Anda di halaman 1dari 4

PENGGOLONGAN DAN SEBAB

TERJADINYA HAMA TANAMAN

Menurut National Academic of Sciences (NAS) (1971), hama Organisme


yang menyebabkan :
 Rusaknya tanaman budidaya dan tanaman liar
 Berkurangnya kualitas dan kuantitas makanan, pakan ayam, pakan
ternak, tanaman serat, merusak hasil selama panen, pengolahan,
permasaran, penyimpanan, dan penggunaan.
 Berpindahnya jasad-jasad penyakit kepada manusia, tanaman, dan
hewan yang mempunyai nilai ekonomi.
 Terlukai atau terganggunya hewan yang berguna dan manusia.
 Rusaknya material bangunan rumah dan perabotan rumah tangga.

Smith (1983) mendefinisikan, hama adalah


Semua organisme atau agensia biotik (serangga, vertebrata,
tungau, bakteri, virus, cendawan, cacing/nematoda, dan tumbuhan
atau gulma) yang merusak tanaman atau hasil tanaman dengan
cara-cara yang bertentangan dengan kepentingan manusia.

Hama digolongkan menjadi :


1. hama potensial,
2. hama utama,
3. hama reguler,
4. hama tidak penting,
5. hama sewaktu-waktu, dan
6. hama endemik.
Hama potensial adalah semua organisme yang berpotensi
menimbulkan kerugian pada manusia. Pada saat
organisme tersebut berstatus sebagai hama potensial
perkembangan populasinya terhalangi oleh kondisi
lingkungan (fisik dan biotik). Apabila kondisi lingkungan
(fisik dan biotik) menunjang perkembangan populasi
organisme tersebut, maka mungkin saja diantaranya akan
berubah status menjadi hama utama (key pest)
Hama utama (key pest) yaitu hama yang selalu ada dan menyebabkan
kerugian secara ekonomi dengan persentase yang lebih
bersar daripada hama lainnya. Misalnya hama penggerek
buah kopi (Hipothenemus hampei), Hama penghisap buah
lada (Dasynus piperis china) dll.

Hama tidak penting (minor pest), adalah hama yang menyerang


tanaman, tetapi hanya sedikit sekali menyebabkan
kerugian secara ekonomi.. Hama ini timbulnyapun hanya
sewaktu-waktu, maka disebut juga hama sewaktu-waktu
(occasional pest).

1
Hama reguler (reguler pest) adalah bila suatu spesies hama selalu
timbul, misalnya hama tikus pada tanaman kelapa sawit,
sebab hama ini selalu timbul di mana saja dan
menyebabkan kerugian secara ekonomi, meskipun
intensitas dan luas serangannya bervariasi antar musim.

Hama endemik (endemic pest) adalah hama yang selalu timbul di


tempat atau daerah tertentu, sedangkan di daerah lain
jarang terjadi. Misal hama gajah di Rajabasa Lama
Lamtim.

