Anda di halaman 1dari 3

TITIS SETIAJI

210421018

AGRIBISNIS

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Irawan Wibisonya, S.P., M.Si.

14 JULI 2022

1. Penjelasan:
a) Hama tanaman yaitu semua organisme atau binatang yang karena aktifitas hidupnya
merusak tanaman sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagi manusia.
b) Contoh jenis hama:
➢ Hama jenis serangga:
1) Wereng coklat (Nilaparvata lugens), menyerang tanaman padi.
2) Walang sangit (Leptocorisa acuta), menyerang biji padi yang masih muda dan
lunak. Akibatnya biji padi menjadi kosong, kadang berisi, tetapi isinya tidak
sempurna.
3) Kutu daun (Aphis sp.), merusak beberapa jenis tanaman.
➢ Hama dari kelompok burung:
1) Baya (Ploceus philippinus).
2) Bondol hijau (Erythrina prasina Sparman).
3) Burung gereja (Passer montanus Oates).
➢ Hama dari kelompok mamalia:
1) Bajing (Callosciurus notatus Boddaert), merusak pohon kelapa.
2) Codot (Cynopterus sphink Vahl) yang gemar memakan bunga pisang, buah pepaya,
dan jambu biji.
3) Kera bedes (Macaca fascicularis Raffles) yang seringkali menyerang lading ubi
kayu, jagung, dan padi.
c) Kerugian akibat timbulnya hama pada tanaman:
➢ Kerugian Secara Kuantitas
Yaitu dapat berupa buah gugur sebelum masak, pertumbuhan tanaman tidak
normal, tanaman muda layu dan mati yang semuanya dapat berakibat hasil produksi
panen menurun.
➢ Kerugian Secara Kualitas
Yaitu dapat berupa berubahnya produksi panen dalam bentuk perubahan warna,
rasa, bentuk fisik tidak sempurna atau rusak.
➢ Kerugian secara ekonomi
Yaitu biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
2. Yang menyebabkan adanya kemiripan antar jenis serangga:
Dalam dunia hewan terdapat pengkasifikasian hewan. Pengklasifikasian ini bisa berdasar alat
gerak, bentuk tubuh, cara berkembang biak, dll yang disebut dengan klasifikasi taksonomi.
Jadi beberapa serangga yang memiliki sifat dan bentuk yang hampir sama mungkin karena
serangga tersebut masuk dari salah satu sub klasifikasi taksonomi.
Contoh:
Burung gereja dengan burung pipit. Dimana mereka termasuk dalam filum chordata.
Contoh kerusakannya:
Kerusakan pasa tanaman padi yang hampir panen atau sudah panen. Dimana burung pipit dan
gereja memakan padi

3. Bentuk pengendalian terhadap hama diluar pengendalian secara kimiawi dan contohnya:
1) Pengendalian hama secara kultur teknis
Prinsip pengendalian hama secara kultur teknis/bercocok tanam adalah
menciptakan kondisi agro ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan dan perkembangbiakan
hama tanaman. Sehingga dapat nengurangi laju peningkatan populasi hama.
Contoh:
➢ Penggunaan varietas tanam
Varietas yang ditanam tidak selalu sama setiap musimnya, setelah menanam
varietas padi IR 64 dilanjutkan dengan menanam padi varietas Inpari. (ini merupakan
pergiliran varietas yang dilakukan agar memperpanjang masa ketahan varietas terhadap
wereng coklat, wereng hijau, atau penyakit yang disebabkan oleh patogen yang mudah
berubah ras/patotipenya.
➢ Penggunaan sistem jarak tanam
Jarak tanam padi ada dua jenis, yaitu jarak tanam sama sisi (tegel) dan jarak tanam
yang setiap 2-4 baris tanaman dibiarkan kosong satu baris atau disebut jajar legowo.
Pada tanaman padi jajar legowo, wereng hijau kurang aktif berpindah antar rumpun
sehingga penyebaran tungro terbatas (Widiarta 2003). Tikus lebih senang merusak
tanaman padi yang berada di tengah petakan, pada pertanaman jajar legowo, semua
tanaman menjadi beradi di pinggir,sehinggu tikus kurang betah tinggal di petakan.
2) Pengendalian hama secara hayati
Pengendalian secara hayati adalah pengendalian hama atau penyakit dengan
memanfaatkan agens hayati (musuh alami) yaitu predator, parasitoid, maupun patogen
hama.
Contoh:
➢ Predator (binatang yang ukuran tubuhnya lebih besar sebagai pemangsa yang memakan
binatang yang lebih kecil sebagai mangsa) ; contohnya memanfaatkan ular sebagai
predator hama tikus atau kumbang coccinelid sebagai pemangsa kutu daun.
➢ Parasitoid (binatang yang hidup diatas atau didalam tubuh binatang lain yang lebih
besar yang merupakan inangnya) ; contoh trichoderma sp, sebagai parasit telur
penggerek batang padi. Berdasarkan target yang diserangnya, parasitoid dapat
dibedakan menjadi parasitoid telur, parasitoid larva, dan parasitoid pupa.
➢ Patogen hama (mikroorganisme penyebab penyakit organisme hama), organisme
tersebut meliputi nematoda, protozoa, rikettsia, bakteri atau virus ; contoh
paecilomyces sp. jamur patogen telur nematoda puru akar.

