjadikan keberadaan jamur ini dapat berperan

sebagai biokontrol dan memperbaiki pertumbuhan tanaman (Setyowati, 2003).

Selain dengan tersedianya Trichoderma sp sebagai dekomposer dapat

mempengaruhi proses pelapukan dan memiliki kemampuan antagonis terhadap

penyakit tular tanah. Dalam proses dekomposisi Trichoderma sp dapat mengurai

bahan organik seperti karbohidrat, terutama selulosa dengan bantuan enzim

selulose.
Keunggulan yang dimiliki jamur Trichoderma sp adalah mudah

diaplikasikan, harganya murah, tidak menghasilkan racun (toksin), ramah

lingkungan, tidak mengganggu organisme lain terutama yang berada di dalam

tanah, serta tidak meningkatkan residu di tanaman maupun di tanah (Puspita, 2006).

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut maka di lakukan kegiatan

percobaan dengan judul “Pengaruh Berbagai Dosis Agen Hayati Trichoderma

Sp Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa

L.) Di Bukik Gompong Organic Garden”.

1.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan adalah :

1. Meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy menggunakan agen hayati

trichoderma sp.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan agen hayati trichoderma sp terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy.

3. Membandingkan berbagai dosis penggunaan agen hayati trichoderma sp

pertumbuhan tanaman pakcoy.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sawi Pakcoy (Brassica Rapa L )

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran

yangtermasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan

telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat

serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili

dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina,

Malaysia, Indonesia dan Thailand. (Setiawan, 2014). Menurut (Setiawan, 2014).

Klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L
2.1.1 Morfologi Tanaman pakcoy

a. Akar

Tanaman pakcoy mempunyai sistem perakaran tunggang yang dapat

tumbuh sedalam 30-50 cm dan cabang akar pakcoy memiliki bentuk bulat panjang

7 yang tumbuh menyebar ke segala arah yang berfungsi untuk menyerap unsur hara

dan air yang berada di tanah (Setyanigrum dan Saparinto, 2011).

b. Batang
Tanaman pakcoy memiliki batang yang sangat pendek dan beruas-ruas

sehingga hampir tidak kelihatan. Fungsi dari batang pakcoy yaitu sebagai

penopang daun (Setyaningrum dan Saparinto, 2011).

c. Daun

Pakcoy memiliki daun yang berbentuk oval, berwarna hijau tua, mengkilat,

tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, daunnya tersusun berbentuk spiral rapat

dan mempunyai tangkai. Daun pakcoy memiliki tangkai berwarna putih atau hijau

muda dan berdaging. Tanaman pakcoy dapat tumbuh sekitar 15-30 cm. Daun

pakcoy memiliki permukaan yang sangat halus dan tidak mempumyai bulu

(Dermawan, 2010).

d. Bunga

Bunga tanaman pakcoy berwarna kuning dan mempunyai struktur yang

tersusun dalam tangkai bunga panjang dan bercabang banyak. Kuntum bunga terdiri

empat helai kelopak, empat helai mahkota, empat helai benang sari dan satu buah

putik yang mempunyai rongga. Bunga pakcoy melakukan penyerbukan secara

langsung dengan bantuan dari serangga atau manusia (Sunarjono, 2013).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Pakcoy

Pakcoy merupakan tanaman subtropics (daerah beriklim sedang) dan

toleran terhadap suhu yang panas. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah rendah 8

yang memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan dan bersuhu 27°C-32°C.

Pakcoy dapat dipanen pada saat berumur 30-45 hari (Sukmawati, 2012). Menurut

Sutirman (2011) pakcoy mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanah

indonesia sehingga dapat dikembangkan. Daerah untuk penanaman pakcoy dimulai


dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun

biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter

sampai 500 meter di atas permukaan lautsehingga tanaman ini cocok dibudidayakan

pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi dan dapat tumbuh di daerah yang

memiliki suhu panas dan suhu dingin. Tanaman pakcoy tahan terhadap air hujan

sehingga dapat di tanam sepanjang tahun, jika pada musim kemarau tanaman

pakcoy harus disiram secara teratur.

2.2.1 Tanah

Tanaman sawi pakcoy dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun

dataran tinggi, pada umumnya daerah penghasil sawi berada di ketinggian 100-500

mdpl. Keadaan tanah yang di kehendaki adalah tanah yang gembur, banyak

mengandung humus dan memiliki drainase yang baik (Haryanto dkk,2002).

2.2.2 Iklim

Tanaman sawi pakcoy merupakan tanaman yang hidup di daerah sub tropis.

Tanaman sawi pakcoy tergolong tanaman yang tahan terhadap curah hujan yang

tinggi, akan tetapi jika kadar air terlalu tinggi maka hasil panen kurang maksimal.

Pertumbuhan sawi pakcoy memerlukan kelembaban udara berkisaran antaran 80-

90% (Cahyono,2003).

2.2.3 Cahaya Matahari

Tanaman sawi pakcoy merupakan organisme yang bersifat autotrof

sehingga memerlukan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Selain itu, cahaya

matahari juga dapat mengaruhi hormon pertumbuhan terutama auksin, di mana

cahaya yang berlebihan dapat merusak hormone auksin sehingga dapat


menghambat pertumbuhan batang. Intensitas cahaya matahari juga memengaruhi

laju penguapan pada daun. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari, maka

semakin tinggi laju penguapan.

2.3 Jamur Trichoderma sp.

Jamur Trichoderma sp. merupakan salah satu agen antagonis yang bersifat

saprofit dan bersifat parasit terhadap jamur lain. Jamur ini termasuk Eukariota,

Divisi : Deuteromycota Kelas : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Famili :

Moniliaceae Genus : Trichoderma Pada umumnya jamur Trichoderma sp. hidup

di tanah yang lembab, asam dan peka terhadap cahaya secara langsung.

Pertumbuhan Trichoderma sp. yang optimum membutuhkan media dengan pH 4-

Kemampuan jamur ini dalam menekan jamur patogen lebih berhasil pada tanah

masam dari pada tanah alkalis. Kelembaban yang dibutuhkan berkisar antara 80-

90%. Pada media Potato Dextrose Agar (PDA) akan terlihat koloni yang khas

seperti obat nyamuk bakar seperti terlihat pada gambar 2. Jika diamati secara

mikroskopis terlihat hifa dan konidiaspora berbentuk seperti buah anggur seperti

pada gambar 3. Mekanisme kerja jamur Trichoderma sp. sebagai agen

pengendalian hayati adalah antagonis terhadap jamur lain. Penekanan patogen

berlangsung dengan proses antibiosis parasitisme, kompetisi O2 dan ruang yang

dapat mematikan patogen tersebut. Sistematika dari jamur Trichoderma sp.

(Rejeki,2007).
Gambar 2. Koloni jamur Gambar 3. Hifa dan Spora jamur
Trichoderma harzianum Trichoderma harzianum

Salah satu jenis Trichoderma sp. adalah Trichoderma harzianum merupakan

salah satu jenis jamur yang mampu berperan sebagai pengendali hayati karena

mempunyai aktivitas antagonistik yang tinggi terhadap jamur patogen tular tanah.

Jamur ini termasuk jenis jamur tanah, sehingga sangat mudah didapatkan di

berbagai macam tanah, di permukaan akar berbagai macam tumbuhan, juga dapat

diisolasi dari kayu busuk atau serasah. Koloni T. harzianum pada awal inkubasi

akan berwana putih yang selanjutnya berubah menjadi kuning dan akhimya berubah

menjadi hijau tua pada umur inkubasi lanjut.

Jamur Trichoderma harzianum mempunyai tingkat pertumbuhan yang

cepat, spora yang dihasilkan berlimpah, mampu bertahan cukup lama pada kondisi

yang kurang menguntungkan. Daya antagonistik yang dimiliki Trichoderma

harzianum disebabkan oleh kemampuannya dalam menghasilkan berbagai macam

metabolik toksik seperti antibiotik atau enzim yang bersifat litik serta kemampuan

kompetisi dengan patogen dalam memperebutkan nutrisi, oksigen, dan ruang

tumbuh (Wahyudi, dkk, 2005). Menurut Suwahyono dan Wahyudi (2004),

mekanisme pengendalian jamur pathogen oleh Trichoderma harzianum secara


alamiah dapat dikelompokan menjadi tiga fenomena dasar yang bekerja simultan

yaitu:

1. Antibiosis, menghasilkan enzim dinding sel jamur juga menghasilkan

senyawa antibiotic yang termasuk kelompok furanon yang dapat menghambat

pertumbuhan spora dan hifa jamur pathogen (sebagai fungisida).

2. Sebagai dressing dicampur bersama pupuk cair atau dapat dicampur

bersama pupuk atau herbisida melalui permukaan saluran irigasi atau dalam bentuk

kering ke tanah (sebagai bahan campuran pupuk) (Anonim, 2004).

3. Pemberian Trichoderma harzianum mampu meningkatkan jumlah akar

dan daun menjadi lebar.

2.3.1 Manfaat Trichoderma

Trichoderma sp. merupakan salah satu agen pengendali hayati yang efektif,

dapat menghasilkan enzim ekstraseluler sehingga memungkinkan baginya untuk

bersaing dengan jamur lain dalam memanfaatkan residu tanaman sebagai bahan

nutrisi serta menghambat pertumbuhan jamur fitopatogenik seperti spesies

Fusarium, Phytium, dan Rhizoctonia (Rejeki, 2007). Sifat Trichoderma yang

kosmopolit juga disebabkan karena kapang ini memiliki kemampuan menghasilkan

berbagai macam metabolit sekunder, tahan terhadap zat penghambat yang

dihasilkan mikroorganisme lain, selain itu juga kapang ini ternyata relatif resisten

terhadap zat fungistatis (Eveleigh,1985) dan bahkan terhadap senyawa sintetik

kimia seperti: karbon disulfide, kaptan, kloropikrin, formalin, alii alkohol, metil

bromida dan Iain-lain.


III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan ini telah dilaksanakan selama 8 minggu yang berlangsung dari

bulan Maret-Mei 2023. Percobaan dilaksanakan di Bukik gompong oragnic garden,

Nagari koto gadang guguk, kecamatan gunung talanag, Kabupaten Solok, Provinsi

Sumatera Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain ember, cangkul, seedbag, penggaris,

knapsack sprayer, gembor, timbangan, alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari trichoderma, pupuk

kandang ayam, benih pakcoy, polybag,

3.3. Perlakuan

Perlakuan yang di buat pada kegiatan ini terdiri dari 2 perlakuan :

1. Perlakuan A : kontrol (tidak menggunakan teknologi).

2. Perlakuan B : 30 gr/polybag

3. Perlakuan C : 40 gr/polybag

4. Perlakuan D : 50 gr/polybag

Setiap perlakuan menggunakan 5 sampel, sehingga terdapat 20 sampel.

3.4 pelaksanaan

3.4.1 Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan yaitu tanah dan pupuk kandang ayam dengan

pebandingan 1 : 1. Seluruh media tanam yang digunakan dicampur sampai rata, dan
di diamkan selama 3 minggu. Setelah 3 minggu selanjutnya campuran media tanam

diisikan ke dalam polibag ukuran 18 x 20 cm sampai padat. Setelah pengisian

polibag selesai selanjutnya polibag disusun menjadi dua kelompok sesuai dengan

perlakuan. Kemudian polibag disiram dengan air dan diletakkan di dalam rumah

pembibitan.

3.4.2 Persemaian

Wadah semai berupa seedbed yang di isi dengan media tanam berupa tanah.

Tanah di isi hingga 3/4 wadah lalu basahi menggunakan air, lalu buat sistem

persemaian berupa larikan. Benih pakcoy di semai selama 2 minggu yang di

letakkan di dalam greenhouse persemaian setelah itu dilakukannya pindah tanam

ke dalam polybag yang telah di isi oleh campuran media tanam. Ciri-ciri bibit yang

sudah siap pindah tanam adalah ketika benih yang disemai sudah menumbuhkan

dua daun pertama (kotiledon) dan dua daun sejati (daun yang memiliki tulang) ,

keadaan sehat dan tidak terkena penyakit.

3.4.3 Penanaman

Setelah media tanam siap dan bibit berumur 2 minggu, maka penanaman

siap dilakukan. Sebelum melakukan penanaman polybag yang berisi media tanam

dan media persemaian di siram terlebih dahulu hingga lembab. Penanaman

dilakukan dengan menyabut bibit yang terdapat di dalam seebed lalu langsung

menanam kedalam lubang tanam yang telah disiapkan pada polybag yaitu 1 lubang

per polybag. Penanaman di lakukan pada sore hari setelah intensitas cahaya

matahari berkurang.
3.4.4 Perlakuan Tricoderma, sp

Perlakuan yang diberikan adalah pengaruh berbagai dosis Trichodrma sp

pada tanaman pakcoy. Perlakuan Tricodherma sp di berikan pada saat 1 minggu

setelah tanaman di pindahkan ke polybag atau pada umur 3 minggu setelah tanam.

Pengaplikasi perlakuan di lakukan dengan cara menaburkan secara melingkar di

sekitar perakaran tanama. Perlakuan yang dimaksud adalah : Polybag A = tanpa

perlakuan/ Polybag B = 30 gr/tanaman/ Polybag C = 40 gr/tanaman/ Polybag D =

50 gr/tanaman (Daniar, 2012).

3.5 Pemeliharaan

3.5.1 Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada sore hari pada saat inensitas cahaya matahari

cukup rendah. Penyiraman dilakukan 1 kali sehari, apabila turun hujan maka tidak

perlu dilakukan. Penyiraman dilakukan dengan membasahi media dengan

menggunakan air. Tujuan penyiraman adalah untuk menjaga kelembaban dan

tanaman tidak mengalami kekeringan serta membantu dalam penyerapan unsur

hara.

3.5.2 Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan tangan, dengan

mencabut gulma yang tumbuh di dalam polibag tanam. Penyiangan dilakukan untuk

mengurangi persaingan antara gulma dengan tanaman dalam penyerapan unsur hara

dan mencegah penguapan yang tinggi. Penyiangan dilakukan sesuai dengan

pertumbuhan gulma.
3.5.3 Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dapat dilakukan baik secara manual dengan mengambil

hama secara langsung maupun pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan

karena sudah menggunakan Tricoderma sp. sebagai agen hayati.

3.5.4 Panen

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 35 HSPT atau sebelum muncul

bunga. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan pisau/parang untuk

mendongkel tanah pada bedengan. Cara membongkar tanaman dari bedengan

dilakukan hati-hati untuk mencegah kerusakan daun.

3.6 Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan yang diamati pada tanaman pakcoy antara lain :

a. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman di ukur menggunakan penggaris yang di ukur dari pangkal

batang hingga ujung daun terpanjang. Pengukuran tinggi tanaman di lakukan 4 kali

di mulai dari 1 minggu setelah pindah tanam sampai tanaman berumur 4 mingu.

b. Panjang daun (cm)

Panjang daun di ukur dengan cara mengukur daun terpanjang dari masing-

masing sampel menggunakan penggaris. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman

berumur 1 MSPT sampai panen dengan interval waktu pengamatan 1 minggu sekali

sebanyak 4 kali pengamatan sampai tanaman packcoy panen.

c. Lebar daun (cm)

Lebar daun yang di ukur adalah daun yang terlebar dari masing-masing sampel.

Perhitungan lebar daun dilakukan setiap kali pengamatan. Pengamatan dilakukan

pada saat tanaman berumur 1 MSPT sampai panen dengan interval waktu
pengamatan 1 minggu sekali sebanyak 4 kali pengamatan sampai tanaman packcoy

panen.

d. Jumlah daun (helai)

Jumlah daun dihitung mulai dari daun muda yang telah membuka sempurna

sampai daun yang paling tua. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 1

MSPT sampai panen dengan interval waktu pengamatan 1 minggu sekali sebanyak

4 kali pengamatan sampai tanaman packcoy panen.

e. Berat tanaman persampel (kg)

Berat tanaman sampel di peroleh dengan cara menimbang berat tanaman

packcoy yang menjadi sampel, dilakukan pada saat tanaman packcoy panen pada

35 hari setelah pindah tanaman dan lakukan penimbangan dengan menggunakan

timbangan analitik.

Anda mungkin juga menyukai