SEBAB-SEBAB TERJADINYA HAMA TANAMAN

(1) Tingkat keragaman ekosistem


Tingkat keragaman ekosistem adalah banyaknya spesies-spesies
tanaman yang diusahakan pada suatu areal agroekosistem dan pada
waktu yang sama. Bila satu spesies saja yang diusahakan disebut
monokultur, sedang bila lebih dari satu spesies disebut polikultur.
 Sistem pertanaman beranekaragam (polikultur) berpengaruh
terhadap keragaman spesies dan populasi herbivora (hama).
 Pengaruh tersebut ada yang menguntungkan yaitu dapat
mengurangi populasi serangga hama, namun ada yang merugikan
karena dapat meningkatkan populasi hama tertentu.
 Umumnya pada pertanaman polikultur, jumlah spesies-spesies
herbivora poliphag lebih tinggi dibandingkan dengan spesies
monophag. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mencari inang.
Pada agroekosistem beragam spesies monophage mengalami
kesulitan untuk menemukan inangnya, sehingga akan berdampak
pada menurunnya laju imigrasi dan kolonisasi. Faktor-faktor lain
seperti kesukaan akan tanaman inang tertentu (preferensi),
kecepatan memilih tanaman inang, adanya musuh alami juga
sangat berpengaruh.
 Populasi spesies predator dan parasitoid cenderung lebih tinggi
pada pola pertanaman polikultur dibandingkan dengan monokultur.
Hal ini berkaitan dengan ketersediaan nektar (madu), mangsa (bagi
predator) dan host (bagi parasitoid) serta habitat mikro pada
pertanaman polikultur.
(2) Pengelolaan tanaman
Pengelolaan tanaman (crop management) dengan kata lain teknik
budidaya adalah aktivitas untuk menumbuhkan tanaman, yaitu mulai
dari memilih benih, mengolah tanah, menyiram/mengairi, memupuk,
menghendalikan gulma, mengatur jarak tanam, dan memanen.
Setiap tahap kegiatan tersebut memungkinkan berkembangnya hama
tanaman tertentu setelah berada di areal pertanaman.
2
(3) Varietas unggul yang rentan
Arah pemuliaan tanaman sering tidak memasukkan unsur daya tahan
varietas terhadap serangan hama, yang diutamakan adalah sifat-sifat
yang berhubungan langsung dengan potensi hasil yang maksimal,
seperti umur pendek, tahan rebah, daun-daun tegak, responsif
terhadap pupuk. Masalah hama yang timbul dianggap dapat
ditanggulangi dengan paket pestisida. Keterbatasan varietas unggul
ini merupakan kelemahan yang selalu menyebabkan timbulnya
masalah serangan hama.
(4) Keanekaragaman genetik
Dalam ekosistem alami (misalnya hutan) interaksi antara tanaman
inang dengan hamanya merupakan hal yang mantap. Maksudnya
tanaman yang tahan tetap mempertahankan sifat tahannya tersebut.
Lain halnya dengan varietas tanaman yang dibudidayakan yang
merupa-kan hasil pemuliaan, dimana daya tahan genetik varietas-
varietas tersebut sempit atau ditentukan oleh gen tunggal, sehingga
daya tahan varietas tersebut terhadap hama tertentu menjadi rentan.
Tekanan seleksinya terhadap populasi hama memaksa hama
tersebut untuk beradaptasi dan menyeleksi dirinya dan berkembang
menjadi biotipe/ras baru yang sanggup merontokkan daya tahan
tanaman inang hasil pemuliaan tadi. Dengan demikian timbullah
masalah serangan hama yang bersangkutan yang kadang-kadang
sulit dikendalikan.
(5) Menanam satu varietas terus menerus tanpa pola
Dengan tujuan untuk mencapai hasil yang maksimum ada sejumlah
petani yang berusaha menanam suatu varietas tanaman secara
terus menerus sepanjang tahun, tanpa diikuti dengan penerapan pola
tanam. Dengan demikian dalam hamparan lahan yang luas terdapat
satu varietas tanaman dalam semua tingkatan umur dari semaian
sampai tanaman siap panen. Agroekosistem seperti ini menyediakan
makanan dalam jumlah yang cukup dan terus menerus bagi hama-
hama tanaman, sehingga hama-hama dapat tumbuh dan
berkembang biak dengan baik mencapai jumlah populasi yang
merusak atau merugikan secara ekonomis.

(6) Musim tanam yang salah


Pada tanaman semusim, musim tanam di suatu daerah tidak selalu
sama, namun selalu berkaitan dengan ketersediaan air. Pada daerah
irigasi musim tanam tergantung dari tersedianya air pada sumber dan
saluran irigasi, sedangkan di daerah yang tidak beririgasi musim
tanam tergantung dari kapan hujan mulai turun (musim hujan).
Penanaman yang terlalu cepat atau terlambat umumnya akan
menimbulkan masalah serangan hama tertentu, namun sebaliknya
keterlambatan penanaman dapat menghindari serangan hama
tertentu. Jadi dalam hal fenologi umur tanaman dengan serangan
hama perlu dipelajari secara kasus per kasus.
3
(7) Immigrasi
Makhluk-makhluk hidup, termasuk yang tergolong hama, mampu
bermigrasi dari suatu tempat ke tempat lain, sering sampai melewati
batas-batas negara yang melalui rintangan geografis yang luas.
Migrasi yang terjadi dapat secara aktif dengan tenaga sendiri,
ataupun pasif dengan bantuan angin, terbawa barang yang dikirim
antar negara, terbawa kendaraan dan lain sebagainya.
Setelah sampai di tempat yang baru hama-hama tersebut
membentuk asosiasi yang baru dengan inangnya. Bila inangnya
tidak memiliki daya tahan alamiah dan tidak terdapat musuh alami
yang efektif, maka populasi hama tadi dapat berkembang sehingga
menjadi wabah. Misalnya, hama kutu loncat lamtoro (Heteropsylla
cubana) pertama kali ditemukan di daerah Bogor sekitar bulan Maret
1986, hanya dalam beberapa bulan saja dilaporkan sudah tersebar
hampir di seluruh wilayah Indonesia dan berkembang menjadi wabah
yang mematikan sampai ratusan ribu pohon lamtoro.

(8) Dampak negatif penggunaan pestisida


Penggunaan pestisida sering menimbulkan masalah baru seperti
membunuh organisme bukan sasaran (parasitoid dan predator),
resistensi dan resurgensi hama, serta perubahan fisiologi tanaman.
Hal-hal tersebut dapat menyebabkan tingginya populasi hama di
lapangan.

Anda mungkin juga menyukai