4. Macam-macam klasifikasi gulma:


1) Berdasarkan pada morfologi daun
➢ Berdaun lebar
Umumnya gulma seperti rumput yang berdaun sempit (grassy atau grasslike)
tergolong dalam Mononcotyledoneae. Gulma yang tergolong Monocotyledoneae
umumnya mempunyai bentuk pertumbuhan tak bercabang dengan daun sempit
berbentuk garis bertulang daun sejajar.
➢ Berdaun sempit
Umumnya gulma seperti rumput yang berdaun lebar tergolong dalam
Dicotyledoneae. Gulma yang tergolong Dicotyledoneae umumnya mempunyai bentuk
pertumbuhan bercabang dengan daun lebar, bertulang daun seperti jala.
2) Berdasarkan daur hidup atau sejarah hidup
➢ Tahunan (annual)
Tanaman annual sering disebut juga tanaman musiman atau tanaman satu musim.
Golongan ini meliputi pertumbuhan yang melengkapi daur hidup selama satu tahun
atau kurang (dari perkecambahan biji ke produksi biji). Gulma tahunan merupakan
segmen tunggal terbesar gulma seluruh dunia.
Ciri-ciri gulma semusim: umur kurang dari satu tahun, organ perbanyakan dengan
biji, mati setelah biji masak, dan produksi biji melimpah.
➢ Dua-Tahunan (biennual)
Tumbuhan ini hidup lebih dari 1 tahun tetapi kurang dari 2 tahun. Selama fase
pertumbuhan pertama, bibit semai biasanya berkembang secara vegetatif menjadi
bentuk roset. Kemudian pada periode dingin diikuti pembentukan bunga, buah, dan
kemudian terjadi kematian.
➢ Menahun (perennial)
Tumbuhan semacam ini tumbuh lebih dari dua tahun, atau bertahun-tahun tak
terbatas. Mereka dicirikan oleh pertumbuhan batang yang selalu diperbaharui dari
tahun ke tahun berikutnya berasal dari sistem perakaran sama. Herba perennial tunggal
(Simple herbaceaous perennial) berkembang dari biji dan secara normal tidak
berkembang dari organ vegetatif. Namun demikian, kalau terjadi perlukaan atau
terpotong, maka potongan tersebut biasanya tumbuh lagi (regenerate).

5. Konsep dan prinsip dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT)


1) Budidaya tanaman sehat
Menciptakan tanaman yang tumbuh sehat dan kuat. Kegiatan pemilihan varietas
tepat, pengolahan tanah, pengairan yang teratur, pemupukan berimbang, penyemaian,
pemeliharaan tanaman, hingga penanganan hasil pasca panen.
2) Pemanfaatan mush alami
Adanya musuh alami mampu menekan populasi hama, diharapkan di dalam
agroekosistem terjadi keseimbangan, sehingga populasi hama tidak melampaui ambang
toleransi tanaman.
3) Pengamatan rutin
Ekosistem pertanian dinamis, terjadi perubahan-perubahan yang keberadaan
keberadaan hama di lahan. Segala bentuk perubahan tersebut harus dipantau melalui
kegiatan pengamatan. Pengamatan seputar kegiatan budidaya yang dilakukan untuk
memperoleh informasi yang selanjutnya menjadi dasar tindakan yang dilakukan.
4) Petani menjadi ahli PHT
Petani adalah penanggung jawab, pengelola, dan penentu keputusan di lahan
sawahnya sendiri. Sehingga petani harus mandiri dan mampu untuk menerapkan prinsp
teknologi PHT di lahannya sendiri. Keahlian ini dapat diperoleh dari SL-PHT dan
pengalaman lanjutan dari penerapan PHT di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai