Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Pengertian Hama dan Penyakit Tumbuhan

Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yangmengganggu dan merugikan
tanaman yang diusahakan manusia.Apabila asalnya bukan dari binatang gangguan itu akan
disebut penyakit, misalnya gangguan dari virus, bakteri, jamur, tumbuh-tumbuhan yang
bertingkat rendah atau yang sedikit lebih tinggi,kekurangan unsur-unsur makanan dan lain-
lainnya (Pracaya, 1992).

“Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ
tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatanfisiologis sehari-hari. Secara singkat
penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal” (Pracaya, 2003: 320).
Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika tanaman tersebut dapatmenjalankan
fungsi-fungsi fisiologis dengan baik, sepertipembelahan danperkembangan sel, pengisapan air
dan zat hara, fotosintesis dan lain-lain.Gangguan pada proses fisiologis atau fungsi-fungsi
tanaman dapatmenimbulkan penyakit.

Rahmat Rukmana dan Sugandi Saputra (2002: 11) menyatakan, Penyakit tanaman
adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal,cukup jelas menimbulkan gejala yang
dapat dilihat, menurunkan kualitasatau nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang
cukup lama.Tanaman sakit adalah suatu keaadaan proses hidup tanaman yang menyimpang
dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap
perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunya kuantitas dan kualitas hasil.Penyakit
pada tanaman budidaya biasanya disebabkan olehCendawan, Bakteri, Virus dan faktor
lingkungan (iklim, tanah, dan lain-lain).

Pada umumnya masih banyak petani yang belum tahu jelas mengenaiperbedaan hama
dan penyakit, sehingga pada waktu akan memberantashama keliru dengan mengatakan bahwa
itu penyakit. Akibatnya, obat yang digunakan bisa keliru, misalnya memberantas ulat dengan
fungisida (pestisida yang seharusnya digunakan untuk pengendalian jamur). Perbedaan antara
binatang dan tumbuh-tumbuhan penggangu. Bakteri, jamur danvirus termasuk golongan
tumbuh-tumbuhan pengganggu. Sedangkan wereng, bekicot, tungau, kutu-kutu dan tikus
termasuk golongan binatang pengganggu.Binatang pengganggu : dapat berpindah tempat,
pada umumnyamakan bahan organik, jarang sekali yang mempunyai klorofil, dandinding selnya
berupa protein. Tumbuhan pengganggu : tetap pada tempatnya tidak bisa berpindah tempat
dengan bebas, pada umumnya yang diserap bahan anorganik, pada umumnya mempunyai
klorofil yang dapat digunakan untuk asimilasi, dan dinding selnya berupa selulosa atau
hidrokarbon.

2.2 Deskripsi Tanaman Kubis dan Brokoli

Kubis yang nama latinnya Brassica merupakan salah satu genus yang memiliki
keragaman spesis. Hampir 40 spesies dari Brassica tersebar diseluruh dunia. Sebagian besar
tumbuh didaerah beriklim sedang, dan beberapa diantaranya bahkan tumbuh diiklim subartik.
Beberapa tanaman umumnya diketahui sebagai crucifer yang sangat dikenal oleh masyarakat
karena manfaatnya bagi kesehatan dan kandungan gizinya yang tinggi juga berguna bagi
manusia. Beberapa diantara tanaman kubiskubisan merupakan sayuran daun dan akar setahun
dan dua-tahunan. Kubis- kubisan adalah tanaman herba dikotil setahun dan dua-tahunan;
bentuk duatahunan umumnya ditanam sebagai tanaman setahun. Ketika berupa kecambah
muda, berbagai tanaman kubis-kubisan akan sulit dibedakan, tetapi tidak lama kemudian
masing-masing mengembangkan karakteristik yang dapat dibedakan (Vincent, 1998).

Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak, yang lazim ditanam di
Indonesia antara lain, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan kale. Jenis kubis-
kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea var. sylvestris, yang tumbuh di sepanjang
pantai Laut Tengah, pantai Inggris, Denmark, dan sebelah utara Perancis Barat (Dalimartha,
2000).

Kepala kubis lebih tepat digambarkan sebagai tunas akhir tunggal yang besar, yang
terdiri atas daun yang saling bertumpang-tindih secara ketat, yang menempel dan melingkupi
batang pendek tidak bercabang. Tinggi tanaman umumnya berkisar antara 40 dan 60 cm. Pada
sebagian kultivar, pertumbuhan daun awalnya memanjang dan tiarap. Daun berikutnya secara
progresif lebih pendek, lebih lebar, dan lebih tegak, dan mulai menindih daun yang lebih muda.
Pembentukan daun yang terus berlangsung dan pertumbuhan daun terbawah dari daun yang
saling bertumpang-tindih meningkatkan kepadatan kepala yang berkembang. Bersamaan
dengan pertumbuhan daun, batang juga lambat laun memanjang dan membesar. Pertumbuhan
kepala bagian dalam yang terus berlangsung melewati fase matang (keras) dapat
menyebabkan pecahnya kepala. Variabel komoditas yang penting adalah ukuran kepala,
kerapatan, bentuk, warna, tekstur daun, dan periode kematangan (Vincent, 1998).

Tanaman brokoli merupakan tanaman yang tergolong perdu dengan sistem perakaran
yang dapat mencapai kedalaman 60-70 cm, sehingga tanaman ini tumbuh dengan baik dan
subur bila ditanaman pada tanah berpori dan gembur.Klasifikasi ilmiah tanaman brokoli
termasuk famili brassicaceae atau kubis-kubisan (Pasaribu, 2007). Brokoli memiliki kemiripan
dengan bunga kol dalam hal kenampakan luarnya, namun berbeda dalam warna curd bunga,
brokoli biasanya berwarna hijau sedangkan bunga kol berwarna putih dan pertumbuhanya lebih
lama. Brokoli termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap panas. Brokoli merupakan tanaman
yang sangat peka terhadap temperatur, terutama pada periode pembentukan bunga. Kisaran
temperatur optimum untuk pertumbuhan dan produksi brokoli adalah 15,5-180C. Brokoli
tersusun dari bunga-bunga (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Brokoli adalah sayuran yang digemari masyarakat karena dikenal mempunyai


kandungan gizi tinggi. Brokoli merupakan salah satu jenis sayur yang sangat berguna bagi
tubuh yang mampu mengatasi beberapa penyakit antara lain adalah memperkecil resiko
terjadinya kanker kanker, mengurangi resiko terkena katarak, membantu melawan anemia,
mengurangi resiko terkena spina bifida yaitu salah satu jenis gangguan kelainan tulang
belakang (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Daftar Pustaka

Pracaya. 1992. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Pracaya. 2003. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.

Rahmat Rukmana dan Uu Sugandi Saputra. 2002. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian.

Yogyakarta: Kanisius.

Vincent, and Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2 : Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi 2. Penerbit

ITB: Bandung. Hal 113-114

Dalimartha, S. 2000. Cara Meningkatkan Budidaya Kubis. Yogyakarta : Yayasan Sarana

Wahajaya.

Pasaribu, A. 2007. Analisis Usahatani Brokoli di Desa Cibodas Kecamatan Lembang Bandung

Barat [skripsi] . Bandung :Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Bandung.

Rubatzky,V.E dan Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi, dan Gizi, alih bahasa

Catur Herison. Bandung :Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai