TINJAUAN PUSTAKA
A. Pakcoy
termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China Selatan dan China Pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih
sefamili dengan Chinesse vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Rhoeadales
Famili: Brassicaceae
Genus: Brassica
berbentuk oval, berwarna hijau tua dan mengkilat, tidak membentuk kepala,
tumbuh agak tegak atau setengah mendatar. Tersusun dalam spiral rapat, melekat
pada batang yang tertekan. Tangkai daun berwarna putih atau hijau muda, gemuk
dan berdaging. Bunga berwarna kuning pucat. Tinggi tanaman mencapai 15-30
cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai
varietas. Pakcoy kurang peka terhadap suhu dibanding sawi putih, sehingga
tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih tinggi. Pakcoy ditanam dengan
kerapatan tinggi yaitu sekitar 20-25 tanaman/meter². Pakcoy memiliki umur panen
singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari pada suhu 0 ºC
dan memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, sehingga tanaman ini cukup
rendah dan dataran tinggi juga tidak terlalu berbeda yaitu meliputi penyiapan
umumnya digunakan untuk bahan sup atau sebagai hiasan (garnish). Bisa ditanam
di dataran rendah dan dataran tinggi, tetapi yang baik di dataran tinggi, cukup
sinar matahari, aerasi sempurna (tidak tergenang air) dan pH tanah 5,5-6. (Edie
pengendalian OPT, harus diawali dengan pengenalan jenis hama dan penyakit
yang ada pada tanaman sawi, sehingga pada saat pelaksanaan pengendalian
OPT dapat dilakukan dengan tepat. Menurut Haryanto dan Suhartini (2002),
berikut ini adalah jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman pakcoy :
Gejala seperti daun bagian dalam yang terlindungi oleh daun bagian
adalah ulat titik tumbuh atau Crocidolomia binotalis Zell. Ulat ini
jumlahnya 30-80 butir tiap kelompok. Telur ini akan menetas dalam
jangka waktu 1-2 minggu dan setiap hari jumlah telurnya akan bertambah.
Setelah menetas ulat akan melalap habis daun yang berada disekitarnya.
bercak tersebut adalah kulit ari daun yang tersisa setelah dagingnya
dimakan hama. Selanjutnya daun menjadi berlubang karena kulit ari daun
Ulat yang baru menetas warnanya hijau muda. Setelah dewasa warna
berlubang tetapi tidak merata. Sering pula dijumpai jalur-jalur bekas lendir
sangat dekat dan menggerombol. Penyebab dari gejala tersebut adalah ulat
Thepa javanica.
Penyebabnya adalah cacing bulu Cut worn yang menghuni tanah serta
bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya
yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Salah satu tanaman
yang yang juga bisa digunakan sebagai pestisida nabati adalah tanaman
mengkudu.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Genus : Morinda
yang umumnya memiliki batang pendek dan banyak cabang dengan ketinggian
pohon sekitar 3-8 m di atas permukaan tanah serta tumbuh secara liar di hutan-
berbagai tipe lahan dan iklim pada ketinggian tempat dataran rendah sampai 1.500
m diatas permukaan laut dengan curah hujan 1500– 3500 mm/tahun, pH tanah 5-
tersusun berhadapan dan bertangkai pendek. Daunnya tebal, lebar dan mengkilap.
Bentuk daun lonjong menyempit kearah pangkal (Ribka dan Dewi 2011). Daun
hadapan, ujung meruncing dan bertepi rata dengan ukuran panjang 10- 40 cm dan
lebar 15-17 cm. Bunga mengkudu berwarna putih, berbau harum dan mempunyai
kain, daun muda/pucuk batang untuk sayuran dan obat, dan terutama buah tuanya
yang sudah masak sebagai bahan baku pembuatan jus/sri buah, dengan manfaat
obat yang sangat luas dan mujarab. Serangkaian penelitian yang dilakukan oleh
aktif sebagai anti mikroba, terutama bakteri dan jamur. Senyawa antrakuinon
scolopetin sangat efektiv sebagai unsure anti peradangan dan anti alergi (Bangun
xylostella yang tertinggi yaitu 70,00 %, pada perlakuan ekstrak daun mengkudu
400 g/liter air. Jika persentase mortalitas hama tinggi maka jumlah pupa dan
jumlah imago yang terbentuk akan rendah. Ekstrak daun mengkudu (Morinda
Ada beberapa jenis serangga yang dapat dibasmi dengan pestisida alami dari
ekstrak buah mengkudu, antara lain: semut merah, belalang, ulat daun, kutu putih,
dan berbagai serangga yang menyerang tanaman. Pestisida ini juga dapat
dimanfaatkan untuk membasmi hama ulat sawi (Plutella xylostella L). Kematian
ulat sawi setelah disemprot ekstrak mengkudu mencapai 90-100% (Hasnah dan
Nasril 2009).
D. Hipotesis
konsentrasi 50% paling baik dalam mengendalikan hama utama pada tanaman
pakcoy serta mampu memberi pengaruh terbaik pada pertumbuhan dan hasil
tanaman pakcoy.